Tugas Studi Islam 3 Fanny

6
TUGAS STUDI ISLAM 3 FANNY EVELYNA U B100110046 KELAS A Prinsip-Prinsip Islam Tentang Psikologi 1. Manusia Tentang Pandangan Islam Memang secara tegas dan gamlang al-Qur’an mengemukakan bahwa manusia pertama diciptakan dari unsur tanah dan ruh llahi mulai proses,namun tidak dijelaskan rinciannya. Isyarat menyangkut sisi psikis,rohaninyah manusia dikemukakan dalam uraian al-Qur’an tentang sifat-sifatnya yang positif/negatif, serta pada ayat-ayat yang berbicara tentang fitrah, nafsu,ruh dan akal. Yang kita perlukan di sini sebetulnya ialah menemukan bagaimana al-Qur’an member makna pada konsep-konsep dasar tentang manusia. Dengan perkataan lain,kita mengidentifikasikan istilah-istilah al-Qur’an tentang manusia, kemudian mengenal semantik dari setiap istilah itu, sebagai mana digunakan dalam al-Qur’an. Tidak kurang pentingnya adalah memahami konsep tentang potensi dan struktur kemanusian. 1. Fitrah Dari segi bahasa kata fitrah, terambil dari kata Fathir yang berarti belahan.Fitrah manusia adalah apa yang menjadi kejadiannya/bawaannya sejak lahir. ”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurs kepada agama (yang benar) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia itulah

description

yyu

Transcript of Tugas Studi Islam 3 Fanny

Page 1: Tugas Studi Islam 3 Fanny

TUGAS STUDI ISLAM 3

FANNY EVELYNA U

B100110046

KELAS A

Prinsip-Prinsip Islam Tentang Psikologi

1. Manusia Tentang Pandangan Islam

Memang secara tegas dan gamlang al-Qur’an mengemukakan bahwa manusia pertama diciptakan dari unsur tanah dan ruh llahi mulai proses,namun tidak dijelaskan rinciannya. Isyarat menyangkut sisi psikis,rohaninyah manusia dikemukakan dalam uraian al-Qur’an tentang sifat-sifatnya yang positif/negatif, serta pada ayat-ayat yang berbicara tentang fitrah, nafsu,ruh dan akal.

Yang kita perlukan di sini sebetulnya ialah menemukan bagaimana al-Qur’an member makna pada konsep-konsep dasar tentang manusia. Dengan perkataan lain,kita mengidentifikasikan istilah-istilah al-Qur’an tentang manusia, kemudian mengenal semantik dari setiap istilah itu, sebagai mana digunakan dalam al-Qur’an. Tidak kurang pentingnya adalah memahami konsep tentang potensi dan struktur kemanusian.

1. Fitrah

Dari segi bahasa kata fitrah, terambil dari kata Fathir yang berarti belahan.Fitrah manusia adalah apa yang menjadi kejadiannya/bawaannya sejak lahir.

”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurs kepada agama (yang benar) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”(QS Ar-Ruum/30:30)

Merujuk kepada makna fitrah yang disebut di atas,maka dari ayat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia sejak asal kejadiannya telah diciptakan oleh Allah membawa potensi keragaman yang benar,yang diartikan oleh ulama sebagai tauhid.Fitrah keagamaan tersebut telah ada sejak awal kejadian manusia dan ia tidak dapat dielakan olehnya walaupun boleh jadi diabaikan atau tidak diakuinya. Menurut kepada makna fitrah dari segi bahasa yang dikemukakan diatas,dan sejumlah ayat-ayat Al-Qur’an dapat disimpulkan bahwa fitrah: “Unsur system dan tata kerja yang diciptakan oleh Allah pada makhluk sejak awal kejadianya sehingga menjadi bawaannya.

Page 2: Tugas Studi Islam 3 Fanny

2. Nafs

Kata nafs dalam al-Qur’an mempunyai aneka makna, antara lain diartikan sebagai totalitas manusia seperti antara lain maksud QS.Al-Maidah:32, dan apa yang terdapat dalam diri manusia yang menghasilkan tingkah laku,seperti firman Allah berikut ini:

“…sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…”(QS.Ar-ra’d: 11).

Nafs dalam pengertian kaum sufi adalah sesuatu yang melahirkan sat tercela an perilaku buruk”. Pengertian kaum sufi ini sama dengan penjelasan kamus besar bahasa Indonesia yang antara lain menjelaskan arti kata nafsu,sebagai “Dorongan hati yang kuat untuk berbuat kurang baik”. Walaupun al-Qur’an menegaskan bahwa manusia berpontensi positif dan negatif,namun diperoleh pula isyarat bahwa hakekatnya potensi positif manusia lebih kuat dan potensi negatifnya,hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat dari,daya tarik kebaikan. Karena itu, manusia dituntut agar memelihara kesucian nafs dan tidak mengotorinya (QS.As-Syam:9-10). Di sisi lain ditemukan pula isyarat bahwa nafs merupakan wadah. Firman Allah dalam surat Ar-ra’d:11 yang menyatakan bahwa “Allah telah merubah nasib suatu kaum sampai mereka merubah apa yang terdapat dalam nafs mereka” mengisaratkan hal tersebut. Apa yang terdapat dalam nafs dalam konteks ayat ini adalah idea dan kemampuan keras. Tetapi bukan hanya idea dan kemauan yang ditampung oleh wadah nafs, didalamnya juga terdapat apa yang kita namai nirani.

Al-Qur’an menjelaskan adanya tiga macam tingkat nafs,sesuai kecerahan dan kegelapan: Nafsul Muthmainnah (yang tenag),nafsul Lawamah (yang mengecam an menyesalin kesalah) dan nafsul ammarah bisu ( yang selalu mendorong manusia mearah negative )

Apa yang terdapat dalam nafs dapat juga muncul dengan mimpi, oleh al-Qur’an pada garis besarnya dibagi dalam dua bagian pokok. Pertama dinamainya ru’yah dan kedua dinamainya adhghasu ahlam; yang pertama dipahami dengan gambaran/simbul dari perstuwa-peristiwa yang telah,sedang dan atau dialami dan yang belum /tidak terlintas dalam benak yang memimpikannya, sedang yang kedua lahir ari keresahan dan atau perhatian manusia terhadap sesuatu,serta hal-hal yang telah berada dibawah sadarnya.

3. Qalb

Kata qalb terambil dari akar kata yang bemakna membalik,karena seringkali ia berbolak-balik,sekali senang sekali susah,sekali setuju dan sekali menolak,ia amat bepotensi untuk tidak konsisten. Al-Qur’an pun menggambarkan demikian,ada yang baik,ada pula sebaliknya. Berikut beberapa contoh:

1. Sesungguhnya yang demikian terdapat peringatan/pengajaran bagi yang memiliki qalbu atau mencurahkan pendengaran yang menjadi saksi (QS.Qaf:37)

2. Kami jadikan/campakan didalam qalbu orang yang mengikutinya (Isa as) kasih saying dan rahmat (QS.al-Hadid:37)

3. Kami akan campakan kedalam hati mereka rasa takut (QS.Ali-Imran:151)4. Dia (Allah) menciptakan keimanan dan menghiasinya di qalbu kamu (QS.al-

Hujurat:7)

Page 3: Tugas Studi Islam 3 Fanny

Dari ayat-ayat di atas terlihat bahwa qalbu adalah wadah dari pengajaran,kasih saying,takut,dan keimanan. Dari isi qalbu yang dijelaskan oleh ayat di atas (demikian juga ayat-ayat yang lain) dapat di tarik kesimpulan bahwa qalbu menampung hal-hal yang diketahui/disadari oleh pemiliknya. Ini merupakan salah satu perbedaan qalbu dan nafs.

Dalam ayat qalb yang merupakan wadah itu dipahami dalam arti “alat” seperti dalam Firman-Nya: “Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu kamu tidak mengetahui sesuatu,maka Dia memberikan kamu (alat) hati,agar kamu bersyukur (menggunakan-Nya untuk memperoleh pengetahuan )”(QS.an-Nahl:78).

Memberikan qalb adalah salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan. Imam Ghazali member contoh mengenai qalb sebagai wadah pengetahuan serta cara mengisinya.”kalau kita membayangkan satu kolom yang digali di tanah, maka untuk mengisinya dapat dilakukan dengan mengalirkan air sungai dari atas ke dalam kolam itu; tetapi bias juga dengan menggali dan menyisikan tanah yang memenuhi kolam dan air itu,lebih jernih dari air sumgai yang mengalir dari atas”. Kolam adalah qalb, Air adalah pengetahuan, Sungai adalah panca indra dan eksprimen. Sungai (panca indra) dapat di bending /ditutup,selama masa tanah yang berada dikolam (qalb) dibersihkan agar air (pengetahuan) dari mata air memancarkan keatas (kolam)

4. Ruh

Berbicara tentang ruh dalam Al-Qur’an menjelaskan dalam surat al-Isra ayat 85 berikut ini:”Mereka bertanya tentang ruh,katakanlah ruh adalah urusan Tuhanku, kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit”(QS.al-Isra;85)

Apa yang dimaksud tentang pertanyaan ruh di sini? Subtansinya?,kekekalan kefanaan, kebahagiaan atau kesengsaraannya?tidak jelas. Selaim itu, apa yang dimaksud dengan”kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit? Sehingga ada informasi “sedikit tentang ruh,missalnya gejala-gejalanya? Ataukah yang sedikit itu adalah ilmu pengetahuan kita,tidak termasuk didalamnya ruh karena ilmu kita sedikit.

Demikianlah terlihat al-Qur’an bebicara tentang ruh dalam makna yang beraneka ragam, sehingga sungguh sulit untukmenetapkan maknanya apalagi berbicara tentang subtansinya.

Dalam beberapa hadits di singgumg tentang ruh,misalnya sabda Nabi:

“Ruh-ruh adalah himpunan yang teroganisir yang saling mengenal akan bergabung yang tidak saling mengenal akan saling berselisih”. Demikian, kembali kita bertanya, apa itu ruh? Jawabanya kembali di Firaman Allah di atas, ruh adalah urusan Tuhanku, kamu tidak diberi pengetahuan kecuali seikit.

5. Aql (akal)

Kata Aql dapat dipahami bahwa ia antara lain adalah:

Pertama , daya untuk memahami dan menggambarkan sesuatu. Seperti Firman-Nya: ”Demikian itulah perumpamaan-perumpamaan kami kepada manusia tetapi tidak ada yang memahaminya kecuali orang–orang alim (berpengetahuan)”(QS.al-Ankabut:43).

Page 4: Tugas Studi Islam 3 Fanny

Kedua, dorongan moral,seperti dalam Firman-Nya: “….dan janganlah dekati perbuatan-perbuatan keji yang nampak atau tersembunyi jangan juga membunuh jiwa yang diharapkan oleh Allah kecuali dengan sebab yang benar,demikian itu di wasiatkan Tuhankepadamu, semoga kamu memiliki dorongan moral meninggalkanya.

Ketiga, daya untuk mengambil pelajaran dan kesimpulan seta”hikmah”. Untuk maksud ini biasanya digunakan kata “rusyd”. Daya ini menggabungkan kedua daya diatas, sehingga ia mengandung daya memahami, daya menganalisa dan menyipulkan serta dorongan moral yang disertai dengan kematangan dalam ber”fikir”.

Akal digunakan al-Qur’an untuk ketiga makna itu, sehingga kita dapati bahwa daya pikir semata atau daya rasa pun, belum lagi mencerminkan makna sebenarnya dari akal,tetapi dia adalah dorongan moral untu k melakukan kebaikan dan menghindar dari kesalahan, karena adanya untuk berpikir, memahami persoalan.

Ruhaninyah dalam kenyataan empiris dan argumentatif merupakan fungsi tetinggi bagi manusia. Ia ibarat “sang komando”yang menentukan hidup dan tidaknya seluruh fungsi kemanusiaan. Ruh itu ibarat”bagi peralatan Elektronik. Dengan demikian ruhaninyah memiliki posisi strategi dalam pembentukan manusia idaman; “insane kamil”.

Manusia mentahapi tingkat-tingkat baik fisik dan psikis dengan hokum yang sudah ditentukan (QS.al-Insyiqaaq/84:19-20). Aspek –aspek jism, natiyyah dan hewaniyah mungkin akan mesetelah mencapai puncaknya tetapi aspek nafs, aqal, qolb, ruhiyah sepertinya dapat terus ditingkatkan.

Jadi, manusia memiliki kesempatan untuk mencapai berbagai jenjang: Jenjang fisik, emosionalitas, intelektualitas, spiritualitas, ruhaniyah. Jenjang tersebut juga dan menggambarkan kualitas beradapan manusia.