Tugas Septin Agustina
-
Upload
titin-agustina -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Tugas Septin Agustina
1
Berikut ini beberapa ayat dalam Al Quran tentang kematian.
1. Al Baqarah:
019. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap
gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena
(mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang
kafir.
028. Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
094. Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu
khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian (mu),
jika kamu memang benar.
095. Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya,
karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan
Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.
132. Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya`qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih
agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
161. Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka
itu mendapat la`nat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya.
180. Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda)
maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapa dan karib
kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
NAMA : SEPTIN AGUSTINA W
NIM : 012.06.0039
TUGAS : Ayat dalam al-qur’an & hadits mengenai KEMATIAN
DOSEN : Pak Munawwir Sazali, SHI, MHI
1
243. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung
halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka
Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan
mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur.
2. Ali Imran:
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam.
145. Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia,
niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki
pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
168. Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak
turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak
terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang
yang benar."
185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
3. An Nisaa:
078. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu
di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan,
mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu
bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)".
Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu
(orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
4. Al An’aam:
1
002. Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal
(kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada
pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu
(tentang berbangkit itu).
122. Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami
berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di
tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada
dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah
Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.
061. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan
diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan
malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.
093. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan
terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada
diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan
seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di
waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah
nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena
kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena)
kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
5. Al Mu’minuun:
099. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian
kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke
dunia),
100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali
tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan
mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.
6. Al Ahzaab:
1
016. Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan
diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu
tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja".
7. Ad Dukhaan:
034. Sesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu benar-benar berkata,
035. "tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan
dibangkitkan,
8. Al Waaqi’ah:
060. Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak
dapat dikalahkan,
9. Al Jumu’ah:
007. Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan
kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha
Mengetahui akan orang-orang yang zalim.
008. Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka
sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan
kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".
10. Al Munaafiquun:
010. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
saleh?"
011. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila
datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
11. Al Haaqqah:
1
027. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.
12. Yunus:
049. Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula)
kemanfa`atan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah." Tiap-tiap umat
mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).
13. Al Hijr:
099. dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).
14. As Sajdah:
011. Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan
mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.
15. Muhammad:
020. Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?"
Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di
dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam
hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut
mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.
027. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut nyawa
mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?
16. Al Anbiyaa’:
034. Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu
(Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?
035. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan.
17. Al Mu’minuun:
015. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
1
18. Al Ankabuut:
057. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami
kamu dikembalikan.
19. Luqman:
034. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari
Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia
akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
20. Az Zumar:
030. Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).
042. Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang
belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia
tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berfikir.
Pengetahuan Allah terhadap ruh:
"Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh" Katakanlah, "Ruh itu urusan
Tuhan-ku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit." QS. Al-Israa' (17), Ayat 85
Takdir Allah, setiap mahluk hidup akan mati:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.“QS. Al-Imran (3), Ayat 185
“Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kami
lah kamu akan dikembalikan. ” QS. Al-Anbiya` (21), Ayat 35
Kita tidak akan tahu kapan dan dimana kita akan dipanggil-Nya:
1
"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan
Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan
tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.“QS: Luqman (31), Ayat 34
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang
waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-
Munafiqun (63), Ayat 11
Sikap ketika mengalami musibah:
“(yaitu) org2 yg apabila tertimpa musibah, mereka berkata:
‘Innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya lah kami
kembali."
QS. Al Baqarah (2), Ayat 156
Yang kita bawa hanyalah 3 perkara
�ال� إ �ه� ع�م�ل �ه� ع�ن �ق�ط�ع� ان ان� �س� �ن اإل� م�ات� �ذ�ا إ ق�ال� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ن�� أ ة� �ر� ي ه�ر� �ي ب
� أ ع�ن�
م�ن�
�ه� ل �د�ع�و ي �ح- ص�ال �د- و�ل و�� أ �ه� ب �ف�ع� �ت �ن ي - �م ل ع� و�
� أ �ة- ار�ي ج� ص�د�ق�ة- م�ن� �ال� إ �ة- ث �ال� ث
Daripada Abu Hurairah bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Apabila seseorang itu
meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara, sedekah jariah,
ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang soleh mendoakan untuknya.
Tentang hal ini, diingatkan oleh Allah dalam (QS an-Nisaa’ [4]: 78)
�د� ن ع� م�ن� ه�7ذ�ه� �وا �ق�ول ي �ة8 ن ح�س� �ه�م� �ص�ب ت �ن� و�إ �د�ة- ي م�ش� وج- �ر� ب ف�ي �م� �ت �ن ك �و� و�ل �م�و�ت� ال �م� �ك �د�ر�ك ي �وا �ون �ك ت �م�ا �ن ي� �أ
�اد�ون� �ك ي ال� � �ق�و�م ال ء� ه�7ؤ�ال� ف�م�ال� �ه� �د�الل ن ع� م�ن� Hل� ك ق�ل� �د�ك� ع�ن م�ن� ه�7ذ�ه� �وا �ق�ول ي �ة8 Lئ ي س� �ه�م� �ص�ب ت �ن� و�إ �ه� �الل � �
Mا ح�د�يث �ف�ق�ه�ون� ي
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan:
“Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan:
1
“Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi
Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikitpun?
Ayat lainnya, dalam Surah Yunus 49
ون� خ�ر�� �أ ت �س� ي ف�ال� �ه�م� ل ج�
� أ اء� ج� �ذ�ا إ ج�ل8� م�ة-أ� أ Lل� �ك ل �ه� اء�الل ش� م�ا �ال� إ �ف�عMا ن و�ال� ا Sض�ر �ف�س�ي �ن ل م�ل�ك�
� أ ال� �ق�ل� �
�ق�د�م�ون� ت �س� ي و�ال� Mاع�ة �س�
Katakanlah: “Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan
kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah”. Tiap-tiap umat mempunyai ajal.
Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).
Ingatlah apa yang disebutkan oleh Allah dalam surah Ali Imran:
ف�ق�د� �ة� ن �ج� ال �د�خ�ل� و�أ �ار� الن ع�ن� ح�ز�ح� ز� ف�م�ن� �ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي �م� ك ج�ور�� أ �و�ف�و�ن� ت �م�ا �ن و�إ �م�و�ت� ال �ق�ة� ذ�ائ �ف�س- ن �ل\ ك
ور� �غ�ر� ال �اع� م�ت �ال� إ �ا �ي الد\ن �اة� ي �ح� ال و�م�ا ف�از�
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam
Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.” (Ali ‘Imran: 185)
Kematian Adalah Peringatan bagi mereka yang masih hidup. Peringatan untuk
mempersiapkan diri menghadapi kematian dan setelah kematian (alam kubur hingga
datangnya yaumul hisab).
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS ali
Imraan [3]: 102)
Sumber: http://www.artikel.majlisasmanabawi.net/ayat-kematian-ingatlah-kamu-pasti-mati/
1
Hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Akan datang masanya kita berpisah dengan dunia
berikut isinya. Perpisahan itu terjadi saat kematian menjemput, tanpa ada seorang pun yang
dapat menghindar darinya. Karena Ar-Rahman telah berfirman:
ع�ون� ج� ت�ر� �ل�ي�ن�ا إ و� ت�ن�ة� ف� ي�ر� ال�خ� و� ر� ب�الش� ن�ب�ل�وك�م� و� و�ت� ال�م� ة� ذ�ائ�ق� ن�ف�س% ك�ل)
“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan
dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan
dikembalikan.” (Al-Anbiya`: 35)
ي�د�ة% م�ش� وج% ب�ر� ف�ي ك�ن�ت�م� ل�و� و� و�ت� ال�م� ي�د�ر�ك�ك�م� ت�ك�ون�وا ا ي�ن�م�� أ
“Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian
berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (An-Nisa`: 78)
Kematian akan menyapa siapa pun, baik ia seorang yang shalih atau durhaka, seorang yang
turun ke medan perang ataupun duduk diam di rumahnya, seorang yang menginginkan negeri
akhirat yang kekal ataupun ingin dunia yang fana, seorang yang bersemangat meraih
kebaikan ataupun yang lalai dan malas-malasan. Semuanya akan menemui kematian bila
telah sampai ajalnya, karena memang:
ان% ف� ا ع�ل�ي�ه� م�ن� ك�ل)
“Seluruh yang ada di atas bumi ini fana (tidak kekal).” (Ar-Rahman: 26)
Mengingat mati akan melembutkan hati dan menghancurkan ketamakan terhadap dunia.
Karenanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan hasungan untuk banyak
mengingatnya. Beliau bersabda dalam hadits yang disampaikan lewat shahabatnya yang
mulia Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
الل�ذ�ات� اذم� ه� ذ�ك�ر� ا و� ك�ث�ر�أ�
“Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian).” (HR. At-Tirmidzi no.
2307, An-Nasa`i no. 1824, Ibnu Majah no. 4258. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu
berkata tentang hadits ini, “Hasan shahih.”)
Dalam hadits di atas ada beberapa faedah:
1
– Disunnahkannya setiap muslim yang sehat ataupun yang sedang sakit untuk mengingat
mati dengan hati dan lisannya, serta memperbanyak mengingatnya hingga seakan-akan
kematian di depan matanya. Karena dengannya akan menghalangi dan menghentikan
seseorang dari berbuat maksiat serta dapat mendorong untuk beramal ketaatan.
– Mengingat mati di kala dalam kesempitan akan melapangkan hati seorang hamba.
Sebaliknya, ketika dalam kesenangan hidup, ia tidak akan lupa diri dan mabuk kepayang.
Dengan begitu ia selalu dalam keadaan bersiap untuk “pergi.” (Bahjatun Nazhirin, 1/634)
Ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas adalah ucapan yang singkat dan
ringkas, “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (kematian).” Namun padanya
terkumpul peringatan dan sangat mengena sebagai nasihat, karena orang yang benar-benar
mengingat mati akan merasa tiada berartinya kelezatan dunia yang sedang dihadapinya,
sehingga menghalanginya untuk berangan-angan meraih dunia di masa mendatang.
Sebaliknya, ia akan bersikap zuhud terhadap dunia. Namun bagi jiwa-jiwa yang keruh dan
hati-hati yang lalai, perlu mendapatkan nasihat panjang lebar dan kata-kata yang panjang,
walaupun sebenarnya sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
الل�ذ�ات� اذ�م� ه� ذ�ك�ر� ا و� ك�ث�ر�أ�
“Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian).”
disertai firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
و�ت� ال�م� ة� ذ�ائ�ق� ن�ف�س% ك�ل)
“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati,” sudah mencukupi bagi orang yang
mendengar dan melihat. Alangkah bagusnya ucapan orang yang berkata:
ل� م�ا�أل� ي�ر� ص� ت�ق� و�ت� ال�م� إ�ذ�ك�ار� ف�ي ة�، اح� ر� د� ت�ج� و�ت� ال�م� اذ�ك�ر�
“Ingatlah mati niscaya kau kan peroleh kelegaan, dengan mengingat mati akan pendeklah
angan-angan.”
Adalah Yazid Ar-Raqasyi rahimahullahu berkata kepada dirinya sendiri, “Celaka engkau
wahai Yazid! Siapa gerangan yang akan menunaikan shalat untukmu setelah kematianmu?
1
Siapakah yang mempuasakanmu setelah mati? Siapakah yang akan memintakan keridhaan
Rabbmu untukmu setelah engkau mati?”
Kemudian ia berkata, “Wahai sekalian manusia, tidakkah kalian menangis dan meratapi diri-
diri kalian dalam hidup kalian yang masih tersisa? Duhai orang yang kematian mencarinya,
yang kuburan akan menjadi rumahnya, yang tanah akan menjadi permadaninya dan yang
ulat-ulat akan menjadi temannya… dalam keadaan ia menanti dibangkitkan pada hari
kengerian yang besar. Bagaimanakah keadaan orang ini?” Kemudian Yazid menangis hingga
jatuh pingsan. (At-Tadzkirah, hal. 8-9)
Sungguh, hanya orang-orang cerdas cendikialah yang banyak mengingat mati dan
menyiapkan bekal untuk mati. Shahabat yang mulia, putra dari shahabat yang mulia,
Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma mengabarkan, “Aku sedang duduk bersama
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala datang seorang lelaki dari kalangan Anshar.
Ia mengucapkan salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, ‘Ya
Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Yang paling baik
akhlaknya di antara mereka.’
‘Mukmin manakah yang paling cerdas?’, tanya lelaki itu lagi. Beliau menjawab:
ك�ي�اس? أ� أ�ول�ئ�ك� ت�ع�د�اد�ا، اس� ب�ع�د�ه� ا ل�م� م� ن�ه� س� ح�
أ� و� ا ذ�ك�ر� و�ت� ل�ل�م� م� ه� ك�ث�ر�أ�
“Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan
setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259,
dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1384)
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu berkata, “Ad-Daqqaq berkata, ‘Siapa yang banyak
mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara: bersegera untuk bertaubat, hati
merasa cukup, dan giat/semangat dalam beribadah. Sebaliknya, siapa yang melupakan mati
ia akan dihukum dengan tiga perkara: menunda taubat, tidak ridha dengan perasaan cukup
dan malas dalam beribadah. Maka berpikirlah, wahai orang yang tertipu, yang merasa tidak
akan dijemput kematian, tidak akan merasa sekaratnya, kepayahan, dan kepahitannya.
Cukuplah kematian sebagai pengetuk hati, membuat mata menangis, memupus kelezatan dan
menuntaskan angan-angan. Apakah engkau, wahai anak Adam, mau memikirkan dan
1
membayangkan datangnya hari kematianmu dan perpindahanmu dari tempat hidupmu yang
sekarang?” (At-Tadzkirah, hal. 9)
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata, “Tidaklah hati seorang hamba sering mengingat
mati melainkan dunia terasa kecil dan tiada berarti baginya. Dan semua yang ada di atas
dunia ini hina baginya.”
Adalah ‘Umar bin Abdil ‘Aziz rahimahullahu bila mengingat mati ia gemetar seperti
gemetarnya seekor burung. Ia mengumpulkan para ulama, maka mereka saling mengingatkan
akan kematian, hari kiamat dan akhirat. Kemudian mereka menangis hingga seakan-akan di
hadapan mereka ada jenazah. (At-Tadzkirah, hal. 9)
Padahal, ketika kematian telah datang, tak ada seorangpun yang dapat mengelak dan
menundanya.
د�م�ون� ت�ق� ي�س� و�ال� اع�ة� س� ون� ر� خ�ت�أ� ي�س� ال� م� ل�ه� ج�
أ� اء� ج� إ�ذ�ا ف�
“Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya.” (An-
Nahl: 61)
ا ل�ه� ج�أ� اء� ج� إ�ذ�ا ا س� ن�ف� الله� ر� ي�ؤ�خ� ل�ن� و�
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang
ajal/waktunya.” (Al-Munafiqun: 11)
Wahai betapa meruginya seseorang yang berjalan menuju alam keabadian tanpa membawa
bekal. Janganlah engkau, wahai jiwa, termasuk yang tak beruntung tersebut. Perhatikanlah
peringatan Rabbmu:
ل�غ�د� د�م�ت� ق� ا م� ن�ف�س? ل�ت�ن�ظ�ر� و�
“Dan hendaklah setiap jiwa memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat).” (Al-Hasyr: 18)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan ayat di atas dengan menyatakan,
“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan lihatlah amal shalih apa yang telah kalian
1
tabung untuk diri kalian sebagai bekal di hari kebangkitan dan hari diperhadapkannya
kalian kepada Rabb kalian.” (Al-Mishbahul Munir fi Tahdzib Tafsir Ibni Katsir, hal. 1388)
Janganlah engkau menjadi orang yang menyesal kala kematian telah datang karena tiada
berbekal, lalu engkau berharap penangguhan.
ت�ن�ي ر� خ�أ� ل�و�ال� ب� ر� ول� ي�ق� ف� و�ت� ال�م� د�ك�م� ح�
أ� ت�ي�ي�أ� أ�ن� ب�ل� ق� م�ن� ن�اك�م� ق� ز� ر� ا م� م�ن� وا ق� ن�ف�
� أ و�
ين� ال�ح� الص� م�ن� ك�ن�أ� و� د�ق� ص�
أ� ف� ر�يب% ق� ل% ج�أ� إ�ل�ى
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kalian, lalu ia berkata, ‘Wahai Rabbku, mengapa
Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat hingga aku mendapat
kesempatan untuk bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?’.” (Al-
Munafiqun: 10)
Sumber: http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=608, Penulis: Al-
Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah, Judul: Mengingat Mati