Dwi Agustina

109
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN KELAS V DI MINU PURWOSARI KECAMATAN METRO UTARA KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjanah Pendidikan Islam (SPd.I) OLEH DWI AGUSTINA NPM. 11260017 FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI S.1 PGMI/SD INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU (IAIM NU) METRO-LAMPUNG 1436 H/2015 M

description

PTK PGMI

Transcript of Dwi Agustina

Page 1: Dwi Agustina

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MATERI PERKALIAN KELAS V DI MINU

PURWOSARI KECAMATAN METRO UTARA KOTA

METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjanah Pendidikan Islam (SPd.I)

OLEH

DWI AGUSTINA NPM. 11260017

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI S.1 PGMI/SD

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU (IAIM NU)

METRO-LAMPUNG

1436 H/2015 M

Page 2: Dwi Agustina

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MATERI PERKALIAN KELAS V DI MINU

PURWOSARI KECAMATAN METRO UTARA KOTA

METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

DWI AGUSTINA

NPM : 11260017

Belajar merupakan proses bukanlah suatu hasil atau tujuan, belajar tidak

hanya terbatas pada mengingat dan membaca. Salah satu cara yang digunakan

oleh guru untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa adalah dengan

menggunakan metode yang bervariatif yaitu metode jarimatika. Metode

Jarimatika adalah metode yang efektif untuk meningkatkan kecepatan dan

ketepatan berhitung dengan mudah dan menyenangkan menggunakan jari-jari

tangan.

Sifat penelitian ini adalah kuantitatif karena penulis akan mengukur

peningkatan minat dan hasil belajar siswa melalui beberapa tes yang di berikan

kepada siswa sedangkan jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian ini dilakukan di kelas V MINU Purwosari kecamatan Metro

Utara kota Metro tahun pelajaran 2014/2015. Sedangkan untuk mengumpulkan

data digunakan beberapa teknik, diantaranya metode tes, observasi dan

wawancara.

Menurut hasil preetest pada siswa kelas V MINU Purwosari kecamatan

Metro Utara kota Metro tahun pelajar 2014/2015 masih banyak siswa yang minat

belajar matematika dan hasil belajarnya rendah sehingga tidak mengalami

ketuntasan dalam belajar. Maka inilah yang menjadi dasar dari penelitian untuk

menggunakan Metode Jarmatika sebagai salah satu meode alternatif untuk

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika materi

perkalian.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan peningkatan minat belajar siswa

terlihat pada hasil rekapitulasi pada siklus I dengan presentasi 61% dengan

kategori cukup, pada siklus II dengan presentase 79% dengan kategori sangat

baik, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dari siklus I ke siklus II naik

18%. peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada hasil prasurvei

sampai dengan siklus II ada peningkatan dalam ketuntasan belajar siswa. Dari

perbandingan preetest dengan silklus I menunjukan bahwa siswa yang tuntas naik

13%, dari siklus I ke siklus II naik 52%. Dengan demikian peningkata dari

preetest ke siklus II adalah 65%

Dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

Metode Jarimatika dapat meningkatkan minat dan hasil siswa mata pelajaran

Matematika materi perkalian.

Kata Kunci : Peningkatan, Minat, Hasil Belajar dan Metode Jarimatika

Page 3: Dwi Agustina
Page 4: Dwi Agustina
Page 5: Dwi Agustina
Page 6: Dwi Agustina

RIWAYAT HIDUP

Penulis ini bernama Dwi Agustina, lahir pada tanggal 03 Agustus 1992 di

Panggung Asri, kecamatan Gunung Sugih, kabupaten Lampung Tengah, anak

kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Mursid dan Ibu Misinah.

Adapun pendidikan yang pernah ditempuh adalah:

1. Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Gunung Sugih Pasar Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 1999, lulus pada tahun 2005 dan

berijazah.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gunung Sugih Lampung

Tengah pada tahun 2005, lulus pada tahun 2008 dan berijazah.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah

pada tahun 2008, lulus pada tahun 2011 dan berijazah.

4. Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan tarbiyah PGMI

IAIM NU Metro Lampung.

Page 7: Dwi Agustina

MOTTO

… ٱإ … ل غس يا بقىو حتى غسوا يا بأفسهى

Artinya : “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah Keadaan sesuatu

kaum sebelum mereka mengubah diri mereka sendiri…” (QS Ar Ra’d: 11)1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Diponegoro,

Bandung,2009,hal.250

Page 8: Dwi Agustina

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan banyak terimaksih kepada orang-orang yang telah

membantu penulis dan memberikan dukungan dalam penyelesaian PTK ini.

Sebagai rasa hormat dan cinta serta terima kasih. PTK ini penulis persembahkan

kepada:

1. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat

dengan sepenuh hati, serta iringan do’a sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini

2. Kakak dan adik tersayang yang telah mensuport dan memberi partispasi

kepada penulis

3. Untuk tunangan saya yang tercinta Koiwan , yang selalu menasehati,

memotivasi dan membantuku dalam suka ataupun duka sehingga penulis

dapat menyelesaian PTK ini

4. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis

5. Rekan-rekan PGMI yang telah banyak membantu dalam penyelesaian PTK

ini.

Page 9: Dwi Agustina

KATA PENGANTAR

بسم ميحرلا نمحرلا هللا

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji dan

syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kita, khususnya penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas dalam

penyusunan PTK ini dengan judul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar

Siswa Dengan Menggunakan Metode Jarimatika Mata Pelajaran

Matematika Materi Perkalian Kelas V DI MINU Purwosari Kecamatan

Metro Utara Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian sampai dengan penyusunan

PTK ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari

semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Mispani,M.Pd.I, selaku Rektor Institut Agama Islam (IAIM) NU

Ma’arif Metro Lampung.

2. Bapak Drs. Abdul Jalil, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut

Agama Islam (IAIM) NU Ma’arif Metro Lampung sekaligus sebagai

pembimbing I.

3. Ibu Masrurotul Mahmudah, M.Pd.I, Ketua Jurusan Tarbiyah Institut Agama

Islam (IAIM) NU Ma’arif Metro Lampung.

4. Bapak Nur Basuki, MM selaku pembimbing II dalam penyusunan PTK ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta segenap karyawan Institut Agama Islam

(IAIM) NU Ma’arif Metro Lampung.

Page 10: Dwi Agustina
Page 11: Dwi Agustina

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

NOTA DINAS ................................................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Penegasan Judul .......................................................................... 1

B. Latar Belakang Masalah .............................................................. 5

C. Identifikasi Masalah .................................................................... 12

D. Pemecahan Masalah .................................................................... 13

E. Rumusan Masalah ............................................................... ....... 13

F. Tujuan Penelitian ........................................................................ 14

Page 12: Dwi Agustina

G. Manfaat Penelitian ...................................................................... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 16

A. Minat ........................................................................................... 16

1. Pengertian Minat ................................................................... 16

2. Membangkitkan Minat Belajar Siswa ................................... 17

B. Hasil Belajar ................................................................................ 19

1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 19

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar .......................... 20

C. Metode Jarimatika …………………………………………….. .............................. 21

1. Pengertian Metode Jarimatika ............................................... 21

2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Jarimatika .................. 22

3. Langkah-langkah Metode Jarimatika …………………….. . 23

D. Pembelajaran Matematika .................................................................. . 27

1. Pengerian Matematika ........................................................... . 27

2. Cabang Matematika ............................................................. 28

3. Tujuan Mempelajari Matematika ......................................... 29

4. Pengertian Perkalian ............................................................. 30

5. Sifat-sifat Pekalian ............................................................... 30

6. Materi Perkalian Sifat Distributif ......................................... 32

E. Kurikulum Matematika Kelas V Sekolah Dasar …………….. 32

1. Pengertian Kurikulum Matematika ...................................... 32

2. Kurikulum Matematika Kelas V Sekolah Dasar .................. 33

Page 13: Dwi Agustina

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 35

A. Sifat dan Jenis Penelitian ............................................................ 35

B. Setting Penelitian ........................................................................ 35

C. Sasaran Tindakan ........................................................................ 36

D. Fokus Penelitian .......................................................................... 36

E. Perencanaan Penelitian................................................................ 37

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 48

G. Teknik Analisis Data ................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 51

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian .......................................... 51

1. Sejarah Singkat Berdirinya MINU Purwosari ...................... 51

2. Letak Geografis MINU Purwosari ........................................ 52

3. Visi, Misi, dan Tujuan MINU Purwosari ………………… . 53

4. Keadaan Guru dan Karyawan MINU Purwosari ................. 54

5. Keadaan Siswa MINU Purwosari ......................................... 55

6. Struktur Organisasi MINU Purwosari .................................. 56

7. Keadaan Sarana dan Prasarana MINU Purwosari ................. 59

8. Denah Lokasi MINU Purwosari .......................................... 60

B. Hasil Penelitian ........................................................................... 61

1. Siklus I ................................................................................. 61

2. Siklus II ................................................................................. 71

C. Pembahasan ................................................................................. 80

Page 14: Dwi Agustina

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 88

A. Kesimpulan ................................................................................... 88

B. Saran ............................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: Dwi Agustina

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Untuk lebih jelas dan mempermudah dalam memehami judul

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, maka terlebih dahulu penulis

kemukakan pengertian yang dimaksud dalam judul. Adapun judul dalam

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah “Peningkatan Minat dan Hasil

Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Jarimatika Mata Pelajaran

Matematika Materi Perkalian Kelas V DI MINU Purwosari Kecamatan

Metro Utara Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015” untuk menghindari

dari kesalah fahaman dalam penafsiran kata-kata yang ada dalam judul

penelitian tindakan kelas ini, maka penulis dengan ini mempertegas tentang

istilah yang terdapat dalam judul tersebut, dengan rincian sebagai berikut:

1. Peningkatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Peningkatan adalah

proses, cara, perbuatan, meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb).2 Dari

pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa peningkatan

adalah suatu usaha atau kegiatan memperbaiki suatu kondisi atau keadaan

yang perlu diperbaiki.

2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), hal. 1198

Page 16: Dwi Agustina

2. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu

hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat .3

Jadi dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa minat

adalah kecenderungan atau rasa lebih suka siswa yang kuat terhadap suatu

hal tanpa ada keterpaksaan untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan

agar memperoleh hasil yang memuaskan.

3. Hasil Belajar

Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.4

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah

mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.5

Penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku setelah melakukan aktifitas belajar mengajar.

4. Siswa

Siswa adalah ucapan yang bersifat umum untuk orang yang sedang

menuntut ilmu.6

3 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),

hal. 180 4 Ibid., hal. 2

5 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal.54

Page 17: Dwi Agustina

Siswa adalah sebutan untuk orang yang sedang dalam proses

mencari ilmu, dengan tingkatan dan sebutan yang berbeda. Dalam bahasa

inggris disebut dengan student, bahasa arab disebut dengan tilmidz

(tingkatan siswa SD-SMA), tholib adalah sebutan untuk mahasiswa. Jadi

yang di maksud siswa atau peserta didik adalah sekumpulan anak-anak

yang sedang aktif belajar di MINU Purwosari Metro Utara .

5. Metode

Metode adalah rencana keseluruhan proses pembelajaran dari tahap

penentuan tujuan pembelajaran, peran guru , peran siswa, materi, sampai

tahap evaluasi pembelajaran.7 Metode menurut Slameto adalah cara atau

jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu.8

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

diperlukan oleh guru dan penggunanya bervariasi sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. 9

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode adalah

jalan atau cara yang ditempuh oleh guru dalam penyampaian materi dalam

proses belajar mengajar, sehingga dapat tercapainya tujuan yang telah

direncanakan.

6 Samsul, H Nizar, dan Zainal Efendi Hasibuan, Hadist Tarbawi, (Jakarta: Kalam

Mulia, 2011), hal. 135 7 Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung:

Refika Aditama, 2012), hal. 73 8 Slameto, Op-cit, hal. 82

9 Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, Cetakan keempat,2010), hal.46

Page 18: Dwi Agustina

6. Jarimatika (Arimatika Jari)

Jarimatika (aritmatika jari) adalah media pembelajaran yang sangat

berbeda dan efektif untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan

berhitung dengan mudah dan menyenangkan menggunakan jari-jari

tangan.10

Menurut penemu jarimatika, Septi Peni Wulandani, jarimatika

adalah suatu cara berhitung (operasi KaBaTaKu/ kali, bagi, tambah,

kurang) dengan mengunakan ruas jari-jari tangan.11

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jarimatika

adalah metode untuk menghitung perkalian, pembagian, penjumlahan dan

pengurangan dengan menggunakan jari-jari tangan yang mudah, efektif

dan akurat untuk meningkatkan kecepatan berhitung.

7. Mata Pelajaran Matematika

Matematika adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan

penelaahan bentuk-bentuk atau struktur – struktur yang abstrak dan

hubungan di antara hal-hal itu.12

Dari pengertian tersebut penulis menarik kesimpulan bahwa

matematika adalah ilmu yang mempelajari konsep-konsep abstrak dan

didapat dengan berfikir.

10

Fahrur Hs, Aritmatika, (Manajemen Matematika dahsyar , 2009), hal. i 11

Ticka Aleilypera, Metode Jarimatika, http://tickaaleilypera.blogspot.com, 2014, 24

Agustus 2015 pukul 08:27. 12

Karso dkk, Pendidikan Matematika 1, (Jakarta: Universitas Terbuka,2011), hal. 1.40

Page 19: Dwi Agustina

8. Perkalian

Perkalian adalah penjumlahan berulang atau penjumlahan dari

beberapa bilangan yang sama.13

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa

perkalian adalah penjumlahan dari suatu bilangan yang sama secara

berulang, yaitu bilangan terkali dijumlah berulang-ulang sebanyak

pengalinya.

9. MI NU Purwosari Metro Utara

Penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2014/2015 di MI NU

Purwosari Metro Utara merupakan sekolah berdiri dibawah naungan

Lembaga Pendidikan Ma’arif NU yang berada di wilayah Kota Metro.

B. Latar Belakang Masalah

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai

edukatif mewarnai nilai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.

Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan

sebelum pengajaran dilakukan. 14

Pendidikan telah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia No 20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan naisonal dinyatakan sebagai

berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia,

13

Septi Peni Wulandani, Jarimatika Perkalian dan Pembagian, (Jakarta: Kawan Pustaka,

2014), hal. 4 14

Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain. Op-cit,. hal. 1

Page 20: Dwi Agustina

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.15

Dalam istilah pendidikan, belajar adalah suatu yang di tandai dengan

adanya perubahan tingkah laku pada diri sesorang. Perubahan yang dimaksud

adalah perubahan secara pengetahuan, sikap, dan keterampilan.16

Hanya dengan melalui proses belajar, kependidikan, manusia akan dapat

dimanusiakan sebagai hamba Tuhan yang mampu menaati ajaran agama-Nya

dengan melalui ilmu pendidikan, sebagai firman Allah SWT:

ت ءااء ي م هى ق ا حرز ٱن ة ٱٱ س ساجدا وقائ وسجىا زح

قم هم ستىي ۦزب و ٱنر ى ه ا تركس ونىا ٱنر إ ى ل ه

٩ ٱٱن Artinya:“Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan

orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az Zumar: 9). 17

Selanjutnya Allah Berfirman:

أها ه ءايىا إذا قم نكى تفسحىا ف ٱنر فسح ٱفسحىا ٱن ٱ

سفع ٱن وا ٱن وا نكى وإذا قم ٱ ءايىا يكى و ٱنر ٱنر

تت و ٱن هى وتىا زج س ٱ هى ا ت ١١ بArtinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Al Mujadalah 11)”.18

15

Departemen Pendidikan Nasional, UU Sisdiknas (UU No 20 Th 2003), (Jakarta: Sinar

Grafika, Cetakan Keenam),2014, hal. 3 16

Ahmad Ahwan, Dimensi Etika Belajar Mengajar Dalam Pendidikan Islam,

(Yokyakarta: Gama Media, 2011), hal.18-19. 17

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2009),

hal. 459. 18

Ibid. hal. 543

Page 21: Dwi Agustina

Dari ayat di atas menunjukan bahwa orang yang berilmu dan tidak

berilmu memiliki perbedaan dalam belajar. Dengan belajar manusia akan

mendapatkan pengetahuan dan perubahan yang lebih baik pada dirinya.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah belajar adalah serangkaian kegiatan

jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.19

Sedangkan belajar matematika adalah hal yang penting di sekolah

dasar. Mata pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak

kelas I Sekolah Dasar (SD). Secara rinci pada Permendiknas nomor 22 tahun

2006 tentang Standar Isi untuk mata pelajaran Matematika SD/MI dinyatakan

bahwa tujuan pembelajaran Matematika di SD adalah: Melatih cara berpikir

dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan aktivitas kreatif,

mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan mengembangkan

kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah-sekolah dengan frekuensi jam pelajaran lebih banyak dibandingkan

dengan mata pelajaran yang lain. Matematika bagi sebagian besar anak

merupakan mata pelajaran yang sangat sulit, menjenuhkan, tidak

menyenagkan dan menakutkan mengakibatkan mayoritas siswa kita

mendapatkan nilai yang buruk, bukan karna mereka tidak bisa tetapi karena

paradikma atau pemikiran siswa kita bahwa matematika menakutkan dan sulit.

19

Syaiful Bahri Djamara, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 13

Page 22: Dwi Agustina

Matematika di anggap sulit tentu tidak lepas dari ketidak senangan dari

perserta didik tentang mata pelajaran matematika itu sendiri. Persoalan

matematika yang sering di hadapi anak adalah sering kali anak kurang

terampil mengoperasikan aritmatika. Walaupun mereka mampu, kebanyakan

dari mereka kurang cepat dan tepat untuk membantu persoalan mengalikan

angka. Di sinilah kewajiban seorang guru untuk menanamkan rasa senang

terhadap pelajaran Matematika tentang perkalian dengan memberi rangsangan

atau dorongan agar siswa menyenangi pelajaran Matematika.

Konsep perkalian ditanamkan sebagai penjumlahan berulang, sehingga

kemampuan dasar berhitung perkalian dua bilangan 1 - 10 seharusnya sudah

dikuasai oleh peserta didik. Perkalian mungkin memang susah, tapi setidaknya

seorang guru bahkan orang tua dapat membuatnya menjadi lebih

menyenangkan. Salah satu hal yang bisa membuat anak-anak senang dengan

Matematika adalah kebebasan mereka bereksperimen dan menumbuhkan

minat belajar matematika.

Minat dan hasil belajar matematika rendah terutama materi perkalian

dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa menganggap matematika sulit,

siswa merasa bingung memahami isi dan maksud soal relatif rendah, cara

penyampaian guru kurang menyenangkan, metode yang di gunakan monoton

dan siswa cenderung hanya menggunakan satu cara dan tidak kreatif dalam

mencari cara baru.

Guru sebagai tenaga pendidik harus dapat mengembangkan minat

belajar perkalian dengan baik, maka seorang guru harus mempunyai cara dan

Page 23: Dwi Agustina

langkah-langkah yang mudah dan menarik. Minat belajar perkalian rendah

karena metode yang digunakan tidak menarik dan cara penyampaian kurang

jelas, sehingga siswa sulit untuk memahami dan menyebabakan hasil belajar

perkalian rendah.

Minat Belajar adalah salah satu keaktifan seseorang yang mendorong

untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan

psikomotor. Dan dengan adanya minat terhadap matematika maka akan

berpengaruh pada hasil belajar siswa, minat belajar yang baik maka hasil

belajar akan baik pula.

Dalam pembelajaran di kelas guru mentransfer ilmu matematika dan

anak hanya duduk, mendengar, catat, mengerjakan dan memberi pekerjaan

rumah, akhirnya anak mudah bosan. Kurangnya metode yang dimiliki guru

membuat anak mudah bosan dan sulit menangkap pelajaran, padahal

matematika adalah pelajaran yang harus disampaikan dengan langsung

mempraktekan cara menghitungnya bukan hanya mendengar saja.

Berdasarkan masalah tersebut peneliti memilih metode pembelajaran yang

tepat untuk digunakan pada materi perkalian ini yaitu metode jarimatika.

Jarimatika adalah salah satu metode berhitung dalam operasi KaBaTaKu (kali,

Bagi, Tambah, Kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Jarimatika

adalah cara yang sederhana dan menyenangkan untuk mengajarkan berhitung

perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan kepada anak-anak.

Page 24: Dwi Agustina

Berdasarkan beberapa akar permasalahan yaitu siswa menganggap

matematika sulit, siswa merasa bingung memahami isi dan maksud soal relatif

rendah, cara penyampaian guru kurang menyenangkan, metode yang di

gunakan monoton dan siswa cenderung hanya menggunakan satu cara dan

tidak kreatif dalam mencari cara baru, sehingga siswa tidak minat dalam

belajar dan mengakibatkan hasil belajar rendah. Diharapkan dengan

menggunakan metode jarimatika siswa akan lebih mudah memahami sesuatu

yang abstrak, karena dapat dilihat secara langsung dapat membantu

meningkatkan kemampuan siswa dan minat belajar matematika terutama

dalam berhitung perkalian sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa .

Berdasarkan hasil pra observasi pada tahun pelajaran 2014/2015

semester ganjil kelas V MINU Purwosari dengan pihak sekolah, bahwa MINU

Purwosari dalam meningkatkan mutu pendidikan telah melakukan berbagai

upaya-upaya antara lain melengkapi buku-buku perpustakaan, mendisplinkan

dalam proses belajar mengajar baik siswa maupun guru, dan mengikutsertakan

guru dalam pelatihan-pelatihan, setiap guru mata pelajaran wajib membuat

perangkat-perangkat pembelajaran seperti program tahunan, program

semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran. Namun dengan

demikian minat dan hasil belajar matematika siswa masih cenderung rendah

dengan ditandai banyaknya siswa yang belum mencapai kreteria ketuntasan

minimal (KKM), dimana KKM mata pelajaran Matematika adalah 60,

sebagaimana dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Table 1

Page 25: Dwi Agustina

Nilai Ulangan Harian Peserta Didik Kelas V Pada Mata Pelajaran

Matematika Materi Perkalian di MINU Purwosari

Tahun Pelajaran 2014/2015

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan siswa

Tuntas Tidak tuntas

1 Ahmad Rifai 50

2 Ardhy Ramadhian Syah 50

3 Albi Reza Saputra 50

4 Arif Rusmanto 20

5 Diva Ananda Putri 80

6 Dian Maya Sari 20

7 Diva Ardiyansyah 50

8 Diki Kurniawan 50

9 Dimas Adi Prayogo 20

10 Ema Yuliana 50

11 Inal Hamdan Sinaro 40

12 Irfan Yuda Pratama 50

13 Khori Basith Asfihani 50

14 M. Al Rasyid Dimas P. 80

15 Muhammad Satria 20

16 Rudiansyah 40

17 Retno Ayu Ningsih 100

18 Rahma Novita Sari 70

19 Sendi Arlin Wardana 50

20 Shofia Salsabila 80

21 Saiful Mustaqim 20

22 Winda Yulina 40

23 Tri Mei Ratnasari 90

Jumlah 1170

Rata-rata 50,86

Sumber: Data nilai kelas V mata pelajaran Matematika di MI NU

Purwosari Metro Utara

Tabel 2

Rekapitulasi Hasil Belajar mata pelajaran Matematika

Materi perkalian Pra Observasi Kelas V

di MI NU Purwosari Metro Utara

Page 26: Dwi Agustina

No Nilai Jumlah Anak Persentase KKM Keterangan

1 <60 17 73,91 % 60 Belum tuntas

2 ≥60 6 26,09 % 60 Tuntas

Jumlah 23 100 60

Kemudian didapat dari hasil pra observasi dan fakta yang terjadi di

lapangan bahwa siswa kelas V di MINU Purwosari banyak yang belum

mengerti atau bisa perkalian sehingga pengetahuan mereka tentang

perkalian sangat rendah, karena metode yang digunakan didalam

pembelajaran tidak berfariasi dan hanya menggunakan metode ceramah,

sehingga minat belajar perkalian sangat rendah karena menganggap

perkalian itu sulit.

Jadi berdasarkan uraian diatas arah penelitian ini adalah ”

Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode

Jarimatika pada Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian Kelas V”.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas

dengan ini penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Minat belajar siswa rendah karena menganggap matematika sulit

2. Rendahnya hasil belajar siswa

3. Metode yang digunakan guru monoton.

Page 27: Dwi Agustina

4. Prestasi belajar siswa rendah pada mata pelajaran Matematika.

5. Situasi kelas tidak kondusif.

6. Siswa tidak fokus dalam mendengarkan penjelasan guru.

7. Masih rendahnya keterampilan berhitung perkalian.

D. Pemecahan Masalah

Aktivitas siswa dalam pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam kegiatan pembelajaran dalam menentukan efektif dan tidaknya

suatu kegiatan pembelajaran. Selain itu guru harus mempertimbangkan

metode dan model pembelajaran yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran

dapat berhasil .

Berdasarkan akar masalah yang penulis paparkan diatas. Agar

pembelajaran berjalan dengan baik dan pembelajaran dapat berhasil maka

perlu dipilih satu metode yang dapat memudahkan siswa dalam memahami

materi secara maksimal. Sehingga siswa dapat meningkatkan minat dan hasil

belajar mata pelajaran Matematika materi perkalian dengan menggunakan

metode Jarimatika.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas

maka dengan ini penulis merumuskan masalah dalam penelitin ini yaitu:

1. Apakah dengan menggunakan Metode Jarimatika dapat meningkatkan

minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi perkalian

Page 28: Dwi Agustina

kelas V MINU Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro tahun

pelajaran 2014/2015?

2. Apakah dengan menggunakan Metode Jarimatika dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi perkalian kelas

V MINU Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro tahun pelajaran

2014/2015?

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut?

1. Untuk mengetahui peningkatan minat, kreativitas dan keaktifan siswa pada

mata pelajaran matematika materi perkalian menggunakan metode

jarimatika kelas V semester ganjil MINU Purwosari Kecamatan Metro

Utara Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matematika materi perkalian menggunakan metode jarimatika kelas V

semester ganjil MINU Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro

Tahun Pelajaran 2014/2015.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh diharapkan dapat berguna:

1. Bagi siswa

Untuk meningkatkan minat belajar siswa sehingga dapat meningkatka

hasil belajar siswa.

2. Bagi guru

Page 29: Dwi Agustina

Untuk menambah wawasan guru sebagai metode alternatif dalam

meningkatkan minat belajar siswa.

3. Bagi sekolah

Untuk menambah sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya

meningkatkan kualitas siswanya.

4. Bagi Peneliti

Sebagai suatu eksperimen yang dapat dijadikan salah satu acuan untuk

melaksanakan penelitian selanjutnya.

Page 30: Dwi Agustina

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat

1. Pengertian Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.20

Menurut Crow and Crow yang di kutip oleh Djaali minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri

sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Minat juga

berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,

pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.21

Syaiful Bahri Djamarah juga mengemukakan pendapatnya bahwa

minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperbaiki dan

mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu

aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa

senang.22

Dan minat belajar perlu juga mendapat perhatatian yang khusus

karena minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan

proses belajar, disamping itu bahwa minat yang timbul dari

kebutuhan anak merupakan faktor penting bagi anak dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan atau usahanya.23

20

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta:Rineka

Cipta,2013), hal.57. 21

H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2014), hal. 121. 22

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 166. 23

Lisnawaty Simanjuntak, Metode Mengajar Matematika, (Jakarta: Rineka Cipta,1993),

hal. 57.

Page 31: Dwi Agustina

Allah berfirman sebagai berikut:

هف ن ۥ وي د ن ب ت ي يس ۥ حف ى ۦ ي ق ي ٱ إ ل ٱ

غس يا بقىو حتى غسوا يا بأفسهى وإذا زا بقىوت سىءا فل ٱ

ۥ يس ن ١١ ي وال و ۦ ويا نهى يArtinya:Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu

menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka

menjaganya aras perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan

mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri

mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan

terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan

tidak ada pelindung bagi mereka selain dia.24

Jadi dari beberapa pendapat dan ayat diatas penulis dapat

menyimpulkan bahwa minat adalah kemauan atau rasa suka yang kuat

terhadap suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Dan semakin

kuat atau dekat dengan hal tersebut maka semakin besar minatnya.

2. Membangkitkan Minat Belajar Siswa

Menurut Lisnawati simanjuntak bahwa memangkitkan minat belajar

siswa adalah sebagai berikut:25 Minat dan keterlibatan orang tua dalam

program sekolah dapat menjadi faktor yang menentukan dalam

meningkatkan prestasi anak di sekolah, misalnya orang tua mau

mendengarkan pendapat anak tentang sekolah, menolong anak

menyesuaikan diri di kelas, bahkan turut aktif menjadi pelatih dalam

kegiatan ekstra kulikuler. Di samping peran aktif orang tua dalam

perkembangan belajar anak, minat belajar perlu juga mendapatkan

perhatian yang khusus karena minat merupakan salah satu faktor

24

Departemen Agama RI, Al-Quraan dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro,

2009), hal. 250. 25

Lisnawati Simanjuntak, Op-cit, hal. 57-63.

Page 32: Dwi Agustina

penunjang keberhasilan proses belajar, di samping itu bahwa minat timbul

dari kebutuhan anak akan merupakan salah satu faktor penting bagi anak

dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan atau usahanya oleh karena itu

minat pada anak-anak terutama minat belajar harus diperhatikan dengan

seksama hal ini untuk memudahkan membimbing dan mengarahkan anak

belajar, sehingga anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar apabila

pekerjaan yang dilakukan cukup menarik minat

Apabila anak didik menunjukkan minat belajar yang rendah adalah

merupakan tugas pendidik di samping orang tua untuk meningkatkan

minat tersebut, sebab jika pendidik mengabaikan minat belajar anak akan

mengakibatkan tidak berhasilnya dalam proses belajar mengajar.

Untuk lebih jelasnya bahwa membangkitkan minat belajar akan

diperlukan beberapa syarat:

1. Belajar harus menarik perhatian

2. Obyek atau keadaan yang kekuatannya menarik akan menimbulkan

minat belajar.

3. Masalahnya berulang-ulang terjadi

4. Semua kegiatan harus kontras.

Dari penjelasan di atas penulis meyimpulkan bahwa membangkitkan

minat belajar memiliki beberapa syarat yaitu belajar harus menarik,

kegiatannya berulang-ulang terjadi dan menarik sehingga menimbulkan

minat belajar.

B. Hasil Belajar

Page 33: Dwi Agustina

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkunggnnya.26 Menurut winkel yang dikutip oleh Purwanto, Hasil

belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam

sikap dan tingkah lakunya. 27

Belajar juga dapat di artikan sebagai proses mental dan emosional

atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila

fikiran dan perasaannya aktif.28

Sebagaimana firman Allah:

إل يا س ى س نل ٣٩ و نArtinya: Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah

diusahakan ( An-Najm 39 ).29

Dari beberapa pendapat dan ayat tersebut penulis menyimpulkan

bahwa dengan belajar dan usaha maka hasil belajar yang baik akan dapat

tercapai dan hasil belajar adalah perubahan perilaku yang disebabkan

karena usaha yang dilakukan dalam proses belajar mengajar , hasil belajar

berupa perubahan aspek kognif (pengetahuan), afektif (sikap) dan

psikomotorik ( keterampilan).

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar

26

Slameto, Op-cit, hal. 2. 27

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal. 45 28

H Udin, S. Winatapura, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka,

Cetakan Keempat, 2005), hal. 2.4. 29

Departemen Agama RI, Op-cit., hal.527.

Page 34: Dwi Agustina

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi

dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di

luar individu. Dan penjelasanya sebagai berikut:30

a. Faktor Intern

Faktor intern ada 3 faktor yaitu, faktor jasmaniah, faktor psikologis

dan faktor kelelahan.

1. Faktor Jasmaniah

a) Faktor kesehatan

b) Cacat tubuh

2. Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam

faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu

adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kelelahan.

3. Faktor Kelelahan

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah

dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah

dan faktor masyarakat.

30

Slameto, Op. Cit., hal.54-60

Page 35: Dwi Agustina

Menurut Muhibbin syah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni : faktor internal, faktor

eksternal dan faktor pendekatan belajar, dan penjabarannya sebagai

berikut:31

a. faktor internal ( faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa

b. faktor eksternal ( faktor dari luar siswa ), yakni kondisi lingkungan di

sekitar siswa

c. faktor pendekatan belajar ( approach to learning ), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Jadi penulis menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi

belajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal),

faktor yang berasal dari luar siswa (faktor eksternal) dan faktor pendekatan

belajar (approach to learning) yang mempepengaruhi proses dan hasil

belajar siswa.

C. Metode Jarimatika

1. Pengertian Metode Jarimatika

Metode adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. 32

31

Muhibin Syah, Psikologi Pendididkan, (Bandung:Remaja Rosdakarya, Cetakan

Kelimabelas, 2010), hal. 129 32

Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:

Rineka Cipta, Cetakan Keempat, 2010), hal.46.

Page 36: Dwi Agustina

Jarimatika adalah salah satu metode berhitung dalam operasi

KaBaTaKu ( kali, bagi, tambah, kurang ) dengan menggunakan

jari-jari tangan. Jarimatika juga didesain agar anak tidak merasa

sedang “ belajar” matematika. Buku jarimatika banyak diselingi

dengan gambar, kegiatannya penuh dengan permainan, gerak, lagu,

dan juga kisah-kisah menarik. Target pertama adalah anak tidak

takut matematika.33

Dari penjelasan tersebut penalis menarik kesimpulan bahwa

metode jarimatika adalah suatu cara yang digunakan untuk berhitung

dalam operasi perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan

dengan menggunakan jari-jari tangan.

2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Jarimatika

a. Keunggulan Metode Jarimatika

Peserta didik perlu sekali menguasai ketrampilan berhitung, agar

dapat menghadapi perubahan dunia yang selalu dinamis. Begitu

pentingnya berhitung banyak orang tua dan guru secara sadar

maupun tidak, memaksa peserta didik untuk dapat menguasai

berhitung dengan baik. Padahal untuk dapat mempunyai

kemampuan berhitung harus melalui konsep. Metode jarimatika

lebih menekankan penguasaan konsep secara cepat, sehingga

peserta didik dapat menguasai ilmu secara matang. Septi Peni W

mengungkapkan nilai lebih dari penggunaan metode jarimatika

adalah:

a. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung, sehingga

membuat peserta didik mudah melakukannya.

b. Gerakan jari tangan akan mudah menarik minat peserta didik.

c. Relatif tidak memberatkan memori otak anak.

d. Alatnya praktis dan efisien karena bisa dibawa kemana-mana

dan tidak usah membeli.34

Menurut Fahrur kelebihan metode jarimatika adalah :

1. Memberikan visualisasi berhitung

2. Mudah dan cepat

33

Ticka Aleilypera, Metode Jarimatika, http://tickaaleilypera.blogspot.com, 2014, 24

Agustus 2015 pukul 08:27. 34

Ibid.,

Page 37: Dwi Agustina

3. Alatnya tidak perlu di beli dan tidak dapat disita.35

Jadi berdasarkan pendapat tersebut penuli dapat menyimpulkan

kelebihan metode jarimatika adalah sebagai berikut: Jarimatika

memberikan visualisasi proses berhitung, metode jarimatika mudah

dan cepat dilakukan peserta didik, alatnya tidak perlu dibeli dan tidak

akan disita saat ujian, dan tidak memberatkan memori otak saat

digunakan.

b. Kekurangan Metode Jarimatika

Menurut Upik Tri Mulyani metode jarimatika mempunyai kelebihan

juga mempunyai kelemahan antara lain:

a. Metode ini fokus pada aritmatika, sedangkan aritmatika sendiri

adalah salah satu cabang dari matematika yang berkenaan dengan

sifat hubungan bilangan nyata terutama menyangkut penjumlahan,

pengurangan perkalian, dan pembagian, sehingga cakupannya

kurang luas.

b. Sifatnya hanya membantu proses berhitung lebih mudah dan cepat,

belum pada pemecahan masalah.36

3. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Jarimatika

Sebelum mengajarkan siswa untuk menggunakan metode jarimatika

dalam perkalian, siswa perlu dibimbing untuk memahami konsep dasar

tentang perkalian terlebih dahulu. Di bawah ini merupakan langkah-

langkah pembelajaran perkalian kelompok dasar bilangan 6 sampai 10.

35

Fahrur Hs, Aritmatika Jari, (Manajemen Matematika Dahsyat, 2009), hal. ii 36

Ticka Aleilypera, Op-cit.,

Page 38: Dwi Agustina

Formasi Kelompok Dasar bilangan 6 sampai 10

6 x 6 7 x 7 8 x 8

9 x 9 10 x 10

Gambar. 1

Rumus : (A1 + A2) + (B1 x B2)

Keterangan:

A1 : jari tangan kiri yang ditutup (puluhan)

A2 : jari tangan kanan yang ditutup (puluhan)

B1 : jari tangan kiri yang dibuka (satuan)

B2 : jari tangan kanan yang dibuka (satuan)

Contoh 1 :

- 6 x 7 = 42

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Buatlah formasi angka 6 pada tangan kiri dan angka 7

tangan kanan.

Page 39: Dwi Agustina

Gambar. 2

2. Jari yang dibuka di jumlahkan sebagai puluhan B1= 10 dan

B2= 20, 10 + 20 = 30

3. Jari yang ditutup dikalikan sebagai satuan A1= 4 dan A2=3,

4 x 3 =12

4. Jadi hasilnya adalah 30 + 12 = 42

Contoh 2 :

- 6 x 8 = 48

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Buatlah formasi angka 6 pada tangan kiri dan angka 8

tangan kanan

Gambar. 3

2. Jari yang dibuka dijumlahkan sebagai puluhan B1= 10 dan

Page 40: Dwi Agustina

B2=30, 10 + 30 = 40

3. Jari yang ditutup dikalikan sebagai satuan A1= 4 dan A2=

2, 4 x 2 = 8

4. Jadi hasilnya adalah 40 + 8 = 48

Contoh 3:

- 7 x 9 = 63

Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Buatlah formasi angka 7 pada tangan kiri dan angka 9 pada

tangan kanan

Gambar. 4

2. Jari yang dibuka dijumlahkan sebagai puluhan B1= 20 dan

B2= 40, 20 + 40 = 60

3. Jari yang ditutup dikalikan sebagai satuan A1= 3 dan A2=

1, 3 x 1 = 3

4. Jadi hasilnya adalah 60 + 3 = 63

Contoh 4 :

10 x 10 = 100

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Page 41: Dwi Agustina

1. Buatlah formasi angka 10 pada tangan kiri dan angka 10

tangan kanan

Gambar. 5

2. Jari yang dibuka dijumlahkan sebagai puluhan B1= 50 dan

B2= 50, 50 + 50 = 100

3. Jari yang ditutup dikalikan sebagai satuan A1= 0 dan A2=0,

0 x 0 = 0

4. Jadi hasilnya adalah 100 + 0 = 100.37

D. Pelajaran Matematika

1. Pengertian Matematika

Matematika merupakan pola pikir, pola mengorganisasikan

pembuktian logika, pengetahuan struktur yang terorganisasi

memuat sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan

unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah

dibuktikan kebenarannya (Johnson dan Rising, 1972, dalam

Rusefendi, 1988:2). Matematika menurut Nasution (1982:12) yang

di kutip oleh Mubiar Agustin istilah matematika berasal dari kata

Yunani, Mathein atau Manthenein yang berarti mempelajari. Kata

ini memiliki hubungan yang erat dengan kata Sansekerta, Medha

atau Widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan atau

37

Fahrur HS, Aritmatika Jari. (Manajemen Matematika Dahsyat, 2009), hal. 3 -6

Page 42: Dwi Agustina

intelegensi. Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan

Wiskunde yang berarti ilmu tentang belajar. 38

Menurut Reys (1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaah

tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola pikir, suatu seni,

suatu bahasa dan suatu alat. Menurut Kline (1973) Mengatakan

bahwa matematika bukan pengetahuan menyendiri yang dapat

sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaanya untuk

membantu manusi memahami, menguasai permasalahan social,

ekonomi, dan alam.39

Jadi dari pendapat- pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa matematika adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan bentuk-

bentuk atau struktur yang abstrak dan didapat secara berfikir.

2. Cabang Matematika

Bidang studi matematika yang di ajarkan di SD mencakup tiga

cabang yaitu aritmetika, aljabar dan geometri yang akan di jelaskan

sebagai berikut:40

a. Aritmetika

Menurut Dali S. Naga yang dikutip oleh Mulyono

Abdurrahman, aritmetika atau berhitung adalah cabang matematika

yang berkenaan dengan sifat hubungan – hubungan bilangan –

bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut

penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Secara

singkat aritmetika atau berhitung adalah pengetahuan tentang

bilangan.

38

Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran, (Bandung: Refika

Aditama, 2011), hal. 46-47. 39

Karso dkk, Pendidikan Matematika 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, Cetakan

Kedelapan, 2011), hal. 1.40 40

Mulyono Abdurahman, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hal.

203-204

Page 43: Dwi Agustina

b. Aljabar

Dalam perkembangan aritmetika selanjutnya, penggunaan

bilangan sering diganti dengan abjad. Penggunaan abjad dalam

aritmetika inilah yang kemudian disebut aljabar. Aljabar ternyata

tidak hanya menggunakan abjad sebagai lambang bilangan yang

diketahui atau yang belum diketahui tetapi juga menggunakan

lambang–lambang lain seperti titik-titik contoh: 3 + … = 5 ), lebih

besar (>), lebih kecil (<), dan sebagainya.

c. Geometri

Geometri adalah cabang matematika yang berkenaan dengan

titik dan garis ( Aleks Maryunis:1989:24). Titik adalah pernyataan

tentang posisi yang dimiliki panjang dan lebar sedangkan garis

hanya dapat diukur panjangnya.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa cabang matematika yang

diajarkan di SD adalah Aritmetika, aljabar dan Geometri.

3. Tujuan Mempelajari Matematika

Matematika merupakan bidang studi yang di pelajari oleh semua siswa

dari SD hingga SLTA dan bahkan di perguruan tinggi. Cockroft

(1982:1-5) yang di kutip oleh Mulyono Abdurrahman mengemukakan

bahwa matematika perlu di ajarkan siswa karena:

a. Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan

b. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika

yang sesuai

c. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas

d. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai

cara

e. Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan

kesadaran keruangan

Page 44: Dwi Agustina

f. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah

yang menantang.41

Jadi tujuan siswa mempelajari matematika adala untuk membantu

dan memudahkan siswa untuk mempelajari bidang studi lain dan

memudahkan siswa dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari

yang berhubungan denagn berhitung.

4. Pengertian Perkalian

Perkalian adalah penjumlahan berulang atau penjumlahan dari

beberapa bilangan yang sama.42

Berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa

perkalian adalah penjumlahan yang berulang sebanyak “n”.

5. Sifat-Sifat Perkalian

Adapun sifat –sifat perkalian yaitu sifat tertutup, pertukaran,

pengelompokan, distributive dan sifat bilanmgan satu atau nol yang di

jabarkan sebagai berikut: 43

a. Tertutup

Hasil kali sebarang 2 bilangan cacah adalah bilang cacah maka

dikatakan bahwa pengerjaan kali atau perkalian itu tertutup dalam

himpunan bilangn cacah. Contoh : 3 x 4 = 12, 3 dan 4 adalah bilangan

cacah,12 sebagai hasil kalinya adalah bilangan cacah pula.

41

Ibid., hal. 204 42

Fahrur HS, Aritmatika Jari, (Manajemen Matematika Dahsyat, 2009), hal. 2 43

Karso dkk, Pendidikan Matematika 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, Cetakan

Kedelapan, 2011), hal. 2.40 2.42

Page 45: Dwi Agustina

b. Pertukaran

Untuk dua bilangan cacah bila dikalikan hasilnya tidak berubah

seandainya letak kedua bilangan itu dipertukarkan maka dikatakan

bahwa perkalian dalam himpunan bilangan cacah memenuhi sifat

pertukaran atau komutatif. Contoh : 3 x 5 = 15 dan 5 x 3 = 15, maka 3

x 5 = 5 x 3.

c. Pengelompokan

Untuk setiap 3 bilangan cacah sebarang hasil kalinya tidak berubah

bila 2 bilangan pertama atau 2 bilangan terakhir dikalikan terlebih

dahulu maka dikatakan bahwa perkalian dalam himpunan bilangan

cacah memenuhi sifat pengelompokan atau asosiatif.

Contoh : ( 3 x 4 ) x 6 = 3 x ( 4 x 6 ).

d. Distributif

Untuk setiap bilangan cacah sebarang a, b dan c berlaku bahwa a x

( b + c ) = ( a x b ) + ( a x c ). Maka, dikatakan bahwa dalam

himpunan bilangan cacah perkalian terhadap penjumlahan

memenuhi sifat distributuf atau sifat penyebaran. Contoh : 2 x ( 4 +

5 ) = ( 2 x 4 ) + ( 2 x 5 ).

e. Sifat bilangn satu atau nol

Hasil kali setiap bilangan cacah dengan 1 adalah tetap, contoh : 3 x

1 = 3. Hasil kali setiap bilangan cacah dengan 0 adalah 0, contoh : 4 x

0 = 0.

Page 46: Dwi Agustina

6. Materi Perkalian Sifat Distributif

Dalam materi yang disampaikan yaitu sifat Distributif (Penyebaran)

guna menemukan implementasi metode yang digunakan untuk penunjang

tercapainya tujuan pendidikan, buku ajar yang digunakan adalah buku

Matematika kelas V.

Sifat distributif digunakan untuk mempermudah operasi hitung.

Perhatikan contoh berikut:

1. (7 x 8) + (7 x 2) = 7 x (8 + 2)

= 7 x 10

= 70

2. 25 x (10 – 2) = (25 x 10) – (25 x 2)

= 250 – 50

= 200

Jadi, secara umum sifat distributif dapat ditulis sebagai berikut.44

E. Kurikulum Matematika Kelas V Sekolah Dasar

1. Pengertian Kurikulum Matematika

Menurut S. Nasution, Kurikulum adalah “suatu rencana yang

disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan

44

M. Khafid, Pelajaran Matematika SD untuk Kelas V , (Jakarta: Erlangga, 2006),

hal.9-10

Rumus: a x (b + c) = (a x b) + (a x c)

a x (b – c) = (a x b) – (a x c)

dengan a, b, dan c bilangan bulat.

Page 47: Dwi Agustina

dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf

pengajarnya”.45

Sedangkan pengertian matematika menurut Ruseffendi dalam

Heruman disebutkan matematika adalah:

Bahasa symbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian

secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang

didefinisikan, ke aksioma atau polsutat, dan akhirnya ke dalil.46

Pengembangan kurikulum matematika dilakukan dengan mengacu

pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. Bahwa kurikulum merupakan alat atau sarana untuk mencapai

tujuan pendidikan, sehingga dalam proses belajar mengajar pada jenjang

pendidikan berpegang pada kurikulum yang ada.

2. Kurikulum Matematika Kelas V Sekolah Dasar

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Melakukan operasi hitung bilangan

bulat dalam pemecahan masalah

1.1 Melakukan operasi hitung bilangan

bulat, termasuk penggunaan sifat-

sifatnya, pembulatan dan penaksiran

1.2 Menggunakan faktor prima untuk

menentukan KPK dan FPB

1.3 Melakukan operasi hitung campuran

bilangan bulat

45

S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 5 46

Heruman, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),

hal. 1

Page 48: Dwi Agustina

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1.4 Menghitung perpangkatan dan akar

sederhana

1.5 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan operasi hitung,

KPK, dan FPB

Menggunakan pengukuran waktu,

sudut, jarak, dan kecepatan dalam

pemecahan masalah

2.1 Menulis tanda waktu dengan

menggunakan notasi 24 jam,

2.2 Melakukan operasi hitung satuan

waktu.

2.3 Melakukan pengukuran sudut

2.4 Mengenal satuan jarak dan

kecepatan

2.5 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan waktu, jarak dan

kecepatan

Menghitung luas bangun datar

sederhana dan menggunakannya

dalam pemecahan masalah dan

menggunakannya dalam pemecahan

masalah

3.1 Menghitung luas trapesium dan

layang-layang

3.2 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan luas bangun datar

Menghitung volume kubus dan balok

dan menggunakannya dalam

pemecahan masalah

4.1 Menghitung volume kubus dan

balok

4.2 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan volumen kubus

dan balok

Page 49: Dwi Agustina

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Sifat dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berusaha menganalisis minat dan hasil

belajar siswa yang diajar menggunakan metode Jarimatika pada mata

pelajaran Matematika materi perkalian di kelas V MINU Purwosari

Kecamatan Metro Utara Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.

Sifat penelitian ini adalah kuantitatif karena penulis akan mengukur

peningkatan minat dan hasil belajar siswa melalui beberapa tes yang di

berikan kepada siswa sedangkan jenis penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang meneliti langsung bagaimana keadaan situasi dan

kondisi kelas serta berperan langsung dalam proses pembelajaran saat itu.

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini berkolaborasi dengan Ibu Daruzzahroh

sebagai guru kelas V MINU PURWOSARI METRO UTARA dengan jumlah

siswa 23, yang terdiri dari 8 Perempuan dan 15 Laki-laki.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada tahun pelajaran

2014/2015, yaitu dari tanggal 11 Maret 2015 sampai dengan tanggal 25 Maret

2015.

C. Sasaran Penelitian

Page 50: Dwi Agustina

Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas ini merujuk pada minat

dan hasil belajar siswa menggunakan metode Jarimatika pada mata pelajaran

matematika materi perkalian, di kelas V MINU Purwosari kecamatan Metro

Utara Kota Metro.

Adapun komponen lain yang akan diteliti antara lain:

1. Siswa itu sendiri

2. Guru yang sedang mengajar

3. Materi pelajaran

4. Sarana dan prasarana

5. Minat siswa

6. Hasil belajar

7. Pengelolaan/pengaturan yang dilakukan pimpinan sekolah

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan

kelas (PTK) yang mengarah pada minat dan hasil belajar, metode dan sarana

dan prasarana pembelajaran, baik media dan strategi yang digunakan,

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika materi perkalian kelas

V di MINU Purwosari Metro Utara.

Dalam pengfokusan ini mengarah pada sikap dan perilaku siswa,

kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses

kagiatan yang dilakukannya, kemampuan, minat, bahkan hasil belajar siswa

Page 51: Dwi Agustina

serta tingkah laku guru pada waktu mengajar, serta partisipasi siswa dalam

simulasi.

E. Perencanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang

dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada dalam siklus,

yaitu:

1. Merencanakan

2. Melakukan tindakan

3. Pengamatan / observasi

4. Refleksi.47

Dalam proses tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut :

Gambar 6

Dalam pelaksanaan penellitian pembelajaran dilaksanakan dalam dua

siklus, setiap siklus masing- masing satu pertemuan dengan setiap pertemuan

masing- masing 4 jam pelajaran ( 2 x 35 ).

47

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 16

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan Refleksi

Pelaksanaan Siklus II

Pengamatan

Perencanaan

Page 52: Dwi Agustina

1. Siklus I

a. Perencanaan Penelitian

Peneliti mengadakan survey ke sekolah yang akan dijadikan objek

penelitian. untuk mengidentifikasi permasalahan tentang konsepsi siswa

dan proses pembelajaran di kelas. Setelah mengetahui permasalahan yang

ada maka penulis merancang sebuah pembelajaran di kelas yaitu dengan

menyusun desain pembelajaran, rencana pembelajaran (RPP) dan silabus,

membuat jadwal pertemuan, dan instrumen.

Dalam siklus I ini yang harus dilakukan adalah mulai dari

merencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan

merefleksi. Materi pokok yang diberikan adalah materi perkalian.

Adapun tahap-tahap dalam perencanaan penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut :

1. Menyusun satuan pelajaran sesuai pokok bahasan

2. Skenario pembelajaran.

3. Menyiapkan sumber, bahan dan metode Jarimatika yang dibutuhkan

dalam pembelajaran.

4. Menentukan waktu

5. Perangkat evaluasi

b. Tahap Pelaksanaan

Implementasi penelitian ini dengan :

1. Memberikan motifasi kepada siswa,

Page 53: Dwi Agustina

2. Penyajian materi menggunakan media nyata jari-jari tangan

3. Memberikan contoh soal,

4. Memberian latihan soal, dan diakhir siklus dilakukan tes untuk

memperoleh gambaran kesesuaian antara perencanaan tindakan

dengan pelaksanaan maka dilihat desain pembelajaran, suasana

kelas, bagaimana aktivitas guru dan siswa, proses belajar.

Pelaksanaan tindakan dalam kelas dilaksanakan oleh guru

setelah memahami perencanaan yang disusun. Adapun skenario

pembelajaran dikelas dirancang dengan pemilihan format tugas,

kegiatan inti dan hasil belajar siswa yang secara rinci akan dijabarkan

dalam RPP sebagaimana terlampir dalam PTK ini. Adapun skenario

pembelajaran secara umum dirancang sebagai berikut :

Pembelajaran yang penulis gunakan adalah metode Jarimatika

Kegiatan Awal

Apersepsi : Guru mengucap salam, memotivasi siswa

Kegiatan Inti

1) Guru memberi informasi tentang KD yang akan dipelajari

2) Setelah guru memperlihatkan alat mengajar yang digunakan media

nyata seperti jar-jari tangan, guru menjelaskan terlebih dahulu

konsep operasi perkalian.

3) Siswa menganalisa tentang materi perkailian.

Page 54: Dwi Agustina

4) Guru mempraktekan cara berhitung perkalian dengan jari,

kemudian guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan di

dalam jarimatika.

5) Siswa diminta mengangkat jari-jarinya keatas kemudian

mendemonstrasikan formasi jari-jari tangan yang digunakan dalam

jarimatika.

6) Siswa diajarkan cara-cara menghitung dengan jarimatika.

7) Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan menggunakan

jari tangan. Guru mengajarkan dengan pelan-pelan dan

menyenangkan agar siswa dapat memahami pengunaan metode

jarimatika dengan baik.

8) Guru memberikan waktu siswa untuk bertanya bagi siswa yang

kurang jelas ataupun kurang faham.

9) Guru memberi latihan soal dan siswa mengerjakan soal

menggunakan metode pembelajaran.

10) Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan

Kegiatan Akhir:

a. Mengumpulkan hasil latihan

b. Guru merefleksikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan,

kemudian memberikan penguatan kepada semua siswa untuk

meningkatkan minat belajar siswa.

c. Membaca hamdalah dan mengucap salam

d. Observasi

Page 55: Dwi Agustina

Observasi atau yang disebut pengamatan, yaitu kegiatan

pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.48

Pada tahap ini dilaksanakan observasi (pengamatan). Dalam

penelitian ini melakukan pengamatan terhadap jalannya kegiatan

pembelajaran dengan mengggunakan metode pembelajaran jarimatika.

Tindakan kelas yang telah dirancang harus benar-benar dilaksanakan

sebagai upaya untuk peningkatan minat dan hasil belajar. Observasi

ditekankan pada proses pembelajaran yang terangkum dalam skenario

pembelajaran. Adapun yang diobservasi dalam Penelitian Tindakan Kelas

ini adalah meliputi guru dan siswa. Sebagaimana yang tertuang dalam

format observasi berikut ini :

a. Lembar pengamatan rencana kegiatan pembelajaran guru dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 3

Format Observasi Untuk Guru dalam peroses pembelajaran

Menggunakan Metode jarimatika Siklus I

No Aspek Yang dinilai Penilaian

0 1 2 3 4

Perencanaan:

1 Membuat RPP

2 Menyesuaikan bahan ajar

3 Merumuskan Tujuan (indikator)

4 Mengorganisasi Materi

5 Memilih Metode yang Tepat

6 Memilih Sumber Belajar

7 Menyusun Alat Ukur

Jumlah 1

Pelaksanaan:

1 Memotivasi

48

Ibid., hal.19

Page 56: Dwi Agustina

2 Menjelaskan materi secara

singkat

3 Menguasai kelas dalam proses

belajar mengajar

4 Menjelaskan lambang-lambang

yang di gunakan dalam

jarimatika

5 Membimbing cara menghitung

dengan jari tangan

6 Membantu siswa yang

mengalami kesuitan dalam

melakukan operasi perkalian

dengan jari tangan

7 Menyimpulkan materi

8 Membuat evaluasi

Jumlah 2

Jumlah 1 dam 2

Keterangan Skala Penilaian

0 : tidak dilakukan

1 : Dilakukan kurang baik

2: Dilakukan cukup baik

3 : Dilakukan Dengan Baik

4 : Dilakukan sangat baik

Skor tinggi = 15 x 4 = 60

Skor rendah = 15 x 0 = 0

Rumusnya = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑇−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑅

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 =

60

4 = 15

kriteria hasil penilaian

0-15 : kurang

16-30 : cukup

31-45 : baik

46-60 : amat baik

b. Lembar pengamatan minat belajar siswa pada saat pembelajaran siklus I

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4

Format Minat belajar Siswa dengan Menggunakan

Metode Jarimatika Siklus I

Page 57: Dwi Agustina

No Aspek Yang Dinilai

Jumlah Siswa

Tiap Waktu

0 1 2 3 4

1 Mendengarkan penjelasan guru

2 Menirukan gerakan jari tangan dengan

bimbingan guru

3 Keseriusan mengingat

4 Mempraktekan cara yang di ajarkan oleh

guru tanpa dibimbing

5 Latihan menggunakan perkalian jari

tangan

Jumlah

Presentase ( % )

Keterangan Skor Penilaian

a. Tidak dilakukan

b. Dilakukan denagn baik

c. Dilakukan cukup baik

d. Dilakukan dengan baik

e. Dilakukan sangat baik

Kategori Hasil Penilaian

0 – 5 = kurang

6 – 10 = cukup

11 – 15 = baik

16 – 20 = sangat baik

Skor tinggi = 5 x 4= 20

Skor rendah = 5 x 0 = 0

Rumusannya = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑇−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑅

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 =

20

4 = 5

c. Data hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5

Hasil Belajar Siswa

No Nama siswa L/P Nilai

Keterangan

Tuntas Tidak

Tuntas

Page 58: Dwi Agustina

1 Ahmad Rifai

2 Ardhy Ramadhian Syah

3 Albi Reza Saputra

4 Arif Rusmanto

5 Diva Ananda Putri

6 Dian Maya Sari

7 Diva Ardiyansyah

8 Diki Kurniawan

9 Dimas Adi Prayogo

10 Ema Yuliana

11 Inal Hamdan Sinaro

12 Irfan Yuda Pratama

13 Khori Basith Asfihani

14 M. Al Rasyid Dimas P.

15 Muhammad Satria

16 Rudiansyah

17 Retno Ayu Ningsih

18 Rahma Novita Sari

19 Sendi Arlin Wardana

20 Shofia Salsabila

21 Saiful Mustaqim

22 Winda Yulina

23 Tri Mei Ratnasari

Jumlah

Page 59: Dwi Agustina

Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

% ketuntasan hasil belajar

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi terhadap tindakan kelas yang telah

dilakukan, maka dilakukan refleksi terhadap keseluruhan langkah dan

rangkaian proses tindakan sebagai bahan rujukan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan dan kegagalan. Setelah hasil refleksi didapat dari hasil

observasi pada tiap siklus, dikumpulkan dan dianalisis. Hasil yang

diperoleh digunakan sebagai acuan untuk merencanakan ke siklus

berikutnya.

2. Siklus II

Berdasarkan dari hasil refleksi pada siklus I maka pada pembelajaran

silus II akan diperbaiki pada kekurangan siklus I, dengan melanjutkan

materi pembelajran yang sesuai dengan kompetensi dasar dan lanjutan

indikatornya.

Hasil refleksi siklus II akan dijadikan acuan perbaikan pembelajaran

pada siklus berikutnya, hanya tercapainya tujuan yang diinginkan.

a. Perencanaan Penelitian

Page 60: Dwi Agustina

a. Menetapkan materi pembelajaran Matematika yaitu materi

perkalian kelas V denagn kurikulum yang berlaku di MINU

Purwosari Metro Utara yaitu KTSP

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

c. Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes uraian (esai)

d. Menetapkan cara pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan

pembelajaran melalui metode jarimatika.

e. Menyusun alat observasi dan angket, baik untuk siswa maupun

guru.

f. Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan yang sesuai

dengan respon terhadap tindakan yang dilakukan, baik data

kuantitatif maupun kualitatif.

g. Menetapkan cara refleksi yang dilakukan pada setiap akhir siklus.

b. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dilaksanakan peneliti

didampingi oleh guru pamong setelah memahami perencanaan yang

disusun. Adapun skenario pembelajaran dikelas dirancang dengan

pemilihan format tugas, kegiatan inti dan hasil belajar siswa yang

secara rinci akan dijabarkan dalam RPP sebagaimana terlampir dalam

PTK ini. Adapun skenario pembelajaran secara umum dirancang

sebagai berikut :

Pembelajaran yang penulis gunakan adalah metode Jarimatika

Kegiatan Awal

Page 61: Dwi Agustina

Apersepsi : Guru mengucap salam, memotivasi siswa

Kegiatan Inti

1) Guru memberi informasi tentang KD yang akan dipelajari

2) Guru menyampaikan kembali materi pelajaran menggunakan

metode Jarimatika

3) Siswa mempraktekan cara yang sudah diajarkan oleh guru

4) Guru memberi latihan soal dan siswa mengerjakan soal

menggunakan metode pembelajaran.

5) Guru melihat dan meneliti dari setiap siswa yang telah

mempraktekan soal perkalian dengan metode jarimatika

Kegiatan Ahir:

a. Mengumpulkan hasil latihan.

b. Guru merefleksikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan,

kemudian memberikan penguatan kepada semua siswa untuk

meningkatkan minat belajar siswa.

c. Membaca hamdalah dan mengucap salam

c. Observasi

Pada tahap ini sama halnya pada tahap observasi yang ada pada

siklus I yaitu pada tahap ini dilakukan observasi (pengamatan). Dalam

penelitian ini melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran

dengan menggunakan metode jarimatika. Tindakan kelas yang telah

dirancang harus benar-benar dilaksanakan sebagai upaya untuk

memperbaiki hasil pembelajaran matematika pada siklus I dan

Page 62: Dwi Agustina

diharapkan dapat lebih meningkatan hasil belajar pada siklus II, pada

tahap observasi ditentukan pada proses pembelajaran, scenario

pembelajaran, minat siswa dan hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Pada siklus II peneliti tidak mengalami hambatan. Setelah

memberikan penjelasan dan mempraktekan pada siswa, maka siswa

sudah dapat memahami materi dengan baik yang telah disampaikan

oleh guru.

Hasil yang diberikan pada siklus II sudah meningkat, untuk siklus

II ketercapaian hasil belajar siswa meningkat seperti yang telah

ditentukan kriteria ketuntasan mengajar (KKM) yaitu : 60.

F. Teknik Pengumpulan data

a. Observasi

Observasi adalah tekhnik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan – pencatatan terhadap

keadaan atau prilaku objek sasaran.49

Dalam metode observasi cara yang paling efektif adalah

melengkapinya dengan format atau belangko pengamatan sebagai

instrumen.

Lembar panduan observasi, instrument ini dirancang peneliti

berkolaborasi dengan guru kelas pada siswa kelas V lembar observasi ini

49

Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2011), hal. 104

Page 63: Dwi Agustina

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan minat

belajar siswa selama penelitian tindak kelas dan selama pembelajaran

Matematika dengan pembelajaran menggunakan metode jarimatika yang

di teliti adalah materi perkalian.

b. Tes

Tes ialah rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan

maksut untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi

penetapan skor atau angka. Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari dua macam yaitu pre test dan post test.

Tes yang dilakukan dalam peneletian ini adalah tes individu untuk

mengukur tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi perkalian

dengan menggunakan metode jarimatika.

Teknik untuk memperoleh data mengenai peningkatan minat dan

hasil belajar sehubungan dengan topik bahasan yang menggunaka metode

jarimatika. Dimana tes dilakukan diakhir siklus I dan II dengan standar

hasil belajar yang sesuai dengan KKM.

c. Interview

Interview atau wawancara merupakan metode pengumuplan data

yang menghendaki komunikasi langsung anatara penelidik atau responden.

Teknik interview dalam penelitian ini digunakan untuk mencari

keterangan tentang kesulitan dan hambatan yang dialami oleh siswa dan

guru dalam proses pembelajaran.

d. Dokumentasi

Page 64: Dwi Agustina

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental

dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan

harian, sejarah kehidupan, cerita biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa

dan lain-lain.50

Peneliti menggunakan metode dokumentasi sebagai salah satu alat

untuk mendapatkan data seperti sejarah singkat MINU Purwosari, sarana

dan prasarana sekolah, jumlah guru, siswa, dan keadaan gedung sekolah.

G. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat peningkatan minat dan hasil belajar

Matematika dan mengatahui efektifitas penggunaan metode jarimatika, dalam

penelitian ini akan menggunakan tabel distributet frekwensi relative

dinamakan tabel presentase karena frekwensi relative disajikan disini bukanlah

yang sebenarnya melainkan frekwensi yang dituangkan dalam bentuk angka

persenan, dengan rumus penulis gunakan rumus:

P = 𝐹

𝑁 x 100%

Keterangan :

F = frekwensi yang sedang dicari presentasinya

N = number of caser (jumlah frekwensi / banyaknya individu)

50

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

(Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 240

Page 65: Dwi Agustina

P = angka presentase.51

Pengertian Organisasi berjalan cukup baik. Hasil frekwensipun

mengalami peningkatan yang baik juga. Ini menunjukkan bahwa penggunaan

Metode Jarimatika mulai dipahami siswa.

51

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2012), hal. 43

Page 66: Dwi Agustina

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Umum Daerah Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama

(MINU) Purwosari

Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) didirikan pada

tanggal 01 Januari 1967. MINU merupakan lembaga pendidikan formal

yang berazaskan Ahlussunnah Waljama’ah. Berdirinya MINU dipelopori

oleh para Tokoh NU Purwosari Kecamatan Metro Utara antara lain :

1. Bapak H. Muhtar sebagai Ketua NU

2. Bapak M. Zainudin sebagai Sekretaris

3. Bapak Pai Kromo sebagai Anggota

4. Bapak Ahmat sebagai Anggota

5. Bapak Suhiyat sebagai Anggota

Sejak didirikan pada tahun 1967 hingga sekarang telah terjadi pergantian

Kepala Madrasah MINU dengan urutan yaitu:

1. Bapak M. Zainudin tahun 1967 – 1974

2. Bapak Suripto tahun 1974 – 1977

3. Bapak Wahib tahun 1977 – 1979

4. Bapak Mashuri tahun 1979 – 1999

5. Bapak Hasan Ashari tahun 2000 – 2001

6. Bapak Mabrur, A.Ma tahun 2001 – 2006

7. Bapak Miftahul Royyan, S.Ag tahun 2006 – 2006

Page 67: Dwi Agustina

8. Ibu Khotimatul Hasanah, S.Pd.I tahun 2006 – 2009

9. Ibu Muslimatun Nafi’ah,S.Ag. 2009 – 2012.

10. Ibu Khotimatul Hasanah, S.Pd.I tahun 2012 sampai sekarang.

Adapun dasar pendirian sekolah/madrasah tersebut adalah :

a. Sebagai amal usaha dari Lembaga Pendidikan Ma’arif, yaitu usaha

nyata dan ikut serta membantu pemerintah dalam dunia pendidikan

b. Masih terbatasnya jumlah sekolah dasar baik negeri maupun swasta di

Kecamatan Metro Utara terutama dilingkungan Lembaga Pendidikan

Ma’arif.

Pada awal berdirinya kondisi bangunan MINU terbuat dari gribik

sebanyak 2 lokal dengan ukuran masing-masing 7 x 7 meter. Karena murid

yang masuk pada tahun ajaran 1967, 2 kelas yaitu kelas 2 dan 3 pindahan

dari MIM Banjarsari.

2. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari

Madrasah Ibtidaiyah NU Metro Utara berada di Jalan Walet No. 80

Kelurahan Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Lokasi Madrasah

Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota

Metro berada di desa Purwosari kurang lebih 5 kilometer dari pusat Kecamatan

Metro Utara menuju arah Kecamatan, dengan batas-batasnya sebagai berikut:

- Sebelah barat, berbatasan dengan rumah penduduk

- Sebelah timur, berbatasan dengan jalan desa

- Sebelah utara, berbatasan dengan jalan desa

- Sebelah selatan, berbatasan dengan rumah penduduk.

Page 68: Dwi Agustina

3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari

a. Visi

”Menjadikan MINU Sebagai Pendidikan yang Unggul Mandiri

Berhaluan Islam Aswaja”.

b. Misi

1. Mewujudkan pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan efisien

2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

3. Membentuk karakter siswa/siswi yang kreatif dan mandiri

4. Mengembangkan minat dan bakat siswa

5. Menanamkan sifat dan sikap terpuji dan keteladanan.

c. Tujuan Umum Pendidikan Madrasah.

1. Untuk meletakkan dasar kecerdasan , pengetahuan , kepribadian, akhlak

mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut.

2. Untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam

memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang

menyerasikan penguasaanya dalam IPTEK dan Seni.

d. Tujuan khusus pendidikan Madrasah

1. Memberikan dasar-dasar keimanan , ketaqwaan , dan akhlakul

karimah, sehingga siswa mampu me ngamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

2. memberikan dasar-dasar keilmuan secara optimal , sehingga siswa

mampu memecahkan masalah dan mempunyai kepekaan social.

3. meningkatkan kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan budaya

Page 69: Dwi Agustina

baca dan tulis

4. melaksanakan PAIKEM , sehingga siswa mampu mencapai prestasi

akademik dan non akademik secara optimal.

5. meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana sebagai penunjang

proses pembelajaran sehingga siswa betah berada di lingkungan

madrasah.

6. mengoptimalkan pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan ,

sehingga siswa mampu meningkatkan rata-rata nilai UN serta siswa

mampu berkompetisi.

4. Keadaan Guru dan Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama

(MINU) Purwosari

Dalam proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul

Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro tak lepas

adanya tenaga pendidik serta dibantu oleh pengelola administrasi, keadaan

jumlah tenaga guru dan karyawan sebanyak 14 orang dimana dengan

jumlah tenaga guru dan karyawan tersebut telah memenuhi kebutuhan

personalia dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran.

Selanjutnya tenaga guru dan karyawan adalah :

Tabel 6

Daftar Keadaan Guru dan Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul

Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro

Tahun Pelajaran 2014/2015

No Nama L/P Jabatan Pendidikan

1. Khotimatul Hasanah, S.Pd.I P Kepala Madrasah S1

2. Muslimatun Nafi’ah,S.Ag P Mapel Akidah Ahlak S1

Page 70: Dwi Agustina

3. Unjilah, S.Pd.I P Wali Kelas Ib S1

4. Fathmawati, S.Pd.I P Wali Kelas VI S1

5. Dwi Masitoh, S.HI P Wali Kelas II S1

6. Yuli Mulyani, A.Ma P Wali Kelas IV S1

7. Purnawan Sudibyo, S.Pd L Penjaskes S1

8. Endah Nuryati, S.TP P Wali Kelas 1c S1

9. Daruzzahroh,S.Pd.I P Wali kelas V S1

10. Nur Maida,S.Pd.I P Wali Kelas III SI

11. Tyas Kusumaningsih,S.Pd.I P Wali Kelas 1a SI

12. Muhlisin,S.Pd.I L TU SI

13 Risma wati,S.Pd.I P Pramuka SI

14 Siti Muntiamah,S.Pd.I P Mapel Fiqih SI

5. Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU)

Prwosari

Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU)

Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro adalah sebagai berikut :

Tabel 7

Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU)

Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro

Tahun Pelajaran 2014 /2015

No Kelas Jenis Kalamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. I 31 32 53

Page 71: Dwi Agustina

2. II 12 13 25

3. III 16 9 25

4. IV 12 9 21

5. V 15 8 23

6. VI 10 5 15

Jumlah 83 76 163

Sumber data : Keadaan siswa MINU Purwosari Metro Utara Tahun 2014/2015

6. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari

Struktur Organisasi MINU Purwosari Metro Utara masa bakti

2013/2014 adalah sebagai berikut :

Struktur Organisasi MINU Purwosari Kecamtan Metro Utara

Masa Bakti 2014/2015

Kepala MINU

Khotimatul Hasanah, S.Pd.I

NIP.19711109200604 2 005

Komite Madrasah

M. Muqorrobin, M.Pd.I

Tata Usaha

MUHLISIN, S.Pd.I

Page 72: Dwi Agustina

Alamat : Jl. Walet No. 80. Metro Utara, Kota Metro Lampung

Dari Struktur tersebut di atas dapat utarakan bidang tugas masing-

masing sesuai dengan penjelasan Ibu Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah

Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro

adalah sebagai berikut :

1. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari

Kecamatan Metro Utara Kota Metro disini bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan yang ada dilingkungan sekolah. Dalam

menjalankan tugasnya, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama

(MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro dibantu

Kepala Tata Usaha dan Wakil Kepala Sekolah serta bidang-bidang

lain, yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah kepada personalnya masing-

masing guna melaksanakan sesuai dengan bidangnya.

2. Wakil Kepala sekolah ini adalah, bertugas mewakili Kepala Sekolah

Bendahara

Unjilah, S.Pd.I

GURU

W. Kelas 1a

Tyas Kusumanigsih,S.Pd.I

W.W.Kelas 1b 1b

Unjilah,S.Pd.I

W.Kelas 1c

Endang Nuryati, S.Pd.I

W. Kelas II

Dwi Masitoh, SHI

W. Kelas III

Nur maida, S.Pd.I

W. Kelas IV

Yuli Mulyani, S.Pd.I

W. Kelas V

Darruzzahroh,

S.Pd.I

NIP.1971110

9200604 2

005

W. Kelas VI

Fathmawati,

S.Pd.I

SISWA

Page 73: Dwi Agustina

jika Kepala Sekolah itu berhalangan hadir, kemudian bertanggung jawab

atas kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dan mengadakan

pembagian tugas serta merrencanakan jadwal untuk kegiatan dalam proses

belajar mengajar.

3. Kepala Tata Usaha bertanggung jawab dalam urusan administrasi sekolah

dan dibantu oleh stafnya.

4. Wali Kelas bertugas untuk mengadakan kelengkapan kelas dan juga

mengawasi, membimbing baik akademis ataupun karir anak meyelesaikan

masalah anak baik itu kesulitan dalam belajar maupun masalah yang

menyebabkan anak merosot dalam mengikuti belajar disekolah.

5. Guru bertugas mengajar/mendidik dan mengasuh dalam pelajaran yang

menjadi tanggung jawabnya, serta membuat satuan program pengajaran

yang meliputi program harian, mingguan, bulanan, semester dan tahunan.

Dari beberapa tugas yang penulis kemukakan dimana masing-masing

tugas tersebut bertanggung jawab kepada Kepala Madrasah Ibtidaiyah

Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro

dan antara tugas-tugas yang satu dengan yang lain adalah saling berkaitan

atau mempunyai hubungan yang erat baik secara fungsional maupun

secara administratif.

7. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul

Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro

Page 74: Dwi Agustina

Sarana dan prasarana Pendidikan yang Madrasah Ibtidaiyah

Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro

sebagaimana terlihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 8

Keadaan Fasilitas Gedung Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama

(MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro

No. Sarana Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Lokal

2 Ruang Untuk Dewan Guru 1 Lokal

3 Ruang Perpustakaan 1 Lokal

4 Ruang MCK 2 Buah

5 Ruang UKS 1 Lokal

6 Mushola 1 Buah

7 Ruang Belajar 8 Lokal

Jumlah 15 Lokal

Sumber data : Dokumentasi MINU Purwosari Metro Utara Tahun

Pelajaran 2014/2015.

Dari berbagai ruangan tersebut telah dilengkapi dengan berbagai

jenis sarana sesuai dengan fungsinya masing-masing seperti kursi, meja

tulis, almari buku, penggaris, papan tulis, penghapus, meja tik, komputer,

alat-alat olah raga dan kesenian dan lain sebagainya.

8. Denah Lokasi Madrasah Idtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU)

Purwosari

Denah lokasi Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari Metro

Utara adalah sebagai berikut :

Ruang

kelas

Ruang

Kelas

Ruang

kelas 6

Kantor

Sekola

h

Jl. Walet

Ruang

Kelas1

a

Ruang

kelas1

b

Ruang

kelas 4

Page 75: Dwi Agustina

Gambar 7

Denah Lokasi MINU Purwosari

B. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan Penelitian

Kegiatan pada tahap awal ini adalah:

1) Menentukan kelas penelitian dan menetapkan siklus penelitin tindakan

kelas yaitu siswa kelas V.

2) Menetapkan waktu dimulainya penelitian tindakan kelas.

3) Menetapkan mata pelajaran matematika materi perkalian sifat distributife

dikelas V dengan kurikulum yang berlaku di MINU Purwosari Metro Utara

yaitu KTSP.

4) Menetapkan standar kompetenasi dan kompetensi dasar yang relevan

dengan pokok bahasan tersebut.

5) Membuat perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP.

Page 76: Dwi Agustina

6) Menentukan tujuan pembelajaran serta menyiapkan materi sumber yang

relevan berupa buku sumber dan media lainnya.

7) Membuat rancangan kegiatan pembelajaran melalui metode jarimatika

sesuai dengan pokok bahasan.

8) Membuat soal untuk menjajaki kemampuan siswa berkaitan dengan materi.

9) Membuat lembar tugas siswa, alat pengumpulan data dan lembar tes tertulis

dan lembar hasil test.

10) Menetapkan cara refleksi yang dilakukan pada setiap akhir siklus.

b. Tahap Pelaksanaan

Penelitian merupakan kegiatan proses pembelajaran dengan

menggunakan keterampilan bertanya. Tahap ini merupakan tahap

pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap

perencanaan. Adapun langkah-langkah tindakan kelas pada siklus I

sebagai berikut:

1) Guru mengawali kegiatan dengan mengucap salam dan berdo’a bersama.

2) Guru memeriksa kehadiran siswa dan memberikan apersepsi/memotivasi

kepada siswa.

3) Guru memberi informasi tentang kompetensi dasar, indikator pencapaian

dan standar ketuntasan minimal.

4) Guru memperlihatkan alat mengajar yang digunakan, yaitu media nyata

seperti jar-jari tangan kemudian guru menjelaskan terlebih dahulu

konsep operasi perkalian.

5) Siswa menganalisa tentang materi perkailian.

Page 77: Dwi Agustina

6) Guru mempraktekan cara berhitung perkalian dengan jari-jari tngan,

kemudian guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan di

dalam jarimatika.

7) Siswa diminta mengangkat jari-jarinya keatas kemudian

mendemonstrasikan formasi jari-jari tangan yang digunakan dalam

jarimatik.

8) Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan menggunakan jari

tangan.

9) Guru mengajarkan dengan pelan-pelan dan menyenangkan agar siswa

dapat memahami pengunaan metode jarimatika dengan baik.

10) Siswa mempraktekan cara yang diajarkan guru tanpa dibimbing.

11) Guru memberikan waktu siswa untuk bertanya bagi siswa yang kurang

jelas ataupun kurang faham.

12) Guru memberi latihan soal dan siswa mengerjakan soal menggunakan

metode pembelajaran.

13) Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan

14) Mengumpulkan hasil latihan

15) Guru merefleksikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan, kemudian

memberikan penguatan kepada semua siswa untuk meningkatkan minat

belajar siswa.

16) Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucap

salam.

c. Hasil Observasi

Page 78: Dwi Agustina

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan ( observasi ). Pengamatan

adalah kegiatan mengamati dan mencatat semua hal yang diperlukan yang

terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan

oleh Daruzzahroh, S.Pd.I sebagai guru pamong sekaligus sebagai guru kelas V

MINU Purwosari. Guru pamong dan peneliti berkolaborasi selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan

lembar pengamatan (observasi) yang telah disediakan untuk mengamati

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru, minat siswa dalam belajar,

serta hasil belajar siswa setelah pembelajaran dilaksanakan dengan

menggunakan metode Jarimatika. Untuk pengamatan akivitas belajar siswa

merupakan data penguat bukan sebagai tujuan PTK. Tujuan PTK terfokus pada

penggunaan metode Jarimatika serta hasil belajar mata pelajaran Matematika.

Adapun lembar pengamatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

guru, minat belajar siswa, dan hasil belajar Matematika siswa dengan

menggunakan metode Jarimatika adalah sebagai berikut :

a. Lembar pengamatan kegiatan pembelajaran guru dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 9

Format Observasi Untuk Guru dalam peroses pembelajaran

Menggunakan Metode jarimatika Siklus I

No Aspek Yang dinilai Penilaian

0 1 2 3 4

Perencanaan

1 Membuat RPP

2 Menyesuaikan bahan ajar

3 Merumuskan Tujuan (indikator)

4 Mengorganisasi Materi

Page 79: Dwi Agustina

5 Memilih Media yang Tepat

6 Memilih Sumber Belajar

7 Menyusun Evaluasi

Jumlah 1 0 0 10 3 4

Pelaksanaan

1 Memotivasi

2 Menjelaskan materi secara singkat

3 Menguasai kelas dalam proses belajar

mengajar

4 Menjelaskan lambang-lambang yang

gunakan dalam jarimatika

5 Membimbing cara menghitung dengan jari

tangan

6 Membantu siswa yang mengalami kesulitan

dalam melakukan operasi perkalian dengan

jari tangan

7 Menyimpulkan materi

8 Membuat evaluasi

Jumlah 2 0 0 10 9 0

Jumlah 1 dan 2 0 0 20 9 4

Keterangan skala Perencanaan

Keterangan Skor Penilaian

a. Tidak dilakukan

b. Dilakukan denagn baik

c. Dilakukan cukup baik

d. Dilakukan dengan baik

e. Dilakukan sangat baik

Keterangan skala Pelaksanaan

Kategori Hasil Penilaian

0 – 7 = kurang baik

8 – 14 = cukup baik

15 – 21 = dengan baik

22 – 28 = sangat baik

Page 80: Dwi Agustina

Keterangan Skor Penilaian

0. Tidak dilakukan

1. Dilakukan denagn baik

2. Dilakukan cukup baik

3. Dilakukan dengan baik

4. Dilakukan sangat baik

Kategori Hasil Penilaian

0 – 8 = kurang baik

9 – 16 = cukup baik

17 – 24 = dengan baik

25 – 32 = sangat baik

Gambar 8

Prosentase Observasi Guru dalam Proses Pembelajaran

Tabel 10

Hasil Penilaian Perencanaan dan Pembelajaran Guru

Siklus I

Siklus

Aspek yang

diamati

Penilaian

Presentase (%)

Nilai Kriteria

I

Perencanaan 17 Baik 61 %

Pelaksanaan 19 Baik 59 %

Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa perencanaan mendapat

skor (0x0) + (1x0) + (2x5) + (3x1) + (4x1) = 17 termasuk kategori baik

baik dan pelaksanaan mendapat skor (0x0) + (1x0) + (2x5) + (3x3) +

(4x1) = 19 termasuk kategori baik.

Gambar 9

Hasil penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru

Pada Siklus I

0123

Perencanaan

Pelaksanaan

Page 81: Dwi Agustina

Dari hasil pengamatan yang diperoleh peneliti dari siklus I masih ada

aspek yang kurang dilakukan seorang guru yaitu: penguasaan kelas dalam

proes belajar mengajar dan perhatian guru teradap siswa masih sangat kurang

sehingga banyak siswa yang tidak fokus dalam mendengarkan akan tetapi

sebagian siswa mulai tertarik dengan materi pembelajaran karena menggunakan

metode jarimatika, siswa lebih semangat dalam proses belajar dan berminat

dalam mempelajari matematika. Oleh karnanya diharapkan pada pertemuan

berikutnya seorang guru akan lebih baik lagi dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

b. Lembar pengamatan minat belajar siswa pada saat pembelajaran siklusI:

Tabel 11 Hasil Minat Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Jarimatika Siklus I

No Aspek Yang Dinilai

Rata-rata Nilai

Rata-

rata

Ket.

Pertemuan

1

Pertemuan

2

1 Mendengarkan

penjelasan guru 51,09 44,56 47,83

Dengan

baik

2 Menirukan gerakan jari

tangan dengan

bimbingan guru

52,17 68,49 60,33 Dengan

baik

3 Keseriusan mengingat 54,35 61,96 58,16 Dengan

58%

59%

59%

60%

60%

61%

61%

62%

Persentase

Perencanaan

Pelaksanaan

Page 82: Dwi Agustina

baik

4 Mempraktekan cara

yang di ajarkan oleh

guru tanpa dibimbing

63,04 73,91 68,48 Dengan

baik

5 Latihan menggunakan

perkalian jari tangan 60,87 75 67,94

Dengan

baik

Rata-rata 56,30 64,79 60,55 Dengan

baik

Keterangan Skor Penilaian

0. Tidak dilakukan 1. Dilakukan kurang baik

2. Dilakukan cukup baik

3. Dilakukan dengan baik

4. Dilakukan sangat baik

Kategori Hasil Penilaian

0 – 23 = kurang baik

24 – 46 = cukup baik

47 – 69 = dengan baik

70 – 92 = sangat baik

Berdasarkan tabel 11 diatas terlihat bahwa hasil minat belajar siswa

dengan menggunakan metode Jarimatika pada siklus I mendapat nilai rata-

rata 60,55% dengan kategori baik.

Hasil pengamatan minat belajar siswa pada saat pembelajaran

menggunakan metode Jarimatika diperoleh bahwa siswa masih pasif dalam

proses pembelajaran, karena siswa belum terlalu paham dengan metode yang

digunkan. Padahal siswa dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran.

c. Data hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12 Hasil belajar siswa siklus I

No Nama siswa L/P Nilai

Keterangan

Tuntas Tidak

Tuntas

1 Ahmad Rifai L 50

2 Ardhy Ramadhian Syah L 50

3 Albi Reza Saputra L 60

4 Arif Rusmanto L 40

Page 83: Dwi Agustina

5 Diva Ananda Putri P 80

6 Dian Maya Sari P 30

7 Diva Ardiyansyah L 80

8 Diki Kurniawan L 50

9 Dimas Adi Prayogo L 40

10 Ema Yuliana P 50

11 Inal Hamdan Sinaro L 50

12 Irfan Yuda Pratama L 50

13 Khori Basith Asfihani L 50

14 M. Al Rasyid Dimas P. L 90

15 Muhammad Satria L 40

16 Rudiansyah L 50

17 Retno Ayu Ningsih P 100

18 Rahma Novita Sari P 70

19 Sendi Arlin Wardana L 70

20 Shofia Salsabila P 90

21 Saiful Mustaqim L 40

22 Winda Yulina P 50

23 Tri Mei Ratnasari P 90

Jumlah 1280 9 14

Rata-rata 55,65

Nilai Terendah 30

Nilai Tertinggi 100

% Ketuntasan Hasil Belajar

9

23100

= 39, 13%

14

23100

= 60,87%

Page 84: Dwi Agustina

Tingkat kemampuan siswa dalam mengerjakan soal diukur dari

tingkat ketuntasan, pada tahap awal prytese siswa yang mendapat nilai

≥60 (tuntas) sesuai dengan KKM adalah sebanyak 6 siswa atau 26,08%,

setelah dilakukan tindakan siswa yang mendapat ≥ 60 (tuntas) sebanyak 9

siswa atau 39,13% dari seluruh siswa yang diikuti.

Dengan demikian hasil yang didapat pada siklus I setelah dilakukan

tindakan dengan menggunakan metode jarimatika yang awalnya 26,08%

siswa yang tuntas belajarnya menjadi 39,13% telah dilakukan tindakan,

hasil belajar pun meningkat sekitar 13,05% namun peningkatan tersebut

belum sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu ≥60 (tuntas) belum

mencapai 80% jadi dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil tersebut perlu diadakan refleksi untuk

memperbaiki hasil belajar di siklus I. Presentase ketuntasan hasil belajar

siswa akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut:

Gambar 10

Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Page 85: Dwi Agustina

d. Refleksi

Dengan berakhirnya siklus I, kemudian diadakan refleksi terbukti bahwa

dengan proses pembelajaran dengan menggunakan metode Jarimatika hasil

belajar siswa dapat meningkat, hal itu terlihat dengan adanya peningkatan data

awal siswa yang mendapat nilai ≥ 60 (tuntas) sesuai dengan KKM sebanyak

26,08 % dan setelah dilakukan tindakan, siswa yang mendpat nilai ≥ 60 sebanyak

39,13%.

Dengan demikian pada tindakan siklus I telah terjadi peningkatan

sebesar 13,05 % yakni dari 26,08% menjadi 39,13%. Dalam hal ini berarti belum

sesuai dengan indikator keberhasilan yakni siswa yang mendapatkan nilai ≥ 60

sesuai dengan KKM minimal 80 % dari jumlah siswa.

a) Kendala-kendala

Adapun kendala-kendala yang dialami selama Siklus I berlangsung

diantaranya adalah :

1) Guru kurang memotivasi siswa

2) Dalam proses pembelajaran guru kurang dapat menguasai kelas

sehingganya masih ada siswa yang ribut sendiri

3) Guru kurang memperhatikan siswa sehingganya siswa

TUNTAS

TIDAK TUNTAS

14 Siswa61%

9 Siswa39%

Page 86: Dwi Agustina

masih ada yang kurang paham dengan yang disampaikan oleh guru

4) Siswa masih ada yang belum paham dan belum biasa

mempraktekan perkalian dengan menggunakan jari tangan.

b) Saran-saran

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I tindakan yang akan dilakukan

pada Siklus I sebagai berikut :

1) Sebelum memulai pelajaran sebaiknya guru memotivasi siswa agar

berminat untuk mengikuti pelajaran.

2) Guru dapat menguasai kelas dan lebih memperhatikan siswa yang tidak

mengikurti gerakan guru dalam mempraktekan pembelajaran.

3) Guru lebih memperhatikan siswa yang tidak serius jika diperintah untuk

mempraktekan langkah-langkah pembelajaran yang telah dicontohkan

oleh guru agar tidak rebut sendiri

3. Siklus II

Dengan berakhirnya proses pembelajaran siklus I kemudian diobservasi dan

direfleksi memang terjadi peningkatan tetapi belum banyak yang mendapat nilai ≥

60 sesuai dengan KKM. Hal ini diakibatkan karena siswa kurang fokus

mendengarkan materi yang disampaikan, jadi proses pembelajaran pada siklus II

ini ditekankan pada kesiapan siswa dalam menangkap materi dengan mengerjakan

soal-soal latihan yang diberikan guru, yang mana pada siklus I masih banyak siswa

yang belum faham dengan metode yang disampaikan guru, sehingga masih

banyak siswa yang masih kesulitan dalam mengerjakan soal.

a. Perencanaan Penelitian

Page 87: Dwi Agustina

Pembelajaran pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Adapun

tahap-tahap dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

1) Menetapkan kelas penelitian

2) Mempersiapkan waktu dan materi.

3) Skenario pembelajaran

4) Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

5) Menyususn lembar kerja yang akan diberikan kepada siswa.

6) Menyusun evaluasi (hasil tes belajar)

d. Pelaksanaan tindakan

1) Guru memberi salam kemudian berdo’a bersama.

2) Memeriksa kehadiran siswa dan menanyakan kepada siswa tentang keadaan

mereka hari ini.

3) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator pencapaian, dan standar

ketuntasan minimal (KKM).

4) Menyampaikan materi perkalian sifat distributife secara singkat.

5) Setelah itu setiap siswa mempraktekan cara yang sudah di ajarkan oleh guru

tanpa dibimbing.

6) Guru mempraktekan lagi cara berhitung perkalian dengan jari tangan.

7) Guru membimbing siswa yang kesulitan dalam proses pembelajaran.

8) Memberikan evaluasi / tes latihan.

9) Setelah kegiatan selesai guru melihat dan meneliti dari setiap siswa yang

telah mempraktekan soal perkalian dengan metode jarimatika.

10) Memberikan kesimpulan materi yang diberikan.

Page 88: Dwi Agustina

11) Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucap

salam.

b. Hasil Observasi

Pada tahap ini sama halnya pada tahap observasi yang ada pada siklus I

yaitu pada tahap ini dilakukan observasi (pengamatan). Dalam penelitian ini

melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran dengan

menggunakan metode Jarimatika. Tindakan kelas yang telah dirancang harus

benar-benar dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki hasil

pembelajaran matematika pada siklus I dan diharapkan dapat lebih

peningkatan minat dan hasil belajar pada siklus II, pada tahap observasi

ditentukan pada proses pembelajaran, skenario pembelajaran, aktivitas siswa,

hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Jarimatika adalah sebagai

berikut :

a. Lembar pengamatan rencana dan kegiatan pembelajaran guru dapat

Dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 13

Format Observasi Untuk Guru dalam peroses pembelajaran

Menggunakan Metode jarimatika siklus II

No Aspek Yang dinilai Penilaian

0 1 2 3 4

Perencanaan

1 Membuat RPP

Page 89: Dwi Agustina

2 Menyesuaikan bahan ajar

3 Merumuskan Tujuan (indikator)

4 Mengorganisasi Materi

5 Memilih Media yang Tepat

6 Memilih Sumber Belajar

7 Menyusun Evaluasi

Jumlah 1 0 0 0 9 16

Pelaksanaan

1 Memotivasi

2 Menjelaskan materi secara singkat

3 Menguasai kelas dalam proses belajar

mengajar

4 Menjelaskan lambang-lambang yang

gunakan dalam jarimatika

5 Membimbing cara menghitung dengan

jari tangan

6 Membantu siswa yang mengalami

kesulitan dalam melakukan operasi

perkalian dengan jari tangan

7 Menyimpulkan materi

8 Membuat evaluasi

Jumlah 2 0 0 0 9 20

Jumlah 1 dan 2 0 0 0 18 36

Keterangan skala Perencanaan

Keterangan Skor Penilaian

1. Tidak dilakukan 2. Dilakukan denagn baik 3. Dilakukan cukup baik

4. Dilakukan dengan baik

5. Dilakukan sangat baik

Kategori Hasil Penilaian

0 – 7 = kurang baik

8 – 14 = cukup baik

15 – 21 = dengan baik

22 – 28 = sangat baik

Page 90: Dwi Agustina

Keterangan skala Pelaksanaan

Keterangan Skor Penilaian

1. 0. Tidak dilakukan

2. 1. Dilakukan denagn baik

3. 2. Dilakukan cukup baik

4. 3. Dilakukan dengan baik

C. 4. Dilakukan sangat baik

Kategori Hasil Penilaian

0 – 8 = kurang baik

9 – 16 = cukup baik

17 – 24 = dengan baik

25 – 32 = sangat baik

Gambar 11

Prosentase Observasi Guru dalam Proses Pembelajaran

Tabel 14

Hasil Penilaian Perencanaan dan Pembelajaran Guru

Siklus II

Siklus Aspek yang diamati Penilaian

Presentase(%) Nilai Kriteria

II Perencanaan 25 Sangat Baik 96 %

Pelaksanaanr 29 Sangat Baik 97 %

Berdasarkan tabel 14 dapat dilihat bahwa perencanaan mendapat

skor ( 1x0 ) + ( 2x0 ) + ( 3x1 ) + ( 4 x 6 ) = 27 termasuk kategori sangat

baik dan pelaksanaan mendapat skor ( 1x0 ) + ( 2x0 ) + ( 3x1 ) + ( 4x7 ) =

31 termasuk kategori sangat baik.

0

2

4

Perencanaan

Pelaksanaan

Page 91: Dwi Agustina

Gambar 12

Hasil penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru

Pada Siklus I

b. Lembar pengamatan minat belajar siswa pada saat pembelajaran siklus

II sebagai berikut:

Tabel 15 Hasil Minat Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Jarimatika Siklus II

No Aspek Yang Dinilai

Rata-rata Nilai

Rata-

rata

Ket.

Pertemua

n 3

Pertemua

n 4

1 Mendengarkan penjelasan

guru 58,70 82,61 70,66

Sangat

baik

2 Menirukan gerakan jari

tangan dengan bimbingan

guru

70,65 85,87 78,26 Sangat

baik

3 Keseriusan mengingat 68,48 81,52 75,00

Sangat

baik

4 Mempraktekan cara yang di

ajarkan oleh guru tanpa

dibimbing

73,91 89,13 84,52 Sangat

baik

5 Latihan menggunakan

perkalian jari tangan 78,26 92,39 85,33

Sangat

baik

Rata-rata 70,00 86,30 78,15 Sanga

t baik

Keterangan Skor Penilaian

0. Tidak dilakukan

1. Dilakukan kurang baik

2. Dilakukan cukup baik

3. Dilakukan dengan baik

Kategori Hasil Penilaian

0 –23 = kurang

24 – 46 = cukup

47 – 69 = baik

70 – 92 = sangat baik

96%

96%

97%

97%

98%

Persentase

Perencanaan

Pelaksanaan

Page 92: Dwi Agustina

4. Dilakukan sangat baik

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil minat belajar siswa

dengan menggunakan metode Jarimatika pada siklus II mendapat nilai rata-

rata 78,15% dengan kategori sangat baik.

Hasil pengamatan minat belajar siswa pada saat pembelajaran

menggunakan Metode Jarimatika diperoleh bahwa siswa sudah aktif dalam

proses pembelajaran.

c. Data hasil belajar siswa siklus II sebagai berikut:

Tabel 16 Hasil belajar siswa siklus II

No Nama siswa L/P Nilai

Keterangan

Tuntas Tidak

Tuntas

1 Ahmad Rifai L 80

2 Ardhy Ramadhian Syah L 80

3 Albi Reza Saputra L 90

4 Arif Rusmanto L 50

5 Diva Ananda Putri P 100

6 Dian Maya Sari P 50

7 Diva Ardiyansyah L 90

8 Diki Kurniawan L 80

9 Dimas Adi Prayogo L 60

10 Ema Yuliana P 80

11 Inal Hamdan Sinaro L 80

12 Irfan Yuda Pratama L 90

13 Khori Basith Asfihani L 80

Page 93: Dwi Agustina

14 M. Al Rasyid Dimas P. L 100

15 Muhammad Satria L 70

16 Rudiansyah L 70

17 Retno Ayu Ningsih P 100

18 Rahma Novita Sari P 80

19 Sendi Arlin Wardana L 80

20 Shofia Salsabila P 90

21 Saiful Mustaqim L 70

22 Winda Yulina P 70

23 Tri Mei Ratnasari P 100

Jumlah 1840 21 2

Rata-rata 80

Nilai Terendah 50

Nilai Tertinggi 100

% Ketuntasan Hasil Belajar

21

23100

= 91,30%

2

23100

= 8,70%

Dari data tabel 16 diatas dapat dilihat bahwa dalam mengukur tingkat

kemampuan siswa dalam mengerjakan soal diukur dari tingkat ketuntasan. Pada

data siklus I siswa yang mendapat nilai ≥ 60 sesuai dengan KKM adalah sebanyak

39,13 % setalah dilakukan refleksi siklus I dan tindakan pada siklus II maka siswa

yang mendapat nilai ≥ 60 sebanyak 91,30 %, sedangkan yang tidak tuntas hanya

sebesar 8,70 % dari jumlah 23 siswa.

Dengan demikian pada tindakan siklus II telah terjadi peningkatan sebesar

52,17 % dari 39,13 % menjadi 91,30 %. Dalam hal ini berarti telah melebihi dari

Page 94: Dwi Agustina

indikator keberhasilan yaitu siswa yang mendapat nilai sesuai dengan KKM

minimal 80 % dari jumlah 23 siswa.

Berdasarkan hasil tersebut perlu diadakan refleksi untuk

memperbaiki hasil belajar di siklus II. Presentase ketuntasan hasil belajar

siswa akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut:

Gambar 13

Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

d. Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus II diketahui bahwa tindakan pembelajaran

dengan menggunakan metode Jarimatika sudah sangat baik. Setelah

memberikan penjelasan dan mempraktekan pada siswa, maka siswa sudah

dapat memahami materi dengan baik yang telah disampaikan oleh guru.

Hasil yang diberikan pada siklus II sudah meningkat dibandingkan dengan

pembelajaran pada siklus I untuk siklus II ketercapaian hasil belajar siswa

meningkat seperti yang telah ditentukan kriteria ketuntasan mengajar (KKM)

yaitu : 60. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran

2) Siswa lebih memperhatikan ketika dijelaskan.

3) Siswa lebih berantusias dalam mengikuti proses belajar matematika.

TUNTAS

TIDAK TUNTAS

2 Siswa9%

21 Siswa91%

Page 95: Dwi Agustina

4) Guru dapat lebih baik lagi dalam mengelola kelas dan melaksanakan

langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran.

5) Siswa menjadi lebih mudah mengerti proses pembelajaran dengan

menggunakan metode jarimatika.

Berdasarkan hasil observasi proses belajar siswa dengan menggunakan

metode jarimatika siklu II dapat dilihat pada tabel berikut ini:

C. Pembahasan

1. Hasil perencanaan dan kegiatan pembelajaran guru

Dari hasil penelitian diperoleh ketercapaian penelitian terhadap

perencanaan dan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

Jarimatika.

Tabel 17

Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan II

No Aspek yang di nilai Penilaian SIKLUS

I II

Perencanaan :

1 Membuat RPP 3 4

2 Menyesuaikan Bahan ajar 2 4

3 Merumuskan Tujuan (indikator) 2 3

4 Mengorganisasikan Materi 2 3

5 Memilih Media Yang tepat 3 4

6 Memilih Sumber Belajar 2 3

7 Menyusun Evaluasi 2 4

Page 96: Dwi Agustina

Jumlah 16 25

Pelaksanaan :

1 Memotivasi 2 3

2 Menjelaskan materi secara singkat 2 4

3 Menguasai kelas dalam proses belajar mengajar

2 3

4 Menjelaskan lambang-lambang yang digunakan dalam jarimatika

3 4

5 Membimbing cara berhitung dengan jari tangan

3 4

6 Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan operasi perkalian dengan jari tangan

2 4

7 Menyimpulkan materi 3 4

8 Membuat evaluasi 2 3

Jumlah 19 29

Keterangan skala penilaian

0 = tidak melakukan

1 = dilakukan kurang baik

2 = dilakukan cukup baik

3 = dilakukan dengan baik

4 = dilakukan sangat baik

Kriteria Penilaian

Perencanaan

0 – 7 = Kurang

8 – 15 = Cukup

16 – 23 = Baik

24 – 28 = Sangat

baik

Kriteria Penilaian

Pelaksanaan

0 – 8 = Kurang

9 – 16 = Cukup

17 – 24 = Baik

25 – 32 = Sangat

baik

Gambar 14

Grafik Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru

0

5

10

15

20

25

30

siklus I siklus II

Perencanaan

Pelaksanaan

Page 97: Dwi Agustina

Berdasarkan tabel 17 dan grafik 14 diatas dapat dilihat bahwa pada

siklus I untuk perencanaan mendapat skor 16 dengan kategori baik

dengan persentase 57,14 % dan pelaksanaan mendapatkan skor 19

dengan kategori baik dengan persentase 59,38%, sedangkan pada siklus

II untuk perencanaan mendapat skor 25 dengan kategori sangat baik

dengan persentase 89,29% dan pelaksanaan mendapatkan skor 29

dengan kategori sangat baik dengan persentase 90,63%.

Tabel 18

Hasil Penilaian Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru

Aspek yang diamati Siklus I Siklus II

Perencanaan 16

28 × 100% = 57,14%

25

28 × 100% 89,29%

Peningkatan %32%100

28

1625

Pelaksanaan 19

32 × 100% = 59,38%

29

32 × 100% = 90,63%

Peningkatan %31%100

32

1929

Gambar 15

Grafik Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus I dan II

Page 98: Dwi Agustina

Berdasarkan tabel 18 dan gambar 15 diatas dapat dilihat bahwa

pada siklus I untuk perencanaan mendapat skor 16 dengan kategori baik.

Dengan presentase 57,14% dan pelaksanaan mendapat skor 19 dengan

kategori baik dengan presentase 59,38%, sedangkan pada siklus II untuk

perencanaan mendapat skor 25 dengan kategori sangat baik, dengan

presentase 89,29% dan pelaksanaan mendapat skor 29 dengan kategori

sangat baik dengan presentase 90,63%.

2. Minat Belajar Siswa Menggunakan Metode Jarimatika

Tabel 19

Minat Belajar Siswa Menggunakan Metode Jarimatika

NO Aspek yang dinilai Siklus I Siklus II

1 Mendengarkan penjelasan guru 47,83% 70,66%

2 Menirukan gerakan jari tangan

dengan bimbingan guru 60,33% 78,26%

3 Keseriusan mengingat 58,16% 75,00%

4 Mempraktekan cara yang diajarkan

oleh guru tanpa dibimbing 68,48% 84,52%

5 Latihan menggunakan perkalian jari

tangan 67,94% 85,33%

Jumlah 302% 394%

Persentase (%) 303

𝟓𝒙 𝟏𝟎𝟎

= 𝟔𝟏%

𝟑𝟗𝟒

𝟓𝒙 𝟏𝟎𝟎 =

79%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Perencanaan

pelaksanaan

Page 99: Dwi Agustina

Kategori Hasil Penilaian

Skor antara 70-92 Sangat Baik

Skor antara 47-69 Baik

Skor antara 24-46 Cukup

Skor antara 0-23 Kurang Baik

Gambar 16 Grafik Minat Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel 19 dan gambar 16 diatas, terlihat bahwa minat

belajar siswa mulai dari siklus I sampai siklus II terus mengalami

peningkatan. Pada siklus I mendapat nilai persentase 61 % dengan kategori

cukup . Pada siklus II mendapat nilai persentase 79% dengan kategori

sangat baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dari siklus I ke

siklus II mengalami kenaikan sebanyak 18%.

3. Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian.

Tabel 20

Nilai Rata–Rata Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian

No Nama Siswa Nilai

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

TUNTAS

Page 100: Dwi Agustina

Preetest Siklus I Siklus

II

1 Ahmad Rifai 50 50 80

2 Ardhy Ramadhian Syah 50 50 80

3 Albi Reza Saputra 50 60 90

4 Arif Rusmanto 20 40 50

5 Diva Ananda Putri 80 80 100

6 Dian Maya Sari 20 30 50

7 Diva Ardiyansyah 50 80 90

8 Diki Kurniawan 50 50 80

9 Dimas Adi Prayogo 20 40 60

10 Ema Yuliana 50 50 80

11 Inal Hamdan Sinaro 40 50 80

12 Irfan Yuda Pratama 50 50 90

13 Khori Basith Asfihani 50 50 80

14 M. Al Rasyid Dimas P. 80 90 100

15 Muhammad Satria 20 40 70

16 Rudiansyah 40 50 70

17 Retno Ayu Ningsih 100 100 100

18 Rahma Novita Sari 70 70 80

19 Sendi Arlin Wardana 50 70 80

20 Shofia Salsabila 80 90 90

21 Saiful Mustaqim 20 40 70

22 Winda Yulina 40 50 70

23 Tri Mei Ratnasari 90 90 100

Jumlah 1170 1280 1840

Rata-rata 50,86 55,65 80

Presentase (%) 26% 39% 91%

Page 101: Dwi Agustina

Gambar 17 presentase hasil belajar siswa dan preetest, siklus I dan siklus II

Berdasarkan tabel 20 dan gambar 17 diatas terlihat bahwa ada

kenaikan di siklus II dari beberapa tahap yang dilakukan seperti hasil

preetest mendapat nilai rata-rata sebesar 50,86 akan tetapi setelah

dilakukan pembelajaran pada siklus I menghasilkan nilai rata-rata lebih

tinggi dari preetest yaitu 55,65 dengan peningkatan 4,8 jika dibandingkan

dengan hasil preetest pada siklus II menghasilkan nilai rata-rata sebesar 80

dengan kenaikannya adalah sebesar 29,2 jika dibandingkan dengan siklus

I.

4. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika materi perkalian

Tabel 21

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian

Tahapan Nilai Jumlah Presentase (%)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

presentase hasil belajar

Page 102: Dwi Agustina

siswa

Preetest Tuntas 6 26,09

Belum Tuntas 17 73,91

Jumlah 23 100

Siklus I

Tuntas 9 39,13

Belum Tuntas 14 60,87

Jumlah 23 100

Siklus II

Tuntas 21 91,30

Belum Tuntas 2 8,70

Jumlah 23 100

Gambar 18

Grafik Ketuntasan Hasil belajar matematika materi perkalian

Berdasarkan tabel 21 dan gambar 18 diatas, terlihat bahwa hasil

preetest menunjukkan bahwa ada 6 siswa yang tuntas dengan presentase

26% dan siswa yang belum tuntas ada 17 siswa dengan presentase 74%.

Sedangkan hasil pada siklus I menunjukkan bahwa ada 9 siswa yang

tuntas dengan presentase 39% , siswa yang belum tuntas ada 14 siswa

dengan presentase 61% .

0

5

10

15

20

25

preetest Siklus I Siklus II Peningkatan

Tuntas

Belum Tuntas

Jumlah

Page 103: Dwi Agustina

Sedangkan hasil pada siklus II siswa yang tuntas ada 21 siswa

dengan presentase 91%, siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dengan

presentase 9%.

5. Rekapitulasi hasil belajar siswa menggunakan metode jarimatika siklus I

dan II

Tabel 22

Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar

Kegiatan Preetest Siklus I Siklus II Peningkatan

Hasil belajar 6 9 21 15

Jumlah

3

23 x 100% = 13%

12

23 x 100%

=52%

15

23 x 100% =65%

Dari tabel 22, terlihat bahwa peningkatan hasil belajar dari preetest ke

siklus I adalah 13%, dan terlihat pula bahwa peningkatan hasil belajar dari siklus

I ke siklus II adalah 52%. Sehingga dapat kita ketahui bahwa peningkatan hasil

belajar dari preetest ke siklus II adalah 65%.

Gambar 19

Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar

Page 104: Dwi Agustina

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

presentase hasil belajar

Page 105: Dwi Agustina

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa dengan menggunakan metode Jarimatika dapat meningkatkan minat

belajar siswa pada siklus I dengan presentase 61% dengan kategori baik

dan siklus II dengan presentase 79% dengan kategori sangat baik. Sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa dari siklus I ke siklus II naik 18%.

2. Dari tabel rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa dapat diambil

kesimpulan bahwa dari preetest sampai siklus II siswa yang tuntas naik

sebanyak 15 siswa dengan presentase 65%. Dari perbandingan hasil

prasurvei dengan siklus I menunjukkan bahwa yang tuntas naik 13%, dari

siklus I ke siklus II naik 52%, dengan demikian rata-rata kenaikan adalah

33%.

Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan metode Jarimatika dapat meningkatkan minat dan hasil belajar

siswa mata pembelajaran matematika materi perkalian dikelas V MINU

Purwosari kecamatan Metro Utara Kota Metro tahun pelajaran 2014/2015.

Page 106: Dwi Agustina

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan , maka penulis

menyarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Sebaiknya ada pembekalan dalam upaya pengembangan metode

dan strategi pembelajaran. karena selain sarana dan prasarana, metode dan

strategi harus di kembangkan demi kelancaran proses kegiatan

pembelajaran yang baik juga dapat meningkatkan minat dan hasil belajar

siswa.

2. Bagi Guru

Bagi guru hendaknya menggunakan Metode Jarimatika sebagai

salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, hendaknya dalam proses

belajar mengajar dengan banyak menggunakan metode guna untuk

menumbuhkan dan merangsang semangat siswa karna banyak sekali

metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman, minat dan

hasil belajar siswa.

Page 107: Dwi Agustina

3. Bagi Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bawa pembelajaran menggunakan

Metode Jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung, maka

diharapkan siswa lebih banyak belajar berhitung perkalian menggunakan

jari tangan supaya kemampuan berhitung perkalian siswa dapat meningkat

dengan baik, serta dapat meningkatkan minat belajaran yang tinggi agar

dapat meningkatkan hasil belajar.

Page 108: Dwi Agustina

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. Anak Berkesulitan Belajar. 2012. Jakarta: Rineka Cipta.

Abidin, Yunus. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. 2012.

Bandung: Refika Aditama.

Agustin, Mubiar. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. 2011

Bandung: Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. 2008. Jakarta: Bumi Aksara.

Bahri Djamara, Syaiful. Psikologi Belajar. 2008. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar.2010.

Jakarta: Rineka Cipta.

Khafid, M. Pelajaran Matematika SD untuk Kelas V. 2006. Jakarta: Erlangga.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya.2009. Bandung: Diponegoro

Departemen Pendidikan Nasional. UU Sisdiknas (UU No 20 Th 2003).2014.

Jakarta: Sinar Grafika.

___________________________.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta:Balai Pustaka.

Djali , H., Psikologi Pendidikan. 2014. Jakarta: Bumi Aksara.

Fathoni , Abdurrahmat. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi.

2011. Jakarta: Rineka Cipta.

H. Samsul Nizar, dan Zainal Efendi Hasibuan. Hadist Tarbawi. 2011. Jakarta:

Kalam Mulia.

Heruman, Model Pembelajaran Matematika .2008.Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya

HS, Fahrur. Aritmatika Jari.2009. Manajemen Matematika Dahsyat.

Karso dkk. Pendidikan Matematika 1. 2011. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nasution,S. Kurikulum dan Pembelajaran.2009.Jakarta:Bumi Aksara.

Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. 2013. Yokyakarta : Pustaka Pelajar.

Page 109: Dwi Agustina

S. Winatapura, H. Udin. Strategi Belajar Mengajar.2005 Jakarta: Universitas

Terbuka.

Simanjuntak, Lisnawati. Metode Mengajar Matematika. 1993. Jakarta: Rineka

Cipta.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. 2013. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistic Pendidikan. 2012. Jakarta : Rajawali Pers.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. 2012. Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibin. Psikologi Pendididkan. 2010. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wulandani, Septi Peni. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. 2014. Jakarta:

Kawan Pustaka.

Ticka Aleilypera, Metode Jarimatika, http://tickaaleilypera.blogspot.com, 2014,

24Agustus2015 pukul 08:27.