AI Dwi Agustina B1J011171

17
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENGENDALIAN PERTUMBUHAN Sclerotium rolfsii MENGGUNAKAN Trichoderma harzianum BIDANG KEGIATAN: PKM-AI Diusulkan oleh : Dwi Agustina B1J011171/2011 Cikha Farahdiba Iman B1J011157/2011 Nur Afiyati Fazrin B1J013010/2013 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2014

description

contoh pkm ai

Transcript of AI Dwi Agustina B1J011171

  • PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    PENGENDALIAN PERTUMBUHAN Sclerotium rolfsii MENGGUNAKAN

    Trichoderma harzianum

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM-AI

    Diusulkan oleh :

    Dwi Agustina B1J011171/2011

    Cikha Farahdiba Iman B1J011157/2011

    Nur Afiyati Fazrin B1J013010/2013

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    PURWOKERTO

    2014

  • PENGENDALIAN PERTUMBUHAN Sclerotium rolfsii MENGGUNAKAN

    Trichoderma harzianum

    Dwi Agustina, Cikha Farahdiba Iman,Nur Afiyati Fazrin Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto 53122, Jawa

    Tengah, Indonesia

    Email : [email protected]

    ABSTRAK

    Jamur antagonisTrichoderma harzianumsebagai alternatif dalam mengendalikan

    penyakit tanaman secara hayati yang disebabkan oleh jamur patogen tular tanah,

    salah satunya Sclerotium rolfsii. Trichoderma harsianum akan menekan

    perkembangan Sclerotium rolfsii dan menghambat pembentukan sklerotia dengan

    adanya metabolit sekunder yang dihasilkan. Sehingga untuk mengetahui seberapa

    besar penekanan dan pengaruh mekanisme antagonistik Trichoderma harsianum

    terhadap pembentukan dan viabilitas sclerotia pada Sclerotium rolfsii yaitu

    dengan menggunakan metode pasir-oatmeal.Dalam pengendaliannya metode ini

    memiliki kandungan nutrisi yang sedikit dengan kelembapan yang rendah.

    Trichoderma harzianum yang terkandung dalam pasir-oatmeal akan menghambat

    pertumbuhan sklerotia dengan mempenetrasi hifa atau menyelubungi sklerotia

    dan selanjutnya mendegradasi dinding sel melalui produksi enzim glukanase dan

    chitinase.

    Kata kunci :pengendalian hayati, Trichoderma harsianum, Sclerotium rolfsii, dan

    pasir-oatmeal

    ABSTRACT

    Antagonistic fungus Trichoderma harzianum as an alternative in the biological

    control of plant diseases caused by soil-borne fungal pathogen, Sclerotium rolfsii

    one. Trichoderma harsianum will suppress and inhibit the development of

    Sclerotium rolfsii sklerotia formation in the presence of secondary metabolites

    produced. So to find out how much emphasis and influence harsianum

    Trichoderma antagonistic mechanism against the formation and viability of

    sclerotia in Sclerotium rolfsii by using the method of sand-oatmeal. In this method

    of control has little nutritional content with low humidity. Trichoderma harzianum

    contained in sand-oatmeal will inhibit the growth of sklerotia with hyphae

    penetrate or envelop sklerotia and further degrade the cell wall by glucanase and

    chitinase enzyme production.

    Keyword : Biological control, Sclerotium rolfsii, Trichoderma harsianum, dan

    sand-oatmeal

  • PENDAHULUAN

    Penyakit tanaman merupakan kendala besar dalam budidaya tanaman

    pertanian. Selama ini, mengatasinya denganmenggunakan pestisida kimia, namun

    pestisida banyak menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain matinya

    organisme nontarget, keracunan bagi hewan dan manusia, serta pencemaran

    lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diambil alternatif

    pengendalianyang efektif terhadap penyebab penyakit tanaman tanpa

    mengandalkanfungisida sistetik (Nurhayati, 2011).Pengendalian biologi (hayati)

    merupakanpengedalian yang dapat dilakukan tanpa harus memberikan pengaruh

    negatif terhadap lingkungan dan sekitarnya, salah satunya dengan

    pemanfaatanmikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap patogen dan

    pemanfaatan tanaman sebagai pestisida nabati (Kardinan, 2001).

    Banyak jamur yang memiliki interaksi antagonisme ataupun bersifat

    parasit terhadap jamur lain. Sifat ini banyak digunakan sebagai pengendali hayati

    terhadap patogen tumbuhan.Penggunaan Biofungisida Trichoderma harzianum

    dalam mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen

    tular tanahyang terbukti menunjukkan efek negatif secara in vitro.Antibiotik yang

    dihasilkan oleh isolat-isolat Trichoderma spp. diantaranya adalah trichodermin,

    hexahydrobenzopyran-5-one, pyridone, anthraquainone, butenolida, trichothecene,

    6-pentyl -pyrone (6-pp).Trichoderma harzianum menggunakan berbagai

    mekanisme yaitu mekanisme kompetisi untuk ruang dan nutrisi, mikoparasitisme,

    produksi senyawa penghambat, inaktivasi patogen enzim, dan ketahanan tanaman

    yang diinduksi (Bokhari dan Perveen, 2012).Jamur Trichodermaspp.diketahui

    mempunyai sifat antagonis terhadapSclerotium rolfsii,Fusarium

    oxyaporum.f.sp.cubense,danRhizoctonia solani (Supriati et al., 2010).

    Sclerotiumrolfsii merupakan cendawanpatogen tular tanah yang bersifat

    nekrotropi, dan merupakanpenyebab penyakit busuk pangkal batang

    yangmenyerang hampir semua tanaman pertanian (Pudjihartatiet al.,

    2006).Tanaman yang diserang Sclerotiumrolfsii meliputi, famili Leguminoceae

    (kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, buncis), Gramineae (padi,

    jagung, sorgum, terigu, rumput teki), Solanaceae (tomat, terung, kentang),

    Cucurbitaceae (kelompok labu), kapas, kubis, wortel, bit gula, bawang merah,

    krisan, dan tembakau (Semangun 1993). Faktor-faktor yang memengaruhi cara

  • bertahan hidup S. rolfsii sangat kompleks, meliputi faktor biotik (interaksi dengan

    mikroorganisme lain), dan abiotik yang meliputi suhu, kelembapan tanah,

    kandungan oksigen, dan pH tanah (Sumartini, 2012).

    Sclerotium rolfsii banyak ditemukan pada musim hujan, terutama pada

    tanah yang lembap.S. rolfsii membentuk struktur dorman, yaitu sklerotia pada

    permukaan tanah atau pangkal batang.Sklerotia mempunyai kulit tebal dan keras

    sehingga tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan, terutama

    kekeringan dan suhu tinggi. Masa dorman akan berakhir jika kondisi lingkungan

    cocok untuk perkembangannya. Bahan-bahan kimia yang bersifat menguap yang

    dihasilkan oleh akar tanaman akan menstimulasi sklerotia untuk segera

    berkecambah menjadi hifa yang siap menginfeksi bagian tanaman pada daerah

    rizosfer (zona perakaran) (Sumartini, 2012).

    BAHAN DAN METODE

    Lokasi penelitian dalam pengamatan pengendalian hayati ini dilakukan di

    Laboratorium Mikologi dan Fitopatologi, Fakutas Biologi Jendral Soerdiman pada

    bulan November 2013 dengan mengamati Trichoderma harzianumdanSclerotium

    rolfsiimenggunakan Metoda Pasir-Oatmeal Alat dan bahan yang digunakan antara

    lain autoklaf, oven, laminar air flow (LAF), lemari pendingin, pinset, baki, lampu

    bunsen, timbangan, blender, ayakan, tabung reaksi, cawan perti, labu

    erlenmeyer,Trichoderma harzianum, Sclerotium rolfsii,media PDA, media agar

    air, butiran pasir, sereal oatmeal.

    Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan langsung

    di laboratorium dengan cara :

    1. Pembuatan inokulum

    Media tanam yang digunakan yaitu 49,25 gram pasir 98,5%; 0,75 gram

    oatmeal 1,5%; dan 3 ml akuades. Media tersebut dicampur didalam baki,

    kemudian ambil 50 gram media campuran tersebut kedalam masing-masing

    Erlenmeyer dan tutup rapat dengan alumunium foil. Erlenmeyer tersebut

    disterilisasi kedalam autoklaf selama 1210C, 1 atm,15 menit, setelah itu

    dinginkan. Secara steril masukan isolat Trichoderma

    harzianumdanSclerotium rolfsiisebanyak3 plug ke Erlenmeyer berbeda

    kemudian inkubasi selama 7x24 jam.

  • 2. Uji ekploitasi

    a. Uji penghambatan

    Masukan Erlenmeyer yang berisi inokulum Sclerotium rolfsiidan

    Trichoderma harzianumkedalam media baru pasir-oatmeal, kemudian

    inkubasi selama 35x24 jam dan diagitasi selama 1 menit setiap hari.hasil

    inkubasi tersebut di tuang kedalam cawan petri dan di oven dengan suhu

    600C selama 18 jam, kemudian sklerotia dipisahkan dan dihitung, setelah

    itu masukan kedalam rumus.

    Persentase pertumbuhan =

    100 %

    Persentase penghambatan = 100% - persentase pertumbuhan

    b. Uji viabilitas

    Sklerotia di ambil sebanyak 5 biji dan masukkan kedalam media agar air,

    kemudian inkubasi 3x24 jam, setelah itu amati perkecambahan sklerotia

    dan masukkan kedalam rumus.

    Persentase viabilitas =

    100 %

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penelitian ini dimulai dengan melakukan pembuatan inokulum kemudian

    disusul dengan uji eksploitasi yang terdiri dari uji penghambatan dan uji viabilitas

    yang disajikan dalam table berikut:

    Tabel 1.Uji Penghambatan

    Kelompok Jumlah sklerotia Persentase

    pertumbuhan (%)

    Persentase

    penghambatan (%) Kontrol Perlakuan

    1 0 0 0 100

    2 0 0 0 100

    3 0 0 0 100

    4 0 0 0 100

    5 0 1 0 100

    6 0 0 0 100

    Tabel 2. Uji Viabilitas sklerotia

    Kelompok Sklerotia yang

    berkecambah

    Sklerotia yang

    dikecambahkan Viabilitas (%)

    1 4 5 80

    2 1 5 20

    3 2 5 40

  • 4 2 5 40

    5 1 5 20

    6 2 5 40

    Pengendalian secara hayati merupakan upaya yang dapat diterapkan dalam

    mengatasi serangan patogen pada tanaman. Pengendalian dengan cara seperti ini

    pada dasarnya mengandalkan kemampuan antagonistik jamur antagonis terhadap

    jamur patogen yang melibatkan mekanisme kompetisi, eksploitasi atau antibiosis

    (Yulfida dan Rustam, 2003).Eksploitasi dan antibiosis merupakan mekanisme

    antagonistik penting yang dapat dilakukan oleh Trichoderma harzianum.

    Keduanya dapat berlangsung sendiri ataupun bersama dalam suatu komplek

    interaksi yang terjadi karena jamur antagonis menghasilkan enzim-enzim

    hidrolitik seperti -1,3-glukanase, -1,3(4)-glukanase dan kitinase yang dapat

    mendegradasi dinding sel jamur lain, sedangkan mekanisme antibiosis dapat

    terjadi karena pengaruh senyawa metabolit bersifat toksik yang disekresi oleh

    Trichodermaharzianum Selama fase tertentu dari pertumbuhannya yang dapat

    menghambat atau mematikan jamur lawan (Nurhayati, 2011).

    Uji penghambatan jamur Trichoderma harzianumdalam menekan

    pertumbuhan Sclerotium rolfsii(table 1.) memiliki persentase penghambatan 100

    % dengan persentase pertumbuhannya 0 %. Hal ini sesuai dengan referensi

    sumartini (2012), yang menyatakan bahwa Trichoderma harzianumakan menekan

    pertumbuhan sklerotia. Sclerotium rolfsii dapat tumbuh pada tanah yang lembap

    dan membentuk sklerotia.Jumlah sklerotia di dalam tanah organik lebih banyak

    daripada di pasir-oatmeal karena tanah organik mengandung nutrisi dan

    kelembapan yang tinggi, sedangkan pasir-oatmeal hanya sedikit nutrisi dengan

    kelembaban yang rendah.

    Gambar 1. Sklerotia dalam Pasir-Oatmeal

  • Metode pasir-oatmealakan menigkatkan intervensi terhadap miselia S.

    rolfsii dan proses pembentukannya oleh Trichodermaharzianumkarena adanya

    properti enzim hidrolitik dan senyawa metabolit toksik berupa produksi enzim

    glukanase dan chitinase(aini et al., 2013). Selain itu, komponen dinding sel

    miselia S. rolfsii sebagian besar terdiri dari polisakarida, disamping keberadaan

    komponen minor lain seperti heksosa, lemak, dan protein. Karena Trichoderma

    harzianum yang terkandung dalam pasir-oatmeal akan menghambat pertumbuhan

    sklerotia dengan mempenetrasi hifa atau menyelubungi sklerotia dan selanjutnya

    mendegradasi dinding sel melalui produksi enzim tersebut (Kuswinanti, 2006)

    maka potensi pembentukan sclerotia akan menurun dan kemampuan

    kelangsungan hidupnya juga berkurang (Nasution et al., 2013).

    S. rolfsii merupakan salah satu jamur tanah yang dapat membentuk

    sclerotia pada fase tertentu dari pertumbuhannya.Sclerotia merupakan suatu

    struktur multi-hifa berbentuk seperti tabung yang terbentuk pada miselium

    primer.Struktur ini kemudian dapat terlepas pada saat kematangannya tercapai.

    Sclerotia bedinding keras, mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup pada

    kondisi lingkungan yang ekstrim melalui fase dormansi dan akan berkecambah

    ketika kondisi lingkungannya membaik, kemudian membentuk hifa somatik atau

    apotesium untuk selanjutnya berkembang biak kembali memenuhi siklus

    hidupnya. Sclerotia mempunyai daya tahan yang tinggi di dalam tanah sehingga

    dapat berperan untuk menunjang viabilitas jamur ini di habitatnya (Nasution et al.,

    2013).

    S. rolfsii mempunyai hifa, tetapi hifanya tidak membentuk spora

    melainkan sklerotia sehingga, identifikasinya didasarkan atas karakteristik,

    ukuran, bentuk, dan warna sklerotia.Sklerotia pada media buatan baru terbentuk

    setelah 811 hari.Sklerotia terdiri atas tiga lapisan, yaitu kulit dalam, kulit luar,

    dan kulit teras. Pada kulit dalam terdapat 68 lapisan sel, kulit luar 46 lapisan

    sel, sedangkan kulit teras terdiri atas benang-benang hifa yang hialin dan tidak

    mengalami penebalan dinding sel (Chet et al., 1969).

    Lapisan dalam sklerotia terdapat gelembung-gelembung yang merupakan

    cadangan makanan.Sklerotia yang tua, bagian dalamnya mengandung gula, asam

    amino, asam lemak, dan lemak, sedangkan bagian dindingnya mengandung gula,

  • kitin, laminarin, asam lemak, dan 13 glukosida.Permukaan sklerotium dapat

    mengeluarkan eksudat berupa ikatan ion, protein, karbohidrat, enzim

    endopoligalakturonase, dan asam oksalat. Asam oksalat yang dihasilkan S. rolfsii

    bersifat racun terhadap tanaman (fitotoksik). S. rolfsii juga mengeluarkan L-

    prolin yang merupakan antibiotik terhadap bakteri tertentu. Masa awal

    pertumbuhannya, pembentukan asam oksalat akan meningkat (Sumartini, 2012).

    uji viabilitas untuk mengetahui perkecambahan sklerotia pada S.

    rolfsii(table 2.) dengan menggunakan media agar airdidapat 20 %, 40 %, dan

    80%. Hal ini sesuai dengan Kartini dan Widodo (2000) yang menyatakan bahwa

    media agar air sebagai tempat perkecamahan sklerotia. Sklerotia yang tidak

    berkecambah pada medium yang sama karena terdapat empat kemungkinan yaitu

    adanya sklerotia rusak (pecah/kisut) dan tidak di tumbuhi mikroorganisme;

    sklerotia utuh dan ditumbuhi mikroorganisme; slerotia rusak dan ditumbuhi

    mikroorganisme; skleotia utuh dan tidak di tumbuhi mikroorganisme. Selain iu

    dapat pula faktor lain seperti lingkungan dan kelembapan.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan data dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

    pengendalian hayati menggunakan metode pasir-oatmeal merupakan pengendalian

    untuk menekan pertumbuhan Sclerotium rolfsii yang akan membentuk sklerotia

    dengan adanya Trichoderma harzianum yang bersifat antagonis bagi patogen

    tanaman. dari uji penghambatan yang didapat 100 % dengan persentase

    pertumbuhannya 0 % yang berarti bahwa jamur Trichoderma harzianumdapat

    menghambat dengan metabolik sekunder yang dihasilkan dalam kondisi

    kelembapan dan nutrisi yang rendah. Selain itu pada uji viabilitas yang

    Gambar 2. Sklerotia pada media agar air

  • menggunakan media agar air sebagai tempat perkecambahan sklerotia didapat

    dalam masing-masing cawan berbeda yaitu 20%, 40%, dan 80% dapat

    dikarenakan faktor lingkungan, kelembapan, kontaminasi mikroorganisme lain,

    dan kondisi sklerotia.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aini, N.F., Sri, S., dan Risma, G.S. 2013.Penghambatan Pertumbuhan

    Colletotrichum gloeosporioides oleh Trichoderma harzianum,

    Trichoderma koningii, Bacillus subtilis dan Pseudomonas

    fluorescens.Pelita Perkebunan Vol 29 (1) : 44-52.

    Bokhari, A.N and Perveen, K. 2012. Antagonistic action of Trichoderma

    harzianum and Trichoderma viride against Fusarium solani causing root

    rot of Tomato. African Journal of Mikrobiology Research Vol 6 (44) :

    7193-7197.

    Chet, I., Y. Henis, and Kislev. 1969. Ultrastructure of sclerotia and hyphae of

    Sclerotiu rolfsiiSacc. Gen. Microbiol. Vol 57: 143 147.

    Kardinan, A. 2001.Pestisida Nabati ramuan dan Aplikasi. Penebar

    Swadaya.Jakarta.

    Kartini dan Widodo. 2000. Pengaruh Solarisasi Tanah Terhadap Pertumbuhan

    Sclerotium rolfsii SACC. Dan Patogenisitasnya pada Kacang tanah.

    Buletin Hama dan Penyakit Tumbuhan Vol 12 (2) : 53-59.

    Kuswinanti, T. 2006. Efektivitas Trichoderma harzianum dan Gliocladium virens

    dalam Menekan Pertumbuhan Sclerotium rolfsii, Penyebab Penyakit

    Busuk Pangkal Batang pada Tanaman Kacang Tanah. Buletin Penelitian

    Vol 9 (1) : 10-17.

    Nasution, N., Hasanuddin, dan Darma, B. 2013. Uji Antagonisme Isolat Mutan

    Sclerotium rolfsiisacc.Terhadap Isolat Tipe Liar Sclerotium rolfsiisacc.Di

    laboratorium. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol 1 (4) : 1-11

    Nurhayati.2011. Penggunaan Jamur Bakteri Pengendalian Penyakit Tanaman

    Secara Hayati yang Ramah Lingkungan. Jurnal Prosiding Semirata Vol 18

    (4) : 316-321.

    Pudjihartati, E., Satriyas, I., dan Surdarsono. 2006. Aktivitas Pembentukan Secara

    Cepat Spesies Oksigen Aktif, Peroksidase, dan Kandungan Lignin Kacang

    Tanah Terikat Sclerotium rolfsii. Jurnal Hayati Vol 13 (4) : 166-172.

    Semangun, H. 1993. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah

    Mada University Press, Yogyakarta.

    Sumartini.2012. Penyakit Tular Tanah (Sclerotium rolfsii dan Rhizoctonia solani)

    pada Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Serta Cara

    Pengendaliannnya. Jurnal Litbang Pertanian Vol 31 (1) : 27-34.

    Supriati, L., Mulyani, B., R., dan Lambang, Y. 2010. Kemampauan Antagonis

    Beberapa Isolat Trichoderma sp. Indigenous terhadap Sclerotium rolfsii

    Secara In Vitro. Jurnal AgroscientiaeVol 17 (3) : 119-122.

  • Yulfida, A., dan Rustam. 2003. Penggunaan Beberapa Jamur Antagonis Untuk

    Menekan Pertumbuhan Jamur Sclerotium rolfsiisacc. Penyebab Penyakit

    Rebah Kecambah Bibit Cabe. Jurnal Pest Tropical Vol 1 (1) : 18-25.

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Penyusuan PKM AI ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai

    pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini pengusul mengucapkan terima kasih

    kepada :

    1. Dra. Wiwik Herawati, M.Sc selaku dosen pendamping yang telah memberikan

    bimbingan dan arahannya pada penyusunan PKM AI ini.

    2. Seluruh staf dosen mata kuliah Fitopatologi, Fakultas Biologi, Universitas

    Jenderal Soedirman.

    3. Seluruh Asisten yang telah membimbing jalannya praktikum Fitopatologi di

    Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman.

    4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan PKM AI ini.

  • Lampiran 1

    1. Biodata Ketua Pelaksana Kegiatan

    A. Identitas diri

    1 Nama Lengkap Dwi Agustina

    2 Jenis Kelamin Perempuan

    3 Program Studi Starta 1 (S1)

    4 NIM B1J011171

    5 Tempat dan Tanggal Lahir Cilacap, 15 Agustus 1992

    6 E-mail [email protected]

    7 Nomor Telepon/HP 08980792802

    B. Riwayat Pendidikan

    SD SMP SMA

    Nama Institusi SD N 1

    Kedawung

    SMP Buana 1

    Kroya

    SMA N 2

    Kroya

    Jurusan - - IPA

    Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010

    C. Permakalah Seminar Ilmiah

    No Nama Pertemuan Ilmiah

    /Seminar

    Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

    Tempat

    1 - - -

    D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir

    No Jenis Penghargaan Institusi Pemberian Penghargaan Tahun

    1 - - -

    2 - - -

    3 - - -

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalag benar dan

    dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

    dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi salah

    satu persyaratan dalam pengajuan PKM-AI

    Purwokerto, 13 Maret 2014

    Pengusul,

    (Dwi Agustina)

  • 2. Biodata Anggota Pelaksana Kegiatan

    A. Identitas diri

    1 Nama Lengkap Cikha Farahdiba Iman

    2 Jenis Kelamin Perempuan

    3 Program Studi Biologi

    4 NIM B1J011157

    5 Tempat dan Tanggal Lahir Purwokerto, 4 Juni 1993

    6 E-mail [email protected]

    7 Nomor Telepon/HP 08976254949

    B. Riwayat Pendidikan

    SD SMP SMA

    Nama Institusi SDN 2

    Purwokerto Lor

    SMP

    Muhammadiyah

    1 Purwokerto

    SMA Negeri

    2 Purwokerto

    Jurusan - - IPA

    Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

    C. Permakalah Seminar Ilmiah

    No Nama Pertemuan Ilmiah

    /Seminar

    Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

    Tempat

    1 - - -

    D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir

    No Jenis Penghargaan Institusi Pemberian Penghargaan Tahun

    1 Sertifikat

    Competency

    Broadcasting

    Progam

    SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto 2006

    2 Piagam Juara 3

    Musik Rebana

    Kecamatan Purwokerto Timur 2003

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalag benar dan

    dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

    dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi salah

    satu persyaratan dalam pengajuan PKM-AI

    Purwokerto, 13 Maret 2014

    Pengusul,

    (Cikha Farahdiba Iman)