Tugas Referat-galuh Dea

download Tugas Referat-galuh Dea

of 8

description

BEDAH

Transcript of Tugas Referat-galuh Dea

TUGAS REFERAT

OSTEOMIELITIS

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuhProgram Pendidikan Profesi Dokter (PPPD)Bagian Ilmu BedahRumah Sakit Umum Daerah Dr. Raden Soedjati Purwodadi

Disusun Oleh :Galuh Dea Urfani (01.211.6400)

Pembimbing : dr. M. Nasir Z. Sp.OT

BAB IPENDAHULUAN0. Latar BelakangOsteomielitis merupakan suatu penyakit infeksi pada tulang yang disebabkan adanya infeksi bakteri pada jaringan tersebut. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, jamur atau organism lain. Osteomielitis sering timbul pada patah tulang terbuka, infeksi pada kaki penderita diabetes, atau terapi bedah pada luka tertutup (Roekmantara et al., 2015)Di negara berkembang, kasus osteomielitis masih menjadi masalah dalam bidang ortopedi, 50 % kasus terjadi pada lima tahun pertama kehidupan dan lebih sering pada laki- laki dibandingkan dengan perempuan serta lebih sering mengenai tulang panjang ekstremitas bawah. Di Indonesia, osteomielitis masih menjadi masalah karena angka kejadian tuberculosis masih tinngi, tingkat higienitas masih rendah, pengobatan lama dengan biaya penobatan yang relatif tinggi, serta banyak pasien dengan dengan fraktur terbuka yang dating terlambat dan sudah menjadi osteomielitis (Roekmantara et al., 2015). Pada awal penyakit, tanda klinis yang muncul seperti febris, anoreksia, dan malaise (Sjamsuhidajat, 2004). Pencitraan radiologi berperan penting sebagai alat bantu dignostik sekaligus pemantauan hasil terapi. Pemahaman mengenai hubungan patofisiologi osteomielitis, gejala klinis, dan penegakan diagnosis dapat menjadi upaya dalam pencegahan osteomielitis. Oleh sebab itu, pada pembahasan berikutnya akan dipaparkan beberapa pengetahuan tentang osteomielitis. BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiOsteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi yang berasal dari dalam tubuh). Ada dua macam infeksi tulang menurut (Robbins et al., 2007) yaitu : 1. Osteomyelitis piogenik hematogen. Biasanya terjadi pada anak-anak, osteomyelitis piogenik hematogen terutama disebabkan oleh staphylococcus aureus kemudian diikuti oleh bacillus colli, kecuali samonela, osteomyelitis hematogen biasanya bermanisfestasi sebagai suatu penyakit demam sistemik akut yang disertai dengan gejala nyeri setempat, perasaan tak enak, kemerahan dan pembengkakan. 2. Osteomyelitis tuberkulosis. Timbulnya secara tersembunyi dan cenderung mengenai rongga sendi. Daerah yang sering kena adalah tulang-tulang panjang dari ekstremitas dan tulang belakang. Osteomyelitis tuberkulosis dapat menyebabkan deformitas yang serius (kifosis, skoliosis) berkaitan dengan destruksi dan perubahan sumbu tulang belakang dari posisi normalnya.2.2 EpidemiologiKejadian osteomielitis terbanyak pada negara berkembang. Osteomielitis pada anak- anak sering bersifat akut dan menyebar secara hematogen, sedangkan osteomielitis pada orang dewasa merupakan infeksi kronik yang berkembang secara sekunder. Kejadian anak laki- laki lebih sering dibandingkan dengan perempuan dengan perbandingan 4 : 1. Lokasi yang paling sering adalah tulang panjang, misalnya femur, tibia, humerus, radius, ulna, dan fibula. Namun, tibia menjadi lokasi tersering untuk osteomielitis karena minimnya pembuluh darah (Mutataqin, 2008). 2.3 Etiologi Penyebab paling sering adalah staphylococcus aerus (70% - 80%). Organisme penyebab yang lain adalah salmonela streptococcus dan pneumococcus, luka tekanan, trauma jaringan lunak, nekrosis yang berhubungan dengan keganasan dan terapi radiasi serta luka bakar dapat menyebabkan atau memperparah proses infeksi tulang. Infeksi telinga dan sinus serta gigi yang berdarah merupakan akibat dari osteomyelitis pada rahang bawah dan tulang tengkorak. Faktur compound, prosedur operasi dan luka tusuk yang dapat melukai tulang pokok sering menyebabkan traumatik osteomyelitis. Osteomyelitis sering ditemukan pada orang yang lebih tua karena faktor penyebabnya berhubungan dengan penuaan (Robbins et al., 2007).2.3 Patogenesis Osteomyelitis paling sering disebabkan oleh staphylococcus aureus. Organisme penyebab yang lain yaitu salmonella, streptococcus, dan pneumococcus. Metafisis tulang terkena dan seluruh tulang mungkin terkena. Tulang terinfeksi oleh bakteri melalui 3 jalur : hematogen, melalui infeksi di dekatnya atau secara langsung selama pembedahan.Secara hematogen, kuman dibagian tubuh lainnya (pneumonia, ISK) dapat masuk ke dalam aliran darah ke tempat tulang yang melemah. Infeksi juga dapat berasal dari infeksi di daerah sekitarnya, dapat juga kontaminasi langsung, hal ini dapat terjadi jika terdapat fraktur terbuka yang memungkinkan terkadinya kontaminasi dari dunia luar. Reaksi inflamasi awal menyebabkan trombosis, iskemia dan nekrosis tulang. Pus mungkin menyebar ke bawah ke dalam rongga medula atau menyebabkan abses superiosteal. Suquestra tulang yang mati terbentuk. Pembentukan tulang baru dibawah perioteum yang terangkan diatas dan disekitar jaringan granulasi, berlubang oleh sinus-sinus yang memungkinkan pus keluar (Randall, 2011)..2.4 Gejala KlinisGejala umum akut seperti demam, toksemia, dehidrasi, pada tempat tulang yang terkena panas dan nyeri, berdenyut karena nanah yang tertekan kemudian terdapat tanda-tanda abses dengan pembengkakan.Osteomielitis hematogeneus biasanya memiliki progresivitas gejala yang lambat, gejala yang muncul seperti demam dengan onset tiba- tiba, rasa kelelahan, rasa tidak nyaman, irritabilitas, keterbatasan gerak, edema local, nyeri dan eritema. Sedangkan pada osteomielitis kronis dapat disertai ulkus yang tidak sembuh, kelelahan kronik, dan rasa tidak nyaman yang lama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan demam, edema ekstremitas yang terkena, teraba hangat, keterbatasan gerak, pada pasien anak- anak ditemukan kegagalan berjalan atau berdiri (Randall, 2011). 2.5 Diagnosis 1. Laboratorium - Peningkatan laju endap eritrosit- Leukosit dan LED meningkat 2. Rontgen menunjukkan pembengkakan jaringan lunak sampai dua minggu kemudian tampak bintik-bintik dekalsifikasi pada batang tulang, yang kemudian dapat meluas dan diikuti oleh tanda-tanda pembentukan involukrom.

3. Scan tulang, biasanya sebelum rontgen 4. Biopsi tulang, mengidentifikasi organisme penyebab (Siregar, 2011).2.6 PenatalaksanaanSasaran awal adalah untuk mengontrol dan memusnahkan proses infeksi (Daniel, 2012).1. Imobilisasi area yang sakit : lakukan rendam salin noral hangat selama 20 menit beberapa kali sehari.2. Kultur darah : lakukan smear cairan abses untuk mengindentifikasi organisme dan memilih antibiotik. 3. Terapi antibiotik intravena sepanjang waktu. 4. Berikan antibiotik peroral jika infeksi tampak dapat terkontrol : teruskan selama 3 bulan. 5. Bedah debridement tulang jika tidak berespon terhadap antibiotik pertahankan terapi antibiotik tambahan.2.7 Komplikasi1. Kematian tulang : Infeksi pada tulang dapat menghambat sirkulasi darah dalam tulang dan menyababkan kematian tulang. Jika terjadi pada area yang luas, kemungkinan terapi adalah dengan amputasi untuk mencegah penyebaran infeksi2. Gangguan Pertumbuhan : Pada anak- anak, osteomielitis biasa terjadi pada tulang yang lembut, yang disebut lempeng epifis. Dikedua ujung tulang panjang lengan dan kaki. Pertumbuhan tulang dapat terhambat oleh karena infeksi pada kaki.3. Carsinoma sel squamosa : Jika osteomielitis menyebabkan timbulnya luka terbuka dan menyebabkan keluarnya nanah, maka kulit disekitar berisiko tinggi terkena karsinoma sel squamosa (Hidiyaningsih, 2012).

DAFTAR PUSTAKA Daniel, Lew, 2012. Review Article Current Concepts Osteomyelitis. Dikutip dalam : http://www.nejm.org Hidyaningsih, 2012, Osteomielitis. Dikutip dalam : http://emedicine.medscape.com Mutataqin, Arif, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Randall, 2011, Osteomyelitis in Emergency Medicine. Dikutip dalam : http://emedicine.medscape.com Robin, 2007, Pathology Basis of Disease 7th Edition. Roekmantara, T., & Prawiradilaga, R. R. S. (2015). Hasil Pemeriksaan Sinar-X Pasien Osteomielitis Kronis Ekstremitas.Prosiding Pendidikan Dokter, 473-478 Siregar PU. 2011. Chronic Hematogenous Osteomyelitis in children. Majalah Kedokteran Indonesia Juni 2005,Vol:55,Nomor: 6. Sjamsuhidajat, Win de jong, 2004, Buku ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.