tugas ppkn

22
OLEH : RENDO ADIARTA KELAS: X.3 TP 2010/2011

Transcript of tugas ppkn

Page 1: tugas ppkn

OLEH : RENDO ADIARTAKELAS: X.3TP 2010/2011

Page 2: tugas ppkn

Sudjiono Timan

Sudjiono Timan (lahir di Jakarta, 9 Mei 1959; umur 51 tahun) adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Dari tahun 1995 hingga 1997 ia menjabat sebagai Direktur Utama PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Ia saat ini merupakan seorang buronan karena melarikan diri dari hukuman pengadilan. Oleh pengadilan, Timan telah diputuskan bersalah karena telah menyalahgunakan kewenangannya sebagai direktur utama BPUI dengan cara memberikan pinjaman kepada Festival Company Inc. sebesar 67 juta dolar AS, Penta Investment Ltd sebesar 19 juta dolar AS, KAFL sebesar 34 juta dolar AS, dan dana pinjaman Pemerintah (RDI) Rp 98,7 miliar sehingga negara mengalami kerugian keuangan sekitar 120 juta dolar AS dan Rp 98,7 miliar.

Pada pengadilan tingkat pertama di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Timan dibebaskan dari tuntutan hukum karena perbuatannya dinilai bukan tindak pidana. Menanggapi vonis bebas itu, Jaksa Penuntut Umum mengajukan kasasi dan meminta Majelis Kasasi menjatuhkan pidana sebagaimana tuntutan terhadap terdakwa yaitu pidana delapan tahun penjara, denda Rp30 juta subsider enam bulan kurungan, serta membayar uang pengganti Rp1 triliun.

Pada Jumat, 3 Desember 2004, Majelis Kasasi Mahkamah Agung (MA) yang dipimpin oleh Ketua MA Bagir Manan memvonis Sudjiono Timan dengan hukuman 15 tahun penjara, denda Rp50 juta, dan membayar uang pengganti sebesar Rp 369 miliar.

Namun, saat Kejaksaan hendak mengeksekusi Sudjiono Timan pada Selasa, 7 Desember 2004, yang bersangkutan sudah tidak ditemukan pada dua alamat yang dituju rumah di Jalan Prapanca No. 3/P.1, Jakarta Selatan maupun rumah di Jalan Diponegoro No. 46, Jakarta Pusat dan dinyatakan buron dengan status telah dicekal ke luar negeri oleh Departemen Hukum dan HAM.

Pada 17 Oktober 2006, Kejaksaan Agung Republik Indonesia mulai menyebarkan foto dan datanya ke masyarakat melalui televisi dan media massa sebagai salah satu 14 koruptor buron yang sedang dicari.

Page 3: tugas ppkn

Eko Edi Putranto

Eko Edi Putranto (lahir 9 Maret 1967; umur 43 tahun) adalah terpidana kasus korupsi di Bank Harapan Sentosa (BHS). Ia telah divonis untuk menjalani 20 tahun penjara, denda Rp 30 juta, dan pembayaran uang pengganti sebesar Rp 1,95 trilyun. Ia disidang secara in-absentia dan tidak dapat dieksekusi badan sesuai putusan pengadilan tinggi DKI Jakarta pada tanggal 8 November 2002.

Namun sampai saat ini statusnya masih buron dan diduga berada di Australia. Status buronnya ditetapkan Kejaksaan Agung pada tanggal 30 Oktober 2006. Ia adalah mantan komisaris BHS dan merupakan putera dari Hendra Rahardja yang menjadi direktur bank tersebut. Dalam rilis kejaksaan agung dideskripsikan bahwa ia mempunyai ciri-ciri tinggi badan sekitar 170 cm, warna kulit putih, bentuk muka oval, mata sipit dan rambut hitam lurus.

Ia dipersalahkan karena selaku komisaris atau pemegang saham bersama-sama dengan ibunya terpidana Sherny Konjongian, selaku Direktur Kredit, antara tahun 1992-1996 telah memberikan persetujuan kredit kepada 6 perusahaan dalam grup. Ia juga memberikan persetujuan kredit kepada 28 lembaga pembiayaan yang ternyata merupakan rekayasa. Karena kredit itu oleh lembaga pembiayaan disalurkan kepada perusahaan grup. Caranya dengan disalurkan lewat penerbitan giro kepada perusahaan grup tanpa proses administrasi kredit dan tidak dicatat atau dibukukan. Selanjutnya, beban pembayaran lembaga pembiayaan kepada BHS dihilangkan dan dialihkan kepada perusahaan grup. Akibatnya, negara dirugikan Rp 1,95 triliun.

Page 4: tugas ppkn

LESMANA BASUKI

Jenis kelamin Laki-lakiUsia 83 TahunAlamat terakhir Jl. Padalarang 14 Menteng Jakarta Pusat

IDENTITAS TERSANGKA/TERDAKWA/TERPIDANANama lengkap                                 :    LESMANA BASUKITempat lahir                                     :    Labuan Bacau Maluku UtaraUmur/tanggal lahir                          :    83 tahun / 13 Januari 1923Jenis kelamin                                  :    Laki-lakiKebangsaan/Kewarganegaraan :    IndonesiaTempat tinggal                                :    Jl. Padalarang 14 Menteng Jakarta PusatA g a m a                                           :    KristenPekerjaan                                         :    Presiden Direktur PT. Sejahtera Bank Umum (PT. SBU)Pendidikan                                       :    SMA

        Ciri - ciri-    Tinggi badan               :    + 170 Cm-    Warna kulit                   :    Putih-    Bentuk muka               :    Bulat telur, mata sipit, telinga lebar, rambut lurus hitam-    Ciri khusus lainnya    :    Berkacamata    

KASUS POSISI

Bahwa terdakwa LESMANA BASUKI selaku Presiden Direktur PT. SBU dan terdakwa TONY SUHERMAN sebagai Direktur Operasional PT. SBU  antara bulan Mei 1994 s/d Pebruari 1998 bertempat di kantor PT. Sejahtera Bank Umum Jl. Wahid Hasyim No. 65 Jakarta Pusat, telah menjual surat-surat berharga berupa Commercial Paper (CP) dan atau Medium Term Note (MTN) atas tanggungan PT. Hutama Karya.

Dana hasil penjualan CP dan MTN yang di Arrenger oleh PT SBU dimasukan ke rekening konsorsium Hutama Yala No. 08-11666-45 di PT. SBU cabang Hayam Wuruk seharusnya diserahkan atau dimasukkan pada rekening PT. Hutama karya. Hasil penjualan yang terdapat pada rekening tersebut juga digunakan untuk pelunasan CP/MTN yang jatuh tempo, yang

Page 5: tugas ppkn

seharusnya pelunasan tersebut dari uang yang disetorkan PT. Hutama karya dan sebagian lagi digunakan untuk kepentingan diri sendiri, orang lain atau suatu badan.        KERUGIAN NEGARAkerugian negara sejumlah Rp. 209.350.000.000,- dan U$ 105.000.000

POSISI PADA SAAT MELARIKAN DIRITerpidana tidak dapat di eksekusi badan berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 360 K/Pid/2000 tanggal 25 Juli 2000 karena melarikan diri dan selanjutnya terpidana mengajukan Peninjauan Kembali (PK) pada tahun 2004.

INFO TERAKHIRBerdasarkan Putusan PK Mahkamah Agung Nomor 27 PK/PID/2004 tanggal 17 Januari 2007 terpidana LESMANA BASUKI dibebaskan dari segala dakwaan (vrijspraak), sehingga pada 6 Agustus 2007 telah dilaksanakan eksekusi badan terhadap terpidana LESMANA BASUKI dan eksekusi terhadap barang bukti berupa tiga bidang tanah belum dapat dilaksanakan karena dalam proses penelitian. 

Page 6: tugas ppkn

SHERNY KOJONGIAN

Jenis kelamin PerempuanUsia 43 TahunAlamat terakhir Jl. Taman Kebon Jeruk Jakarta Barat

IDENTITAS TERSANGKA/TERDAKWA/TERPIDANANama lengkap                                   :    SHERNY KOJONGIANTempat lahir                                       :    Manado Umur/tanggal lahir                            :    42 tahun / 8 Pebruari 1963Jenis kelamin                                    :    PerempuanKebangsaan/Kewarganegaraan    :    IndonesiaTempat tinggal                                   :    Taman Kebon Jeruk Blok B.1.8 No. 6 Jakarta BaratA g a m a                                             :    KristenPekerjaan                                            :    Mantan Direktur Internasional / HRD dan Direktur Kredit PT. BHSPendidikan                                          :    -

       

Ciri - ciri        -    Tinggi badan               :    +  165 Cm-    Warna kulit                   :    Putih-    Bentuk muka               :    Bulat-    Ciri khusus lainnya    :    Rambut hitam   

KASUS POSISI

Terpidana HENDRA RAHARDJA selaku Komisaris Utama PT. BHS pemegang saham dan penerbit surat penunjukan Loan Committee, terpidana EKO EDI PUTRANTO selaku Komisaris /Pemegang Saham dan terpidana SHERNY KONJONGIAN selaku Direktur Kredit /HRD/Treasury, antara tahun 1992 s/d 1996 telah memberikan persetujuan untuk memberikan kredit kepada 6 (enam) perusahaan group.

Selain pemberian kredit kepada perusahaan group, para Terpidana juga memberikan persetujuan

Page 7: tugas ppkn

untuk memberikan kredit kepada 28 lembaga pembiayaan yang ternyata merupakan rekayasa. Karena, kredit tersebut oleh lembaga pembiayaan disalurkan kepada perusahaan group dengan cara dialihkan /disalurkan dengan menerbitkan giro kepada perusahaan group tanpa melalui proses administrasi kredit dan tidak dicatat /dibukukan,  yang selanjutnya beban pembayaran lembaga pembiayaan kepada PT. BHS dihilangkan dan dialihkan kepada perusahaan group.

Terhadap fasilitas Over Draft yang telah diberikan PT. BHS, Bank Indonesia telah mengeluarkan surat yang ditujukan kepada Direksi PT. BHS No. 30/1105/UPB2/AdB2 tanggal 2 September 1997; No. 30/1252/UPB2/AdB2 tanggal 18 September 1997 dan No. 30/1505/UPB2/AdB2 tqnggal 20 Oktober 1997, yang pada pokoknya berisi agar Direksi PT. BHS menghentikan penyaluran kredit kepada Direktur terkait. Namun larangan tersebut tidak ditaati oleh Terpidana SHERNY KONJONGIAN yang telah memberikan persetujuan penarikan dana oleh pihak terkait dan penarikan dana Valas pihak terkait.       

KERUGIAN NEGARAKerugian negara sejumlah Rp. 1.950.995.354.200,-

POSISI PADA SAAT MELARIKAN DIRIBahwa terpidana disidangkan secara In Absentia dan terpidana tidak dapat dieksekusi badan sesuai Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor : 125/PID/2002/PT. DKI tanggal 8 November 2002 yang telah mempunyai  kekuatan hukum tetap karena terpidana melarikan diri.

Page 8: tugas ppkn

HENDRO BAMBANG SUMANTRI, BBA

Jenis kelamin Laki-lakiUsia 80 TahunAlamat terakhir Jl. Dr, Susilo III/23 Grogol Jakarta Barat

IDENTITAS TERSANGKA/TERDAKWA/TERPIDANA

Nama lengkap                                    :    HENDRO BAMBANG SUMANTRI,BBATempat lahir                                        :    -Umur/tanggal lahir                             :    80 tahun / 31 Januari 1929Jenis kelamin                                     :    Laki-lakiKebangsaan/Kewarganegaraan    :    IndonesiaTempat tinggal                                    :    Jl. Dr, Susilo III/23 Grogol Jakarta BaratA g a m a                                              :    IslamPekerjaan                                            :    Pensiunan Departemen Perdagangan RIPendidikan                                          :    -

Ciri - ciri    -    Tinggi badan               :    -    Warna kulit                   :    -    Bentuk muka               :    -    Ciri khusus lainnya    :                                    KASUS POSISI

-    Terpidana HENDRO BAMBANG SUMANTRI,BBA dan terpidana EDDY DJUNAEDI dalam penyalahgunaan laboratorium Pusat Pengendalian Mutu Barang Departemen Perdagangan Ri (PPMB) megakibatkan kerugian negara sebesar Rp. 130.985.390,47 (seratus tiga puluh juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu tiga ratus sembilan puluh rupian empat puluh tujuh sen).  

KERUGIAN NEGARA

kerugian negara sejumlah Rp. 130.985.390,47

POSISI PADA SAAT MELARIKAN DIRI

Page 9: tugas ppkn

Bahwa terpidana tidak dapat di eksekusi badan berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 233 K/Pid/1990 tanggal 10 Maret 1993 yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melarikan diri.

Page 10: tugas ppkn

Sjachriel Darham

Sjachriel Darham

Gubernur Kalimantan Selatan ke-12

Masa jabatan2000 – Maret 2005

Pendahulu Gusti Hasan Aman

Pengganti Rudy Ariffin

Lahir3 April 1945 (umur 65)

Amuntai, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan

Agama Islam

Sjachriel Darham (lahir di Amuntai, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, 3 April 1945; umur 65 tahun)[1] adalah Gubernur Kalimantan Selatan pada periode 2000-Maret 2005. Sejak awal Desember 2006, ia diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berkaitan dengan dugaan penyalahgunaan anggaran belanja rutin Pos Kepala Daerah Kalimantan Selatan periode 2001-2004.

Page 11: tugas ppkn

Kasus korupsi

Dalam penyelidikan, KPK menemukan bukti anggaran rutin dalam APBD Kalimantan Selatan sebagian digunakan untuk kepentingan pribadinya. Dalam pemeriksaan awal Desember 2006, ia sempat membantahnya, namun dalam keterangan pers yang dibagikan kepada wartawan oleh staf Humas KPK, Johan Budi SP, disebutkan sebagian anggaran rutin digunakan untuk membeli kendaraan, memperbaiki rumah pribadi, membeli rumah toko, dan membayar asuransi dengan total mencapai Rp 5,47 miliar.

Atas dugaan itu, ia ditahan KPK. Ia diduga melanggar Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 atau Pasal 8 Undang-undang No 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Setelah menjalani pemeriksaan selama 11 jam, ia ditahan selama 20 hari sejak 3 Januari 2007. Dalam masa penahanan, ia menderita sakit penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, dan diabetes melitus. Ia dirawat di Rumah Sakit Polri pada 12 Januari 2007. Seorang anggota keluarganya, Evi Ayunita, menjelaskan sebelum ditahan KPK ia telah menjalani pemeriksaan intensif dokter di Banjarmasin. Oleh dokter, Sjachriel disarankan menjalani pemeriksaan lanjutan di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita (Jakarta).

Selama ditahan KPK ditahanan Mabes Polri, keluarganya beberapa kali minta penangguhan penahanan. Permintaan itu belum dipenuhi sampai akhirnya dokter dari Mabes Polri mengatakan kondisinya mengkhawatirkan.

Pada 24 Agustus 2007, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan vonis 4 tahun penjara kepada Darham karena terbukti bersalah menyelewengkan pos anggaran daerah.

Page 12: tugas ppkn

Suwarna Abdul Fatah

Suwarna Abdul Fatah

Gubernur Kalimantan Timur ke-9

Masa jabatan1998 – 2006

Wakil Yurnalis Ngayoh

Pendahulu Muhammad Ardans

Pengganti Yurnalis Ngayoh

Lahir1 Januari 1944Bogor

Profesi Mayor Jendral TNI

Agama Islam

Mayor Jenderal TNI (Angkatan Darat) H. Suwarna Abdul Fatah (lahir di Bogor[Bogor yang mana?], 1 Januari 1944; umur 66 tahun) adalah Gubernur Kalimantan Timur ke-10 dan 11. Sebelumnya dia adalah Wakil Gubernur Kalimantan Timur bidang Ekonomi dan Pembangunan dan menggantikan H.M. Ardans sebagai Gubernur sejak 1998. Pada tahun 2003, dia terpilih kembali untuk masa jabatan kedua hingga tahun 2008 mendatang. Ia dinonaktifkan dari jabatannya sejak 8 Desember 2006 karena diduga terkait kasus korupsi.

Page 13: tugas ppkn

Kasus korupsi

Suwarna ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi pada 19 Juni 2006 dalam kasus dugaan korupsi pelepasan izin pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit satu juta hektare di wilayah Penajam Utara, Berau, Kalimantan Timur yang melibatkan Surya Dumai Group pimpinan Martias alias Pung Kian Hwa.[1] Ia mulai diadili dalam kasus ini di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi di Jakarta pada 9 November 2006.[2]

Pada 13 Maret 2007, Suwarna melaporkan para penyidik KPK ke kepolisian karena menduga mereka telah merekayasa dokumen yang dijadikan barang bukti dalam perkara korupsi tersebut.[3] Kemudian pada 22 Maret, majelis hakim Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi memutuskan untuk memvonis Suwarna dengan hukuman 1,5 tahun penjara dan denda Rp 200 juta karena terbukti bersama-sama dengan mantan Dirjen Pengusahaan Hutan Produksi Dephutbun Waskito Soerjodibroto, mantan Kakanwil Kehutanan dan Perkebunan Kaltim Uuh Aliyudin dan mantan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kaltim Robian menyalah gunakan wewenang mereka sehingga merugikan negara sebesar Rp 5,167 miliar, sementara dakwaan lain tentang penerbitan izin pemanfaatan kayu dan berbagai surat yang dikeluarkan Suwarna tidak dapat dibuktikan.

Page 14: tugas ppkn

Said Agil Husin Al Munawar

Said Agil Husin Al Munawar

Menteri Agama Republik Indonesia ke-21

Masa jabatan22 Oktober 2009 – 21 Oktober 2004

Presiden Megawati Soekarnoputri

Pendahulu Tolchah Hasan

Pengganti Muhammad Maftuh Basyuni

Lahir26 Januari 1954 (umur 56)

Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia

Kebangsaan Indonesia

Agama Islam

Prof. Dr. Haji Said Agil Husin Al Munawar, MA (lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 26 Januari 1954; umur 56 tahun) adalah seorang pengajar dan mantan Menteri Agama Indonesia. Ia menjabat sebagai Menteri Agama pada Kabinet Gotong Royong (2001-2004).

Page 15: tugas ppkn

Pengajar lulusan Fakultas Syariah di Unversitas Ummu AI Quro Makkah (Master of Art 1983; Ph.D. 1987) di Arab Saudi ini pernah bekerja sebagai dosen pada beberapa perguruan tinggi sebelum menjadi menteri, terutamanya perguruan tinggi Islam seperti Institut Agama Islam Negeri di beberapa tempat di Indonesia. Selain itu, Munawar juga pernah menjadi Dosen Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia Pusat pada tahun 1990 hingga 1998.

Kontroversi

Penggalian di komplek Prasasti Batutulis

Pada awal Agustus 2002, ia menyuruh orang melakukan penggalian di komplek prasasti Batutulis. Ia meyakini, konon berdasarkan petunjuk dalam mimpi, bahwa di bawah prasasti tersebut tersimpan emas harta karun peninggalan zaman Prabu Siliwangi yang dapat digunakan untuk membayar seluruh hutang negara sebesar hampir Rp 1.500 triliun atau setara dengan 10.000 truk emas batangan. Protes dari kalangan arkeologi tidak ditanggapi. Setelah dilakukan penggalian selama dua minggu dibawah pengawasan Agil, penggalian dihentikan dan hanya menghasilkan jejak galian tanah sepanjang 5m, lebar 1m, dan kedalaman 2m tanpa secuil logam pun apalagi emas.

Setelah berita penggalian itu menyebar, demonstrasi dan kecaman datang dari masyarakat luas dan menghendaki Agil untuk mengundurkan diri dan posisi menteri. Namun demikian, Agil tetap bertahan pada posisinya hingga berakhir masa tugasnya.

Kasus korupsi

Pada 7 Februari 2006, ia divonis hukuman 5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena dinyatakan terbukti melakukan korupsi dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Dana Abadi Umat (DAU) pada tahun 2002-2004. Penyelewengan BPIH Munawar mencapai Rp. 35,7 miliar, sedangkan DAU yang diselewengkan berjumlah Rp 240,22 miliar.

Nazaruddin Sjamsuddin

Page 16: tugas ppkn

Nazaruddin Sjamsuddin

Prof. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, MA (lahir di Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam, 5 November 1944; umur 66 tahun) adalah Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bertugas memantau jalannya Pemilu di Indonesia.

Selain bekerja sebagai Ketua KPU, Nazaruddin juga adalah seorang dosen di Universitas Indonesia. Dia juga pernah menjadi anggota MPR.

Dia mempunyai empat orang anak dari perkawinannya dengan Nurnida.

[sunting] Kasus korupsi

Pada 20 Mei 2005, Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi di KPU. Oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, ia dituntut hukuman penjara selama delapan tahun enam bulan, membayar denda sebesar Rp. 450 juta, serta mengganti uang negara sebesar Rp 14,193 miliar. Jika uang negara tersebut tidak dapat dibayarkan, maka Nazaruddin akan dipenjara tambahan selama empat tahun.

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi lalu menjatuhinya hukuman penjara selama tujuh tahun pada 14 Desember 2005. Ia juga diharuskan membayar denda sebesar Rp 300 juta. Dalam putusannya, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menyatakan Nazaruddin terbukti korupsi dalam pengadaan asuransi kecelakaan diri sehingga merugikan keuangan negara Rp 5,03 miliar.

Selain didenda, Nazaruddin juga diperintahkan untuk membayar uang pengganti Rp 5,03 miliar secara tanggung renteng dengan Hamdani Amin, Kepala Biro Keuangan KPU.

Muhammad Iqbal (anggota KPPU)

Page 17: tugas ppkn

Muhammad Iqbal (lahir di Yogyakarta, 9 November 1955; umur 55 tahun) adalah ketua KPPU dari Juni 2001 - Juni 2002. Sebelum bergabung dengan KPPU sejak 1979, Muhammad Iqbal dikenal sebagai ahli koperasi Indonesia. Iqbal memulai kariernya sebagai pengurus Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa Bandung hingga 1981.

Alumni Teknik Industri Institut Teknologi Bandung 1981 ini kemudian melanjutkan kiprahnya sebagai Ketua I Koperasi Pemuda Indonesia (Kopindo) selama dua periode. Bahkan periode 1987-1999 menduduki Ketua Umum Kopindo.

Dalam periode yang hampir sama, yakni antara 1983-1997, Muhammad Iqbal juga menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). Kiprahnya di Dekopin berlanjut hingga 2004, sehingga Iqbal dikenal kalangan luas sebagai pakar koperasi terkemuka Indonesia.

Selain itu, Iqbal juga pernah menjabat sebagai Direktur PT Yala Tekno Geothermal, sebuah perusahaan kemitraan antara koperasi dan swasta di bidang pengembangan panas bumi.

Memasuki abad 21, karier Muhammad Iqbal semakin melesat. Selain menduduki posisi sebagai Ketua KPPU Iqbal juga menjadi pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) periode 2004-2008.

Sebelumnya, Iqbal juga sempat menjadi anggota MPR pada periode 1999-2004.

Kontroversi

Muhammad Iqbal ditangkap anggota KPK saat menerima uang yang diduga uang suap senilai 500 juta Rupiah dari Presiden Direktur PT First Media Tbk. Billy Sindoro. Aksi tersebut berlangsung di sebuah lift hotel Arya Duta, Jakarta.[1]

Page 18: tugas ppkn