Tugas Perspektif Undang Undang Nomor 35 Tahun 2014 (Ni Made Pusparini)

4
Undang undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak Nama : Ni Made Pusparini NIM : N 111 12 049 Pasal 76D Setiap Orang dilarang melakukan Kekerasan atau ancaman Kekerasan memaksa Anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. Unsur-unsur dalam pasal tersebut yaitu: 1. Cara melakukan tindakan dengan kekerasan, ancaman kekerasan, dan pemaksaan. 2. korban merupakan seorang anak Tugas seorang dokter dalam pasal ini adalah melakukan pemeriksaan untuk mendapatkan bukti-bukti persetubuhan pada anak. Persetubuhan merupakan peristiwa dimana terjadi penetrasi penis ke dalam vagina, penetrasi tersebut dapat lengkap atau tidak lengkap dan dengan atau tanpa disertai ejakulasi. Anak ialah individu yang belum mencapai usia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan seperti tertera dalam pasal 1 UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Kekerasan pada anak adalah tindakan yang di lakukan seseorang atau individu pada mereka yang belum genap berusia 18 tahun yang menyebabkan kondisi fisik dan atau mentalnya terganggu. Pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter pada korban diantaranya:

description

Forensik

Transcript of Tugas Perspektif Undang Undang Nomor 35 Tahun 2014 (Ni Made Pusparini)

Page 1: Tugas Perspektif Undang Undang Nomor 35 Tahun 2014 (Ni Made Pusparini)

Undang undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anakNama : Ni Made PuspariniNIM : N 111 12 049

Pasal 76DSetiap Orang dilarang melakukan Kekerasan atau ancaman Kekerasan memaksa Anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.

Unsur-unsur dalam pasal tersebut yaitu:

1. Cara melakukan tindakan dengan kekerasan, ancaman kekerasan, dan pemaksaan.

2. korban merupakan seorang anak

Tugas seorang dokter dalam pasal ini adalah melakukan pemeriksaan untuk mendapatkan bukti-bukti persetubuhan pada anak.

Persetubuhan merupakan peristiwa dimana terjadi penetrasi penis ke dalam vagina, penetrasi tersebut dapat lengkap atau tidak lengkap dan dengan atau tanpa disertai ejakulasi. Anak ialah individu yang belum mencapai usia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan seperti tertera dalam pasal 1 UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Kekerasan pada anak adalah tindakan yang di lakukan seseorang atau individu pada mereka yang belum genap berusia 18 tahun yang menyebabkan kondisi fisik dan atau mentalnya terganggu.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter pada korban diantaranya:

1. Pemeriksaan genitalia: pemeriksaan akibat-akibat langsung dari kekerasan seksual yang dialami korban, meliputi: a. Kulit genital apakah terdapat eritema, iritasi, robekan atau tanda-tanda

kekerasan lainnya. b. Eritema vestibulum atau jaringan sekitar c. Perdarahan dari vagina. d. Kelainan lain dari vagina yang mungkin disebabkan oleh infeksi atau

penyebab lain.e. memeriksa adanya robekan pada himen yang merupakan tanda adanya

suatu benda (penis atau benda lain) yang masuk ke dalam vagina. Pemeriksaan himen meliputi bentuk hymen, elastisitas hymen,

Page 2: Tugas Perspektif Undang Undang Nomor 35 Tahun 2014 (Ni Made Pusparini)

diameter penis. Robekan penis bisa jadi tidak terjadi pada kekerasan seksual penetrasi karena bentuk, elastisitas dan diameter penis.

f. Untuk yang pernah bersetubuh, dicari robekan baru pada wanita yang belum melahirkan

g. Pemeriksaan ada tidaknya ejakulasio dalam vagina dengan mencari spermatozoa dalam sediaan hapus cairan dalam vagina. Adanya sperma dalam liang vagina yang merupakan tanda pasti adanya persetubuhan bila persetubuhan tersebut disertai dengan ejakulasi. Bila terdapat ejakulat yang tidak mengandung sperma maka dilakukan pemeriksaan terhadap ejakulat tersebut, yang dapat diperiksa adalah: enzim asam fosfatase, kolin dan spermin

2. Pemeriksaan anal

Kemungkinan bila terjadi hubungan seksual secara anal akan menyebabkan luka pada anal berupa robekan, ireugaritas, keadaan fissura.

3. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah

b. Pemeriksaan cairan mani (semen)

c. Tes kehamilan

d. Pemeriksaan lain seperti hepatitis, gonorrhea, HIV.

e. Pemeriksaan cairan tubuh, mani, liur, atau rambut yang dianggap pelaku.

4. Memperkirakan saat terjadinya persetubuhan karena menyangkut masalah alibi yang penting dalam proses penyidikan. Sperma dalam liang vagina masih dapat bergerak 4-5 jam pasca coitus. Sperma di dalam liang vagina masih dapat bergerak dalam liang vagina masih dapat ditemukan tidak bergerak sampai sekitar 24-36 jam post coital, dan bila wanitanya mati masih akan dapat ditemukan sampai 7-8 hari. Perkiraan saat terjadinya persetubuhan juga dapat ditentukan dari proses penyembuhan dari hymen yang robek, yang pada umumnya penyembuhan tersebut akan dicapai dalam waktu 6-10 hari post coital.

Page 3: Tugas Perspektif Undang Undang Nomor 35 Tahun 2014 (Ni Made Pusparini)

5. Membuktikan adanya kekerasan. Luka-luka akibat kekerasan pada kejahatan seksual pada kejahatan seksual biasanya berbentuk luka-luka lecet bekas kuku, gigi (bite marks) serta luka-luka memar. Lokasi-lokasi luka yang sering ditemukan didaerah mulut dan bibir, leher,puting, pergelangan tangan, pangkal paha, area disekitar dan pada alat genitalia.