Tugas Minggu - i - Manstra

17
TUGAS RINGKASAN MATERI KULIAH (RMK) MANAJEMEN STRATEGIS SEKTOR PUBLIK TERAPAN MINGGU KE – I MANAJEMEN STRATEGIK KEORGANISASIAN PUBLIK BAB 1 & 2 DOSEN : Prof. Dr. BAMBANG SUBROTO, SE., MM., Akt. ADITYA MAULANA 156020304111007

Transcript of Tugas Minggu - i - Manstra

Page 1: Tugas Minggu - i - Manstra

TUGAS RINGKASAN MATERI KULIAH (RMK)MANAJEMEN STRATEGIS SEKTOR PUBLIK TERAPAN

MINGGU KE – IMANAJEMEN STRATEGIK KEORGANISASIAN PUBLIK

BAB 1 & 2

DOSEN :Prof. Dr. BAMBANG SUBROTO, SE., MM., Akt.

ADITYA MAULANA 156020304111007

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA2016

Page 2: Tugas Minggu - i - Manstra

ORGANISASI

Apakah yang Dimaksud Organisasi?

Menurut Robbins (1990), organisasi adalah entitas sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

dan adanya pembatasan-pembatasan yang secara relatif berkesinambungan dengan

pengidentifikasian batasan-batasan tersebut secara jelas dalam rangka untuk mencapai tujuan

atau beberapa tujuan secara bersama-sama.

Daft (1989) menggunakan definisi tersebut untuk menjelaskan empat prinsip utamanya,

yaitu:

1) Organisasi adalah suatu entitas sosial yang terdiri dari manusia dan kelompok manusia

yang dimaksudkan sebagai sarana interaksi;

2) Organisasi selalu mempunyai suatu tujuan atau beberapa tujuan yang ingin dicapai;

3) Di dalam organisasi terdapat sistem-sistem yang dikoordinasikan dengan rasional dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan;

4) Organisasi memiliki aturan-aturan dan batasan yang teridentifikasi dengan jelas, yang

digunakan untuk menentukan unsur mana saja yang termasuk dalam bagian organisasi.

Dalam awal perkembangannya, organisasi dikenal sebagai suatu sistem yang tertutup.

Organisasi dikatakan sebagai sistem tertutup manakala organisasi sebagai suatu sistem tidak

terpengaruh oleh lingkungannya, dalam operasionalnya, organisasi tersebut bergerak mandiri,

tertutup dari dunia luar. Manajemen lebih fokus pada urusan internal dari organisasinya,

sedangkan lingkungan sekitarnya dianggap tidak memiliki peran yang signifikan. Dalam

perkembangannya jarang ditemukan suatu sistem tertutup yang sempurna. Sedangkan

organisasi sebagai sistem terbuka yaitu manakala suatu sistem yang menjaga agar kinerjanya

berhubungan dengan lingkungan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan bahwa organisasi dalam hal ini adalah sebagai suatu

hubungan antar sistem dengan lingkungan eksternalnya yang menghubungkan antara

Page 3: Tugas Minggu - i - Manstra

masukan (input) dengan keluaran (output). Hal ini akan menimbulkan proses adaptasi yang

akan menghasilkan sikap kritis atas transformasi diri, secara efektif dan efisien.

Organisasi sebagai suatu sistem mempunyai dua tanggung jawab utama, yaitu 1) Menetapkan

nilai, dan 2) Mendistribusikan nilai yang telah ditetapkan kepada para pengguna dan

stakeholder yang telah memberikan sarananya untuk dapat bekerja sama dalam melakukan

aktivitas organisasi.

Sesuai dengan nilai yang ditetapkan, organisasi dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis

organisasi, yaitu : Organisasi Publik; Organisasi Sosial-Ekonomi; Organisasi Ekonomi-

Sosial; Organisasi Swasta (Perusahaan)

Organisasi Publik lebih menekankan aktivitasnya dalam rangka membantu masyarakat atau

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Organisasi Sosial-Ekonomi yang beraktivitas

secara sosial, dengan memberikan pelayanan pada masyarakat, namun juga mempunyai

tujuan ekonomi, meskipun secara terselubung. Kebalikannya dengan Organisasi Ekonomi-

Sosial, dimana aktivitas terbesar ditekankan pada nilai-nilai ekonomi, namun juga melakukan

aktivitas sosial yang diharapkan juga mendukung upaya-upaya ekonomi. Sedangkan

Organisasi Swasta (Perusahaan) adalah organisasi yang aktivitasnya berdasarkan rasionalitas

dalam penetapan dan pendistribusian nilai-nilai ekonomi.

Nilai Kemasyarakatan

Nilai kemasyarakatan dapat dikembangkan melalui beberapa cara (Moore, 1994). Cara yang

pertama adalah dengan mempersamakan nilai kemasyarakatan dengan melaksanakan pesan-

pesan politik, yang dalam organisasi publik wajar dilaksanakan. Namun hal ini akhirnya

berakibat menjadikan samar tujuan awal dari nilai kemasyarakatan yang akan diwujudkan.

Cara yang kedua adalah manajer organisasi publik meminta bantuan dari para ahli strategi

manajemen/para perumus kebijakan, untuk merinci gagasan mengenai nilai kemasyarakatan.

Page 4: Tugas Minggu - i - Manstra

Pada akhirnya nilai kemasyarakatan merupakan tolok ukur kadar profesionalisme, yang

kadang terbatas pada satu bidang kajian keilmuan saja.

Mekanisme yang ketiga adalah dengan menggunakan teknik-teknik analisis seperti analisis

biaya dan manfaat serta analisis penggunaan anggaran.

Namun dalam prakteknya, ketiga cara tersebut tidak sepenuhnya berhasil. Sehingga

digunakan mekanisme yang keempat, yaitu nilai kemasyarakatan berdasarkan sudut pandang

kepuasan pelanggan – stakeholder. Wujud dari nilai kemasyarakatan harus dapat dirasakan

secara langsung manfaatnya oleh para pelanggan selaku individu. Dimana penekanan makna

kepuasan pelanggan dalam hal ini lebih pada proses dan bukan pada hasil akhirnya.

Pada akhirnya menurut Moore (1995), ‘nilai kemasyarakatan’ adalah suatu pengertian

bermakna ganda yang sulit didefinisikan.

Moore (1995) mengemukakan Piramida Strategi Organisasi Publik dalam Penciptaan Nilai

Kemasyarakatan sebagai berikut :

Strategi Berorientasi Nilai- Visi dan Misi organisasi- Tujuan Strategis- Hubungan antara tujuan, kegiatan,

output dan dampak- Dampak yang ingin dicapai- Kegiatan dan output yang

menciptakan dampak

Membangun Kemampuan Operasional- Output organisasi- Produktivitas dan efisiensi- Integritas keuangan- Pengembangan sumberdaya manusia dalam

organisasi- Pembelajaran dan inovasi dalam organisasi

Penguatan Landasan Otorisasi dan Legitimasi- Hubungan dengan para stakeholder- Visibilitas dan legitimasi pada ‘warga masyarakat’- Hubungan dengan organisasi publik lainnya dan para pejabat pemerintah- Reputasi di kalangan media- Nilai kepercayaan pada para pelaku masyarakat lainnya

Page 5: Tugas Minggu - i - Manstra

Manajemen

Menurut Heene & Desmidt (2005), manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang

berkesinambungan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Aktivitas tersebut

adalah 1) Perencanaan, yaitu penetapan strategi dan kemudian dirincikan ke dalam berbagai

rencana; 2) Pengorganisasian, mengkonfigurasikan tugas, pelaksana dan alat-alat lainnya

untuk melaksanakan rencana; 3) Kepemimpinan, memotivasi dan menginspirasi para

pelaksana dan kelompok kerja; 4) Pengendalian, menentukan prestasi, membandingkan

dengan sasaran dan jika diperlukan mengarahkan.

Pelaksanaan atas keempat aktivitas tersebut adalah bertujuan untuk menyelesaikan masalah

organisatoris, diantaranya :

1) Penolakan eksternal, yaitu bagaimana kiat organisasi untuk menyesuaikan diri dengan

partai politik dan kondisi sistem sosial kemasyarakatan yang ada disekitarnya;

2) Penolakan internal, yaitu bagaimana masing-masing individu dan perangkat dalam

organisasi dapat saling menyesuaikan diri satu dengan yang lainnya;

3) Penstrukturan, yaitu perumusan kerangka acuan dimana sarana-sarana dapat ditata

sesuai rencana pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Tugas utama manajemen strategis dirumuskan oleh Thompson (2003), antara lain :

1) Mengembangakan visi dan misi yang ada sehingga jelas maksud dibentuknya

organisasi dan tujuan apa saja yang ingin dicapai;

2) Menafsirkan dan menjabarkan visi dan misi strategisnya ke dalam tujuan-tujuan yang

jelas dan sasaran-sasaran yang terarah sebagaimana yang dikehendaki organisasi;

3) Mengembangkan berbagai strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan;

4) Mengimplementasikan pilihan strategisnya secara efektif dan efisien;

5) Mengevaluasi keberhasilan strateginya, memperbaiki dan mengarahkan kekeliruan

yang muncul antar bagian.

Page 6: Tugas Minggu - i - Manstra

Model-model Manajemen

Model-model manajemen dapat dibedakan menjadi model-model tunggal dan model

majemuk. Perspektif manajemen tunggal melihat organisasi dari satu sudut pandang yang

sudah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan perspektif manajemen majemuk beranggapan

bahwa lingkungan sangat kompleks yang memerlukan kemampuan untuk menangani model

manajemen yang sesuai dengan kondisi permasalahan dan tuntutan lingkungan yang spesifik.

Perspektif tunggal antara lain pendekatan manajemen klasik, model relasi antar manusia dan

model sistem terbuka, sedangkan perspektif majemuk yaitu model persaingan antar nilai.

Pendekatan Manajemen Klasik

Dalam manajemen klasik ini muncullah teori manajemen ilmiah (Taylor, 1911), teori prinsip-

prinsip administrasi (Fayol, 1916) dan teori organisasi birokratik oleh Max Webber. Taylor

menyampaikan 4 (empat) Prinsip Manajemen Ilmiah, yaitu : 1) Manajemen harus benar-

benar memahami dalam merencanakan sistem organisasi yang terkoordinir dengan

pelaksanaan yang terstandarisasi dalam suasana kerja yang baik; 2) Memilih pekerja terbaik

untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja;

3) Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan didalam menjalankan

tugasnya; 4) Harus ada pemisahan yang jelas antara tugas memimpin dan tugas pelaksana

Dalam Prinsip Administrasi, Fayol (1916) menyampaikan 14 (empatbelas) Prinsip

Manajemen, antara lain :

1) Pembagian kerja;

2) Wewenang dan tanggungjawab

3) Disiplin

4) Kesatuan perintah

5) Kesatuan dalam memimpin

6) Mengutamakan kepentingan umum

7) Imbalan yang adil dan dapat memotivasi

8) Sentralisasi yang optimal

9) Hierarkis

10) Keteraturan dalam arti teknis dan sosial

11) Keadilan

12) Keseimbangan dalam jumlah pekerja

yang hadir

13) Menyemangati inisiatif perorangan

14) Pengembangan esprit de corps

Page 7: Tugas Minggu - i - Manstra

Dalam teori organisasi birokratik, Webber (dalam Schermerhorn, 2002) menyampaikan

tentang ciri-ciri organisasi birokratik yang ideal, yaitu :

1) Pembagian kerja yang jelas berdasarkan prosedur yang ada;

2) Hierarki kewenangan yang sangat jelas;

3) Ketentuan dan prosedur formal tanpa perlakuan pilih kasih;

4) Jenjang karir atas dasar prestasi yang dicapai;

5) Mengedepankan fungsi-fungsi manajemen dan profesionalitas

Model Relasi Antar Manusia

Berdasarkan temuan-temuan Mayo dan penelitian oleh Roethlisberger dan Dickson,

menunjukkan bahwa penanganan teknis struktural dalam berbagai pendekatan manajemen

klasik telah mengabaikan faktor-faktor kunci dari kinerja organisasi (Schermerhorn, 2002).

Didapatkan gambaran bahwa terdapat hubungan bahwa produktivitas yang tinggi tergantung

pada kondisi lingkungan sosial dibalik proses produksi. Suasana yang kondusif dan konseling

partisipatif dapat meningkatkan motivasi pekerja dan produktivitasnya.

Model Sistem Terbuka

Model sistem terbuka ini menekankan pandangan bahwa kejadian-kejadian eksternal

menentukan dinamika dan struktur organisasi. Variabel-variabel yang mempengaruhi

tuntutan dan persyarataan spesifik organisasi diantaranya teknologi, skala organisasi, pilihan

strategik, dinamika dan kompleksitas lingkungan (Rainey, 1997). Manajemen bertugas untuk

memantau perubahan dari variabel-variabel lingkungan tersebut dan untuk meningkatkan

kemampuan beradaptasi dari organisasi. Akhirnya muncul suatu pendekatan lingkungan yang

dikenal dengan model pemangku kepentingan (the stakeholder model).

Page 8: Tugas Minggu - i - Manstra

Fleksibilitas

Fokus Internal Fokus Eksternal

Model Sistem TerbukaModel Relasi Antar Manusia

Model Proses Internal Model Tujuan Rasional

Pelatihan yang berkenaan dengan manusia

Kohesi partisipasi Moral

Inovasi dalam kemampuan menyesuaikan diri dan pertahanan diri

Pertumbuhan ikhtiar pencarian bantuan eksternal

Efisiensi produktivitas

Penjelasan tujuanKeseimbangan pengendalian

Dokumentasi Komunikasi Manajemen Informasi

D

D

M

MM

M

Model Persaingan Antar Nilai

Model Persaingan Antar Nilai dari Quinn dan Rohrbaugh

IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKTOR SWASTA KE DALAM SEKTOR

PUBLIK

Konsep-konsep manajemen yang dulunya dimonopoli sektor swasta, telah mulai merasuk ke

dalam kalangan organisasi publik, yang akhirnya merubah penampilan sektor publik secara

radikal. Namun pemikiran tentang manajemen swasta yang diadopsi ke sektor publik sudah

diperlihatkan oleh Senat Amerika Serikat sejak tahun 1911 dengan Gerakan Manajemen

Ilmiah sebagaimana pemikiran Frederick Taylor.

Melihat pengalaman Belgia dalam mengatasi permasalahan perekonomian yang

menggunakan pendekatan moneterisme yang digagas Tatcher dan Reagan. Menurut

pandangan Friedman dan Hayek, pemerintah harus membatasi diri dalam upayanya

menanggulangi inflasi dan membiarkan organisasi-organisasi swasta berperan

mengoptimalkan potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pengendalian

D

D

Page 9: Tugas Minggu - i - Manstra

Pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kemudahan melalui paket

deregulasi dan keringanan pajak. Namun peran organisasi swasta tampak semakin besar, dan

menimbulkan wacana bahwa organisasi publik sebagai penghambat upaya produksi barang

dan jasa secara efisien, intervensi pemerintah yang terlalu banyak harus dihilangkan.

Pemerintah diharapkan melakukan perampingan untuk beradaptasi dengan nilai-nilai

organisasi swasta maupun mekanisme pasar.

Pada akhirnya kompetisi di sektor publik dianggap akan mampu memberikan kontrol

pengeluaran biaya, perbaikan prestasi dan pelayanan yang lebih baik. Gerakan Pembaharuan

Manajemen Publik ini dipengaruhi dua teori, yaitu : a) Kelembagaan Ekonomi Baru; dan b)

Manajerialisme Baru.

Terdapat 7 (tujuh) Butir-butir Kiat Andalan Gerakan Pembaharuan Manajemen Publik :

1) Memiliki manajemen yang profesional;

2) Memiliki standar-standar eksplisit dan tolak ukur prestatif;

3) Menekankan pengendalian atau pengawasan output;

4) Berbeda dari organisasi publik ‘monolitis’ yang lama;

5) Menekankan pada kompetisi yang lebih besar di dalam sektor publik;

6) Menekankan pada teknik-teknik manajemen yang terinspirasi oleh sektor swasta;

7) Menekankan pada keteraturan dalam penggunaan sarana pendukung

Webber menggagas pemikiran tentang tipe ideal organisasi adalah birokrasi, dimana

rasionalisasi, pengorganisasian dan spesialisasi dalam aktivitas keorganisasiannya adalah hal

yang sangat diutamakan. Baik organisasi swasta dan publik, kesemuanya menghadapi dua

kendala (Rogers, 1981), yaitu:

1) Kendala ekonomi: keputusan-keputusan yang berhubungan dengan pengalokasian

sarana-sarana keorganisasian yang belum dimiliki;

2) Kendala politik: penentuan arah aktivitas operasional organisasi, keberadaan

dukungan bagi legitimasi organisasi, dan pengembangan melalui bantuan internal

maupun eksternal

Page 10: Tugas Minggu - i - Manstra

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada perbedaan antara organisasi swasta dan organisasi

publik yang menjadikan organisasi publik mempunyai kegunaan. Sebagaimana pendapat

Musgrave, bahwa tugas dari pemerintah mencakup tiga tahap (Matthijs, 1999) :

Pengalokasian, dimana pemerintah bertanggungjawab mengerahkan semua sarana

secara optimal untuk mendukung pemberdayaan faktor-faktor produksi di sektor

swasta;

Pemerataan, dimana pemerintah dengan pemungutan pajak dan asuransi sosial

berusaha memberikan pemerataan kemakmuran dengan cara subsidi silang;

Stabilisasi, dimana pemerintah harus mencegah dan mengatasi setiap kemungkinan

terjadinya krisis.

Karakteristik manajemen publik, antara lain :

1) Organisasi swasta tidak perlu mengajukan pertanggungjawaban publik;

2) Organisasi swasta memiliki tujuan-tujuan yang lugas dan jelas sebagai akibat adanya

dorongan memperoleh laba dari hasil investasinya;

3) Organisasi publik seringkali ada dalam posisi monopoli yang memungkinkan mereka

‘memaksakan’ terjadinya suatu kerja sama

Faktor-faktor penting yang membentuk realitas karakteristik spesifik dalam penerapan

manajemen strategik organisasi publik terdiri dari lima unsur (Ring, 1985) :

1) Fokus kebijakan organisasi publik dirumuskan dengan lebih ketat;

2) Karakteristik untuk kepentingan umum dalam perumusan kebijakannya, menciptakan

kendala yang lebih besar bagi para manajer organisasi publik;

3) Organisasi publik cenderung menaati secara langsung dan patuh pada upaya persuasif

kelompok tertentu yang punya jangkauan lebih luas dari para pemegang saham;

4) Manajemen publik harus senantiasa bertindak cepat menghadapi berbagai situasi

rentang waktu semu;

Page 11: Tugas Minggu - i - Manstra

5) Kerjasama perumusan kebijakan sektor publik rawan solidaritas sehingga seringkali

terbengkalai saat implementasi

Dalam menerapkan model-model dan teknik-teknik manajemen, manajer publik harus

memperhitungkan karakteristik publik organisasi mereka, namun mereka tidak boleh

terjerat dalam sekat pembeda antara organisasi publik dan swasta atau bahkan

menggunakannya sebagai pembenaran.

Manajer publik pada akhirnya harus sanggup berbuat untuk mengisi celah perbedaan

tersebut, sehingga dapat berdampak positif, yaitu meningkatnya motivasi dan semakin

mumpuninya penerapan prinsip-prinsip manajemen yang dioperasionalkannya.