Tugas makro

22
TUGAS MAKRO BAB KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL Oleh: Iis Kurniawati 12020111130043 Bhekti Dian Adelia 12020111130063 Afrina Zuchra 12020111130058 WuriFitiriaDwikurnia 12020111120013 Lois LasyanaNarwastu 12020111130032 Maharani 12020111130023 UNIVERSITAS DIPONEGORO 1

Transcript of Tugas makro

Page 1: Tugas makro

TUGAS MAKRO

BAB KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL

Oleh:

Iis Kurniawati 12020111130043

Bhekti Dian Adelia 12020111130063

Afrina Zuchra 12020111130058

WuriFitiriaDwikurnia 12020111120013

Lois LasyanaNarwastu 12020111130032

Maharani 12020111130023

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2011/2012

1

Page 2: Tugas makro

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah bab

keseimbangan pendapatan nasional.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

pada mata kuliah Makro

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas bantuan dari beberapa pihak, oleh sebab

itu kami menyampaikan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, sebagaiTuhan yang MahaEsa yang telah

memberikelancaranpembuatanmakalahini,

2. Orang tua kami yang telahmemdukung kami secara mental dan material,

3. Teman- teman yang telahmembantumemberikan support,

4. Dan semuapihak yang telahmembantu kami dalammenyelesaikantugasini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan

ketidaksempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya, dalam meningkatkan kreativitas pembuatan gagasan tertulis.

Semarang, 11 Maret 2012

penulis

2

Page 3: Tugas makro

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan dan manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Agregate Expenditure In Demand Side Equlibrium

2.2 The Two Approach of National Income Equlibrium

2.3 Multiplier Effect

2.4 Inflationary dan Deflationary Gap

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Daftar Pustaka

3

Page 4: Tugas makro

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangDidalam seluruh Teori Ekonomi, barangkali pendapatan Nasional ini merupakan

bagian yang paling menarik perhatian untuk dibicarakan.Betapa tidak Pendapatan Nasional ini, sampai dengan saat ini masih tetap dianggap orang sebagai pijar utama penyangga Politik Ekonomi, artinya ke arah peningkatan Pendapatan Nasional itulah hampir semua kebijaksanaan dibidang perekonomian difokuskan.

Tidak ada satu negarapun didunia ini yang tidak memandang penting masalah Pendapatan Nasional ini. Kemashyuran konsep pendapatan nasional ini tidaklah sesuai dengan keserhanaan pengertian yang terkandung didalamnya. Sebab, sedemikian masyur konsep pendapatan nasional, sehingga setiap orang bahkan yang tidak mengerti ilmu ekonomi sama sekalipun niscaya pernah mendengarnya, tetapi pengertiannya hanyalah sederhana saja, yakni Pendapatan Nasioanl tidal lebih daripada penjualan semua pendapatan individu.

1.2 Rumusan masalah1. Bagaimanakah pengeluaran agregat pada sisi keseimbangan permintaan ?2. Bagaimana pengertian tentang dua pendekatan keseimbangan pendapatan nasional ?3. Apakah yang dimaksud dengan multiplier effect ?

1.3 Tujuan dan manfaat Tujuandanmanfaatdaripenyusunanmakalahiniadalahmenambahpengetahuanparamahasis

waFakultasEkonomikadanBisnisUniversitasDiponegoromengenaiekonomimakrokhususn

yapadababpembelajaranperhitungan dalam pendapatan nasional.

4

Page 5: Tugas makro

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aggregate expenditure in demand-side equilibrium

Pengeluaran aggregate (AE) didefinisikansebagaijumlah total yang perusahaandanrumahtanggamerencanakanuntukdibelanjakanpadabarangdanjasapadasetiaptingkatpendapatan. Selainitu.Dapatdilihatbahwapengeluaranagregatadalahjumlahpengeluarankonsumsi, investasi, pengeluaranpemerintah, daneksporbersih.Hal inibiasanyaberasaldarisemuakomponenpermintaanagregat/ aggregate demand.Permintaanagregat (AD) mengacupadajumlah total daribarang yang dituntutdalamsuatuperekonomianselamaperiodedandengandemikian AD ditentukanoleh total pengeluaran yang direncanakandalamsuatuperekonomianuntuktingkathargatertentu.

2.2 Dua pendekatan keseimbangan pendapatan nasional( The two approach of national income equilibrium)

Keseimbanganpendapatannasionaladalahsuatukeberadaan di manakeinginanmasyarakatuntukmelakukanperbelanjaan yang digambarkanolehpengeluaranagregatadalahsamadenganpenawaranagregatyaitukeinginanparapengusahauntukmemproduksibarang

Keseimbangannasionaldapatdicapaidenganduapendekatanyaitu :

1. MelaluiS = I approach (ataupendekatankebocoran = suntikan)Syarat keseimbangan adalah S=I0

Yakni -a + (1-b) Y = I0

(1-b) Y = a + I0

atau Y* = a + I 0

(1-b)2. MelaluiY = C + I approach (atau pendekatan penawaran agregat [aggregate supply

atau AS] = permintaan aggregate [aggregate demand atau AD] ),Syarat keseimbangan adalah Y = C + I0

Yakni Y = a + bY + I0

Y-bY= a + I0

(1-b)Y= a + I0

atau Y* = a + I 0

(1-b)Catatan :I0 = investasi otonomY*= pendapatan nasional keseimbangan atau equilibrium national income

5

Page 6: Tugas makro

Perhitungan pendapatan nasional ini dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengluaran yang dilakukan semua pelaku ekonomi(sektoral).Pengeluaran pelaku ekonomi atau sektor-sektor meliputi sektor rumah tangga,perusahaan,pemerintah dan luar negeri.

Perekonomiansatusector

Perekonomiansatuactorhanyadilakukanolehactorrumahtanggasaja. Sehinggakeseimbanganrumahtangga yang terjadiadalah

Penerimaan= Pengeluaran

0 Ye0

2

4

6

8

10

12

14

16

Perekonomian dua sektor

Kegiatan ekonomi ini hanya dilakukan oleh sektor rumah tangga dan perusahaan.Rumah tangga sebagai penyedia faktor produksi menggunakan penerimaanya untuk konsumsi dan menabung , sehingga secara matematis ditulis Y=C+I.

Ye Ye'0

2

4

6

8

10

12

14

16

6

Eo

Y=AE

C garispengeluaran

Y= AE

C + I

C

Expenditure

Expenditure

Eo’

Eo

Page 7: Tugas makro

Oleh karena konsumsi harus dilakukan walaupun tidak memiliki pendapatan,maka:

C=Co + bYd,dimana untuk perekonomian dua Yd=Y

Sehingga Y=Co + bY +S atau S=Y-Co-bY atau S=-Co +(1-b)Y

Dimana:Y = pendapatan nasional

S =tabungan

-Co=tabungan pada saat pendapatan sama dengan nol

1-b =MPS

Fungsi investasi yang digunakan adalah investasi otonom diman besarnya investasi tidak dipengaruhi oleh faktor lain dalam model.Untuk sektor perusahaan pengeluaran konsumsi berupa investasi untuk meningkatkan profit mereka.Secara matematik dirumuskan Y=C+I karena Y=C+S maka keadaan seimbang adalah sebagai berikut:

C+S=C+I

S=I

Perhitungan Ynasional 2 sektor

Y =C+I

C=a+CY

Y=a+CY + I

(1-c)Y=a+ I

Y =1

(1−c )(a+ I )

Dimana:c=MPC

a=¿konsumsi otonom

Contoh: C=15+0,75Y

I=10

Y=1

1−c(a+ I )

7

Page 8: Tugas makro

=1

1−0,75(15+10 )

=100

Perekonomian tiga sektor

Perekonomian ini terdiri dari tiga pelaku utama yaitu rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Pengeluaran dari perekonomian ini terdiri dari pengeluaran rumah tangga (C), pengeluaran perusahaan, (I), dan pemerintah (G), atau ditulis E = C + I + G.

0

5

10

15

20

25

Sedangkan pendapatan diperoleh dari pengeluaran konsumsi rumah tangga (C), pajak (Tx), dan tabungan (S). Jika pemerintah memberikan subsidi (Tr) maka akan menambah pendapatan masyarakat sehingga dapat ditulis Y = C + Tx + S – Tr.

Kondisi keseimbangan:

Y = E

C + Tx + S – Tr = C + I + G

S + Tx = I + G + Tr atau S – I = G – Tx + Tr

S – I disebut surplus sektor swasta, sedangkan G – Tx + Tr disebut deficit anggaran belanja. Dengan demikian perekonomian dikatakan seimbang jika surplus sektor swasta sama dengan deficit anggaran belanja.

8

Expenditure

Y = AE

C + I + G

C + I

C

Page 9: Tugas makro

Perhitungan pendapatan nasional tiga sektor dibedakan menjadi dua menurut jenis pajaknya yaitu pajak yang sifatnya tetap (lump-sum tax) dan pajak yang besar kecilnya tergantung dari besar kecilnya pendapatan nasional (proportional tax).

Contoh soal perhitungan pendapatan nasional:

C = 150 + 0,6Yd

I = 60

G = 50

Pembayaran transfer (Tr) = 10

Apabila pemerintah menetapkan sistem pajak tetap sebesar Tx = 45, maka pendapatan nasional keseimbangannya adalah sebagai berikut:

Yd= Y – Tx + Tr

= Y – 45 + 10

= Y – 35

Y = C + I + G

Y = 150 + 0,6Yd + 60 + 50

Y = 260 + 0,6(Y – 35)

Y = 260 + 0,6Y – 21

0,4Y = 239

Y = 597,5

Konsumsi keseimbangan

C = 150 + 0,6Yd

= 150 + 0,6(Y – 35)

= 150 + 0,6Y – 21

= 150 + 0,6(597,5) – 21

C = 487,5

Tabungan keseimbangan

S = - Co + (1 – b)Yd

9

Page 10: Tugas makro

= - 150 + 0,4(Y – 35)

= - 150 + 0,4Y – 14

= - 150 + 0,4(597,5) – 14

S = 75

Apabila pemerintah menetapkan sistem pajak proporsional, misalnya Tx = 0,1Y + 5, maka pendapatan nasional keseimbangannya adalah sebagai berikut.

Yd= Y – Tx + Tr

= Y – (0,1Y + 5) + 10

= 0,9Y + 5

Y = C + I + G

Y = 150 + 0,6Yd + 60 + 50

Y = 260 + 0,6(0,9Y + 5)

Y = 260 + 0,5Y + 3

0,46Y = 263

Y = 571,73

Konsumsi keseimbangan

C = 150 + 0,6Yd

=150 + 0,6(0,9Y + 5)

= 150 + 0,54Y +3

= 150 + 0,54(571,73) + 3

C = 461,73

Tabungan keseimbangan

S = - Co + (1 – b) Yd

= - 150 + 0,4Yd

=- 150 + 0,4(0,9Y + 5)

=- 150 + 0,36Y + 2

10

Page 11: Tugas makro

= - 150 + 0,36(571,73) + 2

S = 57,82

Perekonomianactorterbuka

Perekonomianempatactorterdiridarikonsumsirumahtangga, investasiperusahaan, pengeluaranpemerintah, danperdaganganinternasional (ekspordikurangiimpor) atausecaramatematis :

Y = C + I + G (X-M)

0

5

10

15

20

25

30

Imporpadaperekonomianterbukadibedakanmenjadiduayaituimpor yang nilainyatidaktergantungpada variable lain (Mo) dan yang tergantungpadabesarkecilnyapendapatan (mY).

Misal,

C = 20 + 0,6Yd

I = 30

G = 10

Tx = 8

Tr = 6

DimanaYd = Y –Tx + Tr

11

Y=AE

C +I + G (X-M)

C + I + G

C + I

C

Page 12: Tugas makro

Yd = Y – 8 + 3

Yd = Y – 5

Apabilaimpormerupakan variable konstanyaitusebesar M = 2, makabesarnyakeseimbangannasional, konsumsi, dantabunganadalahsebagaiberikut :

KeseimbanganNasional

Y = C + I + G + (X-M)

Y = 20 + 0,6Yd + 30 + 10 + (6-2)

Y = 64 + 0,6 (Y-5)

0,4 Y= 64 – 3

Y = 152,5

Konsumsi

C = 20 + 0,6Yd

C = 20 + 60 (Y-5)

C = 20 + 0,6(152,5 – 5)

C = 108,5

Tabungan

S = -Co +(1-b)Yd

S = -20 +0,4Yd

= -20 + 0,4 (152,5-5)

= 39

Apabilaimportergantungpadapendapatannasionalyaitusebesar M = 2 + 0,04Y,makabesarnyakeseimbangannasional, konsumsi, dantabunganadalahsebagaiberikut,

KeseimbanganNasional

Y = C + I + G + ( X – M)

Y = 20 + 0,6Yd + 30 + 10 + (6 – (2+0,04Y))

Y = 64 + 0,6Yd +0,04 Y

0,96Y = 64 + 0,6 (Y-5)

12

Page 13: Tugas makro

0,36Y = 61

Y = 169,44

Konsumsi

C = 20 + 0,6Yd

C = 20 + 0,6 (Y-5)

C = 20 + 0,6(169,44 – 5)

C = 118,67

Tabungan

S = -Co + (1-b)Yd

S = -20 +0,4Yd

= -20 + 0,4 (169,44 – 5)

= 45,77

2.4 Efekpengganda (multiplier effect)

Angka pengganda (multiplier) adalah suatu angka yang menunjukkan rasio antara perubahan pendapatan nasional dengan perubahan salah satu variabel yang membentuknya. Variabel penyebabnya adalah pengeluaran pemerintah, investasi, pajak, pembayaran transfer.

y= 11−c

(a+1 )

Misal ketika ada penambahan investasi sebesar∆ I menyebabkan kenaikkan Y sebesar ∆ Y .

Y+∆ Y =1

1−c( a+ I+∆ I )

Y+∆ Y =1

1−c( a+ I )+ 1

1−c∆

∆ Y = 11−c

∆ I

∆ Y∆ I = 1

1−c

KI=1

1−c

13

Page 14: Tugas makro

KI=1

1−MPC

Contoh: Diketahui C=20+0,75Yd.Awal periode investasi=40.Awal periode kedua investasi=80.

Hitung angka pengganda investasi,perubahan Investasi,Yeq periode pertama!

Jawab:a)K=1

1−MPC

=1

1−0,75

=4

b)∆ I=80−40=40

c)Y1=1

1−0,75(20+40)

=240

2.5 INFLATIONARY GAP dan DEFLATIONARY GAP

Perhatikangambarberikutini,

0

2

4

6

8

10

12

14

16

14

Y=E

C + I + G + X – M=AD

I H

G

J

Expenditure

YeqYfe1 Yfe2

Page 15: Tugas makro

Padakasus deflation gap, tingkatpendapatanfull employment danpermintaanagregatiflebihkecildaripadapenawaranagregatif (Yfe2).Kondisiiniakanterjadikesenjangandeflasiataudeflation gapsebesar GH. Sebaliknyaapabilatingkatpendapatanfull employment permintaanagregatiflebihbesardaripadapenawaranagregatif

(Yfe1).Kondisiiniakanmenyebabkankesenjanganinflasi (Inflationary gap)sebesar IJ.

Keseimbanganfull employment

Besarnyapenawarandalamperekonomiandapatdilihardaribesarnyakemampuanproduksidariperekonomiantersebut.Jikaseluruhactorproduksidapatdigunakanuntukberproduksi, makapendapatannasional yang diperolehadalahpendapatannasionalpadakesempatankerjapenuhataufull employment Income.Tingkat pendapatanfull employmentmerupakansituasi yang diharapkandalamsuatuperekonomiankarenasemuaactorproduksitidakada yang menganggur.

Namunkondisipendapatanfull employment tidaksamadenganpendapatankeseimbangan ,kareanapendapatankeseimbanganadalahtingkatpendapatansamadenganpermintaan aggregative. Pendapatankeseimbanganmerupakanpendapatan yang stabil, sehinggaapabilapendapatantersebutnaikatauturunakantimbulkekuatanuntukkembalikependapatankeseimbangan. Jaditingkatpendapatanfull employment tidakakanbertahan lama karenaperekonomianakanbergerakmenujuketingkatpendapatankeseimbangan.

15

Page 16: Tugas makro

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pengeluaran aggregate (AE) didefinisikansebagaijumlah total yang

perusahaandanrumahtanggamerencanakanuntukdibelanjakanpadabarangdanjasapadas

etiaptingkatpendapatan.

2. Keseimbanganpendekatanpendapatannasionaldapatdicapaidenganduacarayaitupendek

atankebocoran = suntikan dan pendekatanpenawaranagregat [aggregate supply

atauAS] = permintaan aggregate [aggregate demand atauAD]

3. Angkapengganda (multiplier) adalahsuatuangka yang

menunjukkanrasioantaraperubahanpendapatannasionaldenganperubahansalahsatuvaria

bel yang membentuknya. Variabelpenyebabnyaadalahpengeluaranpemerintah,

investasi, pajak, pembayaran transfer.

4. Inflationary gap dan deflation gap terjadipadakondisifull employment yang

menyebabkanpendapatannasionaltidakberadapadatitikkeseimbangan.

3.2 Saran

Pembaca diharapkan untuk tidak hanya mengacu pada satu bahan bacaan akan tetapi lebih

baik untuk memperbanyak referensi agar lebih memahami materi tentang perhitungan

pendapatan nasional.

16

Page 17: Tugas makro

DAFTAR PUSTAKA

Rosyidi, Suherman. 1994. Pengantar Teori Ekonomi Edisi Ke Enam. Duta Jasa. Surabaya

Case, Karl E. Ray C. Fair.2007. Prinsip-prinsip Ekonomi Edisi Ke Delapan Jilid 2.

Penerbit Erlangga.Jakarta.

17