Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

35
TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Perkerasan Jalan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Tugas mengenai kerusakan jalan ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk kelulusan nilai mata kuliah Praktek Perkerasan Jalan. Kami ucapkan juga banyak terima kasih kepada Bapak Imam Saprudi selaku dosen kami yang sudah bersedia membimbing dalam penyusunan makalah ini, tanpa bantuan Bapak belum tentu kami dapat menyelesaikan tugas akhir semester ini. Kami menyadari bahwa makalah kerusakan Jalan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari bapak dosen yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan dalam penyusunan tugas ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini 1

description

Analisa Perkerasan yang Terjadi di Ruas Jalan Otista Jakarta Timur

Transcript of Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

Page 1: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas kelompok mata

kuliah Perkerasan Jalan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.

Tugas mengenai kerusakan jalan ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk kelulusan

nilai mata kuliah Praktek Perkerasan Jalan.

Kami ucapkan juga banyak terima kasih kepada Bapak Imam Saprudi selaku dosen

kami yang sudah bersedia membimbing dalam penyusunan makalah ini, tanpa bantuan

Bapak belum tentu kami dapat menyelesaikan tugas akhir semester ini.

Kami menyadari bahwa makalah kerusakan Jalan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari bapak dosen yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan dalam penyusunan tugas ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita. Amin.

Jakarta, Januari 2015

Penulis

1

Page 2: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………..…..….…… 1

DAFTAR ISI…………………………………………………………….…..……….. 2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………….

1. Latar Belakang ……………………………..……………….….…..… 5

2. Tujuan Penulisan ………………………………………………....…... 5

BAB 2 DASAR TEORI……………………………………………………………

Perkerasan Jalan …………………………….………….............. …… 7

BAB 3 DATA LAPANGAN………………………………………………………

Foto Kerusakan Jalan …………………………….……….................... 57

BAB 4 ANALISA………………………………………………………………….

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN……………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..……………. ……. 144

LAMPIRAN :

1

Page 3: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infrastruktur secara umum merupakan suatu kebutuhan dasar fisik dalam pengorganisasian

sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat, dan

sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik.

Infrastruktur teknis atau fisik berupa infrastruktur yang mendukung jaringan struktur seperti

fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul,

pengelolahan limbah, perlistrikan, telekomunikasi, dan pelabuhan.

Infrastruktur secara khusus merupakan sarana dan prasarana transportasi dalam menunjuang

distribusi dan pemerataan kemajuan antar daerah. Transportasi memegang peranan penting untuk

memajukan di berbagai sektor strategis suatu daerah. Transportasi secara umum merupakan

perpindahan sesuatu dari tempat asal ke tempat tujuan. Untuk menyelenggarakan suatu

transportasi maka diperlukan sarana dan prasarana yang baik.

Jaringan Jalan Raya yang merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan

penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa.

Jalan Raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke

tempat lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah yang diperkeras atau jalan tanah

tanpa perkerasan, sedangkan lalu-lintas adalah semua benda dan makhluk hidup yang melewati

jalan tersebut baik kendaraan bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.

Jalan raya sebagai prasarana transportasi harus memenuhi tingkat kelayakan yang baik guna

memberikan tingkat layan kepada pengguna jalan. Namun pada kenyataanya banyak kondisi

jalan yang tidak memenuhi tingkat layan kepada para pengguna jalan. Hal ini menimbulkan

1

Page 4: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

gangguan terhadap transportasi, dengan adanya gangguan ini maka akan berpengaruh terhadap

sektor lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung akan terasa pada

sektor ekonomi terutama pada distribusi barang dan jasa. Dengan adanya hambatan ini maka

akan menimbulkan ketidakseimbangan pada ketersediaan barang dan jasa di suatu daerah

sehingga akan berpengaruh pada keadaan harga barang dan jasa sehingga akan mengakibatkan

kemerosotan ekonomi pada suatu daerah.

Gangguan transportasi yang diakibatkan oleh keadaan jalan yang tidak memberikan tingkat

layan yang baik salah satunya adalah karena adanya kerusakan jalan. Kerusakan jalan

ditimbulkan karena berbagai faktor, baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal

bisa terjadi karena kondisi jalan itu sendiri, seperti struktur jalan yang tidak mampu menahan

beban kendaraan yang melintas, kondisi drainase jalan yang buruk, hingga keadaan jalan yang

telah melewati masa layan jalan itu sendiri. Adapun faktor eksternal berupa faktor-faktor diluar

struktur jalan itu sendiri seperti bencana alam.

Untuk mengatasi keruskan jalan tersebut maka diperlukan analisia pada kerusakan jalan dan

menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Adapun dalam laporan ini akan dilakukan

tinjauan secara umum pada kerusakan jalan yang berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata,

Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

1

Page 5: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

1.2 Tujuan

Adapun dari kajian ini adalah melakukan analisa kerusakan pada Jalan Otto Iskandardinata

kemudian menemukan pemecahan permasalahan pada kerusakan jalan tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran maka penulis merumuskan permasalahan

adalah titik dua Kerusakan apa yang ada pada existing Jalan Otto Iskandardinata dan bagaimana

cara mengatasinya.

1.4 Batasan Masalah

Pada kajian ini diperlukan suatu batasan masalah agar terfokus pada pembahasan yang ada,

adapun batasan masalah pada kajian ini adalah analisa jenis kerusakan jalan existing dan metode

perbaikan pada kerusakan jalan tersebut.

1

Page 6: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Klasifikasi Jalan

Jalan adalah sarana yang biasa dilalui oleh mahluk hidup dan kendaraan atau barang. Secara

teknis pengertian jalan adalah sarana yang digunakan kendaraan untuk menghubungkan dari

suatu daerah ke daerah lainnya. Jalan diklasifikasikan berdasarkan fungsi jalan, berdasarkan

administrasi pemerintahan dan berdasarkan muatan sumbu yang menyangkut dimensi dan berat

kendaraan. Penentuan klasifikasi jalan terkait dengan besarnya volume lalu lintas yang

menggunakan jalan tersebut, besarnya kapasitas jalan, keekonomian dari jalan tersebut serta

pembiayaan pembangunan dan perawatan jalan.

a. Klasifikasi berdasarkan fungsi jalan

Jalan umum menurut fungsinya di Indonesia dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan

kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.

Klasifikasi jalan fungsional di Indonesia berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku

adalah:

- Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri

perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi

secara berdaya guna.

- Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau

pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan

masuk dibatasi.

1

Page 7: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

- Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan

ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak

dibatasi.

- Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan

dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

b. Klasifikasi berdasarkan administrasi pemerintahan

Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan

jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan pemerintah daerah. Jalan umum menurut

statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota,

dan jalan desa.

- Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer

yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

- Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang

menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota

kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

- Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak

termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,

antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat

kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah

kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

- Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan

antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil,

menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di

dalam kota.

1

Page 8: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

- Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau

antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

c. Klasifikasi berdasarkan muatan sumbu

Untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan angkutan, jalan dibagi

dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara

tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda,

perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor

serta konstruksi jalan. Pengelompokkan jalan menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas

jalan, terdiri dari:

- Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan

dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000

milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang saat ini

masih belum digunakan di Indonesia, namun sudah mulai dikembangkan diberbagai negara

maju seperti di Prancis telah mencapai muatan sumbu terberat sebesar 13 ton.

- Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan

dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000

milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan

jalan yang sesuai untuk angkutan peti kemas.

- Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor

termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang

tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.

- Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk

muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi

12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.

1

Page 9: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

- Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan

bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran

panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.

2.2 Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan adalah konstruksi yang diperuntukan bagi jalan lalu lintas yang terletak

diatas tanah dasar, dan pada umumnya terdiri dari lapis pondasi bawah, pondasi atas, dan lapis

permukaan.

2.2.1 Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Perkerasan lentur adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis

permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan dibawahnya (lapisan pondasi atas, bawah, tanah

dasar).

Gambar 2.1. Susunan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement)

a. Tanah Dasar (sub grade)

Tanah dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan galian atau permukaan tanah

timbunan, yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian

perkerasan lainnya.

1

Page 10: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

b. Lapis Pondasi Bawah (sub base course)

Lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah

dasar. Fungsi lapis pondasi bawah antara lain :

- Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban roda.

- Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan lainnya dapat

dikurangi ketebalannya.

- Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi atas.

- Sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar.

Macam-macam tipe tanah setempat (CBR≥20%, PI≤10%) yang relatif lebih baik dari tanah dasar

dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi bawah.

c. Lapis Pondasi Atas (base course)

Lapis pondasi atas adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis

pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis pondasi bawah).

Fungsi lapis pondasi atas antara lain :

- Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda,

- Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.

Bermacam-macam bahan alam/bahan setempat (CBR≥50%, PI≤4%) dapat digunakan sebagai

bahan lapis pondasi, antara lain : batu pecah, kerikil pecah dan stabilisasi tanah dengan semen

atau kapur.

d. Lapis Permukaan (surface course)

Adalah bagian perkerasan yang paling atas.

Fungsi lapis permukaan antara lain :

- Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda.

- Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibat cuaca.

- Sebagai lapisan aus (wearing course).

1

Page 11: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis pondasi,

dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat

bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan bantuan tegangan tarik, yang

berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas.

Bahan-bahan yang umum digunakan sebagai lapisan permukaan :

- Aspal campuran panas (Hot Mix) dengan jenis A TB, A TS8, HRS, HRSS I AC

- Aspal campuran dingin (Cold Mix) dengan jenis slurry seal, DGEM, OGEM, dan macadam

emulsion

- Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN)

- Laburan Batu Satu Lapis (BURTU)

- Laburan Batu Dua Lapis (BURDA)

- Laburan Aspal (BURAS)

- Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)

- Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG)

2.3. Kerusakan Perkerasan Jalan

2.3.1. Pengertian

Suatu keadaaan pada permukaan maupun struktur lapisan perkerasan jalan dengan kondisi tidak

seperti kondisi pada saat jalan tersebut mulai digunakan sehingga pengguna jalan mengalami

ketidaknyamanan perjalanan hingga sulit untuk dilalui kendaraan.

Kerusakan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Permukaan tidak rata, bergelombang

Permukaan terkelupas

Berlubang kecil hingga besar dan dalam

Amblas, longsor hingga terputus

1

Page 12: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

2.3.2. Karakteristik perkerasan jalan

Kondisi jalan secara umum dikelompokkan menjadi 3, yaitu1 :

Baik (good) yaitu kondisi perkerasan jalan yang bebas dari kerusakan atau cacat dan hanya

membutuhkan pemeliharaan rutin untuk mempertahankan kondisi jalan.

Sedang (fair) yaitu kondisi perkerasan jalan yang memiliki kerusakan cukup signifikan dan

membutuhkan pelapisan ulang dan perkuatan.

Buruk (poor) yaitu kondisi perkerasan jalan yang memiliki kerusakan yang sudah meluas dan

membutuhkan rehabilitasi dan pembangunan kembali dengan segera.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan jalan, diantaranya :

Topografi dan lapisan tanah dasar

Material dan ketebalan lapisan perkerasan

Drainase (permukaan dan bawah perkerasan)

Kualitas pekerjaan konstruksi dan program pemeliharaan jalan

Lingkungan (curah hujan, temperatur)

Lalu Lintas (volume, berat sumbu, konfigurasi)

2.3.3. Jenis-jenis kerusakan

Menurut Manual Pemeliharaan Jalan Nomor : 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh Direktorat

Jenderal Bina Marga, kerusakan jalan dapat dibedakan atas2 :

A. Retak (cracking), beberapa diantarnya :

Retak halus (hair cracking)

Retak kulit buaya (alligator crack)

Retak pinggir (edge crack)

Retak sambungan bahu dan perkerasan (edge joint crack)

Retak sambungan pelebaran jalan (widening crack)

Retak susut (shrinkage crack)

Retak selip (slippage crack)

1 A World Bank Policy Study . “Road Deterioration in Developing Country”. 19892 Ukirman.S. “Perkerasan Lentur Jalan Raya”. Nova. Bandung. 1993

1

Page 13: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

Retak sambungan jalan (lane joint crack) yaitu retak memanjang yang terjadi pada

sambungan 2 jalur lalu lintas. Penyebabnya yaitu tidak baiknya ikatan sambungan kedua

jalur.

Gambar 2.2. Retak sambungan jalan (lane joit crack)

Retak refleksi (reflection crack) yaitu retak memanjang, melintang, diagonal, atau

membentuk kotak. Terjadi pada lapis tambahan (overlay) yang menggambarkan pola retakan

di bawahnya. Retak refleksi dapat terjadi jika retak pada perkerasan lama tidak diperbaiki

secara baik sebelum pekerjaan overlay dilakukan.

Gambar 2.3. Retak relfeksi (reflection crack)

Pada umumnya perbaikan kerusakan jenis retak dilakukan dengan mengisi celah retak dengan

campuran pasir dan aspal. Bila retak telah meluas dan kondisinya cukup parah maka dilakukan

pembongkaran lapisan yang retak tersebut untuk kemudian diganti dengan lapisan yang lebih

baik.

1

Page 14: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

B. Distorsi (distortion)

Distorsi adalah perubahan bentuk yang dapat terjadi akibat lemahnya tanah dasar, pemadatan

yang kurang pada lapis pondasi, sehingga terjadi tambahan pemadatan akibat beban lalu lintas.

Distorsi beberapa diantaranya :

1. Alur (ruts)

2. Keriting (corrugation)

3. Sungkur (shoving)

4. Jembul (upheaval)

5. Amblas (grade depressions), terjadi setempat, dengan atau tanpa retak. Amblas dapat

terdeteksi dengan adanya air yang tergenang. Air tergenang ini dapat meresap ke dalam

lapisan perkerasan yang akhirnya menimbulkan lubang. Penyebab amblas adalah beban

kendaraan yang melebihi apa yang di rencanakan, pelaksanaan yang kurang baik, atau

penurunan bagian perkerasan dikarenakan tanah dasar mengalami settlement.

Perbaikan dapat dilakukan dengan :

- Untuk amblas ≤ 5 cm, bagian yang rendah diisi dengan bahan sesuai seperti lapen, laston,

lataston.

- Untuk amblas ≥ 5 cm, bagian yang amblas dibongkat dan dilapisi kembali dengan lapis yang

sesuai.

1

Page 15: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

Gambar 2.4. Amblas (grade depression)

C. Cacat Permukaan (disintegration)

Yang termasuk dalam cacat permukaan ini adalah :

1. Lubang (potholes)

2. Pengelupasan lapisan permukaan (stripping), dapat disebabkan oleh kurangnya ikatan antara

lapis permukaan dan lapis di bawahnya, atau terlalu tipisnya lapis permukaan. Perbaikan

dilakukan dengan cara diratakan kemudian dipadatkan dengan lapisan baru.

3. Pelepasan butir (raveling), memiliki akibat yang sama dengan yang terjadi pada jalan

berlubang. Perbaikan dilakukan dengan memberikan lapisan tambahan di atas lapisan yang

mengalami pelepasan butir setelah lapisan tersebut dibersihkan dan dikeringkan.

Gambar 2.5. Pelepasan butiran (potholes)

D. Pengausan (polished aggregate)

E. Kegemukan (bleeding or flushing)

F. Penurunan pada bekas penanaman utilitas

1

Page 16: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

BAB III

TINJAUAN UMUM

Tinjauan lapangan dilakukan berupa pengamatan langsung di lokasi terjadinya keruskan yang

dilakukan pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 09.00

3.1. Umum

Lokasi : Jl. Otto Iskandardinata, Cawang Kec.Jatinegara Jakarta Timur

Gambar 3.1. Peta lokasi kerusakan perkerasan lentur

Jenis : Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Kepemilikan : Jalan Kota

Fungsi : Jalan Kolektor (menghubungkan antar kota/kota-kota disekitar)

Kondisi Lingkungan : - Memiliki saluran drainase (lebar 1 m)

1

Page 17: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

- Memiliki trotoar untuk pejalan kaki

- Memiliki median (lebar ± 60 cm)

- Memliki kanstin lubang untuk pembuangan dari permukaan

perkerasan ke dalam saluran drainase

Lebar jalan : 10 meter

Jumlah lajur : 2 lajur 2 arah

Rincian lajur : 2 lajur kendaraan

3.2 Data kerusakan yang terjadi

Berdasarkan hasil pengamatan secara visual dan survey langsung dilapangan dapat di simpulkan

beberapa kerusakan yang terjadi pada lapisan permukaan perkerasan lentur Jalan Otto Iskandar

Dinata, diantanya yaitu :

a. Pelepasan butir (raveling) pada permukaan perkerasan jalan

1

Page 18: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

b. Lubang (potholes) pada permukaan perkerasan jalan

c. Amblas (grade depressions) pada permukaan perkerasan jalan

1

Page 19: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

d. Ketidakrataan permukaan perekerasan jalan akibat lubang (potholes) & pelepasan butir

(raveling)

1

Page 20: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisa Penyebab Kerusakan

Setalah melakukan tinjauan langsung di lapangan maka dilakukan analisa penyebab dari

kerusakan tersebut. Adapun penyebab dari kerusakan tersebut terdiri dari berbagai faktor, yaitu

sebagai berikut

- Faktor lalu lintas

Berdasarkan pengamatan di lapangan faktor lalu lintas diindikasi menjadi salah satu penyebab

terjadinya kerusakan pada jalan tersebut. Pada jalan tersebut dilewati oleh kendaraan pribadi

angkutan umum serta kendaraan dengan muatan besardengan jumlah volume yang cukup

banyak. Kendaraan-kendaraan tersebut terdiri dari bis, truck, kontainer dan beberapa jenis

mobil penumpang, serta motor. Begitu pula dengan kendaraan yang melakukan parking on the

street di ruas Jalan Otto Iskandardinata tersebut.

- Berdasarkan tinjauan pelaksanaan dan pemeliharaan

Berdasarkan tinjauan pelaksanaan, diindikasi pada pelaksanaan pemadatan dilakukan kurang

sempurna sehingga menyebabkan ikatan aspal tidak terjadi dengan baik, berhubungan dengan

aspek material tadi, terjadi penurunan ikatan dan penurunan kekuatan tarik dari aspal lapisan

permukaan. Hal ini terlihat pada keretakan memanjang pada pemukaan jalan yang ditemui

banyak keretakan.

Adapun pemeliharan pada jalan existing agak sulit dilakukan mengingat arus lalu lintas yang

melewati jalan tersebut cukup besar. Faktor curah hujan yang cukup tinggi pada awal tahun

2015 di kota Jakarta mempengaruhi keadaan perkerasan pada jalan tersebut, banyak air yang

menggenang di ruas-ruas Jalan Otto Iskandardinata.

1

Page 21: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

- Berdasarkan faktor drainase

Pada hasil tinjauan di lapangan ditemui beberapa drainase jalan yang tidak berfungsi

sebagaimana mestinya, hal ini menimbulkan hambatan dalam buangan air yang berada di

existing jalan sehingga faktor terhambatnya drainase menjadi salah satu penyebab kerusakan

jalan.

4.2 Metode Perbaikan Jalan

Berdasarkan pengamtan dan analisa secara visual pada kerusakan yang terjadi, maka kondisi

perkerasan berada pada level (fair. Pada level kondisi perkerasan ini maka diperlukan pelapisan

ulang (overlay pada lapis perkerasan. Adapun dalam penyelesaian permasalahan kerusakan jalan

ini dilakukan dengan tindakan perbaikan dan pencegahan guna meminimalisir terjadinya

kerusakan.

4.2.1 Teknis Perbaikan

Adapun untuk teknis perbaikan overlay pada ruas jalan ini adalah dengan metode setengah ruas

jalan, metode ini dilakukan agar ruas jalan ini tidak sampai ditutup sehingga akses jalan tersebut

tetap dapat digunakan. Resikonya adalah terjadinya kemacetan yang sangat padat pada ruas jalan

tersebut. Untuk meningkatkan efisiensi dalam perbaikan jalan maka dilakukan overlay metode

recycling dengan alasan sebagai berikut

- Mengembalikan kekuatan perkerasan lama tanpa meninggikan elevasi permukaan jalan

- Memanfaatkan kembali bahan eks perkerasan

- Mempertahankan geometrik jalan

- Penghematan material agregat, aspal, energi

- Mengurangi kerusakan lingkungan

- Perbaikan kualitas lapis pondasi bisa dilaksanakan dengan cepat apabila ternyata terjadi

kerusakan pula

1

Page 22: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

- Pengerjaan dengan metode ini tidak sampai melakukan penutupan ruas jalan yang

bersangkutan

- Tidak menambah beban mati dari lantai jalan terhadap lapisan tanah dasar

Rekomendasi metode penambahan lapisan (overlay) dengan metode recycling adalah

sebagai berikut :

1. Pengujian awal sebelum memulai recycling

• Survei kondisi perkerasan secara visual untuk melihat kondisi kerusakan perkerasan yang

ada.

• Pengujian lendutan setiap interval 50 meter dengan alat FWD (Falling Weight

Deflectometer). Pengujian lendutan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kelenturan /

keelastisan perkerasan lama.

• Penyelidikan lapangan boring, coring, test pit untuk mengetahui ketebalan jalan aspal

(melintang dan membujur), mengetahui kondisi material existing, memeriksa daya

dukung.

2. Pelaksanaan recycling

• Galian  Lapisan  Beraspal  dengan  Cold  Milling Machine (CMM) 

Lapisan aspal yang sudah mengalami kerusakan digali secara mekanis dengan

menggunakan Cold Milling Machine dan material RAP hasil galian di stok di suatu

tempat yang kemudian digunakan untuk campuran dengan Asbuton (MS.744) yang baru.

Pengaturan :

Kecepatan alat CMM dalam pelaksanaan pengupasan lapisan eksisting harus diatur

dengan baik agar menghasilkan gradasi baik untuk digunakan dengan Asbuton yang baru.

Peralatan :

a. Cold Milling Machine

b. Dump truck

1

Page 23: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

Gambar 4.1. Cold milling machine

Gambar 4.2. Proses penghancuran permukaan eksisisting

• Daur ulang perkerasan jalan dengan metode CTRSB

Lapisan tambah yang akan dibuat di perkuat dengan menambahkan semen dengan

proporsi tertentu untuk mencapai kekuatan 25 kg/cm2 (kuat tekan bebas umur 7 hari).

Penebaran semen dilakukan secara mekanis dengan menggunakan alat penerbar semen

(Cement Spreader) yang memiliki akurasi penebaran yang baik.

Proses daur ulang dilakukan secara mekanis dengan alat pendaur ulang (recycling

1

Page 24: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

machine 600 HP) yang dapat melakukan proses daur ulang secara langsung dilokasi (in

situ).

Peralatan :

a. Cement Spreader 

b. Recycling Machine (WR.2500S) 

3. Penghamparan dan pemadatan lapisan tambah dari recycling

Suhu penghamparan harus sesuai dengan spesifikasi pada umumnya yaitu ± 120˚C, lalu

kemudian setelah itu dilakukan pemadatan dengan jumlah lintasan yang sesuai dengan

spesifikasi rencana.

Gambar 4.3. Pelaksanaan penghamparan dan pemadatan

1

Page 25: Tugas Kerusakan Perkerasan Jalan

TUGAS PERKERASAN JALAN BAB I

4.2.2 Metode Pencegahan

Untuk meminimalisir kerusakan jalan tersebut maka diperlukan pemeliharaan, regulasi, dan

pengawasan yang berkesinambungan dari semua pihak.

- Pemeliharaan jalan dilakukan secara berkala pada waktu yang telah ditentukan

- Regulasi diberlakukan pada pembatasan berat sumbu kendaraan yang melintasi ruas jalan

tersebut

- Pemberlakuan regulasi ini harus disertai dengan pengawasan yang berkesinambungan dari

berbagai pihak guna mengawasi dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap sarana transportasi

yang digunakan bersama-sama.

Selebihnya adalah kesadaran dari setiap individu sebagai pengguna jalan dalam memanfaatkan

prasarana transportasi agar terciptanya kenyamanan dan keamanan dalam bertaransportasi.

1