tugas kelompok - BHP 6 tutorial D1

5
Kisah 1 Saat ini Anda adalah seorang dokter . Dr. Bijak Bestari…….. Dr. Bijak Bestari adalah Kepala Dinas Kesehatan Kodya Langit biru. Wilayah kodya Langit Biru meliputi Kecamatan Biru, Coklat dan Merah yang masing- masing memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga masalah kesehatan yang dihadapi pun berbeda. Pada tahun ini, Kodya Langit biru mendapatkan kucuran dana kesehatan yang harus didistribusikan pada 3 kecamatan diwilayahnya. Sebagai kepala Dinas Kesehatan Dr. Bijak berusaha mengoptimalkan kucuran dana untuk mengatasi berbagai masalah yang berhubungan dengan kecamatan- kecamatan di wilayah kerja. Didapat data penyakit menular yang meningkat, peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS yang jumlahnya kenaikannya memperlihatkan gambaran seolah tak terkendali. Data ini di dapatnya dari Puskesmas di Kecamatan Biru. Kecamatan Biru terletak di tepi pantai yang merupakan daerah pariwisata sehingga banyak didatangi turis lokal maupun mancanegara. Dr. Bijak juga mendapat laporan dan keluhan dari dr. Puskesmas bahwa pegawai di Puskesmas kecamatan Biru memperlihatkan keengganan mereka berhubungan dan memberikan pelayanan dengan penderita HIV/AIDS. Walaupun tadinya mereka lebih menyukai pasien wisatawan yang selalu membayar lebih mahal, tetapi sikap menjadi berubah jadi menghindari mereka bila sudah mulai ada kecurigaan terkena HIV/AIDS. Obat-obatan yang selalu disuplai penuh untuk Puskesmas Biru selalu yang berkualitas lebih tinggi, mengingat adanya wisatawan di sana. Dokter Bijak mengetahui juga bahwa Kepala Puskesmas Kecamatan Biru menginstruksikan agar dokter di Balai Pongabatan Puskesmas

description

diskusi kasus BHP 6 tutorial D1Tentang contoh kasus seorang dokter yang di tempatkan di suatu daerah dan di tunjuk sebagai kepala dinas kesehatan setempat.

Transcript of tugas kelompok - BHP 6 tutorial D1

Page 1: tugas kelompok  - BHP 6 tutorial D1

Kisah 1Saat ini Anda adalah seorang dokter . Dr. Bijak Bestari……..Dr. Bijak Bestari adalah Kepala Dinas Kesehatan Kodya Langit biru. Wilayah kodya LangitBiru meliputi Kecamatan Biru, Coklat dan Merah yang masing-masing memilikikarakteristik yang berbeda, sehingga masalah kesehatan yang dihadapi pun berbeda. Padatahun ini, Kodya Langit biru mendapatkan kucuran dana kesehatan yang harus didistribusikan pada 3 kecamatan diwilayahnya.

Sebagai kepala Dinas Kesehatan Dr. Bijak berusaha mengoptimalkan kucuran dana untukmengatasi berbagai masalah yang berhubungan dengan kecamatan-kecamatan di wilayahkerja.

Didapat data penyakit menular yang meningkat, peningkatan jumlah penderita HIV/AIDSyang jumlahnya kenaikannya memperlihatkan gambaran seolah tak terkendali. Data ini didapatnya dari Puskesmas di Kecamatan Biru. Kecamatan Biru terletak di tepi pantai yangmerupakan daerah pariwisata sehingga banyak didatangi turis lokal maupun mancanegara.Dr. Bijak juga mendapat laporan dan keluhan dari dr. Puskesmas bahwa pegawai diPuskesmas kecamatan Biru memperlihatkan keengganan mereka berhubungan danmemberikan pelayanan dengan penderita HIV/AIDS. Walaupun tadinya mereka lebihmenyukai pasien wisatawan yang selalu membayar lebih mahal, tetapi sikap menjadi berubahjadi menghindari mereka bila sudah mulai ada kecurigaan terkena HIV/AIDS. Obat-obatanyang selalu disuplai penuh untuk Puskesmas Biru selalu yang berkualitas lebih tinggi, mengingat adanya wisatawan di sana. Dokter Bijak mengetahui juga bahwa KepalaPuskesmas Kecamatan Biru menginstruksikan agar dokter di Balai Pongabatan PuskesmasBiru menggunakan saja obat yang lebih rendah kualitasnya untuk warga lokal.Hal inidikarenakan mereka lebih sering tidak membayar atau membayar murah saat berobat,sekalipun Perdanya telah ditentukan.

Pada kasus ini beberapa hal dapat kami simpulkan :1. Pada kecamatan biru :- Dokter yang bertugas di puskesmas yang ada di kecamatan biru tidak sesuai dengan

kode etik pasal 1 yang berbunyi “ Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.” Dimana sumpah dokter yang dimaksud adalah sesuai dengan poin pertama pada sumpah dokter yang berbunyi “Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan kemanusiaan .” mengapa tidak sesuai ? karena menurut kami , dokter yang bertugas di kecamatan biru menunjukkan sikap enggan untuk memberikan pelayanan kepada pasien penderita HIV/AIDS, yang dimana semestinya kita sebagai dokter memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien secara maksimal dengan tidak membeda-bedakan pasien dengan dasar apapun

- Dokter di puskesmas tersebut juga sudah bertindak tidak sesuai dengan UU No.36 tahun 2009 pasal 5 yang berbunyi “Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.”

- Sikap dokter di kecamatan biru yang membedakan kualitas dari obat-obatan yang digunakan juga tidak sesuai dengan UU praktik kedokteran pasal 51, yang menerangkan tentang kewajiban seorang dokter untuk memberikan pelayanan medis yang sesuai dengan standar profesi dan standar operasional serta kebutuhan medis pasien. Dimana dokter di kecamatan biru lebih berorientasi kepada pasien yang membayar lebih mahal, sehingga mutu pelayanan kesehatan yang diberikan

Page 2: tugas kelompok  - BHP 6 tutorial D1

berbeda sesuai dengan uang yang dibayarkan oleh pasien. hal ini tentunya akan bedampak pada ketidaksesuaian standar operasional dan kebutuhan medis pada pasien yang membayar dengan uang yang lebih sedikit.

- Dari peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS yang jumlahnya kenaikannya memperlihatkan gambaran seolah tak terkendali puskesmas di kecamatan biru juga terbukti tidak memenuhi hak-hak pasien atas kesehatan khususnya pada kualitas pelayanan kesehatan, dimana disebutkan di dalam 4 elemen hak atas kesehatan bahwa “Fasilitas pelayanan kesehatan mampu menangani sepuluh penyakit terbanyak di daerah tersebut”.

Lain lagi permasalahan di Kecamatan Coklat. Kecamatan coklat merupakan kecamatan dengan IPM ( Indeks Pembangunan Manusia ) nya tertinggi, bahkan di Propinsi mereka. Walau terletak lebih ke perkotaan namun warganya kurang memperhatikan kebersihan lingkungan. Sampah tampak menggunung di pojok-pojok jalan, selokan sering meluap memenuhi jalanan akibat sumbatan sampah. Air sungainya yang berwarna kecoklatan menebar bau tak sedap ke seluruh penjuru desa di sepanjang sungai tersebut.Hampir putus asa rasanya dr. Bijak menginstruksikan berbagai penyuluhan kepada DokterPuskesmas kecamatan Coklat karena respon yang didapat sangat rendah sekalipun dokterPuskesmas Coklat telah gencar menggerakkan penyuluhan. Program kerja bakti setiapminggu yang dicanangkannya kurang mendapat dukungan dari camat dan jajarannya.

2. Pada kecamatan coklat :- Camat dan jajarannya kurang mendukung kegiatan kerja bakti yang bertujuan untuk

menjaga kebersihan lingkungan di daerahnya. Hal ini tidak sesuai dengan UU No.36 tahun 2009 pasal 14 yang menyatakan bahwa “Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat” , dimana seharusnya camat sebagai aparatur pemerintahan turut serta bertanggung jawab mengenai kebersihan lingkungan yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sehingga dapat menjamin hak atas kesehatan pada masyarakatnya.

- Perilaku masyarakat yang bersikap tidak perduli terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan di kecamatan ini juga tidak sesuai dengan UU No.36 tahun 2009 pasal 7 yang berbunyi “Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.” Yang tentunya masalah kebersihan lingkungan ini nantinya akan berpengaruh terhadap kesehatan individu.

Kecamatan Merah meliputi sepanjang kaki gunung Puncak Tinggi, sedangkan PuskesmasMerah berada di perbatasan kecamatan Merah dengan kecamatan Coklat dan Biru. Selainlokasinya yang jauh, taraf ekonomi warga kecamatan Merah yang rendah membuatpelayanan kesehatan dari Puskesmas di luar jangkauan mereka. Penduduk desa Merah harusberjalan kaki atau naik sepeda motor berkilo-kilo jauhnya menuruni kaki gunung menujuPuskesmas Merah. Masyarakat kecamatan Merah sangat memegang teguh adat istiadat.Perilaku kurang informatif dari petugas pelayanan kesehatan sangat merugikan warga danberakibat kurang berkembangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan perilakuhidup sehat. Pola kehidupan masyarakat kecamatan Merah masih diatur oleh tradisi kunoyang mengikat, bahkan mempengaruhi taraf kesehatan warganya. Salah satu contoh adalah

Page 3: tugas kelompok  - BHP 6 tutorial D1

kebiasaan pemberian makanan pada bayi baru lahir berupa nasi dan pisang yang seringkaliberlanjut sebagai musibah. Adanya istilah “anak mahal” pada bayi laki-laki yang dilahirkan,yang berlanjut dengan pembedaan pemeliharaan kesehatannya. Istilah banyak anak banyakrejeki juga masih dianut sebagian besar masyarakatnya. Banyak anak-anak yang menderitakurang gizi, ibu-ibu yang mengalami persalinan beresiko tinggi bahkan berujung padakematian.

Pada kecamatan merah :

- Pemerintah dalam membangun fasilitas kesehatan (puskesmas) di kecamatan merah belum sesuai dengan UU No.36 tahun 2009 pasal 35 ayat 1 dan 2yang berbunyi :

(1) Pemerintah daerah dapat menentukan jumlah dan jenis fasilitas pelayanan kesehatan serta pemberian izin beroperasi di daerahnya.

(2) Penentuan jumlah dan jenis fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pemerintah daerah dengan mempertimbangkan:

a. luas wilayah; b. kebutuhan kesehatan; c. jumlah dan persebaran penduduk; d. pola penyakit; e. pemanfaatannya; f. fungsi sosial; dan g. kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.

Sehingga seharusnya pelayanan kesehatan dapat dilakukan secara merata dan pelayanan kesehatan dapat diakses lebih mudah.

- Perilaku kurang informatif dari tenaga kesehatan pun sangat merugikan masyarakat di kecamatan merah. Perilaku dari tenaga kesehatan ini tidak sesuai dengan Pasal 8 UU No.36 tahun 2009 yang berbunyi “Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.” Dimana tenaga kesehatan di kecamatan merah tidak memenuhi hak dari pasien untuk mendapatkan informasi untuk meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya