Resume D1 Pajak
-
Upload
eris-maulana -
Category
Documents
-
view
21 -
download
3
description
Transcript of Resume D1 Pajak
1 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
RESUME UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP PROGRAM DIPLOMA I
SPESIALISASI PAJAK TAHUN AKADEMIK 2014/2015
“PPH POTPUT” PPh pasal 22 Definisi
Merupakan pajak yang dipungut atas: • Aktivitas pembayaran atas penyerahan barang bagi institusi pemerintah. • Aktivitas impor barang. • Aktivitas penjualan atau pembelian barang di industri tertentu. • Aktivitas penjualan barang sangat mewah.
No Pemungut Jenis Kegiatan Tarif bagi WP ber-NPWP (*)
Sifat
1 Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Impor Barang :
- Importir – API - Khusus untuk
Tepung terigu, kacang kedelai dan gandum
2,5% dari nilai Impor 0,5% dari nilai Impor
Tidak Final
- Barang tertentu sesuai dgn lampiran PMK-175/2013
7,5% dari nilai Impor
- Importir – non API 7,5% dr nilai Impor
- Yang tidak dikuasai (Barang Impor yang dilelang DJBC
7,5% dari harga jual lelang
(*) bagi WP yang tidak ber-NPWP akan dipungut PPh dengan tariff 2x lipat (lebih tinggi 100%)
2
• Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang;
• Bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP)
• Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA, untuk pembayaran kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS);
Pembayaran atas pembelian barang oleh pemungut PPh 22 (bendaharawan dan BUMN tertentu serta bank BUMN)
1,5% dari harga pembelian
Tidak Final
2 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
•
• Badan Usaha Milik Negara yaitu badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, yang meliputi : • PT Pertamina (Persero), PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero), PT Krakatau Steel (Persero); dan
• Bank-bank Badan Usaha Milik Negara
3 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
Dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22:
a. Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
tidak terutang Pajak Penghasilan;
b. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/ atau Pajak Pertambahan Nilai:
1. barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan
asas timbal balik;
2. barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan tidak
memegang paspor Indonesia yang diakui dan terdaftar dalam Peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur tentang tata cara pemberian pembebasan bea masuk dan cukai atas impor barang untuk
keperluan badan internasional beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia;
3 Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, Farmasi, ATPM/APM/Importir Umum yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di DN
Penjualan brg produksi :
Tidak Final
- Industri Semen 0,25% dari DPP PPN
- Industri Kertas 0,10% dari DPP PPN
- Industri Baja - Industri Farmasi
0,30% dari DPP PPN
- Industri Otomotif
- ATPM/APM/Importir umum kenda bermotor
0,45% dari DPP PPN
4 Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas
Penjualan barang produksi oleh produsen/importir BBM, Gas dan pelumas atas penjualan BBM, Gas dan Pelumas
SPBU Swasta
SPBU Pertamina
- Premium 0,3% 0,25% Penyerahan kepada Agen bersifat final
- Solar 0,3% 0,25%
- Permix/Super TT 0,3% 0,25%
- Pertamax 0.3% 0,25%
- Gas LPG 0.3% 0,3%
- Pelumas 0.3% 0,3%
5 Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.
Pembelian bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul
0,25% dari harga beli sebelum PPN
Tidak Final (PerDirjen23/PJ/2009)
6 Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah.
Penjualan barang yang tergolong sangat mewah **)
5% dari harga jual tidak termasuk PPN
Tidak Final
4 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
3. barang kiriman hadiah/hibah' untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan atau untuk
kepentingan penanggulangan bencana;
4. barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat lain semacam itu
yang terbuka untuk umum;
5. barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;
6. barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya;
7. peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah;
8. barang pindahan;
9. barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai
batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan kepabeanan;
10. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk
kepentingan umum;
11. persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi
keperluan pertahanan dan keamanan negara;
12. barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan
keamanan negara;
13. vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
14. buku ilmu pengetahuan dan teknologi, - buku pelajaran umum, kitab suci, buku pelajaran agama, dan
buku ilmu pengetahuan lainriya;
15. kapal laut, kapal angkutansungai, kapal angkutan danau, kapal angkutan penyeberangan, kapal
pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan
pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran
Niaga Nasional atau Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa
Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau dan
Penyeberangan Nasional, sesuai dengan kegiatan usahanya;
16. pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan
manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan pesawat udara yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional yang digunakan dalam rangka pemberian jasa perawatan atau reparasi
pesawat udara kepada Perusahaan Angkutan Udara Niaga nasional;
17. kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang
diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan komponen atau bahan yang
diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang digunakan untuk
pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana
yang akan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero);
18. peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Kementerian Pertahanan atau TNI untuk
penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan untuk
mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor oleh Kementerian Pertahanan, TNI atau pihak yang
ditunjuk oleh Kementerian Pertahanan atau TNI; dan/atau
19. barang untuk kegiatan hulu Minyak dan Gas Sumi yang importasinya dilakukan oleh Kontraktor
Kontrak Kerja Sarna.
5 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
c. Impor sementara, jika pada waktu impornya riyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali;
d. Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor kemudian diimpor kernbali
dalam kualitas yang sarna atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan,
pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Sea
dan Cukai;
e. Pembayaran yang dilakukan oleh' pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf
b, huruf C, huruf d, dan huruf e, berkenaan dengan:
1. pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
huruf b, huruf c, dan huruf d yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,OO (dua juta rupiah) dan
tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
2. pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
hurufe yang jumlahnya paling banyak Rp IO.OOO.OOO,OO (sepuluh juta rupiah) dan tidak
merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
3. pembayaran untuk:
a) pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-benda pos;
b) pemakaian air dan listrik;
4. pembayaran untuk pembelian minyak bumi, gas bumi, danJatau produk sampingan dari kegiatan
usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi yang dihasilkan di Indonesia dari:
a) kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak kerja sarna; atau
b) kantor pusat kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak kerja
sarna;
5. pembayaran untuk pembelian panas bumi atau listrik hasil pengusahaan panas bumi dari Wajib Pajak
yang menjalankan usaha di bidang usaha panas bumi berdasarkan kontrak kerja sarna pengusahaan
sumber daya panas bumi;
f. Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan
ekspor;
g. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (B0S);
h. Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri yang dilakukan oleh industri otomotif, Agen Tunggal
Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM). dan importir umum kendaraan bermotor, yang
telah dikenai pemungutan Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (1) huruf c Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dan peraturan pelaksanaannya.
Saat Terutang
Kegiatan Saat terutang
impor barang saat pembayaran Bea Masuk Kecuali jika pembayaran bea masuk ditunda / dibebaskan, pemungutan dilakukan saat penyelesaian Pemberitahuan Impor Barang(PIB).
pembelian barang pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usaha
saat pembayaran
penjualan hasil produksi penjualan kendaraan bermotor
saat penjualan
6 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas
saat penerbitan surat perintah pengeluaran barang (delivery order)
pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul
saat pembelian.
Barang yang tergolong sangat mewah : • Pesawat terbang pribadi dan helicopter pribadi • kapal pesiar, yacht, dan sejenisnya • rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari Rp 5.000.000.000,00
(lima milyar rupiah) atau luas bangunan lebih dari 400 m2 (empat ratus meter persegi); • apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari Rp
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) atau luas bangunan lebih dari 150 m2 (seratus lima puluh meter persegi)
• kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (SUV), multi purpose vehicle (MPV), minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) atau dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc.
• kendaraan bermotor roda dua dan tiga, dengan harga jual lebih dari Rp.300.000.000,- ( tiga ratus juta rupiah ) dengan kapasitas silinder lebih dari 250 cc.
• PPh pasal 23
Karakteristik PPhPasal 23
1. Tidak mengenal batasan jumlah uang
2. Dikenakan dari penghasilan bruto berapapun jumlahnya
3. Dikenakan atas pembayaran atau pembebanan jasa, sewa, bunga, dividen, royalti, dan hadiahyang telah
diterimanya
4. Pemotong terdiri dari WP Badan yang membayarkan uang atau membebankan atas jasa sewa selain
tanah, bangunan dan kapal, dan yang disebut diatas. WP OP yang menggunakan pembukuan atau ditunjuk
oleh DJP, mis: dokter
Tarif PPh Pasal 23
No Jenis Penghasilan Tarif bagi yang ber-NPWP
Tarif bagi yang tidakber-NPWP
1 Dividen sebagaimana di maksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh
15% dari jumlah bruto 30% dari jumlah bruto
2 Bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f UU PPh;
15% dari jumlah bruto 30% dari jumlah bruto
3 Royalti 15% dari jumlah bruto 30% dari jumlah bruto
4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh 21
15% dari jumlah bruto 30% dari jumlah bruto
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2)
2 % dari jumlah bruto tidak termasuk
PPN
4% dari jumlah bruto tidak termasuk
PPN
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi (*), jasa konsultan
2% dari jumlah bruto tidak termasuk
PPN
4% dari jumlah bruto tidak termasuk
PPN
7 Jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan PMK-244/PMK.03/2008
2% dari Jumlah bruto tidak termasuk PPN
4% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN
7 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
a Jasa penilai (appraisal); 2% 4%
b Jasa aktuaris; 2% 4%
c Jasa akuntansi, pembukuan, dan asestasi laporan keuangan;
2% 4%
d Jasa perancang (design);
2% 4%
e Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap;
2% 4%
f Jasa penunjang di bidang penambangan migas :
1) jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu penempatan bubur semen secara tepat diantara pipa selubung dan lubung sumur;
2) jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing), yaitu penempatan bubur semen
3) jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu jasa yang menjamin bahwa bagian-bagian formasi yang tidak terkonsolidasi tidak akan ikut terproduksi ke dalam rangkaian pipa produksi dan menghilangkan kemungkinan tersumbatnya pipa;
4) jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu pekerjaan untuk memperbesar daya tembus formasi yang menaikan produktivitas dengan jalan menghilangkan material penyumbat yang tidak diinginkan;
5) jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu pekerjaan yang dilakukan dalam hal cara pengasaman tidak cocok, misalnya perawatan pada formasi yang mempunyai daya tembus sangat kecil;
6) jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil tubing), yaitu jasa yang dikerjakan untuk menghilangkan cairan buatan yang berada dalam sumur baru yang telah selesai, sehingga aliran yang terjadi sesuai dengan tekanan asli formasi dan kemudian menjadi besar sebagai akibat dari gas nitrogen yang telah dipompakan ke dalam cairan buatan dalam sumur;
7) jasa uji kandung lapisan (drill stem testing), penyelesaian sementara suatu sumur baru agar dapat mengevaluasi kemampuan berproduksi;
2% 4%
8 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
8 ) jasa reparasi pompa reda (reda repair);
9) jasa pemasangan instalasi dan perawatan;
10) jasa penggantian peralatan/material;
11) jasa mud logging, yaitu memasukkan lumpur ke dalam sumur;
12) jasa mud engineering;
13) jasa well logging & perforating;
14) jasastimulasidan secondary decovery;
15) jasa well testing & wire line service;
16) jasa alat control navigasi lepas pantai yang berkaitan dengan drilling;
17) jasa pemeliharaan untuk pekerjaan drilling;
18 ) jasa mobilisasi dan demobilisasi anjungan drilling;
19) jasa lainnya yang sejenisnya di bidang pengeboran migas.
g Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas :
1) jasa pengeboran;
2) jasa penebasan;
3) jasa pengupasan dan pengeboran;
4) jasa penambangan;
5) jasa pengangkutan/ sistem transportasi, kecuali jasa angkutan umum;
6) jasa pengolahan bahan galian;
7) jasa reklamasi tambang;
8 ) jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal, manufaktur, fabrikasi dan penggalian / pemindahan tanah;
9) jasa lainnya yang sejenis di bidang pertambangan umum
2% 4%
h Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara:
1) bidang aeronautika, termasuk :
a) jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan pesawat udara dan jasa lain sehubungan dengan pendaratan pesawat udara;
b) jasa penggunaan jembatan pintu (avio bridge);
c) jasa pelayanan penerbangan;
2% 4%
9 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
d) jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh atau sebagian dari proses pelayanan penumpang dan bagasinya serta kargo, yang diangkut dengan pesawat, udara baik yang berangkat maupun yang datang, selama pesawat udara di darat;
e) jasa penunjang lain di bidang aeronautika.
2) bidang non-aeronatika, termasuk :
a) jasa catering di pesawat dan jasa pembersihan pantry pesawat;
b) jasa penunjang lain di bidang non-aeronautika .
i Jasa penebangan hutan; 2% 4%
j Jasa pengolahan limbah; 2% 4%
k Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services) ;
2% 4%
l Jasa perantara dan / atau keagenan; 2% 4%
m Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI;
2% 4%
n Jasa custodian/ penyimpanan / penitipan, kecuai yang dilakukan oleh KSEI;
2% 4%
o Jasa pengisian suara (dubbing) dan / atau sulih suara
2% 4%
p Jasa mixing film 2% 4%
q Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
2% 4%
r Jasa instalasi / pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan / atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
2% 4%
s Jasa perawatan / perbaikan / pemeliharaan mesin, perawatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV Kable, alat transportasi / kendaraan dan / atau bangunan selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan / atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
2% 4%
t Jasa maklon: jasa pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yg proses pengerjaannya dilakukan
2% 4%
10 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
oleh pihak pemberijasa (disubkontrakkan), yang spesifikasi, bahan baku dan atau barang 1/2 jadi dan atau bahan penolong / pembantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya disediakan oleh penggun ajasa, dan kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa
u Jasa penyelidikan dan keamanan; 2% 4%
v Jasa penyelenggara kegiatan(eo); yaitu kegiata nusaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara kegiatan meliputi antara lain penyelenggaraan pameran, konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk, konferensipers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa eo
2% 4%
w Jasa pengepakan; 2% 4%
x Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi;
2% 4%
y Jasa pembasmian hama; 2% 4%
z Jasa kebersihan atau cleaning service; 2% 4%
Aa Jasa catering atau tataboga 2% 4%
Dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 23
1. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
2. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi;
3. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f UU PPh dan dividen yang diterima oleh
orang pribadi sebagaimana dimaksud dalamPasal 17 ayat (2c) UU PPh;
4. bagian laba sesuai dalam Pasal 4 ayat (3) hurufi UU PPh;
5. SHU koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
6. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai
penyalur pinjaman dan / atau pembiayaan yang terdiri dari :
7. Perusahaan pembiayaan yang merupakan badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank
yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga
pembiayaan dan telah memperoleh ijin usaha dari MenKeu
8. BUMN atau BUMD yang khusus didirikan untuk memberikan sarana pembiayaan bagi usaha mikro,
menengah dan koperasi, termasuk PT (Persero) Permodalan Madani.
PPh pasal 26 Pemotongan PPh pasal 26 ditujukan terhadap jenis penghasilan yang diterima/diperoleh Subyek Pajak Luar
Negeri tetapi tidak semua penghasilan yang dibayarkan ke luar negeri akan di potong PPh pasal 26 namun
dilihat apakah ada Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) atau tax treaty.
Jenis Penghasilan Tarif Keterangan
Dividen 20% dari jumlah bruto final
Bunga
Royalti
11 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
Sewa
Imbalan sehubungan dg jasa, pekerjaan, kegiatan, hadiah dan penghargaan, pensiun dan pembayaan berkala lainnya
Premi swap dan transaksi lindung lainnya
Keuntungan karena pembebasan utang
Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia kecuali yang diatur dalam pasal 4(2)
20% dari perkiraan penghasilan neto
final
Premi asuransi/reasuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi LN
penjualan barang/harta oleh WP Luar Negeri 5% dari harga jual
Premi yg dibayarkan kpd perusahaan asuransi di LN 10% Penghasilan neto : 50% x premi yg dibayar
Premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi LN oleh Perusahaan asuransi yang berkedudukan di Indoneasia
2% Penghasilan neto : 10% x premi yg dibayar
Premi yg dibayarkan kepada perusahaan asuransi LN oleh perusahaan reasuransi yang berkedudukan di Indonesia
1% Penghasilan neto : 5% x premi yg dibayar
Penghasilan WP Luar Negeri 20% dari Penghasilan Kena Pajak dikurangi PPh BUT kecuali penghasilan tersebut ditanam kembali di Indonesia
final
PPh pasal 4 ayat 2
No Objek Tarif
bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
20% untuk WP DN dan BUT 20% atau dengan tarif berdasarkan P3B yang berlaku, untuk WP LN
Penjualan saham di bursa efek
0,1% x jumlah bruto nilai transaski ( 0,1% x jumlah bruto nilai transaski ) + ( 0,5% x jumlah bruto nilai saham pada saat penawaran perdana ) (initial public offering)
Bunga atau diskonto obligasi yang diperdagangkan di bursa efek
Bunga obligasi dengan kupon
a. 15% bagi WPDN dan BUT b. 20% atau sesuai P3B bagi WPLN selain BUT dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasi
Diskonto obligasi dengan kupon
a. 15% bagi WPDN dan BUT b. 20% atau sesuai P3B bagi WPLN selain BUT dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal diatas harga perolehan, tidak termasuk bunga berjalan
Diskonto obligasi tanpa bunga
a. 15% bagi WPDN dan BUT b. 20% atau sesuai P3B bagi WPLN selain BUT dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal diatas harga perolehan obligasi
Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh WP Reksadana terdaftar pada Bapepam dan LK
a. 0% untuk tahun 2009 s/d 2010 b. 5% untuk tahun 2011 s/d 2013 c. 15% untuk tahun 2014 dst (5% sd 2020)
12 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
Hadiah Undian 25 % dari jumlah bruto hadiah undian berupa nilai uang atau nilai pasar jika berbentuk barang
bunga simpanan koperasi • Bunga s/d Rp240.000/bulan dikenakan 0% • Bunga lebih dari Rp240.000/bulan dikenakan 10%
dividen yang diterima atau diperoleh WPOPDN
10% x jumlah bruto
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
• 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yaitu nilai yang tertinggi antara nilai berdasarkan akta pengalihan hak dan NJOP • 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan atas pengalihan rumah sederhana dan rumah susun sederhana yang dilakukan oleh pengusaha yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
sewa tanah dan bangunan • 10% dari jumlah bruto
Jasa konstruksi
Usaha kecil
Usaha besar/menengah
Non Kualifikasi
Pelaksanaan : 2% perencanaan : 4% pengawasan : 4% Pelaksanaan : 3% perencanaan : 4% pengawasan : 4% Pelaksanaan : 4% perencanaan : 6% pengawasan : 6%
PPh pasal 15
Penerima
Penghasilan Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak
Sifat
Pemotonga
n
Perusahaan pelayaran
dalam negeri
Semua imbalan / nilai penggantian
berupa uang / nilai uang yg
diterima/diperoleh dari pengangkutan
orang dan/ barang
1,2% Final
Wajib Pajak Luar
Negeri yang
Mempunyai Kantor
Perwakilan Dagang di
Indonesia
semua Nilai pengganti atau imbalan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak
luar negeri yang mempunyai kantor
perwakilan dagang di Indonesia dari
penyerahan barang kepada orang
pribadi atau badan yang berada atau
bertempat kedudukan di Indonesia.
0,44%
(1% x 30%) +
(0,7% x 20%)
Final
Perusahaan pelayaran
atau penerbangan luar
negeri
Semua nilai pengganti / imbalan yg
diterima / diperoleh dari pengangkutan
orang / barang yg dimuat dari / menuju
satu / lebih pelabuhan di indonesia ke
luar negeri / sebaliknya
2,64% Final
13 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
PPh Potput l 2015
Maklon International di
bidang produksi mainan
anak-anak
jasa pembuatan atau perakitan
barang berupa produk mainan anak-
anak, dengan bahan-bahan,
spesifikasi, petunjuk teknis dan
penentuan imbalan jasa dari
pihak pemesan yang berkedudukan
di luar negeri dan mempunyai
hubungan istimewa dengan Wajib
Pajak
2,1%
1,75%
Final
14 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
Pajak Pertambahan Nilai 2015
RESUME
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP PROGRAM DIPLOMA I
SPESIALISASI PAJAK
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
“PAJAK PERTAMBAHAN NILAI”
Dasar Pengenaan Pajak
1. Harga Jual dan Penggantian
Harga Jual→ BKP
Penggantian→JKP dan BKP tidak berwujud
Harga Jual/Penggantian=
Nilai berupa uang + Semua biaya – Potongan harga dalam FP
*Tidak termasuk PPN dan PPnBM untuk Harga Jual; PPN untuk Penggantian
2. Nilai Impor
Nilai Impor = CIF (Cost, Insurance, Freight) + Bea Masuk
3. Nilai Ekspor
Pasal 1 angka 26 UU PPN
4. Nilai Lain
a. untuk pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Harga
Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor
b. untuk pemberian cuma-cuma Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah
Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor
c. untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-
rata
d. untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film
e. untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran
f. untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan,
adalah harga pasar wajar
g. untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah HPP atau harga perolehan;
h. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui pedagang perantara adalah harga yang
disepakati antara pedagang perantara dengan pembeli
i. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah harga lelang
j. untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10% dari jumlah yang ditagih atau jumlah
yang seharusnya ditagih
DPP
Harga Jual
Penggantian
Nilai Impor
Nilai Ekspor
Nilai LainPMK No
75/KMK.03/2010 31 Maret 2010
15 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
Pajak Pertambahan Nilai 2015
k. untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10% dari jumlah
tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih
l. untuk penyerahan emas perhiasan, penyerahan jasa perbaikan dan modifikasi
emas perhiasan, jasa-jasa lain yang berkaitan dengan emas perhiasan, yang dilakukan
oleh pabrikan emas perhiasan adalah 20% dari harga jual emas perhiasan atau nilai
penggantian;
m. untuk penyerahan jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) yang didalam tagihan
jasa pengurusan transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges) adalah
10% dari jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih.
Pengkreditan Pajak Masukan
a. Prinsip Pengkreditan Pajak Masukan (Pasal 9 ayat 2 UU PPN 1984)
1. Pajak Masukan dikreditkan dengan Pajak Keluaran dalam Masa Pajak yang sama
2. Pengkreditan Pajak masukan tidak perlu dipilah-pilah berdasarkan objek pajaknya.
Pajak masukan atas perolehan BKP dikreditkan denann Pajak Keluaran atas
penyerahan BKP atau JKP, sebaliknya Pajak Masukan atas perolehan JKP dikreditkan
dengan Pajak Keluaran atas penyerahan JKP atau BKP
3. Pengkreditan Pajak Masukan tidak dapat dibagi per tahun buku berdasarkan masa
manfaat karena ketentuan dalam pasal 9 ayat (2) ini merupakan refleksi dari tipe PPN
yang dianut oleh UU PPN 1984 yaitu PPN tipe konsumsi (“consumption type VAT”)
b. Pengkreditan dalam Masa Pajak yang Tidak Sama
Dalam hal Faktur Pajak diterima setelah SPT Masa PPN yang terkait disampaikan ke
KPP, sehingga tidak mungkin dikreditkan dengan Pajak Keluaran untuk Masa Pajak yang
sama, maka Pasal 9 ayat (9) UU PPN 1984 memberikan solusi sebagai berikut.
“Pajak Masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran
pada Masa Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lambat
3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan, sepanjang belum
dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.”
Dalam penjelasan pasal tersebut dapat dipahami bahwa dalam hal Faktur Pajak
Masukan diterima telah melampaui jangka waktu 3 bulan setelah akhir masa Pajak yang
bersangkutan, yaitu Masa Pajak dibuat Faktur Pajak, pengkreditan tetap dapat dilakukan
dengan cara pembetulan SPT Masa PPN yang bersangkutan.
c. Syarat Pajak Masukan dapat dikreditkan
- Syarat formal, yaitu tercantum dalam “Faktur Pajak Lengkap” atau dokume tertentu
yang diperlakukan sama dengan Faktur Pajak
- Syarat materiil, yaitu berhubungan langsung dengan kegiatan usaha melakukan
penyerahan kena pajak
Dalam hal Faktur Pajak diterima terlambat oleh PKP pembeli/penerima JKP sampai
batas waktu yang telah ditetapkan, supaya Pajak Masukannya dapat dikreditkan,
selain dua syarat tersebut diatas dalam penjelasan Pasal 9 ayat (9) UU PPN 1984
ditambahkan dua syarat lagi yaitu:
1. belum dibebankan sebagai biaya
2. belum dilakukan pemeriksaan
16 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
Pajak Pertambahan Nilai 2015
d. Kriteria Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan
e. Pengkreditan Pajak Masukan bagi PKP sebelum Berproduksi
Meskipun belum ada Pajak Keluaran disebabkan PKP belum berproduksi sehingga belum
melakukan penyerahan kena pajak, Pajak Masukan atas perolehan barang modal dapat
dikreditkan. Perolehan selain barang modal sebelum PKP berproduksi, tidak boleh
dikreditkan.
f. Pengkreditan Pajak Masukan bagi PKP yang Gagal Berproduksi
PKP yang gagal berproduksi tersebut wajib mengembalikan Pajak Masukan atas impor
atau perolehan barang modal yang telah dikreditkan dan telah diberikan pengembalian,
paling lama akhir bulan berikutnya setelah saat gagal berproduksi. Terhadap jumlah PPN
yang disetor kembali diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) atas sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2% per bulan dihitung sejak tanggal penerbitan SKPLB sampai
dengan tanggal penerbitan SPT sebagaimana diaksud dalam paal 14 ayat (5) UU KUP.
Menghitung PPN Pasal 16D
- Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang
menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali
atas penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c. (Pasal 16D UU PPN 1984)
- Apabila aktiva yang diserahkan adalah sebagaimana yang tercantum pada pasal 9 ayat 8 huruf
b dan c; yaitu perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan
kegiatan usaha dan perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan dan station
wagon kecuali merupakan barang dagangan/sewaan; maka tidak dikenakan PPN
17 | P a g e
Resume BIDDIK – UMMP
Pajak Pertambahan Nilai 2015
Pedoman Penghitungan Pengreditan Pajak Masukan
1. PKP yang dalam satu tahun mencapai jumlah peredaran usaha tidak melebihi jumlah tertentu
2. PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu
Kegiatan usaha tertentu adalah kegiatan usaha yang semata-mata melakukan:
a. penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran; atau
b. penyerahan emas perhiasan secara eceran
Jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan:
a. Untuk penyerahan kendaraan bermotor bekas = 90% dari Pajak Keluaran
b. Untuk penyerahan emas perhiasan secara eceran = 20% dari Pajak Keluaran
Menghitung PPN 16C
Pajak pertambahan nilai dikenakan atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam
kegiatan usaha oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunmakan sendiri atau digunakan
pihak lain yang batasan dan tatacaranya
PPN yang terutang dihitung dengan mengalikan tariff PPN dengan dasar pengenaan pajak, yaitu 20%
dari jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau dibayarkan untuk membangun bangunan tidak termasuk
harga perolehan tanah.