Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

196

Transcript of Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Page 1: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Page 2: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Fase timbulnya hak dan

kewajiban

Fase self assessment

Fase Pengawasan

Fase Sengketa Fase Penyelesaian

Sengketa

Pengadilan Pajak

BerlakunyaUU

Hak dankewajiban

Ber-NPWP& PKP

Menyampai-kan SPT

Diperiksa ?

Tidak

Pemeriksaan

KetetapanPajak

Setuju?

Ya

Tidak

Keberatan

Surat Kep.Keberatan

Setuju?

Ya

Tidak

BANDING

PUTUSANBANDING

Ya

SELESAI

10 Th

Pembukuan

Page 3: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Page 4: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI dan MELAPORKAN USAHA

Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan dir i pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan

kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. (Pasal 2 angka 1 UU KUP)

Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN 1984 dan

perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya

meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

(Pasal 2 angka 2 UU KUP)

Page 5: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

KETENTUAN MENGENAI JANGKA WAKTU PENDAFTARAN

Jangka waktu pendaftaran dan pelaporan serta tata cara pendaftaran dan pengukuhan termasuk penghapusan

Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak diatur dengan

atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.(Pasal 2 ayat (5)

Page 6: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

(Pasal 1 angka 6 UU KUP)

terdiri dari 15 (lima belas) digit, yaitu 9 (sembilan) digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 (enam) digit berikutnya merupakan

Kode Administrasi Perpajakan.

01.234.567.8 – 999 . 000

Kode WP Kode KPP

Kode cbg

Page 7: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

Khusus untuk Wajib Pajak berstatus cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita kawin tidak pisah harta

diberikan NPWP dengan aturan sebagai berikut :

a) Kode WP sama dengan kode WP pusat, kode WP domisili atau kode WP suami.

b) Kode Administrasi perpajakan: 3 (tiga) digit pertama merupakan kode KPP dimana WP mendaftar dan 3 (tiga) digit terakhir menunjukkan kode urutan cabang.

Page 8: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI

BADANOrang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

wajib mendaftarkan diri kepadanya diberikan NPWP

Orang pribadi yg tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, apabila s/d suatu bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi PTKP setahun

wajib mendaftarkan diri kepadanya diberikan NPWP

WP sebagai pemungut/ pemotong pajak

wajib mendaftarkan diri kepadanya diberikan NPWP

WAJIB PAJAK

paling lama 1 (satu) bulan setelah saat usaha mulai dijalankan

paling lambat pada akhir bulan berikutnya

sebelum memungut/memotong

PMK No.73/PMK.03/2012

Page 9: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

NPWP BAGI WANITA KAWIN YANG MEMILIKI PENGHASILAN

Penghasilan isteri digabung dengan

suami

NPWP isteri = NPWP suami

yang dikenakan pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki

secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta

Isteri dan suami masing-masing memiliki NPWP

Page 10: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOHUdin bersama rekan-rekannya bermaksud mendirikan sebuah Yayasan di bidang pendidikan. Akte pendirian dibuat dihadapan Notaris pada tanggal 20 Mei 2008 dengan nama Yayasan Bhakti Utama. Kegiatan usaha baru benar benar dilaksanakan secara aktif pada 1 November 2008.

Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama 1 (satu) bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.

Saat usaha mulai dijalankan adalah saat yang terjadi lebih dulu antara saat pendirian dan saat usaha nyata-nyata mulai dilakukan.

Saat usaha mulai dijalankan Yayasan Bhakti Utama adalah tanggal 20 Mei 2008.

Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama tanggal 21 Juni 2008.

Page 11: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOHUdin, seorang bujangan (TK/-) mulai bekerja pada tanggal 1 Pebruari 2008 sebagai karyawan pada sebuah perusahaan swasta nasional dengan penghasilan neto sebulan sebesar Rp2.000.000,00.

Karena Udin belum menikah dan tidak mempunyai tanggungan maka PTKP setahun adalah Rp15.840.000,00.

Asumsi penghasilan neto Udin tetap, maka pada bulan ke-8 (September 2008) penghasilan neto Udin adalah Rp16.000.000,00 telah melebihi

PTKP.

Udin wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi

PTKP setahun, yaitu paling lambat akhir bulan Oktober 2008.

Page 12: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOHSeno, bujangan (TK/-) adalah pengangguran. Namun Seno memiliki deposito dengan bunga per bulan sebesar Rp2.000.000,00. Bunga

tersebut mulai diperoleh sejak bulan Februari 2009. Atas penghasilan bunga tersebut telah dipotong PPh yang bersifat Final oleh bank.

Bagaimana kewajiban NPWPnya?

Page 13: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

KEWAJIBAN MELAPORKAN USAHA

SETIAP WAJIB PAJAK

SEBAGAI PENGUSAH

Ayang melakukan penyerahan BKP

dan atau penyerahan JKP

PENGUSAHA KENA PAJAK

tidak termasuk Pengusaha Kecil , kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan

sebagai PKP

Wajib melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak

Page 14: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENGUSAHA

Orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,

mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean,

melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.

(Pasal 1 angka 14 UU PPN)

Pengusaha kecil

Pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto

dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp600.000.000,00. (Per. Menkeu No:68/PMK.03/2010)

Page 15: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

KEWAJIBAN MELAPORKAN KEGIATAN USAHANYA

BADAN

Orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

Sebagai Pengusaha Kecil, yang memilih menjadi PKP

Sebagai PENGUSAHA

yang menyerahkan BKP/JKP

WAJIB PAJAK

wajib melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP sebelum melakukan

penyerahan BKP dan atau JKP bagi yang memenuhi ketentuan

sebagai PKP

wajib mengajukan pernyataan tertulis untuk dikukuhkan sebagai PKP

Sebagai Pengusaha Kecil, yang tidak memilih menjadi PKP

sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku OMSET BKP

&/ JKP> batasan yang ditentukan sebagai Pengusaha Kecil

wajib melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP paling lambat akhir

masa pajak berikutnya

Page 16: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT Pluto adalah perusahan yang mengelola rumah makan berdasarkan

perjanjian franchise dengan pemilik merk “Kentucky Fried Chicken” di USA. Akte pendirian dibuat di hadapan Notaris pada tanggal 10 Januari 2009.

Usaha mulai aktif dijalankan pada tanggal 1 Maret 2009 dan rumah makan mulai dibuka tanggal 1 April 2009.

PT Pluto adalah Wajib Pajak badan dan wajib mendaftarkan dir i untuk memperoleh NPWP paling lambat 1 bulan setelah tanggal 10 Januari

2009.

PT Pluto adalah PENGUSAHA, karena dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan usaha perdagangan dan memanfaatkan barang

tidak berwujud (franchise) dari luar Daerah Pabean.

Namun PT Pluto bukan PENGUSAHA KENA PAJAK karena yang diserahkan adalah makanan minuman di rumah makan (bukan Barang Kena

Pajak)

PT Pluto t idak wajib melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Page 17: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT Yupiter adalah pedagang besar komputer. Akte pendirian dibuat

dihadapan Notaris pada tanggal 10 Mei 2010. Usaha mulai aktif dijalankan yaitu dengan mulai menjual komputer pada tanggal 1 Juni 2010.

PT Yupiter adalah Wajib Pajak badan dan wajib mendaftarkan dir i untuk memperoleh NPWP paling lambat 11 Juni 2010.

PT Yupiter adalah PENGUSAHA, karena dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan usaha perdagangan.

PT Yupiter adalah PENGUSAHA KENA PAJAK karena yang diserahkan adalah komputer yang merupakan Barang Kena Pajak

PT Yupiter wajib melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sebelum melakukan penyerahan BKP, yaitu sebelum tanggal 1 Juni 2010 (bersamaan dengan kewajiban

mendaftarkan diri).

Page 18: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohMisalkan PT Yupiter tersebut dalam tahun buku 2010 omset penjualan

komputernya tidak lebih dari Rp600juta.

PT Yupiter merupakan PENGUSAHA KECIL dan dengan permohonan, pengukuhan PKP dapat dicabut.

Setelah pengukuhan PKP dicabut, apabila sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku OMSET BKP dan atau JKP lebih dari Rp600juta

PT Yupiter wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lambat akhir masa pajak berikutnya

Page 19: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

NPWP dan PKP JABATAN

Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak

secara jabatan, apabila Wajib Pajak t idak melaksanakan kewajiban mendaftarkan dir i dan atau Pengusaha Kena Pajak t idak melaporkan

kegiatan usahanya.

Dapat dilakukan apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh Dirjen Pajak ternyata orang pribadi atau badan atau Pengusaha tersebut telah memenuhi syarat untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Pasal 2 ayat 4 UU KUP

Page 20: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Pengukuhan PKP secara jabatan untuk Pengusaha yang telah melampaui batasan sebagai Pengusaha

kecil

Dalam hal pengusaha telah melampaui batasan sebagai Pengusaha Kecil tetapi tidak melaporkan kegiatan

usahanya atau pengukuhan dilakukan secara jabatan maka saat pengukuhan adalah awal bulan berikutnya

setelah bulan seharusnya pengusaha tersebut melaporkan usahanya. Kewajiban memungut,

menyetorkan dan melaporkan PPN dan PPnBM yang terutang dimulai sejak saat pengukuhan sebagai PKP.

(Per. Menkeu No:68/PMK.03/2010)

Page 21: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohToko barang elektronik “X” (milik orang pribadi), jumlah peredaran bruto/ omzet bulan Januari 2011 s/d Mei 2011 mencapai Rp500juta. Sedangkan omzet bulan Juni adalah Rp200juta. Dengan demikian, batasan Pengusaha Kecil telah terlampaui pada bulan Juni 2011, sehingga Toko “X” harus segera melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak pada KPP setempat selambat-lambatnya 31 Juli 2011.Tetapi apabila Toko “X” baru melapor ke KPP pada tanggal 20 Agustus 2011, maka saat pengukuhan sebagai PKP terhitung mulai tanggal 1 Agustus 2011.

Pada bulan Februari 2012 KPP memperoleh data bahwa Firma “Z” pada tahun 2011 mempunyai omzet sebesar Rp1milyar. Selanjutnya berdasarkan penelitian diketahui bahwa batasan omzet Rp600juta sudah terlampaui pada bulan Juli 2011, maka saat pengukuhan sebagai PKP terhitung mulai tanggal 1 September 2011.

Page 22: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

TEMPAT MENDAFTARKAN DIRI

pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

tempat tinggal WPtempat kedudukan

Wajib Pajak

Ditetapkan oleh Dirjen Pajak

Bagi WP tertentu

KPP BUMN, KPP PMA, KPP Badan & Orang

Asing, KPP Perusahaan Masuk Bursa, KPP WP

Besar/Madya(Per-9/PJ/2008)

WP BadanWP Orang Pribadi

Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak berada dalam dua

atau lebih wilayah kerja KPP, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan KPP

tempat Wajib Pajak terdaftar

&/tempat kegiatan usaha, apabila WP OP melakukan kegiatan usaha

Page 23: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

TEMPAT MENDAFTARKAN DIRI

pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

tempat kedudukan Wajib Pajak badan/ tempat tinggal

WP orang pribadi

tempat kegiatan usaha apabila WP OP melakukan kegiatan

usaha/ kantor cabang

Untuk kewajiban perpajakan:- PPh badan/PPh Orang Pribadi (PPh Pasal 25 dan 29)- PPh Pot Put - PPN dan PPnBM

Untuk kewajiban perpajakan:- PPh Pot Put - PPN dan PPnBM

Kewajiban pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN dan PPnBM terutang dapat dilakukan secara terpusat (sentralisasi) apabila memenuhi persyaratan tertentu. Sedangkan untuk PPh Pasal 21 dan Pasal 26 tidak

dapat dilakukan pemusatan pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak terutang. (SE-23/PJ.43/2000)

Page 24: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

TEMPAT MENDAFTARKAN DIRI

Bagi WP OP yang berstatus sebagai karyawan

Di KPP Domisili Melalui KPP Lokasi

Diproses sesuai ketentuan yang berlaku.

KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha Pemberi Kerja/Bendaharawan

Pemerintah terdaftar.

KPP lokasi mengirimkan permohonan pendaftaran ke

KPP Domisili.

NPWP diberikan oleh KPP Lokasi.

Per-16/PJ/2007

Page 25: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

TEMPAT PELAPORAN KEGIATAN USAHA

pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

Ditetapkan oleh Dirjen Pajak

PKP tertentu

KPP BUMN, KPP PMA, KPP Badan & Orang Asing, KPP Perusahaan Masuk Bursa,

KPP WP Besar(Per-9/PJ/2008)

tempat kegiatan usaha Wajib Pajak

Page 26: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

KEWAJIBAN MEMILIKI NPWP BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

Yang dimaksud dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu adalah Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan grosir dan atau eceran barang-barang konsumsi melalui

tempat usaha/gerai (outlet) yang tersebar di beberapa lokasi, tidak termasuk perdagangan kendaraan dan restoran.

Per-32/PJ./2010

Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP bagi setiap tempat usaha/gerai (outlet) di

Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat usaha/gerai (outlet) tersebut (KPP lokasi) dan di Kantor Pelayanan

Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak (KPP domisili).

Page 27: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SANKSI BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI DAN MELAPORKAN KEGIATAN

USAHA

Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2; sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling tinggi 4 (empat) kali jumlah

pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(Pasal 39 ayat 1 huruf a dan b UU KUP)

Page 28: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMINDAHAN WAJIB PAJAK

Dalam hal WP terdaftar pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja KPP lain

Wajib Pajak wajib mengajukan permohonan pindah dengan menyampaikan surat pernyataan pindah beserta persyaratannya.

Ke KPP Lama Ke KPP Baru

KPP Lama menerbitkan Surat Pindah paling lama

pada hari kerja berikutnya, untuk diberikan ke KPP baru

KPP Baru menerbitkan Kartu NPWP dan Surat

Keterangan Terdaftar paling lama pada

hari kerja berikutnya atau setelah menerima Surat

PindahPer-44/PJ./2008

Page 29: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMINDAHAN WAJIB PAJAK

Dalam hal surat pernyataan pindah berisikan pernyataan pindah sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka

KPP lama menerbitkan Surat Pindah paling lama pada hari kerja berikutnya setelah menerima surat pernyataan pindah beserta

persyaratannya secara lengkap dari PKP atau pemberitahuan adanya surat pernyataan pindah dari KPP baru

KPP baru menerbitkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan bila diperlukan sekaligus menerbitkan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar paling lama 1 (satu) hari kerja

setelah menerima Surat Pindah dari KPP lama

KPP lama menerbitkan Surat Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak setelah diterimanya tembusan Surat Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak yang diterbitkan oleh KPP baru paling lama pada hari kerja berikutnya.

Per-44/PJ./2008

Page 30: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENGHAPUSAN NPWP

Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan dalam hal

Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan

Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan

Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subjek Pajak sudah selesai dibagi

Wajib Pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

bentuk usaha tetap yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai bentuk usaha tetap

Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai Wajib Pajak

Kep-161/PJ./2001

Page 31: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENGHAPUSAN NPWP

Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dapat dilakukan apabila utang pajak telah dilunasi atau hak untuk melakukan penagihan telah

daluwarsa,

Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat

ditemukan;

kecuali dari hasil pemeriksaan pajak diketahui bahwa utang pajak tersebut tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi disebabkan karena

Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi; atau

sebab lain sesuai dengan hasil pemeriksaan.

Kep-161/PJ./2001

Page 32: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENCABUTAN PKP

Pencabutan pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak dilakukan dalam hal

Pengusaha Kena Pajak pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain;

Bubar;

tidak memenuhi syarat lagi sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Kep-161/PJ./2001

Dalam hal jumlah peredaran bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas jumlah peredaran bruto untuk Pengusaha Kecil, maka PKP dapat mengajukan permohonan pencabutan pengukuhan sebagai PKP paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya tahun buku ybs. Paling lama 2 bulan sejak permohonan diterima, setelah dilakukan pemeriksaan DJP harus memberikan keputusan. Jika tidak, maka dianggap dikabulkan.

(Pasal 13 angk (2), (3), dan (4) Kep-161/PJ./2001)

Page 33: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Page 34: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur, untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,

penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang

ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak

tersebut. (Pasal 1 angka 29 UU KUP)Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang

peredaran atau penerimaan bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung

jumlah pajak yang terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak

yang bersifat final. (Pasal 28 ayat (9) UU KUP)

Page 35: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

YANG WAJIB PEMBUKUAN

Wajib Pajak Badan di Indonesia

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas,

Pasal 28 ayat (1) UU KUP

Page 36: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

YANG TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI WAJIB MENYELENGGARAKAN PENCATATAN

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan

menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

Wajib Pajak orang pribadi yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp4.800.000.000,00 (empat milyar 8 ratus juta rupiah), boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan

Penghasilan Neto, dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang

bersangkutan.

(Pasal 14 ayat (2) UU PPh)

Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

Pasal 28 ayat (2) UU KUP)

Page 37: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

WP Orang Pribadi yang t idak memilih menyelenggarakan pembukuan

Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang menghitung penghasilan neto usaha atau pekerjaan

bebasnya dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto

wajib memberitahukan mengenai penggunaan Norma Penghitungan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak awal tahun pajak yang bersangkutan

Pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang disampaikan dalam jangka waktu tersebut dianggap disetujui kecuali berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Wajib Pajak Orang

Pribadi tidak memenuhi persyaratan untuk menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto

Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan jangka waktu tersebut

dianggap memilih menyelenggarakan pembukuanKep-536/PJ./2000

Page 38: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

WP Orang Pribadi yang wajib menyelenggarakan pembukuan

WP Orang Pribadi yang memilih menyelenggarakan pembukuan

Wajib Pajak Orang Pribadi yang dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan

yang ternyata tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan pembukuan

penghasilan netonya dihitung dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan

Netodikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam

tahun pajak yang bersangkutan

Kep-536/PJ./2000

Page 39: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Arnold adalah pengusaha bengkel motor. Menjadi Wajib Pajak sejak awal 2008. Arnold merupakan Pengusaha Kecil yang tidak memilih untuk

dikukuhkan sebagai PKP dan sejak awal tahun 2011 telah memberitahukan mengenai penggunaan norma penghitungan penghasilan neto. Total omset selama tahun 2011 adalah Rp500juta dengan rincian

sbb: omset JKP sebesar Rp400juta; omset BKP Rp100juta.

WP Orang Pribadi

Pengusaha kecil

Tidak wajib pembukuan tetapi wajib pencatatan

Apabila memilih menyelenggarakan pencatatan

menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan

Penghasilan Neto.Tidak wajib

PKP

Page 40: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Arnold adalah pedagang eceran yang memiliki toko kelontong. Menjadi Wajib Pajak dan dikukuhkan sebagai PKP sejak 10 Januari 2011 dan telah

memberitahukan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Total omset tahun 2011 adalah 400juta. Karena merupakan pengusaha kecil, setelah mengajukan permohonan, status PKPnya dicabut sejak 15

Maret 2012. Pada tahun 2012 mencatat omset sebesar Rp700juta terdiri dari Rp500juta omset BKP dan Rp200juta omset bukan BKP.

Tidak wajib PKP (Pengusaha Kecil) karena omset BKP tidak

melebihi Rp600juta

wajib pembukuan karena omset > 600juta

WP Orang Pribadi

Page 41: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

KETENTUAN MENGENAI PEMBUKUAN

harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya

harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa

Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan

diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas

Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku, harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak

Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan

pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang

Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin

Menteri Keuangan.

Pasal 28 ayat (3) sd ayat (8) UU KUP

Page 42: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PRINSIP TAAT ASAS

prinsip yang sama digunakan dalam metode pembukuan dengan tahun-tahun sebelumnya, untuk mencegah penggeseran laba atau rugi

misalnya dalam penerapan : Stelsel pengakuan penghasilan; Tahun buku; Metode penilaian

persediaan; Metode penyusutan dan amortisasi

Page 43: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

STELSEL AKRUAL DAN STELSEL KAS

Stelsel akrual adalah suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi tidak tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan

biaya itu dibayar tunai.

Stelsel kas adalah suatu metode yang penghitungannya didasarkan atas penghasilan yang diterima dan biaya yang

dibayar secara tunai.Menurut stelsel ini, penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan,

bila benar-benar telah diterima tunai dalam suatu periode tertentu, serta biaya baru dianggap sebagai biaya, bila benar-benar telah

dibayar tunai dalam suatu periode tertentu.

Page 44: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

STELSEL KAS UNTUK PENGHITUNGAN PPh

Pemakaian stelsel kas murni dapat mengakibatkan penghitungan yang mengaburkan terhadap penghasilan, yaitu besarnya penghasilan dari tahun ke tahun dapat disesuaikan dengan mengatur penerimaan kas

dan pengeluaran kas.

Oleh karena itu untuk penghitungan Pajak Penghasilan dalam memakai stelsel kas harus memperhatikan hal-hal antara lain sbb:

Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi seluruh penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam

menghitung harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh pembelian dan persediaan.

Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan dari penghasilan

hanya dapat dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi.

Pemakaian stelsel kas harus dilakukan secara taat asas (konsisten).

stelsel campuran

Page 45: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH

Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing

bentuk usaha tetap

Wajib Pajak yang berafiliasi dengan perusahaan induk di luar negeriWP yg mendaftarkan emisi sahamnya di bursa LN

Kontrak Investasi Kolektif

WP yg menyajikan lapkeu dlm mata uang fungsional menggunakan US $ sesuai SAK di Indonesia

harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan

dng mengajukan srt permohonan kpd Kakanwil DJP, paling lambat 3 bln seb tahun buku yang diselenggarakan dlm bahasa Inggris dan mata uang US$ tsb dimulai, atau 3 bln sejak tgl pendirian bagi WP baru.

PMK: 196/PMK.03/2007

PMK: 24/PMK.11/2012

Page 46: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH

Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya

Wajib Pajak dalam rangka Kontraktor Kontrak Kerja Sama

wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ke KPP tempat WP terdaftar

paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tgl pendirian/ 3 (tiga) bulan sebelum tahun

buku yang diselenggarakan dalam bahasa Inggris dan mata uang US$ tersebut

dimulai.PMK: 196/PMK.03/2007

Page 47: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SANKSI TIDAK MENGAJUKAN PERMOHONAN ATAU PEMBERITAHUAN

Wajib Pajak yang ternyata :

Tidak mengajukan permohonan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang US$, atau permohonannya ditolak,

atau tidak menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ke KPP tempat WP terdaftar, namun tetap menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris

dan mata uang Dollar Amerika Serikat; atau

Telah diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang US$ atau telah memberitahukan ke KPP tempat Wajib Pajak

terdaftar, namun pembukuannya tetap diselenggarakan dalam bahasa Indonesia atau mata uang Rupiah;

maka izin untuk menyelenggarakan pembukuan dlm bhs Inggris dan mata uang US$ dicabut dan WP tidak boleh lagi mengajukan permohonan untuk

menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang USS$.

kecuali WP memberitahukan secara tertulis mengenai pembatalan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang US$

dalam batas waktu 3 bulan setelah tahun buku berjalan

Page 48: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENYIMPANAN DOKUMEN

Buku, catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain

termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yg dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi on-line wajib disimpan selama 10

(sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di tempat tinggal bagi Wajib Pajak

orang pribadi, atau di tempat kedudukan bagi Wajib Pajak badan

Pasal 28 ayat (11) UU KUP

Page 49: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SANKSI BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

ADMINISTRASI PIDANA

apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

(Pembukuan) dan Pasal 29 (Pemeriksaan) tidak dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

berupa kenaikan sebesar :50 % dari PPh yang tidak atau kurang dibayar;100

% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut,

tidak atau kurang disetorkan, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan;100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar

Pasal 13 (1) d dan Pasal 13 (3) UU KUP

Setiap orang yang dengan sengaja:memperlihatkan

pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; atau tidak menyelenggarakan

pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak

meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya sehingga dapat

menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

penjara paling lama 6 thn dan denda paling tinggi 4 kali jumlah

pajak terutang yg tidak atau kurang dibayar

Pasal 39 (1) f dan g UU KUP

Page 50: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Page 51: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SPT

SPT Masa SPT Tahunan

yaitu Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak, terdiri dari:

PPh Pasal 21 dan Pasal 26 PPh Pasal 22 PPh Pasal 23 dan Pasal 26 PPh Pasal 25 PPh Pasal 4 ayat 2 PPh Pasal 15 PPN PPN bagi Pemungut PPn BM

yaitu Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak meliputi:

-SPT Tahunan PPh WP Badan -SPT Tahunan PPh WP OP -SPT Tahunan PPh Pasal 21 -SPT Tahunan Pembetulan

surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan

atau harta dan kewajiban, sesuai dng ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. (Pasal 1 angka 11 UU KUP)

Definisi SPT

Page 52: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan

menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta

menyampaikannya ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan.

(Pasal 3 ayat (1) UU KUP)

Bagi Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menkeu untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing

dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau

berdasarkan Peraturanan Menkeu. (Pasal 3 ayat (1a) UU KUP)

Wajib Pajak harus mengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

(Pasal 3 ayat (2) UU tentang KUP)

Kewajiban penyampaian SPTSPT

Page 53: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya.(pasal 4 ayat (1) UU KUP)

Dalam hal Wajib Pajak adalah badan, Surat

Pemberitahuan harus ditandatangani oleh

pengurus atau direksi.

yaitu yang tercantum namanya dalam

susunan pengurus yang tertera dalam akte

pendirian maupun akte perubahan

Dalam hal Surat Pemberitahuan diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukan Wajib

Pajak, harus di lampiri surat kuasa khusus.

harus memenuhi syarat sbb:-memiliki NPWP-telah menyampaikan SPT Tahunan Pph Tahun Pajak terakhir-Menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan-Memiliki Surat kuasa Khusus dari WP dng format yg telah ditetapkan(PMK:22/PMK.03/2008)

Penandatangan SPTSPT

Page 54: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SPT dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani atau tidak sepenuhnya

dilampiri keterangan dan atau dokumen, atau menyatakan LB disampaikan setelah 3 thn

sesudah berakhirnya masa pajak, bagian thn pajak, atau tahun pajak dan WP telah ditegur

secara tertulis, atau SPT disampaikan setelah Dirjen Pajak melakukan pemeriksaan

atau menerbitkan skp {Pasal 3 ayat (7) UU tentang KUP}

SPT

Page 55: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Surat Pemberitahuan tidak lengkap apabila

nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak tidak dicantumkan dalam SPT;

elemen SPT Induk dan lampiran tidak/kurang lengkap diisi;

SPT tidak ditandatangani Wajib Pajak atau ditandatangani kuasa Wajib Pajak, tetapi tidak dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus;

SPT tidak atau kurang dilampiri dengan lampiran yang disyaratkan; atau

SPT kurang bayar tetapi tidak dilampiri dengan SSP atau Surat Keputusan Persetujuan Penundaan/Angsuran PPh Pasal 29.

SPT

Page 56: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

LAMPIRAN YANG DISYARATKAN

Lampiran Surat Pemberitahuan yang disyaratkan adalah lampiran Surat

Pemberitahuan Induk dan atau lampiran-lampiran lainnya yang disyaratkan oleh

Direktur Jenderal Pajak.

Keputusan Dirjen Pajak Nomor:214/PJ./2001 tentang KETERANGAN DAN ATAU DOKUMEN LAIN YANG HARUS DILAMPIRKAN DALAM

SURAT PEMBERITAHUAN (per Jenis Pajak)

SPT

Page 57: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CARA PENYAMPAIAN SPT

Disampaikan Secara langsung

diberi bukti penerimaan oleh petugas yang ditunjuk

Disampaikan melalui pos tercatat

bukti/resi serta tanggal pengiriman dianggap sebagai

bukti penerimaan

Disampaikan melalui jasa ekspedisi atau

jasa kurir

tanda bukti dan tanggal penerimaan untuk penyampaian

SPT dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan SPT

Disampaikan secara elektronik

kepada WP diberikan Bukti Penerimaan secara elektronik yang dibubuhkan pada bagian bawah induk SPT yang telah

diterima Ditjen Pajak

SPT

Page 58: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT

SPT MASA

Paling lama 20 hari setelah akhir Masa Pajak .

SPT TAHUNAN

Paling lambat 3 (t iga) bulan setelah akhir Tahun Pajak utk PPh OP, dan paling lambat 4 (empat) setelah akhir Tahun

Pajak untuk PPh Badan

Dalam hal tanggal jatuh tempo penyampaian SPT bertepatan dengan hari libur, maka penyampaian SPT dapat dilakukan paling lambat pada

hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo.

SPT

Pasal 3 ayat (3) UU KUP

Page 59: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Sanksi karena tidak memenuhi kewajiban penyampaian SPT

SPT

ADMISNISTRASISPT tdk disampaikan dlm jk waktunya dikenakan sanksi adm denda seb

Rp500rb untuk SPT Masa PPN, Rp100rb SPT Masa lainnya, Rp1juta SPT Tahunan PPh Bdn dan seb Rp100rb untuk SPT Tahunan PPh OP

(Pasal 7 ayat 1 UU KUP)

Apabila SPT tdk disampaikan dlm jk waktunya dan setelah ditegur secara tertulis tdk disampaikan pada waktunya sbgaimana ditentukan dalam Surat Teguran; maka jumlah pajak yang kurang dibayar ditagih dengan SKPKB ditambah sanksi adm berupa kenaikan sebesar 50% untuk PPh, 100% untuk PPh PotPut, 100% untuk

PPN dan PPnBM (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

Karena kealpaan pertama kali tdk menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, sehingga menimbulkan kerugian pd pendapatan negara

dikenakan sanksi adm berupa kenaikan seb 200% dr jumlah pajak yg kurang dibayar yg ditetapkan melalui penerbitan SKPKB

(Pasal 13A UU KUP)

Page 60: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SPT

Sanksi karena tidak memenuhi kewajiban penyampaian SPT

PIDANA

Karena kealpaan tdk menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, sehingga menimbulkan kerugian pd pendapatan negara

dan perbuatan tsb setelah perbuatan pertama sesuai psl 13A, didenda paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang yg tdk/kurang dibayar dan paling

banyak 2 kali jumlah pajak terutang yg tdk/kurang dibayar atau dipidana dgn pidana kurungan paling singkat 3 bln atau paling lama 1 tahun

(Pasal 38 UU KUP)

Karena sengaja tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, dipidana dengan pidana penjara paling

singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang

tidak atau kurang dibayar. (pasal 39)

Page 61: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Hak WP berkaitan dengan penyampaian SPT

Perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT

Pembetulan SPT

Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

SPT

Page 62: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT

Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh untuk paling lama 2 (dua) bulan.

(Pasal 3 ayat (4) UU KUP)

Apabila Wajib Pajak ternyata tidak dapat menyampaikan atau menyiapkan laporan keuangan tahunan atau neraca perusahaan beserta laporan laba rugi dalam jangka waktu yang telah ditetapkan karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis penyusunan laporan keuangan, sulit

untuk memenuhi batas waktu penyelesaian dan memerlukan kelonggaran dari batas waktu yang telah ditentukan, WP dapat mengajukan

permohonan agar memperoleh perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan.

SPT

Page 63: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Prosedur Perpanjangan Waktu Penyampaian SPT Tahunan

Permohonan diajukan secara tertulis sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan berakhir dengan

menyebutkan alasan-alasannya

Menyampaikan penghitungan sementara pajak penghasilan yang terutang dan dilampiri Laporan Keuangan sementara tahun pajak yang

bersangkutan (bagi WP yang menyelenggarakan pembukuan);

Melampirkan bukti pelunasan atas kekurangan pajak yang terutang apabila menurut penghitungan sementara Kurang Bayar, berupa Surat

Setoran Pajak (SSP);

Kepala Kantor Pelayanan Pajak wajib memberikan keputusan persetujuan/penolakan atas permohonan WP selambat-lambatnya 7 (tujuh)

hari sejak permohonan diterima lengkap. Apabila Kepala KPP tidak memberikan keputusan sesuai jangka waktu di atas, maka permohonan

WP dianggap diterima.

SPT

Page 64: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Akibat administratif penundaan penyampaian SPT

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian Surat Pemberitahuan dan ternyata penghitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlah pajak

yang sebenarnya terutang, maka atas kekurangan pembayaran pajak tersebut, dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan yang dihitung dari saat berakhirnya kewajiban

menyampaikan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b dan huruf c sampai dengan tanggal dibayarnya

kekurangan pembayaran tersebut, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 19 ayat 3 UU KUP)

SPT

Page 65: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOHPT ABC diijinkan menunda penyampaian SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2008 (Tahun Takwim) sampai dengan tanggal

30 Juni 2009 dengan perhitungan sementara pajak terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak Rp80juta.

Kekurangan pajak (PPh Pasal 29) sebesar Rp20juta dilunasi pada tanggal 25 Maret 2009.

PT ABC menyampaikan SPT sesungguhnya pada tanggal 30 Juni 2009 dengan jumlah pajak yang terutang sebesar Rp120juta. Kekurangan pembayaran dilunasi tanggal 28

Juni 2009.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenakan bunga sebesar:

2% x 2 x Rp20.000.000,00 = Rp800.000,00Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2009 – 28 Juni 2009 = 2 bulan.

Page 66: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMBETULAN SPT

Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPT yang telah disampaikan dengan menyampaikan

pernyataan tertulis dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.

(Pasal 8 ayat 1 UU KUP)

SPT

Dalam hal pembetulan SPT sbgmana ayat(1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan SPT hrs disampaikan paling lama 2 thn

sebelum daluwarsa penetapan

(pasal 8 ayat (1 a) UU KUP) (1a) UU KUP)

Page 67: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Akibat administratif pembetulan SPTDalam hal WP membetulkan sendiri SPT Tahunan yang

mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, maka kepadanya dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT

berakhir sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung satu bulan

(Pasal 8 ayat 2 UU KUP)

Mis. PT ABC membetulkan sendiri SPT PPh Badan Tahun 2007 pada tanggal 10 Februari 2009 dan pajak terutang dari Rp120juta menjadi

Rp150juta. Atas kekurangan pembayaran pajak sebesar Rp30juta dibayar tanggal 9 Februari 2009. Maka atas kekurangan pembayaran pajak tersebut

dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar:

2% x 10 x Rp30.000.000,00 = Rp6.000.000,00Bunga dihitung sejak 1 Mei 2008 sampai dengan 9 Februari

2009 = 10 bulan.

SPT

Page 68: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMBETULAN SPTWalaupun telah dilakukan pemeriksaan , tapi belum dilakukan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yg dilakukan WP

sbgmana dimaksud dlm psl 38, thd ketidakbenaran tsb tidak dilakukan penyidikan apabila WP dng kemauan sendiri mengungkap

ketidak benaran tsb diserta pelunasan kekurangan pembayaran beserta denda sebesar 150% dari jumlah pajak yg kurang dibayar

( Psl 8 ayat 3 UU KUP)

Walaupun Dirjen Pajak telah melakukan pemeriksaan tapi belum menerbitkan skp, WP dg kesadaran sendiri membuat laporan

tersendiri ketidakbenaran pengisian SPT yg dpt mengakibatkan: (pajak, rugi,harta,modal)menjadi lebih besar/kecil, maka pajak yg

kurang dibayar dikenakan sanksi adm berupa kenaikan seb 50% dan hrs dilunasi sebelum laporan tersendiri disampaikan

(Psl 8 ayat 4 dan 5 UU KUP)

Page 69: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Sekalipun jangka waktu pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah berakhir, dengan

syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan, Wajib Pajak dapat membetulkan SPT

Tahunan Pajak Penghasilan yang telah disampaikan, dalam hal Wajib Pajak menerima skp, SK Keberatan, SK

Pembetulan,Putusan Banding, atau Putusan PK tahun pajak sebelumnya,atau bbrp thn pjk seblmnya yang

menyatakan rugi fiskal yang berbeda dgn rugi fiskal yg telah dikompensasikan dlm SPT Tahunan yg akan dibetulkan, dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima SK2 tsb

diatas(Pasal 8 ayat 6 UU KUP)

SPT

PEMBETULAN SPT

Page 70: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOH

Atas SPT Tahunan PPh 2007 dilakukan pemeriksaan dan pada 6 Januari 2010 diterbitkan skp yg menyatakan rugi fiskal seb Rp70.000.000,-

PT A menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:Penghasilan Neto Rp200.000.000,-

Kompensasi kerugian SPT Tahunan PPh 2007 Rp150.000.000,- -Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,-

Berdasarkan skp tersebut Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan Penghasilan Kena Pajak tahun 2008 sbb:

Penghasilan Neto Rp200.000.000,-Rugi menurut ketetapan pajak 2007 Rp 70.000.000,-

Penghasilan Kena Pajak Rp130.000.000,-

Penghasilan Kena Pajak sebelum pembetulan Rp50.000.000,-Penghasilan Kena Pajak setelah pembetulan Rp130.000.000,-

Page 71: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

WAJIB PAJAK TERTENTU YANG DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN

Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25.

Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas.

Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh maupun SPT Masa PPh Pasal 25.

Wajib Pajak Orang Pribadi yang penghasilan netonya tidak melebihi jumlah Penghasilan Tidak

Kena Pajak PMK NO.183/PMK.03/2007

Page 72: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

WP TERTENTU YG DIKECUALIKAN DARI PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA KARENA TIDAK

MENYAMPAIKAN SPT DALAM JANGKA WAKTU YG DITENTUKAN

Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia yang belum diterima pemberitahuan tertulis secara resmi dari ahli warisnya sehingga masih terdaftar dalam administrasi Dirjen

Pajak;

Wajib Pajak badan yang tidak lagi melakukan kegiatan usaha tetapi belum dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku;

Wajib Pajak yang tidak diketahui lagi alamatnya.

Wajib Pajak Non Efektif

Page 73: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Page 74: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SARANA PEMBAYARAN/PENYETORAN PAJAK

Surat Setoran Pajak (SSP)adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dng menggunakan formulir atau telah dilakukan dng cara lain ke kas negara melalui tempat

pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Bentuk formulir SSP dan kode akun pembayaran berdasarkan Perdirjen No.38/PJ/2009 jo. Perdirjen

No.23/PJ/2010

Page 75: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

JATUH TEMPO PEMBAYARAN PAJAKMenteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan

penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau Masa Pajak

berakhir.(Pasal 9 ayat 1 UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan No. 80/PMK.03/2010

Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan Pph harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan itu

disampaikan. (Pasal 9 ayat 2 UU KUP)

STP, SKPKB, SKPKBT, dan SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan PK yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu)

bulan sejak tanggal diterbitkan. (Pasal 9 ayat 3 UU KUP)

Page 76: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SANKSI ADMINISTRASI TERLAMBAT MENYETOR ATAU MEMBAYAR

Apabila pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan

setelah tgl jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenakan sanksi adm berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan yang dihitung dari jt.tempo pembayaran sampai dng tgl pembayaran, dan bagian

dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.(Pasal 9 ayat 2a UU KUP)

Apabila pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dilakukan setelah tgl jt.tempo penyampaian SPT Tahunan,

dikenakan sanksi adm berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan yang dihitung mulai dari

berakhirnya batas waktu penyampaian SPT Tahunan sampai dengan tgl pembayaran, dan bagian dari bulan

dihitung penuh 1 (satu) bulan.(Pasal 9 ayat 2b UU KUP)

Page 77: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Contoh:

Angsuran masa Pajak Penghasilan pasal 25 PT. A sejumlah Rp10.000.000,- per bulan. Angsuran masa Mei 2008 dibayar tgl 18 Juni 2008 (terlambat bayar) dan dilaporkan tgl 19 Juni 2008. Apabila pd tgl 15 Juli 2008 diterbitkan STP, maka sanksi bunga dalam STP tersebut dihitung 1(satu) bulan yaitu: 1 x 2% x Rp10.000.000,- = Rp200.000,-

Page 78: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SANKSI ADMINISTRASI KARENA TIDAK/KURANG DIBAYAR

Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat

Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan PK, yg menyebabkan jumlah pajak yg hrs dibayar bertambah, pada saat jatuh

tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo

sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan

dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 19 ayat 1 UU KUP)

Page 79: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOHSKPKB diterbitkan tanggal 7 Oktober 2008 dgn jumlah pajak yg masih hrs dibayar Rp10.000.000,-. Harus dilunasi paling lambat tanggal 6 November 2008.Sampai dng 6 Nopember 2008 baru dibayar sejumlah Rp6.000.000,-. Pada tanggal 1 Desember 2008 diterbitkan STP dng perhitungan:Pajak yg masih hrs dibayar : Rp10.000.000,-Dibayar pd tgl pelunasan : Rp 6.000.000,-Kurang bayar : Rp 4.000.000,-Bunga 1 bulan: 2% x 4.000.000,- = Rp80.000,-

Apabila WP membayar pd 3 Desember 2008 seb.Rp10juta, maka pd 5 Desember diterbitkan STP atas bunga sbb:Pajak yg masih hrs dibayar : Rp10.000.000,-Dibayar setelah lewat jt tempo : Rp10.000.000,-Kurang bayar : Rp 0,-STP atas bunga: 2% x 10.000.000,- = Rp200.000,-

(penjelasan psl 9 ayat (1) UU KUP)

Page 80: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMINDAHBUKUAN

Pembayaran utang pajak, termasuk bunga, denda administrasi dan kenaikan,

dapat dilakukan melalui

perhitungan dengan kelebihan pembayaran pajak atau bunga yang diterima atau melalui perhitungan dengan setoran pajak yang lain atas nama Wajib

Pajak yang sama atau Wajib Pajak lain.

Adanya Kelebihan Pembayaran pajak yang besarnya dinyatakan dalam SKPLB

telah dilakukan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terhutang

Adanya pembayaran yang lebih besar dari pajak terutang dalam surat ketetapan pajak yang mengakibatkan kelebihan pembayaran pajak

Adanya pemberian bunga terhadap Wajib Pajak akibat keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak

Adanya kesalahan dalam mengisi SSP baik yang menyangkut Wajib Pajak Sendiri maupun Wajib Pajak lain

Page 81: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Page 82: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Definisi Pemeriksaan

adalah serangkaian kegiatan untuk menghimpun dan mengolah data

keterangan dan atau bukti yg dilaksanakan secara objektif dan

profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

Pasal 1 angka 25 UU KUP

Page 83: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

KEWENANGAN dan TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK

Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.(Pasal 29 ayat 1 UU KUP)

Tata cara pemeriksaan diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.

(Pasal 31 UU KUP)

Peraturan Menkeu Nomor: 199/PMK.03/2007 jo. Peraturan Menkeu Nomor 82/PMK.03/2011

Page 84: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Tujuan Pemeriksaan

menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

a. SPT menunjukan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak;

b. SPT Tahunan Pajak Penghasilan menunjukan rugi;

c. SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan;

d. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya

e. SPT yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh Dirjen Pajak;

Dapat dilakukan dalam hal:

Page 85: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Tujuan Pemeriksaan

untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

a. pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan;b. penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;c. pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;d. Wajib Pajak mengajukan keberatan;e. pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan

Neto;f. pencocokan data dan atau alat keterangan;g. penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;h. penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;i . Pemeriksaan dlm rangka penagihan pajak;j. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang waktu kompensasi

kerugian sehub dng pemberian fasil i tas perpajakan;k. Memenuhi permintaan informasi dari negara mitra P3B.

Page 86: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Kebijakan Pemeriksaan Pajak

Surat Edaran Nomor: SE-10/PJ.7/2004

Kebijakan Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan Kriteria Seleksi

Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan Bukti Permulaan

Page 87: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMERIKSAAN RUTIN

PEMERIKSAAN YANG BERSIFAT RUTIN YG DILAKUKAN TERHADAP WP SEHUBUNGAN DGN PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN

PERPAJAKANNYA

WP OP atau Badan yang menyampaikan:-SPT Tahunan/Masa yang menyatakan Lebih Bayar-SPT Tahunan PPh yang menyatakan Rugi Tidak Lebih Bayar-SPT Tahunan PPh untuk bagian tahun pajak sbg akibat adanya perubahan tahun buku atau metode pembukuan atau penilaian kembali aktiva tetap

WP melakukan penggabungan, pemekaran, pengambilalihan usaha, atau likuidasi, penutupan usaha, atau akan meninggalkan Indonesia selamanya

WP OP atau Badan tidak menyampaikan SPT Tahunan/Masa dalam jangka waktu yg ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis tidak menyampaikan SPT pada waktunya sbgmana dalam surat teguran

WP OP atau Badan melakukan kegiatan membangun sendiri yg kewajiban PPNnya diduga tidak dilaksanakan

Dapat dilaksanakan dalam hal:

SE-10/PJ.7/2004

Page 88: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMERIKSAAN KRITERIA SELEKSI

PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN TERHADAP WP YANG TERPILIH BERDASARKAN SKOR RISIKO KEPATUHAN

Kriteria seleksi risiko dilaksanakan apabila SPT Tahunan PPH WP OP atau Badan terpilih untuk diperiksa berdasarkan

analisis risiko

Kriteria seleksi lainnya dilaksanakan apabila SPT Tahunan PPH WP OP atau Badan terpilih untuk diperiksa berdasarkan

sistem skoring secara komputerisasi

Terdiri dari:

SE-10/PJ.7/2004

Page 89: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMERIKSAAN KHUSUS

PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN TERHADAP WP SEHUBUNGAN DGN ADANYA INFORMASI, DATA, LAPORAN KEMUNGKINAN TERJADINYA

PENYIMPANGAN PAJAK ATAU PENGADUAN YG BERKAITAN DENGANNYA SERTA UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI ATAU DATA

UNTUK TUJUAN TERTENTU DALAM RANGKA PELAKSANAAN PERATURAN PERUNDANG2AN PERPAJAKAN, termasuk KARENA

PERMINTAAN WP

a. terdapat dugaan melakukan tindak pidana di bidang perpajakan;b. Pengaduan masyarakat, termasuk melalui Kotak Pos 5000;c. Pertimbangan Direktur Jenderal Pajak, termasuk pemeriksaan ulang

yang dilakukan apabila terdapat data baru dan atau data yang semula belum terungkap serta dalam rangka memperoleh informasi atau data tertentu dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan perpajakan;

d. Permintaan Wajib Pajak.

Dapat dilaksanakan dalam hal:

SE-10/PJ.7/2004

Page 90: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN

PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN UNTUK MENDAPATKAN BUKTI PERMULAAN TENTANG ADANYA DUGAAN TELAH

TERJADI TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

Ditemukan adanya indikasi tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan hasil analisis data, informasi, laporan, pengaduan, laporan pengamatan atau laporan pemeriksaan pajak.

Dapat dilaksanakan apabila:

SE-10/PJ.7/2004

Page 91: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN PAJAK

PEMERIKSAAN LAPANGAN

PEMERIKSAAN KANTOR

yang meliputi suatu jenis pajak, beberapa jenis pajak atau

seluruh jenis pajak, untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya dan atau untuk tujuan lain yang dilakukan di tempat Wajib Pajak dan di kantor Direktorat Jenderal

Pajak;

yang meliputi suatu jenis pajak tertentu baik tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak

Pemeriksaan Kantor hanya dapat dilaksanakan dengan

Pemeriksaan Sederhana Kantor PMK:199/2007

Page 92: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMERIKSAAN LAPANGAN

PEMERIKSAAN LENGKAP

PEMERIKSAAN SEDERHANA

Pemeriksan Lapangan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak, termasuk kerjasama operasi dan konsorsium, atas seluruh jenis

pajak, untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya, yang

dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang lazim digunakan dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan;

Pemeriksaan Lapangan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak

untuk satu, beberapa atau seluruh jenis pajak secara terkoordinasi antar Seksi oleh Kepala Kantor, dalam tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya, yang

dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang

dipandang perlu menurut keadaan dalam rangka mencapai tujuan

pemeriksaan.

Page 93: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

JANGKA WAKTU PEMERIKSAANJangka waktu pemeriksaan diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak.

Peraturan Dirjen Pajak No. PER-34/PJ/2011 dan PER-35/PJ/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan

Pemeriksaan Lapangan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (Per-34):

-Dilakukan paling lama dlm jk waktu 4 bulan-Dgn alasan tertentu dpt diperpanjang 1 kali paling lama 4 bulan-Apabila dlm pemeriksaan lap ditemukan indikasi transfer pricing atau transaksi khusus lainnya yg berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan, maka pemeriksaan dpt diperpanjang paling lama 24 bulan

Pemeriksaan Kantor:-Dilakukan dlm waktu paling lama 3 bulan-Dng alsan tertentu dpt diperpanjang paling lama 3 bulan-Apabila ada indikasi transfer pricing diubah menjadi pemeriksaan lapangan

Page 94: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

JANGKA WAKTU PEMERIKSAANJangka waktu pemeriksaan diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak.

Peraturan Dirjen Pajak No. PER-34/PJ/2011 dan PER-35/PJ/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan

Pemeriksaan Lapangan untuk tujuan lain (Per-35):

-Dilakukan paling lama dlm jk waktu 4 bulan-Dlm hal terkait penghapusan NPWP, hrs memperhatikan jk waktu penyelesaian permohonan penghapusan NPWP-Dlm hal terkait pencabutan pengukuhan PKP, hrs memperhatikan jk waktu penyelesaian permohonan pencabutan pengukuhan PKP

Pemeriksaan Kantor:-Dilakukan dlm waktu paling lama 14 hari-Dlm hal terkait penghapusan NPWP, hrs memperhatikan jk waktu penyelesaian permohonan penghapusan NPWP-Dlm hal terkait pencabutan pengukuhan PKP, hrs memperhatikan jk waktu penyelesaian permohonan pencabutan pengukuhan PKP

Page 95: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

WEWENANG PEMERIKSA PAJAK

A. memeriksa dan atau meminjam buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya termasuk keluaran atau media

komputer dan perangkat elektronik pengolah data lainnya

B. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari WP yang diperiksa

C. memasuki tempat atau ruangan yang diduga merupakan tempat penyimpangan dokumen, uang, barang yang dapat memberi petunjuk

tentang keadaaan usaha Wajib Pajak dan/atau tempat-tempat lain yang dianggap penting serta melakukan pemeriksaan di tempat-tempat tersebut

D. melakukan penyegelan tempat atau ruangan tersebut pada huruf c, apabila Wajib Pajak atau wakil atau kuasanya tidak memberikan kesempatan

untuk memasuki tempat atau ruangan dimaksud, atau tidak ada di tempat pada saat pemeriksaan dilakukan

E. meminta keterangan dan atau data yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa

Page 96: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

KEWAJIBAN WAJIB PAJAK KETIKA DILAKUKAN PEMERIKSAAN

1. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib

Pajak, atau objek yang terutang pajak;

2. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;

3. memberikan keterangan yang diperlukan

Pasal 29 ayat 3 UU KUP

Norma Pemeriksaanwajib memenuhi permintaan peminjaman buku2, catatan2, & dokumen2 yg

diperlukan untuk kelancaran pemeriksaan & memberikan keterangan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tgl surat permintaan, dan apabila permintaan

tsb tidak dipenuhi WP, maka pajak yg terutang dapat dihitung secara jabatan;

WP atau kuasanya wajib menandatangani surat pernyataan persetujuan apabila seluruh hasil pemeriksaan disetujuinya;

WP atau kuasanya wajib menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan apabila hasil pemeriksaan tersebut tidak atau tidak seluruhnya disetujui;

Page 97: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

HAK WAJIB PAJAK

Dalam hal Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Perintah Pemeriksaan dan

Tanda Pengenal Pemeriksa;

Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan;

Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak rincian yang berkenaan dengan hal-hal yang berbeda antara hasil pemeriksaan dengan

Surat Pemberitahuan;

PMK: 123/2006

Wajib Pajak berhak mengajukan permohonan pembahasan oleh Tim Pembahas dalam hal terdapat perbedaan antara pendapat WP dengan

hasil pembahasan atas tanggapan WP oleh Tim Pemeriksa Pajak;

Wajib Pajak berhak untuk memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa Pajak melalui pengisian

formulir kuesioner pemeriksaan pajak.

Page 98: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PRODUK PEMERIKSAA

N PAJAK

SKPKB

Pokok Pajak>

Kredit Pajak

SKPLBPokok Pajak

<Kredit Pajak

SKPNPokok Pajak

=Kredit Pajak

SKPKBT

Ada data baru &

utang pajak

STP Sanksi adm.

BUKTI PERMULAAN

KETETAPAN

Page 99: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Sanksi administrasi berkaitan dengan pemeriksaan

Atas pajak yang tidak/kurang dibayar berdasarkan hasil pemeriksaan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan untuk selama-lamanya 24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak sampai

dengan diterbitkannya SKPKB. (Pasal 13 ayat 2 UU KUP)

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai PPN/PPn BM ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak

seharusnya dikenakan tarif 0% dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100%. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

Apabila kewajiban Pasal 28 (perihal pembukuan) dan Pasal 29 (berkenaan dengan pemeriksaan) tidak dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui

besarnya pajak yang terutang dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sbb (Pasal 13 ayat 3 UU KUP):

- PPh Sendiri (Badan/Orang Pribadi/BUT), kenaikan sebesar 50%.- PPh Pemotongan/Pemungutan, kenaikan sebesar 100%.- PPN/PPn BM, kenaikan sebesar 100%.

Page 100: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Sanksi WP menolak dilakukan pemeriksaan

SANKSI ADMINISTRASI

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

Atas pajak yang kurang bayar

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan; c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.

sengaja

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

SANKSI PIDANAPasal 39 (1) d UU KUP

pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling

tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang

dibayarDilakukan penetapan secara jabatan yaitu penghitungan pajak didasarkan pada data

yg tidak hanya diperoleh dari WP

Page 101: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan

WP tidak memperlihatkan atau meminjamkan buku

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan; c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.

sengaja

SANKSI PIDANAPasal 39 (1) d UU KUP

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling

tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang

dibayar

Atas pajak yang kurang bayar

Dilakukan penetapan secara jabatan

Page 102: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

WP tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna

kelancaran pemeriksaan

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak;

b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, t idak/kurang dipungut, t idak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi t idak/kurang disetorkan;

c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar .

Atas pajak yang kurang bayar

Dapat juga meminta bantuan polisi setelah dilakukan penyegelan.

Dapat dilakukan penetapan secara jabatan (ex officio)

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan

Page 103: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak;

b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, t idak/kurang dipungut, t idak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi t idak/kurang disetorkan;

c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar .

WP tidak memberikan keterangan yang diperlukan

Atas pajak yang kurang bayar

Dapat dilakukan penetapan secara jabatan (ex officio)

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan

Page 104: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Page 105: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENETAPAN

Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,

dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak. (Pasal 12 ayat 1 UU KUP)

Jumlah pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak

adalah jumlah pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. (Pasal 12 ayat 2 UU KUP)

Page 106: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENETAPAN

PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-barang elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan yang diperoleh selama tahun 2009 dan kredit pajaknya dalam SPT PPh badan

Tahun 2009, dengan perincian sbb:

Penghasilan Neto: Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 202.500.000,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

jumlah pajak yang terutang menurut

ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan

Pembayaran oleh WP tanpa didahului dengan surat ketetapan pajak, yaitu melalui pemotongan/pemungutan pihak

ketiga dan dibayar sendiri.

Page 107: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

KETETAPAN

Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti bahwa jumlah pajak yang terutang menurut Surat

Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak benar, maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak terutang yang

semestinya.

(Pasal 12 ayat 3 UU KUP)

KETETAPAN Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain

Surat Ketetapan Pajak

Page 108: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-barang elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan yang diperoleh selama tahun 2010 dan kredit pajaknya dalam SPT PPh badan

Tahun 2010, dengan perincian sbb:

Penghasilan Neto: Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 202.500.000,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa pajak yang dihitung dan dilaporkan PT XYZ dalam SPT PPh Tahun 2010 tidak benar, misalnya pembebanan biaya ternyata melebihi yang sebenarnya sehingga PPh terutang kurang dilaporkan.

maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan besarnya pajak yang terutang sebagaimana mestinya menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Surat Ketetapan Pajak

Page 109: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SURAT KETETAPAN PAJAK

Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan atau Surat Ketetapan Pajak

Lebih Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Nihil.

(Pasal 1 angka 14 UU KUP)

Page 110: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah

pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi

administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.

(Pasal 1 angkq 15 UU KUP)

JUMLAH POKOK PAJAKRp10.000.000,00

JUMLAH KREDIT PAJAK Rp 6.000.000,00

JUMLAH KEKURANGAN PEMBAYARAN POKOK PAJAK Rp 4.000.000,00

BESARNYA SANKSI ADMINISTRASI Rp 2.000.000,00

JUMLAH YANG MASIH HARUS DIBAYAR Rp 6.000.000,00

Page 111: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN SKPKBDalam jangka waktu lima tahun sesudah saat

terutangnya pajak, atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, Direktur

Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam hal-hal sebagai berikut :

a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

b. apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam

Surat Teguran;

c. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak

seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan tarif 0 % (nol persen);

d. apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dan Pasal 29 tidak dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yg terutang.

Pasal 13 (1) UU KUP

Page 112: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN SKPKB

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

Pasal 13 (1) huruf aUU KUP

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan untuk selama-lamanya dua puluh empat bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya

Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar. {Pasal 13 (2) UU

KUP}Contoh: SPT PPh badan Tahun 2009 (Tahun Takwim) dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 20 Desember 2010

31/12/09

Berakhirnya tahun pajak

1/1/10 20/12/10

Terbit SKPKB

12 bulan

Page 113: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2010

(tahun takwim) pada tgl 31 Maret 2011, dengan perincian sbb:Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00PPh terutang Rp 282.500.000,00Kredit Pajak Rp 202.500.000,00Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 25 Maret 2011.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Penghasilan Neto seharusnya adalah Rp1.100.000.000,00 sehingga PPh terutang seharusnya

adalah Rp312.500.000,00.

DJP menerbitkan

SKPKB tanggal 10

Oktober 2011

Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000,00

Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00

Sanksi administrasi (bunga 10 bulan) Rp 6.000.000,00

Jumlah yang masih harus dibayar Rp 36.000.000,00

Page 114: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN SKPKB

apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam

Surat Teguran;

Pasal 13 (1) huruf b UU KUP

Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;

b. 100 % (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetorkan, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan;

c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar.

{Pasal 13 (3) UU KUP}

Page 115: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT ABC adalah WP badan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Sampai

dengan tanggal 31 Maret 2010, PT ABC belum menyampaikan SPT Tahunan PPh badan tahun 2009. Oleh KPP diterbitkan Surat Teguran pd tgl 20 April 2010 agar menyampaikan SPT dimaksud paling lambat tgl 3 Mei 2010. PT ABC baru menyampaikan SPT tersebut tgl 5 Mei 2010, dengan perincian

sbb:

Rugi (Rp200.000.000,00)PPh terutang Rp --Kredit Pajak Rp -- Pajak yang kurang dibayar Rp --

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata menunjukan laba neto sebesar Rp100juta sehingga PPh terutang seharusnya adalah

Rp12.500.000,00.

DJP menerbitkan

SKPKB tanggal 10 Desember

2010

Jumlah Pokok Pajak Rp12.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp --

Jumlah Kekurangan Pokok PajakRp12.500.000,00

Sanksi administrasi (50%) Rp 6.250.000,00

Jumlah yang masih harus dibayar Rp18.750.000,00

Page 116: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN SKPKB

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan tarif 0 % (nol

persen);

Pasal 13 (1) huruf c UU KUP

Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :… c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau

kurang dibayar.

{Pasal 13 (3) UU KUP}

Page 117: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT PQR adalah pabrikan tekstil yang sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha

Kena Pajak, melaporkan SPT Masa PPN Desember 2010 dengan rincian sbb:

Pajak Keluaran Rp200.000.000,00Pajak Masukan Rp230.000.000,00Kurang/(Lebih) bayar (Rp30.000.000,00)Atas kelebihan tersebut dikompensasikan ke Masa Januari 2011.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan, Pajak Keluaran adalah sebesar Rp220juta sehingga terdapat jumlah yang tidak seharusnya dikompensasi,

DJP menerbitkan

SKPKB tanggal 10 Desember

2011

Jumlah Pokok Pajak Rp220.000.000,00

Jumlah Kredit Pajak (Rp230.000.000,00)

Jumlah Lebih bayar (Rp10.000.000,00)

Dikompensasikan ke Masa Jan’05 Rp 30.000.000,00

Jumlah kekurangan Pokok Pajak Rp 20.000.000,00

Sanksi adm. Pasal 13 (3) c (100%) Rp 20.000.000,00

Jumlah yang masih harus dibayar Rp 40.000.000,00

Page 118: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN SKPKB

apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dan Pasal 29 tidak dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yg terutang.

Pasal 13 (1) huruf d UU KUP

Ketentuan mengenai PEMBUKUAN

Kewajiban WP ketika dilakukan pemeriksaan

Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;

b. 100 % (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetorkan, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan;

c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar.

{Pasal 13 (3) UU KUP}

Page 119: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2009

(tahun takwim) pada tgl 31 Maret 2010, dengan perincian sbb:Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00PPh terutang Rp 282.500.000,00Kredit Pajak Rp 202.500.000,00Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 25 Maret 2010.

Apabila ketika dilakukan pemeriksaan ternyata PT XYZ tidak meminjamkan buku2, catatan2 serta dokumen yang menjadi dasar pengisian SPT sehingga pajak

terutang tidak dapat dihitung. Berdasarkan data yang ada DJP menetapkan Penghasilan Neto sebesar Rp1,1milyar.

DJP menerbitkan

SKPKB tanggal 10

Oktober 2010

Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000,00Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00Sanksi adm. Pasal 13 (3) huruf a (50%) Rp 15.000.000,00Jumlah yang masih harus dibayar Rp 45.000.000,00

Page 120: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

DALUWARSA PENERBITAN SKPKB

(1) Dalam jangka waktu lima tahun sesudah saat terutangnya pajak, atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, Direktur

Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar…”

Pasal 13 UU KUP

(4) Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan menjadi pasti menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, apabila dalam jangka waktu lima tahun sesudah saat

terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, t idak diterbitkan surat ketetapan pajak .

(5) Apabila jangka waktu lima tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 48 % dari jumlah

pajak yg tidak atau kurang dibayar, dalam hal Wajib Pajak setelah jangka waktu sepuluh tahun tersebut dipidana, karena melakukan tindak pidana

di bidang perpajakan berdasarkan putusan Pengadilan yg telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Page 121: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah

pajak yang telah ditetapkan.

(Pasal 1 angka 16 UU KUP)

JUMLAH PAJAKRp10.000.000,00

JUMLAH PAJAK YANG TELAH DITETAPKAN Rp 6.000.000,00

TAMBAHAN JUMLAH PAJAK Rp 4.000.000,00

BESARNYA SANKSI ADMINISTRASI Rp 4.000.000,00

JUMLAH YANG MASIH HARUS DIBAYAR Rp 8.000.000,00

Page 122: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN SKPKBT

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5(lima) tahun sesudah saat pajak terutang, berakhirnya Masa

Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, apabila ditemukan

-data baru dan atau

-data yang semula belum terungkap

yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

Pasal 15 UU KUP

Page 123: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

DATA BARU

Yang dimaksud dengan data baru adalah data atau keterangan mengenai segala sesuatu yang diperlukan

untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang oleh Wajib Pajak belum diberitahukan pada waktu penetapan semula, baik dalam Surat

Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya maupun dalam pembukuan perusahaan yang diserahkan

pada waktu pemeriksaan.

(Penjelasan Pasal 15 UU KUP)

Page 124: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Data yang semula belum terungkap

yang dimaksud dengan data yang semula belum terungkap adalah data atau keterangan lain mengenai segala sesuatu yang diperlukan untuk

menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang, yang :

a. tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan beserta lampirannya (termasuk laporan keuangan); dan atau

b. pada waktu pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan data dan atau memberikan keterangan lain secara benar, lengkap, dan terinci sehingga tidak memungkinkan fiskus dapat menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan benar dalam menghitung jumlah pajak yang terutang.

Walaupun WP telah memberitahukan dalam Surat Pemberitahuan atau mengungkapkan pada waktu pemeriksaan, akan tetapi apabila

memberitahukannya atau mengungkapkannya dengan cara sedemikian rupa sehingga membuat fiskus tidak mungkin menghitung besarnya

jumlah pajak yang terutang secara benar sehingga jumlah pajak yang terutang ditetapkan kurang dari yang seharusnya, maka hal tersebut

termasuk dalam pengertian data yang semula belum terungkap.

(Penjelasan Pasal 15 UU KUP)

Page 125: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Data yang semula belum terungkap

misalnya

Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan tertulis adanya biaya iklan Rp10.000.000,00 sedangkan sesungguhnya biaya tersebut

terdiri dari Rp5.000.000,00 biaya iklan di media masa dan Rp5.000.000,00 sisanya adalah sumbangan atau hadiah.

Apabila pada saat penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan perincian tersebut sehingga fiskus tidak melakukan koreksi atas pengeluaran berupa

sumbangan atau hadiah, sehingga pajak yang terutang tidak dapat dihitung secara benar, maka data mengenai pengeluaran berupa sumbangan atau hadiah tersebut adalah tergolong data yang semula belum terungkap.

Page 126: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Data yang semula belum terungkap

misalnya

Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan disebutkan pengelompokan harta tetap yang disusutkan tanpa disertai

dengan perincian harta pada setiap kelompok yang dimaksud, demikian pula pada saat pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan perincian tersebut, sehingga fiskus tidak dapat meneliti

kebenaran pengelompokan dimaksud.

Dalam pengelompokan tersebut sesungguhnya terdapat kesalahan, misalnya harta yang seharusnya termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan kelompok 3 namun dikelompokkan ke dalam kelompok 2.

Oleh karena pada saat penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan perincian yang dimaksud maka tidak dilakukan koreksi atas kesalahan pengelompokan harta tersebut, dan sebagai akibatnya pajak yang terutang tidak dapat dihitung secara benar. Apabila kemudian diketahui adanya kesalahan, maka data pengelompokan

harta tersebut adalah data yang semula belum terungkap.

Page 127: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Data yang semula belum terungkap

misalnya

Pengusaha Kena Pajak melakukan pembelian sejumlah barang dari Pengusaha Kena Pajak lain dan atas pembelian tersebut oleh Pengusaha

Kena Pajak penjual diterbitkan Faktur Pajak. Barang-barang tersebut sebagian digunakan untuk kegiatan yang mempunyai hubungan langsung

dengan kegiatan usahanya dan sebagian yang lain tidak mempunyai hubungan langsung. Seluruh Faktur Pajak tersebut dikreditkan sebagai

Pajak Masukan oleh Pengusaha Kena Pajak pembeli.

Apabila pada saat penetapan semula Pengusaha Kena Pajak tidak mengungkapkan perincian penggunaan barang tersebut dengan benar sehingga tidak dilakukan koreksi atas pengkreditan Pajak Masukan tersebut, dan sebagai

akibatnya PPN yang terutang tidak dapat dihitung secara benar, maka apabila kemudian diketahui adanya data atau keterangan tentang kesalahan mengkreditkan Pajak Masukan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha dimaksud, data atau keterangan tersebut merupakan data yang semula belum terungkap.

Page 128: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN SKPKBT Pasal 15 UU KUP

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar

100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

Kenaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dikenakan apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan itu

diterbitkan berdasarkan keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak sendiri, dengan

syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan.

Page 129: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohTerhadap SPT PPh Pasal 23 Masa Desember 2009 a/n PT FGH telah

dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 10 Oktober 2010 dengan perincian sbb:

Jumlah Pokok Pajak Rp100.000.000,00Jumlah Kredit Pajak Rp 90.000.000,00Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 10.000.000,00Sanksi adm. bunga Pasal 13 (2) Rp 2.000.000,00Jumlah yang masih harus dibayar Rp 12.000.000,00Pada bulan Mei 2011 ditemukan data baru berupa objek PPh Pasal 23 yang belum dipotong oleh PT FGH dan seharusnya dilaporkan dalam SPT Masa

Desember 2009 dengan jumlah pokok pajak Rp20juta. Sehingga seharusnya jumlah pokok pajak pada Masa Des’09 adalah Rp120juta.

DJP menerbitkan SKPKBT tanggal 25 Mei 2011

Jumlah Pajak Rp120.000.000,00Jumlah Pajak yang telah ditetapkan Rp100.000.000,00Tambahan Jumlah Pajak Rp 20.000.000,00Besarnya sanksi administrasi (100%) Rp 20.000.000,00Jumlah yang masih harus dibayar Rp 40.000.000,00

Page 130: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

DALUWARSA PENERBITAN SKPKBT Pasal 15 UU KUP

(1) Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5(lima) tahun sesudah saat pajak terutang, berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, apabila

ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

(4) Apabila jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah lewat, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, dalam hal

Wajib Pajak setelah jangka waktu 10 (sepuluh) tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan

berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Page 131: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR (SKPLB)

PAJAK YANG TERUTANG Rp10.000.000,00

JUMLAH KREDIT PAJAKRp16.000.000,00

JUMLAH KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAKRp6.000.000,00

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah

kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

(Pasal 1 angka 17 UU KUP)

Page 132: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN SKPLB Pasal 17 UU KUP

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yang

tidak seharusnya terutang.

untuk PPh, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang, atau telah dilakukan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang;

untuk PPN, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang, atau telah dilakukan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.

untuk PPnBM, jumlah pajak yg dibayar lebih besar dari jumlah pajak yg terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yg tidak seharusnya terutang.

SKPLB tersebut diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan atas Surat Pemberitahuan yang disampaikan Wajib Pajak yang menyatakan kurang

bayar, nihil, atau lebih bayar yang tidak disertai dengan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak (permohonan restitusi).

Page 133: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2009

(tahun takwim) pada tgl 31 Maret 2010, dengan perincian sbb:Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00PPh terutang Rp 282.500.000,00Kredit Pajak (Rp 202.500.000,00)Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 25 Maret 2010.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Penghasilan Neto seharusnya adalah Rp900.000.000,00 sehingga PPh terutang seharusnya

adalah Rp252.500.000,00.

DJP menerbitkan

SKPLB

Pajak Yang Terutang Rp252.500.000,00Jumlah Kredit Pajak (Rp282.500.000,00)Jumlah Kelebihan Pembayaran Pajak (Rp 30.000.000,00)

Page 134: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL (SKPN)

POKOK PAJAK Rp10.000.000,00

JUMLAH KREDIT PAJAKRp10.000.000,00

PAJAK NIHIL Rp --

Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang

dan tidak ada kredit pajak.

(Pasal 1 angka 18 UU KUP)

POKOK PAJAK Rp --

JUMLAH KREDIT PAJAK Rp --

PAJAK NIHIL Rp --

Page 135: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN SKPN Pasal 17A UU KUP

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Nihil

apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau

tidak ada pembayaran pajak.

untuk Pajak Penghasilan, jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak

terutang dan tidak ada kredit pajak;

untuk Pajak Pertambahan Nilai, jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak

tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

untuk PPnBM, jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang

dan tidak ada pembayaran pajak.

Page 136: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT JKL adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha industri garmen

menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2009 (tahun takwim) pada tgl 31 Maret 2010 yang menyatakan rugi, dengan perincian sbb:

Rugi Neto Rp1.000.000.000,00PPh terutang Rp --Kredit Pajak Rp -- Pajak yang kurang/(lebih) dibayar Rp Nihil

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata rugi neto seharusnya adalah Rp400.000.000,00 dan PPh terutang tetap nihil.

DJP menerbitkan SKPN

Pokok Pajak Rp --Jumlah Kredit Pajak Rp --Pajak Nihil Rp --

Page 137: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)

Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga

dan atau denda.

(Pasal 1 angka 19 UU KUP)

Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak.

(Pasal 14 angka 2 UU KUP)

sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa.

Page 138: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

(1) Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila :

Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah

hitung;

Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau bunga;

Pengusaha yg dikenakan pajak berdasarkan UU PPN tetapi tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena

Pajak;Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi membuat Faktur Pajak;

Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak membuat atau membuat Faktur Pajak tetapi tidak tepat waktu atau tidak

mengisi selengkapnya Faktur Pajak.

Page 139: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

surat untuk melakukan tagihan pajak

Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah

hitung;

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa

bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau Bagian

Tahun Pajak atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Tagihan Pajak.

Page 140: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPPh Pasal 25 Tahun 2010 setiap bulan sebesar Rp100.000.000,00 jatuh

tempo tiap tanggal 15. Bulan Juni 2010, dibayar tepat waktu sebesar Rp40.000.000,00.

Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan kurang dibayar sebesar Rp60juta.Atas kekurangan PPh Pasal 25 tersebut diterbitkan

STP pada tanggal 18 September 2010 dengan penghitungan sbb:

Kekurangan bayar PPh Pasal 25 bulan Juni 2010Rp60.000.000,00Bunga = 3 x 2% x Rp60.000.000,00 Rp 3.600.000,00Jumlah yang harus dibayar Rp63.600.000,00

1 Juli 2010 – 18 September 2010 = 3 bulan

Page 141: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohSPT Tahunan PPh tahun 2010 (tahun takwim) yang

disampaikan pada tanggal 31 Maret 2011 setelah dilakukan penelitian ternyata terdapat salah hitung yang

menyebabkan PPh kurang bayar sebesar Rp1.000.000,00.

Atas kekurangan PPh tersebut diterbitkan STP pada tanggal 13 Juni 2011 dengan penghitungan sbb:

- Kekurangan bayar PPh Rp1.000.000,00- Bunga = 6 x 2% x Rp1.000.000,00= Rp 120.000,00- Jumlah yang harus dibayar Rp1.120.000,00

1 Januari 2011 – 13 Juni 2011 = 6 bulan

Page 142: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

surat untuk melakukan tagihan sanksi administrasi berupa bunga

Pasal 8 ayat 2 yaitu sanksi administrasi berupa bunga dalam hal WP membetulkan sendiri SPT yg mengakibatkan utang pajak menjadi lebih

besar;

Pasal 9 ayat 2a KUP yaitu sanksi administrasi berupa bunga apabila pembayaran atau penyetoran pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo;

Pasal 19 ayat 1 KUP yaitu sanksi administrasi berupa bunga apabila atas pajak yang terutang menurut ketetapan tidak atau kurang dibayar;

Pasal 19 ayat 2 KUP yaitu sanksi administrasi berupa bunga karena diberikannya angsuran pembayaran atau penundaan pembayaran;

Pasal 19 ayat 3 KUP yakni sanksi administrasi berupa bunga karena perpanjangan waktu penyampaian SPT.

Page 143: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

surat untuk melakukan tagihan sanksi administrasi berupa denda

Pengusaha yg dikenakan pajak berdasarkan UU PPN tetapi tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena

Pajak;Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi membuat Faktur Pajak;

Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak membuat atau membuat Faktur Pajak tetapi tidak tepat waktu atau tidak

mengisi selengkapnya Faktur Pajak.

Terhadap Pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak tersebut masing-masing dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2%

(dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak.

Pasal 7 KUP yaitu sanksi administrasi berupa denda apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya;

Page 144: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPengusaha Kena Pajak A pada tanggal 30 Mei 2010 menyerahkan Barang Kena Pajak dengan harga jual Rp10juta kepada Pengusaha Kena Pajak B.

Pelunasan dilakukan oleh A pada tanggal 2 Juli 2010 dan bersamaan dengan itu PKP A menerbitkan Faktur Pajak Standar tertanggal 2 Juli 2010.

DJP menerbitkan STP

2% x Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00

PKP A terlambat membuat Faktur Pajak Standar yang seharusnya paling lambat tanggal 30 Juni 2010.

Apabila keterlambatan tersebut diketahui DJP misal melaui pemeriksaan, maka PKP A dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% x DPP

Page 145: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

VIIPermohonan pengembalian kelebihan pembayaran

pajak(RESTITUSI)

Page 146: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Page 147: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Permohonan RESTITUSI

Selain WP dgn kriteria tertentu WP dengan kriteria tertentu

PEMERIKSAAN

SURAT KETETAPAN

PAJAK

PENELITIAN

Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan

Kelebihan Pajak (SKPPKP)

paling lambat 12 bulan sejak surat permohonan diterima

kecuali untuk kegiatan tertentu ditetapkan lain

dengan Keputusan Dirjen Pajak

Yaitu kegiatan ekspor BKP dan atau

penyerahan BKP/JKP kepada Pemungut PPN

Per. Dirjen Pajak No: PER-122/PJ/2006

paling lambat: 3 bulan sejak permohonan diterima untuk

PPh dan 1 bulan untuk PPN.

Apabila setelah lewat jangka waktu tsb Dirjen Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan restitusi dianggap dikabulkan dan SKPLB harus diterbitkan dalam waktu paling lambat 1 bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir.

Pasal 17 B UU KUP Pasal 17 C UU KUP

Page 148: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

JANGKA WAKTU PENYELESAIAN RESTITUSI PPN UNTUK KEGIATAN TERTENTU

(Per. Dirjen Pajak No: PER-122/PJ/2006)

Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus menerbitkan surat ketetapan pajak paling lambat:

a) 2 bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap, dalam hal permohonan pengembalian diajukan oleh PKP yang melakukan kegiatan tertentu

yang memiliki risiko rendah.

b) 4 bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap, dalam hal permohonan pengembalian diajukan oleh PKP yang melakukan kegiatan tertentu

selain PKP dimaksud dengan huruf a.

c) 12 bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap, dalam hal permohonan pengembalian diajukan oleh

1) PKP selain PKP dengan kriteria tertentu dan PKP yang melakukan kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b; atau

2) PKP, termasuk PKP sebagaimana dimaksud pada huruf a yang semula memiliki risiko rendah yang berdasarkan hasil pemeriksaan Masa Pajak sebelumnya ternyata diketahui memiliki risiko tinggi, beberapa, maupun seluruh jenis pajak.

Page 149: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

WP dengan kriteria tertentu(Kep. Menkeu No:544/KMK.04/2000 jo No:235/KMK.03/2003)

a) tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan untuk semua jenis pajak dalam 2 (dua) tahun terakhir;

b) dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut;

c) SPT Masa yang terlambat sebagaimana dimaksud pada huruf b telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa masa

pajak berikutnya;

d) tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak: kecuali telah mendapat izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak; tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir;

e) tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir; dan

f) dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.

Page 150: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMERIKSAAN TERHADAP WP DENGAN KRITERIA TERTENTU

Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak dengan kriteria tertentu, dan menerbitkan surat ketetapan pajak,

setelah melakukan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.

(Pasal 17 C angka 4 UU KUP)

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa

kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.

(Pasal 17C angka 5 UU KUP)

Page 151: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT DEF adalah WP badan yang TIDAK ditetapkan DJP sebagai WP dengan kriteria tertentu. PT DEF menyampaikan SPT Tahunan 2009 pada tanggal 31

Maret 2010 yang menyatakan lebih bayar dengan rincian sbb:Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00PPh terutang Rp 282.500.000,00Kredit Pajak (Rp 482.500.000,00)Pajak yang lebih dibayar (Rp 200.000.000,00)Atas kelebihan tersebut WP mengajukan permohonan restitusi.

Terhadap SPT Tahunan 2009 atas nama PT DEF, DJP melakukan pemeriksaan dan paling lambat tanggal 30 Maret 2011 harus sudah

menerbitkan surat ketetapan pajak.

Apabila sampai dengan tanggal 30 Maret 2011 DJP belum menerbitkan surat ketetapan pajak maka permohonan restitusi dianggap dikabulkan dan paling

lambat tanggal 31 April 2011 harus diterbitkan SKPLB.

Page 152: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT LMN adalah WP badan yang ditetapkan DJP sebagai WP dengan kriteria tertentu.

PT LMN menyampaikan SPT Tahunan 2009pada tanggal 31 Maret 2010 yang menyatakan lebih bayar dengan rincian sbb:

Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00PPh terutang Rp 282.500.000,00Kredit Pajak (Rp 482.500.000,00)Pajak yang lebih dibayar (Rp 200.000.000,00)Atas kelebihan tersebut WP mengajukan permohonan restitusi.

Setelah dilakukan penelitian diterbitkan SKPPKP pada tanggal 20 Juni 2010 dengan jumlah restitusi sesuai permohonan.

DJP menerbitkan

SKPKB

Apabila misalnya DJP melakukan pemeriksaan pada tanggal 10 Agustus 2010 dan ditemukan ketidakbenaran sehingga PPh terutang menjadi Rp312.500.000,00.

Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00Jumlah Kredit Pajak (482,5juta – 200juta) Rp282.500.000,00Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00Sanksi adm. Pasal 17C (5) (100%) Rp 30.000.000,00Jumlah yang masih harus dibayar Rp 60.000.000,00

Page 153: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

VIII

PENAGIHAN PAJAK

Page 154: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Page 155: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

OBJEK PENAGIHAN PAJAK berdasarkan UU KUP

Jumlah pajak yang terutang

STPSKPKB

SKPKBT

Tambahan jumlah pajak yang harus

dibayar

SK PembetulanSK Keberatan

Putusan Banding

yang tidak dibayar oleh

Penanggung Pajak sesuai dengan jangka

waktu

ditagih dengan Surat

Paksa

tidak atau kurang dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran

tidak atau kurang dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo penundaan

pembayaran

tidak memenuhi angsuran pembayaran pajak

Pasal 20 angka 1 UU KUP

Page 156: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOH

Seorang WP Pajak Penghasilan yang mempunyai tahun buku sama dengan tahun takwim memasukkan SPT Tahunan untuk tahun 2006 tepat pada waktunya yang disertai dengan setoran akhir. Pada tanggal 10 Apri l 2010 dikeluarkan SKPKB yang menunjukkan kekurangan pajak yang terutang sebesar Rp1.000.000,00. Atas kekurangan tersebut ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan. Walaupun SKPKB tersebut diterbitkan lebih dari dua tahun sejak berakhirnya Tahun Pajak, bunga dikenakan atas kekurangan tersebut hanya untuk masa dua tahun dengan penghitungan sebagai berikut :

1. Pajak yang terutang Rp1.725.000,002. Kredit Pajak : Rp 725.000,003. Pajak yang kurang dibayar Rp1.000.000,004. Bunga 2 tahun =2% X 24 X Rp1.000.000,00 Rp 480.000,005. Pajak yang masih harus dibayar Rp1.480.000,00

harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan yaitu sampai dengan tgl 9 Mei 2010.

Apabila sampai dengan tanggal 9 Mei 2010 SKPKB tersebut belum dilunasi oleh WP maka dilakukan penagihan dengan

Surat Paksa.

Page 157: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

BUNGA PENAGIHAN

Apabila atas pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan tambahan jumlah

pajak yang harus dibayar berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, pada saat jatuh tempo pembayaran tidak atau kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak

atau kurang dibayar itu, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari

tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 19 angka 1 UU KUP)

Page 158: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOH

Misalkan WP melunasi SKPKB tersebut tanggal 25 Oktober 2011.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT PPh Badan Tahun 2010 atas nama PT ABC, pada tanggal 20 September 2011 diterbitkan SKPKB dengan perincian

sbb:Pajak kurang bayar Rp1.200.000,00Bunga 9 bulan (Pasal 13 ayat 2) Rp 216.000,00Pajak yang masih harus dibayar Rp1.416.000,00SKPKB tersebut harus sudah dilunasi paling lambat tanggal 19 Oktober 2011.

Bunga Penagihan: 2% x 1 x 1.416.000,00 = Rp28.320,00

Ditagih dengan Surat Tagihan Pajak (STP)

Page 159: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENGANGSURAN/PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK

Direktur Jenderal Pajak atas permohonan WP dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda

pembayaran atas :

Pajak yang terutang dalam STP, SKPKB, SKPKBT, dan surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan, putusan banding yang

menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.

Kekurangan pembayaran PPh yang masih harus dibayar dalam SPT Tahunan PPh sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 UU PPh.

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak, juga dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen)

sebulan, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 19 angka 2 UU KUP)

Permohonan pengangsuran atau penundaan ini dapat dilakukan apabila WP mengalami kesulitan likuiditas atau mengalami keadaan di luar kekuasaannya.

Pasal 9 angka 4 UU KUP jo Kep. Menkeu No: 541/KMK.04/2000

Page 160: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Contoh Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT Tahunan. Dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB dengan rincian sbb:

Jumlah Pokok Pajak Rp40.000.000,00Jumlah Kredit Pajak Rp30.000.000,00Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp10.000.000,00Sanksi adm. Pasal 13 (3) huruf a (50%) Rp 5.000.000,00Jumlah yang masih harus dibayar Rp15.000.000,00

Misalkan jatuh tempo 10/10/10

Disetujui pembayaran secara mengangsur dengan skedul angsuran: I. 15/11/10; II. 15/12/10; dan III. 15/1/11 masing-masing Rp5.000.000,00.

Perhitungan bunga penagihan:I. 2 bulan x 2% x Rp5.000.000,00 Rp200.000,00II. 3 bulan x 2% x Rp5.000.000,00 Rp300.000,00 III. 4 bulan x 2% x Rp5.000.000,00 Rp400.000,00

Rp900.000,00

Ditagih dengan Surat Tagihan Pajak (STP)

Page 161: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS

a. Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia utk selama2nya atau berniat utk itu

b. Penanggung pajakmemindahtangankan brg yg dimiliki atau yg dikuasai dlm rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekerjaan ug dilakukan di Indonesia

c. Terdapat tanda2 bhw penanggung pajak akan membubarkan badan usaha atau menggabungkan atau memekarkan usaha, atau memindahtangankan perusahaan yg dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya

d. badan usaha akan dibubarkan oleh negarae. Terjadi penyitaan atas bargang penanggung pajak oleh pihak ketiga atau

terdapat tanda2 kepailitan

Psl 20 ayat (2) UU KUP

Page 162: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

(Pasal 20 ayat 3 UU KUP)

UU Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan

UU Nomor 19 Tahun 2000

Page 163: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK

Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah lampau waktu 5 (lima)

tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau

Tahun Pajak yang bersangkutan.

(Pasal 22 angka 1 UU KUP)

Page 164: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

TERTANGGUHNYA DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK

Daluwarsa penagihan pajak tertangguh apabila

diterbitkan Surat Teguran

dan Surat Paksa

ada pengakuan utang pajak dari WP

diterbitkan SKPKB atau

SKPKBT thd WP yg melakukan tindak pidana fiskal sesuai

putusan hakim

WP mengajukan permohonan angsuran & penundaan pembayaran utang pajak

sebelum tgl jatuh tempo pembayaran. Maka daluwarsa penagihan dihitung sejak tgl surat

permohonan diterima oleh Dirjen Pajak.

WP mengajukan permohonan pengajuan keberatan. Dalam hal seperti itu daluwarsa

penagihan dihitung sejak tanggal surat keberatan WP diterima Dirjen Pajak.

WP melaksanakan pembayaran sebagian utang pajaknya. Dalam hal seperti itu

daluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal pembayaran sebagian utang pajak tersebut.

Pasal 22 angka 2 UU KUP dan penjelasannya

Official Assessment ?

?

Page 165: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PIUTANG PAJAK HAPUS

tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi

WP ORANG PRIBADI

tidak dapat ditemukan atau meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta

warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat

ditemukan;

tidak mempunyai harta kekayaan lagi;

penagihan pajak secara aktif telah dilaksanakan dengan penyampaian

Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak melalui Pemerintah

Daerah setempat;

hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa; atau

sebab lain sesuai hasil penelitian.

WP BADAN

WP bubar, likuidasi, atau pailit dan pengurus, direksi, komisaris, pemegang saham, pemilik modal, atau pihak lain

yang dibebani untuk melakukan pemberesan atau likuidator, atau kurator

tidak dapat ditemukan;

tidak mempunyai harta kekayaan lagi;

penagihan pajak secara aktif telah dilaksanakan dengan penyampaian Salinan

Surat Paksa kepada Penanggung Pajak melalui Pemerintah Daerah setempat;

hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa; atau

sebab lain sesuai hasil penelitian.

Kep. Menkeu No: 565/KMK.04/2000 jo No: 539/KMK.03/2002

Page 166: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Page 167: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SENGKETA PAJAK

Pembetulan ketetapan pajak

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi

Pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak

Keberatan

Gugatan

Banding

Peninjauan Kembali (PK)

Penyelesaian di Direktorat

Jenderal Pajak

Penyelesaian di Pengadilan Pajak

Penyelesaian di Mahkamah Agung

Page 168: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PEMBETULAN KETETAPAN PAJAK

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat membetulkan Surat

Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi

Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak benar, atau Surat Keputusan

Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan

hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan

perpajakan. yaitu kekeliruan dalam penerapan tarif, kekeliruan penerapan persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto, kekeliruan penerapan sanksi

administrasi, kekeliruan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), kekeliruan

penghitungan PPh dalam tahun berjalan, kekeliruan pengkreditan pajak.

yaitu antara lain kesalahan

penulisan nama, alamat, NPWP,

nomor ketetapan pajak, jenis pajak, masa atau tahun pajak dan tanggal

jatuh tempo.

yaitu kesalahan yang berasal dari penjumlahan dan

atau pengurangan dan

atau perkalian dan atau

pembagian suatu bilangan.

Pasal 16 UU KUP ayat (1)

Page 169: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Direktur Jenderal Pajak dapat mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda,

dan kenaikan yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan

karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;

(Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP)

karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak

Direktur Jenderal Pajak harus memberi keputusan atas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi paling lama 12 bulan sejak tanggal

permohonan diterima. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberikan keputusan, maka permohonan dianggap diterima.

Pasal 36 ayat (2) UU KUP: Tata cara pengurangan, penghapusan, atau pembatalan utang pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 542/KMK.04/2000

Page 170: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

TATA CARA PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 542/KMK.04/2000

Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan memberikan alasan yang jelas dan meyakinkan untuk mendukung permohonannya.

Disampaikan oleh Wajib Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak yang mengenakan sanksi administrasi tersebut;

tidak melebihi jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterbitkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

Setiap permohonan hanya boleh diajukan oleh Wajib Pajak yang tidak mengajukan keberatan atas ketetapan pajaknya, dan diajukan atas suatu Surat Tagihan Pajak, suatu Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau suatu Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.

Page 171: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOH

Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan Orang Pribadi melalui jasa ekspedisi/kurir. Kemudian KPP menerima SPT

tersebut setelah batas waktu penyampaian SPT lewat sehingga kemudian diterbitkan STP untuk menagih denda keterlambatan penyampaian SPT yang sebenarnya bukan karena kesalahan Wajib Pajak. Dalam hal demikian,

sanksi administrasi berupa denda yang telah ditetapkan dapat dihapuskan oleh KPP.

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi sebagai akibat diterbitkan keputusan keberatan atau putusan banding yang menerima sebagian atau seluruh

permohonan Wajib Pajak.

Page 172: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOH

Misalkan WP melunasi SKPKB tersebut tanggal 25 November 2011. Dan atas keterlambatan tersebut oleh KPP diterbitkan STP atas bunga

penagihan sebesar 2% x 1 x Rp12.000.000,00 = Rp240.000,00

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT PPh Badan Tahun 2010 atas nama PT ABC, pada tanggal 20 Oktober 2011 diterbitkan SKPKB dengan perincian sbb:

Pajak kurang bayar Rp10.000.000,00Bunga 10 bulan (Pasal 13 ayat 2) Rp 2.000.000,00Pajak yang masih harus dibayar Rp12.000.000,00SKPKB tersebut harus sudah dilunasi paling lambat tanggal 19 November 2011.

Selanjutnya terhadap SKPKB, WP mengajukan keberatan dan oleh KPP diterbitkan SK Keberatan yang mengabulkan sebagian keberatan WP

dengan rincian sbb:Pajak kurang bayar Rp6.000.000,00Bunga 10 bulan (Pasal 13 ayat 2) Rp1.200.000,00Pajak yang masih harus dibayar Rp7.200.000,00

Sanksi dalam STP terlalu besar, seharusnya: 2% x 1 x Rp7,2juta =

Rp144.000,00

Diterbitkan SK Pengurangan Sanksi Administrasi berupa

bunga sebesar Rp96.000,00

Page 173: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR

Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP

Direktur Jenderal Pajak dapat mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak yang tidak benar.

karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak

berlandaskan unsur keadilan

Dirjen Pajak harus memberi keputusan atas permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar paling lama 12 bulan sejak tanggal

permohonan diterima. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi keputusan maka permohonan dianggap diterima.

Keputusan yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak dalam hal ini dapat mengurangkan, menghapus atau bahkan menguatkan ketetapan pajak yang disengketakan.

Pasal 36 ayat (2) UU KUP: Tata cara pengurangan, penghapusan, atau pembatalan utang pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 542/KMK.04/2000

Page 174: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

TATA CARA PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 542/KMK.04/2000

Setiap permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak diajukan untuk suatu surat ketetapan pajak.

Setiap permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar harus menyebutkan jumlah pajak yang menurut penghitungan Wajib Pajak seharusnya terutang.

Terhadap keputusan yang diterbitkan Direktur Jenderal Pajak yang berkaitan dengan surat ketetapan pajak dapat diajukan permohonan kembali kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterbitkan keputusan tersebut.

Page 175: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOH

Atas SKPKB tersebut Wajib Pajak mengajukan keberatan pada tanggal 2 Februari 2011.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT PPh Badan Tahun 2009 atas nama PT ABC, pada tanggal 20 Oktober 2010 diterbitkan SKPKB dengan

perincian sbb:Pajak kurang bayar Rp10.000.000,00Bunga 10 bulan (Pasal 13 ayat 2) Rp 2.000.000,00Pajak yang masih harus dibayar Rp12.000.000,00

Oleh DJP pengajuan keberatan tersebut tidak dipertimbangkan (ditolak pengajuan keberatannya) karena diajukan tidak memenuhi persyaratan

formal yaitu terlambat disampaikan (lewat 3 bulan).

Karena DJP tidak menerbitkan SK Keberatan maka upaya WP untuk mengajukan banding tertutup.

WP dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak

Page 176: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

KEBERATANWajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu:

a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;d. Surat Ketetapan Pajak Nihil;e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan

ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajakan.

Pasal 25 ayat 1 UU KUP

satu keberatan harus diajukan terhadap satu

jenis pajak dan satu tahun/masa

pajak

DALAM HAL

Apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah rugi, jumlah pajak, dan pemotongan atau pemungutan pajak

tidak sebagaimana mestinya

Keberatan yang diajukan adalah terhadap materi atau isi dari ketetapan pajak yaitu jumlah rugi berdasarkan ketentuan

undang-undang perpajakan, jumlah besarnya pajak, pemotongan atau pemungutan pajak.

Penjelasan UU KUP

Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.

Page 177: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN

Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (Pasal 25 ayat 2 UU KUP)

Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan, kecuali apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. (Pasal 25 ayat 3 UU KUP)

Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak

dipertimbangkan.

Keberatan diajukan atas suatu SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN, Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.(Pasal 25 ayat 1 UU KUP)

Page 178: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN

Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

(Pasal 25 ayat 2 UU KUP)

Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk keperluan pengajuan keberatan, Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi,

pemotongan atau pemungutan pajak.

(Pasal 25 ayat 6 UU KUP)

Page 179: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN

Pasal 26 UU KUP

Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

1) Dirjen Pajak dalam jangka waktu paling lama dua belas bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

2) Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis.

3) Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya

jumlah pajak yang terhutang.

4) Dalam hal WP mengajukan keberatan atas ketetapan pajak yang ditentukan dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b (SPT tidak disampaikan) dan huruf d (melanggar

ketentuan mengenai pembukuan dan pemeriksaan), WP yang bersangkutan harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak tsb.

5) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, maka keberatan

yang diajukan tersebut dianggap diterima.

Page 180: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

BANDINGWajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak terhadap

keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

(Pasal 27 ayat 1 UU KUP)

PENGADILAN PAJAK

UU No: 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak

SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN

Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.

Page 181: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SYARAT BANDING

Banding diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak

Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima Keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Jangka waktu tersebut tidak mengikat apabila jangka waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan pemohon Banding.

Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.

Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan dicantumkan tanggal diterima surat keputusan yang dibanding.

Pada Surat Banding dilampirkan salinan Keputusan yang dibanding.

dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya jumlah Pajak yang terutang, Banding hanya dapat diajukan apabila jumlah yang terutang

dimaksud telah dibayar sebesar 50% (lima puluh persen).

Pasal 35 UU Pengadilan

Pajak

Page 182: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

PUTUSAN BANDING

Sebagai putusan akhir dan mempunyai kekuatan hukum tetap, maka putusan Pengadilan Pajak tidak dapat diajukan Gugatan ke Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara, atau Badan Peradilan lain, kecuali

putusan berupa "tidak dapat diterima" yang menyangkut kewenangan/kompetensi.

Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan akhir dan mempunyai kekuatan hukum tetap. (Pasal 77 ayat 1 UU

Pengadilan Pajak)

Putusan badan peradilan pajak bukan merupakan keputusan tata usaha negara. (Pasal 27 ayat 2 UU KUP)

Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

(Pasal 1 angka 31 UU KUP)

Page 183: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

GUGATANGugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap :a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan,

atau Pengumuman Lelang;b. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan,

selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26;c. Keputusan pembetulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 yang

berkaitan dengan Surat Tagihan Pajak;d. Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 yang berkaitan

dengan Surat Tagihan Pajak;hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak

Selain keputusan berupa SKPKB,

SKPKBT, SKPLB, SKPN dan SK

Keberatan

SK Pembetulan yang berkaitan dengan STP

SK Pengurangan Sanksi Administrasi atau

Penghapusan Sanksi Administrasi yang berkaitan

dengan STP

Pasal 23 UU KUP

Page 184: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

SYARAT GUGATAN

Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak.

Jangka Waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap pelaksanaan penagihan Pajak adalah 14 hari sejak tanggal pelaksanaan

penagihan.Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap Keputusan selain

pelaksanaan penagihan adalah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima Keputusan yang digugat.

Jangka waktu tersebut tidak mengikat apabila jangka waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan penggugat.

Perpanjangan jangka waktu adalah 14 (empat belas) hari terhitung sejak berakhirnya keadaan di luar kekuasaan penggugat.

Terhadap 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Gugatan.

Pasal 40 UU Pengadilan

Pajak

Page 185: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )
Page 186: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

IMBALAN BUNGA

Imbalan bunga diberikan kepada Wajib Pajak dalam hal terdapat:

a. keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) KUP;

b. keterlambatan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B ayat (3) KUP;

c. kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan atau permohonan banding diterima sebagian atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (1) KUP; atau

d. kelebihan pembayaran sanksi administrasi Pasal 14 ayat (4) dan atau Pasal 19 ayat (1) karena pengurangan sebagai akibat diterbitkan Keputusan Keberatan atau Putusan Banding, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (2) KUP.

Peraturan Menkeu Nomor: 40/PMK.03/2005

Page 187: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) KUP;

Imbalan bunga atas keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak di atas dihitung sebesar 2% (dua persen) sebulan dengan masa

imbalan bunga mulai akhir jangka waktu satu (1) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak atau (SKPLB)

atau diterbitkannya (SKPPKP) sampai dengan diterbitkannya Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP), dengan dasar

perhitungan imbalan bunganya adalah jumlah kelebihan pembayaran pajak.

Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian

kelebihan pembayaran pajak sehubungan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17,

atau sejak diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B, atau sejak diterbitkannya

Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C.

Page 188: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOH

Atas SKPLB tersebut Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang diterima KPP tanggal

10 November 2011

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT PPh Badan Tahun 2010 yang menyatakan NIHIL atas nama PT ABC, pada tanggal 20 Oktober 2011

diterbitkan SKPLB dengan perincian sbb:Pokok Pajak terutang Rp --Kredit Pajak Rp 2.000.000,00Pajak yang lebih dibayar Rp 2.000.000,00

Seharusnya KPP mengembalikan kelebihan pembayaran pajak tersebut selambatnya tanggal 9 Desember 2011 dengan menerbitkan SPMKP.

Apabila penerbitan SPMKP tersebut melewati tanggal 9 Desember 2011 maka PT ABC berhak atas imbalan bunga 2% yang dihitung sejak tanggal

10 Desember s/d tanggal penerbitan SPMKP.

Page 189: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOH

Atas SKPLB tersebut seharusnya KPP menerbitkan SPMKP paling lambat tanggal 19 November 2011.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT PPh Badan Tahun 2010 yang menyatakan LEBIH BAYAR atas nama PT ABC, pada tanggal 20

Oktober 2011 diterbitkan SKPLB dengan perincian sbb:Pokok Pajak terutang Rp10.000.000,00Kredit Pajak (Rp30.000.000,00)Pajak yang lebih dibayar (Rp20.000.000,00)

Apabila penerbitan SPMKP tersebut melewati tanggal 19 November 2011 maka PT ABC berhak atas imbalan bunga 2% yang dihitung sejak tanggal

20 November s/d tanggal penerbitan SPMKP.

Misalkan terbit SPMKP tanggal 10 Desember 2011, maka imbalan bunga dihitung sbb:

2% x 1 x Rp20.000.000,00 = Rp400.000,00

Page 190: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Keterlambatan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B ayat (3) KUP;

Imbalan bunga atas keterlambatan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, dihitung sebesar 2% (dua persen) sebulan dengan masa imbalan bunga dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 1 (satu)

bulan, setelah melebihi jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak permohonan diterima atau jangka waktu lain yang ditetapkan untuk kegiatan tertentu, sampai dengan saat diterbitkannya SKPLB, dengan dasar perhitungan imbalan bunganya adalah jumlah kelebihan pembayaran pajak yang tercantum dalam

SKPLB.

Page 191: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

ContohPT DEF adalah WP badan yang TIDAK ditetapkan DJP sebagai WP dengan kriteria tertentu. PT DEF menyampaikan SPT Tahunan 2009 pada tanggal 31

Maret 2010 yang menyatakan lebih bayar dengan rincian sbb:Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00PPh terutang Rp 282.500.000,00Kredit Pajak (Rp 482.500.000,00)Pajak yang lebih dibayar (Rp 200.000.000,00)Atas kelebihan tersebut WP mengajukan permohonan restitusi.Terhadap SPT Tahunan 2009 atas nama PT DEF, DJP melakukan pemeriksaan dan paling lambat tanggal 30 Maret 2011 harus sudah menerbitkan surat ketetapan pajak.

Apabila sampai dengan tanggal 30 Maret 2011 DJP belum menerbitkan surat ketetapan pajak maka permohonan restitusi dianggap dikabulkan dan paling lambat

tanggal 31 April 2011 harus diterbitkan SKPLB.

Apabila sampai dengan tanggal 31 April 2011 DJP belum menerbitkan SKPLB. Maka PT DEF berhak atas imbalan bunga 2% sebulan yang dihitung sejak tanggal 1 Mei

2011 sampai dengan penerbitan SKPLB.

Page 192: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

Kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan atau permohonan banding diterima

sebagian atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (1) KUP; atau

Imbalan bunga atas kelebihan pembayaran pajak di atas, dihitung sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua

puluh empat) bulan sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pajak sampai dengan diterbitkannya

Keputusan Keberatan atau Putusan Banding.

Page 193: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOH

Atas SKPKB tersebut Wajib Pajak mengajukan keberatan pada tanggal 10 November 2011 setelah pada tanggal 5 November 2011 melunasi

seluruh jumlah yang masih harus dibayar tersebut.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT PPh Badan Tahun 2010 atas nama PT PQR, pada tanggal 20 Oktober 2011 diterbitkan SKPKB dengan

perincian sbb:Pokok Pajak kurang bayar Rp100.000.000,00Sanksi administrasi Rp 20.000.000,00Jumlah yang masih harus dibayar Rp120.000.000,00

Pada tanggal 8 Maret 2012 diterbitkan SK Keberatan yang mengabulkan sebagian keberatan WP dengan perincian sbb:

Pokok Pajak kurang bayar Rp60.000.000,00Sanksi administrasi Rp12.000.000,00Jumlah yang masih harus dibayar Rp72.000.000,00

Dengan terbitnya SK Keberatan tersebut PT PQR berhak atas imbalan bunga sebesar 2% dengan masa bunga sejak 5/11/2011 s/d 8/3/2012

yaitu 5 bulan = 2% x 5 x (Rp120juta – 72juta) = Rp4,8juta

Page 194: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

kelebihan pembayaran sanksi administrasi Pasal 14 ayat (4) dan atau Pasal 19 ayat (1) karena

pengurangan sebagai akibat diterbitkan Keputusan Keberatan atau Putusan Banding, sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 27A ayat (2) KUP.

Imbalan bunga atas kelebihan pembayaran sanksi administrasi dihitung sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran sanksi administrasi sampai dengan diterbitkannya Keputusan Pengurangan atau

Penghapusan Sanksi Administrasi.

Page 195: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )

CONTOH

STP tersebut dilunasi Wajib Pajak pada tanggal 10 Mei 2011. Pada tanggal 2 November 2011 diterbitkan SK Keberatan berkaitan dengan kasus di atas yang mengabulkan seluruh keberatan WP. Dan untuk

menghapuskan sanksi administrasi di atas, pada tanggal 8 November 2011 diterbitkan SK penghapusan sanksi administrasi berupa denda

sebesar Rp2juta tersebut.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT Masa PPN masa Desember 2010 atas nama PT PQR, pada tanggal 20 April 2011 diterbitkan STP atas

sanksi administrasi berupa denda karena terdapat penyerahan yang terutang PPN tetapi tidak diterbitkan Faktur Pajak sebesar 2% x Rp100juta

= Rp2juta.

Dengan terbitnya SK Keberatan dan SK Pengurangan sanksi administrasi tersebut PT PQR berhak atas imbalan bunga sebesar 2% dengan masa bunga sejak 10/5/2011 s/d 8/11/2011 yaitu 6 bulan = 2% x 6 x Rp2juta =

Rp240.000,00.

Page 196: Ketentuan Umum Perpajakan ( D1 Pajak STAN )