Tugas HIDROKEL

14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. Y HIDROKEL KONGENITAL (D) DI RUANG MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Keperawatan Anak Koordinator mata kuliah : Ns. Meira Erawati, S.Kep., M.Si.Med Disusun oleh : Ciptaningrum Marisa Prawarti 22020110120011 (A10.3) JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

description

hidrokel

Transcript of Tugas HIDROKEL

Page 1: Tugas HIDROKEL

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN. Y HIDROKEL KONGENITAL (D)

DI RUANG MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Keperawatan Anak

Koordinator mata kuliah : Ns. Meira Erawati, S.Kep., M.Si.Med

Disusun oleh :

Ciptaningrum Marisa Prawarti 22020110120011 (A10.3)

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2013

Page 2: Tugas HIDROKEL

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

I. DEFINISI

Adanya cairan abdomen dalam kantung skrotum. (Marry E, 2005)

Penimbunan cairan yang cukup mencolok pada tunika vaginalis

testis. (Mohlan, 1996)

Prosesus menyempit, cairan peritoneum akan masuk ke dalam

rongga. (David, 2008)

Kumpulan cairan serosa yang berkembang di antara lapisan visera

dan parietalis tunika vaginalis. (David C, 1994)

Keadaan terkumpulnya cairan di dalam tunika vaginalis yang

membungkus testis, dan epididimis.

II. ETIOLOGI

Penyebab hidrokel seringkali tanpa sebab, tetapi dapat timbul

setelah epididimitis, orkitis, cedera atau neoplasma. Penurunan testis ke

dalam skrotum disertai dengan kantong peritoneum, yaitu prosesus

vaginalis. Prosesus ini mulai menutup pada saat lahir dan normalnya

prosesus ini akan berobliterasi selama tahun pertama kehidupan.

Hidrokel akut, selalu akibat sekunder dari peradangan testis atau

epididimis. Hidrokel kronis, paling sering ditemukan pada usia antara 40-

60 tahun, biasanya muncul perlahan dan diam-diam dan dapat mencapai

ukuran yang cukup berarti, sebelum menimbulkan perasaan tidak enak

pada penderita.

III. JENIS HIDROKEL

Terdapat jenis Hidrokel akut, kronis, yang sudah dijelaskan diatas.

Ada beberapa jenis lain yaitu, jika hidrokel telah terbentuk sejak lahir

dan besarnya tidak bertambah, biasanya menghilang pada umur 4-6

bulan, kegagalan penutupan prosesus vaginalis, disebut Hidrokel Non-

Komunikan/Primer. Jika Hidrokel berkembang membesarnya lambat,

Page 3: Tugas HIDROKEL

tidak segera menyusut, tidak dapat menutup secara spontan, berkembang

disebut Hidrokel Komunikan.

Berdasarkan letak kantong hidrokel dari testis yaitu,

a. Hidrokeltestis

Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tidak

dapat diraba. Pada anamsesis, besarnya kantong hidrokel todak

berubah sepanjang hari.

b. Hidrokelunikulus

Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah cranial

dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat teraba dan berada di luar

kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap

sepanjang hari.

IV. MANIFESTASI KLINIS

Pembesaran skrotum dan perasaan berat, tidak menimbulkan

perasaan nyeri dan terdapat fluktuasi. Apabila nyeri ringan berarti

disebabkan oleh infeksi epididimis akut, Kulit disekitarnya kelihatan

translusen, tegang, berkilat dan sedikit merah. Cahaya yang diletakkan

dibelakang akan menempel pada skrotum akan mentransiluminasi kantong

hidrokel. Kalau cairan dalam kantong hidrokel diaspirasi, ditemukan

banyak sperma, maka keadaan ini dinamakan spermatokel. (Mary E, 2005)

a. Hidrokel Nonkomunikan

Pembengkakan tanpa nyeri di skrotum yang tidak berubah ukuran atau

bentuknya dengan aktivitas bayi, hidrokel ini mudah

ditransiluminasikan.

b. Hidrokel komunikan.

Pembengkakan inguinal yang dapat bervariasi ukurannya dengan

perubahan posisi dan tidak dapat berkurang.

V. PATOFISIOLOGI

Ada dua proses terjadinya yaitu

Page 4: Tugas HIDROKEL

a. Hidrokel non-komunikans : paling sering terlihat pada saat

lahir, residu cairan peritoneal terjebak dalam segmen bawah prosesus

vaginalis (tunika vaginalis). Tidak terdapat hubungan dengan rongga

peritoneum. Cairan biasanya diabsorbsi selama beberapa bulan

pertama setelah kelahiran dan tidak memerlukan penanganan.

b. Hidrokel komunikan biasanya dikaitkan dengan hernia karena prosesus

vaginalis tetap terbuka dari skrotum sampai rongga abdomen.

VI. MANAGEMENT

Terapi yang dilakukan pada penderita hidrokel adalah aspirasi dan insisi.

Bila hidrokel ditemukan pada neonates, pembedahan ditunda sampai usia 2

tahun, karena prosesus vaginalis paten biasanya akan menutup.

Page 5: Tugas HIDROKEL

VII. PATHWAY

Kelainan pada testis ( tumor, infeksi, trauma)

Sistem sekresi terganggu atau reabsorbsi cairan di kantung hidrokel

Produksi cairan berlebihan oleh testis

Penumpukan cairan pada testis

Obstruksi aliran limfe

MK : nyeri

operasi

MK : Ansietas

MK : Gangguan integritas kulit

Mk : Resiko infeksi

hospitalisasi

Ramai

Mk : gangguan pola tidur

Menekan pembuluh darah yang ada di dalam testis

Atrofi testis

pembengkakan

MK : deficit pengetahuan

Page 6: Tugas HIDROKEL

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. DPL : Infeksi

b. Ultrasonografi : tidak nyeri, dapat memeriksa kelainan yang

mendasari untuk disingkirkan, memiliki sensivitas dan spesifikasi yang

tinggi untuk tumor.

c. Ultrasonografi Doppler : dapat mengkonfirmasi adanya aliran darah

pada tempat yang dipikirkan tidak mungkin terjadi torsi

d. CT Scan : menentukan stadium untuk tumor testis.

e. Pembedahan : cara untuk menyingkirkan torsi.

IX. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a. Kaji tanda-tanda inkarserata dan strangulasi

b. Anamnesa berkaitan tentang lamanya pembengkakan skrotum dan

apakah ukuran pembengkakan itu bervariasi baik pada waktu istirahat

maupun pada kedaan emosional

c. Pemeriksaan fisik

Hidrokel dirasakan sesuatu yang oval atau bulat, lembut dan tidak

nyeri tekan. Berikut beberapa cara pemeriksaan fisik

1. Pada saat pemeriksaan fisik dengan transiluminasi/diaponaskopi

hidrokel berwarna terang. Lakukan transluminasi test ambil senter,

pegang skrotum sorot dari bawah, bila sinar mereka pada bagian

skrotum maka berari isinya cairan (bila warnanya redup)

2. Hidrokel pada saat di inspeksi terdapat benjolan yang hanya ada di

skrotum

3. Auskultasi pada hidrokel tidak terdapat suara bising usus

4. Pada saat di palpasi hidrokel terasa seperiti kistik,

5. Hidrokel tidak dapat di dorong

X. DIAGNOSA

Pre operasi

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembengkakan

skrotum

Page 7: Tugas HIDROKEL

b. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya gesekan

dan peregangan jaringan kulit skrotum

c. Ansietas berhubungan dengan kondisi anaknya dan kurang

pengetahuan.

Post operasi

a. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi post operasi

b. Deficit pengetahuan berhubungan dengan prosedur pembedahan

c. Nyeri berhubungan dengan gangguan pada kulit jaringan, trauma

pembedahan

XI. INTERVENSI

Pre operasi

a. Lakukan perawatan pascaoperatif

- Pada sebagian besar kasus dengan hidrokel komunikan, hidrokel

lektomi dilakukan proses perbaikan spontan tidak terjadi pada usia

1 tahun.

- Perawatan luka :

1) Kaji luka infeksi

a. Amati luka insisi terhadap adanya kemerahan atau drainase

b. Pantau suhu

2) Pertahankan status hidrasi yang baik

a. Beri cairan IV, jika diprogramkan

b. Pantau asupan dan haluaran cairan

c. Tingkatkan diet anak

3) Tingkatkan rasa nyaman

a. Beri analgesic sesuai kebutuhan

b. Pada anak yang menjalani hidrokeletomi, gunakan kantung

es dan penyokong skrotum untuk membantu meredakan

nyeri dan pembengkakan, sesuai indikasi.

- Beri dukungan kepada orang tuan

Page 8: Tugas HIDROKEL

1) Beri orang tua kesempatan untuk mengungkapkan

kekhawatiran mereka

2) Anjurkan orang tua untuk berpartisipasi dalam perawatan anak

mereka, jika sesuai.

Diagnosa Ansietas berhubunan dengan kondisi anaknya dan kurang

pengetahuan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1 x

24 jam, klien dan keluarga tidak cemas.

Criteria hasil : tidak ada ekspresi cemas

Intervensi :

a. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang kondisi dan pengobatan

b. Berikan informasi mengenai prosedur pembedahan

c. Libatkan orang tua dalam perawatan terhadap anaknya

d. Motivasi keluarga dan klien

Diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan insisi post operasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1 x

24 jam, resiko infeksi dapat diminimalkan

Criteria hasil : tidak ada tanda gejala infeksi

Intervensi :

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

b. Kaji balutan luka klien

c. Monitoring tanda gejala infeksi

d. Monitoring tanda-tanda vital

e. Ajarkan keluarga tentang tanda gejala infeksi

Page 9: Tugas HIDROKEL

XII. EVALUASI

Pembahasan

An. Y mengalami Hidrokel congenital dekstra, apabila di analisa

menurut jenis hidrokel An. Y termasuk dalam hidrokel non

komunikan. Hidrokel Non komunikan jika hidrokel telah terbentuk

sejak lahir dan besarnya tidak bertambah, biasanya menghilang pada

umur 4-6 bulan, kegagalan penutupan prosesus vaginalis. Dalam

pemeriksaan fisik, teraba di skrotum seperti benjolan yang memiliki

cairan, berbeda seng hernia yang terasa benjolan seperti benda padat.

Pemeriksaan fisik akan lebih jelas jika di lakukan transluminasi,

namun pemeriksa tidak melakukan itu karena terkendala dengan waktu

dan sarana prasarana. Dalam penanganan hidrokel, management klinik

yang dilakukan yaitu insisi atau operasi. Pada klien An. Y akan

dijadwalkan tindakan operasi, kolaborasi dengan dokter anak, bedah

dan perawat. Dalam kasus ini, keluarga klien mengalami ansietas dan

deficit pengetahuan, karena mereka tidak pernah mengetahui penyakit

ini sebelumnya. Sedangkan klien sendiri belum mengerti penyakit

yang di deritanya karena usia nya baru 2 tahun, sehingga tidak ada

masalah keperawatan yang berhubungan dengan emosional klien.

Evaluasi

Setelah dilakukan pengkajian, masalah yang muncul ada 5, yaitu

ansietas, deficit pengetahuan, gangguan pola tidur, nyeri dan resiko

infeksi. Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari, ansietas, deficit

pengetahuan, resiko infeksi dapat terselesaikan pada 1 hari, namun

gangguan pola tidur dan nyeri masalah teratasi selama 2 hari. Selama

saya melakukan asuhan keperawatan, keluarga klien memerlukan

motivasi yang tinggi mengenai kepercayaan akan prosedur

pembedahan, karena di mind setting mereka operasi merupakan hal

yang menakutkan dan memberikan dampak buruk sekali jika gagal.

Oleh karena itu, perawat sebagai advocator dapat berperan aktif,

selain itu juga sebagai motivator.

Page 10: Tugas HIDROKEL

XIII. DAFTAR PUSTAKA

1. Muscari, Mary E. 2005. Buku Panduan : Keperawatan Pediatrik. –

Ed.3- Jakarta : EGC

2. Grace, Pierce. Borley, Neil R. 2006. At a Glance: Ilmu Bedah. –Ed.3-.

Jakarta : Erlangga

3. Delf, Mohlan. 1996. Major Diagnosis Fisik. – Ed.9-. Jakarta: EGC

4. Hull, David. 2008. Dasar-dasar pediatric. –Ed. 3- Jakarta: EGC

5. Sabiston, David C. 1994. Buku Ajar Bedah. –Ed.1- Jakarta :EGC

6. Nanda. Nursing Diagnoses Definitions and Classification 2012-2014.

Wiley-Balckwell.