tugas farklin GINA (diare).doc
-
Upload
debieyolanda7180456 -
Category
Documents
-
view
27 -
download
8
description
Transcript of tugas farklin GINA (diare).doc
Makalah Kasus Diare
Farmasi Komunikasi dan Klinik
Kelompok 7
Meilan Baitul Hujaj (08111006057)
Debie Yolanda (08111006059)
Apridinata (08111006060)
Ronny S.E (08111006058)
Brilian Janatra (08111006061)
Regina Florencia (08111006062)
Cosmalinda Putri (08111006063)
Program Studi Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya
2014
Kasus Diare
A. Skenario kasus 1
Suatu pagi pukul 06.30 WIB. Sheila (19 tahun) tetangga depan apotek anda datang dan
bertanya tentang obat antidiare untuk adik laki-lakinya Miki (8 tahun) yang sedang
diare. Sheila belum memberikan obat untuk adiknya tetapi dia ingat masih ada sisa
Kaopectate di lemari obat. Dia mengkhawatirkan kondisi adiknya karena saat ini kedua
orang tuannya sedang keluar kota dan dia hanya tinggal bertiga bersama pembantunya.
B. Hasil Patients Assesment
• Nama : Miki
• Umur : 8 tahun
• Berat badan : 28 kg
• Keluhan : diare sudah 5 kali dari kemarin sepulang
sekolah setelah makan gado-gado di kantin sekolah dan 1 kali tadi pagi
• Gejala lain : perut sakit, muntah 1 kali, lemas, tidak ada
demam
• Konsistensi feses : encer, tidak berlendir, tidak berdarah
• Konsumsi makanan terakhir : gado-gado di kantin sekolah
• Riwayat penyakit : tidak ada penyakit lain
• Alergi terhadap obat : tidak ada
• Action being taken : belum ada tindakan
• Obat yang dimiliki saat ini : Kaopectate® yang sudah 1 bulan disimpan
di kotak obat
• Medication being taken : belum ada
• Anggota keluarga lain yang diare : tidak ada
C. Analisa Kasus
Berdasarkan keluhan, gejala, kosistensi feses dan konsumsi makan terakhir
dapat diduga bahwa Miki menderita penyakit diare akut cair karena keracunan
makanan. Gejalanya dimulai secara tiba-tiba, tinjanya encer dan cair, pemulihan
biasanya terjadi dalam waktu 3-7 hari. Kadang kala gejalanya bisa berlangsung sampai
14 hari.
Keluhan yang dirasakan Miki berupa diare sebanyak 5 kali dalam sehari.
Normalnya dalam satu hari manusia buang air besar sebanyak 2 sampai 3 kali perhari
namun dikarenakan adanya disfungsi usus besar, manusia dapat buang air besar lebih
dari 2 sampai 3 perhari. Dari keluhan ini dapat dikatakan diare yang diderita oleh Miki
adalah diare akut ini menyebabkan buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam
dengan konsistensi feses cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Penyebab
tersering diare di negara kita adalah faktor makanan dan faktor infeksi.
Gejala yang dialami Miki adalah perutnya terasa sakit, muntah 1 kali, lemas, dan
tidak ada demam. Pada anak yang terserang diare, sel-sel selaput lendir ususnya dapat
rusak. Padahal enzim-enzim dalam sel-sel tersebut merupakan penghasil disacharida.
Akibatnya, penyerapan karbohidrat tidak dapat berlangsung sempurna. Proses itu akan
berhenti pada tahap pembentukan disacharida, sementara disacharida tidak dapat
diserap oleh usus. Kerugian yang akan ditimbulkan oleh keadaan ini salah satunya yaitu
karbohidrat diuraikan oleh bakteri usus menjadi asam laknat, organic- gas H2, dan CO2 .
Asam laknat bersama organic asetat akan keluar bersama diare dan menyebabkan luka
(lecet ) disekitar anus. Sementara itu, gas H2 dan CO2 membuat perut kembung dan
terasa mual atau mau muntah.
Kosestensi feses yang dimiliki Miki adalah encer, tidak berlendir, dan tidak
berdarah. Jenis diare cair akut memiliki ciri-ciri utama, salah satunya yaitu tinjanya
encer serta tidak berdarah.
Makanan yang dikonsumsi terakhir oleh Miki adalah gado-gado. Setelah makan
gado-gado di kantin sekolah dan satu kali tadi pagi. Dalam hal ini diare yang dialami
oleh Miki disebabkan karenan keracunan makanan. Dimana keracunan makanan
didefinisikan sebagai penyakit yang bersifat infeksi atau toksik.
Kaopectate merupakan obat diare berbentuk suspensi dalam air, mengandung zat
berkhasiat kaolin dan pectin untuk mengobati diare pada anak-anak dan
orang dewasa, yang disebabkan oleh bakteri yang tidak tertentu (non
spesifik).
Mekanisme kerja. Kaolin dan pectin akan bekerja menyerap dan menghilangkan
rangsangan, melenyapkan bakteri dan zat-zat yang merangsang,
yang sering kali menjadi penyebab timbulnya diare. Kaolin
merupakan zat penyerap yang ampuh dalam kasus, yang bekerja di
permukaan untuk menyerap bakteri, racun serta zat yang bersifat
merangsang. Pectin bekerja menghilangkan racun bakteri, makanya
zat ini tak diserap tubuh. Pengaruhnya yang berguna untuk
mengobati diare hanya terbatas pada dinding usus.
Cara pemakaian. Obat diare kaopectate diberikan satu kali setiap hari sesudah buang air
besar atau bila diare berlangsung secara terus menerus, dapat
diberikan beberapa kali, kecuali dokter menentukan lain. Takaran
yang diberikan pada anak-anak antara 6-12 tahun adalah 2-4 sdm
(30-60 ml).
D. Tinjauan Diare karena Keracunan Makanan
1. Definisi Diare
Diare (menurut WHO, 1980) adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga
kali sehari. Apabila frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya serta
berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu maka hal ini disebut diare akut
(Setiawan, 2007).
2. Jenis-jenis Diare
Jenis-jenis diare dapat dibagi menjadi dua yaitu diare akut dan diare kronik.
Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung singkat
dalam beberapa jam sampai 7 / 14 hari. Penyebabanya adalah gangguan jasad renik
atau bakteri yang masuk ke dalam usus halus setelah melewati berbagai rintangan
asam lambung, jasad renik yang berkembang pesat di dalam usus halus, racun yang
dikeluarkan oleh bakteri, kelebihan cairan usus akibat racun.
Diare Kronik
Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu ( untuk orang
dewasa, pada bayi dan anak batas waktu 2 minggu ). Faktor-faktor yang
menimbulkan diare kronik adalah sebagai berikut adalah gangguan bakteri / jamur /
parasit, malabsorpsi kalori, malabsorpsi lemak.
3. Penyebab Diare
Diare di sebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi),
makanan, dan faktor psikologis.
Faktor Infeksi
Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama dire pada anak. Jenis-
jenis infeksi yang pada umumnya menyerang adalah, seperti infeksi bakteri kuman
(E. coli, Salmonella, Vibrio cholerae), infeksi basil (disentri), infeksi firus enterovirus
dan adenovirus, infeksi parasit oleh cacing (askaris), infeksi jamur (candidiasis),
infeksi akibat organ lain (seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan),
keracunan makanan.
Faktor Malabsospsi
Faktor malabsorsi dibagi menjadi dua jenis yaitu faktor malabsorpsi karbohidrat dan
faktor malabsorpsi lemak. Faktor malabsorpsi pada bayi yaitu kepekaan terhadap
lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat,
tinja berbau sangat asam, sakit didaerah perut. Jika sering terkena diare ini,
pertumbuhan bayi akan terganggu.
Faktor malabsorpsi lemak. Dalam makanan terdapat lemak yang disebut triglyserida.
Triglyserida, dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang
siap diabsorpsi usus. Karena tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus,
diare dapat jadi muncul karena lemak tidak terserap dengan baik. Gejalanya adalah
tinja mengandung lemak.
Faktor Makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi,beracun,
terlalu banyak lemak, mentah (sayuran), dan kurang matang.
Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak dapat mengakibatkan diare
kronik.
4. Faktor resiko Diare
Faktor Resiko Terjadinya Diare yaitu:
Umur
Kebanyakan episode diare terjadi pada dua tahun pertama kehidupan. Insiden paling
tinggi pada golongan umur 6-11 bulan, pada masa diberikan makanan pendamping.
Hal ini karena belum terbentuknya kekebalan alami dari anak pada umur di bawah
24 bulan.
JenisKelamin
Resiko kesakitan diare pada golongan perempuan lebih rendah daripada laki-laki
karena aktivitas anak laki-laki dengan lingkungan lebih tinggi.
Musim
Variasi pola musim di daerah tropik memperlihatkan bahwa diare terjadi sepanjang
tahun, frekuensinya meningkat pada peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
Status Gizi
Status gizi berpengaruh sekali pada diare. Pada anak yang kurang gizi karena
pemberian makanan yang kurang, episode diare akut lebih berat, berakhir lebih lama
dan lebih sering. Kemungkinan terjadinya diare persisten juga lebih sering dan
disentri lebih berat. Resiko meninggal akibat diare persisten atau disentri sangat
meningkat bila anak sudah kurang gizi.
Lingkungan
Di daerah kumuh yang padat penduduk, kurang air bersih dengan sanitasi yang jelek
penyakit mudah menular. Pada beberapa tempat shigellosis yaitu salah satu
penyebab diare merupakan penyakit endemik, infeksi berlangsung sepanjang tahun,
terutama pada bayi dan anak-anak yang berumur antara 6 bulan sampai 3 tahun.
Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi anggota keluarga.
Hal ini nampak dari ketidakmampuan ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
gizi keluarga khususnya pada anak balita sehingga mereka cenderung memiliki
status gizi kurang bahkan status gizi buruk yang memudahkan balita tersebut
terkena diare. Mereka yang berstatus ekonomi rendah biasanya tinggal di daerah
yang tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga memudahkan seseorang untuk
terkena diare.
5. Patofisiologi Diare
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor di
antaranya pertama faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme
(kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah
permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya
mengakibatkan gangguan fungsi usus meneyebabkan sistem transpor aktif dalam
usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan
elektrolit akan meningkat.
Kedua faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang
mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga
terjadilah diare. Ketiga faktor makanan, ini terjadi apabila toksin yang ada tidak
mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang
mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian
menyebabkan diare. Keempat, faktor psikologis dapat mempengaruhi terjadinya
peningkatan peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan
makanan yang dapat menyebabkan diare (Hidayat, 2006:12).
6. Patogenesis Diare
Patogenesis diare akut yaitu masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam
usus halus setelah melewati rintangan asam lambung. Jasad renik itu berkembang
biak di dalam usus halus. Kemudian jasad renik mengeluarkan toksin. Akibat toksin
tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Patogenesis diare kronik lebih kompleks dan faktor-faktor yang
menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.
Sebagai akibat diare akut maupun kronis akan terjadi kehilangan air dan elektronik
(dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa
(asidosis metabolik, hipokalemi, dan sebagainya), gangguan gizi akibat kelaparan
(masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah), hipoglikemia, gangguan
sirkulasi darah.
7. Etiologi Diare
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit,
virus), malabsorpsi, alergi.
Faktor infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, ini meliputi infeksi bakteri (E. coli, Salmonella, Vibrio cholera), virus
(enterovirus, adenovirus, rotavirus), parasit (cacing, protozoa). Infeksi parenteral
yaitu infeksi yang berasal dari bagian tubuh yang lain diluar alat pencernaan, seperti
otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia. Keadaan ini terutama
pada bayi berumur dibawah 2 tahun.
Faktor malabsorbsi
Gangguan penyerapan makanan akibat malabsorbsi karbohidrat, pada bayi dan anak
tersering karena intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan protein.
Faktor alergi makanan
Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan.
Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,seperti :
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
benar.
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
8. Manifestasi Klinik
diare sudah 5 kali dari kemarin sepulang sekolah setelah makan gado-gado di kantin
sekolah dan 1 kali tadi pagi
perut sakit
muntah 1 kali, disebabkan lambung yang turut meradang atau
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. lemas
feses encer, tidak berlendir, tidak berdarah
tidak demam
E. Tinjauan Terapi Menyelesaikan Kasus
Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan upaya pencegahan yang dapat
dilakukan dengan menghindari pemicu diare.
Menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi, hal ini agar apapun
makanan dan minuman yang diminum pasien bebas dari bakteri, virus ataupun parasit
yang dapat memperparah diare
Menghindari soda dan minuman tinggi kadar glukosa karena gula dapat menarik
cairan kedalam usus dan memperburuk kondisi diare.
Terapi yang diberikan dapat berupa diet. Menghentikan konsumsi makanan padat dan
susu. Dehidrasi , maintenace air dan elektrolit merupakan terapi utama yang harus
dilakukan hingga episode berakhir. Jika pasien kehilangan banyak cairan, dehidrasi
ditujukan untuk menghentikan air dan elektrolit untuk komposisi tubuh normal.
Sedangkan pada pasien yang tidak mengalami deplesi volum, pemberian cairan
bertujuan untuk pemeliharaan cairan dan elektrolit.
Pemberian cairan parenteral perlu dilakukan untuk memasok air dan elektrolit jika
pasien mengalami muntah dan dehidrasi berat, selain untuk mencegah terjadinya
hipernatremia.
Terapi Farmakologi
Berbagai obat yang digunakan dalam terapi diare dimasukkan dalm kategori berikut :
antimotilitas, adsorben, antiskretori, antibiotik, enzim, dan mikroflora usus. Obat yang
digunakan ini tidak menyembuhkan namun bersifat paliatif (meringankan).
- Opiat dan derivatnya
Dapat meringankan gejala diare dengan cara menunda transit isi intraluminal atau
dengan meningkatkan kapasitas usus, sehingga memperpanjang waktu kontak dan
penyerapan.
F. Review Outcome Kasus 1
Dilihat dari gejala yang dialami pasien, pasien terkena diare akut karena pasien
tidak mengalami gejala demam, dan konsistensi feses pasien juga tidak berdarah dan
tidak berlendir .
Dijelaskan oleh keluarga pasien, pasien mempunyai obat kaupectat yang ada
dirumah, yang merupakan golongan obat bebas.
Kaopectate merupakan obat diare berbentuk suspensi dalam air, mengandung zat
berkhasiat kaolin dan pectin untuk mengobati diare pada anak-anak dan
orang dewasa, yang disebabkan oleh bakteri yang tidak tertentu (non
spesifik).
Mekanisme kerja. Kaolin dan pectin akan bekerja menyerap dan menghilangkan
rangsangan, melenyapkan bakteri dan zat-zat yang merangsang,
yang sering kali menjadi penyebab timbulnya diare. Kaolin
merupakan zat penyerap yang ampuh dalam kasus, yang bekerja di
permukaan untuk menyerap bakteri, racun serta zat yang bersifat
merangsang. Pectin bekerja menghilangkan racun bakteri, makanya
zat ini tak diserap tubuh. Pengaruhnya yang berguna untuk
mengobati diare hanya terbatas pada dinding usus.
Cara pemakaian. Obat diare kaopectate diberikan satu kali setiap hari sesudah buang air
besar atau bila diare berlangsung secara terus menerus, dapat
diberikan beberapa kali, kecuali dokter menentukan lain. Takaran
yang diberikan pada anak-anak antara 6-12 tahun adalah 2-4 sdm
(30-60 ml).
G.Keputusan Apoteker
Sebagai apoteker, saya menganjurkan menggunakan kaupectat karena dilihat
dari umur pasien , gejala pasien, pasien terkena diare akut karena pasien tidak
mengalami gejala demam, dan feses pasien juga tidak ada darah.
Kemudian umur pasien pun cukup untuk menggunakan obat kaupectat kecuali jika
umur pasien masih dibawah 3 tahun, dan kaupectat digunakan pada pasien yang tidak
demam.
H. Materi KIE (jelaskan ttg diare sesuai kasus, penyebab diare sesuai kasus, obat yang
digunakan atau terapi2nya, pencegahan, penatalaksanaan, dll)
Berdasarkan keluhan, gejala, kosistensi feses dan konsumsi makan terakhir
dapat diduga bahwa Miki menderita penyakit diare akut cair karena keracunan
makanan. Diare akut ini menyebabkan buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam
dengan konsistensi feses cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Keluhan yang
dirasakan Miki berupa diare sebanyak 5 kali dalam sehari. Normalnya dalam satu hari
manusia buang air besar sebanyak 2 sampai 3 kali perhari namun dikarenakan adanya
disfungsi usus besar, manusia dapat buang air besar lebih dari 2 sampai 3 perhari.
Penyebab tersering diare di negara kita adalah faktor makanan dan faktor infeksi.
Makanan yang dikonsumsi terakhir oleh Miki adalah gado-gado. Setelah makan
gado-gado di kantin sekolah dan satu kali tadi pagi. Dalam hal ini diare yang dialami
oleh Miki disebabkan karenan keracunan makanan. Dimana keracunan makanan
didefinisikan sebagai penyakit yang bersifat infeksi atau toksik.
Saya akan memberikan oralit kepada pasien sebagai pengganti cairan tubuhnya.
Diminum setiap selesai BAB, 200-300 ml (1-setengah gelas) dan Kaopectat ( kombinasi
kaolin-pektin) diminum 2-4 sendok makan (30-60 ml).
Dialog
Pada suatu pagi yang cerah pukul 06.30 WIB di apotek “Linda Farma” datanglah
sheila yang dengan tergesa-gesa dan terlihat sangat panik, sheila menuju apotek
linda
Karyawan Apotek : Selamat pagi, mbak. Ada yang bisa kami bantu?
sheila : selamat pagi, Mbak. Saya mau konsultasi mengenai adik saya
Miki, mbak. Adik saya buang air besar sudah 5 kali dari kemarin dan tadi sebelum
saya pergi, dia buang air besar lagi mbak.
Karyawan Apotek : Baiklah, mbak bisa berkonsultasi dengan apoteker kami.
Sebentar saya panggilkan apotekernya.
Apoteker : Selamat pagi, mbak. Saya apoteker di sini. Nama saya linda.
Nama mbak siapa?
Sheila : Nama saya sheila
Apoteker : Rumahnya di mana, mbak?
Sheila : Saya tinggal di depan apotik ini mbak.
Apoteker : wah, berarti kita tetangga dong . Apa yang mbak keluhkan?
Sheila : Adik saya Miki, umurnya 8 tahun. dari kemaren perutnya
mulas dan buang air besar sebanyak 5 kali dari kemarin. Sebelum saya pergi ke
sini, Miki juga BAB lagi. Badannya lemas dan muntah-muntah.
Apoteker : demam gak mbak mikinya?
Sheila : nggak demam kok mbak.
Apoteker : oh, Bentuk fesesnya seperti apa, mbak? Cair atau lembek?
Sheila : encer dan tidak berlendir, mbak.
Apoteker : Sebelumnya makan apa?
Sheila : makan gado-gado di kantin sekolah. Adik saya langsung sakit
perut terus muntah karena makan gado-gado itu.
Apoteker : sebelumnya miki sudah minum obat apa?
Sheila : Belum ,mbak. Saya bingung obat apa yang bisa diminum. Tapi
di rumah masih ada sisa obat anti diare Kaopectate di lemari obat.
Apoteker : oh, ada kaupectat, sudah berapa lama disimpan dalam lemari mbak?
sheila : sudah satu bulan mbak.
Apoteker : Baiklah, mbak tunggu sebentar ya.
(langsung manggil AA nya)
Mbak zee, tolong ambilkan sediaan oralit
AA (zeee) : Iya, bu…
Apoteker : (Setelah obat ada di tangan ) Ini Obatnya Oralit diminum
setiap selesai BAB, 200-300 ml (1-setengah gelas) mbak biar ga lemas, ga dehidrasi.. ,
Terus kaupectatnya( kombinasi kaolin-pektin) diminum 2-4 sendok makan (30-60
ml).
Sheila : Terimakasih banyak, mbak. Selamat pagi.
Kaupectat diminum 3x sehari kah? Tambahkan lagi dialog ttg saran2 menjaga kebersihan / sanitasi dll (materi KIE)
Apoteker : lain kali kasih tau sama adikkmu jangan sembarangan makan, karena dapat menyebabkan penyakit. kita perlu waspada loh mbak dengan memilih makanan yang bersih dan sehat. Saat ini, udara panas dimana banyak lalat beterbangan, juga debu-debu pembawa kuman. Selektiflah dalam mengkonsumsi makanan. Jagalah makanan dalam keadaan baik misal masukkan ke kulkas karena makanan yang di luar mudah terkontaminasi.
(contoh cosma, perlu diperbaiki
[email protected] pass Chinta88