Tugas Dr Bagas -Elisa

11
Nama : Awwahun Halim NIM : 042010101017 PR RESPONSI 1. Arcus Sinilis Merupakan manifestasi proses penuaan pada kornea yang berupa infiltrasi lemak yang berwarna keputihan, berbentuk cincin di bagian tepi kornea. Mula-mula timbul dibagian inferior kemudian diikuti bagian superior yang kemudian membentuk sebuah cincin. Etiologi arcus sinilis diduga ada hubungannya dengan peningkatan kolesterol dan LDL. Bahan yang membentuk arcus sinilis terdiri dari ester kolesterol dan gliserid. Arcus sinilis mulai dijumpai pada usia 40 tahun dan 60 tahun serta terjadi hampir pada semua orang yang berusia diatas 80 tahun, dimana laki-laki lebih awal timbul dibandingkan perempuan. 2. Perbedaan light perception dengan fundus reflek LP : pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan senter. FR : pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan ophtalmoskop.

description

gh

Transcript of Tugas Dr Bagas -Elisa

Page 1: Tugas Dr Bagas -Elisa

Nama : Awwahun Halim

NIM : 042010101017

PR RESPONSI

1. Arcus Sinilis

Merupakan manifestasi proses penuaan pada kornea yang berupa

infiltrasi lemak yang berwarna keputihan, berbentuk cincin di bagian tepi

kornea. Mula-mula timbul dibagian inferior kemudian diikuti bagian superior

yang kemudian membentuk sebuah cincin.

Etiologi arcus sinilis diduga ada hubungannya dengan peningkatan

kolesterol dan LDL. Bahan yang membentuk arcus sinilis terdiri dari ester

kolesterol dan gliserid.

Arcus sinilis mulai dijumpai pada usia 40 tahun dan 60 tahun serta

terjadi hampir pada semua orang yang berusia diatas 80 tahun, dimana laki-

laki lebih awal timbul dibandingkan perempuan.

2. Perbedaan light perception dengan fundus reflek

LP : pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan senter.

FR : pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan ophtalmoskop.

LP : untuk mengetahui fungsi sensoris retina.

FR : untuk mengetahui gambaran pada fundus okuli.

LP : bukan merupakan test untuk menilai kekeruhan dari media optik.

FR : untuk mengetahui ada kekeruhan pada media optik sehingga

sinar tidak dapat memberikan gambaran atau tidak mencapai fundus

okuli.

LP : dapat dilakukan pada kekeruhan media optik total.

FR : tidak dapat dilakukan pada kekeruhan media optik total.

Page 2: Tugas Dr Bagas -Elisa

3. Persiapan operasi

Pertama harus dilakukan inform consent dan dilanjutkan dengan

pemeriksaan:

Tidak ada tanda-tanda radang.

TIO dalam batas normal.

Tidak ada gangguan pada sistem lakrimasi.

Cukur bulu mata.

Atropin sebagai sikloplegik.

Memberi penenang bagi pasien yang gelisah pre op.

Jika ada DM, maka harus sudah teregulasi.

Jika ada hipertensi, harus sudah terkontrol.

Tidak ada gangguan pada jantung dan paru.

Persiapan alat operasi dan bahan (IOL).

Jika ada ganguan pada sistem lakrimasi dapat mengakibatkan dakriosistitis.

4. Klasifikasi hipertensi menurut The Join National Comitte on Reteetion,

Evaluation and Treatment of High Blood Presure Amerika Serikat

Kriteria JNC 5

Kategori TDD (mmHg) TDS (mmHg)

Normal <85 <130

Normal tinggi 85-89 130-139

Hipertensi

Tinggi 1 (ringan) 90-99 140-159

Tinggi 2 (sedang) 100-109 160-179

Tinggi 3 (berat) 110-119 180-209

Tinggi 4 (sangat berat) ≥ 120 ≥210

Kriteria JNC 7

Page 3: Tugas Dr Bagas -Elisa

BP Classification SBP (mmHg) DBP (mmHg)

Normal <120 And <80

Prehipertention 120-139 80-89

Stage 1 hipertention 140-159 90-99

Stage 2 hipertention >160 >100

Page 4: Tugas Dr Bagas -Elisa

Nama : Putri Anggraeni

NIM : 052010101015

TUGAS RESPONSI

1. Berapa lama setelah trauma pseudopterygium terbentuk

Pada kelinci pseudopterygium terbentuk/ muncul 4 bulan setelah trauma

(Katzuya, Osuma. 2008. Pseudopterygium. Unique conjungtiva stricture

in Jappanese white rabbit).

Pada manusia pseudopterygium terbentuk 3 bulan setelah trauma. (Shin

Ha, Hyo. 2004. Ultrastrutur analysis of in vivo Expanded Corneal

epithelium in Amniotic Membran. Departement of Ophtalmology,

Chung-Ang University College of Medicine, Seoul. Kornea).

2. Pemeriksaan defek epitel pada konjungtiva

Test Rose Bengal

Tujuan : untuk melihat sel mati pada kornea dan konjungtiva.

Dasar :

Rose Bengal mewarnai sel dan nukleus, dan hanya sel yang telah mati.

Sel mati dengan pewarnaan Rose Bengal akan memberikan warna merah.

Pewarnaan positif merupakan hal yang selalu terjadi pada sindrom mata

kering (dry eye syndrome).

Kerugiannya: bahan ini sangat iritatif dan memberikan warna yang lama

dan iritasi terhadap konjungtiva, pinggir kelopak dan malahan kulit.

Teknik :

a. Anestesi lokal pada mata yang akan diperiksa.

b. Beberapa tetes Rose Bengal atau dengan tongkat kaca diletakkan

pada limbus superior.

c. Rose Bengal menyebar dicuci dengan garam fisiologis.

Nilai :

Akan terdapat pewarnaan pasa sel epitek konjungtiva mati.

Page 5: Tugas Dr Bagas -Elisa

Pewarnaan akan terjadi pada sel-sel jaringan mati sehingga dapat

dilihatnya sel-sel mati pada kornea.

3. Kelainan pada mata yang memiliki visus 6/60

Mata merah visus turun perlahan

Katarak

Glaukoma

Diabetik retinopati

Retinopati hipertensi

Retinopati hipotensi

Retinopati leukemia

Mata merah dengan penglihatan turun mendadak

Keratitis

Keratokonjungtivitis

Ulkus kornea

Uveitis anterior dan uveitis posterior

Panoftalmitis

Endoftalmitis

Oftalmia simpatika

Penglihatan turun mendadak tanpa mata merah

Neuritis optik

Ablasio retina

Obstruksi vena retina sentral

Oklusi arteri retina sentral

Kekruhan badan kaca

Ambliopia toksik

Migren

4. Komplikasi pterygium

Page 6: Tugas Dr Bagas -Elisa

a. Apabila menutupi seluruh kornea dan seluruh bola mata sehingga

penglihatan menjadi sangat terganggu (penyimpangan/ penurunan fungsi

penglihatan).

b. Kemerahan dan iritasi.

c. Bekas luka yang kronik pada konjungtiva dan kornea.

d. Penipisan sklera

e. Terbentuk jaringan parut.

5. Pengecatan gram menggunakan

Methylen blue

Page 7: Tugas Dr Bagas -Elisa

Nama : Marthin KolelupanNIM : 02700138PR UJIAN

Endoftalmitis PanoftalmitisRadang Intraokuler Intraokuler dan

intraorbitaDemam Tidak nyata NyataSakit bola mata Ada BeratPergerakan bola mata Tidak terganggu Sakit, tidak bergerakEksoftalmus Tidak ada Mata menonjolTindakan bedah Enukleasi / eviserasi Eviserasi

Page 8: Tugas Dr Bagas -Elisa

Nama : M. Dilli YudistiraNIM : 022010101056

1. Permasalaha diabetes pada mataPermasalah diabetes pada mata ada 3, yaitu:a. Katarakb. Glaukomac. Retinopati diabetik

Akibat dari mikro dan makro angiopati yang terjadi pada bola mata menyebabkan kerukan retina. Pada diabetik retinopati terdapat tiga tipe, yaitu: Background retinopati : adanya kerusakan pembuluh darah pada

bola mata menyebabkan persoalan penglihatan. Maculopati : kerusakan pembuluh darah mulai mengenai makula

yang menyebabkan gangguan penglihatan yang signifikan. Proliferatif retinopati : pembuluh darah baru mulai tumbuh

dibelakang mata. Tipe ini berkembang akibat kekurangan oksigen yang meningkat akibat penyakit vaskuler.

2. Grade hipertensiSistole (mmHg) Diastole (mmHg)

Normal <120 Dan <80Prehipertensi 120-139 Atau 80-89Stadium 1 140-159 Atau 90-99Stadium 2 ≥160 Atau ≥100

3. Hipertensi pada mataPermasalahan hipertensi pada mata :a. Hipertensi retinopatib. Mikroaneurismac. Branch retinal vein occlusion (BRVO) dan vitreus hemorrhaged. Optic nerve involvement (optic neuropaty)e. Kerusakan nervus otot bola mata yang akan menyebabkan paralisis.

4. Glaukoma akibat blok pupila. Glaukoma primer sudut tertutupb. Seklusio pupilc. Lensa intumesend. Dislokasi lensa ke anteriore. Hifema

Page 9: Tugas Dr Bagas -Elisa

5. Tindakan yang bisa dilakukan sebelum operasia. Pengukuran visusb. Pemeriksaan pupilc. Pemeriksaan eksternal bola matad. Pengukuran TIOe. Pemeriksaan slit lampf. Pemeriksaan fundus dengan medriasilg. biometri