tugas diagnostik holistik

8
STUDI KASUS PASIEN TUGAS DIAGNOSIS HOLISTIC BLOK KEDOKTERAN KELUARGA KELOMPOK: B-15 M. Riyan Adi Hermawan 1102010171 M. Syarif H 1102010170 Mellati Zastia P 1102011160 Melly Faisha R 1102011161 Mia Indah Sari 1102011162 Niken Audi L 1102011194 Nisa Ul-Husna 1102011195 Nita Rahmatunnisa 1102011196 Rantri Zahra Kirana 1102011222 Redo Alif Iszar 1102011225 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

description

asam urat

Transcript of tugas diagnostik holistik

STUDI KASUS PASIENTUGAS DIAGNOSIS HOLISTICBLOK KEDOKTERAN KELUARGA

KELOMPOK: B-15M. Riyan Adi Hermawan1102010171M. Syarif H1102010170Mellati Zastia P1102011160Melly Faisha R1102011161Mia Indah Sari1102011162Niken Audi L1102011194Nisa Ul-Husna1102011195Nita Rahmatunnisa 1102011196Rantri Zahra Kirana1102011222Redo Alif Iszar1102011225

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSIJAKARTA 2014

BERKAS PASIENA. 1. Keluhan Utama: Nyeri pada sendi jari tangan 2. Keluhan Tambahan: Pegal-pegal3. Riwayat Penyakit Sekarang: Asam Urat4. Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi5. Riwayat Penyakit Keluarga : Hipertensi6. Riwayat Sosial Ekonomi: Memadai7. Riwayat Kebiasaan: Makan makanan bersantan dan kacang kacangan

B. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum: Sakit ringan2. Vital Sign: TD: 180/110 mmHg3. Status Generalis: KU: sakit ringan, vital sign: TD: 180/110 mmHg 4. Status Lokalis: Terdapat inflamasi pada sendi metacarpophalangeal II sinistra

C. Pemeriksaan Penunjang: kadar asam urat darah 11 mg/dl

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga1. Karakteristik Keluargaa. Identitas Kepala Keluarga: Kosasihb. Identitas Pasangan: Nuraenic. Struktur Komposisi Keluarga:

Table 1. Anggota keluarga yang tinggal serumahNoNamaKedudukan dalam keluargaGenderUmurPendidikanPekerjaanKeterangan Tambahan

1.KosasihKepala keluargaLaki-laki42 thS1PNS

2.NuraeniIstriPerempuan41 thS1PNS

3.Azmi Alifian FadilaAnak Laki-laki13 thSMPPelajar

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidupa. Lingkungan tempat tinggal

Table 2. Lingkungan tempat tinggalStatus kepemilikan rumah : menumpang/kontrak/hibah/milik sendiriDaerah perumahan : kumuh/padat/bersih/berjauhan/mewah

Karakteristik Rumah dan LingkunganKesimpulan

Luas rumah : 7 x 16 m2Keadaan lingkungan tempat tinggal baik

Jumlah penghuni dalam satu rumah : 3 orang

Luas halaman rumah : 110 m2

Bertingkat/tidak bertingkat

Lantai rumah dari : tanah/semen/keramik/dll

Dinding rumah dari : papan/tembok/kombinasi

Jamban keluarga : ada/tidak ada

Tempat bermain : ada/tidak

Penerangan listrik : 1300 watt

Ketersediaan air bersih : ada/tidak

Tempat pembuangan sampah : ada/tidak

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (kendaraan, elektronik, peralatan RT) Kepemilikan kendaraan bermotor (mobil,motor), peralatan rumah tangga, elektronik yang berada di dalam dan area rumah adalah milik pribadi.

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:a. Sebutkan jenis tempat berobat: Klinik 24 Jamb. Balita: KMSc. Asuransi/jaminan kesehatan: ASKES4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan KesehatanFaktorKeteranganKesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatanJalan kakiAngkotKendaraan pribadi

Tarif pelayanan kesehatanSangat mahalMahalTerjangkauMurahGratis

Kualitas pelayanan kesehatanSangat memuaskanMemuaskanCukup memuaskanTidak memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluargaa. Kebiasaan makan: Sudah memulai pola makan yang baik setelah serangan asam urat pertama. Dan mulai mengurangi konsumsi makanan pencetus asam uratb. Menerapkan pola gizi seimbang: Ya

6. Pola Dukungan Keluargaa. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga: Faktor kesadaran dari istri dalam mengatur asupan makananb. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga: Konsumsi makanan suami pada jam kerja tidak bisa dikontrol.

B. Genogram1. Bentuk keluarga : Nuclear family2. Tahapan siklus keluarga : Family with teenager3. Family map (gambar)

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

Kesulitan mengendalikan pola makan saat pasien bekerja menyebabkan rekurensi penyakit.

D. Diagnosis Holistik1. Aspek personal : Alasan kedatangan:Nyeri pada sendi tangan Harapan:Hilangnya rasa nyeri Kekhawatiran:Sulit beraktivitas Persepsi pasien tentang penyakitnya:Penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan pasien memakan makanan yang bersantan. Pasien mengharapkan kesembuhan setelah berobat ke dokter.

2. Aspek klinis : Diagnosis kerja:Arthritis gout Diagnosis banding:Rheumatoid arthritis dan osteo arthritis

3. Aspek resiko internal : Pola makan yang kurang baik dan riwayat hipertensi

4. Aspek psikososial keluarga : Fungsi ekonomi:Tingkat ekonomi yang memadai mendukung perilaku konsumtif (makanan) pasien

5. Aspek fungsional : Jika penyakit kambuh dapat mengganggu aktivitas pasien

E. Rencana PelaksanaanPenatalaksanaan pasien dengan arthritis gout dapat dengan menggunakan obat-obat penurun asam urat, seperti Kolsikin, Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (AOINS), kortikosteroid, dan kompres. Selain penggunaan obat-obat tersebut, pasien juga harus terus mengontrol diet dengan terus menghindari makanan dengan kadar purin tinggi, tidak mengkonsumsi minuman alkohol, dan menghindari kegemukan. Adapun golongan makan yang memiliki kadar purin dibagi atas beberapa golongan :1. Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng.2. Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.3. Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan. Sementara dalam lingkup keluarga, untuk mendukung kesembuhan dan pemulihan pasien maka keluarga harus dengan menyeluruh mendukung pasien terutama terkait diet pasien seperti tidak menghidangkan makanan-makanan dengan kadar purin tinggi di meja makan sehingga pasien tidak terpancing untuk mengkonsumsi makanan tersebut, adapun terkait bahwa hiperurisemia dapat dikaitkan dengan faktor genetik, maka sebaiknya anggota keluarga terdekat juga memeriksakan diri sehingga dapat mencegah kemungkinan timbulnya penyakit yang sama di kemudian hari. Dalam hal komunitas, untuk mencegah timbulnya penyakit tersebut, maka petugas kesehatan sebaiknya melakukan penyuluhan terkait faktor-faktor penyebab, tanda-tanda awal serangan penyakit, dan cara pencegahan. Penyuluhan dapat juga berupa membudayakan kebiasaan berolahraga dalam masyarakat dan memberikan informasi kepada masyrakat jenis-jenis bahan makanan dan minuman apa saja yang memiliki kandungan purin berlebih dan sebaiknya dihindari oleh golongan masyarakat yang beresiko tinggi. Diharapkan dengan hal tersebut maka penyakit arthritis gout dapat ditekan kehadirannya di tengah komunitas agar kualitas hidup masyarakat di komunitas tersebut dapat lebih baik lagi.