Tugas Cerpen

3
KESEMPATAN TERAKHIR Saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara, Kaka saya yang sulung bernama Ifan, yang ke-dua bernama Arief dan saya yang terakhir Indah. Pada saat masih duduk di bangku SMA Ka Arief sering mengeluh kesakitan perutnya dan Ia menganggap itu cuma sakit Maag biasa. Sewaktu SMA Ka Arief memiliki seorang kekasih yang bernama Ka Riri. Wanita yang berkulit putih, tinggi dan memiliki rambut seperti garis katulistiwa ini sangat baik dan perhatian kepada kaka maupun keluarga saya. Saya rasa kaka saya tidak salah dalam memilih kekasih. Setelah lulus dari bangku SMA, Ka Arief dan kekasihnya berangkat ke kota seberang. Mereka mendaftar kuliah di Universitas Mataram ( UNRAM ), dan Alhamdulillah keterima disana. Pada saat semester pertama tak tahu kenapa Ka Arief mengerang kesakitan perutnya lagi, Dan Ka Arief lalu mengambil telpon genggamnya dan menghubungi ibu saya. Ibu saya menyuruhnya untuk memeriksa ke dokter. Ia lalu bergegas ke dokter. Sambil menunggu hasil lab.ia terbaring diatas kasur di dalam sebuah ruangan dengan wajah yang pucat. Beberapa lama menunggu, akhirnya seorang dokter masuk dan membawa selembar kertas putih yang menyatakan bahwa kaka saya divonis diagnosa ginjal. Mendengar hal tersebut kaka saya sangat sedih, namun ia sabar dan ia percaya bahwa itu adalah ujian dari Allah s.w.t. Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun berlalu, Tidak ada perubahan yang di alaminya. Ketika semester 5 sakit itu datang lagi, dengan tubuh yang lemas, Kaka saya memeriksanya ke dokter dan dokter memvonisnya sudah terkena gagal ginjal stadium 4. Betapa kagetnya Ka Arief mendengar hal tersebut, Ia tidak dapat melakukan apapun untuk melangkahpun sangat susah.

description

Kesempatan terakhir

Transcript of Tugas Cerpen

KESEMPATAN TERAKHIRSaya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara, Kaka saya yang sulung bernama Ifan, yang ke-dua bernama Arief dan saya yang terakhir Indah. Pada saat masih duduk di bangku SMA Ka Arief sering mengeluh kesakitan perutnya dan Ia menganggap itu cuma sakit Maag biasa. Sewaktu SMA Ka Arief memiliki seorang kekasih yang bernama Ka Riri. Wanita yang berkulit putih, tinggi dan memiliki rambut seperti garis katulistiwa ini sangat baik dan perhatian kepada kaka maupun keluarga saya. Saya rasa kaka saya tidak salah dalam memilih kekasih. Setelah lulus dari bangku SMA, Ka Arief dan kekasihnya berangkat ke kota seberang. Mereka mendaftar kuliah di Universitas Mataram ( UNRAM ), dan Alhamdulillah keterima disana.Pada saat semester pertama tak tahu kenapa Ka Arief mengerang kesakitan perutnya lagi, Dan Ka Arief lalu mengambil telpon genggamnya dan menghubungi ibu saya. Ibu saya menyuruhnya untuk memeriksa ke dokter. Ia lalu bergegas ke dokter. Sambil menunggu hasil lab.ia terbaring diatas kasur di dalam sebuah ruangan dengan wajah yang pucat. Beberapa lama menunggu, akhirnya seorang dokter masuk dan membawa selembar kertas putih yang menyatakan bahwa kaka saya divonis diagnosa ginjal. Mendengar hal tersebut kaka saya sangat sedih, namun ia sabar dan ia percaya bahwa itu adalah ujian dari Allah s.w.t. Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun berlalu, Tidak ada perubahan yang di alaminya. Ketika semester 5 sakit itu datang lagi, dengan tubuh yang lemas, Kaka saya memeriksanya ke dokter dan dokter memvonisnya sudah terkena gagal ginjal stadium 4. Betapa kagetnya Ka Arief mendengar hal tersebut, Ia tidak dapat melakukan apapun untuk melangkahpun sangat susah. Sepulangnya dari dokter ,Ka Arief memberitahukan hal tersebut ke Ibu saya, dengan spontan Ibu saya terkejut dan bergegas berangkat ke mataram bersama Saya dan Ayah. Setiba di Mataram kamipun membawa Ka Arief ke rumah sakit jogja dan rawat inap selama hamper 3 bulan. Tak lupa kekasih Ka Arief juga ikut bersama kami, Ia sangat sabar dan setia kemanapun Ka Arief di bawa berobat. Selama disana Ka Riri sebagai seorang kekasih selalu setia menunggu dan membantu selakyaknya seorang istri. Ka Riri tidak pernah mengeluh atas apa yang terjadi kepada Ka Arief. Di rumah sakit Jogja disana Ka Arief dipasang Alat CAPD. CAPD ini adalah sebuah alat pencuci darah/ pengganti cuci darah yang dapat dilakukan sendiri.

Ketika keadaan Ka arief sudah agak membaik , kamipun membawanya pulang ke Mataram. Saya beserta Ayah dan Ibu pulang ke Sumbawa. Tepat pada tanggal 16 Maret ( hari Sabtu ) sekitar jam 9 na, Ka Arief menelpon Ibu saya. Katanya Ma, kapan datang kemataram . Lalu Ibu saya menjawab . besok Nak, hari minggu Mama berangkat . Sebelum hari keberangkatan Ibu saya, tepatnya hari sabtu magrib, bapak kos tempat kaka saya tinggal menelpon ibu saya mengabari bahwa kaka saya telah meninggal dunia tadi pagi sekitar jam 10-11an. Mendengar hal tersebut Ibu saya sok dan menangis histeris,kami sekeluargapun sangat sedih begitu juga dengan kekasih ka Arief. Lalu Ayah saya berangkat kematram untuk menjemput Jenazah Ka Arief. Keesokan harinya dari kejauhan saya sudahmendengar serene Ambulan yang menuju kearah rumah saya, air matapun datang bersamaan datangnya ambulan tersebut. Secara perlahan jenazah Ka Arief diturunkan dari atas ambulan lalu saya berlari menghampiri Jenazah Ka Arief, saya memeluknya dan membantu membawanya masuk kedalam rumah. Ketika mayat Ka Arief dibaringkan saya pergi memeluknya lagi dan tak ingin melepaskannya, perlahan saya membuka kain putih yang menutupi wajahnya, saya memandangi wajah yang pucat itu dan terbayang masa-masa saat saya bersama Ka Arief, semua kejadian tersebut tiba-tiba datang dengan begitu saja, sungguh saya sangat menyesal tidak dapat melakukan sesuatu yang dapat membahagiakan Ka Arief untuk yang terakhir kalinya. Andai saja saya tahu kapan ajal itu akan datang. Jenazah Ka Arief dimakamkan di Sumbawa pada tangga l17 maret 2012. Pada saat acara pemakaman saya tidak bias menahan air mata dan tidak tega membiarkan Ka Arief terbaring sendiri didalam sebuah lubang yang berbentuk persegi panjang itu dan rasanya saya tidak mau berpisah dari jenazah ka Arief. Sedikit demi sedikit tanah mulai menutupi Jenazah Ka Arief sehingga menjadi tumpukan tanah. Kami semua yang hadir pada pemakaman itu memberikan Doa agar arwah Ka Arief tenang dialam sana dan diterima disisi-Nya.