ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan...

145
ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN “MILANA” KARYA BERNARD BATUBARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh : Ryan Pamula Sari NIM: 121224062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan...

Page 1: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN

“MILANA” KARYA BERNARD BATUBARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh :

Ryan Pamula Sari

NIM: 121224062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

i

ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN

“MILANA” KARYA BERNARD BATUBARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh :

Ryan Pamula Sari

NIM: 121224062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

SKRIPSI

ANALISIS TOKOH, LATAR, ALU& DAN TEMA CERPEN OMILANAOKARYA

BERNARD BATUBARA

Disusun oleh:

Ryan Pamula Sari

NlM.z121224$62

Telah disetuiui oleh:

Pembimbing I

Tanggal l0 November 2018,J*^Pd,MHum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

l

SKRJPSI

AI\ALISIS TOKOH, LATAR, ALU& DAI{ TEMA CERPEN'MILANA'KARYA BERNARI} BATUBARA

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Ryan Pamula Sari

NIM:121224062

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 2 I November 20 I 8

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Nama lengkap

Ketua

Sekretaris

Anggota 1

Anggota2

Anggota 3

Rishe Pumama Dewi S.Pd., M.Hum.

Rishe Pumama Dewi S.Pd., M.Hum.

Rishe Pumama Dewi S.Pd., M.Hum.

Septina Krismawati M.A.

Petrus Hariyanto M.Pd.

Yogyakart4 21 November 2018

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

. Yohanes Harsoyo, S.Pd.. M.Si

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada

Tuhan kami Tri Tunggal Mahakudus atas berkat melimpah, kelancaran, kekuatan serta kesabaran

yang telah diberikan.

Orang tua tercinta, Bapak Drs. Widarbo Basuki, MM. dan Dra. Agnes Sari Sri Hartiwi, MM.

yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

Adik penulis, David Putera Mahendra.

Segenap keluarga dan sahabat saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

v

MOTO

Waktunya Tuhan sempurna… Itu yang saya percaya…

(Anonim)

“Setiap air mata, Tuhan ganti dengan kebahagiaan.”

(Anonim)

Dia tahu semua yang terjadi, Dia tahu semua yang kau alami

Percayalah kepada-Nya, Dia tak pernah tinggalkanmu

Dia tahu semua yang kauperlukan, Dia tahu semua yang kaurindukan

Percayalah kepada-Nya, kau ‘kan melihat Dia b’rikan kemenangan

(Maria Shandi)

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

(Filipi 4:13)

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi

kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai

melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,

sehingga kamu dapat menanggungnya.”

(1 Korintus 10:13)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 November2018

Peneliti

Ryan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

Nomor Mahasiswa

: Ryan Pamula Sari

: 121224062

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS TOKOH, LATAR, ALUR, DAN TEMA CERPEN "MILANA"

KARYABERNARDBATUBARA

Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam·

bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya <Ii

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 21 November 2018

Y1i"~~Ryan Pamula Sari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

viii

ABSTRAK

Sari, Ryan Pamula. 2018. “Analisis Alur, Latar, Tema, dan Tokoh Cerpen

‘Milana’ Karya Bernard Batubara.” Skripsi. Yogyakarta: Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Cerpen merupakan sebuah karya sastra fiksi. Cerpen dapat berupa cerita

rekaan atau kisah nyata yang dibungkus dengan imajinasi pengarang. Tujuan

penelitian ini mendeskripsikan penokohan, latar, alur, dan tema cerpen yang

berjudul “Milana” karya Bernard Batubara. Penelitian yang digunakan oleh peneliti

adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian dengan data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Laporan penelitian

akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan

tersebut. Sumber data yang digunakan peneliti adalah cerita pendek yang berjudul

“Milana” karya Bernard Batubara. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh

peneliti adalah teknik simak dan catat. Peneliti berperan sebagai instrumen utama

karena peneliti bertindak sebagai pengumpul data utama.

Hasil dari analisis peneliti, alur dalam cerpen ini adalah alur campuran

(menceritakan masa lalu dan masa depan) yang terdiri atas paparan, rangsangan,

gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan selesaian. Latar yang digunakan

dalam cerpen meliputi tiga unsur, latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Tema

yang terkandung dalam cerpen adalah tema jasmaniah (tema percintaan). Tokoh

utama dalam cerpen tersebut adalah Milana dan tokoh tambahan adalah saya dan

Areno Adamar. Dari hasil analisis dokumen menggunakan analisis deskriptif, dan

peneliti dapat menyimpulkan bahwa cerpen Milana karya Bernard Batubara,

memaparkan mengenai kisah percintaan anak muda yang dapat ditemukan di

kehidupan sehari-hari. Cerita yang diberikan ringan dan mudah dipahami oleh

pembaca.

Kata kunci: alur, cerpen, latar, sastra, tema, tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

ABSTRACT

Sari, Ryan Pamula. 2018. ”The Analysis of Setting, Plot, Theme, and Characters

in Bernard Batubara’s Short Story ’Milana’.” Thesis. Yogyakarta:

Indonesian Language Education and Literature Study Program, Faculty of

Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

The purpose of this research was to explain the characters, background, plot,

and theme from a short story."Milana" written by Bernard Batubara. The researcher

used descriptive as the research method. The descriptive method was a research

where the collected data were words, pictures, and numbers would not be included.

This research contained data citations to provide an overview of the research. The

data source of this research was a short story "Milana" written by Bernard Batubara.

The researcher used read-marker technique as the data collection method. In this

research, the researcher as the main instrument because the researcher as the main

data collector.

There were some results in this research. The main character of the short story

was milana and the additional characters were Areno Adamar and I. Then, the plot

was mix (tell the past and the future) which consisted of exposition, inciting, action,

rising action, complication, climax, falling action, and resolution. The settings used in

the short story were place, time, and social background. The theme was about love.

Based on the results of document analysis using descriptive analysis, intrinsic study

of researcher conclude that the short story "Milana" written by Bernard Batubara

explained about love stories of young people which could be found in daily life. The

story was easily to be understood by the readers.

keywords : plot, short story, setting, theme, character, literature

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan bimbingan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul

Analisis Alur, Latar, dan Tema, Tokoh Cerpen “Milana” Karya Bernard

Batubara dengan baik dan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Penyusunan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas

Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa keberhasilan

ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan,

motivasi, petunjuk, dan nasihat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa

peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, yang senantiasa menyertai, membimbing dan

memberikan mukjizat-Nya kepada hamba-Nya yang lemah ini.

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidkan Bahasa Sastra Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing I yang

dengan penuh kasih mendampingi, mengarahkan, memotivasi, dan

memberikan saran yang sangat bermanfaat bagi penulisan skripsi.

4. Bapak Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku triangulator hasil yang telah

memberikan penilaian beserta komentar dan saran untuk perbaikan analisis

cerpen.

5. Seluruh dosen PBSI Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan bekal akademik selama perkuliahan.

6. Ibu Theresia Rusmiyati selaku staf sekretariat PBSI yang dengan

ketulusannya memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam

menyelesaikan segala kebutuhan administratif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

xi

7. Kedua orang tua penulis Drs. Widarbo Basuki, MM. dan Dra. Agnes Sari Sri

Hartiwi, MM. yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, doa dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Adik penulis David Putera Mahendra yang selalu member memotivasi, kasih

sayang, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Daniel Suwenta Pinem yang selalu memberi semangat, motivasi, doa dan

kasih sayang.

10. Sahabat – sahabat saya, Skolastika Cynthia Maharani, Emmanda Sekar

Yumita, Pripita Tyas, Eva Tri Rusdyanintyas, Kartika Eva, Ignatia Yole,

Caecilia Ani, Christina Herika, Vincentia Vindi, dan Febri Eka.

11. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

angkatan 2012 yang telah memberikan saran dan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi.

12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis

dalam bentuk apapun yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam skripsi

ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan masukan berupa kritik dan saran

yang berguna bagi peneliti dari berbagai pihak untuk mencapai hasil yang lebih baik

lagi di kemudian hari. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan dunia

pendidikan.

Yogyakarta, 21 November 2018

Ryan Pamula Sari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

MOTO ..................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

E. Batasan Istilah ............................................................................................... 6

F Sistematika Penulisan ................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 9

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan .............................................................. 9

B. Kajian Teori yang Relevan ......................................................................... 16

1. Pengertian Cerita Pendek ..................................................................... 17

2. Ciri - Ciri Cerita Pendek ...................................................................... 19

3. Unsur Intrinsik Cerita Pendek ............................................................. 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

xiii

C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 32

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 32

B. Data dan Sumber Data ................................................................................ 32

C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33

D. Instrumen Penelitian ................................................................................... 33

E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 35

A. Kajian Unsur Intrinsik Cerita Pendek Milana ............................................ 35

B. Pembahasan ................................................................................................. 35

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 89

A. Simpulan ..................................................................................................... 89

B. Saran ........................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91

LAMPIRAN .......................................................................................................... 93

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Triangulasi Penelitian ....................................................................... 72

Lampiran 2. Cerita Pendek “Milana” ……………………………………………73.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa

pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk

gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan

dapat dilukiskan melalui kata-kata dalam bentuk tulisan. Sastra berfungsi menghibur

dan sekaligus bermanfaat bagi pembacanya. Sastra menghibur dengan cara

menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan yang mengandung

aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, kemanusian, keagamaan, moral maupun

gender. Selain itu, sastra juga sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran,

tentang apa yang baik dan buruk (Jacob Sumardjo, 1997:3).

Sastra dapat dilihat dari berbagai genre (jenis) sastra, yaitu berbentuk puisi,

irama, dan prosa. Salah satu genre sastra yang berbentuk prosa adalah cerpen. Cerpen

merupakan sebuah karya sastra fiksi. Cerpen dapat berupa cerita rekaan atau kisah

nyata yang dibungkus dengan imajinasi pengarang. Setiap isi cerpen terdapat

berbagai nilai pendidikan, hiburan, kehidupan, dan pengalaman. Cerpen juga

mengungkapkan fenomena sosial dalam kehidupan yang dapat dijadikan sarana

berkomunikasi manusia dengan zamannya. Cerpen memiliki nilai sosial yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

2

diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat,

terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen tersebut mempunyai

bermacam-macam tema dan isi, antara lain tentang masalah-masalah sosial yang

terjadi di lingkungan masyarakat, termasuk yang berhubungan dengan perempuan.

Cerita pendek yang telah terbit di surat kabar kompas misalnya, Ada Lelaki yang

Menderita bila Dipuji karya Ahmad Tohari diterbitkan pada 7 Oktober 2018, lalu ada

GoKill diterbitkan oleh Kompas pada tanggal 10 Juni 2018 karya Seno Gumira

Ajidarma, ada cerpen karya Djenar Maesa Ayu yang berjudul Rumah-rumah Nayla

yang diterbitkan oleh Kompas, 24 Desember 2017, Ingatan Ara karya Dewi Ria Utari

yang diterbitkan oleh Jawa Pos pada tanggal 10 September 2017, dan masih banyak

lagi (Muakhir, Ali. 2003. “Cerpen Koran Minggu”). Cerita pendek dipandang sebagai

karya sastra yang banyak ditulis hingga periode terakhir ini. Cerpen paling luwes

disajikan, dalam surat kabar, majalah, maupun buku-buku kumpulan cerpen.

Penelitian ini oleh peneliti menitikberatkan pada analisis cerpen. Cerpen

memiliki karakter cerita yang sangat singkat, selain itu juga sangat mudah dipahami

dari segi bahasa dan alurnya. Cerpen juga sangat menarik untuk dibaca oleh sebagian

besar masyarakat karena bentuknya yang sangat sederhana. Karya sastra yang dipilih

untuk diteliti dalam penelitian ini adalah sebuah cerpen yang berjudul “Milana” karya

Bernard Batubara. Cerpen “Milana” ini menarik diteliti karena Bernard Batubara

menghadirkan imajinasi yang tinggi, tema yang dapat dijumpai di kehidupan

pembaca sehari-hari, alur yang dapat mengaduk emosi pembaca karena menyajikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

3

alur maju dan mundur (campuran), latar yang menceritakan Pulau Bali, dan tokoh-

tokoh yang memiliki sifat yang sederhana dan mengesankan seperti setia, sabar, dapat

menepati janjinya, dan sebagainya.

Bernard Batubara adalah seorang penulis yang lahir di Pontianak, 9 Juli 1989.

Bara panggilannya, memulai menulis pertengahan tahun 2007. Buku pertamanya,

Angsa-Angsa Ketapang (kumpulan puisi), terbit di tahun 2010, ketika ia masih

berstatus mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Islam Indonesia. Ada

beberapa buku yang telah diterbitkan oleh Bernard Batubara, yaitu Radio Galau FM

(2011), Kata Hati (2012), Milana (2013), Cinta dengan Titik (2013), Surat untuk Ruth

(2014), Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri (2014), Jika Aku Milikmu

(2015), Metafora Padma (2016), Elegi Rinaldo (2016), Luka Dalam Bara (2017) dan

ada dua buku yang akan terbit yaitu Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran dan

Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan. Buku Radio Galau FM

dan Kata Hati telah jadi film layar lebar yang diproduksi oleh Rapi Film. Bara pernah

menjadi pembicara di Makassar International Writers Festival (MIWF) 2013, penulis

terpilih Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2013, dan menjadi pembicara di

Asean Literary Festival (ALF) 2015. Selain bekerja sebagai penulis, kini Bara juga

bekerja sebagai barista di No. 27 Coffee (Batubara, Bernard. 2015. “Bisikan Busuk”).

Milana adalah gadis yang namanya menjadi judul cerpen yang kemudian

disematkan sebagai judul kumpulan cerpen ini adalah pelukis senja. Kegemaran

Milana hanya melukiskan senja yang dipindahkannya ke atas kanvas di atas feri yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

4

menyeberangi Selat Bali, dari Banyuwangi ke Jembrana. Areno Adamar, seorang

travel fotografer, menyukai senja dan mengistimewakan senja untuk direkam lensa

kameranya. Setelah pertemuan mereka yang kedua, mereka bersepakat untuk selalu

berjumpa di atas feri dan bersama-sama merekam senja, dengan cara mereka sendiri.

Dua tahun berlalu, hanya Milana sendiri yang merekam senja dan menunggu sambil

meyakinkan dirinya bahwa Areno pasti akan datang.

Alasan peneliti memilih empat unsur intrinsik (alur, latar, tema, dan tokoh)

karena sesuai dengan pembelajaran SMA di kelas XII semester I. Selain itu,

diharapkan siswa dapat lebih detail untuk menggambarkan suatu cerita itu dibentuk.

Di sisi lain, mengajak pembaca untuk merasakan sensasi di setiap babak cerita

misalnya awal cerita sedih tetapi endingnya gembira. Siswa diharapkan pula

mengembangkan daya imajinasi melalui unsur-unsur intrinsik yang lebih spesifik itu.

Jadi siswa diharapkan dapat membayangkan seperti adegan mengharapkan kekasih

namun kekasih tersebut sudah meninggal dunia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan

diteliti adalah bagaimana analisis cerpen “Milana” karya Bernard Batubara yang

ditinjau dari alur, latar, tema, dan tokoh?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan alur, latar, tema, dan tokoh cerpen yang

berjudul “Milana” karya Bernard Batubara.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan

peneliti lain.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

pembaca maupun peneliti selanjutnya mengenai studi analisis karya sastra

Indonesia, terutama dalam bidang penelitian cerpen Indonesia dan

penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori maupun

dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengungkap unsur

intrinsik pada karya sastra yang lain.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru-guru khususnya

guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran sastra.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk materi

pengajaran dan strategi pengajaran sastra khususnya cerpen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

6

E. Batasan Istilah

Berikut ini batasan istilah penelitian ini.

1. Alur

Alur atau plot sering juga disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita

yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab dan

akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak

peristiwa yang akan datang (Waluyo, 2011:9).

2. Cerita Pendek

Cerita pendek adalah cerita yang pendek dan didalamnya terdapat

pergolakan jiwa pada diri pelakunya sehingga secara keseluruhan cerita

bisa menyentuh nurani pembaca yang dapat dikategorikan sebagai buah

sastra cerpen itu (Nursisto, 2000:165).

3. Latar

Latar adalah elemen fiksi yang menunjukkan kepada pembaca di mana

dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung (Sayuti, 2000:126).

4. Sastra

Sastra merupakan cabang seni, yaitu hasil cipta dan ekspresi manusia

yang estetis (indah). Keindahan seni sastra disampaikan dengan media

bahasa. Dari sinilah, bahasa mempunyai peran yang istimewa dalam sastra

karena sastra mewujudkan dirinya dengan bahasa, dan bahasa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

7

perkembangannya juga ditentukan oleh sastra, yaitu sastra untuk

melakukan eksplorasi kreativitas bahasa, baik kata, frasa, klausa dan

kalimat yang tujuannya untuk mencapai nilai estetis (Kurniawan, 2012:1).

5. Tema

Tema adalah sebuah cerita yang dapat dipahami sebagai sebuah

makna, yang mengikat keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir

sebagai sebuah kesatuan yang padu (Nurgiyantoro, 2010:80).

6. Tokoh

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1991: 16).

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut. Pada bab I akan

diuraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan istiilah, dan sistematika penulisan. Bab

II terdiri landasan teori, bab ini menguraikan penelitian yang relevan, kajian teori dan

kerangka pikir. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian-penelitian yang

sejenis dengan topik ini. Bab III berisi metodologi penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian, objek penelitian, sumber data penelitian, metode penelitian, teknik

pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan.

Bab V berisi penutup. Bab ini menguraikan kesimpulan implikasi, dan saran-saran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

8

yang bermanfaat bagi pihak lain terkait dengan penelitian ini dan juga memaparkan

kesimpulan hasil penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang analisis penokohan, latar, alur, dan tema cerpen sudah banyak

dilakukan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Peneliti

mencatat ada empat penelitian yang relevan dengan penelitian ini, penelitian tersebut

antara lain: Pertama, Pembelajaran Unsur Intrinsik Cerpen “Dokter” Karya Putu

Wijaya dengan Metode Inkuiri Untuk Siswa Kelas XII Semester I SMA Pangudi Luhur

Sedayu diteliti oleh Ignatia Wiwik Ambarwati, PBSI, Universitas Sanata Dharma tahun

2017. Kedua, Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Guru Karya Putu Wijaya dan

Perencanaan Pembelajarannya Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Siswa SMA

Kelas XII Semester I diteliti oleh Wahyu Apriliani, PBSI, Universitas Sanata Dharma

tahun 2017. Ketiga, Analisis Intrinsik Cerpen “Ibu Pergi ke Surga” Karya Sitor

Situmorang dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X

Semester 1 diteliti oleh Rosalia Desinta Kumala, PBSI, Universitas Sanata Dharma

tahun 2017. Terakhir, Analisis Intrinsik dan Ekstrinsik Pada Kumpulan Cerpen Pilihan

Kompas 2014 Serta Relevansinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra di Sekolah

Menengah Atas diteliti oleh Sri Lestari, Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas

Sebelas Maret, 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

10

Penelitian yang pertama, Ignatia Wiwik Ambarwati (2017) bertujuan untuk

mendeskripsikan penerapan pembelajaran unsur intrinsik cerpen “Dokter” karya Putu

Wijaya dengan metode inkuiri untuk SMA Pangudi Luhur Sedayu semester I. Jenis

penelitiannya adalah penelitian kepustakaan dan penelitian pengembangan. Data

penelitian berupa kutipan kalimat yang menggambarkan unsur intrinsik cerpen. Sumber

data dalam penelitian ini adalah cerpen Dokter karya Putu Wijaya dan guru Bahasa

Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah teknik simak dan teknik catat. Peneliti menerapkan langkah-langkah metode

inkuiri yang digunakan dalam pembelajaran unsure intrik cerpen Dokter karya Putu

Wijaya terdiri dari (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) merumuskan hipotesis,

(4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, dan (6) merumuskan kesimpulan. Hasil

analisis unsur intrinsik cerpen meliputi tokoh, alur, latar, sudut pandang, tema, amanat,

dan gaya berbahasa. Tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Dokter John

Manansang dan tokoh tambahan adalah dukun, anak kepala suku, pegawai puskesmas,

dan keluarga pasien. Alur dalam cerpen ini merupakan alur maju. Latar yang digunakan

dalam cerpen ini meliputi tiga unsur, yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.

Tema yang terkandung dalam cerpen adalah kemiskinan. Amanat yang disampaikan

adalah hargailah orang lain, dan jangan mudah percaya kepada hal-hal yang tidak

masuk akal yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Gaya berbahasa yang digunakan

pengarang mudah dimengerti oleh pembaca karena menggunakan bahasa Indonesia dan

tidak menggunakan bahasa dari daerah tertentu. Sudut pandang yang digunakan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

11

sudut pandang orang pertama. Implementasi dari penelitian ini adalah tersusunnya

produk silabus dan RPP untuk pembelajaran sastra SMA kelas XII semester I. Untuk

mengetahui tingkat kelayakan produk silabus dan RPP dilakukan evaluasi oleh guru

Bahasa Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu. Penilaian tingkat kelayakan produk

pengembangan silabus memiliki presentase 82,5% (baik), dan untuk tingkat penilaian

produk RPP memiliki tingkat kelayakan sebesar 80% (baik). Dari hasil penelitian

tersebut dapat disimpulkan produk tersebut layak sebagai perencanaan pembelajaran

sastra.

Penelitian kedua, Wahyu Apriliani (2017) bertujuan untuk menganalisis unsur

intrinsik cerpen Guru dan mendeskripsikan perencanaan pembelajarannya dengan

pendekatan kontekstual untuk siswa SMA kelas XII semester I. Penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis dan

mendiskripsikan unsur intrinsik cerpen Guru. Sumber data yang digunakan adalah

Cerpen Guru karya Putu Wijaya dan guru bahasa Indonesia. Hasil analisis cerpen Guru

meliputi unsur tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya

bahasa. Tokoh dalam cerpen Guru adalah ayah Taksu, Taksu, dan Ibu. Alur dalam

cerpen tersebut adalah alur campuran. Latar dalam cerpen ini adalah terdapat tiga

unsure latar, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Tema dalam cerpen

tersebut “Tekad seorang anak yang bercita-cita menjadi guru”. Amanat yang terdapat

dalam cerpen Guru adalah jangan memaksakan kehendak orang lain. Sudut pandang

cerpen Guru adalah sudut pandang campuran. Gaya bahasa yang digunakan pengarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

12

sangat sederhana dan sering mengandung asosiasi yaitu perbandingan dua hal yang

dianggap berbeda tetapi dianggap sama. Perencanaan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan kontekstual terdiri dari 7 langkah (1) menemukan unsure

intrinsik cerpen Guru, (2) menganalisis unsur intrinsik, (3) bertanya mengenai unsur

intrinsik, (4) diskusi dengan kelompok, (5) contoh cerpen yang sudah dianalisis, (6)

refleksi pembelajaran, dan (7) guru memberikan penilaian. Berdasarkan hasil analisis

unsure intrinsik cerpen Guru dan alternatif pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual. Peneliti menyusun silabus dan RPP sebagai impelementasi pembelajaran

sastra SMA kelas XII semester I.

Penelitian ketiga, Rosalia Desinta Kumala (2017) bertujuan untuk (1)

mendiskripsikan unsur intrinsik dalam cerpen “Ibu Pergi ke Surga” karya Sitor

Situmorang yang meliputi tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, dan bahasa (2)

mendeskripsikan implementasi tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, dan bahasa

cerpen “Ibu Pergi ke Surga” dalam pembelajaran sastra di SMA Kelas X Semester I.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis yang bertujuan

mendeskripsikan unsur intrinsik cerpen “Ibu Pergi ke Surga”. Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah teknik membaca dan teknik catat. Hasil analisis tokoh utama

dalam cerpen ini adalah Aku. Ibu, Bapak, dan Pendeta adalah tokoh bawahan. Alur

dalam cerpen ini dibagi dalam tiga yaitu, tahap awal, tengah, dan akhir. Terdapat tiga

latar dalam cerpen ini yaitu, latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat dalam cerpen

ini adalah rumah Aku, rumah Pendeta, dan Gereja. Latar waktu dalam cerpen ini adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

13

siang hari dan malam hari. Latar sosial ditunjukan dengan perlakuan spesial yang

diterima Bapak saat berada di Gereja oleh masyarakat. Tema dalam cerpen ini adalah

religius yang terlihat dalam kematian Ibu yang membahagiakan, karena Ibu telah lepas

dari penderitaan dan kematian bukan akhir dari segalanya. Sudut pandang yang dipakai

dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang pertama, pengarang sebagai pelaku cerita

(tokoh Aku). Bahasa yang digunakan dalam cerpen ini adalah bahasa sehari-hari

masyarakat Batak pada masa cerpen tersebut dibuat. Cerpen ini dapat

diimplementasikan sebagai bahan ajar sasstra di SMA Kelas X Semester I dalam bentuk

RPP dan Silabus.

Penelitian terakhir, Sri Lestari (2016) bertujuan untuk mendeskripsikan: (1)

unsur intrinsik pada Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014; (2) unsur ekstrinsik pada

Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014; (3) Relevansi Kumpulan Cerpen Pilihan

Kompas 2014 sebagai materi pembelajaran sastra di SMA. Pendekatan penelitian yang

digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode

struktural dan strategi analisis isi. Sumber data yang digunakan adalah Kumpulan

Cerpen Pilihan Kompas 2014. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan

purpossive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik analisis

dokumen, wawancara, dan angket. Validitas data diperoleh dengan triangulasi sumber

data dan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model

analisis interaktif (interactive model of analysis) yang meliputi reduksi data, display

data, dan penarikan kesimpulan. Simpulan penelitian ini adalah: (1) unsur intrinsik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

14

terdapat pada Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014 meliputi alur, penokohan, latar,

tema, amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa. Unsur-unsur tersebut berbeda antara

satu cerpen dengan cerpen yang lain. Perbedaan tersebut meliputi unsur intrinsik yang

terkandung pada masing-masing cerpen dan unsur ekstrinsik yang digunakan oleh

pengarang dalam menyampaikan cerita; (2) unsur ekstrinsik yang terdapat pada

Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014 meliputi latar belakang pengarang, kondisi

sosial, kondisi budaya, lingkungan pengarang, pengetahuan pengarang; (3) Kumpulan

Cerpen Pilihan Kompas 2014 dan hasil analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik yang

terdapat pada cerpen relevan bila digunakan dalam materi pembelajaran sastra di SMA.

Setelah meninjau keempat penelitian di atas, penelitian ini dapat dikatakan

sebagai penelitian deskripsi analisis unsur intrinsik cerpen. Dari uraian tersebut terlihat

bahwa penelitian yang pertama dilakukan oleh Ignatia Wiwik Ambarwati merupakan

penelitian kepustakaan dan penelitian pengembangan unsur intrinsik cerpen “Dokter”

karya Putu Wijaya dengan metode inkuiri untuk SMA Pangudi Luhur Sedayu semester

I, penelitian yang kedua dilakukan oleh Wahyu Apriliani merupakan penelitian

kualitatif digunakan untuk menganalisis dan mendiskripsikan unsur intrinsik cerpen

“Guru”, penelitian ketiga dilakukan oleh Rosalia Desinta Kumala merupakan penelitian

deskriptif analisis yang bertujuan mendeskripsikan unsur intrinsik cerpen “Ibu Pergi ke

Surga”, penelitian terakhir dilakukan oleh Sri Lestari merupakan penelitian deskriptif

kualitatif dengan menggunakan metode struktural dan strategi analisis isi. Oleh karena

itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini relevan karena keempat penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

15

terdahulu telah menggunakan penelitian deskriptif kualitatif untuk menganalisis unsur

intrinsik cerpen. Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan penelitian deskriptif

untuk mendeskripsikan analisis unsur intrinsik cerpen “Milana”.

Adapun perbedaan dari penelitian-penelitian relevan di atas sebagai berikut

penelitian yang dilakukan Ignatia Wiwik Ambarwati (2017) adalah mengembangkan

unsur intrinsik cerpen dengan implementasinya menyusun produk silabus dan RPP.

Unsur intrinsik cerpen yang dikaji ada tujuh unsur yaitu tokoh, alur, latar, sudut

pandang, tema, amanat, dan gaya berbahasa. Penelitian tersebut menggunakan evaluasi

oleh guru Bahasa Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu. Perbedaan selanjutnya dari

penelitian Wahyu Apriliani (2017) adalah mendeskripsikan perencanaan

pembelajarannya dengan pendekatan kontekstual untuk siswa SMA kelas XII semester

I, hasil analisis cerpen terdapat delapan unsur tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut

pandang, tema, amanat, dan gaya bahasa. Perbedaan dari penelitian ketiga yang disusun

oleh Rosalia Desinta Kumala (2017) adalah mendeskripsikan enam unsur intrinsik

cerpen yaitu tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, dan bahasa. Perbedaan terakhir dari

penelitian Sri Lestrai (2016) adalah pendekatan penelitian yang digunakan adalah

deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode struktural dan strategi analisis isi,

teknik yang digunakan yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan purpossive

sampling. Penelitian pertama, Ignatia Wiwik Ambarwati menggunakan cerpen “Dokter”

karya Putu Wijaya, lalu penelitian kedua oleh Wahyu Apriliani menggunakan cerpen

“Guru” karya Putu Wijaya, kemudian penelitian ketiga oleh Rosalia Desinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

16

menggunakan cerpen “Ibu Pergi ke Surga” karya Sitor Situmorang dan yang terakhir

penelitian terakhir Sri Lestari menggunakan “Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014”.

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan

tersebut terdapat pada objek yang dikaji. Penelitian ini mengkaji cerpen yang berjudul

“Milana” karya Bernard Batubara dengan menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui alur, latar, tema, dan tokoh dengan menggunakan

teknik simak dan catat. Kebaruan penelitian ini adalah dari sudut pengarangnya,

seorang Bernard Batubara adalah seorang penulis yang populer pada zaman ini, cerita

yang disajikan juga membuat pembaca larut dalam emosinya yang notabene

pembacanya kaum milenial yang dapat dikatakan mudah baper (membawa perasaan),

menyamakan kisah cerita yang disajikan menjadi kisah cerita yang dialaminya,

menggunakan diksi yang mudah dipahami, lalu kerumitan yang dibangun oleh Bara

adalah bagaimana Milana tetap bersikukuh akan setia menunggu kekasihnya walaupun

kenyataannya kekasihnya tidak akan pernah datang karena meninggal dunia akibat

kecelakaan di atas kapal feri sedangkan Bara dapat mengambil ending dari cerpennya

Milana memilih berkenalan dengan saya, memilih tidak menanti Areno kekasihnya dan

menjalin kisah cinta dengan saya.

B. Kajian Teori

Kajian teori yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu kajian mengenai

hakikat sastra, pengertian cerita pendek, dan unsur intrinsik cerita pendek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

17

1. Pengertian Cerita Pendek

Sebuah cerpen bukanlah sebuah novel yang dipendekkan dan juga bukan

bagian dari novel yang belum dituliskan. Menurut Sayuti (2000: 8-10), cerpen

merupakan karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk dan

ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca. Sebuah

cerpen biasanya memiliki plot yang diarahkan pada insiden atau peristwa

tunggal. Sebuah cerpen biasanya didasarkan pada insiden tunggal yang memiliki

signifikansi besar bagi tokohnya. Kualitas watak tokoh dalam cerpen jarang

dikembangkan secara penuh karena pengembangan semacam itu membutuhkan

waktu, sementara pengarang sendiri sering kurang memiliki kesempatan untuk

itu. Tokoh dalam cerpen biasanya langsung ditunjukkan karakternya. Artinya,

hanya ditunjukkan tahapan tertentu perkembangan karakter tokohnya. Karakter

dalam cerpen lebih merupakan “penunjukan” daripada hasil “pengembangan”.

Cerpen menurut Mochtar Lubis (melalui Rampan 2009: 1-2) bahwa yang

disebut cerpen adalah cerita yang bisa selesai sekali baca, dua kali baca, atau

tiga kali baca dengan jumlah perkataan berkisar 500-30.000 kata. Menurut Jakob

Sumardjo (dalam buku Rampan 2009:2), cerpen harus berupa cerita atau narasi

(bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar telah terjadi, tetapi

bisa kapan saja dan di mana saja terjadi) serta relatif pendek. Menurut A. Bakar

Hamid, ada empat dasar penentuan yang harus dipenuhi pertama, dilihat dari

kualitas kata-kata dan halaman yang digunakan untuk satu cerpen. Ukuran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

18

lebih longgar dikatakan, cerpen ialah yang bisa habis dibaca sambil minum teh.

Akan tetap ukuran ini sangat labil dan A. Bakar Hamid lebih setuju ukuran

dengan penentuan jumlah perkataan, sehingga yang disebut cerpen berkisar 500-

20.000 perkataan.

Kedua, dilihat dari plotnya, sebuah cerpen biasanya hanya punya satu

plot dasar, tidak menggunakan plot samping atau anak plot, sehingga tidak

terjadi degresi plot. Ketiga, dilihat dari perwatakannya. Pada cerpen tidak

mungkin terdapat banyak watak. Biasanya, dalam cerpen hanya terdapat satu

atau dua watak saja. Perkembangan watak sukar dilakukan karena yang

dilukiskan dan muncul dalam cerpen hanya salah satu fase saja dari kehidupan

tokoh, atau salah satu momen dari kejadian yang menimpa kehidupan tokoh.

Tak mungkin cerpen menceritakan dan melukiskan watak tokoh dari lahir

hingga meninggal dunia. Yang dilukiskan hanya saat si tokoh ditabrak mobi atau

ketika sedang berpidato dalam menghadapi pemilu atau pilkada. Keempat,

dilihat dari kesannya. Kesan sebuah cerpen haruslah satu. Hal ini disebabkan

temanya tidak luas dan plotnya tidak bercabang-cabang. Dari kesan yang satu

itulah pembaca mencari dan menemukan pesannya. Beberapa pengertian yang

sudah dipaparkan di atas, dapat peneliti simpulkan pengertian cerpen adalah

cerita prosa fiksi yang dapat diselesaikan dalam sekali atau dua kali baca yang

berkisar 500-30.000 kata di dalamnya dan hanya menceritakan satu tema dan

satu karakter tokoh yang diceritakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

19

2. Ciri – Ciri Cerita Pendek

Berdasarkan pengertian cerita pendek yang sederhana dan luas yang

dikemukakan di bagian terdahulu, ciri khusus cerita pendek menurut Tarigan

(melalui Purba 2010: 52) dapat dibeberkan sebagai berikut (a) singkat, padu,

intensif, (b) unsur utama adalah adegan, tokoh, dan gerak, (c) bahasa haruslah

tajam, sugestif, dan menarik perhatian, (d) mengandung interpretasi pengarang

tentang konsepsinya mengenai kehidupan baik secara langsung maupun tidak

langsung, (e) harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan ceritanya

yang pertama-tama menarik perasaan kemudian menarik pikiran, (f) harus

menimbulkan satu efek dalam pikiran pembaca, (g) mengandung detail-detail

dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja dan yang bisa menimbulkan

pertanyaa-pertanyaan dalam pikiran membaca, (h) sebuah insiden yang terutama

menguasai jalan cerita, (i) cerita pendek harus mempunyai pelaku utama, (j)

harus mempunyai efek atau kesan yang menarik, (k) cerita pendek bergantung

pada satu situasi, (l) memberikan impresi tunggal, (m) memberikan suatu

kebulatan efek, (n) menyajikan satu emosi, dan (o) jumlah kata yang terdapat

dalam cerita pendek biasanya di bawah 10.000 kata, tidak boleh lebih dari

10.000 kata (kira-kira 33 halaman kuarto spasi rangkap).

3. Unsur Intrinsik Cerita Pendek

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri

(Nurgiyantoro, 2010: 23). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

20

hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur secara faktual akan dijumpai jika orang

membaca karya sastra. Unsur-unsur yang akan diteliti dalam penelitian ini

adalah unsur intrinsik yang ada dalam cerpen “Milana” karya Bernard Batubara.

a) Alur

Menurut Robert Stanton (2007: 26-32), alur merupakan

rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur terbatas

pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal. Peristiwa kausal

merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari

berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan

berpengaruh pada keseluruhan karya. Alur merupakan tulang punggung

cerita. alur dapat membuktikan diri meskipun jarang diulas panjang lebar

dalam sebuah analisis. Sebuah cerita tidak akan pernah seutuhnya

dimengerti tanpa adanya pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa yang

mempertautkan alur, hubungan kausalitas, dan keberpengaruhannya.

Alur hendaknya memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata,

meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan, dan

memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan-ketegangan. Alur

menurut Yahya Ismail (melalui Rampan, 2009: 4) mengatakan bahwa

suatu yang menghubungkan antara peristiwa dalam sebuah cerita yang

rapat pertaliannya dengan gerak laku lahiriah dan batiniah watak-watak

dalam cerita itu. Hubungan antara peristiwa dalam cerita hendaklah

berdasarkan hukum sebab akibat. Beberapa pengertian yang sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

21

dipaparkan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa alur adalah rangkaian

peristiwa dalam sebuah cerita yang erat rangkaiannya dengan watak

tokoh yang diceritakan.

Rangkaian unsur-unsur cerita dinyatakan sebagai unsur dinamik

menurut Robert Scholes (melalui Waluyo 2011: 10-12) meliputi

pertama, eksposisi artinya paparan awal cerita. Pengarang

memperkenalkan tokoh-tokoh cerita, wataknya, tempat kejadiannya, dan

hal-hal yang melatarbelakangi tokoh itu sehingga akan mempermudah

pembaca mengetahui jalinan cerita sesudahnya. Kedua, inciting moment

artinya mulainya problem cerita itu muncul. Dalam tahapan ini ada yang

disebut “the element of instability” yang menyebabkan adanya konflik

dan juga menyebabkan konflik itu meningkat terus sampai ke klimaks

cerita. Ketiga, rising action artinya konflik dalam cerita meningkat.

Keempat, complication menunjukkan konflik yang semakin ruwet.

Kelima, climax atau puncak cerita atau puncak penggawatan, yaitu

puncak dari kejadian-kejadian dan merupakan jawaban dari semua

problem atau konflik yang tidak mungkin dapat meningkat atau dapat

lebih ruwet lagi. Jika komplikasi tidak memadai, konflik tidak akan

meningkat dan kemungkinan untuk mencapai klimaks tidak tercapai.

Karena itu, seharusnya penulis mengontrol komplikasi dan konflik yang

timbul dalam cerita agar meningkat terus dan berhenti peningkatan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

22

klimaks. Keenam, falling action dan ketujuh, denouement

(penyelesaian).

Pada prinsipnya, ada tiga jenis alur, yaitu pertama, alur garis

lurus atau alur progresif atau alur konvensional adalah urutan peristiwa

yang berurutan dari awal hingga akhir. Pengarang memilih peristiwa-

peristiwa penting yang menurut pertimbangan pengarang harus

dimasukkan dalam karyanya karena mendukung proses penceritaan.

Kedua, alur flashback atau sorot balik atau alur regresif adalah alur yang

terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita dan setelah itu

kembali ke awal cerita. Ketiga, alur campuran yaitu pemakaian alur garis

lurus dan flashback sekaligus di dalam cerita fiksi.

b) Latar

Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam

cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang

berlangsung. Tempat kejadian cerita dapat berkaitan dengan aspek fisik,

aspek sosiologis, dan aspek psikis. Latar dapat berwujud dekor seperti

sebuah café di Paris, pegunungan di California, sebuah jalan buntu di

sudut kota Dublin dan sebagainya. Latar juga dapat berwujud waktu-

waktu tertentu (hari, bulan, dan tahun), cuaca, atau satu periode sejarah

(Stanton, 2007: 35). Menurut A. Bakar Hamid (melalui Rampan, 2009:

7-8) latar adalah memberi suasana kepada peristiwa dan manusia yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

23

terdapat dalam sebuah cerita. Dengan adanya ruang, waktu, dan suasana

itu, peristiwa dan manusia menjadi konkret dan tidak dirasakan mereka

berlaku dalam wujud yang seolah-olah diam atau mati. Ada empat unsur

yang terangkum dari kata latar atau setting yaitu pertama, tempat

sebenarnya peristiwa itu terjadi. Mungkin terjadi di suatu kamar tertutup,

di sebuah kapal, di suatu negara atau di suatu tempat yang riil, tetapi

bersifat imajinatif. Kedua, pekerjaan dan cara hidup tokoh yang terdapat

pada cerpen. Pekerjaan dan cara hidup manusia dapat lebih menjelaskan

lagi masalah yang dihadapinya. Ketiga, waktu, ketika, atau zaman

peristiwa itu terjadi. Pentingnya penjelasan waktu agar pembaca

mendapat gambaran yang pasti mengenai berbagai hal yang menyangkut

norma, kebiasaan, sikap, keadaan hidup, dan sebagainya dari tokoh yang

diceritakan, yang hidup dalam kurun waktu tertentu. Keempat, suasana

umum tokoh yang terdapat dalam cerpen. Suasana termasuk hal penting

seperti masalah agama, kepercayaan, emosi, mental dan soal

kemasyarakatan tokoh.

Fungsi latar adalah untuk mempertegas watak pelaku,

memberikan tekanan pada tema cerita, memperjelas tema yang

disampaikan, metafora bagi situasi psikis pelaku, sebagai pemberi

atmosfir (kesan) dan memperkuat posisi plot. Latar berkaitan dengan

pengadegan, latar belakang, waktu cerita, dan waktu penceritaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

24

Pengadegan artinya penyusunan adegan-adegan di dalam cerita. adegan

dipilih yang benar-benar mewakili cerita. adegan bisa di dalam rumah

dan dapat juga di luar rumah. Latar belakang (background) dalam

menampilkan setting dapat berupa latar belakang sosial, budaya, psikis,

dan fisik yang kira-kira dapat memperhidup cerita itu. Waktu cerita ialah

lamanya waktu ppenceritaan tokoh utama dari awal hingga akhir cerita.

Waktu penceritaan dapat dikatakan sebagai waktu pembacaan. Biasanya

lamanya jam (untuk cerita pendek dan novel).

Menurut Nurgiyantoro (2005: 227-237), unsur latar dapat

dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial.

(a) latar tempat biasanya menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan

berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin

lokasi tertentu tanpa nama jelas, (b) latar waktu berhubungan dengan

masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan

dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan

dengan peristiwa sejarah. Latar waktu juga dikaitkan dengan latar tempat

(juga: sosial) sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan, (c)

latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

25

dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup

berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Latar sosial

berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan

hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar

spiritual seperti dikemukakan sebelumnya. Latar sosial juga

berhubungan dengn status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya

rendah, menengah, atau atas.

c) Tema

Menurut Sayuti dalam buku Wiyatmi (2006: 42-43) tema

merupakan makna cerita. Tema pada dasarnya merupakan sejenis

komentar terhadap subjek atau pokok masalah, baik secara eksplisit

maupun implisit. Menurut Jakob Sumardjo (melalui Rampan 2009: 3)

tema adalah ide sebuah cerita. Sebuah cerpen haruslah mengatakan

sesuatu, yaitu pendapat pengarang tentang hidup dan kehidupan,

sehingga pembaca dapat memetik manfaat dan memahami hidup dengan

lebih baik. Tema tidak selalu berwujud ajaran moral atau tentang moral.

Umumnya, tema hanya berwujud pengamatan pengarang terhadap

kehidupan. Problem tersebut dibiarkan sebagai masalah pembaca dan

pembacalah yang berusaha memecahkannya. Tema yang baik adalah

yang bersifat universal, tidak akan ditinggalkan oleh waktu, semua

zaman dan massa bisa menerimanya, tidak bersifat momental atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

26

temporer. Menurut peneliti, tema adalah ide suatu cerita yang bermakna

dan memberikan komentar baik secara implisit maupun eksplisit. Tema

fiksi menurut Sayuti (2000: 193-195) umumnya diklasifikasikan menjadi

lima jenis yakni tema jasmaniah (physical), moral (organic), sosial

(social), egoik (egoic), dan ketuhanan (divine). Tentu tema fiksi masih

dapat diklasifikasikan dengan cara selain ini, misalnya tema tradisional

dan tema modern. Klasifikasi di atas lebih merupakan pembagian yang

didasarkan pada subjek atau pokok pembicaraan dalam fiksi. Tema

jasmaniah merupakan tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan

jasmani seorang manusia. Tema jenis ini terfokus pada kenyataan diri

manusia sebagai molekul, zat, dan jasad. Tema percintaan masuk dalam

kelompok tema ini. Tema organic diterjemahkan sebagai tema tentang

moral karena kelompok tema ini mencakup hal-hal yang berhubungan

dengan moral manusia yang wujudnya tentang hubungan antarmanusia,

antarpria-wanita. Tema sosial meliputi hal-hal yang berada di luar

masalah pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda.

Tema egoik merupakan tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi

yang pada umumnya menentang pengaruh sosial. Tema ketuhanan

merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia

sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sebuah karya fiksi sangat jarang

memiliki tema tunggal, artinya fiksi itu bertema egoik atau ketuhanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

27

Biasanya, sebuah fiksi memiliki tema yang jamak. Hanya saja,

kejamakan tema dapat dirinci lagi menjadi tema mayor dan tema minor.

Tema mayor berkaitan dengan salah satu kelompok demikian pula tema

minor di luar tema mayor tersebut.

d) Tokoh

Tokoh menurut Wiyatmi (2006: 30-36) adalah para pelaku yang

terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan

pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang

yang hidup di alam nyata. Tokoh ialah individu rekaan yang mengalami

peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita

(Sudjiman, 1991: 16). Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi

dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh

merupakan bagian atau unsur dari suatu keutuhan artistik yaitu karya

sastra yang harus selalu menunjang keutuhan artistik itu (Kenney dalam

Sudjiman, 1991: 17).

Tokoh dalam fiksi dibedakan menjadi beberapa yaitu tokoh utama

(sentral) dan tokoh tambahan (periferal). Disebut tokoh sentral apabila

memenuhi tiga syarat, yaitu (1) paling terlibat dengan makna atau tema,

(2) paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, (3) paling banyak

memerlukan waktu penceritaan. Menurut Nurgiyantoro (2005: 165)

Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

28

jawab terhadap pertanyaan : “Siapakah tokoh utama cerpen itu?”, atau

“Ada berapa orang jumlah pelaku cerpen itu?”, atau “Siapakah tokoh

protagonis dan antagonis dalam cerpen itu?”, dan sebagainya. Menurut

Jones (melalui Nurgiyantoro 2005: 165), tokoh adalah pelukisan

gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah

cerita. Dari teori yang telah dipaparkan dapat peneliti simpulkan bahwa

tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita yang menampilkan ciri fisik

atau keadaan sosial atau sifat kebiasaan atau tingkah laku yang

dilukiskan secara langsung maupun tidak langsung.

Ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh

menurut Sayuti (2000:74) dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral

atau tokoh utama dan tokoh periferal atau tokoh tambahan (bawahan).

Tokoh sentral adalah tokoh yang mengambil bagian terbesar dalam

peristiwa dalam cerita. peristiwa atau kejadian itu menyebabkan

terjadinya perubahan sikap dalam diri tokoh dan perubahan pandangan

kita sebagai pembaca terhadap tokoh tersebut. Tokoh tambahan

berfungsi membuka jalan bertemunya tokoh sentral dengan tokoh

tambahan. Terdapat juga pembagian tokoh berdasarkan tokoh sederhana,

simple atau flat characters dan tokoh kompleks, complex, atau round

characters. Tokoh sederhana atau datar ialah tokoh yang kurang

mewakili keutuhan personalitas manusia dan hanya ditonjolkan satu sisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

29

saja. Yang termasuk dalam kategori tokoh sederhana adalah semua tipe

tokoh yang sudah biasa, yang sudah familiar, atau yang stereotip dalam

fiksi. Ciri bahwa tokoh dapat dikategorikan ke dalam stereotip tertentu

ialah bahwa watak tokoh dapat dirumuskan dalam formula “orang biadab

yang berhati lembut”, “gadis pekerja yang miskin tetapi jujur” dan

seterusnya. Tokoh yang kompleks ialah tokoh yang dapat dilihat semua

sisi kehidupannya. Tokoh bulat lebih memiliki sifat lifelike karena tokoh

itu tidak hanya mnunjukkan gabungan sikapb dan obsesi yang tunggal.

Ciri tokoh bulat adalah dia mampu memberikan kejutan kepada kita.

C. Kerangka Berpikir

Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

Karya sastra terdiri dari beragam bentuk, yaitu puisi, prosa, maupun drama. Prosa dapat

berupa novel dan cerpen. Sebuah karya sastra dianggap sebagai bentuk ekspresi dari

sang pengarang. Sastra dapat berupa kisah rekaan melalui pengalaman batin (pemikiran

dan imajinasinya), maupun pengalaman empirik (sebuah potret kehidupan nyata baik

dari sang penulis ataupun realita yang terjadi di sekitarnya) dari sang pengarang.

Melalui karya sastra pengarang dapat dengan bebas berbicara tentang kehidupan yang

dialami oleh manusia dengan berbagai peraturan dan norma-norma dalam interaksinya

dengan lingkungan sehingga dalam karya sastra terdapat makna tertentu tentang

kehidupan. Untuk itu, mengapa sastra cukup banyak digemari oleh para penikmatnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

30

hal ini dikarenakan karya sastra merupakan penggambaran dari manusia, dalam hal ini

pengarang, sebagai bagian dari masyarakat.

Sastra yang berbentuk prosa salah satunya adalah cerpen. Menurut Sayuti (2000:

8-10) mengemukakan bahwa cerpen adalah karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca

dalam sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri

pembaca. Sebuah cerpen biasanya memiliki plot yang diarahkan pada insiden atau

peristwa tunggal. Sebuah cerpen biasanya didasarkan pada insiden tunggal yang

memiliki signifikansi besar bagi tokohnya. Kualitas watak tokoh dalam cerpen jarang

dikembangkan secara penuh karena pengembangan semacam itu membutuhkan waktu,

sementara pengarang sendiri sering kurang memiliki kesempatan untuk itu. Tokoh

dalam cerpen biasanya langsung ditunjukkan karakternya. Artinya, hanya ditunjukkan

tahapan tertentu perkembangan karakter tokohnya. Karakter dalam cerpen lebih

merupakan “penunjukan” daripada hasil “pengembangan”. Dalam cerpen terdapat

unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik. Unsur intrinsik yang membangunnya seperti

tokoh, latar, tema, alur, gaya bahasa, dan sudut pandang. Unsur ekstrinsik yang

membangun cerpen seperti latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan tempat

cerpen dibuat. Peneliti membuat penelitian cerpen karena selain mudah dipahami oleh

pembelajar dalam tingkat SMP ataupun SMA, cerpen sendiri tidak akan menghabiskan

banyak waktu dalam membaca dan menganalisisnya. Sebuah cerita memiliki suspensi.

Suspensi menggiring pembaca bertanya-tanya mengenai apa yang akan diceritakan,

sehingga timbul rangsangan untuk segera mengetahui kelanjutan kisah. Jadi dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

31

memunculkan pertanyaan seperti apakah watak dan tokohnya, di mana setting-nya, dan

mengapa peristiwa itu harus terjadi agar pembaca ingin segera mengetahui akhir kisah.

Contoh cerpen adalah “Milana” karya Bernard Batubara. Cerpen “Milana” ini menarik

diteliti karena Bernard Batubara menghadirkan imajinasi yang tinggi, tema yang dapat

dijumpai di kehidupan pembaca sehari-hari, alur yang dapat mengaduk emosi pembaca

karena menyajikan alur maju dan mundur (campuran), latar yang menceritakan Pulau

Bali, dan tokoh-tokoh yang memiliki sifat yang sederhana dan mengesankan. Milana

adalah gadis yang namanya menjadi judul cerpen yang kemudian disematkan sebagai

judul kumpulan cerpen ini adalah seorang pelukis senja.

Dalam penelitian ini, peneliti membaca terlebih dahulu cerpen tersebut kemudian

mendeskripsikan dan merumuskan data yang diperoleh dari cerpen yang berjudul

“Milana” dari buku kumpulan cerpen “Milana” karya Bernard Batubara dengan

ketentuan unsur-unsur yang telah disepakati menjadi bahan penelitian. Bagian dari

unsur intrinsik yang dianalisis tersebut alur, latar, tema, dan tokoh. Alasan peneliti

hanya menggunakan empat unsur intrinsik tersebut karena alur, latar, tema, dan tokoh

adalah unsur utama yang terdapat dalam cerpen, unsur – unsur tersebut saling berkaitan

(tidak dapat dipisahkan) dan mudah ditemui dalam setiap karya sastra khususnya

cerpen. Apabila menggunakan unsur lain seperti sudut pandang, watak, dan gaya

bahasa membutuhkan penafsiran yang berbeda antara pembaca satu dengan pembaca

lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian ini disajikan metodologi penelitian. Metodologi yang digunakan

meliputi: jenis penelitian, subjek penelitian, sumber data, data penelitian, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif karena menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis. Penelitian ini akan menguraikan mengenai tokoh, latar, alur, dan tema.

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang berjudul Analisis Tokoh, Latar, Alur, dan Tema Cerpen

“Milana” Karya Bernard Batubara ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian dengan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar

dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-

kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong,

2006:11).

B. Data dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti adalah cerita pendek yang berjudul

“Milana” karya Bernard Batubara.

Judul Buku : Milana (Perempuan Yang Menunggu Senja)

Judul Cerpen : Milana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

33

Pengarang : Bernard Batubara

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2013

Jumlah Halaman : 187 lembar

Dalam kumpulan cerpen ini terdapat judul cerpen, cerpen yang akan dianalisis

berjudul “Milana”.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik simak dan

catat. Peneliti menyimak keseluruhan isi cerpen “Milana” karya Bernard Batubara

dan mencatat hal-hal pokok yang terdapat dalam cerpen. Berdasarkan kedua teknik

tersebut, peneliti memperoleh dari hasil sumber tertulis. Sumber tertulis merupakan

segala buku kesusastraan yang berkaitan dengan teori tentang unsur intrinsik dalam

cerpen “Milana” karya Bernard Batubara.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Artinya, bahwa peneliti selaku

orang yang berkecimpung dalam dunia akademisi dan memiliki klasifikasi dalam

bidang yang diteliti (penulisan) secara sungguh-sungguh melakukan penelitian.

Peneliti berperan sebagai instrumen utama karena peneliti bertindak sebagai

pengumpul data utama. Dalam penelitian ini peneliti mencari data dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

34

menganalisis unsur intrinsiik cerpen “Milana” karya Bernard Batubara. Data utama

yang digunakan peneliti berupa kata-kata tertulis terkait unsure intrinsik cerpen.

E. Teknik Analisis Data

Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah

penting yang harus dilakukan untuk mengumpulkan data. Dengan menentukan alat

pengumpulan data yang tepat dan sesuai, data yang diperoleh akan lebih akurat,

lengkap, dan representatif untuk diolah dan dianalisis. Jadi, analisis data dilakukan

menggunakan teknik baca dan catat. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan

dan merumuskan data yang diperoleh dari cerpen yang berjudul “Milana” dari buku

kumpulan cerpen “Milana” karya Bernard Batubara. Teknik catat digunakan sebagai

teknik dalam pengumpulan data. Teknik baca dilakukan untuk menyimak

penggunaan bahasa. Istilah di sini bukan hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa

secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Teknik catat adalah

mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dari penggunaan bahasa

secara tertulis (Mahsun, 2006:93). Selain itu, hasil analisa dapat divalidasi oleh

validator validator penelitian ini adalah ahli sastra, yaitu Bapak Petrus Hariyanto,

M.Pd. Tabel analisis validasi hasil penelitian dapat dilihat di halaman 83 – 103.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini peneliti akan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

“Milana” karya Bernard Batubara. Unsur-unsur intrinsik tersebut terbagi menjadi

tujuh bagian yaitu, alur (plot), latar (setting), tema, dan tokoh. Peneliti hanya

membahas empat unsur intrinsik, yaitu alur, latar, tema, dan tokoh. Keempat unsur

itulah yang tercantum dalam kurikulum pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di

tingkat SMA. Oleh karena itu, di sini berfokus pada empat unsur tersebut. Penelitian

ini dapat memberikan contoh konkret yang mendalam terkait dengan analisis unsure

intrinsik yang sesuai dengan pembelajaran di sekolah.

A. Kajian Unsur Intrinsik Cerpen Milana

Sebuah karya sastra merupakan suatu bentuk gambaran yang konkret dari

pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan. Dalam cerpen

“Milana”, terdapat empat unsur yang dapat memberikan gambaran konkret. Keempat

unsure tersebut adalah alur, latar, tema, dan tokoh.

1. Tokoh

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1991: 16).

Tokoh-tokoh perlu digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

36

agar wataknya dapat dikenal oleh pembaca (Sudjiman, 1991: 23). Terdapat

juga pembagian tokoh berdasarkan Nurgiyantoro (2010: 176-190) yaitu tokoh

utama dan tokoh tambahan, tokoh protagonis dan tokoh antagonis, tokoh

sederhana dan tokoh bulat, tokoh statis dan tokoh berkembang, dan tokoh

tipikal dan tokoh netral.

1.1 Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya

Dilihat dari segi peranannya atau tingkat pentingnya tokoh

dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan

ditampilkan terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian

besar cerita, dan sebaliknya ada tokoh yang hanya dimunculkan dalam

porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut pertama

adalah tokoh utama cerita (central character, main character),

sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral character).

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam

cerpen yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak

diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai

kejadian. Tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu

berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan

perkembangan alur secara keseluruhan.

Berdasarkan segi peranan atau pentingnya tokoh, “Milana”

dalam cerpen “Milana” termasuk dalam tokoh utama. Tokoh Milana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

37

merupakan tokoh yang paling banyak muncul dalam cerpen ini,

khususnya dalam hal yang dikenai kejadian. Oleh karena itu, tokoh

Milana ialah tokoh yang paling penting dalam mengambil peranan

dalam cerpen “Milana” dibandingkan dengan tokoh lain. Tokoh

Milana muncul pada bagian awal, tengah, dan akhir cerita.

(a) Saya rindu perempuan itu. Perempuan kedua

setelah Ibu yang mampu membuat saya rela menjadi

seorang penanti, seorang penunggu. (Batubara,

2016:175)

Di bagian awal cerita, Saya meceritakan bahwa saya rindu

kepada perempuan. Perempuan kedua setelah Ibunya yang membuat

saya rela menjadi seorang penanti, seorang penunggu. Sifat Milana

adalah penanti dan penyabar. Ini dapat dibuktikan pada bagian akhir

cerita bagaimana Milana tetap menanti dan tetap sabar menunggu

walaupun Saya sudah berusaha untuk mengatakan yang sebenarnya

mengenai kekasih Milana.

(b) Namun ia menolak dan mementahkan semua

kata-kata saya. Ia tidak bisa menerima bahwa jelas-jelas

Areno, lelaki perekam senja, sudah meninggal dalam

kecelakaan feri dua tahun lalu. Milana bersikeras Areno

tidak meninggal. Dia hanya pamit pergi dan berjanji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

38

akan menemuinya lagi di atas feri Banyuwangi-

Jembrana seperti biasanya. (Batubara, 2016: 185-186)

Di bagian tengah cerita, Saya sedang membuka halaman

sebuah majalah travel langganannya. Rubrik yang saya baca

membahas topik travel photographer dan terdapat foto seorang lelaki

yang memegang kamera. Areno adamar: Lelaki Perekam Senja, begitu

tajuk artikel yang menyertai foto tersebut. Di artikel tersebut terdapat

kalimat yang mengatakan bahwa Areno meninggal dalam kecelakaan

feri dua tahun lalu. Saya teringat kepada Milana dan menghubungkan

apakah yang dinanti Milana yang notabene kekasihnya adalah Areno

Adamar.

Pada akhir cerita, Saya menyadarkan Milana bahwa

kekasihnya telah meninggal dunia dan beritanya dapat dibaca di

sebuah majalah travel.

(c) Lalu, seperti yang sudah-sudah, Milana pergi

meninggalkan saya dengan membawa kanvasnya yang

sudah saya rusak. Kali ini, ia pergi dengan berlari cepat

dan air mata yang berderai. (Battubara, 2016: 186)

Pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita

lebih sedikit, tak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

39

keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak

langsung. Tokoh tambahan disebut juga tokoh andalan karena ia dekat

dengan tokoh utama, andalan dimanfaatkan oleh pengarang untuk

member gambaran lebih terperinci tentang tokoh utama (Sudjiman,

1991: 20). Dalam cerpen Milana karya Bernard Batubara terdapat

beberapa tokoh tambahan yang mendukung munculnya konflik pada

diri tokoh utama, yaitu Saya dan Areno Adamar. Tokoh Saya dan

Areno muncul pada bagian awal, tengah, dan akhir cerita.

(d) Menunggu adalah perkara melebarkan

kesabaran dan berhadap-hadapan dengan resiko

ketidakhadiran. Itu yang dikatakan oleh Ibu sehari

sebelum dia meninggal. Saat itu, saya tidak tahu ia

sedang berbicara tentang ayah yang pergi

meninggalkan kami dan tidak pernah kembali lagi.

(Batubara, 2016: 175)

Di bagian awal cerita, Saya merindukan seorang perempuan

yang bernama Milana. Sifat saya adalah peyabar dan peduli. Itu dapat

dibuktikan pada bagian tengah saat saya membaca artikel mengenai

Areno Adamar, lelaki perekam senja. Areno Adamar muncul dalam

pertengahan cerita dan memiliki sifat setia dan selalu dapat menepat

janji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

40

(e) Pria itu melangkah mendekatiku. “Lelaki yang

kamu tunggu, sudah meninggal, Milana. Apa yang

kamu lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak akan

kembali. Kamu tidak mengerti? Dia sudah tidak ada

lagi.” “Dia ada. Dia sudah berjanji. Are tidak pernah

ingkar janji!” (Batubara, 2016: 185)

(f) Hai,” lelaki dengan kamera itu menyapaku.

“Kita bertemu lagi.” “Kau sering ke sini?” “Tidak. Baru

belakangan ini saja.” “Dari Surabaya juga?” “Iya.

Kamu juga?” Lelaki itu mengangguk. Ia tersenyum.

Rahangnya yang tegas bertumpu pada batang lehernya

yang besar dan kokoh. Bibirnya tipis dan senyumnya

membentuk sudut yang tajam di kedua pipinya yang

tirus dan dihiasi rambut-rambut halus. Ia membungkus

tubuhnya dengan kaus putih dan bagian atas kakinya

dengan celana kargo selutut berwarna cokelat tua.

Rambutnya berantakan tertiup angin laut, namun aku

masih bisa melihat matanya yang menyipit. Di

sepasang matanya, senja terpantul. “Apa yang kamu

potret?” Lelaki itu memalingkan wajahnya ke laut.

“Tidakkah jelas terlihat?” “Senja?” Aku menaikkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

41

alis. Ia mengangkat kameranya sejajar mata dan mulai

membidik. Aku merasakan ada debar yang aneh di

dadaku saat melihat lelaki itu tampak asyik dengan

dunianya sendiri, menjebak pemandangan senja lewat

lensa kameranya. (Batubara, 2016: 180-181)

Areno Adamar: Lelaki Perekam Senja, begitu tajuk artikel

yang menyertai foto tersebut. Are, begitu nama

panggilannya seperti yang tertulis, dikenal sebagai travel

photographer muda yang sangat gemar memotret senja di

berbagai tempat yang ia datangi, baik di Indonesia maupun

di luar negeri. Are adalah a rising star di kalangan travel

photographer. Foto-foto senjanya sangat indah. Ada

semacam kekuatan magis yang menyedot siapa pun yang

melihat foto-fotonya. Foto-foto senja Are sangat sederhana,

tetapi setiap sudut gambarnya menyimpan atmosfer aneh

yang membuat orang-orang betah berlama-lama hanya

memperhatikan gambar yang ia buat. (Batubara, 2016: 183)

1.2 Berdasarkan Fungsi Penampilan Tokoh

Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam

tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh

yang kita kagumi, yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

42

– tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai,

yang ideal bagi kita (Altenbernd dalam Nurgiyantoro, 2010: 178).

Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan

pandangan kita, harapan-harapan kita, pembaca. Kita sering

mengenalinya sebagai memiliki kesamaan dengan kita, permasalahan

yang dihadapinya seolah-olah juga sebagai permasalahan kita,

demikian pula halnya dalam menyikapinya. Jadi, segala apa yang

dirasa, dipikir, dan dilakukan tokoh ini sekaligus mewakili kita.

Konflik yang dialami oleh tokoh protagonist tidak harus hanya

disebabkan oleh tokoh antagonis tetapi juga dapat disebabkan di luar

individualitas seseorang seperti bencana alam, kecelakaan, lingkungan

alam dan sosial, aturan-aturan sosial, nilai-nilai moral, kekuasaan dan

kekuatan yang lebih tinggi, dan sebagainya. Tokoh protagonist dalam

cerpen Milana ini adalah Saya dan Areno Adamar.

(g) Saya merasa ada sesuatu yang janggal dengan

dirinya. (Batubara, 2016: 100)

(h) “Dia sudah meninggal. Kamu tahu itu?” pria itu

kembali berbicara. Pria itu melangkah mendekatiku.

“Lelaki yang kamu tunggu, sudah meninggal, Milana.

Apa yang kamu lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak

akan kembali. Kamu tidak mengerti? Dia sudah tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

43

ada lagi.” “Dia ada. Dia sudah berjanji. Are tidak

pernah ingkar janji!” (Batubara, 2016:103)

(i) Saya tidak bisa melihat perempuan itu seperti

ini terus. Milana harus sadar dan menerima kenyataan

bahwa yang ia tunggu-tunggu selama ini tidak akan

pernah datang kembali. Namun, ia menolak dan

mementahkan semua kata-kata saya. Ia tidak bisa

menerima bahwa jelas-jelas Areno, lelaki perekam

senja, sudah meninggal dalam kecelakaan feri dua

tahun lalu. Milana bersikeras Areno tidak meninggal.

Dia hanya pamit pergi dan berjanji akan menemuinya

lagi di atas feri Banyuwangi-Jembrana, seperti

biasanya. (Batubara, 2016: 103-104)

Tokoh antagonis adalah tokoh penentang dari tokoh protagonis

sehingga menyebabkan konflik dan ketegangan. Tokoh ini

digambarkan sebagai tokoh yang berkarakter kurang baik. Tokoh

antagonis memusuhi tokoh protagonis. Cerpen Milana menyajikan

tokoh antagonis sebagai tokoh yang melawan kebenaran dan kejujuran

dari cara dia bersikap ataupun cara dia tidak mau menerima kenyataan

yang ada. Dalam cerpen Milana karya Bernard Batubara terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

44

tokoh antagonis yang mendukung munculnya konflik yaitu Milana.

Adapun analisisnya sebagai berikut.

(j) Aku menunggu lelaki itu. Lelaki asing yang selalu

memotret senja. (Batubara, 2016: 179)

(d) Ia yakin suatu saat kekasihnya akan datang di

tempat ia menunggu sekarang. Ia tidak tahu kapan.

Tetapi ia berkata kepada saya bahwa ia bukan saja

yakin, tetapi ia tahu kekasihnya itu akan datang.

(Batubara, 2016:100)

(e) Namun, entah mengapa, di balik senyumnya

yang tersungging dan tampak bahagia ketika ia

mengingat-ingat kekasihnya, saya melihat ada yang

kosong di matanya. Seperti ruang yang telah

ditinggalkan oleh penghuninya begitu lama. Seperti

sebongkah kenangan yang kehilangan intisarinya. Mata

Milana terlihat kehilangan nyawa, tak bercahaya, tak

secerah senja yang setiap hari dilukisnya. (Batubara,

2016:100)

(f) “Aku tidak tahu dia di mana.” Akhirnya,

perempuan pelukis senja itu kembali bicara. “Tapi aku

tahu, dia pasti datang.” “Aku tahu dia pasti datang!”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

45

Milana menekankan kuasnya ke kanvas dengan keras

sehingga membuat coretan panjang di lukisannya. “Dia.

Pasti. Datang.” Milana langsung membereskan alat-

alat lukisnya dan bergegas meninggalkan saya. Lagi-

lagi, sebuah pertemuan yang tidak usai. Terasa jelas ada

kegusaran dalam nada bicara Milana ketika saya

mempertanyakan keyakinannya tadi. Saya tidak tahu

apa yang terjadi antara Ia dan kekasihnya. Tetapi saya

tahu, itu sangat mengganggu pikiran Milana. (batubara,

2016:102)

(g) Pria itu melangkah mendekatiku. “Lelaki yang

kamu tunggu, sudah meninggal, Milana. Apa yang

kamu lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak akan

kembali. Kamu tidak mengerti? Dia sudah tidak ada

lagi.” “Dia ada. Dia sudah berjanji. Are tidak pernah

ingkar janji!” (Batubara, 2016:103)

(h) Saya tidak bisa melihat perempuan itu seperti

ini terus. Milana harus sadar dan menerima kenyataan

bahwa yang ia tunggu-tunggu selama ini tidak akan

pernah datang kembali. Namun, ia menolak dan

mementahkan semua kata-kata saya. Ia tidak bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

46

menerima bahwa jelas-jelas Areno, lelaki perekam

senja, sudah meninggal dalam kecelakaan feri dua

tahun lalu. Milana bersikeras Areno tidak meninggal.

Dia hanya pamit pergi dan berjanji akan menemuinya

lagi di atas feri Banyuwangi-Jembrana, seperti

biasanya. (Batubara, 2016: 103-104)

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri Milana sebagai perempuan antagonis namun

bukan dalam versi kejam atau sering menyakiti orang lain namun lebih

karena tidak dapat jujur pada perasaanya dan tidak dapat menerima

keadaan bahwa kekasih yang ia tunggu sudah meninggal.

1.3 Berdasarkan Perwatakannya

Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan ke

dalam tokoh sederhana (simple atau flat character) dan tokoh

kompleks atau tokoh bulat (complex atau round character). Tokoh

sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi

tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja. Sifat dan tingkah laku

seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya

mencerminkan satu watak tertentu. Watak yang telah pasti itulah yang

mendapat penekanan dan terus-menerus terlihat dalam fiksi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

47

bersangkutan. Ia mudah dikenali dan dipahami, lebih familier, dan

cenderung stereotip. Tokoh sederhana tersebut adalah Milana.

(i) Perempuan itu tidak pernah melukis benda lain

selain matahari yang tenggelam. Tidak pernah selain

senja. (Batubara, 2016: 176)

(j) Aku menunggu lelaki itu. Lelaki asing yang

selalu memotret senja. Sebelum ini, aku tidak pernah

menunggu. Aku benci menunggu. (Batubara, 2016:

179)

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri Milana sebagai seorang perempuan yang

memiliki kegemaran melukis senja dan setia menanti kedatangan Are

di atas kapal feri seperti perjanjian-perjanjian yang telah dibuat

sebelumnya.

Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap

berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadiannya dan jati

dirinya. Ia memiliki watak tertentu yang dapat diformulasikan, namun

ia dapat pula menampilkan watak dan tingkah laku bermacam-macam,

bahkan mungkin seperti bertentangan dan sulit diduga. Tokoh bulat

lebih menyerupai kehidupan manusia yang sesungguhnya, karena di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

48

samping memiliki berbagai kemungkinan sikap dan tindakan, ia juga

sering memberikan kejutan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2010:183).

Pada cerpen “Milana”, tokoh bulat yang dimaksud adalah

Saya. Hal ini karena dari awal, pertengahan hingga akhir cerita, saya

memiliki kejutan-kejutan yang dapat dikategorikan dalam tokoh bulat.

Kejutan tersebut antara lain, awal cerita saya bercerita bahwa

merindukan seorang perempuan, perempuan kedua setelah ibunya.

Lalu, saya mengagumi sesosok perempuan yang sama karena ia gemar

melukiskan senja. Kemudian, saya mulai berkenalan dengan Milana

dan mulai memiliki rasa peduli hingga mencintai Milana. Akhirnya,

ketika saya mencoba menyadarkan Milana agar Milana tidak

menunggu kekasihnya lagi karena Areno sudah meninggal, Milana

meninggalkan Saya dan memilih tidak bertemu kembali dengan Saya.

Adapun analisisnya sebagai berikut.

(k) Saya rindu perempuan itu. Perempuan kedua

setelah Ibu yang mampu membuat saya rela menjadi

seorang penanti, seorang penunggu. (Batubara, 2016:

175)

(l) Tetapi lukisannya sangat bagus. Sungguh. Bola

mata saya mendadak seperti dua batang lilin bundar

yang tersiram cahaya hangat yang memancar dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

49

gambar di kanvas perempuan itu. Perempuan itu tidak

pernah melukis benda lain selain matahari tenggelam.

Tidak pernah selain senja. (Batubara, 2016: 176)

(m) Kali ini saya sudah tahu namanya. Milana. Ia

bercerita mengapa ia melukis senja. Dan mengapa ia

selalu melakukannya di atas feri yang menyeberangi

Selat Bali, dari Banyuwangi ke Jembrana. Ia sedang

menunggu kekasihnya. (Batubara, 2016: 181)

(n) Pria itu melangkah mendekatiku. “Lelaki yang

kamu tunggu, sudah meninggal, Milana. Apa yang

kamu lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak akan

kembali. Kamu tidak mengerti? Dia sudah tidak ada

lagi.” “Dia ada. Dia sudah berjanji. Are tidak pernah

ingkar janji!” (Batubara, 2016: 185)

1.4 Berdasarkan Berkembang atau Tidaknya Perwatakan

Berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya perwatakan

tokoh-tokoh cerita dalam sebuah cerpen, tokoh dapat dibedakan

menjadi tokoh statis dan tokoh berkembang (developing character).

Tokoh statis adalah tokoh cerita yang esensial tidak mengalami

perubahan dan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya

peristiwa-peristiwa yang terjadi (Lewis dalam Nurgiyantoro, 2010:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

50

188). Tokoh jenis ini tampak seperti kurang terlibat dan tak

terpengaruh oleh adanya perubahan-perubahan lingkungan yang

terjadi karena adanya hubungan antarmanusia. Tokoh statis memiliki

sikap dan watak yang relatif tetap, tak berkembang, sejak awal sampai

akhir cerita.

Pada cerpen “Milana” karya Bernard Batubara ini, yang

mencakup tokoh statis adalah Areno Adamar. Dari awal cerita,

pertengahan hingga akhir diceritakan bahwa Areno Adamar memiliki

seorang kekasih dan mereka selalu bertemu di atas kapal feri

Banyuwangi-Jembrana. Dari awal cerita, Areno hanya diceritakan sifat

maupun wataknya melalui pengalaman Milana ataupun dari majalah

yang memuat Areno Adamar yang dibaca oleh Saya. Bukti bahwa

Areno merupakan tokoh statis adalah sebagai berikut.

(o) “Pada pertemuan kedua, aku membawa alat

lukisku, dan menemani ia memotret senja.” Milana

tersenyum.” Sejak itu, kami berjanji untuk selalu

bertemu di atas feri ini dan sama-sama merekam senja.

Dengan cara kami masing masing-masing. Dia

memotret. Aku melukis.” (Batubara, 20016: 181)

(p) Areno Adamar: Lelaki Perekam Senja, begitu

tajuk artikel yang menyertai foto tersebut. Are, begitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

51

nama panggilannya seperti tertulis, dikenal sebagai

travel photographer muda yang sangat gemar

memotret senja di berbagai tempat yang ia datangi,

baik di Indonesia maupun di luar negeri. (Batubara,

2016: 183)

1.5 Berdasarkan Pencerminan

Berdasarkan kemungkinan pencerminan tokoh cerita

terhadap (sekelompok) manusia dari kehidupan nyata, tokoh

cerita dapat dibedakan ke dalam tokoh tipikal (typical

character) dan tokoh netral (neutral character). Tokoh tipikal

adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan

individualitasnya, dan lebih banyak ditonjolkan kualitas

pekerjaan atau kebangsaannya (Lewis dalam Nurgiyantoro,

2010: 190), atau sesuatu yang lain yang lebih bersifat

mewakili. Tokoh tipikal merupakan penggambaran,

pencerminan, atau penunjukkan terhadap orang, atau

sekelompok orang yang terikat dalam sebuah lembaga, atau

seorang individu sebagai bagian dari suatu lembaga, yang ada

di dunia nyata.

Pada cerpen “Milana” ini, yang dimaksud tokoh tipikal

adalah Areno Adamar karena dalam pertengahan cerita,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

52

diceritakan bahwa Areno tergabung dalam kelompok

LANSKAP komunitas travel photographer dengan keahlian

memotret senja hingga membuat orang kagum akan hasilnya.

Analisisnya adalah sebagai berikut.

(q) Areno Adamar: Lelaki Perekam Senja, begitu

tajuk artikel yang menyertai foto tersebut. Are, begitu

nama panggilannya seperti tertulis, dikenal sebagai

travel photographer muda yang sangat gemar

memotret senja di berbagai tempat yang ia datangi,

baik di Indonesia maupun di luar negeri. Are adalah a

rising star di kalangan travel pphotographer. Foto-foto

senjanya sangat indah. Ada semacam kekuatan magis

yang menyedot siapa pun yang melihat foto-fotonya.

Foto-foto senja Are sangat sederhana, tetapi setiap

sudut gambarnya menyimpan atmosfer aneh yang

membuat orang-orang betah berlama-lama hanya

memperhatikan gambar yang ia buat. (Batubara, 2016:

183)

Tokoh netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi

demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh

imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

53

Ia hadir (atau dihadirkan) semata-mata demi cerita, atau

bahkan dialah sebenarnya yang empunya cerita, pelaku cerita,

dan yang diceritakan. Kehadirannya tidak berpretensi untuk

mewakili atau menggambarkan sesuatu yang di luar dirinya,

seseorang yang berasal dari dunia nyata.

Pada cerpen “Milana” karya Bernard Batubara ini, yang

dimaksud tokoh netral adalah Saya karena darri awal,

pertengahan hingga akhir cerita Saya seolah-olah yang

empunya cerita, pelaku cerita, dan yang diceritakan.

Analisisnya sebagai berikut.

(r) Menunggu adalah perkara melebarkan

kesabaran dan berhadap-hadapan dengan risiko

ketidakhadiran. Itu yang dikatakan Ibu sehari sebelum

dia meninggal. (Batubara, 2016: 175)

(s) Namun, kali ini, aku tidak bisa mengejar dia.

Aku tidak mampu mengejar dia. Dan pertemuan-

pertemuan bersamanya masih terekam jelas di dalam

kepalaku. (Batubara, 2016: 180)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

54

2 Penokohan / Perwatakan

Sama halnya dengan unsur plot dan pemplotan, tokoh dan penokohan merupakan

unsur yang penting dalam karya naratif. Dalam pembicaraan sebuah fiksi, sering

digunakan istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter

dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama.

Menurut Nurgiyantoro (2010: 165), penokohan dan karakterisasi-karakterisasi sering

juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan-menunjuk pada penempatan

tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Berikut adalah

penokohan dari tokoh-tokoh dalam cerpen “Milana” karya Bernard Batubara.

2.1 Milana

Milana adalah seorang perempuan yang gemar melukis senja dan

menanti seorang kekasihnya untuk datang di atas kapal feri. Gambaran tokoh

Milana dimulai penulis dengan menceritakan latar belakang kegemaran yang

dilakukan tokoh tersebut. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan

menggunakan metode analitis/langsung sebagai berikut.

(t) Terakhir saya melihatnya di atas feri yang sedang

menambatkan diri di Pelabuhan Gilimanuk. Saat itu, di

waktu yang bersamaan saya melihat sepasang kekasih

yang tampaknya turis domestik, turun dari feri. Mata

saya tertumbuk pada mereka karena mereka berdua

terlihat sangat bahagia. Seperti pasangan yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

55

berbulan madu. Kontras dengan kondisi hati saya yang

sedang sangat sendu. Atau mungkin saya hanya terlalu

mendramatisasi situasi itu. Tidak, hati saya memang

sedang biru. Namun, tidak sepekat warna biru yang

melekat di sekujur permukaan kanvas perempuan itu.

Saya tidak tahu apakah dia memang pelukis atau hanya

seseorang yang gemar menggambar. Tetapi lukisannya

sangat bagus. Sungguh. Saya bukan orang yang ahli

menilai karya seni, tetapi rasa tidak bisa dibohongi,

bukan? Dan mata saya selalu seolah meleleh setiap

melihat lukisan yang ia buat. Bola mata saya mendadak

seperti dua batang lilin bundar yan tersiram cahaya

hangat yang memancar dari gambar di kanvas

perempuan itu. Gambar yang selalu berwarna jingga.

Gambar yang selalu senja. Perempuan itu tidak pernah

melukis benda lain selain matahari yang tenggelam.

Tidak pernah selain senja (Batubara, 2016: 176).

Pada kutipan tersebut, Bara memaparkan latar belakang kegemaran

Milana dalam kesehariannya yang telah ditemui oleh tokoh aku. Kegemaran

yang dilakukan oleh Milana adalah melukis senja di atas feri yang sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

56

menambatkan diri di Pelabuhan Gilimanuk. Milana hanya melukis senja dan

bukan yang lain.

Milana juga digambarkan memiliki kebiasaan menunggu seseorang

ketika senja akan tiba di atas kapal feri tersebut. Hal ini ditunjukkan

pengarang dengan metode analitis/langsung sebagai berikut.

(u) “Kau sedang menunggu?” saya bertanya lagi.

Perempuan itu menghentikan gerak jarinya. Kemudian

menarik napas cukup dalam sehingga bahunya yang kecil

terangkat. Ia melumat beberapa menit waktu dalam

heningnya, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan saya.

“Dari mana kau tahu?” ia balik bertanya. “Hanya

menebak,” jawab saya (Batubara, 2016: 178).

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri Milana sebagai sosok perempuan yang setia menanti

pasangannya walaupun sebenarnya Milana tahu kisah sebenarnya dan ujung

dari buah penantiannya seperti apa.

Milana digambarkan oleh pengarang sebagai sosok perempuan yang

sabar walaupun sifat ini sebenarnya bertolak belakang dari sifat yang

dimilikinya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode analitis/langsung

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

57

(v) Aku menunggu lelaki itu. Lelaki asing yang selalu

memotret senja. Sebelum ini, aku tidak pernah menunggu.

Aku benci menunggu. Menunggu adalah perbuatan sia-sia.

Menunggu adalah tindakan pasif dan melelahkan. Bagiku,

menunggu adalah pertanda kelemahan. Bahwa tidak ada

hal lain lagi yang bisa dilakukan selain duduk, diam, dan

berharap segala yang diinginkan akan datang. Sungguh

nonsense. Aku lebih suka mengejar. Mengejar adalah

tindakan aktif dan tidak membosankan. Dengan mengejar,

aku beberapa langkah lebih dekat kepada apa yang aku

inginkan. Aku memotong waktu, memangkas jarak. Aku

bisa menentukan kapan akan sampai di tujuan. Aku bisa

memperkirakan seberapa jauh atau seberapa dekat diriku

dari apa yang ingin kuraih. Waktuku terpakai, tidak sia-sia

(Batubara, 2016: 179).

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri Milana sebagai sosok perempuan yang sabar dan yakin

menanti kedatangan kekasih hatinya agar dapat bertemu kembali. Milana

meyakini bahwa menanti seseorang seberapa pun lamanya akan membuahkan

hasil. Waktunya terpakai tidak akan sia-sia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

58

Milana digambarkan oleh pengarang sebagai sosok perempuan yang

memiliki kebiasaan melukis senja di atas kapal feri bersama kekasihnya yang

gemar mengabadikan senja. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode

analitis/langsung sebagai berikut.

(w) “Pada pertemuan kedua, aku membawa alat lukisku, dan

menemani ia memotret senja.” Milana tersenyum. “Sejak

itu, kami berjanji untuk selalu bertemu di atas feri ini dan

sama-sama merekam senja. Dengan cara kami masing-

masing. Dia memotret. Aku melukis.” (Batubara, 2016:

181)

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri Milana sebagai sosok perempuan yang memiliki

kegemaran melukis dan karena memiliki kekasih yang seorang fotografer

yang menggemari senja, Milana kemudian menjadi suka senja namun berbeda

cara merekamnya. Sang kekasih merekam senja dengan memotret sedangkan

Milana dengan melukis. Di sini Milana adalah tipe perempuan yang akan

menepati janji dan akan menanti.

Milana digambarkan oleh pengarang sebagai sosok perempuan yang

memiliki sisi sensitif, dan gusar. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan

metode analitis/langsung sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

59

(x) Milana menarik nafas. Ia menundukkan kepala seraya

menurunkan kuas dan meletakkan tangannya di atas paha.

Saya masih menunggu respons darinya. “Aku tidak tahu

dia di mana.” Akhirnya perempuan pelukis senja itu

kembali bicara. “Tapi aku tahu, dia pasti datang.” “Tapi,

bagaimana kamu bisa---“ “Aku tahu dia pasti datang!”

Milana menekankan kuasnya ke kanvas dengan keras

sehingga membuat coretan panjang di lukisannya. “Dia.

Pasti. Datang.” Milana langsung membereskan alat-alat

lukisnya dan bergegas meninggalkan saya. Lagi-lagi,

sebuah pertemuan yang tidak usai. Terasa jelas ada

kegusaran dalam nada bicara Milana ketika saya

mempertanyakan keyakinannya tadi. Saya tidak tahu apa

yang terjadi antara ia dan kekasihnya. Tetapi saya tahu, itu

sangat mengganggu pikiran Milana (Batubara, 2016: 182-

183).

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri Milana sebagai sosok perempuan yang memiliki sisi

sensitif seperti perempuan-perempuan yang lain dan memiliki rasa gusar

terhadap keyakinan yang dia percayai namun ketika dipikir memakai logika

keyakinan itu hanya kesia-siaan belaka dan buang-buang waktu saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

60

Milana digambarkan oleh pengarang sebagai sosok perempuan yang

belum dapat menerima kenyataan bahwa kekasih hatinya telah meninggal. Hal

ini ditunjukkan pengarang dengan metode analitis/langsung sebagai berikut.

(y) Saya tidak bisa melihat perempuan itu seperti ini terus.

Milana harus sadar dan menerima kenyataan bahwa yang ia

tunggu-tunggu selama ini tidak akan pernah datang

kembali. Namun, ia menolak dan mementahkan semua

kata-kata saya. Ia tidak bisa menerima bahwa jelas-jelas

Areno, lelaki perekam senja, sudah meninggal dalam

kecelakaan feri dua tahun lalu. Milana bersikeras Areno

tidak meninggal. Dia hanya pamit pergi dan berjanji akan

menemuinya lagi di atas feri Banyuwangi-Jembrana,

seperti biasanya. “Lelaki itu tak akan kembali, Milana!”

Saya merampas kanvas perempuan itu dan

membantingnya, menginjaknya hingga rusak. “Dia tidak

seperti senja yang kamu lukis ini. Dia tidak akan datang

lagi.” “Kau… Apa yang kaulakukan?!” Milana berlutut dan

menyambar kanvasnya. Sontak air matanya mengalir dan

membuat saya semakin merasa bersalah. (Batubara, 2016:

185-186).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

61

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri Milana sebagai sosok perempuan yang belum dapat

menerima kenyataan bahwa kekasih hatinya telah meninggal dua tahun lalu di

atas feri Banyuwangi-Jembrana. Dia merasa kekasihnya hanya pergi dan

berjanji menemuinya kembali seperti kebiasaan yang mereka lakukan

sebelum-sebelumnya.

2.2 Saya

Tokoh saya digambarkan sebagai seorang lelaki yang merindukan

perempuan kedua setelah Ibunya dan yang mampu membuat dia menunggu.

Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode analitis/langsung sebagai

berikut.

(z) Menunggu adalah perkara melebarkan kesabaran dan

berhadap-hadapan dengan resiko ketidakhadiran. Itu yang

dikatakan oleh Ibu sehari sebelum dia meeninggal. Saat itu,

saya tidak tahu ia sedang berbicara tentang ayah yang pergi

meninggalkan kami dan tidak pernah pernah kembali lagi.

Namun, sekarang saya paham semuanya. Terutama karena

saya mengalami sendiri perasaan yang dulu Ibu alami. Saya

rindu perempuan itu. Perempuan kedua setelah Ibu yang

mampu membuat saya rela menjadi seorang penanti,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

62

seorang penunggu. Seseorang yang menghabiskan

waktunya hanya untuk menunggu. Mendedikasikan setiap

detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun untuk

menyambut sebuah kedatangan kembali. Untuk mendengar

sebuah “Halo, ini aku, sudah pulang.” (Batubara 2016:

175)

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri saya sebagai seseorang lelaki yang merindukan

perempuan kedua setelah Ibunya dan yang mampu membuat dia menunggu.

Seseorang yang menghabiskan waktunya hanya untuk menunggu setiap detik,

menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun untuk menyambut sebuah kedatangan

kembali.

Tokoh saya digambarkan sebagai seorang lelaki yang mudah

mengagumi kepada seseorang atau sesuatu karya. Hal ini ditunjukkan

pengarang dengan metode analitis/langsung sebagai berikut.

(aa) Saya tidak tahu apakah dia memang pelukis

atau hanya seseorang yang gemar menggambar. Tetapi

lukisannya sangat bagus. Sungguh. Saya bukan orang

yang ahli menilai karya seni, tetapi rasa tidak bisa

dibohongi, bukan? Dan mata saya selalu seolah meleleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

63

setiap melihat lukisan yang ia buat. Bola mata saya

mendadak seperti dua batang lilin bundar yang tersiram

cahaya hangat yang memancar dari gambar di kanvas

perempuan itu. Gambar yang selalu berwarna jingga.

(Batubara, 2016: 176)

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri saya sebagai seseorang lelaki yang mengagumi sesosok

perempuan dan karyanya yang sering melukiskan senja. Gambar yang dibuat

membuat saya seolah-olah meleleh dan membuat hangat ketika melihatnya.

Tokoh saya digambarkan sebagai seorang lelaki yang suka bertanya

dan mencari suatu informasi. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode

analitis/langsung sebagai berikut.

(ab) “Kamu menunggu lelaki ini?” Pria itu menyodorkan

sebuah majalah ke hadapanku. Di halaman yang ia

buka, aku melihat foto dia. Dia, lelaki yang aku sayang

dan lelaki yang berjanji untuk menemuiku sepulangnya

ia dari rangkaian tur panjang bersama teman-temannya.

Lelaki yang tidak pernah ingkar janji. Lelaki yang tidak

pernah terlambat satu menit pun saat menemuiku di

atas feri ini. “Dia sudah meninggal. Kamu tahu itu?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

64

pria itu kembali berbicara. Aku tidak suka nada

bicaranya. Pria itu melangkah mendekatiku. “Lelaki

yang kamu tunggu, sudah meninggal, Milana. Apa yang

kamu lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak akan

kembali. Kamu tidak mengerti? Dia sudah tidak ada

lagi.” “Dia ada. Dia sudah berjanji. Are tidak pernah

ingkar janji!” (Batubara, 2016:185)

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri saya sebagai seseorang lelaki yang suka bertanya dan

mencari suatu informasi. Informasi mengenai siapa sesosok perempuan ini,

mengapa Milana suka melukis senja di atas kapal feri, apa istimewa senja itu,

hingga informasi mengenai Areno yang notabene adalah kekasih Milana

sekaligus fotografer senja yang telah meninggal ketika tur dari sebuah artikel

majalah travel.

Tokoh saya digambarkan sebagai seorang lelaki yang peduli terhadap

Milana. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode analitis/langsung

sebagai berikut.

(ac) Saya tidak bisa melihat perempuan itu seperti ini terus.

Milana harus sadar dan menerima kenyataan bahwa yang ia

tunggu-tunggu selama ini tidak akan pernah datang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

65

kembali. Namun, ia menolak dan mementahkan semua

kata-kata saya. Ia tidak bisa menerima bahwa jelas-jelas

Areno, lelaki perekam senja, sudah meninggal dalam

kecelakaan feri dua tahun lalu. Milana bersikeras Areno

tidak meninggal. Dia hanya pamit pergi dan berjanji akan

menemuinya lagi di atas feri Banyuwangi-Jembrana,

seperti biasanya. “Lelaki itu tak akan kembali, Milana!”

Saya merampas kanvas perempuan itu dan

membantingnya, menginjaknya hingga rusak. “Dia tidak

seperti senja yang kamu lukis ini. Dia tidak akan datang

lagi.” “Kau… Apa yang kaulakukan?!” Milana berlutut dan

menyambar kanvasnya. Sontak air matanya mengalir dan

membuat saya semakin merasa bersalah. Namun, saya

harus melakukan sesuatu. Tidak ada cara lain untuk

menyadarkan Milana, selain merusak ritual yang membuat

ia terjebak dalam bayangan janji kehadiran Areno kembali.

(Batubara, 2016: 185-186)

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

“penokohan pada diri saya sebagai seseorang lelaki yang peduli terhadap

orang yang ia kasihi. Peduli karena ia tidak mau Milana menanti seseorang

yang notabene sudah tiada dan menyia-nyiakan waktunya selama itu. Saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

66

juga bermaksud membuat Milana sadar dan dapat menerima kenyataan yang

ada agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-harinya dengan normal

tanpa dibayang-bayangi akan perjajian yang memang sudah tidak dapat

ditepati oleh Areno.

2.3 Areno Adamar

Tokoh Areno digambarkan sebagai seorang lelaki yang suka memotret

senja dan travel photographer. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan

metode analitis/langsung sebagai berikut.

(ad) Hai,” lelaki dengan kamera itu menyapaku. “Kita

bertemu lagi.” “Kau sering ke sini?” “Tidak. Baru

belakangan ini saja.” “Dari Surabaya juga?” “Iya. Kamu

juga?” Lelaki itu mengangguk. Ia tersenyum. Rahangnya

yang tegas bertumpu pada batang lehernya yang besar dan

kokoh. Bibirnya tipis dan senyumnya membentuk sudut

yang tajam di kedua pipinya yang tirus dan dihiasi rambut-

rambut halus. Ia membungkus tubuhnya dengan kaus putih

dan bagian atas kakinya dengan celana kargo selutut

berwarna cokelat tua. Rambutnya berantakan tertiup angin

laut, namun aku masih bisa melihat matanya yang

menyipit. Di sepasang matanya, senja terpantul. “Apa yang

kamu potret?” Lelaki itu memalingkan wajahnya ke laut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

67

“Tidakkah jelas terlihat?” “Senja?” Aku menaikkan alis. Ia

mengangkat kameranya sejajar mata dan mulai membidik.

Aku merasakan ada debar yang aneh di dadaku saat melihat

lelaki itu tampak asyik dengan dunianya sendiri, menjebak

pemandangan senja lewat lensa kameranya. (Batubara,

2016: 180-181)

Areno Adamar: Lelaki Perekam Senja, begitu tajuk artikel

yang menyertai foto tersebut. Are, begitu nama

panggilannya seperti yang tertulis, dikenal sebagai travel

photographer muda yang sangat gemar memotret senja di

berbagai tempat yang ia datangi, baik di Indonesia maupun

di luar negeri. Are adalah a rising star di kalangan travel

photographer. Foto-foto senjanya sangat indah. Ada

semacam kekuatan magis yang menyedot siapa pun yang

melihat foto-fotonya. Foto-foto senja Are sangat sederhana,

tetapi setiap sudut gambarnya menyimpan atmosfer aneh

yang membuat orang-orang betah berlama-lama hanya

memperhatikan gambar yang ia buat. (Batubara, 2016: 183)

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri Areno sebagai seseorang lelaki yang gemar memotret

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

68

senja di Indonesia maupun di luar negeri karena sering membawa kamera.

Selain itu Areno adalah seorang travel photographer.

Tokoh Areno digambarkan sebagai seorang lelaki yang tak pernah

ingkar janji. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode analitis/langsung

sebagai berikut.

(ae) Pria itu melangkah mendekatiku. “Lelaki yang kamu

tunggu, sudah meninggal, Milana. Apa yang kamu

lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak akan kembali. Kamu

tidak mengerti? Dia sudah tidak ada lagi.” “Dia ada. Dia

sudah berjanji. Are tidak pernah ingkar janji!” (Batubara,

2016: 185)

Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

penokohan pada diri Areno sebagai seseorang lelaki yang selalu

menepati jani. Dapat dilihat dengan cara Milana setia menanti

kedatangan Are di atas kapal feri seperti perjanjian-perjanjian yang

telah dibuat sebelumnya.

3 Latar

Dalam suatu peristiwa atau kejadian dalam cerita, hal yang berkaitan

dengan waktu, tempat, dan sosial merupakan aspek yang penting. Secara

sederhana keterangan dalam suatu kejadian yang berkaitan waktu, tempat, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

69

suasana terjadinya peristiwa adalah komponen pembangunan latar cerita

dalam suatu karya sastra. Menurut Nurgiyantoro (2005: 3214-315), latar

adalah tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

3.3 Latar Tempat

Latar tempat menunjuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi (Nurgiyantoro, 2005: 314-315). Latar

tempat yang digunakan dalam cerpen Milana karya Bernard Batubara adalah

di atas kapal feri Banyuwangi-Jembrana. Latar yang disajikan tersebut,

diambil berdasarkan tempat yang akan menentukan arah jalannya suatu cerita

dalam cerpen Milana.

(af) Di Atas Kapal Feri Banyuwangi-Jembrana

Latar tempat yang dipakai satu-satunya cerpen Milana

ini adalah di atas kapal feri Banuwangi-Jembrana. Dari

pertemuan Milana dengan saya, pertemuan Milana dengan

Areno hingga Milana menanti kedatangan Areno yang

memang tak kunjung datang. (Batubara, 2016: 100)

(ag) Terakhir saya melihatnya di atas feri yang sedang

menambatkan diri di Pelabuhan Gilimanuk. Saat itu, di

waktu bersamaan saya melihat sepasang kekasih yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

70

tampaknya turis domestik, turun dari feri. (Ketika saya

bertemu dengan Milana) (Batubara, 2016: 176)

(ah) “Pada pertemuan kedua, aku membawa alat lukisku,

dan menemani ia memotret senja.” Milana tersenyum.

“Sejak itu, kami berjanji untuk selalu bertemu di atas feri

ini dan sama-sama merekam senja. Dengan cara kami

maasing-masing. Dia memotret. Aku melukis.” (Ketika

Milana bertemu dengan kekasihnya, Areno) (Batubara,

2016: 181)

(ai) Sampai di sana, saya berhenti membaca dan menahan

napas. Saya teringat Milana. Mungkinkah Are adalah lelaki

perekam senja yang pernah ia ceritakan? Mungkinkah

lelaki yang ia tunggu setiap hari di atas feri Banyuwangi-

Jembrana sambil melukis senja adalah lelaki yang fotonya

terpampang dalam artikel ini? Mungkinkah Milana

menunggu kedatangan orang yang sudah mati? (Ketika

Milana menungguu Areno) (Batubara, 2016: 184)

3.4 Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah

“kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

71

ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah (Nurgiyantoro,

2005: 318). Latar waktu dalam cerpen ini adalah senja hari.

2. Senja hari

Latar waktu yang terdapat pada cerpen Milana karya Bernard

Batubara yaitu senja hari. Terdapat beberapa peristiwa dalam cerita yang

berlangsung di waktu senja hari. Peristiwanya adalah ketika saya bertemu

dengan Milana dengan selalu melakukan kegiatan melukis senja, ketika

Areno yang sebagai travel photographer yang sangat gemar memotret

senja di berbagai tempat. Kutipan yang mendukung pernyataan tersebut

adalah sebagai berikut.

(aj) “Senja di Jembrana sangat indah,” kata perempuan itu.

“Senja di tempat lain juga,” kata saya. “Iya. Tapi di sini

lebih indah.” (Batubara, 2016: 177)

(ak) Ada yang unik dari senja di tanah Jembrana. Senja di sini

hamper selalu datang bersama formasi awan cumulonimbus

dan fibratus cirrus. Kadang hanya salah satu di antaranya,

kadang pula keduanya. Semburat jingga matahari yang

merambat turun bercampur dengan serat-serat putih awan

fibratus cirrus dan menjadi pemandangan yang luar biasa.

Seperti lukisan alam di hamparan langit biru tua. Setiap

kali ke Jembrana, selalu disambut senja yang serupa. Dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

72

senja inilah yang dilukis oleh perempuan dengan kuas itu.

Perempuan yang melukis senja. (Batubara, 2016: 178-179)

(al) “Apa yang kamu potret?” Lelaki itu memalingkan

wajahnya ke laut. “Tidakkah jelas terlihat?” “Senja?” Aku

menaikkan alis. Ia mengangkat kameranya sejajar mata dan

mulai membidik. Aku merasakan ada debar yang aneh di

dadaku saat melihat lelaki itu tampak asyik dengan

dunianya sendiri, menjebak pemandangan senja lewat lensa

kameranya. (Batubara, 2016: 180-181)

3.5 Latar Sosial

Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam

lingkup yang cukup kompleks. Latar sosial berupa kebiasaan hidup, adat istiadat,

tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain

yang tergolong latar spiritual seperti dikemukakan sebelumnya. Latar sosial juga

berhubungan dengn status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah,

menengah, atau atas (Nurgiyantoro, 2005: 318). Terdapat latar sosial yang ada di

cerpen “Milana”, seperti kejadian yang terjadi selalu di atas kapal feri

Banyuwangi-Jembrana yang dapat kita sebut di kalangan ekonomi menengah ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

73

atas (kaum borjuis). Kutipan yang mendukung pernyataan tersebut adalah sebagai

berikut.

(am) Sampai di sana, saya berhenti membaca dan menahan

napas. Saya teringat Milana. Mungkinkah Are adalah lelaki

perekam senja yang pernah ia ceritakan? Mungkinkah

lelaki yang ia tunggu setiap hari di atas feri Banyuwangi-

Jembrana sambil melukis senja adalah lelaki yang fotonya

terpampang dalam artikel ini? Mungkinkah Milana

menunggu kedatangan orang yang sudah mati? (Ketika

Milana menungguu Areno) (Batubara, 2016: 184)

(an) Terakhir saya melihatnya di atas feri yang sedang

menambatkan diri di Pelabuhan Gilimanuk. Saat itu, di

waktu bersamaan saya melihat sepasang kekasih yang

tampaknya turis domestik, turun dari feri. (Ketika saya

bertemu dengan Milana) (Batubara, 2016: 176)

4 Alur

Menurut Yahya Ismail (melalui Rampan, 2009: 4), alur diposisikan

sebagai sesuatu yang menghubungkan antara peristiwa dalam sebuah cerita

yang rapat pertaliannya dengan gerak laku lahiriah dan batiniah watak-watak

dalam cerita itu. Hubungan antara peristiwa dalam cerita hendaklah

berdasarkan hukum sebab akibat. Alur yang terdapat dalam cerpen ini adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

74

alur campuran. Alur campuran adalah pemakaian alur lurus dan flashback

sekaligus di dalam cerita.

Pada cerpen “Milana” karya Bernard Batubara ini yang menjadi alur

lurus adalah bagaimana caranya Saya dan Milana bertemu, menanyakan

mengapa Milana selalu melakukan kegiatan yang sama, mengapa Milana

masih menanti Areno Adamar, kekasihnya. Sedangkan yang menjadi alur

campurannya adalah ketika Saya betemu Milana di atas kapal feri yang selalu

menanti kedatangan Areno yang nyatanya memang tidak akan pernah

menepati janjinya untuk bertemu dengan Milana karena Areno mengalami

kecelakaan kapal dan meninggal dunia. Analisis alur campuran sebagai

berikut.

Aku menunggu lelaki itu. Lelaki asing yang selalu memotret senja.

Sebelum ini, aku tidak pernah menunggu. Aku benci menunggu. Menunggu

adalah tindakan pasif dan melelahkan. Bagiku, menunggu adalah pertanda

kelemahan. Bahwa tidak ada hal lain lagi yang bisa dilakukan selain duduk,

diam, dan berharap segala yang diinginkan akan datang. Sungguh nonsens.

Aku lebih suka mengejar. Mengejar adalah tindakan aktif dan tidak

membosankan. Dengan mengejar, aku beberapa langkah lebih dekat kepada

apa yang aku inginkan. Aku memotong waktu, memangkas jarak. Aku bisa

menentukan kapan akan sampai di tujuan. Aku bisa memperkirakan seberapa

jauh atau seberapa dekat diriku dari apa yang ingin kuraih. Waktuku terpakai,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

75

tidak sia-sia. Namun, kali ini, aku tidak bisa mengejar dia. Aku tidak mampu

mengejar dia. Dan pertemuan-pertemuan bersamanya masih terekam jelas di

dalam kepalaku. “Hai,” lelaki dengan kamera itu menyapaku. “Kita bertemu

lagi.” Aku menundukkan kepala, mataku menatapnya. “Eng, iya…” “Kau

sering ke sini?” “Tidak. Baru belakang ini saja.” “Dari Surabaya juga?” “Iya.

Kamu juga?” Lelaki itu mengangguk. Ia tersenyum. Rahangnya yang tegas

bertumpu pada batang lehernya yang besar dan kokoh. Bibirnya tipis dan

senyumannya membentuk sudut yang tajam di kedua pipinya yang tirus dan

dihiasi rambut-rambut halus. Ia membungkus tubuhnya dengan kaus putih dan

bagian atas kakinya dengan celana kargo selutut berwarna cokelat tua.

Rambutnya berantakan tertiup angin laut, namun aku masih bisa melihat

matanya yang menyipit. Di sepasang matanya, senja terpantul. “Apa yang

kamu potret?” Lelaki itu memalingkan wajahnya ke laut. “Tidakkah jelas

terlihat?” “Senja?” Aku menaikkan alis. Ia mengangkat kameranya sejajar

mata dan mulai membidik. Aku merasakan ada debar yang aneh di dadaku

saat melihat lelaki itu tampak asyik dengan dunianya sendiri, menjebak

pemandangan senja lewat lensa kameranya. (Batubara, 2016: 179-181) Alur

yang terdapat dalam cerpen “Milana” terdiri atas paparan, rangsangan,

gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian dan selesaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

76

4.3 Paparan

Paparan adalah peristiwa yang mengawali cerita selalu berisi sejumlah

informasi bagi pembaca. Penyampaian informasi kepada pembaca ini disebut

paparan atau eksposisi. Paparan merupakan fungsi utama awal suatu cerita.

hal ini tentu saja bukan informasi selengkapnya yang diberikan, melainkan

keterangan sekedarnya untuk memudahkan pembaca mengikuti kisahan

lanjutannya. Hal ini ditujukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(ao) Menunggu adalah perkara melebarkan kesabaran dan

berhadap-hadapan dengan resiko ketidakhadiran. Itu yang

dikatakan oleh Ibu sehari sebelum dia meeninggal. Saat itu,

saya tidak tahu ia sedang berbicara tentang ayah yang pergi

meninggalkan kami dan tidak pernah pernah kembali lagi.

Namun, sekarang saya paham semuanya. Terutama karena

saya mengalami sendiri perasaan yang dulu Ibu alami.

(Bernard Batubara, 2016: 175)

Pada kutipan tersebut tahap paparan dalam cerpen Milana karya

Bernard Batubara diawali dengan sebuah pernyataan bahwa menunggu itu

perkara yang sulit. Menunggu itu membutuhkan kesabaran. Tokoh yang

menjadi pembuka dalam cerpen ini akan menjadi tokoh tambahan yang

menceritakan mengenai tokoh utama yang bernama Milana. Dari paparan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

77

atas, membuka kemungkinan cerita ini berkembang dan pembaca menjadi

berminat untuk meneruskan hingga akhir.

4.4 Rangsangan

Rangsangan adalah peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan.

Rangsangan sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh baru yang

berlaku sebagai katalisator. Hal ini ditujukkan pengarang dengan kutipan

sebagai berikut.

(ap) “Kau sedang menunggu?” saya bertanya lagi. (Bernard

Batubara, 2016:178)

Pada kutipan tersebut rangsangan mulai tampak dalam cerpen Milana

adalah ketika diceritakan saya bertanya kepada Milana apakah sedang menunggu

seseorang. Milana pun kembali bertanya mengapa saya tahu dan saya hanya

menjawab karena menebak. Rangsangan ditimbulkan bukan hanya dari gawatan

saja namun oleh datangnya berita yang merusak keadaan yang semula terasa

laras.

4.5 Gawatan

Gawatan adalah ketidakpastian yang berkepanjangan dan semakin

menjadi-jadi. Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap rangsangan. Hal

ini ditujukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

78

(aq) Aku menunggu lelaki itu. Lelaki asing yang selalu

memotret senja. Sebelum ini, aku tidak pernah menunggu.

Aku benci menunggu. Menunggu adalah perbuatan sia-sia.

Menunggu adalah tindakan pasif dan melelahkan. Bagiku,

menunggu adalah pertanda kelemahan. Bahwa tidak ada

hal lain lagi yang bisa dilakukan selain duduk, diam, dan

berharap segala yang diinginkan akan datang. Sungguh

nonsense. (Bernard Batubara, 2016: 179)

Pada kutipan tersebut gawatan mulai tampak dalam cerpen Milana adalah

ketika Milana mulai terbuka segala aktivitas yang dia lakukan berujung pada

menunggu seseorang. Menunggu kekasihnya. Milana terlibat perjanjian bersama

kekasihnya untuk bertemu kembali di atas kapal feri.

4.6 Tikaian

Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua

kekuatan yang bertentangan. Pada sebuah tikaian yang terjadi akan ada pihak

yang terkalahkan atau merasakan dampak negatif yang di dapat. Hal ini

ditujukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(ar) “Lalu, sekarang dia di mana?” Tangan Milana berhenti

bergerak. Mengambang di udara. Ujung kuasnya

mengawang tiga senti dari permukaan kanvas. Saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

79

menunggu penjelasan darinya. Ia masih diam. Bibirnya

terbuka, tetapi tidak ada satu pun kata yang keluar.

Jemarinya yang panjang dan kurus gemetar. Sangat jelas

terlihat. Saya mulai khawatir. “Maaf. Kalau kamu tidak

mau cerita juga tidak apa-apa.” Milana menarik napas. Ia

menundukkan kepala seraya menurunkan kuas dan

meletakkan tangannya di atas paha. Saya masih menunggu

respons darinya. “Aku tidak tahu dia di mana.” Akhirnya

perempuan pelukis senja itu kembali bicara. “Tapi aku

tahu, dia pasti datang.” “Tapi, bagaimana kamu bisa ----“

“Aku tahu dia pasti datang!” Milana menekankan kuasnya

ke kanvas dengan keras sehingga membuat coretan panjang

di lukisannya. “Dia. Pasti. Datang.” Milana langsung

membereskan alat-alat lukisnya dan bergegas

meninggalkan saya. Lagi-lagi, sebuah pertemuan yang

tidak usai. Terasa jelas ada kegusaran dalam nada bicara

Milana ketika saya mempertanyakan keyakinannya tadi.

Saya tidak tahu apa yang terjadi antara ia dan kekasihnya.

Tetapi saya tahu, itu sangat mengganggu pikiran Milana.

(Bernard Batubara, 2016: 182-183)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

80

Pada kutipan tersebut tikaian diawali dengan permasalahan yang lebih

naik ketika Milana menunggu seseorang yang ia sendiri tidak tahu

keberadaannya. Menurut saya, itu adalah suatu hal menunggu yang sia-sia.

Bagaimana bisa menunggu seseorang tetapi tidak tahu ia di mana. Tetapi yang

pasti, Milana merasa yakin dan seseorang yang ia tunggu akan datang

walaupun sebenarnya menurut saya tidak masuk akal. Ketidak masuk akalan

menurut saya membuat Milana pergi meninggalkan saya.

4.7 Rumitan

Rumitan adalah perkembangan dari gejala mula tikaian menuju

klimaks cerita. Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak

kehebatannya. Hal ini ditujukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(as) Sayangnya, sekarang penikmat pemandangan matahari

tenggelam di nusantara tidak bisa lagi melihat karya-karya

potret senja Are yang fenomenal. Kecelakaan feri dua

tahun lalu menuntut korban jiwa, termasuk sang lelaki

perekam senja yang memiliki senyum manis ini. Are

meninggal dalam kecelakaan feri yang menyeberang dari

pelabuhan Padang Bai Balli ke pelabuhan Lembar,

Lombok. Perjalanan yang seharusnya menjadi bagian akhir

dari rangkaian tur LANSKAP, komunitas travel

photography yang dirintis oleh Are, berubah menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

81

tragedi yang memilukan. Are ditemukan tidak bernyawa

lagi, dengan kamera masih tergantung di lehernya.

(Bernard Batubara, 2016: 184)

(at) Sampai di sana, saya berhenti membaca dan menahan

napas. Saya teringat Milana. Mungkinkah Are adalah lelaki

perekam senja yang pernah ia ceritakan? Mungkinkah

lelaki yang ia tunggu setiap hari di atas feri Banyuwangi-

Jembrana sambil melukis senja adalah lelaki yang fotonya

terpampang dalam artikel ini? Mungkinkah Milana

menunggu kedatangan orang yang sudah mati?) (Batubara,

2016: 184)

(au) Pria itu melangkah mendekatiku. “Lelaki yang kamu

tunggu, sudah meninggal, Milana. Apa yang kamu

lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak akan kembali. Kamu

tidak mengerti? Dia sudah tidak ada lagi.” “Dia ada. Dia

sudah berjanji. Are tidak pernah ingkar janji!” (Batubara,

2016: 185)

Pada kutipan tersebut rumitan mulai tampak dalam cerpen Milana adalah

ketika saya mulai membaca majalah travel langganan, dan mendapati sebuah

artikel yang bertajuk Areno Adamar: Lelaki Perekam Senja dan terkejut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

82

mendapati Are telah meninggal di atas kapal feri dan saya teringat kepada Milana

yang memang menunggu kekasihnya di atas kapal feri sambil melukis senja dan

kekasihnya memotret senja.

4.8 Klimaks

Klimaks terlihat ketika rumintan mencapai puncak kehebatannya.

Klimaks pada cerita juga menjadi sebuah penunjuk bagi pembaca untuk

menentukan pihak-pihak yang menentukan keheranan pada jalannya suatu

cerita maupun pihak berlawanan. Hal ini ditujukkan pengarang dengan

kutipan sebagai berikut.

(av) Saya tidak bisa melihat perempuan itu seperti ini terus.

Milana harus sadar dan menerima kenyataan bahwa yang ia

tunggu-tunggu selama ini tidak akan pernah datang

kembali. Namun, ia menolak dan mementahkan semua

kata-kata saya. Ia tidak bisa menerima bahwa jelas-jelas

Areno, lelaki perekam senja, sudah meninggal dalam

kecelakaan feri dua tahun lalu. Milana bersikeras Areno

tidak meninggal. Dia hanya pamit pergi dan berjanji akan

menemuinya lagi di atas feri Banyuwangi-Jembrana,

seperti biasanya. “Lelaki itu tak akan kembali, Milana!”

Saya merampas kanvas perempuan itu dan

membantingnya, menginjaknya hingga rusak. “Dia tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

83

seperti senja yang kamu lukis ini. Dia tidak akan datang

lagi.” “Kau… Apa yang kaulakukan?!” Milana berlutut dan

menyambar kanvasnya. Sontak air matanya mengalir dan

membuat saya semakin merasa bersalah. Namun, saya

harus melakukan sesuatu. Tidak ada cara lain untuk

menyadarkan Milana, selain merusak ritual yang membuat

ia terjebak dalam bayangan janji kehadiran Areno kembali.

(Batubara, 2016: 185-186)

Pada kutipan tersebut klimaks mulai tampak dalam cerpen Milana

adalah ketika saya ingin Milana sadar bahwa Are tidak akan kembali dan

tidak akan bertemu dengannya untuk menepati janjinya. Saya ingin Milana

menerima kenyataan yang ada. Saya merusak alat-alat lukis dan lukisan senja

Milana karena saya merasa harus melakukan hal itu agar Milana sadar agar

tidak terjebak dalam bayangan janji kehadiran Areno kembali.

4.9 Leraian

Leraian adalah bagian struktur alur sesudah klimaks yang menunjukan

perkembangan peristiwa ke arah selesaian. Pada tahap ini beberapa

permasalahan mulai terlihat penyelesaian dengan berbagai penawaran

peleraiannya. Hal ini ditujukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(av) Lalu seperti yang sudah-sudah, Milana pergi

meninggalkan saya dengan membawa kanvasnya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

84

sudah saya rusak. Kali ini, ia pergi dengan berlari cepat dan

air mata yang berderai. (Bernard Batubara, 2016: 186)

Pada kutipan tersebut leraian mulai tampak dalam cerpen Milana

adalah ketika Milana meninggalkan saya dengan membawa kanvas yang telah

dirusak oleh saya dan ia berlari cepat dengan air mata yang berderai.

4.10 Selesaian

Selesaian bagian akhir atau penutup cerita. Selesaian boleh jadi

mengandung penyelesaian masalah yang melegakan (happy ending), boleh

juga mengandung penyelesaian masalah yang menyedihkan, misalnya si

tokoh bunuh diri. Boleh jadi juga pokok masalah tetap menggantung tanpa

pemecahan, tanpa adanya penyelesaian masalah, keadaan yang penuh

ketidakpastian, ketidakjelasan, ataupun ketidakpahaman. Hal ini ditujukkan

pengarang dengan kutipan sebagai berikut.

(aw) Tetapi ia tidak pernah datang. Milana tidak pernah

datang. (Batubara, 2016: 187)

Pada kutipan tersebut selesaian mulai tampak dalam cerpen Milana

adalah ketika saya rindu akan Milana namun Milana tidak pernah datang lagi.

Perempuan kedua setelah Ibu yang mampu membuat saya rela menjadi

seorang penanti, seorang penunggu. Ternyata, saya akhirnya merasakan

seperti Milana. Bahwa menunggu seperti hal yang sia-sia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

85

5 Tema

Menurut Sayuti dalam buku Wiyatmi (2006: 42-43), tema merupakan

makna cerita. Tema pada dasarnya merupakan sejenis komentar terhadap

subjek atau pokok masalah, baik secara eksplisit maupun implisit. Menurut

Jakob Sumardjo (melalui Rampan 2009: 3) tema adalah ide sebuah cerita.

Sebuah cerpen haruslah mengatakan sesuatu, yaitu pendapat pengarang

tentang hidup dan kehidupan, sehingga pembaca dapat memetik manfaat dan

memahami hidup dengan lebih baik. Namun, tema tidak selalu berwujud

ajaran moral atau tentang moral. Umumnya, tema hanya berwujud

pengamatan pengarang terhadap kehidupan. Problem tersebut dibiarkan

sebagai masalah pembaca dan pembacalah yang berusaha memecahkannya.

Tema yang baik adalah yang bersifat universal, tidak akan ditinggalkan oleh

waktu, semua zaman dan massa bisa menerimanya, tidak bersifat momental

atau temporer. Menurut peneliti, tema adalah ide suatu cerita yang bermakna

dan memberikan komentar baik secara implisit maupun eksplisit.

Tema fiksi menurut Sayuti (2000: 193-195) umumnya diklasifikasikan

menjadi lima jenis yakni tema jasmaniah (physical), moral (organic), sosial

(social), egoik (egoic), dan ketuhanan (divine). Tema fiksi masih dapat

diklasifikasikan dengan cara selain ini, misalnya tema tradisional dan tema

modern. Klasifikasi di atas lebih merupakan pembagian yang didasarkan pada

subjek atau pokok pembicaraan dalam fiksi. Tema jasmaniah merupakan tema

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

86

yang cenderung berkaitan dengan keadaan jasmani seorang manusia. Tema

jenis ini terfokus pada kenyataan diri manusia sebagai molekul, zat, dan jasad.

Tema percintaan masuk dalam kelompok tema ini. Tema organic

diterjemahkan sebagai tema tentang moral karena kelompok tema ini

mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia yang wujudnya

tentang hubungan antarmanusia, antarpria-wanita. Tema sosial meliputi hal-

hal yang berada di luar masalah pribadi, misalnya masalah politik,

pendidikan, dan propaganda. Tema egoik merupakan tema yang menyangkut

reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial. Tema

ketuhanan merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi

manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sebuah karya fiksi sangat jarang

memiliki tema tunggal, artinya fiksi itu bertema egoik atau ketuhanan. Sebuah

fiksi memiliki tema yang jamak. Kejamakan tema dapat dirinci lagi menjadi

tema mayor dan tema minor. Tema mayor berkaitan dengan salah satu

kelompok demikian pula tema minor di luar tema mayor tersebut.

Cerpen Milana bertema jasmaniah karena bersifat percintaan. Sebuah

keyakinan terhadap janji seorang kekasih untuk bertemu kembali setelah

melakukan suatu perjalanan mengenai pekerjaannya. Dan sebuah kisah

sesorang lelaki yang tertarik kepada perempuan yang senang melukis senja.

Berikut bukti kutipan pernyataan mengenai tema jasmaniah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

87

(ax) Kali ini saya sudah tahu namanya. Milana. Ia bercerita

mengapa ia melukis senja. Dan mengapa ia selalu

melakukannya di atas feri yang menyeberangi Selat Bali,

dari Banyuwangi ke Jembrana. Ia sedang menunggu

kekasihnya. Ia yakin suatu saat kekasihnya akan datang di

tempat ia menunggu sekarang. Ia tidak tahu kapan. Tetapi

ia berkata kepada saya bahwa ia bukan saja yakin, tetapi ia

tahu kekasihnya itu akan datang. (Batubara, 2016: 181)

(ay) “Pada pertemuan kedua, aku membawa alat lukisku, dan

menemani ia memotret senja.” Milana tersenyum. “Sejak

itu, kami berjanji untuk selalu bertemu di atas feri ini dan

sama-sama merekam senja. Dengan cara kami masing-

masing. Dia memotret. Aku melukis.” (Batubara, 2016:

181)

(az) Aku menunggu lelaki itu. Lelaki asing yang selalu

memotret senja. Sebelum ini, aku tidak pernah menunggu.

Aku benci menunggu. Menunggu adalah perbuatan sia-sia.

Menunggu adalah tindakan pasif dan melelahkan. Bagiku,

menunggu adalah pertanda kelemahan. Bahwa tidak ada

hal lain lagi yang bisa dilakukan selain duduk, diam, dan

berharap segala yang diinginkan akan datang. Sungguh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

88

nonsense. Aku lebih suka mengejar. Mengejar adalah

tindakan aktif dan tidak membosankan. Dengan mengejar,

aku beberapa langkah lebih dekat kepada apa yang aku

inginkan. Aku memotong waktu, memangkas jarak. Aku

bisa menentukan kapan akan sampai di tujuan. Aku bisa

memperkirakan seberapa jauh atau seberapa dekat diriku

dari apa yang ingin kuraih. Waktuku terpakai, tidak sia-sia

(Batubara, 2016: 179).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

89

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Cerpen Milana menggambarkan permasalahan percintaan yang umum

dirasakan oleh setiap orang. Dalam cerpen ini, digambarkan kisah percintaan

antara saya kepada Milana, Milana ke kekasihnya, Are. Melalui analisis tokoh,

dapat ditemukan bahwa Milana adalah seorang perempuan yang setia, selalu

menepati janjinya, namun juga memiliki sisi lain yaitu tidak dapat menerima

kenyataan bila kekasihnya sudah meninggal dua tahun yang lalu di atas feri.

Tokoh tambahan pertama adalah saya, seorang lelaki yang mencintai seorang

perempuan yang bernama Milana. Saya digambarkan amat sangat peduli terhadap

Milana dengan bukti saya ingin membuat Milana sadar bahwa apa yang ia tunggu

adalah sia-sia belaka. Are, adalah lelaki yang tak pernah ingkar janji dan gemar

memotret senja di Indonesia maupun di luar negeri karena sering membawa

kamera. Cerpen Milana bertemakan jasmaniah yang termasuk di dalamnya adalah

tema percintaan kepada orang lain.

Cerpen Milana memperlihatkan latar serta situasi antartokoh dalam cerpen

tersebut. Latar waktu pada cerpen Milana menggambarkan pergantian keadaan

pada saat interaksi terjadi antartokoh. Latar waktu yang terdapat dalam cerpen

Milana adalah pada senja. Latar temvpat yang menjadi titik fokus berkembang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

90

cerita dalam cerpen ini adalah di atas kapal feri Banyuwangi-Jembrana. Tempat

tersebut memang dominan diceritakan dalam cerpen Milana.

B. SARAN

Secara umum, bagi peneliti sastra, konten cerpen “Milana” karya Bernard

Batubara ini dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas menggunakan teknik baca

dan catat, dan dapat sebagai alternatif materi pembelajaran KD 7.2 yaitu menjelaskan

unsur - unsur intrinsik cerpen. Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat

menitikberatkan pada unsur intrinsik lainnya seperti gaya bahasa, sudut pandang, dan

amanat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

91

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Igantia Wiwik. 2017. Pembelajaran Unsur Intrinsik Cerpen “Dokter”

Karya Putu Wijaya dengan Metode Inkuiri Untuk Siswa Kelas XII Semester I

SMA Pangudi Luhur Sedayu: Skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Apriliani, Wahyu. 2017. Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Guru Karya Putu Wijaya

dan Perencanaan Pembelajarannya Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk

Siswa SMA Kelas XII Semester I: Skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Batubara, Bernard. 2016. Milana: Perempuan Yang Menunggu Senja.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Batubara, Bernard. 2015. “Bisikan Busuk”. Diunduh tanggal 2 Desember 2018 dari

www.bisikanbusuk.com/p/tentang.hml

Kumala, Rosalia Desinta. 2017. Analisis Intrinsik Cerpen “Ibu Pergi ke Surga”

Karya Sitor Situmorang dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di

SMA Kelas X Semester 1: Skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kurniawan, Heru Sutardi. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lestari, Sri. 2016. Analisis Intrinsik dan Ekstrinsik Pada Kumpulan Cerpen Pilihan

Kompas 2014 Serta Relevansinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra di

Sekolah Menengah Atas: Skripsi Universitas Sebelas Maret.

Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa : Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Muakhir, Ali. 2003. “Cerpen Koran Minggu”. Diunduh tanggal 3 Desember 2018

dari https://lakonhidup.com/redaksi/

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nursisto. 2000. Kiat Menggali Kreativitas. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

92

Rampan, Korrie Layun. 2009. Apresiasi Cerpen Indonesia Mutakhir.

Jakarta: Bukupop.

Sayuti, Suminto. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudjiman, Panuti. 1991. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI-Press.

Waluyo, Herman J. 2014. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi.

Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Waluyo, Herman J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi.

Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

127

BIOGRAFI PENULIS

Ryan Pamula Sari lahir di Sragen, pada tanggal

18 Maret 1994. Anak pertama dari pasangan Drs.

Widarbo Basuki, MM.dan Dra. Agnes Sari Sri Hartiwi,

MM.. Pada tahun 2000 menyelesaikan pendidikan di

Taman Kanak-kanak Santa Anna Sragen, kemudian

melanjutkan studi di SD Santo Fransiskus Xaverius

Sragen pada tahun 2000-2006. Pada tahun 2006-2009

melanjutkan studi di SMP N 1 Sragen. Tamat dari SMP, melanjutkan studi di

SMA Santa Maria Yogyakarta pada tahun 2009-2012.

Pada tahun 2012, peneliti melanjutkan studi di Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma. Selama menjadi mahasiswa PBSI, peneliti terlibat aktif di

berbagai kegiatan baik di dalam prodi maupun di luar prodi. Masa pendidikan di

perguruan tinggi ini diakhiri dengan menulis tugas akhir dengan judul: Analisis

Tokoh, Latar, Alur, dan Tema Cerpen “Milana” Karya Bernard Batubara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI