Tugas Case Ttg Otitis Eksterna Asep
description
Transcript of Tugas Case Ttg Otitis Eksterna Asep
STATUS KEPANITERAAN THT
RS MOH RIDWAN MEUREKSA JAKARTA
I. IDENTITAS
NAMA : Tn. B
JENIS KELAMIN : Laki-laki
USIA : 30 tahun
AGAMA : Islam
PEKERJAAN : TNI AD
PENDIDIKAN : SMA
ALAMAT : Jakarta
TGL PEMERIKSAAN : 1 Oktober 2013
II. ANAMNESA
KELUHAN UTAMA :
Benjolan kecil yang menyebabkan nyeri di telinga
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke poli THT di RS MRM dengan keluhan nyeri telinga kiri sejak tiga hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan terus-menerus. Tiga hari sebelum merasakan keluhan tersebut, pasien kemasukan air di kolam renang lalu mengorek telinga dengan keras menggunakan kapas pembersih telinga (cotton bud) yang dibelinya di warung lalu mengeluh terdapat benjolan kecil di telinga luar. Keluhan ini disertai nyeri spontan ketika membuka mulut
Keluhan seperti telinga berdengung, nyeri kepala, riwayat trauma pada kedua telinga, dan keluhan tenggorokan disangkal pasien. Riwayat demam diakui, kurangnya pendengaran diakui. Pasien belum berobat ke dokter sebelumya.
1
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Pasien tidak pernah mengeluhkan hal yang sama sebelumnya.
Riwayat keluar cairan dari telinga kiri sebelumnya disangkal pasien.
Riwayat gatal ditelinga disangkal pasien
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang
sama dengan pasien. Tidak terdapat riwayat alergi pada keluarga.
RIWAYAT KEBIASAAN DAN GAYA HIDUP :
Pasien suka berenang tiga bulan sekali dan menyangkal adanya
pemakaian rokok, alkohol serta obat-obatan terlarang maupun memakai obat-
obatan dalam jangka panjang.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM : Baik
KESADARAN : Compos Mentis
TANDA VITAL :
o Tekanan darah : 120/80 mmHg
o Frekuensi nadi : 84x/menit
o Pernafasan :
20x/menit
o Suhu :
36,8 ºC
STATUS GENERALIS
KEPALA : Normocephal
MATA
KONJUNGTIVA : Anemis -/-
SKLERA : Ikterik -/-
PUPIL : Bulat, Isokor, Reflek Cahaya +/+
2
LEHER : Pembesaran kelenjar limfe (-)
THORAX
INSPEKSI : Simetris hemitoraks kanan dan kiri.
PALPASI : Simetris hemitoraks kanan dan kiri
PERKUSI : Sonor di seluruh lapang paru
AUSKULTASI
Cor : BJ I-II reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/- , wheezing -/-
ABDOMEN
INSPEKSI : Simetris datar
AUSKULTASI : Normal
PALPASI : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba
PERKUSI : Timpani
EKSTREMITAS
EDEMA : - -
SIANOSIS : - -
NEUROLOGIS
REFLEK FISIOLOGIS : +/+
REFLEK PATOLOGIS : -/-
GENITALIA : Tidak diperiksa
STATUS LOKALIS
A. TELINGA
BAGIAN KELAINAN KANAN KIRI
Preaurikuler Kongenital
Radang
Tumor
Trauma
Nyeri tekan tragus
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Aurikuler Kongenital (-) (-)
3
Radang
Tumor
Trauma
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Retroaurikuler Edema
Nyeri Tekan
Hiperemis
Sikatriks
Fistula
Fluktuasi
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
CAE Kongenital
Kulit
Sekret
Serumen
Edema
Jaringan granulasi
Massa
(-)
Tenang
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Hiperemis
(-)
(-)
(-)
(-)
(+) bewarna
kemerahan
Membran Timpani Warna
Intak
Refleks Cahaya
Gambar
Putih perak
(+)
(+)
Putih keruh
(+)
(+)
menurun
Cavum Timpani Tidak dapat
dinilai
Tidak dapat dinilai
4
TES PENDENGARAN Kanan Kiri
Tes Rinne + +
Tes Webber Tidak terdapat lateralisasi
Tes Swabach Sama dengan pemeriksa
Sama dengan pemeriksa
B. HIDUNG
PEMERIKSAAN
KELAINAN KANAN KIRI
Keadaan luar Bentuk dan ukuran
Normal Normal
Rhinoskopi Anterior
Mukosa Tenang Tenang
Sekret (-) (-)
Krusta (-) (-)Konka inferior
Eutrofi Eutrofi
Septum deviasi
(-)
Polip tumor (-) (-)
Pasase udara Baik Baik
5
Gambar:
Rhinoskopi Posterior
Mukosa Tidak dilakukan Tidak dilakukanSekret Tidak dilakukan Tidak dilakukanChoana Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fossa Rossenmuller
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Massa/tumor Tidak dilakukan Tidak dilakukanOs.tuba eustachius
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
C. CAVUM ORIS DAN OROFARING
BAGIAN KETERANGAN
Mukosa Tenang
Lidah Tidak ada deviasi
Gigi geligi Normal, lengkap
Uvula Tidak ada deviasi
Pilar Tenang, simetris +
Halitosis (-)
Tonsil
Mukosa
Besar
Kripta
Detritus
Perlengketan
Hiperemis -/-
T1-T1
Tidak melebar
(-/-)
(-/-)
6
Faring
Mukosa
Granula
Post nasal drip
Tenang
(-)
(-)
Laring
1. Epiglotis
2. Kartilago arytenoid
3. Plika aryepiglotika
4. Plika vestibularis
5. Plika vokalis
6. Rima glotis
7. Trakea
Tidak diperiksa
D. MAXILLOFACIAL
BAGIAN KETERANGAN
Maxillofacial
Bentuk
Parese N.Cranialis
Simetris
(-)
E. LEHER
BAGIAN KETERANGAN
Leher
7
Bentuk
Massa
Simetris, tidak ada deviasi trakea
(-)
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum dilakukan.
IV. RESUME
Pasien datang ke poli THT di RS MRM dengan keluhan nyeri telinga kiri sejak tiga hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan terus-menerus. Tiga hari sebelum merasakan keluhan tersebut, pasien kemasukan air di kolam renang lalu mengorek telinga dengan keras menggunakan kapas pembersih telinga (cotton bud) yang dibelinya di warung lalu mengeluh terdapat benjolan kecil di telinga luar. Keluhan ini disertai nyeri spontan ketika membuka mulut.
Keluhan seperti telinga berdengung, nyeri kepala, riwayat trauma pada kedua telinga, dan keluhan tenggorokan disangkal pasien. Riwayat demam diakui, kurangnya pendengaran diakui. Pasien belum berobat ke dokter sebelumya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan status lokalis CAE telinga kiri ditemukan kulit hiperemis, terdapat massa berwarna merah, nyeri tekan diakui. Membran timpani telinga kiri intak, berwarna putih keruh, refleks cahaya menurun.
V. PERMASALAHAN
Anamnesis Pemeriksaan fisik
Mengorek telinga sampai radang
dan terdapat massa merah
Terdapat masa di telinga bagian
luar dan tanda-tanda peradangan
menggunakan alat otoskop dan
8
senter.
VI. DIAGNOSIS KERJA
o Otitis eksterna sirkumskripta AS
(furunkel)
VII. DIAGNOSIS BANDING
- Otomikosis
- Otitis Media akut
VIII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
a. Kausatif :
Antibiotik : ( Cth : Amoxilin,Otopain )
b. Simptomatik :
Analgetik : ( Cth : Asam Mefenamat )
Non medikamentosa : :
Menggunakan obat sesuai anjuran dokter.
Tidak mengorek telinga terlalu sering.
Mengurangi paparan dengan air agar tidak menambah
kelembaban.
Kontrol kembali ke dokter jika obat habis atau keluhan memberat.
IX. KOMPLIKASI
Perforasi membran timpani
Trombosis pembuluh darah membran timpani
X. RENCANA LANJUTAN
Bila sudah terjadi abses, diaspirasi secara steril untuk
mengeluarkan nanah
9
Jika dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang
salir (drain) untuk mengalirkan nanah.
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
10