Tugas CA Serviks

8
ETIOLOGI HPV yang menyerang serviks dibagi menjadi tiga, yaitu Tipe dengan risiko rendah (HPV 6, 11, 42, 43, 44, 53, 54, 55), Tipe dengan risiko sedang (HPV 30, 31, 33, 35, 39, 51, 52, 58, 66) Tipe dengan risiko tinggi (HPV 16, 18, 45, 56) FAKTOR RISIKO 1.Merokok Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogenik . Wanita perokok memiliki kadar nikotin yang tinggi pada lender serviks. Efek dari nikotin tersebut dapat menurunkan status imun local pada serviks. 2.Promiskuitas Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dapat meningkatkan kemungkinan terinfeksinya HPV. 3.Coitus pertama pada usia muda Serviks pada remaja lebih rentan terhadap stimulus karsinogenik karena terdapat proses metaplasia yang aktif, yang terjadi di dalam zona transformasi selama periode perkembangan. Metaplasia skuamosa ini biasanya merupakan suatu proses fisiologis tetapi di bawah pengaruh karsinogen. 4.Sosial ekonomi rendah Wanita dengan sosial ekonomi rendah cenderung memiliki hygiene yang buruk, kawin pada usia muda, jumlah anak yang tinggi, kurang gizi

Transcript of Tugas CA Serviks

ETIOLOGI

HPV yang menyerang serviks dibagi menjadi tiga, yaitu

Tipe dengan risiko rendah (HPV 6, 11, 42, 43, 44, 53, 54, 55),

Tipe dengan risiko sedang (HPV 30, 31, 33, 35, 39, 51, 52, 58, 66)

Tipe dengan risiko tinggi (HPV 16, 18, 45, 56)

FAKTOR RISIKO

1.Merokok

Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogenik . Wanita perokok memiliki kadar nikotin yang tinggi

pada lender serviks. Efek dari nikotin tersebut dapat menurunkan status imun local pada serviks.

2.Promiskuitas

Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dapat meningkatkan kemungkinan terinfeksinya

HPV.

3.Coitus pertama pada usia muda

Serviks pada remaja lebih rentan terhadap stimulus karsinogenik karena terdapat proses metaplasia

yang aktif, yang terjadi di dalam zona transformasi selama periode perkembangan. Metaplasia

skuamosa ini biasanya merupakan suatu proses fisiologis tetapi di bawah pengaruh karsinogen.

4.Sosial ekonomi rendah

Wanita dengan sosial ekonomi rendah cenderung memiliki hygiene yang buruk, kawin pada usia muda,

jumlah anak yang tinggi, kurang gizi sehingga memudahkan infeksi yang disebabkan karenan daya

imunitas tubuh yang menurun.

5.Tingginya paritas

Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN)

Cervical intraepithelial neoplasia merupakan gangguan perkembangan dan pertumbuhan dari epiteal

serviks. Ada beberapa derajat pada CIN, yaitu:

CIN I

Mild dysplasia atau CIN I merupakan gangguan pertumbuhan epitel pada 1/3 bawah.

CIN II

Moderate dysplasia atau CIN II terjadi pada 2/3 bawah

CIN III

Severe dysplasia atau CIN III, melebihi 2/3 bawah dengan karsinoma in situ

STADIUM KLINIS KARSINOMA SERVIKS MENURUT FIGO

Stag

e

Characteristics

0 Carcinoma in situ, cervical intraepithelial lesion (CIN) 3

I Carcinoma is strictly confined to cervix (extension to corpus should be disregarded)

  IA Invasion is limited to measured stromal invasion with a maximum depth of 5 mm and

no wider than 7mm

    

IA1

Measured invasion of stroma no greater than 3 mm in depth and no wider than 7 mm

    

IA2

Measured invasion of stroma greater than 3 mm and no greater than 5 mm in depth and

no wider than 7mm

  IB Clinical lesions confined to the cervix or preclinical lesions greater than IA

    

IB1

Clinical lesions no greater than 4 cm in size

    

IB2

Clinical lesions greater than 4 cm in size

II Carcinoma extends beyond cervix but has not extended to pelvic wall; it involves

vagina, but not as far as the lower third

  IIA No obvious parametrial involvement

  IIB Obvious parametrial involvement

III Carcinoma has extended to the pelvic wall; on rectal examination there is no cancer-

free space between tumor and pelvic wall; tumor involves lower third of vagina; all

cases with hydronephrosis or nonfunctioning kidney should be included, unless they

are known to be due to another cause

IIIA No extension to pelvic wall, but involvement of lower third of vagina

IIIB Extension to pelvic wall, or hydronephrosis or nonfunctioning kidney due to tumor

IV Carcinoma has extended beyond true pelvis or has clinically involved mucosa of

bladder or rectum

  IV

A

Spread of growth to adjacent pelvic organs

  IVB Spread to distant organs

Pemeriksaan Penunjang

Papanicolaou Smear

Papanicolaou Smear merupakan pemeriksaan histologist untuk melakukan deteksi dini pada

kanker serviks. Sensitivitas papanicolaou smear hanya sekitar 55-80 % untuk mendeteksi kanker

stadium lanjut. Pada kanker serviks stadium I, pemeriksaan papanicolaou smear hanya 30-50 %

sensitive.

Colposcopy

Colposcopy merupakan teknik untuk mengevaluasi dari hasil hapusan sitologi yang abnormal.

Colposcopy adalah alat dengan kemampuan pembesaran objek 5-15 kali untuk melakukan

inspeksi pada serviks, vagina, dan vulva.

Indikasi colposcopy:

o Pap smear yang abnormal

o Serviks yang abnormal

o Perdarahan setelah koitus

o Neoplasia dari vagina atau vulva

Conization

Conization merupakan eksisi berbentuk corong pada serviks uterus.

TERAPI

Stadium 1A : simple hysterectomy

Stadium 1B atau 2A : radical hysterectomy dengan pengangkatan kelenjar limfe pelvis atau dengan

external beam dan intracavitary radiotherapy

Stadium 2B, 3 atau 4A : radioterapi dengan kemoterapi

VAKSIN HPV

Gardasil

Proteksi terhadap HPV tipe 16, 18, 6 , 11. Gardasil memiliki proteksi terhadap 2 tipe HPV(16 dan

18) yang menyebabkan 75 % kanker serviks dan 2 tipe HPV (6 dan 11) yang menyebabkan 90 %

condiloma akuminata.

Cervarix

Proteksi terhadap HPV tipe 16 dan 18