Tugas Bahasa Indonesia - Komentar Artikel
-
Upload
frida-aridiana-putri -
Category
Documents
-
view
827 -
download
37
description
Transcript of Tugas Bahasa Indonesia - Komentar Artikel
Sumber : http://muhlis-ikippgri-madiun.blogspot.com/2011/03/pembinaan-bahasa-indonesia-
pada.html
Pembinaan Bahasa Indonesia Pada Mahasiswa Melalui Pengimplementasian Kesantunan
Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar Guna Memajukan Persatuan Bangsa
Di dalam artikel ini, penulis menyebutkan dan menjelaskan satu persatu tentang
bentuk bentuk kesalahan berbahasa mahasiswa yang sering terjadi. Ada 3 kesalahan yang
sering dibuat oleh mahasiswa. Yaitu antara lain yang pertama adalah mahasiswa seringkali
melakukan kesalahan dalam keefektifan kalimat. Kalimat yang dibuat para mahasiswa
biasanya tidak memperhatikan kalimat tersebut efektif atau tidak. Selain itu ketidak efektifan
kalimat disebabkan oleh ketidak satuan arti dan bentuk yang ingin disampaikan. Biasanya
peryantaan hanya berisi kata-kata yang kurang jelas dan susah untuk dimengerti karena tidak
menjelaskan dan susah untuh menggambarkan arti. Sebagai contoh : “Keluarga-keluarga
yang asalnya dari daerah pedalaman, yang merupakan sebagian besar adalah petani, biasanya
sering tinggal di luar kota untuk waktu yang lama”. Kalimat tersebut tentunya sulit untuk
dimengerti dan kurang efektif. Maka pembenaranya adalah “Keluarga dari daerah pedalaman,
yang sebagian besar adalah petani, sering tinggal di luar kota untuk waktu yang lama”.
Tentunya lebih mudah untuk dimengerti kalimat pembenaranya. Kata ”yang” biasanya sering
menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif dan kalimat bisa berlebihan dan terlalu panjang
sehingga kalimat sulit untuk menggambarkan arti sesungguhnya. Kesalahan yang kedua
adalah keridaklengkapan fungsi pada kalimat. Kesalahan ini adalah subjek tidak ada,
menghilangkan objek, dan predikat kurang jelas. Contohnya : “Di pantai suasana terasa
menarik dan indah tetapi cuacanya panas”. Kalimat itu tentunya kurang jelas. Kita tidak dapat
mengetahui pantai yang terasa menarik tersebut tetapi terasa panas letaknya berada di daerah
mana yang dimaksut oleh pembuat kata. Karena pembuat kata hanya menulis pantai tanpa
memberi penjelasan selanjutnya. Maka pembenaranya : Pantai Yogyakarta terasa menarik
dan indah tetapi cuaca terkesan panas. Tentunya kalimat pembenaran lebih mudah dimengerti
dan dipahami, karena subyek pantai disebutkan, yaitu Yogyakarta. Untuk kealahan yang
ketiga adalah kesalahan penggunaan kata ”yang”. Kesalahan penggunaan kata “yang” ini
biasanya dilakukan oleh mahasiswa pada penulisan ilmiah dilakuakn secara berulang-ulang,
sehingga dalam satu kalimat terasa kurang efektif dan maknanya tidak jelas. Sebagai contoh :
“Hampir semua segi bahwa saya mencari yang bisa dihubungan dengan seluruh Indonesia”.
Kalimat ini tentunya terasa acak dan kurang efektif. Sehingga pembenaranya adalah “hampir
semua segi yang saya temukan bisa dihubungan dengan seluruh indonesia”. Kesalahan yang
ke empat adalah kesalahan penggunaan kata jamak. Kata jamak merupakan sebuah tata
bahasa jumlah, yang mengacu pada lebih dari satu rujukan di dunia nyata. Dalam bahasa
Inggris, tunggal dan jamak adalah tata bahasa jumlah satu-satunya. Dalam bahasa Indonesia,
untuk menunjukkan jamak, kata bendanya diulang. Misalnya buku menjadi buku-buku,
rumah menjadi rumah-rumah, mobil menjadi mobil-mobil. Atau di depan kata benda itu
diberi kata bilangan seperti (angka) tujuh, banyak, beberapa, sejumlah, dan semacamnya
sehingga menjadi tujuh rumah, banyak rumah, beberapa mobil, sejumlah mobil, dan
seterusnya. Dan pada kesalahan penggunaan kata jamak yang sering dilakukan mahasiswa
adalah pemakaian bentuk jamak beruntun. Mereka memakai penanda jamak tetapi nomina
tetap diulang. Sebagai contoh: “sejumlah orang-orang yang hadir itu adalah para pimpinan
bank terkemuka di Indonesia” adalah salah. Jika sudah menggunakan kata bilangan
(sejumlah adalah kata bilangan), kata benda yang berada sesudahnya tak boleh diulang yang
menunjukkan bahwa benda itu jumlahnya lebih dari satu. Kesalahan yang kelima adalah
kesalahan penggunaan konjungsi. Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau
ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa
dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat beririsan.
Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum. Pada intinya, konjungsi berfungsi
untuk menghubungkan antarkalimat dalam suatu paragraf. Jika terjadi kesalahan dalam
penggunaan konjungsi, akan berakibat kalimat menjadi tidak jelas maknanya. Karena
hubungan antarfrasa dan antarklausa tidak jelas. Hal itu yang membuat kalimat tersebut
menjadi ambigu. Sebagai contoh : “murid-murid maju kedepan untuk mengambil nomor
ujian” . alternatif pembenaranya adalah “murid-murid maju untuk mengambil nomor ujian”.
Santun bahasa juga sangat diperlukan dan perlu untuk dipelajari. Tata cara berbahasa
diperlukan agar diharapkan orang lebih memahami kesan yang disampaikan dalam
komunikasi dan untuk mengatur berikut ini:
1. Apa yang sebaiknya dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu
2. Ragam bahasa apa yang sewajarnya dipakai dalam situasi tertentu
3. Kapan dan bagaimana giliran berbicara dalam pembicaraan sela diterapkan
4. Bagaimana mengatur kenyaringan suara ketika berbicara
5. Bagaimana sikap dan gerak-gerik ketika berbicara
6. Kapan harus diam dan mengakhiri pembicaraan
Santun bahasa digunakan untuk menjaga kesantunan sosial. Santun bahasa sangat
diperlukan untuk menunjukkan kesopanan dan rasa hormat. Bahasa yang mengenal tingkatan
biasanya terdapat pada bahasa jawa, sedangkan bahasa indonesia tidak mengenal tingkatan.
Sebagai contoh sebutan diri seperti engkau, anda, saudara, dsb. Akan memberi efek tersendiri
yang jika kita gunakan untuk menyapa orang. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan
oleh mahasiswa adalah kebahasaan yang digunakan mahasiswa terhadap pegawai universitas
adalah: “Pak, mau ambil undangan!”. Tentunya kalimat itu sangat tidak efektif dan terkesan
tidak sopan. Sehingga diperlukan pembinaan dalam tata bahasa pada mahasiswa.