Tugas Anatomi Semester 1

29
Sistem Endokrin Sistem endokrin terjadi atas kelenjar yang sangat berbeda satu sama lain. Kelenjar endokrin (Gambar 6.1) terdiri atas kelompok sel sekretorik yang dikelilingi oleh jaring kapiler luas yang membantu difusi hormon (pesan kimia) dari sel sekretorik ke aliran darah. Saat hormon tiba pada sel targetnya, hormon berikatan pada area spesifik, reseptor, dimana hormon bekerja memengaruhi reaksi kimia atau metabolik di dalam sel. Reseptor hormon peptida berada di membran sel dan hormon berbahan dasar lipid berada di dalam sel (Tabel 6.1). Gambar 6.1 Posisi Kelenjar Endokrin. Tabel 6.1 Contoh hormon peptida dan berbahan dasar lipid Hormon berbahan dasar lipid Hormon Peptida Steroid misalnya, Glukokortikoid Mineralokortikoid Hormon tiroid Adrenalin (epinefrin), Noradrenalin (norepinefrin) Insulin Glukagon 1

description

tugas

Transcript of Tugas Anatomi Semester 1

Sistem Endokrin

Sistem endokrin terjadi atas kelenjar yang sangat berbeda satu sama lain. Kelenjar endokrin (Gambar 6.1) terdiri atas kelompok sel sekretorik yang dikelilingi oleh jaring kapiler luas yang membantu difusi hormon (pesan kimia) dari sel sekretorik ke aliran darah.

Saat hormon tiba pada sel targetnya, hormon berikatan pada area spesifik, reseptor, dimana hormon bekerja memengaruhi reaksi kimia atau metabolik di dalam sel. Reseptor hormon peptida berada di membran sel dan hormon berbahan dasar lipid berada di dalam sel (Tabel 6.1).

Gambar 6.1 Posisi Kelenjar Endokrin.

Tabel 6.1 Contoh hormon peptida dan berbahan dasar lipidHormon berbahan dasar lipid Hormon Peptida

Steroid misalnya, GlukokortikoidMineralokortikoidHormon tiroid

Adrenalin (epinefrin), Noradrenalin (norepinefrin)InsulinGlukagon

Kelenjar Hipofisis dan Hipotalamus

Kelenjar hipofisis berada di fossa hipofiseal tulang sfenoid yang berada di bawah hipotalamus, yang dilekatkan oleh suatu tangkai (Gambar 6.2). Kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong, beratnya sekitar 500 mg dan terdiri atas tiga bagian terpisah yang berasal dari berbagai jenis sel. Hipofisis anterior (adenohipofisis) merupakan pertumbuhan ke atas epitelium glandular yang berasal dari faring dan hipofisis posterior (neurohipofisis) merupakan pertumbuhan ke bawah jaringan

1

saraf yang berasal dari otak. Terdapat jaringan serat saraf di antara hipotalamus dan hipofisis posterior. Antara lobus anterior dan posterior, terdapat garis jaringan yang tipis yang disebut lobus intermediate dan fungsinya pada manusia belum diketahui.

Gambar 6.2 Posisi Kelenjar Hipofisis dan struktur terkaitnya.

Hipotalamus dan kelenjar hipofisis diperdarahi oleh cabang dari arteri karotis internal. Lobus anterior diperdarahi secara tidak langsung oleh darah yang sudah melewati dasar kapiler di hipotalamus, sedangkan lobus posterior diperdarahi secara tidak langsung. Hipotalamus juga diperdarahi oleh darah yang berasal dari sinus vena di antara lapisan dura mater.

Hipofisis Anterior

Sebagian hormon yang disekresikan oleh lobus anterior (adenohipofisis) menstimulasi atau menghambat sekresi kelenjar endokrin (kelenjar target) sementara hormon lainnya memiliki efek langsung pada jaringan target. Tabel 6.2 meringkas hubungan antara hormon hipotalamus, kelenjar hipofisis anterior, dan kelenjar atau jaringan target.

2

Gambar 6.3 Kelenjar Hipofisis. A. Lobus Kelenjar Hipofisis dan hubungannya dengan hipotalamus. B. Sintesis dan Penyimpanan Hormon Antidiuretik dan Oksitosin.

Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone, GH). Hormon ini paling banyak disintesis oleh hipofisis anterior. Pelepasan GH distimulasi oleh hormon pelepasan hormon pertumbuhan (Growth Hormone Releasing Hormone, GHRH) dan disupresi oleh hormon penghambat pelepasan hormon pertumbuhan (Growth Hormone Release Inhibiting Hormone GHRIH), yang keduanya disekresikan oleh hipotalamus. GHRIH menekan sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan gastrointestinal, misal getah lambung, gastrin, dan kolesistokinin.

Hormon perangsang Tiroid (Thyroid Stimulating Hormone, TSH)

Hormon ini disintesis oleh hipofisis anterior dan pelepasannya distimulasi oleh THR dari hipotalamus. Hormon ini menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas kelenjar tiroid yang menyekresikan hormon tiroksin (T4) dan tri-iodotironin (T3), pelepasannya paling rendah saat menjelang sore hari dan paling banyak saat malam hari, sekresi diatur oleh mekanisme umpan balik negatif (Gambar 6.4).

Hormon Adrenokortikotropin (Adrenocorticotrophic Hormone, ACTH). Hormon pelepasan kortikotropin (CRH) dari hipotalamus meningkatkan sintesis dan pelepasan ACTH oleh hipofisis

anterior.

Gonadotropin.

Setelah pubertas, dua gonadotropin (hormon seks) disekresikan oleh hipofisis anterior dalam berespon terhadap hormon pelepas hormon lutein (LHRH), juga dikenal sebagai hormon pelepas gonadotropin (GnRH). Pada pria dan wanita hormon ini berupa FSH dan LH.

3

Hipofisis Posterior

Oksitosin dan hormon antidiuretik (ADH) adalah hormon yang disentesis di hipotalamus dan kemudian disimpan pada terminal akson dalam kelenjar hipofisis posterior (gambar 6.3B). Hormon ini bekerja secara langsung pada jaringan non-endokrin dan dilepaskan oleh vesikel sinaps melalui eksositosis yang distimulus oleh implus saraf dari hipotalamus.Oksitosin menstimulus dua jaringan target pada saat dan setelah melahirkan: otot polos uterus dan sel otot payudara untuk menyusui.

Pada konsentrasi yang tinggi, misalnya setelah perdarahan berat, ADH menyebabkan kontraksi otot polos, khususnya vasokonstriksi di pembuluh darah kulit dan organ abdomen. Hal ini berarti ADH memiliki efek pressor, meningkatkan tekanan darah sistemik sehingga nama lain hormon ini adalah vasopressin, mencerminkan efek ini

Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid berada di leher, di depan laring dan trakea pada vertebra servikalis ke 5, 6, 7, serta toraksik ke-1. Kelenjar ini kaya pembuluh darah dan memiliki berat sekitar 25 g dan dikelilingi oleh kapsul fibrosa. Bentuknya menyerupai kupu-kupu dan terdiri atas dua lobus. Satu lobus terletak di sisi kartilago tiroid dan lobus lainnya di bagian atas cincin kartilago trakea. Kedua lobus dipersatukan oleh istmus yang sempit dan di depan trakea. Lobus berbentuk kerucut, dengan panjang sekitar 5 cm dan lebar 3 cm.

Gambar 6.6 Posisi kelenjar tiroid dan struktur terkaitnya. Tampak Depan.

Darah arteri yang memperdarahi kelenjar melalui arteri tiroid superior dan inferior. Arteri tiroid superior merupakan cabang arteri karotis eksternal dan arteri tiroid inferior merupakan cabang dari arteri subklavia. Aliran balik vena melalui vena tiroid mengalir ke vena jugularis interna.

Dua kelenjar paratiroid terletak berlawan dengan permukaan posterior tiap lobus dan kadang melekat pada jaringan tiroid. Saraf laringeal rekurens berjalan ke atas mendekati lobus kelenjar dan pada sisi kanan, saraf ini berada di dekat arteri tiroid inferior.

4

Tiroksin dan Triiodotironin. Iodin sangat penting untuk pembentukan hormon kelenjar tiroid, tiroksin (T4), dan triiodotironin (T3).. Kelenjar tiroid secara selektif, mengambil iodin dari darah, suatu proses yang disebut penangkapan iodin.

Sebagian besar organ dan sistem lain juga dipengaruhi oleh hormon tiroid - efek fisiologi T3

dan T4 pada jantung, otot rangka, kulit, pencernaan, dan reproduksi tampak lebih nyata saat kelenjar tiroid kurang aktif atau sangat aktif.

Gambar 6.7 Struktur mikroskopis kelenjar tiroid

Kalsitonin. Hormon ini disekresi oleh Sel C atau parafolikular di kelenjar tiroid (Gambar 6.7). hormon ini bekerja pada tulang dan ginjal untuk menurunkan reabsorpsi kalsium pada tulang dan menghambat reabsorpsi kalsium oleh tubulus ginjal.

Kelenjar Paratiroid

Terdapat empat kelenjar kecil paratiroid, dua kelenjar melekat pada permukaan posterior tiap lobus kelenjar tiroid (gambit 6.9). Kelenjar ini dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat. Sel-sel pembentuk kelenjar berbentuk bola dan disusun dalam kolom dengan saluran yang mengandung darah di antaranya.

Gambar 6.9 Posisi kelenjar paratiroid dan struktur terkaitnya. Tampak dari belakang.

5

Kelenjar Adrenalin (Suprarenal)

Terdapat dua kelenjar adrenal, yang berada di kutub atas ginjal yang terbungkus di dalam fasia renalis. Panjang kelenjar ini sekitar 4 cm dan tebalnya sekitar 3 cm. Arteri yang memperdarahi kelenjar adalah cabang dari aorta abdominal dan arteri renalis. Aliran balik vena terjadi pada vena suprarenalis. Kelenjar kanan di perdarahi vena kava inferior dan kelenjar kiri diperdarahi vena renalis kiri.

Kelenjar terdiri atas dua bagian yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda, bagian terluar adalah korteks, dan bagian terdalam adalah medula. Korteks adrenal penting untuk kehidupan, tetapi tidak bagian medula.

Korteks Adrenal

Korteks adrenal menghasilkan tiga kelompok hormon steroid yang terbuat dari kolesterol. Ketiga hormone ini disebut adrenokortikoid (kortikosteroid, kortikoid). Ketiga hormon tersebut adalah sebagai berikut.

1. GlukokortikoidKortisol (hidrokortison) merupakan glukokortikoid utama, tetapi sejumlah kecil

kortikosteron dan kortison juga dihasilkan. Hormon ini berfungsi mengatur kortikosteron dan kortison juga dihasilkan. Sekresi dikendalikan oleh mekanisme umpan balik negatif yang melibatkan hipotalamus dan hipofisis anterior. Glukokortikoid distimulasi oleh ACTH dari hipofisis anterior dan stress (gambar 6.10).

2. Mineralkortikoid (aldosteron)Aldosteron merupakan mineralkortikoid utama. Melalui umpan balik negatif,

aldosteron menstimulasi reabsorpsi natrium di tubulus ginjal dan ekskresi kalium di urine. Reabsorpsi natrium akan disertai retensi air sehingga aldosteron terlibat juga dalam pengaturan volume dan tekanan darah. Angiotensin juga menstimulasi pelepasan aldosteron.

3. Hormon seks

Hormon seks, terutama androgen (hormon seks pria), sekresi oleh korteks adrenal dan jumlah yang dihasilkan tidak signifikan dibandingkan yang disekresi oleh testes dan ovarium pada pubertas akhir, juga masa dewasa.

Medula Adenal

Medula dikelilingi oleh korteks adrenal. Medula berkembang dari jaringan saraf pada masa embrio dan merupakan bagian saraf simpatik dan sistem saraf autonom. Medula adrenal distimulasi oleh saraf simpatik yang mempersarafinya agar menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin.

Adrenalin (epinefrin) dan Noradrenalin (norepinefrin). Noradrenalin adalah neurotransmiter postganglion saraf simpatik. Adrenalin dan sebagian noradrenalin dilepaskan ke darah dari medula adrenal saat stimulasi saraf simpatik. Struktur adrenalin mirip dengan noradrenalin dan hal ini menjelaskan efeknya yang serupa.

6

Gambar 6.11 Pengaturan umpan balik negatif sekresi aldosteron.

Respons Terhadap Stres

Saat tubuh mengalami stres, homeostasis terganggu. Stresor meliputi latihan fisik, respons jangka panjang, puasa, ketakutan, perubahan suhu, infeksi, penyakit, dan situasi/gangguan emosional. Pada beberapa kasus, untuk memulihkannya dan demi kelangsungan hidup, jika diperlukan, terdapat respons cepat dan respons jangka panjang.Respons cepat kadang digambarkan sebagai persiapan untuk fight (lawan) atau flight (menghindar). Hal ini diperantarai oleh sistem saraf simpatik (Gambar 6.12).Pada respons jangka panjang, ACTH dari hipofisis anterior merangsang pelepasan glukokortikoid dan mineralokortikoid dari korteks adrenal dan memberi respons yang lebih lama terhadap stress (gambar 6.12).

Gambar 6.12 Respons terhadap stressor yang mengancam homeostasis. CRH = Corticotrophin Releasing Hormone. ACTH = Adrenocorticotrophic Hormone.

7

Pulau Pankreas

Sel yang menyusun pulau pankreas (Langerhans) ditemukan dalam kelompok yang tersebar tidak beraturan pada substansi pankreas. Tidak seperti pankreas eksokrin, yang menghasilkan getah pankreatik, tidak ada duktus yang berasal dari kumpulan sel Langerhans. Hormon pankreas disekresi secara langsung ke aliran darah dan beredar ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis sel di pulau Langerhans yaitu sebagai berikut,

1. Sel α (alfa) yang menyekresi glucagon2. Sel β (beta) yang menyekresi insulin3. Sel γ (gama) yang menyekresi somatostatin

Insulin

Insulin merupakan polipeptida yang mengandung 50 asam amino. Sekresi insulin distimulasi oleh peningkatan kadar glukosa darah dan sedikit stimulasi parasimpatik, peningkatan kadar asam amino dan asam lemak, serta hormon gastrointestinal, misal gastrin, sekretin, dan kolesistokinin. Sekresi diturunkan oleh stimulasi saraf simpatik, glucagon, adrenalin, kortisol, dan somatostatin (GHRIH) yang disekresi oleh pulau Langerhans.

Glukagon

Efek glukagon adalah meningkatkan kadar glukosa darah dengan menstimulasi:

1) Pengubahan glikogen menjadi glukosa di hati dan otot rangka (glikogenolisis);2) Glukoneogenesis

Sekresi glukagon distimulasi oleh kadar glukosa darah dan latihan fisik, serta diturunkan oleh somatostatin dan insulin.

Somatostatin (GHRIH)

Efek hormon ini juga dihasilkan oleh hipotalamus, yaitu menghambat sekresi hormon insulin dan glukagon selain menghambat sekresi hormon pertumbuhan (GH) dari hipofisis anterior.

Kelenjar atau Badan Pineal

Kelenjar pineal adalah badan berukuran kecil yang melekat pada atap vertikel ketiga dan terhubung dengan suatu tangkai pendek berisi saraf yang bermuara di hipotalamus. Kelenjar pineal memiliki panjang sekitar 10 cm, berwarna coklat kemerahan, dan dibungkus oleh suatu kapsul.

Melatonin

Melatonin disekresi oleh kelenjar pineal. Sekresi dikendali oleh sinar matahari dan kadarnya berfluktuasi tiap 24 jam, puncaknya pada malam hari dan terendah pada siang hari. Sekresi juga dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari, yakni variasi musim.

8

Kelenjar Timus

Timosin

Timosin disekresi oleh kelenjar timus dan diperlukan untuk perkembangan limfosit T untuk imunitas diperantarai sel (cell-mediated immunity).

Hormon Lokal

Sejumlah jaringan tubuh yang bukan merupakan kelenjar endokrin menyekresikan substansi yang bekerja secara lokal.

Histamin

Hormon ini disentesis oleh sel mast di jaringan dan basofil dalam darah. Hormon ini dilepaskan sebagai bagian dari proses inflamasi, yang meningkatkan permeabilitas kapiler dan menyebabkan vasodilatasi. Hormon ini juga menyebabkan kontraksi otot polos bronkus dan saluran cerna serta merangsang sekresi getah lambung.

Serotinin (5-hidroksitriptamin, 5-HT)

Hormon ini berada dalam trombosit, otak dan dinding usus. Hormon ini menyebabkan sekresi usus dan kontraksi otot polos serta berperan dalam hemostasis (pembekuan darah).

Prostaglandin

Hormon ini merupakan substansi lipid yang ditemukan di sebagian besar jaringan yang bekerja sebagai hormon lokal dan memiliki efek fisiologi yang luas dalam hal berikut ini.

1. Respons inflamasi.2. Meningkatkan nyeri3. Demam 4. Mengatur tekanan darah5. Pembekuan darah.6. Kontraksi uterus saat persalinan

Senyawa kimia lainnya meliputi leukotrien dan tromboksan, misal tromboksan A2, yang meningkatkan penggumpalan trombosit.

Hormon Gastrointestinal

Beberapa hormon lokal, meliputi gastrin, sekretin, dan kolesistokinin (CCK), memengaruhi sekresi getah pencernaan dan fungsinya dijelaskan pada sistem pencernaan.

9

INDRA KHUSUS

Indra khusus pendengaran, penglihatan, penghidu/penciuman, dan pengecapan memiliki reseptor sensori khusus (ujung saraf) di luar otak. Reseptor ini ditemukan di telinga, mata, hidung, dan mulut. Di otak, impuls saraf yang masuk mengalami proses integrasi dan koordinasi yang kompleks yang menyebabkan persepsi informasi sensori dan berbagai respons di dalam dan di luar tubuh.

TelingaTelinga adalah organ pendengaran. Telinga dipersarafi oleh saraf kranial, yakni bagian koklea saraf vestibulokoklear, yang distimulasi oleh getaran yang disebabkan gelombang suara. Kecuali daun telinga (aurikel), struktur yang membentuk telinga terbungkus bagian petrosa tulang temporal.

Telinga Luar Telinga Tengah Telinga Dalam

Gambar 5.1 Bagian-bagian Telinga

Struktur TelingaTelinga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, tengah (rongga timpani), dan dalam.

Telinga luar. Telinga luar terdiri atas aurikel (daun telinga) dan meatus akustik eksternal (saluran telinga luar).1. Aurikel (daun telinga)

Aurikel terdiri atas karitalgo fibroelastik yang ditutupi kulit. Struktur telinga tampak berlekuk-lekuk; bagian paling luar daun telinga disebut heliks. Lobulus (lobus telinga) merupakan bagian lunak di ekstremitas daun telinga bawah, yang terdiri atas jaringan fibrosa dan adipose yang kaya darah.

2. Meatus akustik eksternal (saluran telinga luar)Saluran telinga luar menyerupai huruf S yang kurang sempurna dan memiliki panjang sekitar 2,5 cm, memanjang dari aurikel sampai membran timpani (gendang telinga). Pada bagian lateral ketiga saluran telinga luar adalah kartilago dan sisanya merupakan saluran di tulang temporal. Meatus dilapisi kulit yang merupakan lanjutan dari aurikel/daun telinga. Pada kulit lateral ketiga terdapat banyak kelenjar seruminosa dan folikel rambut, disertai kelenjar sebaseus.

10

Membran timpani (gendang telinga), gambar 5.2, memisahkan meatus akustik eksternal (saluran telinga luar) dari telinga tengah. Membran ini berbentuk oval dengan tepi bagian atas yang sedikit luas dan dibentuk oleh tiga tipe jaringan: bagian luarnya ditutupi oleh kulit yang tidak berambut, lapisan tengahnya dilapisi jaringan fibrosa, dan bagian dalam dilapisi membran mukosa yang terus bersambung hingga telinga tengah.

Gambar 5.2 Membran timpani. Dilihat melalui auriskop, menunjukkan pembentukan bayangan pada maleus dan inkus.

Telinga tengah (rongga timpani). Telinga tengah merupakan rongga berisi udara yang memiliki bentuk tidak beratura di dalam bagian petrosa lobus temporal. Rongga, isinya, dan kaskus (kantong) udara terbuka dilapisi oleh epitel skuamosa sederhana atau kuboid. Berikut adalah bagian-bagian dari telingah tengah.1. dinding lateral telinga tengah dibentuk oleh membrane timpani.2. atap dan dasar telinga tengah dibentuk oleh tulang temporal.3. dinding posterior dibentuk oleh tulang tempora disertai lubang yang mengarah ke antrum mastoid

tempat udara mengalir ke sel udara di dalam prosesus mastoid. 4. dinding medial adalah lapisan tipis tulang temporal yang memiliki dua jendela yaitu jendela oval

dan jendela bundar (gambar 5.6). Jendela oval disumbat oleh bagian tulang kecil yang disebut sanggurdi (stapes) dan jendela bundar disumbat oleh selubung halus jaringan fibrosa.

5. tulang pendengaran (gambar 5.3) terdiri atas maleus, inkus, dan stapes. Maleus menyerupai bentuk palu. Batangnya menyentuh membrane timpani dan kepalanya membentuk sendi yang dapat digerakkan dengan inkus. Bagian tengah inkus berbentuk landasan. Badannya membentuk sendi dengan maleus, prosesus panjangnya membentuk sendi dengan stapes, dan strukturnya distabilkan oleh prosesus pendek, yang difikasi oleh jaringan fibrosa pada dinding posterior rongga timpani. Stapes merupakan tulang kecil yang bagian tengahnya berbentuk sanggurdi. Kepalanya membentuk sendi dengan inkus dan lempeng kakunya melekat dengan pas di jendela oval. Ketiga tulang ini diikat oleh ligmen halus. Udara mencapai rongga telinga melalui tuba faringotimapani (eustachius), yang memanjang dari nasofaring. Panjang tuba ini sekitar 4 cm dan dilapisi epitalium kolumnar bersilia. Adanya udara di tekanan atmosfer pada membran timpani dipertahankan oleh tuba eustachius dan memungkinkan membran timpani untuk bergertar saat gelombang suara melalui membran ini.

11

Gambar 5.3 Tulang Pendengaran.

Telinga Dalam (gambar 5.4). telinga dalam atau labirin berisi organ pendengaran dan keseimbangan.Telinga dalam terbagi menjadi dua bagian.1. Labirin Tulang merupakan rongga di dalam tulang temporal yang dilapisi poriosteum. Ukuran

labirin tulang lebih besar daripada labirin bermembran. Labirin tulang membungkus labirin bermembran yang memiliki bentuk yang sama sehingga tampak seperti tuba di dalam tuba. Antara labirin tulang dan labirin bermembran, terdapat lapisan cairan yang disebut peri-limfe dan di dalam labirin bermembran terdapat cairan yang disebut endolimfe. Labirin tulang terdiri atas vestibula (berisi jendela oval dan bundar di dinding lateralnya), koklea (struktur yang menyerupai rumah siput), dan kanalis semi-sirkularis (tiga tuba yang tersusun dan bersambung dengan vestibula).

Gambar 5.4 Telinga dalam. Labirin bermembran di dalam labirin tulang.

2. Labirin bermembran berisi endolimfe dan terletak dalam labirin tulang serta terdiri atas koklea yang terbagi atas dua ruang, yaitu skala vestibule, skala media (duktus koklear), dan skala timpani. Skala vestibule yang berasal dari jendela oval dan skala timpani yang berakhir di jendela bundar, mengandung peri-limfe. Duktus koklear berbentuk triangular. Pada membrane basilar, atau dasar triangular, terdapat sel penunjang dan sel rambut koklear yang berisi reseptor pendengaran. Sel-sel ini membentuk organ spiral (corti), suatu organ sensorik yang berespons terhadap getaran yang diinisiasi oleh impuls saraf dan dipersepsikan sebagai pendengaran oleh otak. Reseptor pendengaran adalah dendrite saraf eferen yang bergabung membentuk bagian koklear (auditori) dari saraf vestibulokoklear (saraf kranial ke-8), yang melalui foramen di tulang temporal untuk menjangkau area pendengaran di lobus temporal serebrum.

12

Gambar 5.5 Bagian melintang koklea menunjukkan organ corti.

KeseimbanganKanalis semi-sirkularis dan vestibula (utrikel dan sakula) berhubungan dengan keseimbangan.

Perubahan posisi apa pun pada kepala dan menyebabkan gerakan di peri-limfe dan endolimfe, yang membelokkan sel rambut dan menstimulasi reseptor sensorik di utrikel, sakula, dan ampula. Impuls saraf yang dihasilkan, dihantarkan oleh saraf vestibularis, bekerja sama dengan saraf koklear untuk membentuk saraf vestibulokoklear cabang vestibular melalui nucleus vestibular terlebih dahulu, kemudian ke serebelum.

Ada tiga saluran (kanal) dalam kanalis semi-sirkularis, satu saluran berada di tiap tiga bidang ruang. Saluran ini berada di atas, di samping dan di belakang vestibula telinga dalam dan saling berhubungan.

Kanalis semi-sirkularis, seperti koklea, terdiri atas dinding tulang di luar dan tuba atau duktus bermembran di dalam. Duktus bermembran berisi endolimfe dan dipisahkan dari dinding tulang oleh perilimfe.

Utrikel adalah sakus (kantong) bermembran yang merupakan bagian dari vestibula dan tiga duktus bermembran yang bersambungan dan melebar pada bagian ujungnya, disebut ampula. Sakula merupakan bagian vestibula dan berhubungan dengan utrikel dan koklea.

Pada dinding utrikel, sakula, dan ampula, terdapat sel epithelium khusus dan halus, yang disebut sel rambut. Di antara sel rambut, terdapat reseptor pada ujung saraf sensorik, yang membentuk bagian vestibula saraf vestibulokoklear.

Mata dan PenglihatanMata terdiri atas tiga lapisan jaringan di dinding mata. Lapisan ini adalah sebagai berikut:

1. Lapisan luar (fibrosa): sclera dan kornea.2. Lapisan tengah (vascular atau traktus uveal): koroid, badan siliaris, dan iris.3. Lapisan dalam (jaringan saraf): retina.Struktur di dalam bola mata adalah lensa, cairan aqueous, dan badan vitreus

13

Gambar 5.7 Bagian-bagian mata.

Sklera dan KorneaSklera atau bagian putih mata, membentuk lapisan terluar bagian posterior dan lateral bola

mata, berlanjut di anterior dengan kornea yang bening. Sclera terdiri atas jaringan fibrosa bermembran yang membuat bola mata melekat pada mata dan otot-otot mata.

Di bagian anterior, sclera bersambung dengan membrane epithelium yang jernih, yaitu kornea. Sinar cahaya masuk melalui kornea untuk mencapai retina. Kornea di bagian anterior tampak cembung dan berfungsi dalam membiaskan sinar cahay untuk difokuskan pada retina.

KoroidKoroid melapisi lima perenam posterior permukaan dalam sklera. Koroid sangat kaya

pembuluh darah dan berwarna coklat di bagian dalamnya. Cahaya masuk melalui pupil, menstimulasi reseptor sensori di retina dan kemudian diabsorpsi oleh koroid.

Badan SiliarisBadan siliaris merupakan lanjutan anterior koroid yang terdiri atas otot siliaris (serat otot

polos) dan sel epithelium sekretorik. Badan siliaris melekat pada ligament suspensori, yang pada bagian ujung lainnya, melekat pada kapsul yang membungkus lensa. Sel epithelium menyekresikan cairan aqueous ke bagian anterior mata, yakni ruang antara lensa dan kornea (bilik anterior dan posterior) (gambar 5.7). badan siliaris dipersarafi oleh cabang parasimpatik dan saraf okulomotor (saraf kranial ke-3). Stimulasi menyebabkan kontraksi otot siliaris dan akomodasi mata.

IrisIris merupakan bagian mata yang terlibat berwarna dan memanjang secara anterior dari badan

siliaris, berada di belakang kornea dan di depan lensa. Iris membagi bagian anterior mata menjadi bilik anterior dan posterior yang mengandung cairan aqueous yang disekresi oleh badan siliaris. Iris merupakan badan sirkular yang terdiri atas sel pigmen dan dua lapisan serat otot polos, yakni otot sirkular dan radian (gambar 5.8). pada bagian tengahnya, terdapat aperture (celah) yang disebut pupil.

Iris dipersarafi oleh saraf simpatik dan parasimpatik. Stimulasi parasimpatik mengonstriksi pupil, sedangkan stimulasi simpatik mendilatasi pupil.

14

LensaLensa merupakan badan bikonveks sirkular yang sangat elastis, yang berada di belakang iris.

Lensa terdiri atas serat yang dibungkus di dalam kapsul dan melekat pada badan siliaris oleh ligament suspensori. Ketebalannya dikendalikan oleh otot siliaris melalui ligament suspensorik. Saat otot siliaris berkontraksi, otot bergerak ke depan, melepaskan tarikannya pada lensa, dan lensa meningkatkan ketebalannya. Semakin dekat dengan objek yang dipandang, semakin tebal lensa untuk memungkinka pemfokusan.

RetinaRetina merupakan lapisan terdalam dinding mata (gambar 5.7). Retina memiliki struktur yang

sangat halus dan beradaptasi baik terhadap stimulasi sinar cahaya. Retina terdiri atas beberapa lapisan badan sel saraf dan aksonnya, yang berada pada lapisan sel epitelium berpigmen yang melekatkan retina pada koroid. Lapisan yang peka cahaya terdiri atas sel reseptor sensori, yaitu batang dan kerucut.

Retina melapisi sekitar tiga perempat bola mata dan paling tebal pada bagian belakangnya. Retina memiliki struktur yang tipis pada bagian anteriornya hingga tepat di belakang badan siliaris. Di dekat bagian tengah posterior, terdapat macula lutea atau bintik kuning (gambar 5.10 dan 5.11). Di bagian tengah bintik kuning, terdapat sedikit cekungan yang disebut fovea sentralis, terdiri atas satu sel kerucut. Menuju bagian anterior retina, terdapat lebih sedikit sel kerucut daripada sel batang.

Sekitar 0,5 cm ke arah nasal sisi makula lutea, semua serat saraf retina bergabung membentuk saraf optik. Area kecil retina di mana saraf optik keluar dari mata terdapat diskus optik atau bintik buta. Di sini tidak terdapat sel yang peka cahaya.

Gambar 5.8 Koroid, Badan Siliaris, dan Iris. Tampak dari depan.

Pembuluh Darah yang Memperdarahi MataMata diperdarahi oleh darah arteri yang berasal dari arteri siliaris dan arteri retina sentral.

Arteri ini merupakan cabang dari arteri optalmik, salah satu cabang arteri karotis interna. Vena yang memperdarahi mata adalah vena retina sentral, yang akhirnya bermuara ke sinus vena profunda. Arteri dan vena sentral terbungkus di dalam saraf optik yang masuk ke mata pada diskus optik.

15

Gambar 5.9 Retina. A. Bagian yang besar. B. Sel saraf peka cahaya: batang dan kerucut.

Interior MataBagian anterior mata, yakni ruang di antara kornea dan lensa, dibagi menjadi bilik anterior

dan posterior oleh iris. Kedua bilik mengandung suatu cairan aqueous bening yang disekresikan ke bilik posterior oleh kelenjar siliaris.

Di belakang lensa dan bagian posterior (rongga) bola mata, terdapat badan vitreus. Badan vitreus merupakan substansi bening, halus, tidak berwarna, dan menyerupai jeli, yang terdiri atas 99% air, beberapa garam, dan mukoprotein. Mata mempertahankan bentuknya karena tekanan intarokular yang diberikan oleh badan vitreus dan cairan aqueous. Tekanan ini tetap konstan seumur hidup.

Gambar 5.10 Retina terlihat melalui pupil dengan alat optalmoskop.

Saraf OptikSerat saraf optik berasal dari retina dan serat ini berkumpul untuk membentuk saraf optik

sekitar 0,5 cm dari sisi nasal makula lutea. Saraf menembus koroid dan sklera hingga ke bagian belakang dan medialnya melalui rongga orbita. Saraf kemudian melalui foramen optik tulang sfenoid, mengarah ke belakang dan ke bagian medial untul bertemu dengan saraf yang berasal dari mata lainnya di kiasma optik.

16

Kiasma Optik. Kiasma optik berada di depan dan di atas kelenjar hipofisis, yang berada di fossa hipofiseal tulang sfenoid. Di kiasma optik, serat saraf optik dari sisi nasal tiap retina terletak bersilangan dan berlawanan, misal sisi serat saraf optik mata kanan ada di bagian mata kiri juga sebaliknya. Serat dari sisi temporal tidak bersilangan, tetapi berlanjut ke belakang di sisi retina yang sama. Letak serat saraf yang berlawanan ini memberikan input sensorik dari tiap mata kepada hemisfer serebri.

Traktus Optik. Traktus optik merupakan jaras saraf optik posterior ke kiasma optik. Tiap traktus terdiri atas serat nasal dari retina salah satu mata dan serat temporal dari sisi retina lainnya. Traktus optik berlanjut ke belakang untuk bersinaps dengan sel saraf badan genikulat lateral thalamus. Dari basal genikulat lateral, serat saraf sebelumnya melewati bagian belakang dan medial menuju radiasi optik untuk bermuara pada area visual korteks serebri di lobus oksipital. Neuron lain yang berasal dari badan genikulat lateral menyampaikan impuls dari mata ke serebelum dimana bersama dengan impuls dari kanalis semi-sirkularis telinga, serta dari otot dan sendi rangka, berfungsi mempertahankan postur dan keseimbangan.

Gambar 5.11 Saraf Optik dan jalurnya.

17

Gambar 5.12 Bentuk Lensa. A. Penglihatan Jauh B. Penglihatan Dekat.

Gambar 5.13 Bagian mata menunjukkan pemfokusan sinar cahaya pada retina.

Otot Ekstra-Okular MataOtot ekstra-okular meliputi otot kelopak mata dan otot yang menggerakkan bola mata. Bola

mata digerakkan oleh enam otot ekstrinsik, yang melekat pada salah satu ujung bola mata dan sisanya melekat pada dinding rongga orbita. Terdapat empat otot rektus (lurus) dan dua otot obliq.

Mengerakkan mata untuk melihat arah tertentu berada dibawah kendali volunteer, tetapi koordinasi gerakan diperlukan untuk konvergensi dan akomodasi untuk penglihatan dekat, berada dibawah kendali involunter (otonom). Gerakan mata dihasilkan oleh otot-otot ini (tabel 5.1).

18

Tabel 5.1 Otot Ekstrinsik Mata: Kerjanya dan Saraf Kranial yang Mempersarafi

N a m a Kerja Persarafan Saraf KranialRektus Medial Merotasikan bola mata ke dalam Saraf Okulomotor

(saraf kranial ke-3)Rektus Lateral Merotasikan bola mata ke luar Saraf Abdusens

(saraf kranial ke-6)

Rektus Superior Merotasikan bola mata ke atas Saraf Okulomotor(saraf kranial k-3)

Rektus Inferior Merotasikan bola mata ke bawah Saraf Okulomotor (saraf kranial ke-3)

Obliq Superior Merotasikan bola mata ke bawah dan keluar Saraf Troklear (saraf kranial ke-4)

Obliq Inferior Merotasikan bola mata ke atas dan keluar Saraf Okulomotor (saraf kranial ke-3)

Saraf yang Mempersarafi Otot MataSaraf okulomotor mempersarafi otot mata intrinsic dari iris dan badan siliaris (tabel 5.1).

Gambar 5.14 Otot Ekstrinsik Mata.

Organ Aksesoris MataMata merupakan organ lunak yang dilindungi oleh beberapa struktur (gambar 5.16): alis

mata, kelopak dan bulu mata, serta aparatus lakrimalis.

Alis mata. Alis mata adalah dua jembatan melengkung dari tepi supraorbital tulang frontal.

Kelopak mata (palpebra). Kelopak mata merupakan dua lipatan jaringan yang dapat digerakkan, berada di atas dan di bawah bagian depan tiap mata. Pada bagian tepinya, terdapat rambut yang pendek dan melengkung, disebut bulu mata. Lapisan jaringan yang membentuk kelopak mata adalah lapisan tipis yang menutupi kulit, selaput tipis jaringan ikat subkutan, dua otot (okuli orbikularis dan levator palpebra superioris), selaput tipis jaringan ikat padat yakni lempeng tarsal yang berukuran lebih besar pada kelopak mata atas daripada bawah yang menunjang struktur lainnya, serta lapisan konjungtiva.

19

Gambar 5.15 Bagian mata dan struktur aksesorisnya.

Konjungtiva. Konjungtiva merupakan membrane bening yang halus dan melapisi kelopak mata serta bagian depan bola mata (gambar 5.16). Konjungtiva yang melapisi kelopak mata, mengandung epithelium kolumnar yang kaya vascular. Konjungtiva kornea terdiri atas epithelium berlapis avaskular, yakni epithelium yang tidak mengandung pembuluh darah.

Tepi Kelopak Mata. Di sepanjang tepi kelopak, terdapat banyak kelenjar sebasea, sebagian disertai duktus yang bersambung ke folikel rambut bulu mata dan sebagian bersambung ke tepi kelopak mata di antara rambut.

Aparatus lakimalis (gambar 5.16). Tiap mata terdiri atas satu kelenjar lakrimalis dan duktusnya, dua kanalikuli lakrimalis, satu kantong lakrimalis, dan satu duktus nasolakrimalis. Kelenjar lakrimalis merupakan kelenjar eksokrin yang berada di resesi tulang frontal di bagian lateral tiap mata tepat di Tiap kelenjar berukuran dan berbentuk seperti kacang almond, serta terdiri atas sel epithelium sekretori.

Gambar 5.16 Aparatus Lakrimalis. Tanda panah menunjukkan arah aliran air mata.

20

Duktus nasolakrimalis merupakan saluran bermembran yang panjangnya 2 cm, memanjang dari bagian sakus lakrimalis hingga rongga nasal. Saat materi asing, atau iritan lain masuk ke mata, sekresi air mata semakin meningkat dan pembuluh darah di konjungtiva juga meningkat.

Indra Penciuman/Penghidu

Saraf Olfaktorius (Saraf Kranial ke -1)Saraf ini merupakan saraf sensorik penciuman. Saraf ini berasal dari ujung saraf olfaktorius

khusus (kemoresptor) di membrane mukosa atap rongga nasal yang berada di atas konka nasal superior (gambar 5.17). pada tiap sisi septum nasal, serat saraf melalui lamina kribriformis tulang etmoid ke bulbus olfaktorius di mana saraf ini saling berhubungan dan bersinaps (5.18). dari bulbus, berkas serat saraf membentuk traktus olfaktorius, yang melewati area olfaktorius di lobus temporal pada tiap hemisfer, di mana impuls diinterpretasikan dan bau dipersepsikan.

Gambar 5.17 Struktur Olfaktori.

Gambar 5.18 Bagian apparatus olfaktori yang membesar di hidung dan di permukaan inferior

21

Indra Pengecapan

Indra pengecapan atau gustasi berhubungan erat dengan indra penciuman dan seperti penciuman, juga melibatkan stimulasi kemoreseptor oleh zat kimia yang terlarut.

Kuncup pengecapan (papilla) berisi reseptor sensorik (kemoreseptor) yang ditemukan pada papilla lidah dan tersebarluas di epitel lidah, palatum molle, faring, dan epiglotis. Kuncup pengecapan terdiri atas ujung saraf sensorik kecil dari fasial, glosofaringeal, dan vagus (N. VII, IX, dan X). sebagian sel memiliki mikrofili yang seperti rambut pada tepi bebasnya impuls saraf dibangkitkan dan dikonduksi di sepanjang saraf fasial, glosofaringeal, dan vagus sebelum bersinaps di medulla serta thalamus. Saraf-saraf ini bermuara di area pengecapan di lobus parietal di mana pengecapan dipersepsikan.

Gambar 5.19 Struktur kuncup pengecapan. A. Bagian Papila B. Kuncup Pengecapan (diperbesar).

22