Tugas Akhir, Kumpulan Paper

16
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEWARAAN KUMPULAN PAPER MATERI OLEH WADI OPSIMA KELOMPOK VII (TUJUH) (O111 13 310) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

description

Pendidikan Kewarganegaraan

Transcript of Tugas Akhir, Kumpulan Paper

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEWARAANKUMPULAN PAPER MATERI

OLEHWADI OPSIMAKELOMPOK VII (TUJUH)(O111 13 310)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013

ASPEK EPISTEMOLOGIS PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATEpistemologis berasal dari bahasa yunani, yaitu Episteme berarti pengetahuan atau kebanaran, logos berarti pikiran, kata atau teori. Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmu atau science of science.Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi, yaitu:1. Tentang sumber pengetahuan manusia;2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;3. Tentang watak pengetahuan manusia.Mengenai susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti sila-sila Pancasila itu. Susunan sila-sila Pancasila bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal, yang memiliki arti sebagai berikut:1. Sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya;2. Sila kedua didasari sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila ketiga, keempat, dan kelima;3. Sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama, kedua serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima;4. Sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga serta mendasari dan menjiwai sila kelima; 5. Sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempa.Susunan Pancasila memiliki sistem logis, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Dasar-dasar rasional logis Pancasila juga menyangkut kualitas dan kuantitasnya serta menyangkut isi arti sila-sila Pancasila tersebut. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan landasan kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada intuisi. Sesuai dengan sila pertama Pancasila, epistemologis Pancasila mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak, hal ini sebagai tingkat kebenaran yang tertinggi.

DIMENSI REALITAS PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONALIstilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham.Suatu ideologi harus mampu menghadapi segala bentuk tantangan dan hambatan serta perkembangan dari dalam negeri maupun perkembangan global. Pancasila sebagai suatu ideologi tidak akan menutup rapat-rapat terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada era globalisasi dan era informasi. Oleh sebab itu, Pancasila harus menjadi ideologi terbuka, artinya Pancasila harus membuka diri terhadap perubahan dan tuntutan perkembangan zaman. Pancasila memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi relitas, dimensi idelisme dan dimensi fleksibilitas. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi tersebut harus bersumber dari kenyataan hidup yang ada di masyarakat, sehingga masyarakat merasakan dan menghayati ideologi tersebut, karena digali dan dirumuskan dari budaya sendiri. Pada gilirannya nanti akan merasa memiliki dan berusaha mempertahankannya. Ideologi Pancasila benar-benar mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Pancasila digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur tersebut merupakan kenyataan yang ada dan hidup dalam masyarakat. Dengan demikian bangsa Indonesia betul-betul merasakan dan menghayati nilai-nilai tersebut dan tentunya akan berusaha untuk mempertahankannya.

KETERKAITAN INTEGRASI NASIONAL DAN IDENTITAS NASIONALIntegrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Disatu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, Namun, selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.Contoh-contoh pendorong integrasi nasional : Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang; Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia; Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit; Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa; Adanya rasa senasib dan sepenanggungan; Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya kedamaian.Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen.Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakekatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan tentram.

DINAMIKA PELAKSANAAN UUD 1945 AMANDEMENA. Pelaksanan UUD 1945 Pada Masa Awal KemerdekaanPada masa ini sistem pemerintahan berdasarkan UUD 1945 belum dapat dilaksanakan. Pada tahun ini di bentuklah DPA sementara, sedangkan DPR dan MPR belum dapatdibentuk karena harus melalui pemilu. Waktu itu masih di berlakukan pasal aturan peralihan pasal IV yang menyatakan, Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-Undang Dasar, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden denganbantuan sebuah komite nasional.B. Pelaksanaan UUD Pada Masa Orde LamaSejak dikeluarkannya dekrit presiden, mulai berkuasa kekuasaan orde lama yang secara ideologis banyak dipengaruhi oleh faham komunisme. Penyimpanagan ideologis tersebut berakibat pada penyimpangan konstitusional seperti Indonesia diarahkan menjadi demokrasi terpimpin dan bersifat otoriter yang jelas menyimpang dari apa yang tercantum dalam UUD 1945. Puncaknya adalah adanya pemberontakan G30S.PKI yang berhasil dihentikan oleh generasi muda Indonesia dengan menyampaikan Tritula (Tri tuntutan Rakyat) yang isisnya:1. Bubarkan PKI.2. Bersihkan cabinet dari unsure-unsur KPI.3. Turunkan harga/perbaikan ekonomi.C. Pelaksanaan UUD 1945 Masa Orde BaruPada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun, pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni, terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat dijadikan beban rakyat Indonesia) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancur hutan dan sumber alam kita.

D. Pelaksanaan UUD 1945 Masa Reformasi Masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto sampai tahun 1998 membuat pemerintahan Indonesia tidak mengamanatkan nilai-nilai demokrasi seperti yang tercantum dalam Pancasila, bahkan juga tidak mencerminkan pelaksanaan demokrasi atas dasar norma-norma dan pasal-pasal UUD 1945. Pemerintahan dicemari korupsi, kolusi dan nepotisme(KKN). Keadaan tersebut membuat rakyat Indonesia semakin menderita.Terutama karena adanya krisis moneter yang melanda Indonesia yang membuat perekonomian Indonesia hancur. Hal itu menyebabkan munculnya berbagai gerakan masyarakat yang dipelopori oleh generasi muda Indonesia terutama mahasiswa sebagai gerakan moral yang menuntut adanya reformasi disegala bidang Negara. POLITIK PEMBANGUNAN NASIONAL DAN MANAJEMEN NASIONALMakna Pembangunan Nasional Pembangunan Nasional merupakan suatu usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Visi Pembangunan Nasional 1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang aman bersatu, rukun, dan damai;2. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan Negara yang menjunjung tinggi hukun, kesetaraan dan hak asasi manusia; serta 3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak, serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yangberkelanjutan. Misi Pembanggunan Nasional1. Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai;2. Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis; serta3. Mewujudkan Indonesia yang sejahtera. Strategi Pokok Pembangunan1. Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan padasystem ketatanegaran yang dilandasi denagn berdirinya Negarakebangsaan Indonesia, yang meliputi Pancasila, UUD 1945, tetap tegaknya NKRI, serta tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.2. Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan UUD 1945.

Manajemen NasionalManajemen nasional pasa dasarnya merupakan sebuah sistem, pembahasannya bersifat komperehensif-strategis-integral.Orientasinya adalah pada penemuan dan pengenalan factor-faktor strategis secara menyeluruh dan terpadu. Sistem manajemen nasional merupakan perpaduan antara nilai, struktur, dan proses untuk mencapai kehematan, daya guna, dan nasional demi mencapai tujuan nasional.

DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA1. Demokrasi Liberal (17 Agustus 1950 5 Juli 1959) Demokrasi Liberal lebih sering disebut sebagai Demokrasi Parlementer. Pada tanggal 17 Agustus 1945 (Setelah Kemerdekaan Indonesia), Ir. Soekarno yang menjadi Ketua PPKI dipercaya menjadi Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945, Ir. Soekarno dilantik oleh Kasman Singodimedjo menjadi presiden Republik Indonesia pertama beserta wakilnya yaitu Muhammad Hatta. Bersamaan dengan itu, dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). 2. Demokrasi Terpimpin (5 Juli 1959 11 Maret 1966)Dalam Demokrasi Terpimpin ini menggunakan sistem presidensial. Dalam sistem presidensial ini mempunyai dua hal yang perlu diingat yaitu: Kedudukan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, dan Para menteri bertanggung jawa kepada presiden.3. Demokrasi Pancasila Orde Baru (Maret 1966 21 Mei 1998)Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai oleh sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berKetuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Beberapa perumusan tentang demokrasi pancasila sebagai berikut : 1. Demokrasi dalam bidang politik pada hakikatnya adalah menegakkan kembali azas negara hukum dan kepastian hukum. 2. Demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakekatnya adalah kehidupan yang layak bagi semua warga negara.3. Demokrasi dalam bidang hukum pada hakekatnya membawa pengakuan dan perlindungan HAM, peradilan yang bebas tidak memihak.4. Demokrasi Reformasi (21 Mei 1998 - Sekarang)Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan penyempurnaan. Meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.

KEWAJIBAN ASASI MANUSIAKewajiban adalah keharusan moral untuk mengerjakan atau meninggalkan suatu pekerjaan, sedangkan perbedaan kewajiban adalah sebagai berikut:1. Kewajiban Perintah (Affirmatif), yaitu menuntut dilakanakannya suatu perbuatan.2. Kewajiban Larangan (Negatif), yaitu menuntut ditinggalkannya perbuatan/tindakan.

Kewajiban dalam pasal-pasal UUD 1945, yaitu: Wajib membayar pajak; Wajib menghormati orang lain yang berbeda agama, toleransi, dan kerukunanberagama; Wajib menghormati orang lain; Wajib membela negara, jika saatnya diperlukan secara fisik dan mental ideologi.

Implementasi Kewajiban Asasi Manusia dalam sila-sila Pancasila, yaitu:1. Sila Pertama, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing;2. Sila Kedua, saling membantu, saling menolong, dan bekerja sama dengan sesama manusia;3. Sila Ketiga, mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan golongan, suku, agama, kelompok, atau pribadi;4. Sila Keempat, patuh dan taat kepada rambu-rambu hukum dalam kehidupan demokrasi;5. Sila Kelima, melakukan kontrol sosial kepada para pembimbing Negara baik formal maupun nonforamal demi kepentingan bersama.

PROBLEM STATUS KEWARGNEGARAANDalam hubungan antar negara seorang dapat pindah tempat dan berdomisili dinegara lain karena urusan tertentu baik atas nama pribadi, LSM ataupun karena tugas-tugas negara, kemudian melahirkan anaknya dinegara tersebut, maka kewarganegaraan anak tersebut tergantung pada asas yang berlaku di negara tempat kelahirannya sesuai peraturan perundangan yang berlaku, terkadang sebaliknya tidak tergantung pada negara tersebut juga tidak tergantung pada negara asal. Asas yang dianut oleh suatu negara dengan negara lain pun berbeda. Asas kelahiran (Ius Soli) adalah penentu status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang. Asas keturunan (Ius Sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan pertalian darah atau keturunan. Kondisi demikian menimbulkan persoalan status kewarganegaraan seseorang, apabila diterapkan secara tegas dalam suatu Negara, akan mengakibatkan status kewarganegaraan seseorang menjadi sebagai berukut: Bipatride, seseorang akan mendapatkan kewarganegaraan ganda apabila berasal dari orang tua yang Negara asalnya menganut asas ius sanguinis, sedangkan empat ia lahir menganut asas ius soli.Bipatride timbul karena menurut aturan kedua negara diakui status kewarganegaraannya. Misalkan Ari dan Afi adalah suami isteri yang berkewarganegaraan A yang menganut asas sangiunis, mereka berdomisili di negara B yang menganut asas ius soli, kemudian melahirkan anaknya C. C oleh negara A diakui karena keturunan bangsa A dan diakui negara B karena lahir dalam wilayah negara B. Apatride, yaitu seseorang tidak mendapatkan kewarganegaraan disebabkan oleh orang terebut lahir di sebuah Negara yang menganut asas ius sanguinis.Apatride timbul apabila karena menurut aturan kedua negara tidak diakui sebagai warganegara. Misalkan Ari dan Afi adalah suami isteri yang berkewarganegaraan A yang menganut asas soli, mereka berdomisili di negara B yang menganut asas ius sangiunis, kemudian melahirkan anaknya C. C oleh negara A tidak diakui karena tidak lahir dalam wilayah negara A dan tidak diakui negara B karena bukan keturunan bangsa B. Multipatride, yaitu seseorang yang tinggal diperbatasan.Multipatride timbul karena sesuatu dan lain hal seseorang selalu berurusan dengan negara ataupun unsur-unsur lain dalam suatu negara dan sering berpindah wilayah domisilinya. Dalam hukum internasional multipatride dianggap mengganggu sistem kewarganegaraan suatu negara.GEOPOLITIK DAN HUKUM KEWILAYAHANHukum Laut dan PerkembangannyaHakikat laut adalah, sebagai berikut: Bebas, merdeka dan bergerak, serta relatif tetap dan tidak mudah dirusak; Datar dan terbuka, serta tidak dapat dipakai sembunyi; Tidak dapat dikuasai secara mutlak (tidak dapat dikaveling, sulit diberi tanda); Media untuk bermacam-macam alat angkut, terutama yang bervolume besarDari hakikat tersebut, timbulah falsafah hukum laut yang berbuntut pada perebutan wilayah laut, yaitu Res Nullius, yaitu laut tidak ada yang memiliki, karena itu dapat diambil dan dimiliki setiap negara; Res Communis, yaitu laut milik masyarakat dunia, karena itu tidak dapat diambil/dimiliki oleh setiap negaraAda beberapa masalah yang menyangkut hukum laut, antara lain: Laut Teritorial/ Laut Wilayah, wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil dari garis pangkal/ garis dasar. Perairan pedalaman, wilayah laut sebelah dalam dari daratan/ sebelah dalam dari GP. Zona Tambahan, wilayah laut yang lebarnya tidak boleh melebihi 12 mil dari laut territorial. Zona Ekonomi Eksklusif, wilayah laut yang tidak melebihi 200 mil dari GP. Landas Kontinen, wilayah laut Negara pantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya, terletak di luar laut teritorial sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah.. Laut Lepas, dikenal pula sebagai laut bebas/ laut internasional, wilayah laut > 200 mil dari Garis Pangkal.Hukum Dirgantara dan PerkembanganRuang dirgantara dapat dibagi menjadi dua, yaitu ruang udara dan ruang antariksa. Beberapa teori yang menjadi polemik para hukum, yaitu:1. Teori Udara Bebas, bahwa Ruang Udara Bebas dapat digunakan siapa saja..2. Teori Negara berdaulat di udara, bahwa negara kolong berdaulat penuh tanpa batas ke atas. 3. Masalah Ketinggian. Sampai kini masih belum ada kesepakatan (tahun 1910 pernah ditentukan batas ketinggian kurang lebih 500 km4. Batas Wilayah Udara. 5. Perjanjian Ruang Antariksa6. Penggunaan damai bagi antariksa. Antariksa dan badan-badannya dianggap menjadi wilayah internasional.KETAHANAN NASIONAL SEBAGAGI PERWUJUDAN GEOSTRATEGI INDONESIAKetahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Hakikat ketahanan nasional adalah keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup dan tujuan negara.Sifat Ketahanan Nasional Indonesia, yaitu manunggal; mawas ke dalam; kewibawaan; berubah menurut waktu; tidak membenarkan sikap adu kckuasaan dan aciu kekuatan; percaya pada diri sendiri; serta tidak bergantung pada pihak lain.Konsepsi Dasar Ketahanan Nasonal, yaitu Model Astagatra Model ini merupakan perangkal hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya; Model Morgenthau, Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra cukup banyak; Model Alfred Thayer, Model Cline, menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik yang wilayahnya besar dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya, suatu negara dengan wilayah yang besar, tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.Komponen Strategi Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini. Trigatra, komponen strategi trigatra ialah gatra geogiafi, sumber kekayaan alam, dan penduduk. Trigatra merupakan kelompok gatra yang tangible atau bersifat kehidupan alamiah. Pancagatra, komponen strategi pancagatra adalah gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Pancagatra merupakan kelompok gatra yang intangible atau bersifat kehidupan sosial.