Tugas Proyeksi Peta3 - Paper Akhir

download Tugas Proyeksi Peta3 - Paper Akhir

of 13

Transcript of Tugas Proyeksi Peta3 - Paper Akhir

TUGAS MATA KULIAH PROYEKSI PETA

MODIFIKASI DATABASE ER MAPPER 7.1 UNTUK TRANSFORMASI PROYEKSI UTM KE TM3 BPN(Studi Kasus : Citra Google Earth Kampus Fakultas Teknik UGM)

Disusun Oleh : Dany Puguh Laksono 07/256988/TK/33449

JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah kami sanjungkan kepada Allah subhanahu wa taala. Kami memujiNya, meminta perlindungan kepadaNya, dan memohon ampun. Dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, beserta keluarga, para shahabatnya, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jalannya hingga akhir zaman. Makalah MODIFIKASI DATABASE ER MAPPER 7.1 UNTUK TRANSFORMASI PROYEKSI UTM KE TM3 BPN (Studi Kasus : Citra Google Earth Kampus Fakultas Teknik UGM) ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Proyeksi Peta pada semester V Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ungkapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Oseanografi Fisis, Bapak Ir. Gondang Riyadi, yang telah memberikan materi kuliah kepada kami sebagaimana yang kami harapkan. Demikian pula kepada pihak-pihak lain yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, kami mengucapkan terima kasih. Besar harapan kami agar penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat, baik bagi diri kami sendiri maupun bagi pihak-pihak lain yang ingin mengambil manfaat darinya. Kritik dan saran kami harapkan atas berbagai kekurangan dalam makalah ini.

Yogyakarta, 5 Januari 2010

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ii DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1 I.1. Latar Belakang ................................................................................................................................. 1 I.2. Maksud dan Tujuan ......................................................................................................................... 1 I.3. Landasan Teori................................................................................................................................. 1 BAB II : PELAKSANAAN ....................................................................................................................... 3 II.1. Rektifikasi Citra Google Earth dalam Sistem UTM ...................................................................... 3 II.2. Modifikasi Database ER Mapper ................................................................................................... 4 II.3. Transformasi Citra Koordinat UTM ke koordinat TM3BPN ....................................................... 6 BAB III : PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 8 BAB IV : PENUTUP .................................................................................................................................. 9 IV.1. Kesimpulan..................................................................................................................................... 9 IV.2. Saran .............................................................................................................................................. 9 DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................................................. 10

iii

BAB I : PENDAHULUANI.1. Latar BelakangDi Indonesia, terdapat berbagai jenis proyeksi peta yang digunakan oleh instansi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Sebagai contoh, Bakosurtanal menggunakan peta topografi dengan proyeksi peta UTM dengan referensi WGS 84; BPN menggunakan TM 3o untuk peta-peta pendaftaran tanah; Jawatan Topografi AD menggunakan proyeksi peta Mercator/LCO; dan lain sebagainya. Dalam prakteknya, seringkali dibutuhkan peta dari berbagai instansi yang ada. Dengan kata lain, dibutuhkan adanya transformasi antar proyeksi peta, hal yang mana memerlukan pekerjaan tambahan yang rumit. Dengan kemajuan teknologi, proses transformasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak yang tersedia di pasaran. Demikian pula, pilihan sumber data yang digunakan juga semakin banyak, seperti citra satelit atau foto udara. Salah satu perangkat lunak yang sering digunakan adalah ER Mapper. ER Mapper, selain memiliki berbagai kemampuan untuk mengolah citra, juga dapat melakukan transformasi koordinat citra yang diinginkan dari satu sistem proyeksi ke sistem proyeksi lainnya. Namun, tidak semua sistem proyeksi tersedia dalam database ER Mapper, terutama sistem proyeksi yang bersifat lokal seperti TM3BPN. Karenanya, diperlukan modifikasi database ER Mapper agar perangkat lunak ini dapat melakukan transformasi dari dan ke sistem proyeksi TM3BPN, dan pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti sebagai data pendukung untuk pembuatan peta pendaftaran tanah, dan lain sebagainya.

I.2. Maksud dan TujuanPenyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apakah ER Mapper dapat digunakan untuk melakukan transformasi koordinat dalam koordinat lokal TM3o BPN. Dengan memanfaatkan data citra Google Earth yang direktifikasi pada sistem proyeksi UTM sebagai data sumbernya. Lebih lanjut kemudian dapat diketahui apakah dapat dilakukan transformasi koordinat dari citra/sumber lain yang memiliki koordinat UTM maupun dari citra yang memiliki koordinat lainnya ke dalam sistem koordinat TM3 BPN.

I.3. Landasan TeoriI.3.a. Proyeksi TM3o BPN Proyeksi Transverse Mercator 3o yang digunakan BPN sebenarnya memiliki banyak kesamaan dengan proyeksi UTM (Universal Transvese Mercator). Karakteristik proyeksi TM3 antara lain : konform, bidang proyeksi berupa silinder, arah proyeksi tegak lurus dengan sumbu bumi (transverse), dan bidang proyeksi memotong model bumi pada dua buah meridiannya (secant). Sebagaimana proyeksi UTM, ellipsoid referensi pada proyeksi TM3BPN juga menggunakan ellipsoid WGS 84 (a = 6378137; 1/f = 298.2572221). perbedaannya terletak pada faktor skala di meridian tengah, yaitu k = 0.9999, dengan lebar tiap zonanya = 3o.

1

KU6o LU

T = 200.000U=2.166.000314 313

0o Meridian tengah

Ekuator

U = 1.500.000

002

Proyeksi TM3 BPN

001

11o LS

01

02

55

56

U=282.000

T=32.000

106 30 BT Zone 48.2

o

T=368.000

Tiap zone proyeksi TM3BPN memiliki sumbu koordinat sendiri. Sumbu-X adalah Ekuator, sumbu-Y adalah meridian tengah tiap zone, dan titik nol merupakan perpotongan meridian tengah dengan ekuator. Sistem ini memiliki Absis semu (False Easting) = 200.000 pada sumbu-X dan Ordinat Semu (False Northing) = 1.500.000 pada sumbu-Y nya. Wilayah Indonesia dibagi menjadi 16 zone. Mulai dari meridian 93 BT sampai 141 BT dengan batas garis lintang 6 LU sampai 11LS, serta tercakup dalam zone nomer 46.2 s/d 54.1. pembagiannya sebagaimana dalam tabel berikut : Zone 46.2 47.1 47.2 48.1 48.2 49.1 49.2 50.1 Batas Meridian 93 - 96 96 - 99 99 - 102 102 - 105 105 - 108 108 - 111 111 - 114 114 - 117 Meridian Tengah 9430 9730 10030 10330 10630 10930 11230 11530 Zone 50.2 51.1 51.2 52.1 52.2 53.1 53.2 54.1 Batas Meridian 117 - 120 120 - 123 123 - 126 126 - 129 129 - 132 132 - 135 135 - 138 138 - 141 Meridian Tengah 11830 12130 12430 12730 13030 13330 13630 13930

I.3.b. Earth Resource Mapper (ER Mapper). ER Mapper merupakan perangkat lunak yang dibuat oleh Earth Resource Mapping Ltd. ER Mapper memiliki berbagai kemampuan yang dibutuhkan untuk mengolah citra penginderaan jauh, foto udara, maupun berbagai format lainnya. Diantara berbagai fungsi yang tersedia pada ER Mapper adalah kemampuannya untuk melakukan transformasi dari satu sistem proyeksi ke sistem proyeksi lainnya, yang tercakup dalam fungsi Map to Map reprojection Geocoding Wizard. Ratusan sistem proyeksi peta seluruh dunia yang tersimpan dalam database sistem proyeksi peta ER Mapper tersedia. Namun demikian, masih banyak lagi sistem proyeksi lokal (seperti TM3BPN yang digunakan di Indonesia) yang belum tersedia dalam database tersebut, sehingga untuk melakukan transformasi dari dan ke sistem proyeksi lokal tersebut, harus menggunakan cara manual untuk melakukan transformasi dengan memodifikasi databasenya tersebut.

2

BAB II : PELAKSANAANII.1. Rektifikasi Citra Google Earth dalam Sistem UTM1. Menggunakan Google Earth untuk memperoleh citra daerah kampus Fakultas Teknik UGM. Untuk memudahkan rektifikasi, dari Google Earth diambil dua buah citra pada daerah yang sama, dengan salah satunya dilengkapi dengan grid (pada Google Earth dapat dilakukan dengan menekan shortcut Ctrl+L). Hasilnya kemudian disimpan (Ctrl+Alt+S) dengan nama teknik.jpg dan teknik_grid.jpg.

2. Membuka Software ER Mapper, kemudian memilih menu Utilities->Geocoding Wizard, atau mengklik icon Geocoding Wizard pada menu utama. Pada jendela yang muncul, dipilih file teknik_grid.jpg dari Google Earth sebagai Input File, sedangkan pada Geocoding Type dipilih Polynomial.

3. Selanjutnya, pada tab kedua (Polynomial Setup), pada Polynomial Order dipilih Linear, ini akan memudahkan rektifikasi karena hanya membutuhkan minimum 3 titik saja. Untuk hasil yang lebih teliti dapat digunakan orde yang lebih tinggi. Selanjutnya, tab keempat (GCP Setup), output sistem dimasukkan WGS84 dan SUTM49 sebagai datum dan sistem proyeksi target rektifikasi.

3

4. Pada Tab GCP Edit, diinputkan koordinat pixel dan koordinat lintang dan bujur titik sesuai dengan grid yang ada pada tabel yang tersedia. Dalam hal ini digunakan 4 buah titik pada perimeter citra sehingga diperoleh nilai rms minimum. Terakhir, pada tab Rectify, dimasukkan nama file hasil rektifikasi (grid_kampus_rectified.ers)dan ditekan Save File and Start Rectification. Citra hasil rektifikasi ini sudah berada dalam koordinat UTM.

II.2. Modifikasi Database ER Mapper1. Database untuk bermacam jenis proyeksi peta terdapat pada folder GDT_DATA pada folder instalasi ER Mapper. Di dalamnya terdapat berbagai macam proyeksi sesuai dengan karakteristiknya. Untuk menambahkan proyeksi TM3BPN, file yang akan dirubah adalah project.dat dan tranmerc.dat, sesuai dengan namnya masing-masing. File project.dat berisi keterangan mengenai proyeksi dan jenisnya, sedangkan tranmerc.dat berisi karakteristik proyeksiproyeksi Transverse Mercator (sumbu tegak lurus sumbu bumi, bangun proyeksi silinder).

4

2. Agar aman dalam pengeditan, kedua file tersebut diduplikat dan diganti namanya (misalnya menjadi project.ori dan tranmerc.ori) atau dipindahkan ke folder lain. Untuk melihat isi file tersebut dapat menggunakan Notepad atau spreadsheet seperti Microsoft Excel (menggunakan fungsi Text to Column). Dari sana kemudian dapat diketahui apa saja yang perlu ditambahkan pada file tersebut sesuai dengan karakteristik proyeksi TM3.

3. Dapat dilihat, file tranmerc.dat berisi : nama proyeksi (TM3_masing-masing zone), false northing (TM3 = 1.500.000), false easting (TM3 = 200.000), faktor skala (TM3 = 0.9999), meridian tengah (berbedabeda tiap zonenya), bujur tengah (TM3 = 0), radius bola bumi/sumbu panjang ellipsoid (WGS84 = 6378137.0), eksentrisitas (WGS84 = 0.08181919), penggepengan/flattening (WGS84 = 298.2572), dan meridian standar (mengacu pada file yang berisi daftar meridian standar. Angka 1 mewakili meridian Greenwich). Sedangkan file project.dat berisi : nama proyeksi, tipe (dalam hal ini = tranmerc/transverse mercator), faktor meter (mengacu pada file yang berisi daftar satuan jarak. Angka 1 mewakili meter), radius, eksentiritas ellipsoid, penggepengan, dan meridian standar. Untuk mempermudah, hitungan dapat dibuat terlebih dahulu dengan Microsoft Excel (meridian tengah tiap zone -dilihat di tabel- dalam satuan radian), baru kemudian dipindahkan ke file aslinya. Baris-baris yang ditambahkan adalah sebagai berikut :

5

II.3. Transformasi Citra Koordinat UTM ke koordinat TM3BPN1. Sama seperti langkah kerja pada rektifikasi, transformasi koordinat UTM ke koordinat TM3BPN menggunakan fungsi Geocoding Wizard pada ER Mapper. Pada dialog box Geocoding wizard, dipilih Input File dari hasil rektifikasi sebelumnya yang sudah berkoordinat UTM (grid_kampus_rectified.ers), sedangkan Geocoding Type dipilih Map to map reprojection.

6

2. Langkah kedua (Map to Map Setup), pada Output Coordinate Space dipilih WGS84 dan proyeksi TM3_49_1. selanjutnya pada tab terakhir, tinggal memasukkan nama file baru yang berkoordinat TM3 (disini grid_kampus_tm3.ers), kemudian diklik Save File and Start Rectification.

3. Hasilnya adalah citra kampus Fakultas Teknik UGM yang sudah dalam koordinat TM3BPN.

3. Untuk memperoleh citra dalam koordinat TM3BPN tanpa grid, dapat dilakukan dengan Geocoding, dengan menjadikan file teknik.jpg sebagai Input File (diperoleh dari Google Earth pada langkah pertama, menunjukkan area yang sama dengan file teknik_grid.jpg namun tanpa grid), Geocoding Method : Polynomial atau Orthorectification, dan file grid_kampus_tm3.ers sebagai Geocoded Image pada GCP edit. Dengan demikian, citra teknik.jpg tersebut akan direktifikasi berdasarkan sistem proyeksi pada citra yang sudah dalam koordinat TM3BPN.

7

BAB III : PEMBAHASANPerbandingan hasil Citra Kampus Teknik sebelum dan sesudah transformasi adalah sebagai berikut : Sistem Proyeksi UTM Sistem Proyeksi TM3BPN

Tampak bahwa citra pada sistem proyeksi TM3BPN hanya sedikit terdistorsi dibandingkan dengan citra pada koordinat UTM, hal ini disebabkan oleh karena kemiripan karakteristik dari kedua sistem tersebut, serta Area Of Interest pada citra yang relatif sempit, sehingga efek distrosi sebagai akibat transformasi tidak terlalu jelas terlihat. Namun dapat dilihat bahwa koordinat titik yang sama (pojok gedung Teknik Geodesi) memberikan koordinat yang berbeda secara signifikan untuk masing-masing sistem proyeksi. Hal ini membuktikan bahwa transformasi telah berhasil dilakukan. Ketelitian hasil transfomasi ini diantaranya dipengaruhi oleh ketelitian citra awal (Google Earth), metode transformasi (orde polinomial yang digunakan), serta jumlah dan persebaran titik kontrol.

8

BAB IV : PENUTUPIV.1. KesimpulanDengan memodifikasi database pada ER Mapper, maka dapat dilakukan penambahan sistem proyeksi yang belum terdapat pada database proyeksi ER Mapper. Dengan adanya penambahan tersebut, maka transformasi dari dan ke sistem proyeksi tersebut menjadi mungkin. Salah satu proyeksi lokal yang bisa ditambahkan adalah proyeksi TM3 BPN yang digunakan untuk peta-peta pendaftaran tanah di Indonesia. Dengan demikian, apabila tersedia citra dalam koordinat UTM, maka dengan melakukan transformasi dapat diperoleh citra dalam koordinat TM3. Selanjutnya, dengan menggunakan citra dalam sistem koordinat TM3 tersebut, dapat dilakukan berbagai proses untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam kondisi ideal, citra tersebut akan dapat digunakan sebagai peta dasar untuk peta pendaftaran tanah. Ditambah dengan ketersediaan sumber data yang cukup memadai dan murah dengan menggunakan Google Earth, maka akan dapat mengoptimalisasikan pembuatan peta-peta pendaftaran tanah di Indonesia. Namun hal ini berpulang kepada ketelitian citra hasil transformasi tersebut dan skala peta yang dihasilkannya. Ketelitian tersebut dipengaruhi oleh ketelitian citra dasar (dalam kasus ini adalah citra dari Google Earth), model transformasi yang digunakan (misal polinom orde 1,2 atau 3), serta jumlah dan persebaran titik-titik yang dijadikan sebagai titik sekutu. Dari hasil yang diperoleh, maka terbuka kemungkinan untuk memasukkan sistem proyeksi lain yang ada di Indonesia yang belum tercakup dalam database ER Mapper, misalnya proyeksi Polieder. Dengan demikian, apabila tersedia citra suatu daerah pada salah satu sistem proyeksi, maka transformasi antar sistem proyeksi yang berbeda akan relatif lebih mudah dilakukan. Lebih lanjut maka akan terbuka jalan untuk menyatukan berbagai sistem proyeksi yang ada di Indonesia, tentu saja dengan beberapa catatan, seperti tersedianya data dalam bentuk citra digital, ketelitian hasil transformasi yang memadai, dan seterusnya.

IV.2. SaranDiperlukan kajian lebih lanjut mengenai hasil transformasi citra dari koordinat UTM ke koordinat TM3BPN untuk aplikasi praktis yang lebih jauh. Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah ketelitian hasil transformasi dan kontrol kualitasnya. Disamping itu juga perlu diketahui skala peta dapat yang dihasilkan dengan data dasar citra tersebut. Sehingga dapat ditentukan parameter untuk menjadikan citra hasil transformasi tersebut berdayaguna, misalnya digunakan sebagai data dasar dalam pembuatan peta pendaftaran tanah, dan lain sebagainya. Disamping itu juga diperlukan kajian mengenai penambahan sistem proyeksi lain dalam database ER Mapper dan bagaimana hasil transformasi tersebut. Apabila ternyata hasil yang didapatkan cukup memuaskan, maka hal tersebut akan memudahkan dalam berbagai pekerjaan yang membutuhkan transformasi koordinat yang rumit, terutama dengan data dasar berupa citra penginderaan jauh atau foto udara.

9

DAFTAR RUJUKAN Erdas Communities, Custom Projection in ER Mapper 7.2, http://community.erdas.com/forums/11.aspx. Laboratory of Computer Cartography University Of Turku, Importing Perus Maps in ER Mapper. http://vanha.sci.utu.fi/kartografia/compcart/Instructions/. Prihandito, Aryono. 1988. Proyeksi Peta. Penerbit Kanisius, Yogyakarta Wisnu, Gunawan, Setting Proyeksi TM3 di ER Mapper 7.1, http://www.gunawanwisnu.web.ugm.ac.id/blog/ Wisnu, Gunawan, Register Image dari Google Earth dengan ArcGIS 9.2, http://www.gunawanwisnu.web.ugm.ac.id/blog/

10