Tugas 1b Customer 21070112140107 Cynara Kezia
-
Upload
cynarakezia -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
description
Transcript of Tugas 1b Customer 21070112140107 Cynara Kezia
Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan
Cynara Kezia Yedida
Mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro Semarang
NIM : 2107011214107
Pelanggan / Customer
Pelanggan menurut Cambridge International Dictionaries dalam Lupiyoadi
(2001:143), adalah “a person who buys goods or a services” atau pelanggan adalah seseorang
yang membeli barang dan jasa. Sementara menurut Webster’s 1928 Dictionary dalam
Lupiyoadi (2001:143) pelanggan adalah “one who frequents any place of sale for producing
what he wants ...”. (Pelanggan adalah seseorang yang beberapa kali datang ke tempat yang
sama untuk memenuhi apa yang diinginkan..).
Jadi, dengan kata lain pelanggan merupakan seseorang yang secara berulang kali
datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu
produk atau mendapatkan jasa dengan membayar produk atau jasa tersebut.
Nilai Pelanggan / Customer
Istilah nilai (value) digunakan sebagai konteks yang berbeda. Menurut Woodruff
(1997:142), Customer Value adalah pilihan yang dirasakan pelanggan dan evaluasi terhadap
atribut produk dan jasa, kinerja atribut dan konsekuensi yang timbul dari penggunaan produk
untuk mencapai tujuan dan maksud konsumen ketika menggunakan produk. Woodruff juga
mendefinisikan Customer Value sebagai persepsi pelanggan terhadap konsekuensi yang
diinginkannya dari penggunaan suatu produk/jasa. Customer Value dapat dijabarkan sebagai
preferensi yang pelanggan rasakan terhadap ciri produk, kinerja, dan sejauh mana telah
memenuhi apa yang diinginkannya.
Menurut Slywotzky dalam Tjiptono (2005:144), customer value didasarkan pada
perspektif pelanggan atau organisasi bersangkutan, dengan mempertimbangkan keinginan
dan keyakinan pelanggan dari pembelian dan penggunaan suatu produk atau jasa. Zeithaml
dalam Tjiptono (2005:145), mendefinisikan nilai pelanggan sebagai penilaian keseluruhan
konsumen terhadap utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang
diterima dan apa yang diberikan. Pencarian nilai oleh pelanggan terhadap produk/jasa
perusahaan, kemudian menimbulkan teori yang disebut dengan customer delivered value,
yaitu besarnya selisih nilai yang diberikan oleh pelanggan terhadap produk/jasa perusahaan
yang ditawarkan kepadanya (customer value) dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh
pelanggan untuk memperoleh produk/jasa tersebut. (Kotler, 1997 dalam Lupiyoadi,
2001:144). Konsumen secara langsung atau tidak langsung akan memberikan penilaian
terhadap produk/jasa yang akan dibeli atau yang pernah dikonsumsinya. Evaluasi dilakukan
berdasarkan penilaian keseluruhan antara apa yang diterima dan dialami dibandingkan
dengan yang diharapkan.
Terdapat dua faktor utama yang dijadikan pedoman oleh konsumen, yaitu : layanan
yang diterima dan layanan yang diharapkan. Layanan yang pernah dialami ini akan menjadi
standar perbandingan akan layanan yang diterima sekarang. (Suryani, 2008:119). Kinerja
produk yang dirasakan pelanggan sama atau lebih besar dari yang diharapkan, yang dianggap
bernilai dapat memberikan kepuasan (Kotler, 2005:65). Nilai atribut adalah adalah
karakteristik-karakteristik yang ada dibenak dan dijelaskan oleh pelanggan. Nilai
konsekuensi adalah penilaian subyektif pelanggan sebagai konsekuensi dari penggunaan dan
pemanfaatan produk jasa.
Hirarki Nilai Pelanggan (Customer Value)
Menurut Woodruff (1997:142), hirarki nilai pelanggan (customer value) terdiri dari
tiga tingkatan yaitu :
1. Atribut produk atau jasa (product atributes), dasar hirariki yaitu pelanggan berfikir
mengenai produk atau jasa sebagai rangkaian dari atribut dan kinerja atribut
2. Konsekuensi produk dan jasa (product consequences), konsekuensi yang
diinginkan oleh pelanggan ketika informan membeli dan menggunakan produk dan
jasa.
3. Maksud dan tujuan pelanggan (customer’s goal and purposes), maksud dan tujuan
pelanggan yang dicapai melalui konsekuensi tertentu dari penggunaan produk jasa.
Dimensi Faktor Nilai Pelanggan
Menurut Kotler & Armstrong (2001:295) Customer Value atau nilai pelanggan adalah
selisih nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total dimana nilai pelanggan total adalah
sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu dan
biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang
dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan membuang produk atau
jasa. Tingkat persepsi tentang nilai yang tinggi akan menghasilkan kepuasan dan loyalitas
pelanggan. Semakin tinggi persepsi nilai yang dirasakan oleh pelanggan maka semakin besar
kemungkinan terjadinya hubungan (transaksi). Persepsi tentang nilai pelanggan dapat diukur
dari nilai produk, nilai pelayanan, nilai personil, dan nilai citra (Kotler & Armstrong,
2001:296). Menurut Chodury, Reardon, dan Srivasta dalam Istijanto (2009:202), customer
value (nilai pelanggan) terdiri dari pelayanan, kualitas produk, suasana ritel, kenyamanan dan
harga. Menurut Sweeny dkk dalam Tjiptono ( 2005:298), nilai pelanggan terdiri dari empat
dimensi, yaitu :
- Emotional value, utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif/emosi positif
yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.
- Social value, utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk meningkatkan
konsep diri-sosial konsumen.
- Quality/performance value, utilitas yang didapat dari produk karena reduksi biaya
jangka pendek dan biaya jangka panjang.
- Price/value of money, utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kinerja yang
diharapkan dari suatu produk atau jasa.
Tipe Pelanggan
Sheth & Mittal dalam Tjiptono (2005:145), mengelompokkan tipe pelanggan kedalam
tiga kategori yaitu : user, buyer, dan payer. Kemudian tiga kategori ini diturunkan menjadi
sembilan tipe nilai pelanggan yaitu :
- Performance value, adalah kualitas hasil fisik dari penggunaan suatu produk/jasa.
Dengan kata lain, tipe ini mencerminkan kemampuan produk/jasa melaksanakan
fungsi fisik utamanya secara konsisten. Performance value terletak pada dan
berasal dari komponen fisik dan jasa.
- Social value, manfaat produk/jasa yang bertujuan untuk memuaskan keinginan
seseorang dalam mendapatkan pengakuan atau kebanggan sosial. Pelanggan yang
mengutamakan social value akan memilih produk/jasa yang mengkomunikasikan
citra yang selaras dengan teman-temannya atau menyampaikan citra sosial yang
ingin ditampilkannya.
- Emotional value, kesenangan dan kepuasan emosional yang didapatkan user dari
produk/jasa.
- Price value, harga yang fair dan biaya-biaya finansial lainnya yang berkaitan
dengan upaya mendapatkan produk/jasa.
- Credit value, berupa situasi terbebas dari keharusan membayar kas pada saat
membeli atau membayar dalam waktu dekat. Pada prinsipnya, nilai ini
menawarkan kenyamanan berkenaan dengan pembayaran.
- Financing value, penawaran syarat dan finansial skedul pembayaran yang lebih
longgar dan terjangkau.
- Service value, berupa bantuan yang diharapkan pelanggan berkaitan dengan
pembelian produk/jasa.
- Convinience value, berupa penghematan waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk
memperoleh produk/jasa.
- Personalization value, menerima produk/jasa disesuaikan dengan kondisi
pelanggan dan memberikan pengalaman positif dari pelanggan.
Kepuasan Konsumen
Kepuasan merupakan suatu respon emosi seseorang terhadap suatu hal yang tengah
dihadapinya. Emosi berarti menunjukkan perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu
hal.Kepuasan merupakan kebutuhan dasar yang dapat digambarkan sebagai suatu hal yang
menyenangkan. Sedangkan Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:75) definisi kepuasan adalah :
Respon atau tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan
penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang
menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi
konsumen. Arti dari kepuasan konsumen ini tidak lepas dari perilaku konsumen.
Sedangkan kepuasan menurut Kotler dan Armstrong (2001:9): Kepuasan konsumen
adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk
lebih rendah ketimbang harapan konsumen, maka pembelinya merasa puas atau amat gembira.
Konsumen yang merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka
sangat besar kemungkinannya untuk menjadi konsumen dalam waktu yang lama. Kepuasan
konsumen ini juga ada dorongan akan tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dewasa
ini yang semakin meningkat. Konsumen saat ini semakin kritis dan menuntut.Hal ini dapat
diketahui dari keluhan-keluhan komsumen pada kolom media cetak. Meskipun beberapa
penelitian menunjukkan bahwa informasi keluhan konsumen di media cetak tidak selalu dapat
menjadi patokan yang tetap untuk melihat perilaku konsumen yang mengeluh. Berdasarkan
beberapa pengertian diatas, pengertian kepuasan konsumen dalam penelitian ini mengacu pada
pendapat Wilkie (1994) yaitu merupakan respon emosional terhadap evaluasi pengalaman
mengkonsumsi produk, toko atau jasa. Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang
diperoleh setelah konsumen melakukan atau menikmati sesuatu dimana alternatif yang dipilih
sekurang-kurangnya memberi hasil sama atau melampaui harapan konsumen.
Kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui kualitas,pelayanan dan nilai. Kualitas
mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas akan mendorong
konsumen untuk menjalin hubungan yang erat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan
ini memungkinkan perusahaan untuk memahami harapan dan kebutuhan konsumen. Kepuasan
konsumen pada akhirnya akan menciptakan loyalitas konsumen kepada perusahaan yang
memberikan kualitas yang memuaskan mereka. Pelayanan konsumen tidak hanya sekedar
menjawab pertanyaan dan keluhan konsumen mengenai suatu produk atau jasa yang tidak
memuaskan mereka, namun lebih dari pemecahan yang timbul setelah pembelian.
Aspek-aspek kepuasan konsumen
Menurut pendapat Lovelock yang dikutip Tjiptono dalam Hutasoit (2011, hal 24), ada
beberapa aspek yang mempengaruhi kepuasan konsumen, meliputi :
- Kinerja (Performance), Karekteristik pokok dari suatu produk dan merupakan
kareteristik utama yang dipertimbangkan konsumen dala membeli suatu produk
- Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features), Dari fungsi dasar berkaitan
dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya, yaitu karakteristik skunder
atau pelengkap
- Keandalan (Reability), Kecilnya kemungkinan suatu barang atau jasa rusak atau
gagal fungsi dalam periode waktu tertentu dan kondisi tertentu
- Kesesuaian dengan spesifikasi (conformancetospecification), Sejauh mana
karekteristik desain dan operasi memenuhi standar yang ditetapkan sebelumnya
berdasarkan keinginanan konsumen
- Daya tahan (durability), Berkaitan dengan umur teknis dan umur produk
- Mudah diperbaiki (serviceability), Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan
- Estetika (aesthetics), Daya tarik produk menurut pengindraan konsumen,
misalnya model desain dan warna.
Wilkie (1994) menyatakan bahwa terdapat lima elemen pada kepuasan konsumen yaitu
expectations, performance, comparison, confirmation atau disconfirmation, dan discrepancy.
Faktor-faktor Kepuasan Konsumen
Richard Oliver (dalam Engel dkk, 1994) telah mempelopori penelitian dengan model
diskonfirmasi harapan. Konsumen melakukan pembelian dengan harapan produk sesuai apa yang
diharapkannya. Para peneliti mengidentifikasi tiga jenis harapan:
- Kinerja yang wajar. Suatu penilaian normatif yang mencerminkan kinerjabahwa
konsumen harus menerima sesuai dengan apa yang sudahdikeluarkannya.
- Kinerja yang ideal. Tingkat kinerja ideal yang optimum atau diharapkan.
- Kinerja yang diharapkan. Bagaimana kemungkinan kinerja nantinya.
Ketiga faktor kepuasan konsumen tersebut digunakan untuk membandingkan apa yang
diharapkan oleh konsumen. Kebanyakan peneliti memandang penilaian kepuasan konsumen ini
sebagai penilaian subjektif mengenai perbedaan antara harapan konsumen dengan kualitas
pelayanan yangdiberikan. Selain itu untuk melihat bahwa konsumen juga memanfaatkan
ataumenikmati evaluasi kinerja atau pelayanan yang diberikan untuk konsumen.
Menurut Lupyoadi (2001) Ada lima faktor dalam menentukan kepuasan konsumen yang
harus diperhatikan oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut :
- Kualitas produk, yaitu konsumenakan merasa puas bila hasil mereka
menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
- Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu konsumenakan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
- Emosi, yaitu konsumenakan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa
orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek
tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi sosial yang
membuat konsumen meresa puas terhadap merek tertentu.
- Harga, yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan
harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
konsumen.
- Biaya, yaitu konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung
puas terhadap produk atau jasa tersebut.
Tipe-Tipe Kepuasan Konsumen
Stauss & Neuhaus (dalam Tjiptono & Gregorius, 2005) membedakan tiga tipe kepuasan
dan dua tipe ketidakpuasan, yakni :
- Demanding customer satisfaction, Tipe ini merupakan tipe kepuasan yang aktif.
Adanya emosi positif dari konsumen, yakni optimisme dan kepercayaan.
- Stable customer satisfaction, Konsumen dengan tipe ini memiliki tingkat aspirasi
pasif dan perilaku yang menuntut. Emosi positifnya terhadap penyedia jasa
bercirikan steadiness dan trust dalam relasi yang terbina saat ini. Konsumen
menginginkan segala sesuatunya tetap sama.
- Resigned customer satisfaction, Konsumen dalam tipe ini juga merasa puas.
Namun, kepuasannya bukan disebabkan oleh pemenuhan harapan, namun lebih
didasarkan pada kesan bahwa tidak realistis untuk berharap lebih.
- Stable customer dissatisfaction, Konsumen dalam tipe ini tidak puas terhadap
kinerjanya, namun mereka cenderung tidak melakukan apa-apa.
- Demanding dissatisfaction, Tipe ini bercirikan tingkat aspirasi aktif dan perilaku
menuntut. Pada tingkat emosi, ketidakpuasannya menimbulkan protes dan
oposisi.
Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28530/4/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal
7 September 2015 pukul 19.00 WIB
http://digilib.uinsby.ac.id/384/4/Bab%202.pdf diakses pada tanggal 7 September 2015 pukul
19.00 WIB
http://e-journal.uajy.ac.id/2625/3/2EM16110.pdf diakses pada tanggal 7 September 2015 pukul
19.00 WIB
Khatimah, Husnul. ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
NASABAH