Minggu 1B (Pendahuluan)
-
Upload
julian-wiciardo -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of Minggu 1B (Pendahuluan)
Struktur Beton
1
PENDAHULUAN
Struktur Beton
2
Outline
• Contoh Elemen Struktur Beton Bertulang• Kelebihan dan Kekurangan Struktur Beton• Proses Desain• Keadaan Batas (Limit States)• Filosofi Disain• Pembebanan
Struktur Beton
3
Balok diperlukan untuk mentransfer beban lantai ketumpuan melalui aksi lentur.
Tegangan tarik lentur dan geser akan terbentuk dan harus diperhitungkan:
Balok Beton Bertulang
retak lentur tul. longitudinal dicor
dalam beton dan menahan tarik setelah terbentuk retak lentur
Tul. Long.
retak geser
sengkang di cor dalam beton dan menahan tarik setelah terbentuk retak geser
sengkang
Struktur Beton
4
Kolom Beton Bertulang
Kolom mentransfer beban aksial dr lantai atas ke lantai dibawahnya.:
balok mentransfer beban ke kolom
kolom
Pondasi mentransfer beban ke tanah dan menahan beban kolom
beton – semakin tinggi f’c --> semakin tinggi kekuatan kolom
baja tul vertical - menambah kekuatan kolom
Tulangan pengekang (ties) – menahan tekuk tul vertikal
Struktur Beton
5
Beberapa Kelebihan Struktur Beton
• Ekonomis– Sistem lantai yang relatif tipis
– Bahan mudah diperoleh
• Material beton cocok digunakan untuk fungsi arsitektural (dapat dibentuk) dan struktural
Mengurangi tinggi bangunan Beban angin yang lebih kecil
Mengurangi kebutuhan cladding
Struktur Beton
6
Kelebihan Struktur Beton (Lanjutan)
• Tahan terhadap api– Bangunan beton memiliki ketahanan terhadap
api selama 1 – 3 jam tanpa harus dilindungi bahan tahan api (bangunan kayu dan baja harus dilindungi bahan tahan api untuk mencapai tingkat ketahanan yang sama).
• Kekakuan– Kekakuan dan massa yang lebih besar sehingga
dapat mengurangi goyangan akibat angin dan getaran lantai (akibat pengaruh orang berjalan)
Struktur Beton
7
Kelebihan Struktur Beton (Lanjutan)
• Biaya perawatan yang rendah
• Ketersediaan material– Pasir, kerikil, semen, air dan fasilitas
pencampuran beton mudah diperoleh.– Baja tulangan lebih mudah dibawa ke lokasi
konstruksi dibandingkan profil baja.
Struktur Beton
8
Kekurangan Struktur Beton
• Rawan retak
• Kuat tarik yang rendah
~ 0.1 fcjika tidak diberikan penulangan yang tepat akan terjadi retak.
Struktur Beton
9
Kekurangan Struktur Beton(Lanjutan)
• Membutuhkan bekisting dan perancah
– Diperlukannya bekisting (acuan) untuk membentuk penampang.
– Diperlukannya sistem perancah untuk menahan beton yang belum mengeras hingga beton tersebut mencapai kekuatan yang memadai.
– Biaya tambahan tenaga kerja dan material, yang tidak akan ada bilamana digunakan material bangunan lain seperti baja atau kayu
Struktur Beton
10
Kekurangan Struktur Beton(Lanjutan)
• Kekuatan per unit volume relatif rendah.– fc’ ~ (5-10% dari kekuatan baja)
– Membutuhkan volume yang lebih besar– Bangunan bentang panjang biasanya
menggunakan baja.
Struktur Beton
11
Kekurangan Struktur Beton(Lanjutan)
• Perubahan volume dengan bertambahnya waktu– Beton dan Baja mengalami perpendekan dan
perpanjangan yang relatif sama akibat suhu.
– Beton dapat mengalami susut, yang dapat menyebabkan defleksi tambahan dan keretakan
– Beton juga mengalami rangkak pada saat menahan beban tetap, yang menyebabkan peningkatan defleksi seiring dengan bertambahnya waktu
Struktur Beton
12
Proses Desain
• Tahap 1: Pendefinisian kebutuhan dan prioritas klien (Lingkup
AR).– Tinjauan fungsi– Tinjauan keindahan/ estetika– Tinjauan pendanaan/ budget
Struktur Beton
13
Proses Desain(Lanjutan)
• Tahap 2: Pengembangan konsep desain– Pengembangan alternatif layout struktur– Memperkirakan ukuran awal komponen
struktur dan biaya untuk masing2 alternatif– Memilih sistem struktur yang paling optimal
• kepantasan• ekonomis• mudah dirawat
Struktur Beton
14
Proses Desain(Lanjutan)
• Phase 3: Desain sistem struktur
– Analisis struktural ( berdasarkan desain awal)• Gaya dalam momen• Gaya dalam geser• Gaya dalam aksial• Gaya dalam torsi dan kombinasinya
Struktur Beton
15
Proses Desain(Lanjutan)
• Phase 3: Desain sistem struktur
– Desain elemen/ komponen struktur
• Dimensioning elemen struktur untuk menahan gaya- gaya dalam
– aspek estetika
– kemudahan dilaksanakan
– kemudahan dirawat
• Mempersiapkan spesifikasi teknis
Struktur Beton
16
Limit States (Keadaan Batas)
Limit State: keadaan dimana struktur atau elemen struktur sudah tidak
dapat berfungsi sebagaimana yang direncanakan pada awalnya.
Keadaan batas (limit states) untuk struktur beton bertulang terdiri dari:– Keadaan Batas Ultimate– Keadaan Batas Layan/ Serviceability– Keadaan Batas Khusus/ Spesial
Struktur Beton
17
Keadaan Batas Ultimate• Keruntuhan sebagian atau keseluruhan bangunan (sangat jarang
terjadi) harus dihindari karena dapat menyebabkan korban jiwa• Hilangnya keseimbangan dari sebagian atau seluruh struktur sebagai
suatu kesatuan (terjadinya kemiringan, atau sliding).• Terjadinya rupture pada bagian elemen struktur yang kritis yang dapat
menyebabkan kegagalan/ keruntuhan sebagian atau keseluruhan struktur (kegagalan lentur, geser dll).
• Penjalaran keruntuhan– Keruntuhan setempat akibat pembebanan yang berlebih dapat
menyebabkan keruntuhan pada sekitarnya dan keruntuhan secara keseluruhan pada akhirnya
– Perlu integritas struktur yang dapat diperoleh dengan menyatukan elemen2 struktur menggunakan detail penulangan yang tepat sehingga dapat memberikan lintasan beban alternatif pada saat terjadi kegagalan setempat.
Struktur Beton
18
Keadaan Batas Ultimate(Lanjutan)
• Terbentuknya mekanisme plastis - lelehnya tulangan membentuk sendi plastis.
• Ketidakstabilan akibat deformasi struktur dapat menyebabkan tekuk.
• Fatigue (kelelahan) – komponen struktur dapat mengalami kegagalan akibat pembebanan berulang.
Struktur Beton
19
Keadaan Batas Layan/ Serviceability
• Terganggunya fungsi struktur, tetapi tidak sampai terjadi keruntuhan.
• Lebih dapat ditoleransi dibandingkan keadaan batas ultimit (ultimate limit state)– Defleksi yang berlebihan pada tahap layan dapat
menyebabkan:
• Tidak berfungsinya mesin
• Gangguan pandangan visual
• Kerusakan elemen non-struktural
• Perubahan distribusi gaya
• Genangan air pada atap runtuhnya atap
Struktur Beton
20
Keadaan Batas Layan/Serviceability (Lanjutan)
– Lebar retak yang berlebihan korosi pada tulangan struktur mengalami kerusakan.
– Vibrasi yang berlebihan dan tidak dikehendaki
• vertikal lantai/ jembatan• lateral/torsional bangunan tinggi
• Perubahan pembebanan
Struktur Beton
21
Keadaan Batas Khusus
Kerusakan/kegagalan yang disebabkan kondisi atau pembebanan yang tidak normal.– Gempa bumi yang kuat rusak/runtuh– Banjir/tsunami rusak/runtuh– Kebakaran, ledakan, atau tertabrak kendaraan.– Lingkungan yang agresif korosi– Ketidakstabilan jangka panjang secara fisik
maupun kimiawi.
Struktur Beton
22
Limit States Design
• Mengidentifikasi seluruh kemungkinan mode keruntuhan.• Menentukan level keamanan yang masih dapat diterima
untuk bangunan normal sesuai dengan peraturan/code - beban
- kombinasi/ faktor beban• Pertimbangkan kondisi batas yang paling menentukan.
– struktur didesain berdasarkan keadaan batas ultimit– kemudian keadaan batas layan (Serviceability) dichek. Contoh beberapa hal khusus:
• Tangki air (lebar retak sangat dibatasi)• Guideway untuk monorel (defleksi sangat dibatasi)
Struktur Beton
23
Peraturan SNI/ACIKetika dua material seperti baja dan beton bekerja bersama, dapat dimengerti bahwa perilakunya menjadi kompleks, sehingga analisis kekuatan komponen struktur beton bertulang dilakukan secara semi-empiris, namun tetap rasional. Prinsip semi-rasional dan metod-metodenya ini terus menerus dikembangkan dan diperbaharui dengan terus berakumulasinya hasil penelitian eksperimental dan teoritis. American Concrete Institute (ACI), menjadi pusat pengembangan ini, mengeluarkan peraturan mengenai bangunan beton. SNI mengadopsi hampir secara penuh peraturan ACI.
Struktur Beton
24
Philosofi Desain
Dua philosofi desain yang dikenal:
• Metode beban kerja (Working stress method) yang fokus pada kondisi beban layan.
• Metoda kuat ultimit (Strength design method) yang fokus pada pembebanan yang lebih besar daripada beban layan; dimana keruntuhan
mungkin terjadi.
Strength design method dianggap lebih realistik secara konseptual untuk memberi level keamanan yang lebih pasti.
Struktur Beton
25
Strength Design Method
Dalam metoda kuat ultimit, besarnya beban layan dinaikan dengan menggunakan suatu faktor untuk mendapatkan beban dimana keruntuhan mungkin “terjadi”. Beban ini disebut beban terfaktor atau faktor ultimit
Kuat yang dibutuhkan untukKuat rencana
memikul beban terfaktor
Struktur Beton
26
Metode Kuat Ultimit
Kuat rencana diperoleh dari perhitungan sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan pada peraturan bangunan yang berlaku (SNI/ACI) dan kuat perlu diperoleh dari analisis struktur dengan menggunakan beban terfaktor/ultimit.
“Kuat rencana” sering disebut juga dengan “kuat ultimit”.
Struktur Beton
27
Philosofi Dasar PerencanaanBerdasarkan SNI-03-2847-02
Pasal 11.1.1:
Struktur dan komponen struktur harus direncanakan hingga semua penampang mempunyai kekuatan rencana minimum sama dengan kuat perlu, yang dihitung berdasarkan kombinasi beban dan gaya terfaktor yang sesuai dengan ketentuan tata cara ini.
Rn 1 S1 + 2 S2 + …
Struktur Beton
28
Pasal 11.1.2:Komponen struktur juga harus memenuhi
ketentuan lain yang tercantum dalam tata cara ini untuk menjamin tercapainya perilaku struktur yang cukup baik pada tingkat beban kerja.
Struktur Beton
29
Aturan Safety (Keamanan)
Struktur dan komponen struktur harus selalu dirancang untuk dapat menahan kondisi beban berlebih.
Ada tiga alasan utama kenapa hal tersebut harus ditinjau:
[1] Ketidakseragaman kekuatan/tahanan struktur
[2] Kondisi pembebanan yang bervariasi
[3] Resiko kegagalan.
Struktur Beton
30
Ketidakseragaman Tahanan Struktur
• Variasi kekuatan material beton dan baja tulangan.
• Perbedaan dimensi pada gambar rencana dan kenyataan dilapangan
• Akibat dari penyederhanaan rumusan dan asumsi yang digunakan pada perhitungan.
Struktur Beton
31
Ketidakseragaman Tahanan Struktur
Contoh perbandingan momen runtuh hasil test dan hasil perhitungan untuk beton bertulang dengan
fc > 13.8 MPa.
Struktur Beton
32
Kondisi Pembebanan yang Bervariasi
Distribusi frekuensi komponen beban hidup yang tetap (sustained) di perkantoran
Struktur Beton
33
Resiko Kegagalan
• Potensi timbulnya korban jiwa.• Biaya untuk membersihkan puing – puing dan
penggantian struktur beserta isinya. • Biaya yang harus dibayarkan pada masyarakat.• Tipe keruntuhan, adanya tanda2 akan terjadinya
keruntuhan, adanya alternatif lintasan beban (load path)
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan tingkat keamanan yang dapat diterima
Struktur Beton
34
Margin of Safety
Distribusi tahanan dan pembebanan digunakan untuk memperoleh tingkat probabilitas keruntuhan struktur.
Struktur Beton
35
Margin of SafetyPersamaan
Y = R - S
disebut margin of safety. Tingkat probabilitas kegagalan didefinisikan sebagai:
Dan indeks keamanan (safety index) adalah
Y
Y
0 dari obabilitasPr YPf
Struktur Beton
36
Pembebanan
1.SPESIFIKASI
Dapat mengacu pada peraturan pembebanan Indonesia (SNI) atau Uniform Building Code (UBC) atau International Building Code (IBC)
Struktur Beton
37
Beban Mati
• Berat dari seluruh bagian bangunan yang permanen.
• Besar beban tetap dan lokasinya juga tetap
• Beban mati bergantung pada berat jenis material bangunan. Sebagai contoh untuk material beton berat normal, berat jenis = 2400 kg/m3
Struktur Beton
38
Beban Mati
Contoh beban mati Berat struktur
(dinding, lantai, atap, langit-langit, tangga ) Perlengkapan bangunan yang sifatnya tetap
(HVAC, perpipaan, kabel dan raknya dll)
Beban mati dapat juga bersifat tidak pasti: Tebal perkerasan Tebal timbunan tanah
Struktur Beton
39
Beban – Beban Hidup
Beban yang dihasilkan akibat pemanfaatan struktur.
Biasanya berupa beban maksimum yang mungkin terjadi akibat pemanfaatan bangunan
Besarnya beban hidup yang diambil tidak boleh lebih kecil dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan.
Tergantung pada jenis elemen struktur dan beban yang ditinjau, nilai beban hidup dapat direduksi.
Contoh (lihat Peraturan Pembebanan) tangga perumahan : 300 Kg/m2ruang perkantoran : 250 Kg/m2
Struktur Beton
40
Beban – Beban Lingkungan
• Gempa bumi
• Angin
• Tekanan tanah/air
• Genangan air hujan
• Perbedaan suhu
• Perbedaan penurunan
Struktur Beton
41
Beban Atap• Beban minimum pekerja dan peralatan/material konstruksi
selama masa pembangunan dan perawatan/perbaikan.
• Genangan air hujan
– Atap harus dapat memikul beban dari air hujan yang terkumpul pada saat saluran tersumbat.
– Keruntuhan pada tampungan:
Genangan air hujan terjadi didaerah defleksi maksimum
Akibatnya meningkatkan defleksi
Mengakomodasi penambahan air siklus berlanjut…
Potensi keruntuhan
Struktur Beton
42
Beban – Beban saat Konstruksi
• Peralatan konstruksi
• Beban pekerja
• Berat bekisting yang memikul berat beton segar (beton yang belum mengeras.)
Struktur Beton
43
Kombinasi-kombinasi Beban (Lihat Pasal 11.2)
• Kombinasi beban mati dan beban hidup: U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
A= Beban Atap dan R = Beban Hujan
• Jika pengaruh angin ikut diperhitungkan:
• Jika pengaruh gempa harus diperhitungkan:U = 1,2 D + 1,0 LR 1,0 E atau
U = 0,9 D 1,0 E
terbesar yang pengaruh ambil W 1,6 D 0,9 U
atau R) atau(A 0,5 W 1,6 L 1,0 D 1,2U
Struktur Beton
44
Kuat Rencana(Lihat Pasal 11.3)
1. Lentur, tanpa beban aksial ………………………………………… . 0,80
2. Beban aksial dan beban aksial dengan lentur a. aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur …..……………. 0,80
b. aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur: i. komponen struktur dengan tulangan spiral ……... 0,70 ii. komponen struktur lainnya ………….. 0,65
3. Geser dan torsi …………………………………………… ……………0,75 4. Tumpuan pada beton …………………………………………………..0,655. Beton polos struktural …………………………………………………..0,55
Struktur Beton
45
Beberapa Ketentuan Dasar SNI• Kuat tekan beton struktural minimum = 17.5
MPa (K-210);
• Untuk struktur tahan gempa, kuat tekan beton minimum = 20 MPa (K-250);
• Baja tulangan yang digunakan haruslah tulangan ulir. Baja polos hanya diperkenankan untuk tulangan spiral atau tendon;
• Batasan tulangan di atas tidak berlaku untuk jaring kawat baja polos.