tuga mata 2

5
GLUKOMA Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan. Umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut, terutama bagi yang memiliki risiko. Hampir separuh penderita glaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan Pasien datang dengan keluhan yang bervariasi dan berbeda tergantung jenis glaukoma. 1. Gejala pada glaukoma kronik (sudut terbuka primer) adalah kehilangan lapang pandang perifer secara bertahap pada kedua mata. Pasien sering datang pada kondisi yang telah lanjut. 2. Gejala pada glaukoma akut (sudut tertutup) adalah rasa sakit atau nyeri pada mata, mual dan muntah (pada nyeri mata yang parah), penurunan visus mendadak, mata merah dan berair. Faktor Risiko 1. Glaukoma akut : bilik mata depan dangkal

description

bn

Transcript of tuga mata 2

Page 1: tuga mata 2

GLUKOMA

Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak.Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakankasus glaukoma dapat dikendalikan. Umumnya penderita glaukoma telahberusia lanjut, terutama bagi yang memiliki risiko. Hampir separuh penderitaglaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut.

Hasil Anamnesis (Subjective)KeluhanPasien datang dengan keluhan yang bervariasi dan berbeda tergantung jenisglaukoma.

1. Gejala pada glaukoma kronik (sudut terbuka primer) adalah kehilangan lapang pandang perifer secara bertahap pada kedua mata. Pasien sering datang pada kondisi yang telah lanjut.

2. Gejala pada glaukoma akut (sudut tertutup) adalah rasa sakit atau nyeripada mata, mual dan muntah (pada nyeri mata yang parah),penurunan visus mendadak, mata merah dan berair.

Faktor Risiko1. Glaukoma akut : bilik mata depan dangkal2. Glaukoma kronik :

- Primer : usia di atas 40 tahun dengan riwayat keluarga glaukoma.- Sekunder :

Penyakit sistemik seperti Diabetes Melitus.Pemakaian tetes mata steroid secara rutin.Riwayat trauma pada mata

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

Page 2: tuga mata 2

Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh trias glaukoma, terdiri dari: a. Peningkatan tekanan intraokular. b. Perubahan patologis pada diskus optikus. c. Defek lapang pandang yang khas.

Pemeriksaan Fisik OftalmologisPada glaukoma akut: a. Visus menurun. b. Tekanan Intra Okular meningkat. c. Konjungtiva bulbi: hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi silier, injeksi konjungtiva. d. Edema kornea. e. Bilik mata depan dangkal. f. Pupil mid-dilatasi, refleks pupil negatif.

Pada glaukoma kronik a. Biasanya terjadi visus dapat normal. b. Lapang pandang menyempit dapat diperiksa dengan tes konfrontasi c. Tekanan Intra Okular meningkat (>21 mmHg). d. Pada funduskopi, C/D rasio meningkat (N=0.3).

Pemeriksaan PenunjangTidak dilakukan pada pelayanan primer.

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis KlinisPenegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisikoftalmologis.Glaukoma kronikPenegakan diagnosis dilakukan berdasarkan tanda dan gejala trias glaukoma.Diagnosis Banding:

Glaukoma akut: a. Uveitis anterior b. Keratitis c. Ulkus kornea

Glaukoma kronis: a. Katarak b. Kelainan refraksi c. Retinopati diabetes/hipertensi d. Retinitis pigmentosa

Penatalaksanaana. Pasien tidak boleh minum sekaligus banyak, karena dapat menaikkan tekanan

Page 3: tuga mata 2

b. Glaukoma akut: 1. Pertolongan pertama adalah menurunkan tekanan intraocular secepatnya dengan memberikan serentak obat-obatan yang terdiri dari: 2. Asetasolamid Hcl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250 mg/hari. 3. KCl 0.5 gr 3 x/hari. 4. Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari. 5. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4-6 x 1 tetes sehari 6. Terapi simptomatik.

Rujuk segera ke dokter spesialis mata/pelayanan kesehatan tingkatsekunder/tersier setelah diberikan pertolongan pertama tersebut.

Konseling dan Edukasia. Memberitahu keluarga bahwa kepatuhan pengobatan sangat penting untuk keberhasilan pengobatan glaukoma.b. Memberitahu pasien dan keluarga agar pasien dengan riwayat glaukoma pada keluarga untuk memeriksakan matanya secara teratur.

Sarana Prasarana

a. Snellen chartb. Tonometri Schiotzc. Oftalmoskopi

Prognosis

Quo ad vitam umumnya bonam, sedangkan quo ad fungsionam dansanationamnya dubia ad malam, tergantung dari ada tidaknya penyakitpenyerta serta pengobatan lanjutannya.

Katarak

KeluhanPasien datang dengan keluhan penglihatan menurun secara perlahan seperti tertutup asap/kabut. Keluhan disertai ukuran kacamata semakin bertambah, silau dan sulit membaca.

Faktor Risiko a. Usia lebih dari 40 tahun b. Penyakit sistemik seperti Diabetes Mellitus. c. Pemakaian tetes mata steroid secara rutin.

Pemeriksaan Fisik Oftalmologis a. Visus menurun. b. Refleks pupil dan Tekanan Intra Okular normal.

Page 4: tuga mata 2

c. Tidak ditemukan kekeruhan kornea. d. Terdapat kekeruhan lensa yang tampak lebih jelas setelah dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata tropikamid 0.5%. e. Pemeriksaan iris shadow test positif.

Pemeriksaan PenunjangTidak diperlukan.

Diagnosis KlinisPenegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisikoftalmologis.

Diagnosis BandingKelainan refraksi

PenatalaksanaanPada katarak matur segera dirujuk ke layanan sekunder yang memiliki dokterspesialis mata untuk mendapatkan penatalaksanaan selanjutnya.

Konseling dan Edukasia. Memberitahu keluarga bahwa katarak adalah gangguan penglihatanyang dapat diperbaiki.b. Memberitahu keluarga untuk kontrol teratur jika sudah didiagnosiskatarak agar tidak terjadi komplikasi.

Sarana Prasarana

a. Senterb. Snellen chartc. Tonometri Schiotzd. Oftalmoskop

Prognosis

Quo ad vitam pada umumnya bonam, namun fungsionam dan sanationamnyadubia ad malam bila tidak dilakukan operasi katarak.