Trauma Ginjal Fiks

download Trauma Ginjal Fiks

of 10

Transcript of Trauma Ginjal Fiks

  • 7/30/2019 Trauma Ginjal Fiks

    1/10

    1

    Trauma Ginjal

    1. PengertianTrauma ginjal adalah cidera yang mengenai ginjal yang

    memberikan manifestasi memar, laserasi, atau kerusakan pada struktur.

    2. Anatomi GinjalGinjal terletak pada belakang dari kavum abdominalis di belakang

    peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis II, melekat pada dinding

    belakang abdomen.

    Bentuknya seeperti biji kacang, ginjal kiri lebih besar daripada

    ginjal kanan. Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor)

    saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang maasuk ke dalam

    ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masukke ginjal.

    3. EtiologiMekanisme cedera yang dapat menyebabkan injuri pada ginjal adalah

    sebagai berikut.

    1. Trauma penetrasi misalnya: (luka tembak, luka tusuk) menyebabkantrauma pada ginjal sehingga terjadi syok akibat trauma multisistem.

    2. Trauma tumpul (misalnya: kecelakaan kendaraan bermotor, olahraga,jatuh) menyebabkan ginjal malposisi, dan kontak dengan iga (tulang

    belakang).

    3. Latrogenik (misalnya: prosedur endourologi, ESWL, biopsi ginjal,prosedur perkutaneus pada ginjal).

    4. Intraoperatif (misalnya: diagnostik petritoneal lavage).5. Lainnya (misalnya: penolakan transplantasi ginjal, melahirkan [ dapat

    menyebabkan laserasi spontan ginjal] ).

    6. Trauma renal berupa trauma minor seperti contusio, laserasi minorparenkim ginjal; trauma mayor seperti laserasi mayor (kerusakan pada

    sistem kaliks) dan fragmen parenkim ginjal, ruptur kapsul ginjal akibat

    hematom; kritis seperti multipel, laserasi berat, dan cedera pedikelginjal (cedera pada pembuluh darah ginjal).

  • 7/30/2019 Trauma Ginjal Fiks

    2/10

    2

    4. Patofisiologi

  • 7/30/2019 Trauma Ginjal Fiks

    3/10

    3

    Secara anatomis ginjal dilindungi oleh susunan tulang iga, otot

    punggung posterior, lapisan dinding abdomen, serta visera anterior. Oleh

    karena itu, cedera ginjal tidak jarang diikuti oleh cedera organ-organ yang

    mengitarinya.

    Ada cedera traumatik, menyebabkan ginjal dapat tertusuk oleh iga

    paling bawah sehingga terjadi kontusi dan ruptur. Fraktur iga atau fraktur

    prosesus transversus lumbar vertebra atas dapat dihubungkan dengan

    kontusi renal atau laserasi. Cedera dapat tumpul (kecelakaan lalu lintas,

    jatuh, cedera atletik, akibat pukulan) atau penetrasi (luka tembak, luka

    tikam).

    Ketidakdisiplinan dalam menggunakan sabuk pengaman akan

    memberikan reaksi goncangan ginjal didalam rongga retroperitoneum dan

    menyebabkan regangan pedikel ginjal sehingga menimbulkan robekan

    tunika intima arteri renalis. Robekan ini akan memacu terbentuknyabekuan-bekuan darah yang selanjutnya dapat menimbulkan trombosis

    arteri renalis beserta cabang-cabangnya. Kondisi adanya penyakit pada

    ginjal seperti hidronefrosis, kista ginjal, atau tumor ginjal akan

    memperberat suatu trauma pada kerusakan struktur ginjal.

    Cedera ginjal akan memberikan manifestasi kontusi, laserasi,

    ruptur, dan cedera pedikel renal, atau laserasi internal kecil pada ginjal.

    Secara fisiologis, ginjal menerima setengah dari aliran darah aorta

    abdominal; oleh karena itu, meskipun hanya terdapat laserasi renal yang

    kecil, namun hal ini dapat menyebabkan perdarahan yang banyak.

    5. Manifestasi KlinisManifestasi klinis meliputi trauma didaerah pinggang, punggung,

    dada sebelah bawah, dan perut bagian atas dengan disertai nyeri atau

    ditemukan jejas (tanda adanya cedera pada bagian tubuh, bisa berupa

    kebiruan dan memar), mual dan muntah, distensi abdomen, syok akibat

    trauma multisistem, nyeri dibagian pinggang (berupa ekimosis), hematoma

    didaerah pinggang yang semakin lama semakin besar, kolik renal (akibat

    bekuan darah/ fragmen dari sistem duktus kolektikus yang terobstruksi),

    hematuria, massa dirongga panggul, dan laserasi atau luka di abdomen

    lateral dan rongga panggul. Tanda dan gejala hipovolemia dan syok

    menyertai hemoragi yang signifikan.

    Gambaran klinis yang ditunjukkan oleh pasien trauma ginjal sangat

    bervariasi tergantung pada derajat trauma dan ada atau tidaknya trauma

    pada organ lain yang menyertainya. Perlu ditanyakan mekanisme cedera

    untuk memperkirakan luas kerusakan yang terjadi.

  • 7/30/2019 Trauma Ginjal Fiks

    4/10

    4

    Pada trauma derajat ringan mungkin hanya didapatkan nyeri didaerah

    pinggang, terlihat jejas berupa ekimosis, dan terdapat hematuria

    makroskopik ataupun mikroskopik. Pada trauma major atau ruptur pedikel

    seringkali pasien datang dalam keadaan syok berat dan terdapat hematoma

    di daerah pinggang dan makin lama makin membesar. Dalam keadaan ini

    mungkin pasien tidak sempat menjalani pemeriksaan PIV karena usaha

    untuk memperbaiki hemodinamik seringkali tidak membuahkan hasil

    akibat perdarahan yang keluar dari ginjal cukup deras. Untuk itu harus

    segera dilakukan ekslorasi laparatomi untuk menghentikan perdarahan.

    6. Penatalaksanaan MedikTujuan penatalaksanaan adalah untuk mengendalikan hemoragi, nyeri,dan infeksi; untuk mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal; dan

    untuk mempertahankan drainase urin.

    Antibiotika:ampisilin 4x250-500 mg/hari per oral Hemostatik :adona AC-17 per oral stirahat baring sampai hematuri makroskopik hilang. minum banyak untuk meningkatkan diuresis .bila penderita dapat miksi

    dengan lancar berarti tidak ada ruptura buli-buli ataupun uretra.

    Hematuria merupakan manifestasi yang paling umum; oleh karena

    itu, adanya darah dalam urin setelah suatu cedera menunjukan

    kemungkinan cedera renal. Tidak terdapat hubungan antara tingkat

    hematuria dengan keparahan cedera. Namun demikian, hematuria

    mungkin tidak muncul atau terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopik.

    Seluruh urin dikumpulkan dan dikirimkan ke laboraturium untuk dianalisis

    guna mendeteksi adanya sel darah merah dan untuk mengikuti perjalanan

    perdarahan. Kadar hematokrit dan hemoglobin dipantau dengan ketat;

    penurunan nilai substansi tersebut menunjukkan adanya hemoragi.

    Pasien dipantau akan adanya oliguria dan tanda syok hemoragik,

    karena cedera pedikel atau ginjal yang hancur dapat menyebabkan

    eksanguinasi (kehilangan banyak darah yang mematikan). Hematoma yang

    meluas dapat menyebabkan ruptur kapsul ginjal. Untuk mendeteksi adanya

    hematoma, area disekitar iga paling bawah, lumbar vertebra atas, panggul,

    dan abdomen dipalpasi, akan adanya nyeri tekan. Terabanya massa disertai

    nyeri tekan, bengkak dan ekimosis pada panggul atau abdominal

  • 7/30/2019 Trauma Ginjal Fiks

    5/10

    5

    menunjukkan adanya hemoragi renal. Area massa ditandai dengan pensil

    sehingga pemeriksa dapat mengevaluasi perubahan pada area tersebut.

    Trauma renal sering dihubungkan dengan cedera lain pada organ

    abdominal (hati, usus besar, usus halus ); oleh karena itu, kulit pasien

    dikaji akan adanya abrasi, laserasi, dan tempat masuk serta keluarnya luka

    diabdomen atas dan toraks bawah, karena kondisi ini mungkin

    berhubungan dengan cedera renal.

    Mekanisme dan keparahan cedera. Trauma renal dapat

    digolongkan berdasarkan mekanisme cedera (tumpul versus penetrasi),

    lokasi anatomis, atau keparahan cedera.

    Trauma renal minor mencakup kontusi, hematom, dan beberapa laserasikorteks ginjal.

    Cedera renal mayormencakup laserasi mayor disertai ruptur kapsul ginjal. Trauma renal kritikal meliputi laserasi multipel yang parah pada ginjal

    disertai cedera pada suplai vaskuler ginjal.

    Pada ginjal cedera minor, penyembuhan memerlukan tindakan

    konservatif. Kegiatan yang dilakukan adalah mengobservasi TTV (TD, nadi,

    dan suhu tubuh ), kemungkinan adanya penambahan massa di punggung,

    adanya pembesaran lingkaran perut, penurunan Hb, perubahan warna urine

    pada pemeriksaan urine serial, pasien tirah baring (bedrest) sampai hematuria

    hilang. Infus intravena mungkin diperlukan karena perdarahan retroperitoneal

    dapat menyebabkan reflek ileus paralitik. Medikasi antimikrobial dapat

    diresepkan untuk mencegah infeksi akibat hematoma perirenal atau urinoma

    (sebuah kista yang mengandung urin). Pasien hematoma retroperitoneal dapat

    mengalami demam ringan dan absorpsi bekuan darah.

    Pasien harus dievaluasi dengan sering selama hari-hari pertama setelah

    cedera untuk mendeteksi nyeri panggul dan abdominal, spasme otot, serta

    bengkak di panggul.

    Setiap perubahan mendadak pada kondisi pasien dapat menunjukan adanyahemoragi dan memerlukan intervensi bedah. Tanda-tanda vital pasien,

    haluaran urin, dan tingkat kesadaran dipantau untuk mendeteksi bukti

    perdarahan dan syok. Analgesik opioid dihindari karena dapat

    mengaburkan gejala abdominal yang menyertai.

    Pasien disiapkan untuk bedah eksplorasi jika denyut nadi meningkat,hipotensi, dan terjadi syok.

  • 7/30/2019 Trauma Ginjal Fiks

    6/10

    6

    Cedera renal mayordapat ditangani secara konservatif (tirah baring, tanpa

    pembedahan) atau melalui intervensi bedah, bergantung pada kondisi pasien

    dan asal cedera. Operasi dilakukan pada trauma ginjal mayor (ruptur ginjal,

    perdarahan hebat, dan trauma pedikel) yang bertujuan untuk segera

    menghentukan perdarahan, lakukan debridemen, reparasi ginjal (renorafi atau

    penyambungan ginjal vaskular), nefrektomi parsial, atau total karena

    kerusakan ginjal berat. Tindakan bersifat darurat dengan nefrektomi pada

    trauma ginjal pedikel.

    Catatan:

    a. Pada trauma mayor sering terjadi perdarahan hebat dan tidak jarangberakhir dengan kematian.

    b. Kebocoran sistem kalis menimbulkan ekstravasasi urine hinggamenimbulkan fistula renokutan.

    c. Pascarenal menimbulkan hipertensi, hidronefritis, urolithiasis, ataupielonefritis kronis.

    Cedera ginjal kritikaldan kebanyakan cedera penetrasi memerlukan bedah

    eksplorasi akibat tingginya insiden keterlibatan organ lain dan seriusnya

    komplikasi yang terjadi jika cedera tidak ditangani. Ginjal yang rusak harus

    diangkat (nefrektomi).

    Komplikasi dini pascaoperatif (dalam 6 bulan) mencakup perdarahan

    ulang, abses, sepsis, akstravasasi urin, dan pembentukan fistula. Komplikasi

    lain mencakup syok yang mengakibatkan kolaps kardiovaskuler, hematom dan

    pembentukan batu, infeksi, kista, aneurisma vaskuler, dan hilangnya fungsi

    renal.

    Pengkajian Fokus

    Anamnesis

    Kaji riwayat trauma dan kaji adanya riwayat penyakit ginjal pada masa

    sebelumnya yang dapat memperburuk reaksi cedera., amati abrasi, laserasi, luka

    masuk atau keluar pada bagian atas abdomen atau bagian bawah toraks. Monitor

    tekanan darah, nadi untuk mengetahui adanya perdarahan dan syok, kaji

    hematuria. Kaji pula mekanisme cidera yang mengenai ginjal. Kaji keluhan nyeri

    dari secara PQRST, Kaji apakah ada riwayat penyakit lain seperti diabetes militus

    dan hipertensi. Kaji pemakaian obat obatan sebelumnya dan sudah kemana saja

  • 7/30/2019 Trauma Ginjal Fiks

    7/10

    7

    klien meminta pertolongan untuk mengatasi masalahnya. Kaji pengaruh cedera

    terhadap respon psikologis klien.

    Pemeriksaan Fisik Fokus

    Inspeksi. Pemeriksaan secara umum, klien terlihat sangat kesakitan oleh adanya

    nyeri, kolik ginjal. Pada status lokalis biasanya didapatkan adanya jejas pada

    pinggang atau punggung bawah. Terlihat tanda ekimosis dan laserasi atau

    diabdomen lateral dan rongga panggul. Pemeriksaan urin output didapatkan

    adanya hematuria.

    Pada trauma ruptur pedikel, klien sering kali datang dalam keadaan syok

    berat dan terdapat hematoma didaerah pinggang yang makin lama makin besar.

    Palpasi. Didapatkan adanya massa pada rongga panggul. Nyeri tekan pada regio

    kostovertebrata.

    Pengkajian Diagnostik

    PIV

    Pemeriksaan PIV dilakukan jika pada anamnesis didapatkan riwayat mekanisme

    cedera (1) luka tusuk atau luka tembak yang mengenai ginjal, (2) cedera tumpul

    ginjal memberikan tanda-tanda hematuria makroskopik maupun kasat mata, dan

    (3) cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda-tanda hematuria mikrokospik

    dengan disertai syok. Hasilnya menunjukkan trauma dengan peningkatan gejaladan fungsi kontralateral ginjal.

    CT Scan/MRI atau arteriografi

    Pemeriksaan ini dilakukan apabila dengan pemeriksaan PIV belum didapat

    diagnosis yang menerangkan kondisi keadaan ginjal pasca trauma. Hasilnya

    menunjukkan laserasi, hematoma, dan defek ektravasasi urine.

    Pengkajian Penatalakasanaan Medis

    Konservatif

    Penatalaksanaan konservatif adalah dengan memonitor TTV dan kemungkinan

    adanya penambahan massa dipinggang, adanya pembesaran lingkaran perut,

    penurunan kadar hemoglobin darah dan perubahan warna urine pada pemeriksaan

    urine serial dimana tidak terdapat tanda-tanda syok.

  • 7/30/2019 Trauma Ginjal Fiks

    8/10

    8

    Pembedahan

    Penatalaksanaan pembedahan dilakukan pada trauma ginjal dengan tanda-tanda

    syok yang sangat jelas dengan tujuan untuk segera menghentikan perdarahan.

    Diagnosis Keperawatan

    1. Ketidakefektifan perfusi jaringan ginjal b.d. trauma ditandai dengan:DS: melaporkan trauma pada daerah pinggang, perut atas, bagian bawah

    dada, dan punggung.

    DO: terdapat tanda trauma berupa hematoma, luka robek pada daerah

    bawah toraks, abdomen atas, pinggang atau punggung, hematuria,

    mungkin syok, perdarahan hebat dan abnormal tanda-tanda vital.

    2. Gangguan eliminasi urine b.d. trauma ditandai dengan:DS: laporan mengenai kesulitan berkemih.DO: tidak bisa berkemih, berkemih dengan bantuan.

    3. Nyeri akut b.d. trauma ditandai dengan:DS: laporan nyeri pada daerah trauma.

    DO: ekspresi wajah meringis, menahan sakit, bertindak secara hati-hati,

    berusaha menghilangkan nyeri dengan minum analgesik; terdapat trauma

    didaerah pinggang, bagian atas abdomen, bagian bawah toraks, dan

    pnggung.

    Intervensi Keperawatan

    Diagnosa Keperawatan 1

    Tujuan: Mempertahankan fungsi renal agar maksimal.

    1. Kaji tanda vital: Kaji tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu tubuh, danCVP untuk monitor jika di indikasikan.

    2. Kaji daerah abdomen dada, dan punggung untuk mengetahui adanyapembengkakan, palpasi massa, edema, ekimosis, perdarahan, atau

    ekstravasasi urine.3. Beri tanda (lingkaran massa dengan pena untuk membandingkan ukuran

    lanjut).

    4. Berikan cairan intravena untuk memperbaiki tekanan darah dan perfusiginjal..

    5. Monitor hematuria untuk mengetahui konsentrasi perdarahan.

  • 7/30/2019 Trauma Ginjal Fiks

    9/10

    9

    Diagnosis Keperawatan 2

    Tujuan : Eliminasi urine cukup.

    Amankan, inspeksi, dan bandingkan setiap spesimen urine untuk mengetahuialiran urine dan hematuria dengan cara:

    1. Tandai setiap spesimen dengan tanggal dan jam pengambilan.2. Jika spesimen tidak tampak darah, gunakan dipstickuntuk darah, kirim

    kelaboratorium untuk pemeriksaan mikroskopik.

    3. Monitor asupan dan keluaran urine.4. Beri antibiotik.5. Monitor paralis ileus (bising usus) dengan cara:

    Pasien dipuasakan hingga bising usus membaik. Beri cairan antipiretik IV memonitor pengeluaran urine.

    Diagnosis Keperawatan 3

    Tujuan : Nyeri terkontrol

    1. Berikan analgesik sesuai resep.2. Bedrestdan atur posisi yang nyaman bagi pasien hingga hematuria negatif

    untuk memfasilitasi proses penyembuhan.

    3. Berikan antipiretik kecuali tidak demam.Evaluasi

    1. Tanda vital stabil.2. Urine jernih.3. Tidak ada laporan mengenai nyeri.

  • 7/30/2019 Trauma Ginjal Fiks

    10/10

    10