Transplantasi Organ

27
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran saat ini telah berkembang dengan pesat. Salah satu diantaranya adalah teknik transplantasi organ manusia. Transplantasi organ manusia merupakan suatu teknologi medis untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi lagi dengan organ dari manusia lain yang masih berfungsi dengan baik. 1 Di Indonesia sendiri transplantasi pertama berhasil dilakukan pada tahun 1977 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Abad ini transplantasi organ telah menjadi salah satu jalan keluar yang paling berarti dalam dunia kedokteran modern, banyak nyawa manusia yang tertolong dengan cara transplantasi organ ini. Didukung dengan semakin majunya ilmu dan teknologi bidang transplantasi organ manusia maka tingkat keberhasilan dari transplantasi yang dilakukan pun semakin tinggi. Tingkat kelangsungan hidup dari pasien penerima donor pun saat ini sangat tinggi, sehingga akibatnya permintaan untuk melakukan transplantasi maupun akan organ itu sendiripun meningkat secara global diseluruh dunia termasuk di Indonesia. 2 1

description

Transplantasi Organ dan Jaringan Tubuh

Transcript of Transplantasi Organ

Page 1: Transplantasi Organ

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran saat ini telah

berkembang dengan pesat. Salah satu diantaranya adalah teknik transplantasi

organ manusia. Transplantasi organ manusia merupakan suatu teknologi medis

untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi lagi dengan organ dari

manusia lain yang masih berfungsi dengan baik.1

Di Indonesia sendiri transplantasi pertama berhasil dilakukan pada tahun

1977 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Abad ini transplantasi organ telah

menjadi salah satu jalan keluar yang paling berarti dalam dunia kedokteran

modern, banyak nyawa manusia yang tertolong dengan cara transplantasi organ

ini. Didukung dengan semakin majunya ilmu dan teknologi bidang transplantasi

organ manusia maka tingkat keberhasilan dari transplantasi yang dilakukan pun

semakin tinggi. Tingkat kelangsungan hidup dari pasien penerima donor pun saat

ini sangat tinggi, sehingga akibatnya permintaan untuk melakukan transplantasi

maupun akan organ itu sendiripun meningkat secara global diseluruh dunia

termasuk di Indonesia.2

Menurut data dari WHO tranplantasi organ telah dilakukan di 91 negara di

dunia. Pada tahun 2005 ada sekitar 66.000 ribu transplantasi ginjal, 21.000

transplantasi hati, dan 6000 transplantasi ginjal dilakukan diseluruh dunia.3

Sedangkan menurut laporan dari Mayo Clinic lebih dari 101,000 orang

tengah menanti untuk operasi transplantasi organ tubuh, dan dari jumlah tersebut

setiap tahunnya meningkat terus, dan ironisnya tidak semua orang yang

membutuhkan donor tersebut akan mendapatkan donor sebagaimana yang

diharapkan. Setiap harinya 19 orang meninggal dalam penantian untuk

mendapatkan donor organ.4 Di Indonesia menurut Usul Majadi Sinaga dalam

pidato pengukuhan guru besarnya di Universitas Sumatera Utara mengatakan ada

lebih 100.000 orang penderita gagal ginjal di Indonesia, yang membutuhkan

donor ginjal.5 Sedangkan Menteri Kesehatan Dr dr Endang Rahayu Sedyaningsih

1

Page 2: Transplantasi Organ

sebagaimana dikutip dari harian Kompas Senin 15 Maret 2010, lebih dari 600

orang membutuhkan cangkok hati di Indonesia.

Walaupun transplantasi organ dan atau jaringan tersebut telah lama

dikenal dan hingga dewasa ini terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun

tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja karena masih harus

dipertimbangkan dari segi nonmedik, yaitu dari segi agama, hukum, budaya,

etika, dan moral. Karena itu diperlukan kerja sama yang saling mendukung antara

pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat),

dengan pemerintah dan swasta.1

2

Page 3: Transplantasi Organ

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Secara Etimologi transplantasi berasal dari Middle English transplaunten,

diambil dari Bahasa Latin Kuno transplantare, yang artinya to plant.6

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia transplantasi adalah

pemindahan jaringan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain (seperti menutup luka

yg tidak berkulit dengan jaringan kulit dari bagian tubuh yg lain).7

Menurut WHO, Transplantation is the transfer (engraftment) of human

cells, tissues or organs from a donor to a recipient with the aim of restoring

function(s) in the body.8

Jadi dapat disimpulkan transplantasi atau pencangkokan adalah

pemindahan organ, sel, atau jaringan dari si pendonor kepada orang lain yang

membutuhkan penggantian organ disebabkan kegagalan organ, kerusakan sel

maupun jaringan dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi organ, sel, maupun

jaringan yang telah rusak tersebut.

2.2. Jenis-jenis Transplantasi

Hingga waktu ini telah dikenal beberapa jenis transplantasi atau pencangkokan,

baik berupa sel, jaringan, maupun organ tubuh, yaitu sebagai berikut:1

a. Autograft, yaitu pemindahan dari satu tempat ke tempat lain dalam tubuh

itu sendiri. Biasanya transplantasi ini dilakukan pada jaringan yang

berlebih atau pada jaringan yang dapat beregenerasi kembali. Sebagai

contoh, tindakan skin graft pada penderita luka bakar dan operasi bypass

pada penyakit jantung koroner.

b. Allograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang sama

spesiesnya. Misalnya, pemindahan jantung dari seseorang yang telah

dinyatakan meninggal pada orang lain yang masih hidup.

c. Isograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang identik,

misalnya pada kembar identik.

3

Page 4: Transplantasi Organ

d. Xenograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang tidak

sama spesiesnya (dari spesies bukan manusia kepada tubuh manusia).

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang

hidup atau jenazah orang yang baru meninggal (untuk keperluan ini, definisi

meninggal adalah mati batang otak). Organ atau jaringan yang dapat diambil dari

donor hidup adalah kulit, ginjal, sumsum tulang, dan darah (transfusi darah).

Organ/jaringan yang diambil dari jenazah adalah jantung, hati, ginjal, kornea,

pankreas, paru, dan sel otak.1

2.3. Pandangan World Health Organization

Pandangan World Health Organisasion yang selanjutnya disebut sebagai

WHO, sangat penting sebagai acuan dalam penyusunan naskah akademik yang

merupakan dasar dari dibentuknya naskah perundang-undangan. WHO sebagai

Badan Kesehatan Bangsa-bangsa di dunia bertindak untuk memberikan petunjuk

dan koordinasi bidang kesehatan dengan pihak yang berwenang di dalam sistem

Persatuan Bangsa-Bangsa. WHO bertanggung jawab untuk menyiapkan

kepemimpinan di dalam permasalahan kesehatan global, membuat agenda riset

kesehatan, menyiapkan norma dan standar, mengartikulasi kebijakan berdasar

evidence, menyediakan bantuan teknik kepada negara-negara dan memonitor serta

mengakses tren kesehatan.9

Transplantasi organ merupakan salah satu hal yang sangat serius yang

telah diagendakan WHO, hal ini terbukti dengan dimasukkannya transplantasi

kedalam program WHO. WHO menyerukan kepada seluruh negara anggota untuk

menjadikan transplantasi organ sebagai perhatian yang serius bagi negara-negara

anggota untuk mengatur lebih lanjut kedalam hukum positif negara-negara

anggota.9

Pembahasan mengenai transplantasi organ telah dilakukan oleh WHO

diantaranya tahun 1987 di Jenewa tanggal 4-15 May, yang telah menghasilkan

WHA 40.13 mengenai Pengembangan Prinsip-prinsip Dasar bagi Transplantasi

Organ Manusia. Disini sidang menegaskan kembali bahwa perdagangan demi

4

Page 5: Transplantasi Organ

mendapatkan keuntungan dari organ manusia sebagai mahluk hidup adalah tidak

sesuai dengan nilai manusia yang paling mendasar. Kemudian dalam sidang yang

ke 42 di Jenewa menghasilkan WHA42.5 mengenai Pencegahan dan Penjualan

Organ Manusia dengan rekomendasi negara-negara anggota memasukkan

kedalam perundangannya untuk mencegah organ trafficking.10

Tahun 1991, dalam sidangnya telah menghasilkan WHA44.25 yang

merekomendasikan kepada negara-negara anggotanya untuk memasukkan

Petunjuk Prinsip kedalam fomulasi kebijakan dalam transplantasi organ manusia.

WHA 44.25 ini penting karena meletakkan Petunjuk Prinsip. Ada 9 Petunjuk

Prinsip yang secara garis besar menekankan kepada donasi organ manusia yang

sukarela dan tidak komersial.10

Dalam sidang yang ke 62 pada bulan Mei 2009, 9 Petunjuk Prinsip

tersebut diperbaiki dan disesuaikan dengan perkembangan dan laporan

transplantasi organ saat ini. Petunjuk prinsip tersebut merupakan petunjuk bagi

negara-negara dalam menyusun ketentuan mengenai transplantasi organ dan

memasukkan prinsip tersebut kedalam aturan nasionalnya. Petunjuk prinsip

tersebut meliputi:

Petunjuk Prinsip 1

Sel, jaringan dan organ dapat dipindahkan dari tubuh orang yang telah meninggal

untuk kepentingan transplantasi jika:

(a) Adanya persetujuan sebagaimana disyaratkan oleh Undang-undang telah

diperoleh. dan

(b) Tidak ada alasan yang diyakini bahwa orang yang meninggal tersebut

keberatan terhadap pemindahan tersebut.

Petunjuk Prinsip 2

Dokter yang menentukan bahwa donor yang potential telah meninggal tidak dapat

terlibat secara langsung dalam pemindahan sel, jaringan dan organ atau prosedur

transplantasi yang akan datang, dan juga bertanggung jawab terhadap perawatan

penerima donor dari sel, jaringan dan organ.

5

Page 6: Transplantasi Organ

Petunjuk Prinsip 3

Donasi dari orang yang meninggal dikembangkan kepada potensi pengobatan

yang maksimum, akan tetapi orang hidup dewasa dapat mendonasikan organ jika

diperbolehkan oleh hukum negaranya. Secara umum donor hidup seharusnya ada

hubungan genetis, ada hubungan hukum dan emosional dengan si penerima donor.

Donor hidup dapat disetujui apabila adanya pemberitahuan dan persetujuan secara

sukarela, ketika petugas medis profesional dari donor secara teroganisasi

memastikan dan menindaklanjuti, dan ketika memilih kriteria dari donor

diaplikasikan dengan teliti dan seksama dan dimonitor.

Donor hidup harus diinformasikan mengenai kemungkinan resiko, keuntungan

dan konsekuensi dari donasi secara lengkap dan mudah dimengerti, donor hidup

tersebut harus secara hukum cakap dan mampu untuk mencerna informasi, dan

bertindak menurut kemauannya, dan terbebas dari pengaruh maupun tekanan.

Petunjuk Prinsip 4

Tidak ada sel, jaringan dan organ yang dapat dipindahkan dari tubuh anak kecil

hidup untuk keperluan transplantasi selain dari pada pengecualian yang sempit

dibawah hukum nasional. Ukuran yang spesifik sebaiknya ditempatkan untuk

melindungi anak kecil tersebut, dan apabila mungkin dilakukan harus ada

persetujuan didapatkan sebelum donasi dilakukan. Hal yang berlaku untuk anak

kecil tersebut, berlaku juga bagi orang yang kurang cakap.

Petunjuk Prinsip 5

Sel, jaringan dan organ didonasikan secara cuma-cuma, tanpa ada pembayaran

dalam bentuk uang atau dalam penghargaan lain dari nilai uang. Pembelian atau

penawaran

untuk membeli sel, jaringan dan organ untuk transplantasi atau penjualan organ

jenazah oleh orang hidup atau saudaranya adalah dilarang. Larangan terhadap

penjualan atau

pembelian terhadap sel, jaringan dan organ, tidak berlaku bagi penggantian biaya

yang masuk akal dan pengeluaran yang timbul yang dapat diperiksa kebenarannya

6

Page 7: Transplantasi Organ

dari donor, termasuk hilangnya pendapatan, atau pembayaran biaya

penyembuhan, proses dan penyimpanan serta penyediaan sel, jaringan dan organ

manusia bagi transplantasi.

Petunjuk Prinsip 6

Promosi donasi yang bersifat kemanusiaan atas sel, jaringan dan organ yang

dimaksud di masyarakat dapat dilakukan sesuai dengan aturan hukum

nasional. Pengiklanan mengenai tersedianya sel, jaringan dan organ, dengan

menyebutkan penawaran atau mencari pembayaran kepada seseorang dimana

seseorang tersebut telah meninggal adalah dilarang. Menjadi perantara yang

melibatkan pembayaran kepada individu atau pihak ketiga juga dilarang.

Petunjuk Prinsip 7

Dokter dan tenaga medis lainnya sebaiknya tidak terlibat dalam prosedur

transplantasi, dan asuransi kesehatan dan pembayar lain sebaiknya tidak

mengganti pembayaran seperti prosedur, jika sel, jaringan dan organ terkait telah

diperoleh dari eksploitasi atau paksaan atau pembayaran kepada donor ataupun

saudara dari donor mati.

Petunjuk Prinsip 8

Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dan profesional yang terlibat dalam

pengadaan dan prosedur transplatasi sel, jaringan dan organ dilarang untuk

menerima pembayaran apapun yang melebihi biaya yang dapat dibenarkan bagi

pelayanan yang dilakukan.

Petunjuk Prinsip 9

Alokasi dari organ, sel dan jaringan harus berdasarkan pada kriteria, norma etis

bukan kepada uang atau pertimbangan lainnya. Pengaturan mengenai alokasi ini

ditentukan oleh komite yang sesuai dan sah, harus adil, benar dan transparan.

7

Page 8: Transplantasi Organ

Petunjuk Prinsip 10

Prosedur yang berkualitas tinggi, aman dan berkemampuan merupakan hal pokok

yang sama bagi donor dan penerima. Hasil dalam jangka panjang dari jaringan, sel

dan organ sebaiknya dievaluasi pada donor hidup dan juga penerima donor

sehubungan dengan keuntungan dan kerugian.

Tingkat keamanan, efikasi dan kualitas dari sel, jaringn dan organ manusia untuk

transplantasi sebagai produk kesehatan, harus terus dipelihara dan dioptimalkan

secara terus menerus. Hal ini memerlukan penerapan dari sistem kualitas

termasuk pengusutan dan kesiapsiagaan, dengan situasi yang merugikan dan

laporan reaksi, secara nasional maupun terhadap ekpor produk manusia.

Petunjuk Prinsip 11

Organisasi dan pelaksana dari kegiatan donasi dan transplantasi, termasuk juga

hasil klinis harus transparan dan terbuka terhadap pengamatan, dengan tetap

menjamin kerahasiaan dan privasi dari donor dan penerima donor.

2.4. Aspek Hukum Transplantasi

Dalam PP No.18 tahun 1981 tentang bedah mayat klinis, bedah mayat anatomis

dan transplantasi alat serta jaringan tubuh manusia, tercantum pasal-pasal tentang

transplantasi sebagai berikut:

Pasal 1

a. Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang

dibentuk oleh beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta faal (fungsi)

tertentu untuk tubuh tersebut.

b. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal

(fungsi) yang sama dan tertentu.

c. Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan

dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain dalam

rangka pengobatan untuk menggantikan alat dan atau jaringan tubuh ynag

tidak berfungsi dengan baik.

8

Page 9: Transplantasi Organ

d. Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya

kepada orang lain untuk keperluan kesehatan.

e. Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran

yang berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan, dan atau denyut jantung

seseorang telah berhenti.

Ayat e mengenai definisi meninggal dunia kurang jelas, maka IDI dalam seminar

nasionalnya mencetuskan fatwa tentang masalah mati yaitu bahwa seseorang

dikatakan mati bila fungsi spontan pernafasan dan jantung telah berhenti secara

pasti atau irreversible, atau terbukti telah terjadi kematian batang otak.

Pasal 10

Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan

ketentuan yaitu harus dengan persetujuan tertulis pasien atau keluarga terdekat

setelah penderita meninggal dunia.

Pasal 11

1. Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya boleh dilakukan oleh dokter

yang ditunjuk oleh menteri kesehatan.

2. Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh

dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan

Pasal 12

Penentuan saat mati ditentukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada sangkut paut

medik dengan dokter yang melakukan transplantasi.

Pasal 13

Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudkan yaitu dibuat diatas kertas

bermaterai dengan 2 (dua) orang saksi.

9

Page 10: Transplantasi Organ

Pasal 14

Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau

Bank Mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan dengan

persetujuan tertulis keluarga terdekat.

Pasal 15

1. Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan atau jaringan tubuh

manusia diberikan oleh donor hidup, calon donor yang bersangkutan

terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang merawatnya, termasuk dokter

konsultan mengenai operasi, akibat-akibatnya, dan kemungkinan-

kemungkinan yang terjadi.

2. Dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus yakin benar, bahwa

calon donor yang bersangkutan telah meyadari sepenuhnya arti dari

pemberitahuan tersebut.

Pasal 16

Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas kompensasi

material apapun sebagai imbalan transplantasi.

Pasal 17

Dilarang memperjualbelikan alat atau jaringan tubuh manusia.

Pasal 18

Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dalam semua

bentuk ke dan dari luar negeri.

Selanjutnya dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan dicantumkan

beberapa pasal tentang transplantasi sebagai berikut :

Pasal 33

1. Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan

transplantasi organ dan jaringan tubuh, transfusi darah, implan obat dan

10

Page 11: Transplantasi Organ

atau alat kesehatan, serta bedah plastik dan rekontruksi.

2. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan

kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial.

Pasal 34

1. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu

dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.

2. Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor harus

memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan

ahli waris atau keluarganya.

3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi s

ebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah.

2.5. Aspek Etik Transplantasi

Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien

dengan kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya. Dari segi etika kedokteran,

tindakan ini wajib dilakukan jika ada indikasi, berlandaskan beberapa pasal dalam

KODEKI, yaitu:

Pasal 2

Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan

standar profesi yang tertinggi

Pasal 7d

Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup

insani

11

Page 12: Transplantasi Organ

Pasal 10

Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan

keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukan

suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib

merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut

Bertitik tolak dari pasal-pasal tersebut di atas, para dokter harus

menguasai, mengembangkan dan memanfaatkan iptek transplantasi untuk

kemashlahatan pasien dan keluarganya.

2.6. Yurisprudensi12

Berikut ini adalah beberapa contoh kasus yang dijadikan yurisprudensi dalam hal

transplantasi organ :

a. Transplantasi – donasi kulit – belum dewasa

Seorang anak laki – laki berumur 15 tahun memberikan persetujuannya

menjadi donor kulit untuk suatu bedah plastik kepada orang lain. Orang

tuanya menuntut dokter itu karena melanggar hukum (assault).

Hakim memutuskan bahwa seorang anak yang baru berumur 16 tahun secara

yuridis belum bisa memberikan persetujuan apabila bukan untuk kepentingan

dirinya sendiri. Izin dari orang tuanya harus diperoleh.

b. Anak Kembar – donor hidup – transplantasi ginjal

Salah satu dari sepasang anak kembar, masing – masing berusia kurang lebih

8 tahun harus dibuang kedua –dua ginjal.

Pengetesan terhadap kedua orang tua menunjukkan bahwa mereka tidak bisa

menjadi donor bagi anak tersebut. Ternyata kemudian yang cocok adalah

saudara kembarnya. Walaupun memperoleh perseutjuan dari kedua orang

tuanya, tapi dokternya menolak untuk melakukan transplantasi tanpa izin dari

pengadilan.

Menurut ilmu kedokteran, donor anak itu bisa hidup normal sebagai mana

biasa lagi sesudah 30 hari sejak operasi dilakukan dan bahwa operasi itu

sendiri tidak menjadi halangan bagi kesehatan si donor anak itu.

12

Page 13: Transplantasi Organ

Seorang psikiater memberi kesaksian bahwa adalah untuk kepentingan donor

anak itu sendiri juga untuk memberikan satu gibnjalnya.

Seorang pendeta juga memberi kesaksian, bahwa donor anak itu secara moral

dan terologis dapat dibernarkan. Pengadilan akhirnya menyetujui dilakukan

transplantasi. Dasar pertimbangan adalah karena tidak ada yang menetang

dilakukannya operasi terhadap anak kembar satunya itu, dan risiko bagi donor

anak itu minimal, maka kedua orang tuanya berhak untuk memberika

persutujuannya.

c. Transplantasi ginjal – donornya IQ 35 – Izin pengadilan

Tommy Strunk, berusia 28 tahun, menikah, menderita sakit ginjal yang berat

dan hidupnya kini hanya tergantung pada hemodialisis. Jerry Strunk,

saudaranya, 27 tahun yang pernah dites IQ nya hanya 35, jalan pikirannya

sama dengan anak berusia 6 tahun. Pengetasan darah seluruh anggota

keluarga lainnya menunjukkan ketidak-cocokan dengan darah dan jaringan

Tommy. Ternyata yang cocok adalah dari Jerry. Ibunya mengajukan kepada

pengadilan untuk mengizinkan dilakukan transplantasi dengan Jerry sebagai

donor hidup. Pengadilan mengizinkan, karena ternyata transplantasi ini juga

akan bermanfaat bagi kedua – dua saudara, baik Tommy maupun Jerry.

Hal ini disebabkan karena Jerry ternyata secara emosionil dan psikologis

sangat menderita apabila sampai kehilangan Tommy. Kesaksian medis

menunjukkan bahwa Tommy mempunyai kesempatan lebi bagus untuk hidup

jika dilakukan transplantasi dari Jerry daripada dari donor mayat.

Transplantasi dilakukan dan berhasil baik.

2.7. Kasus

Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. Kasus

terbanyak terjadi di India, Tiongkok, dan America. Penyakit tersebut bisa

menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Tetapi, transplantasi dua organ

tubuh dipercaya bisa dapat memperpanjang harapan hidup para pengidap diabetes.

Suatu hari pukul 05.30 waktu setempat di ruang bedah Rumah Sakit Barnesh-

Jewish di St Louis, Dokter Jason Wellen yang tengah melakukan pembedahan,

13

Page 14: Transplantasi Organ

menunjuk ke rongga perut pasiennya yang dibedah dan pankreasnya yang baru di

transplantasi. Sang pasien bernama Tiffany Buchta. Ia mengidap diabetes tipe 1

dan didiagnosa ketika berusia 15 tahun.

Dikenal sebagai diabetes usia remaja, diabetes tipe 1 ini terjadi karena

sistem imunitas tubuh menyerang dirinya sendiri, menghancurkan sel-sel yang

memproduksi insulin didalam pankreas. Sekitar 10% penderita sakit gula

mengidap diabetes tipe 1. Penyebab pasti diabetes tipe ini tidak diketahui tetapi

para periset meyakini kombinasi faktor genetic dan lingkungan hidup adalah

penyebabnya. Berbeda dengan penderita diabetes tipe 2 yang seringkali

mengontrol penyakit mereka dengan diet, olah raga dan obat-obatan yang

diminum. Orang yang diabetes tipe 1 membutuhkan suntikan insulin untuk

bertahan hidup. Belum lagi diabetes bisa berakibat buruk pada ginjal.

Tiffany mengatakan “Sekitar tiga atau empat tahun lalu ginjal saya hanya

berfungsi 45 persen dan saya tidak menyadari ini bisa terjadi begitu cepat”.

Hal itu terjadi ketika ia berusia 30-an. Oktober tahun lalu, Butcha mengalami

gagal ginjal. Tiga kali seminggu ia harus pergi ke klinik setempat. Disana selama

3,5 jam ia terhubung dengan mesin dialysis. Mesin tersebut mencuci darahnya.

Pekerjaan yang tidak lagi bisa dilakukan ginjalnya. Lalu Butcha ditawari

transplantasi. Tidak hanya ginjal baru tapi juga pankreas baru.

Dr. Wellen menjelaskan “Jika saya hanya memberi transplantasi ginjal

kepada penderita diabetes tipe 1, seiring berjalannya waktu diabetes mereka akan

menyerang ginjal baru tersebut seperti yang terjadi pada ginjal mereka sendiri.

Jadi, dengan menawarkan mereka transplantasi ginjal dan pankreas dari donor

yang sama, kita tidak hanya meningkatkan secara drastis kualitas hidup mereka.

Gula darah mereka menjadi normal dan tidak lagi membutuhkan insulin serta

membuat ginjal itu lebih tahan lama”.

Dengan pankreas dan ginjal baru dari sang donor yaitu korban kecelakaan

mobil usia 23 tahun, Butcha kemungkinan akan hidup lebih lama. “Pembedahan

ini akan memberinya harapan hidup sekitar 85 persen. Jadi dari harapan hidup 30

persen menjadi 85 persen ini merupakan perbedaan yang sangat besar”, demikian

tambah Dr. Wellen dan bagi Tiffany Butcha, kini ia bisa hidup normal lagi.

14

Page 15: Transplantasi Organ

Kasus diatas menyatakan bahwa transplantasi dilakukan karena faktor

penyakit yang diderita. Penyakit tersebut jika tidak segera dilakukan transplantasi,

dikhawatirkan bisa menimbulkan komplikasi yang lebih berbahaya. Pasal 15

Undang-undang No. 18 tahun 1981 yang berbunyi “Sebelum persetujuan tentang

transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia diberikan oleh calon donor hidup,

calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang

merawatnya, termasuk dokter konsultan mengenai sifat operasi, akibat-akibat dan

kemungkinan yang dapat terjadi. Dokter yang merawatnya harus yakin benar

bahwa calon donor yang bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari

pemberitahuan tersebut”, maka kasus tersebut tidak melanggar hukum. Karena

dokter yang merawat pasien tersebut telah menjelaskan prosedur dan resiko-resiko

yang terjadi. Tindakan selanjutnya kembali kepada keputusan pasien. Jadi pada

dasarnya, transplantasi organ menurut hukum, boleh dilakukan dengan ketentuan,

transplantasi dilakukan dengan persetujuan pendonor dan resipien serta pendonor

maupun resipien paham betul bagaimana transplantasi akan dilakukan serta resiko

apa saja yang akan terjadi.

15

Page 16: Transplantasi Organ

BAB 3

KESIMPULAN

Transplantasi atau pencangkokan adalah pemindahan organ, sel, atau

jaringan dari si pendonor kepada orang lain yang membutuhkan penggantian

organ disebabkan kegagalan organ, kerusakan sel maupun jaringan dengan tujuan

untuk mengembalikan fungsi organ, sel, maupun jaringan yang telah rusak

tersebut. Berdasarkan jenisnya, transplantasi diklasifikasikan menjadi 4 tipe, yaitu

autograft, allograft, isograft, dan xenograft.

Pembahasan mengenai transplantasi organ telah dilakukan oleh WHO

diantaranya tahun 1987 di Jenewa tanggal 4-15 May, yang telah menghasilkan

WHA 40.13 mengenai Pengembangan Prinsip-prinsip Dasar bagi Transplantasi

Organ Manusia yang terdiri dari 9 prinsip dasar. Dalam sidang yang ke 62 pada

bulan Mei 2009, 9 Petunjuk Prinsip tersebut diperbaiki dan disesuaikan dengan

perkembangan dan laporan transplantasi organ saat ini. Petunjuk prinsip tersebut

merupakan petunjuk bagi negara-negara dalam menyusun ketentuan mengenai

transplantasi organ dan memasukkan prinsip tersebut kedalam aturan nasionalnya.

Ditinjau dari aspek hukum, dalam PP No.18 tahun 1981 tentang bedah

mayat klinis, bedah mayat anatomis dan transplantasi alat serta jaringan tubuh

manusia, tercantum pasal-pasal tentang transplantasi yang meliputi pasal 1, 10,

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 33, dan 34.

Dari segi etika kedokteran, tindakan ini wajib dilakukan jika ada indikasi,

berlandaskan beberapa pasal dalam KODEKI, yaitu pasal 2, 7d, dan 10. Bertitik

tolak dari pasal-pasal tersebut di atas, para dokter harus menguasai,

mengembangkan dan memanfaatkan iptek transplantasi untuk kemashlahatan

pasien dan keluarganya.

16

Page 17: Transplantasi Organ

DAFTAR PUSTAKA

1. Hanafiah, M. Jusuf., Amir, Amri. 2008. Etika Kedokteran & Hukum

Kesehatan. Edisi 4. Jakarta: EGC.

2. Soetjipto, Patricia. 2010. Transplantasi Organ Manusia. Tesis Program

Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Universitas Indonesia.

3. Yusuke Shimazono; http://www.who.int/bulletin/volumes/85/12/06-

039370

4. Mayo Clinic, Transplant Programs at Mayo Clinic, Organ Donation,

http://www.mayoclinic.org/transplant/organ-donation.html

5 Usul Majadi Sinaga,"Pidato Pengukuhan Menjadi Guru Besar Tetap

Dalam Bidang Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Sumater Utara",

28 Juli 2007.

6. Merriem Wesbter Online, Medical Dictionary,

http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=6290

7. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online,

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

8. World Health Organization, Transplantation,

http://www.who.int/topics/transplantation/en/

9. Tugas dari WHO diambil dari About WHO, diunduh dari website WHO:

http://www.who.int/about/en/WHO: http://www.who.int/about/en/

10. WHO, Forty-Second World Health Assembly Geneva, May 1989,

4D841222-CCAD-4801-9685-E4DED299DDF7

11. World Health Organization Guiding Principles On Human Cell, Tissue

And Organ Transplantation,

http://www.searo.who.int/LinkFiles/BCT_WHO_guiding_principle

s_organ_transplantation.pdf

12. Gusnadi, JH. 2007. Hukum Medis. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Bab 18.

17