6 Transplantasi Organ (1)

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia juga mengalami perkembangannya di berbagai bidang. Salah satunya adalah kemajuan di bidang kesehatan yaitu teknik transplantasi organ. Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu yang lain. Sampai sekarang penelitian tentang transplantasi organ masih terus dilakukan. Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transplantasi maju dengan pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus mengalami peningkatan melebihi ketersediaan donor yang ada. Sebagai contoh di Cina, pada tahun 1999 tercatat hanya 24 transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya mencapai 78 angka. Sedangkan tahun 2003 angkanya bertambah 356. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali transplantasi. Tidak hanya hati, jumlah transplantasi keseluruhan organ di China memang meningkat drastis. Setidaknya telah terjadi 3 kali lipat melebihi Amerika Serikat. Ketidakseimbangan antara jumlah pemberi organ dengan penerima organ hampir terjadi di seluruh dunia. 1

Transcript of 6 Transplantasi Organ (1)

Page 1: 6 Transplantasi Organ (1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

                 Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia juga mengalami

perkembangannya di berbagai bidang.  Salah satunya adalah kemajuan di bidang kesehatan

yaitu  teknik transplantasi organ.  Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis

untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu yang

lain. Sampai sekarang penelitian tentang transplantasi organ masih terus dilakukan.

Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada

pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transplantasi maju dengan

pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus mengalami peningkatan melebihi

ketersediaan donor yang ada. Sebagai contoh di Cina, pada tahun 1999 tercatat hanya 24

transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya mencapai 78 angka. Sedangkan tahun 2003

angkanya bertambah 356. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali

transplantasi. Tidak hanya hati, jumlah transplantasi keseluruhan organ di China memang

meningkat drastis. Setidaknya telah terjadi 3 kali lipat melebihi Amerika Serikat.

Ketidakseimbangan antara jumlah pemberi organ dengan penerima organ hampir terjadi di

seluruh dunia.

Sedangkan transplantasi organ yang lazim dikerjakan di Indonesia adalah pemindahan

suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke manusia, sehingga

menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ

dari satu tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang

sama. Transplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada

penerima.

Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU No. 23 tahun

1992 tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis

serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Hal ini tentu saja menimbulkan suatu

pertanyaan tentang relevansi antara Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang dimana

Peraturan Pemerintah diterbitkan jauh sebelum Undang-Undang. (Binchoutan,2008)

1

Page 2: 6 Transplantasi Organ (1)

Penulis mengambil tema makalah Transplantasi organ dikarenakan maraknya kasus

transplantasi di Indonesia serta masih adanya pro dan kontra di kalangan masyarakat maupun

dunia kesehaan tentang etis dan tidaknya praktek transplantasi organ.

                                                                                                     

B.  Pokok Permasalahan

1.    Apa pengertian Transplantasi Organ

2.    Apa saja klasifikasi Transplantasi Organ

3.    Apa penyebab Transplantasi Organ

4.    Bagaimana pandangan agama mengenai transplantasi organ

C.  Tujuan

a.   Tujuan Umum

      Mengetahui praktek transplantasi organ di dunia pada umumnya dan praktek transplantasi

organ di Indonesia pada khususnya  dilihat dari sudut dilema etik dan dari segi agama islam.

b.   Tujuan Khusus

1.   Mengetahui pengertian transplantasi organ

2.   Mengetahui Klasifikasi transplantasi organ

3.   Mengetahui penyebab transplantasi organ

4.   Mengetahui transplantasi organ dari segi agama

D.  Manfaat

Bagi penulis :

1. Makalah ini disusun sebagai tugas Semester Pendek mata kuliah Agama Islam

2. Sebagai sarana memperluas wawasan mengenai transplantasi organ

 Bagi Pembaca

3. Sebagai sarana mengetahui apa itu transplantasi organ

2

Page 3: 6 Transplantasi Organ (1)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Transplantasi Organ

Donor organ atau lebih sering disebut transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan

atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau

tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Syarat tersebut melipui kecocokan

organ dari donor dan resipen.

Donor organ adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih memiliki daya

hidup dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi

dengan baik apabila diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan hidup penderitan

hampir tidak ada lagi. Sedangkan resipien adalah orang yang akan menerima jaringan atau

organ dari orang lain atau dari bagian lain dari tubuhnya sendiri. Organ tubuh yang

ditansplantasikan biasa adalah organ vital seperti ginjal, jantung, dan mata. namun dalam

perkembangannya organ-organ tubuh lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu

orang yang sangat memerlukannya.

Menurut pasal 1 ayat 5 Undang-undang kesehatan,transplantasi organ adalah

rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang

berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk

menggantikan organ dan atau jaringan tubuh. Pengertian lain mengenai transplantasi organ

adalah berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, transplantasi adalah tindakan

medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh

orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk mengganti jaringan dan atau

organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.

            Jika dilihat dari fungsi dan manfaatnya transplantasi organ dapat dikategorikan

sebagai ‘life saving’. Live saving maksudnya adalah dengan dilakukannya transplantasi

diharapkan bisa memperpanjang jangka waktu seseorang untuk bertahan dari penyakit yang

dideritanya.  

B. Sejarah Perkembangan Transplantasi Organ

Transplantasi jaringan mulai dipikirkan oleh dunia sejak 4000 tahun silam menurut

manuscrip yang ditemukan di Mesir yang memuat uraian mengenai eksperimen transplantasi

3

Page 4: 6 Transplantasi Organ (1)

jaringan yang pertama kali dilakukan di Mesir sekitar 2000 tahun sebelum diutusnya Nabi Isa

as. Sedang di India beberapa puluh tahun sebelum lahirnya Nabi Isa as. seorang ahli bedah

bangsa Hindu telah berhasil memperbaiki hidung seorang tahanan yang cacat akibat siksaan,

dengan cara mentransplantasikan sebagian kulit dan jaringan lemak yang diambil dari

lengannya. Pengalaman inilah yang merangsang Gaspare Tagliacosi, seorang ahli bedah Itali,

pada tahun 1597M untuk mencoba memperbaiki cacat hidung seseorang dengan

menggunakan kulit milik kawannya.

Pada ujung abad ke-19 M para ahli bedah, baru berhasil mentransplantasikan jaringan,

namun sejak penemuan John Murphy pada tahun 1897 yang berhasil menyambung pembuluh

darah pada binatang percobaan, barulah terbuka pintu percobaan mentransplantasikan organ

dari manusia ke manusia lain. Percobaan yang telah dilakukan terhadap binatang akhirnya

berhasil, meskipun ia menghabiskan waktu cukup lama yaitu satu setengah abad. Pada tahun

1954 M Dr. J.E. Murray berhasil mentransplantasikan ginjal kepada seorang anak yang

berasal dari saudara kembarnya yang membawa perkembangan pesat dan lebih maju dalam

bidang transplantasi.

Tatkala Islam muncul pada abad ke-7 Masehi, ilmu bedah sudah dikenal di berbagai

negara dunia, khususnya negara-negara maju saat itu, seperti dua negara adidaya Romawi dan

Persia. Namun pencangkokan jaringan belum mengalami perkembangan yang berarti,

meskipun sudah ditempuh berbagai upaya untuk mengembangkannya. Selama ribuan tahun

setelah melewati bantuk eksperimen barulah berhasil pada akhir abad ke-19 M, untuk

pencangkokan jaringan, dan pada pertengahan abad ke-20 M untuk pencangkokan organ

manusia.

Di masa Nabi saw. negara Islam telah memperhatikan masalah kesehatan rakyat,

bahkan senantiasa berupaya menjamin kesehatan dan pengobatan bagi seluruh rakyatnya

secara cuma-cuma. Ada beberapa dokter ahli bedah di masa Nabi yang cukup terkenal seperti

al Harth bin Kildah dan Abu Ramtah Rafa'ah, juga Rafidah al Aslamiyah dari kaum wanita.

Meskipun pencangkokan organ tubuh belum dikenal oleh dunia saat itu, namun

operasi plastik yang menggunakan organ buatan atau palsu sudah dikenal di masa Nabi saw,

sebagaimana yang diriwayatkan Imam Abu Daud dan Tirmidzi dari Abdurrahman bin

Tharfah (Sunan Abu Dawud, hadits. no.4232) "bahwa kakeknya 'Arfajah bin As'ad pernah

terpotong hidungnya pada perang Kulab, lalu ia memasang hidung (palsu) dari logam perak,

namun hidung tersebut mulai membau (membusuk), maka Nabi saw. menyuruhnya untuk

4

Page 5: 6 Transplantasi Organ (1)

memasang hidung (palsu) dari logam emas". Imam Ibnu Sa'ad dalam Thabaqatnya (III/58)

juga telah meriwayatkan dari Waqid bin Abi Yaser bahwa 'Utsman (bin 'Affan) pernah

memasang mahkota gigi dari emas, supaya giginya lebih kuat (tahan lama).

Pada periode Islam selanjutnya berkat doktrin Islam tentang urgensi kedokteran mulai

bertebaran karya-karya monumental kedokteran yang banyak memuat berbagai praktek

kedokteran termasuk transplantasi dan sekaligus mencuatkan banyak nama besar dari

ilmuwan muslim dalam bidang kesehatan dan ilmu kedokteran, diantaranya adalah: Al-Rozy

(Th.251-311 H.) yang telah menemukan dan membedakan pembuluh vena dan arteri

disamping banyak membahas masalah kedokteran yang lain seperti, bedah tulang dan gips

dalam bukunya Al-Athibba. Lebih jauh dari itu, mereka bahkan telah merintis proses

spesialisasi berbagai kajian dari suatu bidang dan disiplin. Az-Zahrawi ahli kedokteran

muslim yang meninggal di Andalusia sesudah tahun 400-an Hijriyah telah berhasil dan

menjadi orang pertama yang memisahkan ilmu bedah dan menjadikannya subjek tersendiri

dari bidang Ilmu Kedokteran. Beliau telah menulis sebuah buku besar yang monumental

dalam bidang kedokteran khususnya ilmu bedah dan diberi judul "At-tashrif".

C. Klasifikasi Transplantasi Organ

Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:

1. Autotransplantasi

Pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri.

2. Homotransplantasi

Pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain.

3. Heterotransplantasi

Pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain.

4. Autograft

Transplantasi jaringan untuk orang yang sama. Kadang-kadang hal ini dilakukan dengan

jaringan surplus, atau jaringan yang dapat memperbarui, atau jaringan lebih sangat

dibutuhkan di tempat lain (contoh termasuk kulit grafts , ekstraksi vena untuk CABG ,

dll) Kadang-kadang autograft dilakukan untuk mengangkat jaringan dan kemudian

5

Page 6: 6 Transplantasi Organ (1)

mengobatinya atau orang, sebelum mengembalikannya (contoh termasuk batang

autograft sel dan penyimpanan darah sebelum operasi ).

5. Allograft

Allograft adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua non-identik anggota

genetis yang sama spesies . Sebagian besar jaringan manusia dan organ transplantasi

yang allografts. Karena perbedaan genetik antara organ dan penerima, penerima sistem

kekebalan tubuh akan mengidentifikasi organ sebagai benda asing dan berusaha untuk

menghancurkannya, menyebabkan penolakan transplantasi .

6. Isograft

Sebuah subset dari allografts di mana organ atau jaringan yang ditransplantasikan dari

donor ke penerima yang identik secara genetis (seperti kembar identik ). Isografts

dibedakan dari jenis lain transplantasi karena sementara mereka secara anatomi identik

dengan allografts, mereka tidak memicu respon kekebalan.

7. Xenograft dan xenotransplantation

Transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies yang lain. Sebuah contoh adalah

transplantasi katup jantung babi, yang cukup umum dan sukses. Contoh lain adalah

mencoba-primata (ikan primata non manusia)-transplantasi Piscine dari pulau kecil (yaitu

pankreas pulau jaringan atau) jaringan.

8. Transplantasi Split

Kadang-kadang organ almarhum-donor, biasanya hati, dapat dibagi antara dua penerima,

terutama orang dewasa dan seorang anak. Ini bukan biasanya sebuah pilihan yang

diinginkan karena transplantasi organ secara keseluruhan lebih berhasil.

9. Transplantasi Domino

Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan fibrosis kistik karena kedua paru-paru

perlu diganti dan itu adalah operasi lebih mudah secara teknis untuk menggantikan

jantung dan paru-paru pada waktu yang sama. Sebagai jantung asli penerima biasanya

sehat, dapat dipindahkan ke orang lain yang membutuhkan transplantasi jantung.

(parsudi,2007).

Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor alat dan atau jaringan tubuh, maka

transplantasi dapat dibedakan menjadi :

a. Transplantasi dengan donor hidup

Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh seseorang

ke orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa mengancam kesehatan. Donor

6

Page 7: 6 Transplantasi Organ (1)

hidup ini dilakukan pada jaringan atau organ yang bersifat regeneratif, misalnya kulit, darah

dan sumsum tulang, serta organ-organ yang berpasangan misalnya ginjal.

b.   Transplantasi dengan donor mati atau jenazah

Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan organ atau jaringan dari

tubuh jenazah ke tubuh orang lain yang masih hidup. Jenis organ yang biasanya didonorkan

adalah organ yang tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi misalnya jantung, kornea,

ginjal dan pankreas.

D.  Penyebab Transplantasi Organ

Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu:

1. Eksplantasi : usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang sudah

meninggal

2. Implantasi : usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh

sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan

transplantasi, yaitu :

1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang

diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan

kekurangan jaringan atau organ. (anonim,2006)

2. Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan atau organ

tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan atau organ tersebut,

untuk berfungsi baik, mengganti yang sudah tidak dapat berfungsi lagi.

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang

hidup atau dari jenazah orang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan

kematian batang otak. Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit, ginjal,

sumsum tulang dan darah (tranfusi darah). Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah :

jantung, hati, ginjal, kornea, pancreas, paru-paru dan sel otak.

7

Page 8: 6 Transplantasi Organ (1)

E.  Transplantasi Organ dari Segi Agama

Transplantasi atau pencangkokan organ tubuh adalah pemindahan organ tubuh tertentu

yang mempunyai daya hidup yang sehat, dari seseorang untuk menggantikan organ tubuh

yang tidak sehat atau tidak berfungsi dengan baik milik orang lain.

Orang yang anggota tubuhnya dipindahkan disebut donor (pen-donor), sedang yang

menerima disebut repisien.

Cara ini merupakan solusi bagi penyembuhan organ tubuh tersebut karena

penyembuhan/pengobatan dengan prosedur medis biasa tidak ada harapan kesembuhannya.

Ditinjau dari segi kondisi donor (pendonor)-nya maka ada tiga keadaan donor:

1. Donor dalam keadaan hidup sehat;

2. Donor dalam kedaan sakit (koma) yang diduga kuat akan meninggal segera;

3. Donor dalam keadaan meninggal.

Didalam syariat Islam terdapat 3 macam hukum mengenai transplantasi organ dan

donor organ ditinjau dari keadaan si pendonor. Adapun ketiga hukum tersebut, yaitu :

Untuk menentukan hukum boleh tidaknya transplantasi organ tubuh, perlu dilihat kapan

pelakasanaannya.

Sebagaimana dijelaskan ada tiga keadaan transplantasi dilakukan, yaitu pada saat donor

masih hidup sehat, donor ketika sakit (koma) dan didiuga kuat akan meninggal dan donor

dalam keadaan sudah meninggal. Berikut hukum transplantasi sesuai keadaannya masing-

masing.

Pertama, apabila pencangkokan tersebut dilakukan, di mana donor dalam keadaan sehat

wal afiat, maka hukumnya menurut Prof Drs. Masyfuk Zuhdi, dilarang (haram) berdasarkan

alasan-alasan sebagai berikut:

1. Firman Allah dalam surat Al-Baqaroah: 195

Artinya:”Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan”

Dalam kasus ini, orang yang menyumbangkan sebuah mata atau ginjalnya kepada orang lain

yang buta atau tidak mempunyai ginjal… ia (mungkin) akan menghadapi resiko sewaktu-

waktu mengalami tidak normalnya atau tidak berfungsinya mata atau ginjalnya yang tinggal

sebuah itu (Ibid, 88).

2. Kaidah hukum Islam:

8

Page 9: 6 Transplantasi Organ (1)

Artinya:”Menolak kerusakan harus didahulukan atas meraih kemaslahatan”

Dalam kasus ini, pendonor mengorbankan dirinya dengan cara melepas organ tubuhnya untuk

diberikan kepada dan demi kemaslahatan orang lain, yakni resipien.

3. Kaidah Hukum Islam:

1. Macam-macam Transplantasi Organ Beserta Hukum dan Syaratnya

Masalah transplantasi dalam kajian hukum syariah Islam diuraikan menjadi dua

bagian besar pembahasan yaitu sebagai berikut:

a. Penanaman jaringan/organ tubuh yang diambil dari tubuh yang sama.

Seperti praktek transplantasi kulit dari suatu bagian tubuh ke bagian lain dari

tubuhnya yang terbakar atau dalam kasus transplantasi penyumbatan dan

penyempitan pembuluh darah jantung dengan mengambil pembuluh darah pada

bagian kaki.

Masalah ini hukumnya adalah boleh berdasarkan analogi (qiyas)

diperbolehkannya seseorang untuk memotong bagian tubuhnya yang

membahayakan keselamatan jiwanya karena suatu sebab. (Dr. Al-Ghossal, Naql

wa Zar’ul A’dha (Transplantasi Organ) : 16-20, Dr. As-Shofi, Gharsul

A’dha:126).

b. Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu lain.

Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu orang lain.

1) Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu orang hidup.

Yang dimaksud disini adalah donor anggota tubuh bagi siapa saja

yang memerlukan pada saat si donor masih hidup. Donor semacam ini

hukumnya boleh. Karena Allah Swt memperbolehkan memberikan

pengampunan terhadap qisash maupun diyat.

Allah Swt berfirman:

Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari saudaranya,

hendaklah (yang mema`afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan

9

Page 10: 6 Transplantasi Organ (1)

hendaklah (yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada yang memberi

ma`af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu

keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang

melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (QS

Al Baqarah: 178)

Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu orang hidup

dapat dibedakan sebagai berikut:

Penanaman jaringan/organ tunggal yang dapat mengakibatkan

kematian donaturnya bila diambil. Seperti, jantung, hati dan otak.

Maka hukumnya adalah tidak boleh.

Atas dasar firman Allah:

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah

kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat

baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

berbuat baik. (QS Al Baqarah:195)

Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS An-Nisa 29)

Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan

tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS Al-Maa-

idah 2)

Penanaman jaringan/organ yang diambil dari orang lain yang masih

hidup yang tidak mengakibatkan kematian donaturnya bila diambil.

Seperti, organ tubuh ganda diantaranya ginjal atau kulit atau dapat juga

dikategorikan disini praktek donor darah.

Pada dasarnya masalah ini diperbolehkan hanya harus memenuhi

syarat-syarat berikut dalam prakteknya yaitu :

10

Page 11: 6 Transplantasi Organ (1)

1. Tidak akan membahayakan kelangsungan hidup yang wajar bagi

donatur jaringan/organ. Karena kaidah hukum islam menyatakan

bahwa suatu bahaya tidak boleh dihilangkan dengan resiko

mendatangkan bahaya serupa/sebanding.

2. Hal itu harus dilakukan oleh donatur dengan sukarela tanpa

paksaan dan tidak boleh diperjual belikan.

3. Boleh dilakukan bila memang benar-benar transplantasi sebagai

alternatif peluang satu-satunya bagi penyembuhan penyakit pasien

dan benar-benar darurat.

4. Boleh dilakukan bila kemumgkinan keberhasilan transplantasi

tersebut peluangnya optimis sangat besar.

Namun demikian, ada pengecualian dari semua kasus transplantasi

yang diperbolehkan yaitu tidak dibolehkan transplantasi buah zakar

meskipun organ ini ganda karena beberapa alasan sebagai berikut:

Merusak citra dan penampilan lahir ciptaan manusia.

Mengakibatkan terputusnya keturunan bagi donatur yang masih

hidup.

Dalam hal ini transplantasi tidak dinilai darurat dan kebutuhannya

tidak mendesak.

Dapat mengacaukan garis keturunan. Sebab menurut ahli

kedokteran, organ ini punya pengaruh dalam menitiskan sifat

keturunan.

2) Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu orang mati.

Dalam kasus ini penanaman jaringan/organ tubuh diambil dari orang

yang kondisinya benar-benar telah mati (kematian otak dan jantungnya

sekaligus). Organ/jaringan yang akan ditransfer tersebut dirawat dan

disimpan dengan cara khusus agar dapat difungsikan. (QS. 18: 9-12)

Hukum tranplanstasi organ dari seseorang yang telah mati berbeda

dengan hukum transplantasi organ dari seseorang yang masih hidup.

11

Page 12: 6 Transplantasi Organ (1)

Kejelasan hukum transplantasi organ dari donor yang sudah meninggal

harus memperhatikan hukum-hukum sebagai berikut:

Hukum pemilikan tubuh mayat

Mengenai hukum pemilikan tubuh seseorang yang telah meninggal,

kami berpendapat bahwa tubuh orang tersebut tidak lagi dimiliki oleh

seorang pun. Sebab dengan sekedar meninggalnya seseorang,

sebenarnya dia tidak lagi memiliki atau berkuasa terhadap sesuatu

apapun, entah itu hartanya, tubuhnya, ataupun isterinya. Oleh karena

itu dia tidak lagi berhak memanfaatkan tubuhnya, sehingga dia tidak

berhak pula untuk menyumbangkan salah satu organ tubuhnya atau

mewasiatkan penyumbangan organ tubuhnya. Berdasarkan hal ini,

maka seseorang yang sudah mati tidak dibolehkan menyumbangkan

organ tubuhnya dan tidak dibenarkan pula berwasiat untuk

menyumbangkannya.

Hukum kehormatan mayat

Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya,

maka Allah SWT telah menetapkan bahwa mayat mempunyai

kehormatan yang wajib dipelihara sebagaimana kehormatan orang

hidup. Dan Allah telah mengharamkan pelanggaran terhadap

kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran terhadap kehormatan

orang hidup. Allah menetapkan pula bahwa menganiaya mayat sama

saja dosanya dengan menganiaya orang hidup.

Diriwayatkan dari A’isyah Ummul Mu’minin RA bahwa Rasulullah

SAW bersabda:

“Memecahkan tulang mayat itu sama dengan memecahkan tulang

orang hidup.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban).

Hukum keadaan darurat

12

Page 13: 6 Transplantasi Organ (1)

Mengenai hukum darurat, maka Allah SWT telah membolehkan orang

yang terpaksa yang telah kehabisan bekal makanan, dan kehidupannya

terancam kematian untuk memakan apa saja yang didapatinya dari

makanan yang diharamkan Allah seperti bangkai, darah, daging babi,

dan lain-lain hingga dia dapat mempertahankan hidupnya.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kalian bangkai,

darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut

(nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaaan terpaksa

(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)

melampaui batas, maka tidak ada dosa atasnya.” (QS. Al Baqarah :

173)

Dalam kaitannya dengan masalah transplantasi, organ yang

ditransplantasikan dapat merupakan organ vital yang diduga kuat akan

dapat menyelamatkan kehidupan, seperti jantung, hati, dua ginjal, dan

dua paru-paru. Dapat pula organ tersebut bukan organ vital yang

dibutuhkan untuk menyelamatkan kehidupan, seperti dua mata, ginjal

kedua (untuk dipindahkan kepada orang yang masih punya satu ginjal

yang sehat), tangan, kaki, dan yang semisalnya. Mengenai organ yang

tidak menjadi tumpuan harapan penyelamatan kehidupan dan

ketiadaannya tidak akan membawa kematian, berarti ‘illat masalah

pokok yaitu menyelamatkan kehidupan tidak diperbolehkan.

Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu binatang.

1) Penanaman jaringan/organ yang diambil dari binatang tidak najis/halal.

Binatang tersebut tidak najis/halal, seperti binatang ternak (sapi, kerbau,

kambing ). Dalam hal ini tidak ada larangan bahkan diperbolehkan dan

13

Page 14: 6 Transplantasi Organ (1)

termasuk dalam kategori obat yang mana kita diperintahkan Nabi untuk

mencarinya bagi yang sakit.

2) Penanaman jaringan/organ yang diambil dari binatang najis/haram.

Binatang tersebut najis/ haram seperti, babi atau bangkai binatang

dikarenakan mati tanpa disembelih secara islami terlebih dahulu. Dalam

hal ini tidak dibolehkan kecuali dalam kondisi yang benar-benar gawat

darurat dan tidak ada pilihan (alternatif organ) lain. (QS Al Baqarah: 173,

Al Maidah: 3).

2. Ketentuan Skala Prioritas Transplantasi Organ

Mengingat kondisi darurat, kebutuhan dan kompleksitas dimensi masalah serta

keterbatasan jaringan/organ transplan yang layak, maka semua kasus yang

diperbolehkan dalam prakteknya harus dilakukan dengan ketentuan skala prioritas

sebagai berikut :

Segi Resipien atau Reseptor harus diperhatikan hal-hal berikut untuk didahulukan

antara lain:

a) Keyakinan agamanya.

(QS Al Hujurat: 1, Ali Imran: 28, Al Mumtahanah: 8).

b) Peranan, Jasa atau kiprahnya dalam kehidupan umat.

(QS. Shaad: 28).

c) Kesholehan, ketaatan dan pengetahuannya tentang ajaran Islam.

(Al Mujadalah: 11).

d) Hubungan kekerabatan dan tali silatur rahmi.

( QS. Al Ahzab: 6).

e) Tingkatan kebutuhan dan kondisi gawat daruratnya dengan melihat

persediaan.

14

Page 15: 6 Transplantasi Organ (1)

Segi Donor juga harus diperhatikan ketentuan berikut dalam prioritas

pengambilan:

a) Menanam jaringan/organ imitasi buatan bila memungkinkan secara medis.

b) Mengambil jaringan/organ dari tubuh orang yang sama selama memungkinkan

karena dapat tumbuh kembali seperti, kulit dan lainnya.

c) Mengambil dari organ/jaringan binatang yang halal, adapun binatang lainnya

dalam kondisi gawat darurat dan tidak ditemukan yang halal. Dalam sebuah

riwayat atsar disebutkan: “Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, namun

janganlah berobat dengan barang haram.” Tetapi dalam kondisi darurat

syar’i, sebagaimana dalam kaedah fiqh disebutkan “Adh Dharurat Tubihul

Mahdhuraat” (darurat membolehkan pemanfaatan hal yang haram) atau

kaedah “Adh Dhararu Yuzaal” (Bahaya harus dihilangkan) yang mengacu

pada ayar dharurat seperti surat Al Maidah: 3 maka boleh memanfaatkan

barang haram dengan sekedar kebutuhan dan tidak boleh berlebihan dan jadi

kebiasaan sebab dalam kaedah fiqh dijelaskan “Adh Dharurat Tuqaddar

Biqadarihaa” (Pertimbangan Kondisi Darurat Harus Dibatasi Sekedarnya)

sebagaimana mengacu pada batasan dalam ayat darurat tersebut diatas; “fii

makhmashah ghaira mutajanifin lill itsmi” (karena kondisi kelaparan tanpa

sengaja berbuat dosa) atau dalam surat Al Baqarah: 173 dibatasi; “famanidh

dhuturra ghaira baaghin walaa aadin falaa itsma alaih” (Tetapi barang siapa

dalam keadaan terpaksa/darurat sedang ia tidak menginginkannya dan tidak

melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya).

d) Mengambil dari tubuh orang yang mati dengan ketentuan seperti penjelasan di

atas.

e) Mengambil dari tubuh orang yang masih hidup dengan ketentuan seperti diatas

disamping orang tersebut adalah mukallaf (baligh dan berakal) dengan

kesadaran, pengertian, suka rela atau tanpa paksaan.

3. Pro dan Kontra Transplantasi Organ dalam Pandangan Islam

Sebagaimana halnya dalam kasus-kasus lain, karena karakter fikih dalam Islam,

pendapat yang muncul tak hanya satu, tapi beragam, dan satu dengan lainnya bahkan

terkadang saling bertolak belakang, meski menggunakan sumber-sumber yang

15

Page 16: 6 Transplantasi Organ (1)

identik. Berikut akan disampaikan beberapa pandangan yang cukup populer mengenai

pro dan kontra transplantasi organ.

Pandangan yang mendukung (pro) transplantasi organ, memiliki beberapa dasar

sebagai berikut:

a) Kesejahteraan publik (maslahah): pada dasarnya manipulasi organ memang

tak diperkenankan, meski demikian ada beberapa pertimbangan lain yang bisa

mengalahkan larangan itu, yaitu potensinya untuk menyelamatkan hidup

manusia, yang mendapat bobot amat tinggi dalam hukum Islam. Dengan

alasan ini pun, ada beberapa kualifikasi yang mesti diperhatikan:

Pencangkokan organ boleh dilakukan jika tak ada alternatif lain untuk

menyelamatkan nyawa ; derajat keberhasilannya cukup tinggi ada persetujuan

dari pemilik organ asli (atau ahli warisnya); penerima organ sudah tahu persis

segala implikasi pencangkokan (informed consent).

b) Altruisme : ada kewajiban yang amat kuat bagi Muslim untuk membantu

manusia lain, khususnya sesama Muslim; pendonoran organ secara sukarela

merupakan bentuk altruisme yang amat tinggi (tentu ini dengan anggapan

bahwa si donor tak menerima uang untuk tindakannya), dan karenanya

dianjurkan. Sekali lagi, untuk ini pun ada beberapa syarat:

Ada persetujuan dari donor.

Nyawa donor tak terancam dengan pengambilan organ dari tubuhnya.

Pencangkokan yang akan dilakukan berpeluang berhasil amat tinggi.

Organ tak diperoleh melalui transaksi jual-beli.

Pandangan yang menentang (kontra) transplantasi organ, diajukan atas dasar

setidaknya tiga alasan:

a) Kesucian hidup/tubuh manusia : setiap bentuk agresi terhadap tubuh manusia

dilarang, karena ada beberapa perintah yang jelas mengenai ini dalam Al-

Qur’an.

Dalam kaitan ini ada satu hadis (ucapan) Nabi Muhammad yang terkenal yang

sering dikutip untuk menunjukkan dilarangnya manipulasi atas tubuh manusia,

meskipun sudah menjadi mayat: “Mematahkan tulang mayat seseorang

adalah sama berdosa dan melanggarnya dengan mematahkan tulang orang

itu ketika ia masih hidup.”

16

Page 17: 6 Transplantasi Organ (1)

b) Tubuh manusia adalah amanah : hidup, diri, dan tubuh manusia pada

dasarnya adalah bukan miliknya sendiri, tapi pinjaman dari Tuhan dengan

syarat untuk dijaga, karena itu manusia tak memiliki hak mendonorkannya

pada orang lain.

c) Tubuh tak boleh diperlakukan sebagai benda material semata: pencangkokan

dilakukan dengan mengerat organ tubuh seseorang untuk dicangkokkan pada

tubuh orang lain; di sini tubuh dianggap sebagai benda material semata yang

bagian-bagiannya bisa dipindah-pindah tanpa mengurangi ke-tubuh-an

seseorang.

Masalah

Apabila transplantasi organ tubuh diperbolehkan, lalu bagaimana apabila organ tubuh

tersebut dipakai oleh resipien melakukan tindakan dosa atau tindakan yang berpahala?

Dengan kata lain, apakah pemilik organ tubuh asal akan mendapat pahala, jika organ tubuh

tersebut dipakai repisien untuk melakukan perbuatan yang baik. Sebaliknya, apakah pendonor

akan mendapat dosa apabila organ tubuh tersebut dipakai repisien melakukan dosa?

Pendonor tidak akan mendapat pahala dan dosa akibat perbuatan repisien, berdasarkn dalil-

dalil berikut ini:

1.      Firman Allah:

Artinya:”Dan sesungguhnya, tidaklah bagi manusia itu kecuali berdasarkan perbuatannya.

Dan perbuatannya itu akan dilihat. Kemudian akan dibalas dengan balasan yang

sempurna”.

2.      Hadits Rasulullah:

Artinya:”Apabila seseorang meninggal, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga

perkara, yaitu: shadaqah jariyah, ilmu yang berguna dan anak yang shaleh yang mendoakan

kepadanya.” 

17

Page 18: 6 Transplantasi Organ (1)

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Transplantasi merupakan hal yang sangat rumit dalam pengambilan tindakan yang tepat,

karena banyak pendapat yang menentang dan mendukung tentang pelaksanaan transplantasi

dengan berbagai alasan yang berbeda-beda. dari uraian pembahasan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa hukum pelaksanaan transplantasi organ itu bergantung pada alasana

mengapa harus melakukan hal tersebut. jika alasannya tidak mendukung maka kegiatan

transplantasi tesebut sangat dilarang dan hukumnya haram serta ilegal.

B.     Saran

Saran yang ingin disampaikan bagi pembaca adalah jika ingin melakukan

transplantasi organ, pahami betul dari mana organ tersebut berasal. Dari donor hidup ataukah

dari seseorang yang sudah meninggal. Usahakan untuk mencari upaya penyembuhan lain

sebelum memilih transplantasi organ sebagai alternatif pengobatan.

Untuk penulis, saran yang ingin disampaikan adalah, lakukan penulisan dengan

objektif dan gunakan bebagai macam referensi yang ada agar tulisan benar-benar terbukti

validitasnya.

18

Page 19: 6 Transplantasi Organ (1)

DAFTAR PUSTAKA

Aibak, Kutbuddin, Fiqh Kontemporer, Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan Filsafat, 2009.

As-Sayuthi, Imam Jalaluddin `Abdirrahman ibn Abi Bakr, Al-Asybahu wan Nadhair,

Surabaya: Toko Kitab Hidayah, 1965.

Depag RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya, Depag RI: 2002.

Nata, Abuddin, Masail Al-Fiqhiyah, Jakarta: Kencana, 2006.

Nawawi, Imam, Terjemah Matan Hadits Arba`in, Solo: Insan Kamil, 2010.

Qardhawi, Yusuf, Fatwa-fatwa Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

19