TQM

26
PERENCANAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH Oleh : Rini Pranawangsih PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, yang merupakan salah satu faktor penentu mutu sumber daya manusia. Melalui lembaga ini para peserta didik, baik secara mental maupun intelektual, digembleng agar dapat mencapai mutu sesuai target yang ditetapkan sekolah. Sementara itu, apabila kita amati kondisi sumber daya manusia Indonesia kualitas manusia Indonesia yang belum begitu memuaskan telah menjadi berita rutin di berbagai media. Sebenarnya salah satu penyebab sekaligus kunci utama rendahnya kualitas manusia Indonesia adalah kualitas pendidikan yang rendah. Kualitas sosial-ekonomi dan gizi kesehatan yang tinggi tidak akan dapat bertahan tanpa adanya manusia yang memiliki pendidikan berkualitas. Selain itu, dunia pendidikan Indonesia saat ini setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks yaitu, pertama, tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value). Kedua, tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi struktur masyarakat. Ketiga, 1

description

Total quality control manajemen

Transcript of TQM

Page 1: TQM

PERENCANAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Oleh : Rini Pranawangsih

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang

pendidikan, yang merupakan salah satu faktor penentu mutu sumber daya

manusia. Melalui lembaga ini para peserta didik, baik secara mental maupun

intelektual, digembleng agar dapat mencapai mutu sesuai target yang

ditetapkan sekolah. Sementara itu, apabila kita amati kondisi sumber daya

manusia Indonesia kualitas manusia Indonesia yang belum begitu memuaskan

telah menjadi berita rutin di berbagai media. Sebenarnya salah satu penyebab

sekaligus kunci utama rendahnya kualitas manusia Indonesia adalah kualitas

pendidikan yang rendah.

Kualitas sosial-ekonomi dan gizi kesehatan yang tinggi tidak akan dapat

bertahan tanpa adanya manusia yang memiliki pendidikan berkualitas. Selain

itu, dunia pendidikan Indonesia saat ini setidaknya menghadapi empat

tantangan besar yang kompleks yaitu, pertama, tantangan untuk meningkatkan

nilai tambah (added value). Kedua, tantangan untuk melakukan pengkajian

secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi struktur

masyarakat. Ketiga, tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat.

Keempat, munculnya kolonialisme baru di bidang IPTEK dan ekonomi

menggantikan kolonialisme politik.

Fenomena lain dalam dunia pendidikan adalah ketidakseriusan dalam

proses pembelajaran. Aktifitas belajar mengajar yang mengandalkan tekstual,

kegiatan belajar mengajar yang masih kaku, proses belajar mengajar yang

bepusat pada guru dan belum mampu membangun kondisi belajar yang lebih

efektif sehingga yang terjadi hanyalah transfer ilmu " transfer of knowledge".

Akan tetapi esensi dari tujuan pendidikan yang sebenarnya yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa masih diabaikan, dan tidak adanya

internalisasi atau upaya penanaman ilmu pengetahuan yang mana jika

1

Page 2: TQM

pengintenalisasian ini dilakukan maka siswa tamatan SMA sederajat siap

terjun dalam masyarakat.

Di era kontemporer dunia pendidikan dikejutkan dengan adanya model

pengelolaan pendidikan berbasis industri. Di dunia pendidikan, mutu

dijalankan seperti dalam dunia bisnis, ini merupakan revolusi. Namun, mutu

butuh waktu, pemeliharaan, perubahan sikap semua pihak, dan investasi dalam

bentuk pelatihan untuk semua staf. Banyak pemimpin pendidikan gagal dalam

upaya implementasi mutu karena mereka tak memiliki komitmen yang

menjadi syarat keberhasilan.

Saat ini upaya meningkatkan kualitas pendidikan ditempuh dengan

membuka sekolah-sekolah unggulan, atau mengimplementasikan berbagai

konsep dan teori, salah satunya yaitu mengimplementasikan Total Quality

Management dipandang sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan

kualitas pendidikan sekaligus untuk menggkatkan kualitas sumberdaya

manusia Indonesia. Dari sisi ukuran muatan keberhasilan, sekolah yang

mampu mengimplementasikan Total Quality Management di Indonesia

bergerak untuk memenuhi syarat sebagai sekolah yang mampu mengukur

sebagian kemampuan akademis dan non akademis. Dalam tataran konsep

sesungguhnya, Total Quality Management bertujuan untuk melakukan

perbaikan yang terus menerus guna meningkatkan kinerjanya dan

menggunakan sumber daya yang dimilikinya secara optimal untuk menumbuh

kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Hal ini berarti bukan hanya

prestasi akademis raja yang ditumbuhkembangkan, melainkan potensi psikis,

fisik, etika, moral, riligi, emosi, spirit, adversity dan inteligensi. Total Quality

Management adalah suatu prosedur di mana setiap orang berusaha keras

secara terus menerus memperbaiki jalan menuju sukses.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah ditentukan, maka

masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah total quality management dalam konteks pendidikan?

2

Page 3: TQM

2. Seperti apa metode / langkah-langkah menjalankan total quality

management di sekolah?

3. Bagaimana perencanaan pengelolaan pendidikan di sekolah di Sekolah?

PEMBAHASAN

A. Total Quality Management dalam Konteks Pendidikan

1. Pengertian Total Quality Management

Total di dalam Total Quality Management (selanjutnya disingkat

TQM) adalah pelibatan semua komponen organisasi yang berlangsung

secara terus-menerus. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif untuk

mencapai sasaran. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai

dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada

dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Manajemen dalam TQM berarti pengelolaan setiap orang yang berada di

dalam organisasi, apapun status, posisi atau perannya. Mereka semua

adalah manajer dari tanggung jawab yang dimilikinya. Hal ini berarti

bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai tujuan organisasi. Kualitas (quality) sering disama artikan

dengan mutu. Menurut Edward Sallis, kualitas atau mutu dianggap sebagai

suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur. Kualitas atau mutu

adalah sesuatu yang tarik menarik antara sebagai konsep yang absolut dan

relatif. Kualitas mempunyai kesamaan arti dengan kebaikan, keindahan,

dan kebenaran; atau keserasian yang tidak ada kompromi. Standar kualitas

itu meliputi dua, yaitu; kualitas yang didasarkan pada standar produk/jasa;

dan kualitas yang didasarkan pada pelanggan (customer).

Pengertian kulitas terpadu seperti di atas, memberikan kerangka

yang jelas bahwa hakekat TQM atau manajemen kualitas terpadu

sebenarnya adalah budaya (kerja) organisasi (phylosopy of management)

yang berorentasi pada kualitas. Tujuan (goal) yang akan dicapai dalam

organisasi dengan budaya TQM adalah memenuhi atau bahkan melebihi

3

Page 4: TQM

apa yang dibutuhkan (needs) dan yang diharapkan atau diinginkan (desire)

oleh pelanggan.

Dengan demikian, TQM dapat diartikan sebagai pengelolaan

kualitas semua komponen (stakehorder) yang berkepentingan dengan visi

dan misi organisasi. Jadi, pada dasarnya TQM itu bukanlah pembebanan

ataupun pemaksaan, tetapi TQM adalah lebih dari usaha untuk melakukan

sesuatu yang benar setiap waktu, daripada melakukan pemeriksaan

(cheking) pada waktu tertentu ketika terjadi kesalahan. TQM bukan

bekerja untuk agenda orang lain, walaupun agenda itu dikhususkan untuk

pelanggan (customer) dan klien. Demikian juga, TQM bukan sesuatu yang

diperuntukkan bagi menajer senior dan kemudian melewatkan tujuan yang

telah dirumuskan.

2. Syarat Adopsi TQM dalam Pendidikan

Untuk melakukan perubahan diperlukan komitmen yang kuat.

Dalam suatu perubahan pasti ada penolakan terhadap perubahan tersebut.

Namun demikian, perubahan harus tetap dilakukan demi kemajuan yang

ingin dicapai. Ada bebarapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan

perubahan, yaitu:

a. Perubahan akan sulit dilakukan jika menejemen puncak (pimpinan)

tidak menginformasikan proses perubahan secara terus menerus

kepada karyawan atau bawahannya.

b. Persepsi atau interprestasi karyawan sangat mempengaruhi penolakan

terhadap perubahan.

Menurut Tjiptono & Anastasia Diana, ada beberapa syarat yang

harus dilakukan untuk mengimplementasikan TQM, diantaranya:

a. Komitmen dari manajemen puncak.

Hal utama yang harus ada agar TQM dapat dilaksanakan dan

mencapai tujuan adalah perlunya komitmen puncak dari sekolah

dalam hal ini kepala sekolah. Komitmen yang diperlukan bukan hanya

sumber daya yang diperlukan tetapi juga waktu yang dicurahkan.

Kepala sekolah harus mencurahkan tenaga, pikiran, dan waktu untuk

4

Page 5: TQM

implementasi TQM. Dengan keterlibatan manajeman puncak (kepala

sekolah) pelaksanaan TQM akan dapat digerakan, diawasi, dan

dievaluasi oleh kepala sekolah secara langsung.

b. Komitmen sumber daya yang dibutuhkan.

Bahwa segala sesuatu memang memerlukan biaya, namun kita

harus harus dapat menggunakan biaya yang ada seefesien mungkin.

Biaya digunakan untuk melakukan pelatihan bagi elemen sekolah dan

konsultan. Kedua hal tersebut biayanya harus selalu ada.

c. Adannya stering committe dari seluruh bagian organisasi, Stering

committe ini di ketuai oleh kepala sekolah dan anggotanya dari warga

sekolah misalnya wakil kurikulum, kesiswaan, humas, sarana

prasarana, kepala adminstrasi sekolah.

Strering komite ini berfungsi menentukan cara implentasi TQM

dan kemudian memantau pelaksanaanya. Dalam menjalankan

tugasnya Stering committe harus membuat perencanaan, menentukan

sasaran, menentukan tujuan, melaksanakan dan memantau hasil yang

dicapai. Stering commite ini juga harus membentuk tim-tim lagi untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam

manajemen adalah adannya keasatuan arah, komando dan tujuan

sehingga kerja tim dapat mencapai sasaran dan tujuan dengan tepat.

d. Perencanaan dan publikasi.

Perencanaan merupakan faktor utama yang harus dilakukan

sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Dalam implementasikan TQM

perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:

1) Membuat visi sekolah yang melibatkan warga sekolah.

Visi adalah pandangan jangka panjang yang merupakan

perpaduan langkah strategis dan sesuatu yang dicita citakan oleh

lembaga (sekolah). Visi sebaiknya disusun secara bersama oleh

warga sekolah sehingga mereka akan mengetahui ke arah mana

sekolah akan dibawa. Visi hendaknya dinyatakan dengan kalimat

yang padat dan bermakna yang nantinya dapat dijabarkan ke dalam

tujuan dan indikator.

5

Page 6: TQM

2) Membuat Sasaran dan Tujuan Umum.

Sasaran maupun tujuan harus sesuai dengan visi yang telah di

buat secara bersama. Sasaran dan tujuannya hendaknya

mencerminkan kegiatan akdemik dan non akademik yang akan

dicapai oleh sekolah, seperti yang terurai dalam RKJM.

3) Rencana Implementasi TQM.

Rencana yang dibuat diarahkan untuk visi, misi dan tujuan

sekolah.

4) Program penghargaan dan pengakuan prestasi.

5) Pendekatan publisitas.

Seluruh elemen sekolah harus mengetahui apa yang sedang

terjadi dalam lingkungan sekolah. Oleh karena jika terdapat

informasi maka elemen sekolah harus diberi tahu sehingga mereka

dapat memahami dan mendukung keputusan manajemen.

e. Pembentukan infrastruktur pendukung penyebarluasan dan perbaikan

berkesinambungan.

Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam implementasi TQM

adalah infrastruktur yang mendukung penyebar luaskan TQM di

seluruh bagian organisasi (sekolah) dan perbaikan berkesinambungan,

visi, tujuan, program pengakuan, penghargaan atas prestasi dan

komunikasi.

3. Unsur TQM dalam pendidikan

Fungsi, misi, dan kebijakan pendidikan nasional memerlukan system

pengelola pendidikan secara keseluruhan dan berorientasi pada mutu agar

menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu. Istilah ini lebih

populer dalam dunia bisnis dan industri dengan istilah TQM. Kata total

(terpadu) dalam TQM menegaskan bahwa setiap orang yang berada di

dalam suatu organisasi harus terlibat dalam upaya melakukan peningkatan

terus-menerus. Kata management berlaku bagi setiap orang, sebab setiap

orang dalam sebuah institusi, apa pun status, posisi atau peranannya,

adalah manajer bagi tanggung jawabnya masing-masing. TQM merupakan

6

Page 7: TQM

sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus-menerus yang dapat

memberikan seperangkat alat praktis pada setiap institusi pendidikan

dalam memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggannya, saat ini dan

untuk saat yang akan datang.

Adapun unsur-unsur manajemen mutu (TQM), antara lain: 1) fokus

pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal; 2)

obsesi terhadap kualitas; 3) penggunaan pendekatan ilmiah dalam

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah; 4) komitmen jangka

panjang; 5) kerja sama tim (teamwork); 6) adanya keterlibatan dan

pemberdayaan karyawan; 7) perbaikan proses secara berkesinambungan;

8) adanya pendidikan dan pelatihan yang bersifat bottom-up; 9) kebebasan

yang terkendali; 10) adanya kesatuan tujuan.

Selain itu, salah satu konsep dasar TQM dalam pendidikan adalah

konsep tim, artinya para anggota organisasi pendidikan dan satuan

pendidikan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil untuk satu

tujuan yang ditetapkan dengan fokus kualitas pelanggan belajar, yang

berimplikasi pada kualitas lulusan sebagai produk dan pendidikan.

Kualitas manajemen bagi suatu institusi pendidikan, tampak pada

produktifitas manajemen kelembagaan. Produktifitas adalah ukuran,

seberapa baik kita mengubah input/sumber daya menjadi output, produk

atau hasil yang berguna sebagai hasil sumber daya.

Dalam TQM pengejaran terhadap mutu mutlak melibatkan seluruh

guru dan staf yang ada di lembaga pendidikan tersebut dengan

memprioritaskan kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal, dan

terutama pelanggan eksternal. Tentang kepuasan pelanggan sendiri bila

didefinisikan maka bermacam pengertian yang disampaikan oleh para

pakar. Namun, Kotler suatu ketika mengatakan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja

(atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Ada lima

layanan yang harus diwujudkan agar pelanggan puas. Pertama,

keterpercayaan (reliability), artinya layanan sesuai dengan yang dijanjikan,

misalnya dalam rapat, brosur, dan sebagainya. Kedua, keterjaminan

7

Page 8: TQM

(assurance), artinya lembaga pendidikan dapat menjamin kualitas layanan

yang diberikan, dan beberapa aspek dalam keterjaminan, misalnya

kompetensi guru/staf dan keobjektifan. Ketiga, penampilan (tangible),

artinya bagaimana situasi suatu lembaga pendidikan tampak baik, dan

beberapa aspek dalam penampilan, misalnya kerapian, kebersihan,

keteraturan, serta keindahan. Keempat, perhatian (empathy), artinya

lembaga pendidikan memberikan perhatian penuh kepada pelanggan, dan

beberapa aspek dalam keperhatian, misalnya melayani pelanggan dengan

ramah, memahami aspirasi mereka, dan berkomunikasi dengan baik.

Kelima, ketanggapan (responsiveness), artinya lembaga pendidikan harus

cepat tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, dan beberapa aspek dari

ketanggapan, misalnya tanggap terhadap kebutuhan pelanggan dan cepat

memperhatikan dan mengatasi keluhan-keluhan yang muncul.

Jika kepuasan pelanggan terpenuhi, selanjutnya akan mendatangkan

beberapa manfaat, antara lain: hubungan antara organisasi dengan para

pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian

ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk suatu

rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan

bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan, dan

laba yang diperoleh dapat meningkat, begitu pula dalam dunia pendidikan.

Peningkatan mutu dapat menjadi semakin penting dan semakin baik bagi

institusi jika memperoleh kontrol yang lebih baik melalui usaha yang

maksimal.

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan system

manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar

dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Prinsip utama TQM adalah

sebagai berikut :

a. Kepuasan Pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan di perluas.

Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-

spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan.

8

Page 9: TQM

Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan

eksternal.

b. Respek terhadap Setiap Orang

Dalam hal ini setiap anggota atau pun warga dalam sebuah

lembaga atau institusi dipandang sebagai individu yang memiliki

talenta dan kreativitas yang khas, sehingga harus diperlakukan dengan

baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim

pengambil keputusan.

c. Manajemen Berdasarkan Fakta

Setiap keputusan yang akan diambil harus didasarkan pada data,

bukan sekedar pada perasaan. Akan tetapi harus didasarkan pada

proritas dan variabilitas kinerja manusia.

d. Perbaikan Berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap lembaga atau institusi perlu melakukan

proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara

berkesinambungan.

B. Langkah-langkah / Metode menjalankan TQM

Pembahasan mengenai metode TQM difokuskan pada W. Edward

Deming, dimana banyak yang menganggap bahwa Deming adalah bapak dari

gerakan TQM. W. Edward Deming menggunakan 14 langkah untuk

penerapkan perbaikan mutu yang dikenal dengan ‘Deming’s Fourteen Points’.

Langkah – langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Menciptakan sebuah usaha peningkatan produk dan jasa dengan tujuan

agar bisa kompetitif dan tetap berjalan serta menyediakan lowongan

pekerjaan.

Deming percaya bahwa terlalu banyak organisasi yang hanya

memiliki tujuan jangka pendek dan tidak melihat apa yang akan terjadi

pada 20 atau 30 tahun mendatang. Mereka harus memiliki rencana jangka

panjang yang didasarkan pada visi masa depan dan inovasi baru. Mereka

harus terus menerus berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan mereka

yaitu siswa di sekolah.

9

Page 10: TQM

2. Mengadopsi falsafah baru.

Sebuah organisasi tidak akan mampu bersaing jika mereka terus

mempertahankan penundaan waktu, kesalahan, bahan-bahan cacat dan

produk yang jelek. Mereka harus membuat perubahan dan mengadopsi

metode kerja yang baru.

3. Hindari ketergantungan pada inspeksi massa untuk mencapai mutu.

Inspeksi tidak akan meningkatkan atau menjamin mutu. Anda tidak

dapat mengispeksi mutu ke dalam produk. Deming berpendapat bahwa

manajemen harus melengkapi staf-staf mereka dengan pelatihan tentang

alat-alat statistik dan tehni-tehnik yang dibutuhkan mereka untuk

mengawasi dan mengembangkan mutu mereka sendiri.

4. Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga.

Menurut Deming harga tidak memiliki arti apa-apa tanpa ukuran

mutu yang dijual.

5. Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa,

Untuk meningkatkan mutu dan produktivitas, dan selanjutnya

turunkan biaya secara konstan. Ini merupakan tugas manajemen untuk

mengarahkan proses peningkatan dan menjamin bahwa ada proses

perbaikan yang berkelanjutan.

6. Lembagakan pelatihan kerja.

Pemborosan terbesar dalam sebuah organisasi adalah kekeliruan

menggunakan keahlian orang-orangnya secara tepat. Mempergunakan

uang untuk pelatihan tenaga kerja adalah penting namun yang lebih

penting lagi adalah melatih dengan standar terbaik dalam kerja. Pelatihan

adalah alat kuat dan tepat untuk perbaikan mutu.

7. Lembagakan kepemimpinan.

Deming mengatakan bahwa kerja manajemen bukanlah mengawasi

melainkan memimpin. Makna dari hal itu adalah berubah dari manajemen

tradisional yang selalu memperhatikan hasil indikator-indikator prestasi,

spesifikasi dan penilaian menuju peranan kepemimpinan yang mendorong

peningkatan proses produksi barang dan jasa yang lebih baik.

8. Hilangkan rasa takut agar setiap orang dapat bekerja secara efektif.

10

Page 11: TQM

Keamanan adalah basis motivasi yang dibutuhkan para pegawai.

Deming yakin bahwa pada hakikatnya setiap orang ingin melakukan kerja

dengan baik asalkan merekan bekerja dalam lingkungan yang mampu

mendorong semanagat mereka.

9. Uraikan kendala-kendala antar departemen.

Orang dalam departemen berbeda harus dapat bekerja bersama

sebagai sebuah tim. Organisasi tidak diperkenankan untuk memiliki unit

atau depatemen yang mendorong pada arah yang berbeda.

10. Hapuskan slogan, desakan, dan target serta tingkatkan produktifitas tanpa

menambah beban kerja.

Tekanan untuk bekerja giat mempresentasikan sebuah pemaksaan

kerja oleh seorang manajer . slogan dan target memiliki sedikit dampak

praktis terhadap pekerja . kebanyakan persoalan produksi terletak pada

persoalan sistem dan ini merupakan tanggung jawab manajemen untuk

mengatasinya.

11. Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numerik

12. Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas

keahliannya.

Hal ini perlu dilakukan dengan menghilangkan sistem penilaian

dan penghitungan jasa. Deming telah berupaya keras menentang sistem

penilaian yang mana diyakini menempatkan pekerja dalam kompetisi

antara satu dengan yang lain dan merusak kerja tim.

13. Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat dan

peningkatan kualitas kerja

14. Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan

transformasi.

Transformasi menuju sebuah kultur mutu adalah tugas setiap orang

C. Perencanaan Pengelolaan Pendidikan di Sekolah

Sesuai dengan syarat dan prinsip utama TQM, perencanaan

pengelolaan pendidikan di sekolah dapat dilakukan, sebagai berikut:

1) Komitmen dari Kepala Sekolah.

11

Page 12: TQM

Pemimpin termasuk kepala sekolah tidak hanya seorang manajer, ia

juga harus seorang pembangun mental, moral, spirit, dan kolektivitas

kepada jajaran bawahannya. Kepala sekolah harus memiliki komitmen

bersama bagaimana perencanaan perbaikan mutu secara berkelanjutan.

Kepala sekolah seharusnya tidak hanya menggunakan aturan tertulis, tapi

juga sikap perilaku, sepak terjang, dan keteladanan dalam melakukan

agenda transformasi ke arah lebih baik agar TQM dapat dilaksanakan dan

mencapai tujuan. Komitmen yang diperlukan bukan hanya sumber daya

yang diperlukan tetapi juga waktu yang dicurahkan. Kepala sekolah harus

mencurahkan tenaga, pikiran, dan waktu untuk yang secara langsung

untuk terus menerus mengawasi, mengarahkan dan mengevaluasi segala

kegiatan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah yang sesuai dengan

komitmen yang telah dibuat bersama.

2) Perencanaan Dukungan Pada Sumber Daya Yang Dibutuhkan.

Segala sesuatu memang memerlukan biaya. Dan sekolah harus dapat

menggunakan biaya yang ada seefesien mungkin untuk mennjalankan

semua prioritas program agar tercapai tujuan. Pengelolaan pembiayaan

pendidikan di sekolah harus mengacu pada standar pembiayan program

standar nasional. Biaya sebagai sumber daya sekolah perlu digali baik dari

APBN maupun dari orangtua/wali murid yang akan digunakan untuk

membiayai pelaksanaan program kegiatan sekolah seperti melakukan

pelatihan bagi elemen sekolah dan konsultan. Sekolah harus memiliki

komitmen terhadap pengadaan biaya khusus guna menunjang peningkatan

mutu, yaitu diadakan pelatihan / workshop dan pembinaan bagi guru atau

siswa secara berkala. Sekolah harus mampu membuat perencanaan sumber

daya yang dibutuhkan yang terprogram dalam RKJM dan RKS.

3) Sekolah mengadakan stering committe dari seluruh bagian sekolah.

Stering committe ini di ketuai oleh kepala sekolah dan anggotanya

dari warga sekolah misalnya wakil kurikulum, kesiswaan, humas, sarana

prasarana, kepala adminstrasi sekolah. Strering komite ini berfungsi

menentukan cara implentasi TQM dan kemudian memantau

pelaksanaanya. Dalam menjalankan tugasnya Stering committe harus

12

Page 13: TQM

membuat perencanaan, menentukan sasaran, menentukan tujuan,

melaksanakan dan memantau hasil yang dicapai. Stering commite ini juga

harus membentuk tim-tim lagi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen adalah adannya kesatuan

arah, komando dan tujuan sehingga kerja tim dapat mencapai sasaran dan

tujuan dengan tepat.

Sekolah seharusnya mengadakan pertemuan dengan komite yaitu

minimal 2 kali dalam satu tahun untuk membahas kaldik, sistem penilaian,

programprogram sekolah, program remedial dan lain-lain.

4) Sekolah menyelenggarakan publikasi.

Publikasi sekolah seharusnya dilakukan kapan saja. Masyarakat ingin

mengetahui segala sesuatu akan kegiatan sekolah. Melalui usaha publikasi

ini, baik iklan, banner, baliho maupun selebaran dalma bentuk leaflet /

brosur akan merubah persepsi masyarakat terhadap sekolah. Siswadan

orangtuatua juga menginginkan adanya kebanggakan pada sekolah dari

usaha apa saja yang telah dilakukan dan dihasilkan yang kemungkinan

menjadi pembeda dari sekolah lainnya. Dalam usaha publikasi ini sekolah

seharusnya mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

a) Membuat visi sekolah yang melibatkan warga sekolah.

Visi adalah pandangan jangka panjang yang merupakan

perpaduan langkah strategis dan sesuatu yang dicita citakan oleh

lembaga (sekolah). Visi sebaiknya disusun secara bersama oleh warga

sekolah sehingga mereka akan mengetahui ke arah mana sekolah akan

dibawa. Visi hendaknya dinyatakan dengan kalimat yang padat dan

bermakna yang nantinya dapat dijabarkan ke dalam tujuan dan

indikator.

b) Membuat Sasaran dan Tujuan Umum.

Sekolah harus memiliki sasaran atau tujuan seperti: terpenuhinya

nilai-nilai agama bagi bekal hidup peserta didik, terpenuhinya

pemetaan SK/KD/indikator, aspek penilaian untuk kelas 7,8, dan 9

semua mata pelajaran, terpenuhinya pengembangan proses

pembelajaran yang ideal baik intra dan ekstrakurikuler, terpenuhinya

13

Page 14: TQM

pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan dinamis, terpenuhinya

perangkat pembelajaran yang lengkap dan mutakhir sesuai dengan

KTSP, terpenuhinya proses pembelajaran dengan menggunakan variasi

strategi, model dan metode pembelajaran, terpenuhinya kompetensi

pendidik yang profesional, terpenuhinya tenaga kependidikan yang

professional dan memiliki kemampuan teknis pembelajaran sesuai

standar nasional tenaga kependidikan, terpenuhinya tenaga pendidik

berkualifikasi S1, mengajar sesuai bidangnya, terpenuhinya ketuntasan

belajar 100%, terpenuhinya kelulusan 100% dan lulusan yang tinggi

dan bermutu, terpenuhinya prestasi akademik dan non akademik, dll.

Semua ini akan berpengaruh pada klien sekolah. Orangtua / wali

murid tentu akan lebih nyaman dan senang jika anak-anaknya didik

oleh guru yang berkompetensi baik. Demikian pula siswa akan

termotivasi dan senang dengan penetapan KKM yang tinggi yang

mana dinilai sekolah memiliki standar kualitas yang baik, sehingga

akhirnya nanti akan melahirkan tamatan yang pintar.

c) Prioritas Target dan Program Unggulan

Sekolah harus mampu merumuskan apa yang akan menjadi target

dan apa yang merupakan program-program unggulan yang akan

dicapai dari penjabaran RKJ sehingga komponen sekolah baik guru,

siswa akan mengetahui arah mana yang hendak dicapai. Demikian pula

masyarakat akan memiliki pengatahuan yang sama sehingga mereka

menjadi lebih nyaman memasukan anak ke sekolah tersebut.

d) Program penghargaan dan pengakuan prestasi.

Sekolah juga harus merencanakan adanyapenghargaan / reward

bagi guru dan siswa yang berprestasi. Hal ini dilakukan untuk memacu

dan memotivasi peningkatan kualitas guru dan siswa menjadi lebih

baik lagi ke depannya.

5) Keterbukaan Informasi.

Seluruh elemen sekolah harus mengetahui apa yang sedang terjadi

dalam lingkungan sekolah. Oleh karena jika terdapat informasi maka

14

Page 15: TQM

elemen sekolah harus diberi tahu sehingga mereka dapat memahami dan

mendukung keputusan manajemen.

Sekolah seharusnya setiap ada masalah atau hal baru di dalam

lingkungan sekolah selalu dimusyawarahkan dan informasikan kepada

seluruh elemen sekolah. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga

kekompakan dan menghindari terjadinya miss communication di

lingkungan sekolah.

6) Pembentukan infrastruktur pendukung penyebarluasan dan perbaikan

berkesinambungan.

Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam implementasi TQM adalah

infrastruktur yang mendukung penyebar luasan TQM di seluruh bagian

organisasi (sekolah) dan perbaikan berkesinambungan, visi, tujuan,

program pengakuan, penghargaan atas prestasi dan komunikasi.

PENUTUP

A. Simpulan

Perencanaan pengelolaan pendidikan di sekolah merupakan hal mendasar

yang akan mampu member arah bagi implementasi total quality management.

Dan akan berhasil jika di jalankan secara serempak oleh seluruh warga

sekolah di dalamnya. Rencana penerapan total quality management

memerlukan komitmen dan kesadaran untuk mengadakan perubahan budaya

yang berorientasi pada peningkatan kualitas dan perbaikan seluruh proses

secara terus-menerus, menyeluruh, dan berkesinambungan. Total Quality

Management memang dapat diterapkan dalam organisasi apa pun termasuk

sekolah. Dengan memperhatikan cara penerapannya, dalam bidang apa saja

proses manajemen tersebut diterapkan, dan bagaimana menyiasati kendala dan

hambatan yang menghalangi penerapan tersebut pada organisasi pendidikan.

Apabila dalam pelaksanaannya prosedur-prosedur dan prinsip yang dijadikan

pedoman yang dimulai sejak perencanaan, maka keberhasilan pengelolaan

pendidikan akan tercapai.

15

Page 16: TQM

B. Saran

Untuk menyiasati agar perncanaan pengelolaan pendidikan di sekolah

dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka peran dan campur tangan

seluruh warga di sekolah sangat diperlukan agar pelaksanaan manajemen di

sekolah dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat menghasilkan sekolah

bermutu. Selain itu, prosedur-prosedur, prinsip dan langkah-langkah dalam

pelaksanaan Total Quality Management perlu diperhatikan dan dijalankan

sesuai dengan aturannya agar pengelolaan pendidikan di sekolah dapat

berjalan dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. 2002.

Departemen Pendidikan Nasional. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta:

Depdiknas. 2000.

Hessel , Nogi S. Tangkilisan. Manajemen Modern untuk Sektor Publik.

Yogyakarta: Penerbit Balairung Co. 2003.

Mulyono, M.A. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta:

AR-RUZZ MEDIA. 2008.

Nurwahid, Hidayat. Sekolah Islam Terpadu: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta:

Syaami Cipta Media. 2010.

Sallis, Edward. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta: IRCisoD.2010.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. Total Quality M.anagement.Yogyakarta:

Andi Ofset. Cetakan ke. 10. 2003.

Yamin, Moh. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta: DIVA Press,

2010.

16