TQM in Education.ppt

58
2008

Transcript of TQM in Education.ppt

  • 2008

  • Penerapan Manajemen mutu dalam pendidikan lebih tepat disebutTOTAL QUALITY EDUCATION (TQE)Karena:Dasar dari manajemen ini dikembangkan dari konsep TOTAL QUALITY MANAGEMENTyang pada mulanya diterapkan dalam dunia bisnis, kemudian diterapkan padadunia PendidikanStrategi yang dikembangkan dalam pengunaan manajemen mutu terpadu dalam dunia pendidikan adalah, institusi pendidikan diposisikan sebagai institusi jasa atausebagai industri jasaLandasan utama Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan adalah:Kepuasan pelanggan internal danKepuasan pelanggan eksternal

  • Pelanggan internal adalah:Pengelola industri Pendidikan, yaitu: Direktur, Kaprodi , seluruh Staff dan seluruh dosenPelanggan eksternal adalah:Masyarakat, Pemerintah dan Dunia IndustriPemasaran internal adalah keharusan agar ide, produk dan jasa, dapat dipasarkankepada para staf seefektif kepada para klien (pelanggan eksternal)

  • Institusi akan disebut bermutu kalau memenuhi 2 kriteria dibawah ini:

    1. Terpenuhinya spesifikasi pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya Dan2. Terpenuhinya spesifikasi pendidikan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna jasaYang pertama disebut quality in factYang ke dua disebut quality in perception

  • Quality in fact ditandai oleh:Profil lulusan institusi pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi tujuan pendidikan, yang memilki standar kemampuan dasar, yaitu qualifikasi akademik minimal yang dikuasai oleh perserta didik.Quality in perception ditandai oleh:Kepuasan dan bertambahnya minat pelanggan eksternal terhadap lulusan institusi pendidikan

  • TQM itu sendiri berasal dari dunia bisnis, khususnya dalam dunia perusahan.Karena itu , untuk memahami TQM, kita harus merujuk kepada dunia asalnya.Maka, sebelum kita berbicara tentang TQM dalam Pendidikan, kita harus menyelidiki terlebih dahulu berbagai konsep Manajemen Mutu dalam dunia bisnis Jay Heizer dan Barry Render dalam bukunya Operations Management, 2006yang terinspirasi oleh manajemen mutunya Edward Demings , merumuskan 7 konsepuntuk melakukan program TQM yang effektif, yaitu:1. Continuous Improvement2. Six Sigma3. Employee Empowerment4. Bench Marking5. Taguchi Concept6. Knowledge of TQM tools7. Just In Time (JIT)

  • 1. Continuous ImprovementSebuah proses tanpa henti dalam memperbaiki kualitas yang meliputi orang2, peralatan, pemasok, materials, dan prosedur. PDCA cycle processWalter Schwart kemudian membuat Siklus PDCA seperti telihat pada gambaruntuk menunjukan proses tanpa henti dalam memperbaiki kualitasDalam bahasa Jepang, proses perbaikan mutu tanpa henti disebut KAIZEN

  • Six Sigma dipopulerkan oleh Motorola, Honeywelldan General Electric, dan memiliki 2 arti:Sebuah proses , produk atau jasa yang memiliki akurasi yang tinggi (99,9997 %Mengurangi kerusakan dalam rangka mengurangi biaya produksi, penghematan waktu,dan memperbaiki kepuasan pelanggan.2

  • 3. Employee empowermentMelibatkan pegawai dalam setiap langkah dari proses produksiSebab:85 % dari problem kualitas ada hubungannya dengan materials dan proses,bukan karena kinerja pegawai.Karena itu tugas kita adalah menata peralatan dan proses yang dapat menghasilkan kualitas yang diinginkan.

  • 4. Bench MarkingMempelajari produk perusahaan lain yang mirip dengan produk perusahaan kita danmempelajari keunggulan2 nya, kemudian dilakukan perbaikan terhadap produk sendiri.Tentukan produk mana yang mau di bench markBentuk team bench markTentukan perusahaan yang akan di bench markKumpulkan dan analisa informasi kualitas produk yang di bench markLakukan tindakan untuk memperbaiki produk sendiri

  • 5. Taguchi ConceptQuality RobustMemproduksi produk yang secara konsisten memenuhi keinginan pelangganwalaupun kondisi proses produksi sendiri sedang kesulitanQuality loss functionFungsi matematis untuk mengindentifikasi biaya yang ada hubungannya dengankualitas buruk yang dihasilkan. Biaya ini akan meningkat jika kualitas semakin tidak memenuhi keinginan pelanggan.Target-oriented qualitySebuah filosofi untuk melakukan usaha terus menerus untuk membuat produk yang sesuai target

  • 6. Knowledge of TQM toolsa. Check sheet, metode pencatatan data produksi b. Scatter diagram, hubungan antara satu variabel dangan variabel lainnya c. Diagram tulang ikan, diagram penyebab dan akibatd. Pareto chart, sistem 80/20e. Flow Chart, langkah-langkah produksig. Histogram, distribusi frequensi terjadinya sebuah variabelh. Statistical Process Control Chart, Upper control, Lower control, Target value

  • 7. Just In Time (JIT)Flosofi JIT adalah perbaikan terus menerus dan memperkuat pemecahan masalah. JIT di susun dengan tujuan, menyerahkan barang persis pada saat barang dibutuhkan oleh pelangganJIT berhubungan dengan ke tiga konsep dibawah ini.JIT menguragi biaya untuk menghasilkan kualitasJIT memperbaiki kualitas Kualitas yang lebih baik berarti jumlah inventaris yang rendah dan lebih baik, dankondisi proses produksi yang memudahkan pelaksanan JIT

  • Gerakan TQM dimulai oleh W.Edward Deming.Dia adalah orang Amerika, ahli statistik dan PhD dalam bidang Fisika.Deming mengembangkan TQM atara tahun 1930 s/d tahun 1940 di Amerika, namun kurang mendapat tanggapan oleh para pengusaha Amerika.Pengusaha Amerika waktu itu sibuk dengan memperbesar kapasitas produksi dan penjualan sedangkan masalah kualitas dikesampingkan.Atas undangan dari Jepang yang fasilitas industrinya rusak berat karena serangan bom,Deming kemudian mengajari Jepang untuk melakukan TQM. Deming mendapat sambutan dari para pengusaha Jepang., Teori Deming dilaksanakan dan berhasilmembuat Jepang menguasai ekonomi dan perdagangan dunia.

  • Di tahun 1970 an setelah Amerika terdesak oleh persaingan kuat dari Jepang yang mengandalkan mutu, barulah Amerika memperhatikan pesan mutu dengan serius(Edwad Sallis, 2008).Pengaruh Deming mulai menjamur di Amerika dan di dunia.Yayasan Deming mulai bermunculan seperti:MANS foundation di BelandaThe British Deming s AssociationDeming Institute of New ZealandCEO Ford Motor dengan bangga mengumumkan kalau dia sangat bangga menjadimurid Deming (John Bank, 1992)Deming memperkenalkan 14 langkah mutu yang sangat terkenal, 2 point diantaranya adalah.Hapuskan target yang bersifat numerikHapuskan performance appraisal (John Bank, 1993)

  • 14 konsep manajemen mutu Deming, terkenal dengan 14 poin Deming yang termashur secara ringkas adalah sebagai berikut(John Bank, 1992)1.Perbaikan produk harus dilaksanakan dengan konstan dan terkendali. Siapkan sumber daya untuk keuntungan jangka panjang, bukan keuntungan jangka pendek. Pusatkan perhatian kepada hal2 yang bersifat kompetitif untuk tetap berada di bisnis danmenciptakan lapangan kerjaTarget dapat dibuat diluar kapabilitas dari sistem untuk dicapai. Untukmencapainya manajemen menggenjot sistem tersebut sehingga terkadang menghasilkan dampak buruk dibagian lain dari produksi. Performance Appraisalmenjadi tidak fair bila terdapat berbagai kejanggalan yang secara effektif menghambatkontribusi dari seorang pegawai (John Bank, 1992).

  • 2.Adopsi filosofi baru. Kita berada di era ekonomi baru. Kebiasaan menunda,membuat kesalahan, hasil kerja yang tidak sempurna tidak dapat ditolerir lagi.Perubahan pendekatan manajemen negara2 Barat harus dilakukan untuk menghentikan penurunan dalam bidang industri. 3.Hindari ketergantungan pada inspeksi massal untuk mencapai mutu. Bangun kualitas pada produk sejak dini. Buat bukti statistik dari kualitas yang dibangunpada fungsi manufaktur dan pembelian4.Hentikan memberikan kontrak bisnis hanya berdasarkan harga, melainkan harus berdasarkan ukuran yang berarti dalam hal kualitas. Minimalisir total biaya dan bukan biaya awal. Bekerjalah dengan pemasok tunggal dan bina hubungan berdasarkan kesetiaan dan kepercayaan. Rubah arah kerja dari manajer pembelian

  • 5.Temukan semua masalah. Pekerjaan manajemen adalah memperbaiki sistem kerjadengan berkesinambungan. Perbaiki semua proses perencanaan, produksi dan jasauntuk memperbaiki kualitas, tingkatkan produktivitas dan turunkan biaya.6.Lembagakan pelatihan sambil bekerja termasuk manajemen pelatihan untuk mendayagunakan pegawai. Keahlian baru diperlukan dalam menghadapi perubahan material, metode, desain produk, mesin2, teknik dan jasa. 7.Buat cara baru untuk mengawasi pekerja produksi. Pengawas garis depan harusmembantu orang2 untuk membuat produk berkualitas. Perbaikan kualitas harus secara otomatis memperbaiki produktifitas. Manajemen harus memulai tindakanuntuk mengatasi semua barang cacat, kebutuhan pemeliharaan, peralatan yang burukcara operasi yang membingungkan dan hal2 lain ang mengakibatkan kualitas buruk

  • 8.Hilangkan rasa takut sehingga setiap orang bekerja efektif untuk perusahan. Rangsang komunikasi dari atas kebawah dan dari bawah ke atas.9.Hilangkan penghalang antar departemen. Pegawai bagian penelitian, desain,penjualan dan produksi harus bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan secara effektif masalah2 yang terjadi pada produk dan jasa10.Hilangkan target2 dalam bentuk angka, slogan, peringatan seperti zero defectdan target produksi untuk para pekerja karena sebagian besar masalah kualitasharus dikerjakan lewat proses dan sistem yang diciptakan oleh manajer yangdiluar kekuasaan pegawai. Peringatan2 dan target2 serupa itu hanya membuat orang jengkel. 11.Hilangkan standar2 yang menunjukkan kuota angka untuk pegawai maupun manajerdan ganti dengan bantuan2 yang berguna dan pengawasan yang membantu. Pakailahmetode statistik untuk memantau perbaikan terus menerus dari kualitas maupunproduktifitas.

  • 12.Singkirkan penghalang2 yang mengganggu pegawai yang dibayar jam2 an maupun manajer dari menikmati kebanggan atas cara bekerja. Hilangkan performance appraisal dan management by objectives. 13. Lembagakan kegiatan program2 untuk pendidikan dan pelatihan. Para pegawaiharus diperbaiki dengan program pelatihan yang berjalan dan daya mereka sendiri untuk memperbaiki diri sendiri. Keunggulan bersaing berakar pada pengetahuan. 14.Jadikan manajemen puncak untuk membuat mereka giat dalam mencapai ke 13 kiat2diatas. Dorong mereka setiap hari untuk terus melakukan ke 13 poin diatas danlakukan segala sesuatu untuk berhasilnya transformasi total

  • Seperti telah diuraikan terdahulu:Jay Heizer dan Barry Renderyang terinspirasi oleh manajemen mutunya Edward Demings , merumuskan 7 konsepuntuk melakukan program TQM yang effektif, yaitu:1. Continuous Improvement2. Six Sigma3. Employee Empowerment4. Bench Marking5. Taguchi Concept6. Knowledge of TQM tools7. Just In Time (JIT)Sekarang kita coba meneliti lebih dalam :

  • 1. Continuous ImprovementMetode ini didasarkan pada siklus perbaikan mutu yang berkesinambungan yaitu:PLANDOCHECKACTTerkesan di bagan ini, untuk sebuah fase, DO terjadi lebih dahulu baru CHECKDengan demikian proses produksi (DO) terjadi sebelum proses CHECK

  • 2. Six SigmaSatu dari poinnya adalah:Mengurangi kerusakan dalam rangka mengurangi biaya produksi, penghematan waktu,dan memperbaiki kepuasan pelanggan.Bagaimana menghitung jumlah kerusakan ?Sudah barang tentu setelah proses produksi berjalanDengan demikian proses produksi terjadi lebih dahulu sebelum proses CHECK

  • 3. Employee EmpowermentMelibatkan pegawai dalam setiap langkah dari proses produksiMenata peralatan dan proses yang dapat menghasilkan kualitas yang diinginkan.Penataan peralatan proses produksi harus disesuaikan dengan fase2 produksi. Pegawai dilibatkan didalam setiap proses produksi. Kontrol terhadap kualitasdilakukan oleh pegawai bagian produksi sehingga apabila terdapat barang yang cacat yang berasal dari tahap produksi sebelumnya, langsung ditangani dan dilakukan perbaikan saat itu juga. Kalau tidak maka kesalahan akan berlanjut.Proses produksi berbarengan dengan proses check

  • 4. Bench MarkingMempelajari produk perusahaan lain yang mirip dengan produk perusahaan kita danmempelajari keunggulan2 nya, kemudian memperbaiki produk sendiriCara ini cocok untuk pengembangan produk namun cara ini tidak menjelaskan prosesproduksi maupun proses pngecekan kualitas produksiNamun pelaksana bench markingnya, bukan pegawai bagian produksi.

  • 5. Taguchi ConceptSalah satu poinnya adalah: Quality loss functionyang merupakan:Fungsi matematis untuk mengindentifikasi biaya yang ada hubungannya dengankualitas buruk yang dihasilkan. Biaya ini akan meningkat jika kualitas semakin tidak memenuhi keinginan pelanggan.Disini terlihat bahwa proses produksi berjalan terlebih dahulu, baru dilakukan tindakan (check) terhadap produk yang tidak memenuhi spesifikasi

  • 6. Knowledge of TQM toolsSalah satu poinnya adalah: Check sheet, metode pencatatan data produksi Metode ini mencatat kerusakan produk setelah di produksi.Proses produksi terjadi lebih dahulu, setelah itu diiringi dengan proses pemeriksaankualitas

    Jam KerjaDefect12345678

    AIIIIIIIIIIIBIIIIIIIIIIICIIIIIIIII

  • 7. Just In Time (JIT)Flosofi JIT adalah perbaikan terus menerus dan memperkuat pemecahan masalah. JIT di susun dengan tujuan, menyerahkan barang persis pada saat barang dibutuhkan oleh pelanggan. Proses produksi berjalan dengan cepat. Fase2 produksi tersusun rapi.Kerusakan barang atau kejanggalan selama proses produksi ditangani segera.Proses produksi dilakukan serentak dengan pemeriksaan kualitas.

  • Masaaki Imai melakukan riset pelaksanaan metode Total Quality Management yang dicanangkan oleh Edward Deming di Jepang pada berbagai perusahaan, diantaranya Aisin Seiki, sebuah perusahaan pembuat peralatan rumah tangga di Jepang

  • Aisin SeikiAiin Seiki adalah produsen barang-barang keperluan rumah tangga seperti kasur tempat tidur, mesin jahit, pompa pengalih panas dan Air Conditioner.Aisin Seiki memiliki sistim operasi yang sangat ringkas. Dalam ruangan seluas lapangan basket, terdapat 7 jalur produksi yang menghasilkan kasur dengan 750 jenis kombinasi warna, model, dan ukuran setiap harinya. Mesin-mesin di setiap jalur ditata berdasarkan urutan pemerosesan. Ada 9 macam proses untuk menghasilkan sebuah kasur yang disusun berurutansesuai dengan urut-urutan proses pembuatan kasur yang sudah ditetapkan.Setiap benda kerja mengalir melalui urutan pos kerja sambil diproses satu demi satutanpa berhenti.

  • Keseluruhan proses membuat sebuah kasur memakan waktu 2 jam mulai dari proses pertama sampai dengan proses pengepakan dan siap diserahkan pada konsumen.Aisin Seiki hanya memiliki stok kasur sebanyak 40 buah untuk jenis kasur yang laku setiap hari karena pengalaman menunjukkan jumlah kasur yang terjual setiap hari adalah kurang lebih 40 unit.Kasur yang dikirim ke gudang dilengkapi dengan kartu kanban. Bila kasur sebanyak 20 terjual maka kartu kanbannya dicopot dan dikirim ke bagian awal produksi sebagai perintah untuk memproduksi 20 unit kasur sebagai pengganti stok yang terjual, demikian seterusnya. Inilah yang disebut JIT. Dengan JIT kita menghemat ruangan gudang . Sistim produksi ini membuahkan banyak wawasan antara lain sebagai berikut:

  • Sistem ini menciptakan mata rantai antara petugas produksi dan konsumen, sehingga semua keluhan atau saran perbaikan dari konsumen segera terdengar oleh bagian produksiMemungkinkan fleksibilitas tinggi dalam memenuhi kehendak dan permintaan konsumenSistem produksi ini segera dapat menangkap segala bentuk ketidak wajaran dalamproses produksi. Bila ada produk gagal atau cacat seluruh kegiatan dihentikanuntuk perbaikan. Setelah jalur berhasil diperbaiki barulah produksi diteruskan.(Proses pengecekan dan perbaikan kualitas produk yang dilakukan serempak denganproses produksi). Dengan demikian kualitas produk dapat dipastikan terjamin.

  • Menyediakan kesempatan penjadwalan produksi secara fleksibel karena produksihanya dimulai setelah ada penjualan.Gudang besar tidak diperlukan karena produksi baru dimulai setelah barang terjual.Sistem produksi jalur tidak memungkinkan adanya penumpukan barang setengahjadi (penghematan biaya)Proses produksi, peningkatan mutu, kontrol mutu dan penghematan terjadi sekaligus atau serempak (lihat metode Deming nomor 5)

  • Prof. Hitoshi Kume dari Tokyo University:Pengendalian kualitas di negara2 barat bertujuan mengendalikan kesesuaian terhadap standar atau spesifikasi. Sedangkan pendekatan di Jepang berpusat padakaizen dari kualitas yang ada. (Prinsip Deming no.10 dan 11)Yoshio Shima, Direktur Toyoda Machine Works:Bagian tersulit dari standardisasi adalah mengubah pola pikir bahwa standar bukanlah sesuatu yang tidak dapat diubah. Bila anda percaya bahwa standar adalah kata-kata yang sakral yang tidak mungkin diubah, maka anda pasti gagal. Bila lingkungan berubah maka standar pun harus diubah. Karena itu anda harus berpola pikir bawa standar diciptakan untuk diubah.Dalam hubungannya dengan Standar atau spesifikasi mutuDidalam melaksanakan TQM, standar atau spesifikasi tentang mutu bukanlah harga mati. Dia adalah sesuatu yang harus bisa kita ubah atau lampaui bila situasi menghendaki.

  • TQM yang mengandalkan kesesuaian terhadap Standar Mutu atau spesifikasi mutuyang telah di tetapkan

  • TQM yang mengandalkan kualitas yang sudah ada, kemudian meningkatkannya terus menerusTidak ada STANDARD atau SPESIFIKASI MUTU PRODUKSI BERIKUTNYA HARUS LEBIH BAIK MUTUNYA DARI PRODUKSI SEBELUMNYA

  • Masaaki Imai, 1999Dalam rangka mencapai QCD (Quality, Cost dan Delivery).Perusahaan harus menerapkan 3 sistem utama yaitu:

    TQC (Total Quality Control) atau TQM (TotaL Quality Management).TPM (Total Productive Maintenance)JIT (sistem produksi Just In Time)Sistem PDCA yang diperkenalkan oleh Walter Schwart dapat dipakai untuk menerapkan perubahan. Namun utuk pemeliharaan harus diterapkan SDCA(Standardize, Do, Check, Act).

  • Proses perbaikan mutuSerentak denganProsesproduksiBila terjadi masalah, Hentikan proses produksiPeriksa segeraPerbaiki dan lanjutkan proses produksiSiklus selanjutnya dilakukan olehPengawas produksiTQMTPMJIT

  • Toyota Motor Company melaksanakan:TQM , TPM dan JITLean ProductionToyota berhasil menjadi raksasa produsen mobil dunia beberapa tahun yang lalu.Namun sepandai-pandai tupai melompat, adakalanya dia jatuh

  • Masa PANDAI, masa JAYA dan masa GEMILANG telah dilalui oleh Toyota.Sekarang giliran masa JATUH (bencana)

  • Inti beritaMobil Toyota, gasnya naik tanpa diinjakMenyebabkan kecelakaan

  • Komentar Dr. John SullivanProfessor of ManagementSan Francisco State UniversityToyota merugi $ 155 juta perminggu disebabkan penarikan kembali mobil2nya yang bermasalah. Hingga February 2010 jumlah kerugian kumulatif Toyota hampir $ 30 MilliardJangka panjang , Toyota bisa kehilangan dana lebih dari $ 100 Milyard untuk mengatasimasalah iniLebih dari 9 juta mobil Toyota di Amerika ditarik dari peredaran (recall)Penjualan turun ke titik terendah dalam 10 tahun terakhir

  • Dr. Sullivan yakin kalau hal ini adalah Human Erroryang berasal dari pembinaan SDM yang lemah.

  • Mari sama-sama kita menganalisa masalah Toyota iniDari pembahasan yang baru saja kita lakukan, proses TQM selalu terpusat pada proses produksi. Pengecekan dan perbaikan mutu produksi dilakukan serempak dengan proses produksi. Yang melakukan TQM adalah para staff di bagian produksi. Pelaksanaan TQC (Total Quality Control) mereka anggap sama denganTQM dan semuanya dilakukan di proses produksi oleh orang2 produksiSingkatnya, Jepang menganggap segala bentuk peningkatan mutu, kontrol mutu dan perbaikan mutu harus dilakukan serempak didalam proses produksi itu sendiri

  • Kalau saja Toyota memeriksa dengan saksama semua mobil yang sudah diproduksisebelum mobil2 tersebut dipasarkan, apakah kejadian seperti gas naik sendiri, masalah rem dan masalah setir yang selama ini dikeluhkan oleh warga Amerika akan terjadi?Jelas TIDAKKarena itu pelaksanaan TQC yang dilakukan didalam proses produksi saja adalahsebuah kekeliruan besar. TQC harus dilakukan juga diluar proses produksi.TQC harus juga dilakukan pada produk jadi sebelum dipasarkan.TQC juga harus dilakukan terhadap produk jadi yang sudah berada di masyarakat dalam bentuk quality monitoring and actions

  • Tindakan untuk tidak melakukan TQC pada produk jadi barangkali bagian dari Lean Production dengan tujuan penghematan biaya.Kalau ini yang terjadi, maka ini adalah kekeliruan yang maha besar. Milyaran Dollar harus keluar hanya gara2 penghematan biaya dalam bidang TQCSaya berpendapat kalau musibah Toyota bukan kesalahan SDM, tetapi kesalahanmanajemen puncak, yang percaya kalau TQC cukup dilakukan dibagian produksiMaka pengalaman buruk Toyota harus dapat membuat kita berpikir : Sistim TQMdan TQC di bagian produksi, oleh orang bagian produksi adalah benar. Tetapi TQC yang independen (diluar bagian produksi) harus ada juga

  • Sistim JIT memang cepat tanggap terhadap keluhan konsumen.Tetapi keluhan konsumen itu dapat kita bagi menjadi 2 golongan besar:Keluhan2 yang tidak fatal.Ini dapat segera ditangani oleh bagian produksi untuk dapat memperbaiki produk berikutnyaKeluhan yang fatal seperti yang dialami Toyota saat ini. Gas tiba2 naik sendiri.Bisakah bagian produksi Toyota memperbaikinya?Jelas bisa, tetapi kondisi fatal ini terjadi lebih dahulu sebelum bagian produksi sempat memperbaiki produk2 barunya.Reputasi Toyota terpuruk sebelum bagian produksi melakukan perbaikan.Toyota rugi ratusan Milyard $ untuk menangani keluhan konsumen yang fatalToyota butuh waktu panjang dan mahal untuk merehabilitasi nama baiknya

  • Karena itu , bertolak dari kejayaan Toyota yang melaksanakan TQM dan TQC dibagian produksinya yang kemudian berujung pada bencana besar, maka sekarang tiba saatnya kita membentuk satu set kepercayaan dalam manajemen mutu bisnis yang terdiri dari 3 unsur yang harus dijalankan secara serempak, yaitu:1.Total Quality Management, Total Quality Control , Total Productive Maintenance, Lean Production, Just In Time, dan Reaktif terhadap tuntutan konsumen harus dilakukan dibagian proses produksi secara serempak dan ini adalah tanggung jawab manajer produksi2.Total Quality Control, sebuah badan yang harus berdiri sendiri diluar bagian produksi,yang bertugas memonitor TQCdi bagian produksi, melakukan pemeriksaan yang saksama pada barang jadi sebelun dipasarkan, melakukan TQC terhadap produk yang sudah ada dimasyarakat dalam bentuk quality monitoring dan reaktif terhadap keluhan konsumen, harus ada. Ini adalah tugas dari Manajer TQC3.Total Quality M anagement on Total Quality ControlPimpinan puncak, salah satu dari tugas2nya adalah bertanggung jawab atas pelaksanaan proses perbaikan mutu terus menerus dalam seluruh proses Total Quality Control yang dipimpin oleh TQC Manager.

  • Organisasi institusi pendidikanBentuk organisasi yang baik dan tepat bagi TQM adalah bentuk yang sederhana, ramping, dan dibangun didalam tim kerja yang kuat (Edward Sallis, 2008)Sebuah universitas minimal memiliki pemimpin (Rektor) dan beberapa Divisi antara lain Divisi Pendidikan, Divisi Administrasi/Keuangan, Divisi Marketing, Divisi Penelitian/Pengembangan dan Divisi Hubungan Masyarakat/Pemerintahan. Tujuan utama universitas adalah mencetak tenaga ahli dan ilmuwan yang professional .Maka ujung tombak dari universitas adalah guru atau dosen.Karena itu dalam kesempatan ini kit a akan membahas bagaimana menerapkan TQMdalam mendidik dan mencetak calon guru atau dosen yang professional.Pembahasan TQM dalam bidang2 lain akan kita bicarakan pada kesempatan berikutnya

  • Presentasi yang dilakukan mahasiswa untuk bedah buku mata kuliah agar dirubah fungsinya menjadi tugas praktek sebagai calon guru. Semua kejanggalan atau kesalahan dalam membawakan presentasi harus diperbaiki waktu itu juga oleh dosen pembimbingSistem pembelajaran lewat media elektronik (E-Learning) harus diaktifkan. Komunikasi2penting antara dosen dan mahasiswa harus dilakukan lewat media elektronik, demikian pula jam kuliah harus diinformasikan terus menerus dan mahasiswa harus dimotivasi untuk datang tepat waktu, sehingga masa pendidikan dapat dioptimalkan. Seorang petugas IT harus ada untuk tugas ini.Keluhan-keluhan masyarakat yang disampaikan oleh bagian TQC harus segera ditindak lanjuti oleh dosen pada saat dilaksanakan proses belajar.Proses belajar harus dilakukan serempak dengan pembinaan mutu dan kontrol mutuKepercayaan nomor1.Total Quality Management, Total Quality Control, Proses pendidikan yang ringkas (lean)dan hemat biaya , Just In Time serta reaktif terhadap tuntutan masyarakat harus dilakukan dalam proses pendidikan secara serempak dan ini adalah tanggung jawab Kepala Jurusan atau Kepala Program Studi

  • Satu set dari 3 kepercayaan manajemen mutu bisnis kalau diterapkan dalam Fakultas Ilmu Pendidikan, yang akan mencetak guru-guru yang professional, akan menjadi:1.Total Quality Management, Total Quality Control, Proses pendidikan yang ringkas (lean)dan hemat biaya , Just In Time serta reaktif terhadap tuntutan masyarakat harus dilakukan dalam proses pendidikan secara serempak dan ini adalah tanggung jawab Kepala Jurusan atau Kepala Program Studi2.Total Quality Control, sebuah badan yang harus berdiri sendiri diluar bagian pengajaran,yang bertugas memonitor TQC dalam proses belajar, melakukan pemeriksaan yang saksama pada calon mahasiswa dan calon alumni yang akan diwisuda, melakukan TQC terhadap alumni yang sudah terjun ke masyarakat dalam bentuk quality monitoring dan reaktif terhadap keluhan konsumen, harus ada. Ini adalah tugas dari Kepala bagian TQC3.Total Quality M anagement pada Total Quality Control dan Divisi2 lainDirektur Pendidikan bertanggung jawab atas pelaksanaan proses perbaikan mutu terus menerus pada seluruh proses pekerjaan dari Total Quality Control yang dipimpin oleh Kepala bagian TQC dan pekerjaan dari Kepala Jurusan/Kepala Program Studi

  • Bagian TQC yang independen (diluar bagian pengajaran) harus di set up. Posisi ini melapor langsung ke Direktur Pendidikan. Bagian ini bertugas:Memonitor pelaksanaan proses mengajar dan belajar mahasiswaIkut aktif pada proses pemeriksaan tugas akhir mahasiswa. Pada waktu dilakukanpemeriksaan tugas akhir, selain mahasiswa diminta untuk mempresentasikan tugas akhirnya, mereka juga harus diminta untuk memilih sebuah topik mengajaryang harus dipresentasikan pada waktu ujian tugas akhir. Semua kejanggalan ataukesalahan dalam presentasi ini harus diperbaiki waktu itu jugaBerperan aktif dalam proses seleksi calon mahasiswa baru.Kepercayaan nomor2.Total Quality Control, sebuah badan yang harus berdiri sendiri diluar bagian pengajaran,yang bertugas memonitor TQC dalam proses belajar, melakukan pemeriksaan yang saksama pada calon mahasiswa dan calon alumni yang akan diwisuda, melakukan TQC terhadap alumni yang sudah terjun ke masyarakat dalam bentuk quality monitoring dan reaktif terhadap keluhan konsumen, harus ada. Ini adalah tugas dari Kepala bagian TQC

  • Bagian ini harus memonitor terus menerus aktifitas para alumni lewat komunikasilangsung atau lewat mass media.Satu set peraturan yang mengatur sangsi pelanggaran etika profesi guru lulusan universitas harus dibuat dan diumumkan. Sangsi paling ringan dapat berupa teguran lisan dan Sangsi terberat dapat berupa pencabutan gelar akademisDirektur disarankan untuk mengamati dan memonitor terus menerus proses perbaikan mutu TQC oleh Kepala Bagian TQC dan melakukan perbaikan dimana perlu. Demikian juga dengan Divisi2 lainKepercayaan nomor 3.Total Quality M anagement pada Total Quality Control dan Divisi2 lainDirektur Pendidikan bertanggung jawab atas pelaksanaan proses perbaikan mutu terus menerus pada seluruh proses pekerjaan dari Total Quality Control yang dipimpin oleh Kepala bagian TQC dan pekerjaan dari Kepala Jurusan/Kepala Program Studi

  • Proses PenerimaanMahasiswa Baru

    Proses Pendidikan

    ProsesTugas akhirMahasiswaPerilaku Wisudawandi masyarakatKepala Program PendidikanTQM, TQC, Learn Process, Hemat biaya, JITdilaksanakan serempakDivisi Total Quality Control (TQC)Direktur PendidikanTotal Quality Management terhadap Divisi TQC dan KAPRODI Garis otoritas

    Garis koordinasi

    Garis Proses

  • Seperangkat tugas-tugas diatas masih dapat dikembangkan dimana perlu sesuai dengan tuntutan masyarakat dan tuntutan zamanSistem yang sama yaitu TQM dan TQC dapat diset up dengan berbagai modifikasi yang perlu, untuk jurusan-jurusan studi lainnya, dan bagian2 laindalam sebuah Universitas.

  • Penyakit TQM

    Dianggap obat analgesik dan mujarabKurang memahami filosofi TQM secara utuhInkonsistensi Tidak taat implementasiHanya sebagian yang terlibatLeader yg lemah

  • 3 PEKERJAAN TQM

    SIAPA PELANGGAN KITAAPA KEBUTUHANNYAPENUHI UKUR KEPUASAN PERBAIKI DAN SEMPURNAKAN

    *