TP PJB
-
Upload
ririn-frisilia -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of TP PJB
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 1/35
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
A. DEFINISI
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada
struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi
akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase
awal perkembangan janin. Ada 2 golongan besar PJB, yaitu non sianotik (tidak
biru) dan sianotik (biru) yang masingmasing memberikan gejala dan memerlukan
penatalaksanaan yang berbeda. (B)
B. KLASIFIKASI
!abel ". Jenis PJB dan saat timbulnya menurut #odman
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 2/35
($)
1. Penyakit Jantung Bawaan Non Sianotik
Penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik adalah kelainan struktur dan
fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis% misalnya
lubang di sekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah
satu katup jantung dan penyempitan alur keluar &entrikel atau pembuluh darah
besar tanpa adanya lubang di sekat jantung. 'asingmasing mempunyai spektrum
presentasi klinis yang ber&ariasi dari ringan sampai berat tergantung pada jenis
dan beratnya kelainan serta tahanan &askuler paru. (B)
ang akan dibiarakan disini hanya 2 kelompok besar PJB non sianotik%
yaitu (") PJB non sianotik dengan lesi atau lubang di jantung sehingga terdapat
aliran pirau dari kiri ke kanan, misalnya ventricular septal defect (*+$), atrial
septal defect (A+$) dan patent ductus arteriosus (P$A), dan (2) PJB non sianotik
dengan lesi obstruktif di jantung bagian kiri atau kanan tanpa aliran pirau melalui
sekat di jantung, misalnya aortic stenosis (A+), coarctatio aorta (oA) dan
pulmonary stenosis (P+). (B)
Penyakit antung !awaan non "ianotik #engan $i%au #a%i ki%i ke kanan
'asalah yang ditemukan pada kelompok ini adalah adanya aliran pirau
dari kiri ke kanan melalui defek atau lubang di jantung yang menyebabkan aliran
darah ke paru berlebihan. 'anifestasi klinisnya sangat ber&ariasi, dari yang
asimptomatik sampai simptomatik seperti kesulitan mengisap susu, sesak nafas,
sering terserang infeksi paru, gagal tumbuh kembang dan gagal jantung kongestif.
(B)
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 3/35
Ventricular Septal Defect
Pada *+$ besarnya aliran darah ke paru ini selain tergantung pada besarnya
lubang, juga sangat tergantung pada tingginya tahanan &askuler paru. 'akin
rendah tahanan &askuler paru makin besar aliran pirau dari kiri ke kanan. Pada
bayi baru lahir dimana maturasi paru belum sempurna, tahanan &askuler paru
umumnya masih tinggi dan akibatnya aliran pirau dari kiri ke kanan terhambat
walaupun lubang yang ada ukup besar. !etapi saat usia 2- bulan dimana proses
maturasi paru berjalan dan mulai terjadi penurunan tahanan &askuler paru dengan
epat maka aliran pirau dari kiri ke kanan akan bertambah. /ni menimbulkan
beban &olum langsung pada &entrikel kiri yang selanjutnya dapat terjadi gagal
jantung. (B)
Pada *+$ yang keil umumnya asimptomatik dengan riwayat
pertumbuhan dan perkembangan yang normal, sehingga adanya PJB ini sering
ditemukan seara kebetulan saat pemeriksaan rutin, yaitu terdengarnya bising
pansistolik di parasternal sela iga - 0 kiri. Bila lubangnya sedang maka keluhan
akan timbul saat tahanan &askuler paru menurun, yaitu sekitar usia 2- bulan.
#ejalanya antara lain penurunan toleransi akti&itas fisik yang pada bayi akan
terlihat sebagai tidak mampu mengisap susu dengan kuat dan banyak,
pertambahan berat badan yang lambat, enderung terserang infeksi paru berulang
dan mungkin timbul gagal jantung yang biasanya masih dapat diatasi seara
medikamentosa. $engan bertambahnya usia dan berat badan, maka lubang
menjadi relatif keil sehingga keluhan akan berkurang dan kondisi seara umum
membaik walaupun pertumbuhan masih lebih lambat dibandingkan dengan anak
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 4/35
yang normal. *+$ tipe perimembranus dan muskuler akan mengeil dan bahkan
menutup sponta pada usia dibawah 1-" tahun. (B)
Pada *+$ yang besar, gejala akan timbul lebih awal dan lebih berat.
3esulitan mengisap susu, sesak nafas dan kardiomegali sering sudah terlihat pada
minggu ke 2- kehidupan yang akan bertambah berat seara progresif bila tidak
epat diatasi. #agal jantung timbul pada usia sekitar 1-"2 minggu dan biasanya
infeksi paru yang menjadi penetusnya yang ditandai dengan sesak nafas,
takikardi, keringat banyak dan hepatomegali. Bila kondisi bertambah berat dapat
timbul gagal nafas yang membutuhkan bantuan pernafasan mekanik. Pada
beberapa keadaan kadang terlihat kondisinya membaik setelah usia 4 bulan,
mungkin karena pirau dari kiri ke kanan berkurang akibat lubang mengeil
spontan, timbul hipertrofi infundibuler &entrikel kanan atau sudah terjadi
hipertensi paru. Pada *+$ yang besar dengan pirau dari kiri ke kanan yang besar
ini akan timbul hipertensi paru yang kemudian diikuti dengan peningkatan
tahanan &askuler paru dan penyakit obstruktif &askuler paru. +elanjutnya
penderita mungkin menjadi sianosis akibat aliran pirau terbalik dari kanan ke kiri,
bunyi jantung dua komponen pulmonal keras dan bising jantung melemah atau
menghilang karena aliran pirau yang berkurang. 3ondisi ini disebut sindroma
5isenmengerisasi. (B)
Patent Ductus Arteriosus
Penampilan klinis P$A sama dengan *+$ yaitu tergantung pada besarnya lubang
dan tahanan &askuler paru. Pada P$A keil umumnya anak asimptomatik dan
jantung tidak membesar. +ering ditemukan seara kebetulan saat pemeriksaan
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 5/35
rutin dengan adanya bising kontinyu yang khas seperti suara mesin (machinery
murmur ) di area pulmonal, yaitu di parasternal sela iga 2- kiri dan dibawah
kla&ikula kiri. !anda dan gejala adanya aliran ke paru yang berlebihan pada P$A
yang besar akan terlihat saat usia "-0 bulan dimana tahanan &askuler paru
menurun dengan epat. #agal jantung kongestif akan timbul disertai infeksi paru.
6adi akan teraba jelas dan keras karena tekanan diastolik yang rendah dan
tekanan nadi yang lebar akibat aliran dari aorta ke arteri pulmonalis yang besar
saat fase diastolik. Bila sudah timbul hipertensi paru, bunyi jantung dua
komponen pulmonal akan mengeras dan bising jantung yang terdengar hanya fase
sistolik dan tidak kontinyu lagi karena tekanan diastolik aorta dan arteri
pulmonalis sama tinggi sehingga saat fase diastolik tidak ada pirau dari kiri ke
kanan. (B)
Atrial Septal Defect
Pada A+$ presentasi klinisnya agak berbeda karena defek berada di septum
atrium dan aliran dari kiri ke kanan yang terjadi selain menyebabkan aliran ke
paru yang berlebihan juga menyebabkan beban &olum pada jantung kanan.
3elainan ini sering tidak memberikan keluhan pada anak walaupun pirau ukup
besar, dan keluhan baru timbul saat usia dewasa. (B)
7anya sebagian keil bayi atau anak dengan A+$ besar yang simptomatik
dan gejalanya sama seperti pada umumnya kelainan dengan aliran ke paru yang
berlebihan yang telah diuraikan diatas. Auskultasi jantung ukup khas yaitu bunyi
jantung dua yang terpisah lebar dan menetap tidak mengikuti &ariasi pernafasan
serta bising sistolik ejeksi halus di area pulmonal. Bila aliran piraunya besar
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 6/35
mungkin akan terdengar bising diastolik di parasternal sela iga 0 kiri akibat aliran
deras melalui katup trikuspid. +imptom dan hipertensi paru umumnya baru timbul
saat usia dekade - 0 sehingga pada keadaan ini mungkin sudah terjadi
penyakit obstruktif &askuler paru. (B)
Penyakit antung !awaan non "ianotik #engan &e"i o!"t%ukti' tan$a $i%au
8bstruksi di alur keluar &entrikel kiri dapat terjadi pada tingkat sub&al&ar,
&al&ar ataupun supra&al&ar sampai ke arkus aorta. Akibat kelainan ini &entrikel
kiri harus memompa lebih kuat untuk melawan obstruksi sehingga terjadi beban
tekanan pada &entrikel kiri dan hipertrofi otot miokardium. +elama belum terjadi
kegagalan miokardium, biasanya urah jantung masih dapat dipertahankan, pasien
asimptomatik dan ukuran jantung masih normal. !ergantung beratnya obstruksi
presentasi klinis penderita kelompok ini dapat asimptomatik atau simptomatik.
ang simptomatik umumnya adalah gagal jantung yang gejalanya sangat
ber&ariasi tergantung dari beratnya lesi dan kemampuan miokard &entrikel. #ejala
yang ditemukan antara lain sesak nafas, sakit dada, pingsan atau pusing saat
melakukan akti&itas fisik dan mungkin kematian mendadak. Pada keadaan yang
berat dengan aliran darah sistemik yang tidak adekwat, sebelum terjadi
perburukan akan ditandai dahulu sesaat dengan kemampuan mengisap susu yang
epat menurun dan bayi terlihat puat, takipnoe, takikardia dan berkeringat
banyak. (B)
Adanya penurunan perfusi perifer ditandai dengan nadi yang melemah,
pengisian kapiler yang lambat dan akral yang dingin. 8bstruksi pada alur keluar
&entrikel kanan juga dapat berada di tingkat sub&al&ar atau infundibular, &al&ar
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 7/35
dan supra&al&ar sampai ke perabangan arteri pulmonalis. 8bstruksi ini akan
menyebabkan terjadinya beban tekanan dan hipertrofi &entrikel kanan. Penderita
kelompok PJB ini umumnya juga asimptomatik keuali bila obstruksinya berat
dan kemampuan miokard &entrikel kanan menurun. Presentasi klinisnya dapat
berupa gagal jantung kanan seperti edema perifer, hepatomegali dan asites, atau
sindroma urah jantung rendah seperti sulit bernafas, lemah, sakit dada, sinkop
dan mungkin kematian mendadak akibat aritmia. Bila bayi dan anak dengan
Patent Foramen Ovale (P98) maka mungkin akan terlihat sianosis akibat pirau
dari kanan ke kiri melalui elah ini. (B)
Aorta Stenosis
A+ derajat ringan atau sedang umumnya asimptomatik sehingga sering
terdiagnosis seara kebetulan karena saat pemeriksaan rutin terdengar bising
sistolik ejeksi dengan atau tanpa klik ejeksi di area aorta% parasternal sela iga 2
kiri sampai ke apeks dan leher. Bayi dengan A+ derajat berat akan timbul gagal
jantung kongestif pada usia mingguminggu pertama atau bulanbulan pertama
kehidupannya. (B)
Coarctatio Aorta
oA pada anak yang lebih besar umumnya juga asimptomatik walaupun derajat
obstruksinya sedang atau berat. 3adangkadang ada yang mengeluh sakit kepala
atau epistaksis berulang,tungkai lemah atau nyeri saat melakukan akti&itas. !anda
yang klasik pada kelainan ini adalah tidak teraba, melemah atau terlambatnya
pulsasi arteri femoralis dibandingkan dengan arteri brakhialis, keuali bila ada
P$A besar dengan aliran pirau dari arteri pulmonalis ke aorta desendens. +elain
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 8/35
itu juga tekanan darah lengan lebih tinggi dari pada tungkai. 8bstruksi pada A+
atau oA yang berat akan menyebabkan gagal jantung pada usia dini dan akan
menganam kehidupan bila tidak epat ditangani. Pada kelompok ini, sirkulasi
sistemik pada bayi baru lahir sangat tergantung pada pirau dari kanan ke kiri
melalui P$A sehingga dengan menutupnya P$A akan terjadi perburukan sirkulasi
sistemik dan hipoperfusi perifer. Pemberian Prostaglandin 5" (P#5") dengan
tujuan mempertahankan P$A agar tetap terbuka akan sangat membantu
memperbaiki kondisi sementara menunggu persiapan untuk operasi koreksi. (B)
Pulmonal Stenosis
+tatus gisi penderita dengan P+ umumnya baik dengan pertambahan berat badan
yang memuaskan. Bayi dan anak dengan P+ ringan umumnya asimptomatik dan
tidak sianosis sedangkan neonatus dengan P+ berat atau kritis akan terlihat
takipnoe dan sianosis. (B)
Penemuan pada auskultasi jantung dapat menentukan derajat beratnya
obstruksi. Pada P+ &al&ular terdengar bunyi jantung satu normal yang diikuti
dengan klik ejeksi saat katup pulmonal yang abnormal membuka. 3lik akan
terdengar lebih awal bila derajat obstruksinya berat atau mungkin tidak terdengar
bila katup kaku dan stenosis sangat berat. Bising sistolik ejeksi yang kasar dan
keras terdengar di area pulmonal. Bunyi jantung dua yang tunggal dan bising
sistolik ejeksi yang halus akan ditemukan pada stenosis yang berat. (B)
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN SIAN(TIK
Pada PJB sianotik didapatkan kelainan struktur dan fungsi jantung sedemikian
rupa sehingga sebagian atau seluruh darah balik &ena sistemik yang mengandung
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 9/35
darah rendah oksigen kembali beredar ke sirkulasi sistemik. !erdapat aliran pirau
dari kanan ke kiri atau terdapat perampuran darah balik &ena sistemik dan &ena
pulmonalis. +ianosis pada mukosa bibir dan mulut serta kuku jari tangan-kaki
dalah penampilan utama pada golongan PJB ini dan akan terlihat bila reduce
haemoglobin yang beredar dalam darah lebih dari : gram ;. Bila dilihat dari
penampilan klinisnya, seara garis besar terdapat 2 golongan PJB sianotik, yaitu
(") yang dengan gejala aliran darah ke paru yang berkurang, misalnya Tetralogi of
Fallot (!9) dan Pulmonal Atresia (PA) dengan VSD, dan (2) yang dengan gejala
aliran darah ke paru yang bertambah, misalnya Transposition of the Great
Arteries (!#A) dan Common i!ing . (B)
Penyakit antung !awaan "ianotik #engan gea&a a&i%an ke $a%u yang
!e%ku%ang
Pada PJB sianotik golongan ini biasanya sianosis terjadi akibat sebagian atau
seluruh aliran darah &ena sistemik tidak dapat menapai paru karena adanya
obstruksi sehingga mengalir ke jantung bagian kiri atau ke aliran sistemik melalui
lubang sekat yang ada. 8bstruksi dapat terjadi di katup trikuspid, infundibulum
&entrikel kanan ataupun katup pulmonal, sedangkan defek dapat di septum atrium
(A+$), septum &entrikel (*+$) ataupun antara kedua arteri utama (P$A). (B)
Penderita umumnya sianosis yang akan bertambah bila menangis atau
melakukan akti&itas fisik, akibat aliran darah ke paru yang makin berkurang. Pada
keadaan yang berat sering terjadi serangan spel hipoksia, yang ditandai khas
dengan hiperpnea, gelisah, menangis berkepanjangan, bertambah biru, lemas atau
tidak sadar dan kadangkadang disertai kejang. (B)
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 10/35
Pada kondisi ini bila tidak diatasi dengan epat dan benar akan berakibat
kematian. +erangan ini umumnya terjadi pada usia bulan sampai tahun dan
sering timbul saat bangun tidur pagi atau siang hari ketika resistensi &askuler
sistemik rendah. $apat kembali pulih seara spontan dalam waktu kurang dari ":-
menit, tetapi dapat berkepanjangan atau berulang sehingga menyebabkan
komplikasi yang serious pada sistim susunan saraf pusat atau bahkan
menyebabkan kematian. 3arena itu diperlukan pengenalan dan penanganannya
dengan segera seara tepat dan baik. Pada anak yang lebih besar sering juga
memperlihatkan gejala s"uatting , yaitu jongkok untuk beristirahat sebentar setelah
berjalan beberapa saat dengan tujuan meningkatkan resistensi &askuler sistemik
dan sehingga aliran darah ke paru meningkat. (B)
Tetralogi Fallot
!9 adalah golongan PJB sianotik yang terbanyak ditemukan yang terdiri dari 0
kelainan, yaitu *+$ tipe perimembranus subaortik, aorta o&erriding, P+
infundibular dengan atau tanpa P+ &al&ular dan hipertrofi &entrikel kanan.
+ianosis pada mukosa mulut dan kuku jari sejak bayi adalah gejala utamanya yang
dapat disertai dengan spel hipoksia bila derajat P+ ukup berat dan s"uatting pada
anak yang lebih besar. Bunyi jantung dua akan terdengar tunggal pada P+ yang
berat atau dengan komponen pulmonal yang lemah bila P+ ringan. Bising sistolik
ejeksi dari P+ akan terdengar jelas di sela iga 2 parasternal kiri yang menjalar ke
bawah kla&ikula kiri. (B)
Penyakit antung !awaan "ianotik #engan gea&a a&i%an ke $a%u yang
!e%ta)!a*
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 11/35
Pada PJB sianotik golongan ini tidak terdapat hambatan pada aliran darah ke paru
bahkan berlebihan sehingga timbul gejalagejala antara lain tidak mampu
mengisap susu dengan kuat dan banyak, takipnoe, sering terserang infeksi paru,
gagal tumbuh kembang dan gagal jantung kongestif. (B)
Transposition of the Great Arteries
!#A adalah kelainan dimana kedua pembuluh darah arteri besar tertukar letaknya,
yaitu aorta keluar dari &entrikel kanan dan arteri pulmonalis dari &entrikel kiri.
Pada kelainan ini sirkulasi darah sistemik dan sirkulasi darah paru terpisah dan
berjalan paralel. 3elangsungan hidup bayi yang lahir dengan kelainan ini sangat
tergantung dengan adanya perampuran darah balik &ena sistemik dan &ena
pulmonalis yang baik, melalui pirau baik di tingkat atrium (A+$), &entrikel
(*+$) ataupun arterial (P$A). (B)
Ada 2 maam !#A, yaitu (") dengan /ntat *entriular +eptum (/*+) atau
tanpa *+$, dan (2) dengan *+$. 'asingmasing mempunyai spektrum presentasi
klinis yang berbeda dari ringan sampai berat tergantung pada jenis dan beratnya
kelainan serta tahanan &askuler paru.
Penampilan klinis yang paling utama pada !#A dengan /*+ adalah
sianosis sejak lahir dan kelangsungan hidupnya sangat tergantung pada
terbukanya P$A. +ianosis akan makin nyata saat P$A mulai menutup pada
minggu pertama kehidupan dan bila tidak ada A+$ akan timbul hipoksia berat dan
asidosis metabolik. +edangkan pada !#A dengan *+$ akan timbul tanda dan
gejala akibat aliran ke paru yang berlebih dan selanjutnya gagal jantung kongestif
pada usia 2- bulan saat tahanan &askuler paru turun. 3arena pada !#A posisi
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 12/35
aorta berada di anterior dari arteri pulmonalis maka pada auskultasi akan
terdengar bunyi jantung dua yang tunggal dan keras, sedangkan bising jantung
umumnya tidak ada keuali bila ada P$A yang besar, *+$ atau obstruksi pada
alur keluar &entrikel kiri. (B)
Common Mixing
Pada PJB sianotik golongan ini terdapat perampuran antara darah balik &ena
sistemik dan &ena pulmonalis baik di tingkat atrium (A+$ besar atau Common
Atrium), di tingkat &entrikel (*+$ besar atau Single Ventricle) ataupun di tingkat
arterial (Truncus Arteriosus). <mumnya sianosis tidak begitu nyata karena tidak
ada obstruksi aliran darah ke paru dan perampuran antara darah &ena sistemik
dan pulmonalis ukup baik. Akibat aliran darah ke paru yang berlebihan penderita
akan memperlihatkan tanda dan gejala gagal tumbuh kembang, gagal jantung
kongestif dan hipertensi pulmonal. (B)
#ejalanya sama seperti pada umumnya kelainan dengan aliran ke paru
yang berlebihan dan timbul pada saat penurunan tahanan &askuler paru. Pada
auskultasi umumnya akan terdengar bunyi jantung dua komponen pulmonal yang
mengeras disertai bising sistolik ejeksi halus akibat hipertensi pulmonal yang ada.
7ipertensi paru dan penyakit obstruktif &askuler paru akan terjadi lebih epat
dibandingkan dengan kelainan yang lain. (B)
+. EPIDE,I(L(GI
Penyakit jantung kongenital terjadi pada ,:,1; dari kelahiran hidup.
/nsiden ini lebih tinggi pada stillborns (0;), abortus spontan ("2:;), dan
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 13/35
bayi prematur (sekitar 2; tidak termasuk patent dutus arteriosus =P$A>).
3ejadian ini seara keseluruhan tidak termasuk mitral &al&e prolapse, P$A bayi
prematur, dan katup aorta bikuspid (hadir di "2; orang dewasa). aat jantung
kongenital memiliki spektrum keparahan yang luas pada bayi? sekitar 2 dalam
". bayi baru lahir dapat dengan gejala penyakit jantung dalam " tahun
kehidupan. $iagnosis ditetapkan dari usia " minggu pada 0:; dari pasien
dengan penyakit jantung bawaan dan dengan usia " bulan pada :4; pasien.
$engan kemajuan di kedua operasi paliatif dan korektif, jumlah anak dengan
penyakit jantung bawaan yang masih hidup sampai dewasa telah meningkat seara
dramatis. 'eskipun kemajuan ini telah hadir, penyakit jantung bawaan tetap
merupakan penyebab utama kematian pada anakanak dengan aat bawaan.
9rekuensi relati&e dari kelainan jantung bawaan (5)
LESI(N - (F ALL LESI(NS
*entriular septal defet :-
Atrial septal defet (seundum) 4-1
Patent dutus arteriosus 4-1
oartation of aorta :-@
!etralogy of 9allot :-@
Pulmonary &al&e stenosis :-@
Aorti &al&e stenosis 0-@
d!ransposition of great arteries -:
7ypoplasti left &entrile "-
7ypoplasti right &entrile "-
!runus arteriosus "-2
!otal anomalous pulmonary &enous return "-2
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 14/35
LESI(N - (F ALL LESI(NS
!riuspid atresia "-2
+ingle &entrile "-2
$oubleoutlet right &entrile "-2
8thers :-"
5luding patent dutus arteriosus in preterm neonates, biuspid aorti &al&e,
physiologi peripheral pulmoni stenosis, and mitral &al&e prolapse.
D. ETI(L(GI
PJB merupakan kelainan yang disebabkan oleh gangguan
perkembangan system kardio&askular pada masa embrio. !erdapat peranan fator
endogen dan eksogen. 'asih disangsikan apakah tidak ada fator lain yang
mempengaruhinya. 9aktor tersebut ialah?
". ingkungan. $iferensiasi bentuk jantung lengkap pada akhir bulan kedua
kehamilan. 9aktor penyebab PJB terutama terdapat selama dua bulan pertama
kehamikan ialah rubella pada ibu dan penyakit &irus lain, talidomid dan
mungkin obatobat lain, radiasi. 76ipoksia juga dapat menjadi penyebab
P$A.
2. 7ereditas. 9aktor geneti mungkin memegang peranan keil saja, sedangkan
kelainan kromosom biasanya tidak terdapat.Calaupun demikiian beberapa
keluarga mempunyai insidens PJB tinggi, jenis PJB yang sama terdapat pada
anggota keluarga yang sama.
3elainan jantung kadangkadang berhubungan dengan jenis kelamin,
sebabnya ialah kelainan geneti. Pada anal lakilaki banyak terdapat A+, koartasio
aorta, !P#*, !9% sedangkan anak perempuan P$A, A+$, dan P+. ()
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 15/35
Penyebab paling sering aat jantung bawaan tidak diketahui. +ebagian
besar kasus penyakit jantung bawaan dianggap multifaktorial dan hasil dari
kombinasi predisposisi genetik dan stimulus lingkungan. +ebagian keil dari lesi
jantung kongenital berkaitan dengan kelainan kromosom, khususnya, trisomi 2",
", dan "1 dan sindrom !urner, penyakit jantung ditemukan di lebih dari D;
pasien dengan trisomi "1, :; dari pasien dengan trisomi 2", dan 0; dari
mereka dengan sindrom !urner. 9aktor genetik lain mungkin memiliki peran
dalam penyakit jantung bawaan% jenis tertentu *+$ (supraristal) lebih sering
terjadi pada anakanak Asia. Eisiko kekambuhan penyakit jantung bawaan relatif
meningkat jika(orang tua atau saudara dipengaruhi. (5)
$ata perkembangan lesi jantung kongenital telah dikaitkan dengan
kelainan kromosom tertentu, dan beberapa bahkan telah dikaitkan dengan aat
gen tertentu. 9luoresent dalam analisis hibridisasi in situ yang memungkinkan
skrining dokter lebih epat pada kasus dugaan abnormalitas kromosom spesifik
telah diidentifikasi. (5)
Penyebab genetik penyakit jantung bawaan adalah delesi suatu daerah
besar (",: 'b) kromosom 22F"".2, yang dikenal sebagai daerah $i#eorge
ritial. +edikitnya gen telah dipetakan, !b", faktor transkripsi yang terlibat
dalam pembangunan saluran keluar awal terlibat sebagai penyebab sindrom
$i#eorge. 5stimasi pre&alensi delesi 22F"".2 adalah " G 0, kelahiran hidup.
lesi jantung yang terkait dengan delesi 22F"".2 yang paling sering terlihat dalam
hubungannya dengan sindrom $i#eorge atau +hprintHen (&eloardiofaial)
sindrom. Akronim A!7 22 telah digunakan untuk meringkas komponen utama
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 16/35
dari sindrom (kelainan jantung, fasies abnormal, aplasia thymus, langitlangit, dan
hypoalemia). Anomali jantung spesifik aat onotrunal (tetralogi 9allot,
arteriosus trunus, doubleoutlet &entrikel kanan, *+$ subarterial) dan aat arh
branhial (oartation dari aorta, aorta sela lengkungan, lengkung aorta kanan).
Anomali kongenital saluran napas seperti traheomalaia dan bronhomalaia
kadangkadang hadir. ebih dari D; pasien dengan sindrom $i#eorge memiliki
mikrodelesi di 22F"".2.
esi struktural jantung lainnya yang telah dikaitkan dengan kelainan
kromosom tertentu termasuk aat septum seundum familial atrial yang
berhubungan dengan blok jantung (faktor transkripsi 63I2.: pada :F:
kromosom), defek septum atrium kherediter tanpa blok jantung (#A!A0
transkripsi faktor tersebut), Alagille sindrom (Jagged" pada kromosom 2p"2),
dan Cilliams sindrom (elastin pada kromosom @F""). ang menarik, pasien
dengan aat septum &entrikel (*+$) dan aat septum atrio&entrikular (A*+$s)
telah ditemukan memiliki beberapa mutasi 63I2.: dalam selsel diisolasi dari
jaringan hati sakit, tetapi bukan dari jaringan jantung yang normal atau dari
limfosit beredar, menunjukkan potensi peran mutasi somatik menyebabkan
mosaiism dalam patogenesis aat jantung bawaan. (5)
E. ,ANIFESTASI KLINIS
Beraneka ragam manifestasi klinik dapat terjadi pada bayi dan anak besar
dengan PJB. Pada kedua golongan umur tersebut diatas dapat terjadi gagal jantung
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 17/35
di setiap tingkatan umur. larkson0 menyatakan empat hal paling sering
ditemukan pada neonatus dengan PJB adalah ($)?
1. Siano"i"/ adalah manifestasi jelas PJB pada neonatus. +ekali dinyatakan
sianosis sentral bukan akibat kelainankelainan paruparu, serebral atau metabolik
atau kejadiankejadian perinatal, maka perlu segera diperiksa untuk menari PJB
derajat berat walaupun tanpa bising jantung. Perlu segera dikonsulkan kardiologi
anak, karena beberapa lesi PJB dapat dikoreksi semasa neonatus misalnya
transposisi pembuluh arteri yang dapat memburuk mendadak dan meninggal
dalam usia beberapa hari. Jenis PJB dan saat timbulnya sianosis dapat dilihat pada
tabel 0.
2. Taki$nea. 9rekuensi pernapasan yang sangat epat yang tidak selalu
sehubungan dengan kesulitan bemapas, adalah tanda penting PJB yang sering
dilupakan. Pengamatan frekuensi pernapasan seharusnya merupakan salah satu
bagian penting pada pemeriksaan neonatus. 9rekuensi pernapasan lebih dari 0:
IGmenit pada bayi fullterm dan 4IGmenit pada bayi prematur setelah beberapa
jam pertama kelahiran diduga ada kelainan disebabkan oleh berbagai hal,
termasuk problem sederhana misalnya Ko&erheatingK frekuensi biasanya
abnormal dan memerlukan pemeriksaan. !akipnea adalah tanda yang biasa
ditemukan pada bayi dengan shunt kirikanan (misal *entriular +eptal $efet
atau Patent $utus Arteriosus), obstruksi &ena Pulmonalis (anomali total aliran
&ena pulmonalis) dan kelainan lainnya dengan akibat gagal jantung misalnya pada
dugaan seara diagnosa klinik, adanya Aorta koarktasi dimana pulsasi nadi
femoralis melemahG tidak teraba.
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 18/35
. F%ekuen"i antung a!no%)a&.
a# Ta$i$ardia% frekuensi jantung sampai "1Gmenit dapat disebabkan oleh berbagai
ragam rangsangan pada LnewbornL. !etapi, bila frekuensi lebih dari 2Gmenit
diduga adanya takikardi supra&entrikuler yang harus dikonfirmasi dengan 53#.
Pengobatan tepat dengan digoin atau kardio&ersi listrik sangat diperlukan karena
takikardia menimbulkan gagal jantung.
b# &radi$ardia% beberapa neonatus denyut jantung 1Gmenit. Bila 1Gmenit atau M
1Gmenit, diduga adanya blok atrio&entrikuler yang dapat dikonfirmasikan dengan
53#.
0. Bi"ing antung
Calaupun tanpa bising jantung, tetapi PJB dapat diduga bila ditemui tandatanda
lain yang penting. Beberapa bayi (LinfantL) dengan resiko tinggi misalnya Atresia
pulmonal, !ransposisi Pembuluh $arah Arteri, dan Anomali aliran &ena
pulmonalis total mungkin disertai bising jantung. Adanya bising jantung disertai
sianosis danGatau takipnea sangat mungkin adanya PJB. Bising jantung saja
tidaldah selalu menyatakan adanya problem parah pada jantung termasuk juga
padabayi umur "2 hari. 3adangkadang bising jantung terdengar sementara
saja, tetapi bila menetap pada waktu bayi dipulangkan dari rumah sakit, maka
diperlukan pemeriksaan ermat disertai radiologik dada dan elektrokardiografi.
($)
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 19/35
Pemeriksaan bayi dengan dugaan PJB, memerlukan juga foto toraks dan 53#
yang dapat membantu menentukan hemodinamik lesi dan juga dari segi nilai
diagnostik. ($)
F. DIAGN(SIS
Pemeriksaan pertama yang penting dalam penentuan adanya PJB adalah
toraks foto dan 53#. Pada bayi dengan takipnea, tanda radiologik adanya
kardiomegali, bertambah orakan pembuluh darah paru atau edema interstisiel
biasanya sudah terlihat, walaupun tandatanda khas barulah kemudian terdapat.
Problema pernapasan adalah problem jantung yang dapat terlihat. #ambaran 53#
pada PJB sering abnormal, tetapi kadangkadang hanya terdapat &entrikel kanan
dominan yang biasa ditemukan pada bayi normal. Pada keadaan demikian,
diperlukan ree&aluasi dalam jangka waktu pendek berulang kali. Pada gagal
jantung, pemberian digoin dan diuretika memberikan respons. Jika neonatus
dengan gagal jantung kongesti yang berat, misalnya pada neonatus dengan
sianosis, segera kirim ke rumah sakit untuk pemeriksaan kateterisasi jantung,
angiokardiografi serta tindakan bedah. ($)
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 20/35
II. PNEU,(NIA
A. DEFINISI
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Calaupun
banyak pihak yang sependapat bahwa pneumonia adalah suatu keadaan inflamasi,
namun sangat sulit untuk merumuskan satu definisi tunggal yang uni&ersal.
Pneumonia adalah penyakit klinis, sehingga didefinisikan berdasarkan gejala dan
tanda klinis, dan perjalanan penyakitnya. +alah satu definisi klasik menyatakan
bahwa pneumonia adalah penyakit respiratorik yang ditandai dengan batuk, sesak
nafas, demam, ronki basah halus, dengan gambaran infiltrat pada foto polos dada.
(9)
B. EPIDE,I(L(GI
Pneumonia pada anak merupakan infeksi yang serius dan banyak diderita
anakanak di seluruh dunia yang seara fundamental berbeda dengan pneumonia
pada dewasa. $i Amerika dan 5ropa yang merupakan negara maju angka kejadian
pneumonia masih tinggi, diperkirakan setiap tahunnya 0: kasus per " anak
pada umur kurang dari : tahun, "42 kasus per " anak pada umur :D tahun,
4"2 kasus per " anak pada umur D tahun dan remaja. (9)
$i E+< $r +oetomo +urabaya, jumlah kasus pneumonia meningkat dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2 dirawat sebanyak "D pasien. !ahun 20
dirawat sebanyak 2" pasien, dengan jumlah terbanyak pada anak usia kurang
dari " tahun (4D;). Pada tahun 2:, anak berumur kurang dari : tahun yang
dirawat sebanyak :0@ kasus dengan jumlah terbanyak pada umur pada umur ""2
bulan sebanyak @ orang. (9)
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 21/35
3asus pneumonia di negara berkembang tidak hanya lebih sering
didapatkan tetapi juga lebih berat dan banyak menimbulkan kematian pada anak.
/nsiden punak pada umur ": tahun dan menurun dengan bertambahnya usia
anak. 'ortalitas diakibatkan oleh bakteremia oleh karena Streptococcus
pneumoniae dan Staphylococcus aureus, tetapi di negara berkembang juga
berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan. $ari data mortalitas
tahun "DD, pneumonia merupakan seperempat penyebab kematian pada anak
dibawah : tahun dan 1; terjadi di negara berkembang. Pneumonia yang
disebabkan oleh infeksi E+* didapatkan sebanyak 0;. $i negara dengan 0
musim, banyak terdapat pada musim dingin sampai awal musim semi, di negara
tropis pada musim hujan. (9)
ETI(L(GI
+ebagian besar pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme
(&irusGbakteri) dan sebagian keil disebabkan oleh hal lain misalnya bahan kimia
(hidrokarbon, lipoid substances)Gbenda asing yang teraspirasi. Pola kuman
penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien. (9)
+ebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh &irus, sebagai penyebab
tersering adalah respiratory synytial &irus (E+*), parainfluenHa &irus, influenHa
&irus dan adeno&irus. +eara umum bakteri yang berperan penting dalam
pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae% 'aemophillus influen(e%
Staphylococcus aureus% Streptococcus group &, serta kuman atipik klamidia dan
mikoplasma. (9)
Pada masa neonatus +treptoous group B dan )isteriae monocytogenes
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 22/35
merupakan penyebab pneumonia paling banyak. *irus adalah penyebab
terbanyak pneumonia pada usia prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya
usia. +elain itu Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling utama
pada pneumonia bakterial. ycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae
merupakan penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas : tahun. (9)
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 23/35
PAT(GENESIS DAN PAT(FISI(L(GI
+ebagian besar pneumonia timbul melalui aspirasi kuman atau penyebaran
langsung kuman dari saluran respiratorik atas. 7anya sebagian keil merupakan
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 24/35
akibat sekunder dari &iremiaGbakteremia atau penyebaran dari infeksi intra
abdomen. $alam keadaan normal saluran respiratorik bawah mulai dari sublaring
hingga unit terminal adalah steril. Paru terlindung dari infeksi melalui beberapa
mekanisme termasuk barier anatomi dan barier mekanik, juga sistem pertahanan
tubuh lokal maupun sistemik. Barier anatomi dan mekanik diantaranya adalah
filtrasi partikel di hidung, penegahan aspirasi dengan refleks epiglotis, ekspulsi
benda asing melalui refleks batuk, pembersihan ke arah kranial oleh lapisan
mukosilier. +istem pertahanan tubuh yang terlibat baik sekresi loal
imunoglobulin A maupun respon inflamasi oleh selsel leukosit, komplemen,
sitokin, imunoglobulin, al&eolar makrofag dan cell mediated immunity. (9)
Pneumonia terjadi bila satu atau lebih mekanisme diatas mengalami
gangguan sehingga kuman patogen dapat menapai saluran nafas bagian bawah.
/nokulasi pathogen penyebab pada saluran nafas menimbulkan respon inflamasi
akut pada penjamu yang berbeda sesuai dengan patogen penyebabnya. *irus akan
mengin&asi saluran nafas keil dan al&eoli, umumnya bersifat patchy dan
mengenai banyak lobus. Pada infeksi &irus ditandai lesi awal berupa kerusakan
silia epitel dengan akumulasi debris ke dalam lumen. Eespon inflamasi awal
adalah infiltrasi selsel mononuklear ke dalam submukosa dan peri&askular.
+ejumlah keil selsel P'6 akan didapatkan dalam saluran nafas keil. Bila
proses ini meluas, dengan adanya sejumlah debris dan mukus serta selsel
inflamasi yang meningkat dalam saluran nafas keil maka akan menyebabkan
obstruksi baik parsial maupun total. Eespon inflamasi ini akan diperberat dengan
adanya edema submukosa yang mungkin bisa meluas ke dinding al&eoli. Eespon
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 25/35
inflamasi di dalam al&eoli ini juga seperti yang terjadi pada ruang intersitial yang
terdiri dari selsel mononuklear. Proses infeksi yang berat akan mengakibatkan
terjadinya denudasi (pengelupasan) epitel dan akan terbentuk eksudat hemoragik.
/nfiltrasi ke intersitial sangat jarang menimbulkan fibrosis. Pneumonia &iral pada
anak merupakan predisposisi terjadinya pneumonia bakterial oleh karena rusaknya
barier mukosa. Pneumonia bakterial terjadi oleh karena inhalasi atau aspirasi
patogen, kadangkadang terjadi melalui penyebaran hematogen. !erjadi tidaknya
proses pneumonia tergantung dari interaksi antara bakteri dan ketahanan sistem
imunitas penjamu. 3etika bakteri dapat menapai al&eoli maka beberapa
mekanisme pertahanan tubuh akan dikerahkan. +aat terjadi kontak antara bakteri
dengan dinding al&eoli maka akan ditangkap oleh lapisan airan epitelial yang
mengandung opsonin dan tergantung pada respon imunologis penjamu akan
terbentuk antibodi imunoglobulin # spesifik. $ari proses ini akan terjadi
fagositosis oleh makrofag al&eolar (sel al&eolar tipe //), sebagian keil kuman
akan dilisis melalui perantaraan komplemen. 'ekanisme seperti ini terutama
penting pada infeksi oleh karena bakteri yang tidak berkapsul seperti
Streptococcus pneumoniae. 3etika mekanisme ini tidak dapat merusak bakteri
dalam al&eolar, leukosit P'6 dengan aktifitas fagositosisnya akan direkrut
dengan perantaraan sitokin sehingga akan terjadi respon inflamasi. 7al ini akan
mengakibatkan terjadinya kongesti &asular dan edema yang luas, dan hal ini
merupakan karakteristik pneumonia oleh karena pneumokokus. 3uman akan
dilapisi oleh airan edematus yang berasal dari al&eolus ke al&eolus melalui pori
pori 3ohn (the pores of *ohn). Area edematus ini akan membesar seara
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 26/35
sentrifugal dan akan membentuk area sentral yang terdiri dari eritrosit, eksudat
purulen (fibrin, selsel lekosit P'6) dan bakteri. 9ase ini seara histopatologi
dinamakan red hepati(ation (hepatisasi merah). (9)
!ahap selanjutnya adalah hepatisasi kelabu yang ditandai dengan
fagositosis aktif oleh lekosit P'6. Pelepasan komponen dinding bakteri dan
pneumolisin melaluidegradasi enHimatik akan meningkatkan respon inflamasi dan
efek sitotoksik terhadap semua selsel paru. Proses ini akan mengakibatkan
kaburnya struktur seluler paru. (9)
Eesolusi konsolidasi pneumonia terjadi ketika antibodi antikapsular timbul
dan lekosit P'6 meneruskan aktifitas fagositosisnya% selsel monosit akan
membersihkan debris. +epanjang struktur retikular paru masih intak (tidak terjadi
keterlibatan instertitial), parenkim paru akan kembali sempurna dan perbaikan
epitel al&eolar terjadi setelah terapi berhasil. Pembentukan jaringan parut pada
paru minimal. (9)
Pada infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, kerusakan
jaringan disebabkan oleh berbagai enHim dan toksin yang dihasilkan oleh kuman.
Perlekatan Staphylococcus aureus pada sel mukosa melalui teichoic acid yang
terdapat di dinding sel dan paparan di submukosa akan meningkatkan adhesi dari
fibrinogen, fibronektin, kolagen dan protein yang lain. +train yang berbeda dari
Staphylococcus aureus akan menghasilkan faktorfaktor &irulensi yang berbeda
pula. dimana faktor &irulensi tersebut mempunyai satu atau lebih kemampuan
dalam melindungi kuman dari pertahanan tubuh penjamu, melokalisir infeksi,
menyebabkan kerusakan jaringan yang lokal dan bertindak sebagai toksin yang
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 27/35
mempengaruhi jaringan yang tidak terinfeksi. Beberapa strain Staphylococcus
aureus menghasilkan kapsul polisakarida atau slime layer yang akan berinteraksi
dengan opsonofagositosis. Penyakit yang serius sering disebabkan
Staphylococcus aureus yang memproduksi koagulase. Produksi oagulase atau
clumping factor akan menyebabkan plasma menggumpal melalui interaksi dengan
fibrinogen dimana hal ini berperan penting dalam melokalisasi infeksi (ontoh?
pembentukan abses). Beberapa strain Staphylococcus aureus akan membentuk
beberapa enHim seperti catalase (mengnonaktifkan hidrogen peroksida,
meningkatkan ketahanan intraseluler kuman) penicillinase atau + lactamase
(mengnonaktifkan penisilin pada tingkat molekular dengan membuka inin beta
laktam molekul penisilin) dan lipase. (9)
Pada pneumonia terjadi gangguan pada komponen &olume dari &entilasi
akibat kelainan langsung di parenkim paru. !erhadap gangguan &entilasi akibat
gangguan &olume ini tubuh akan berusaha mengkompensasinya dengan ara
meningkatkan &olume tidal dan frekuensi nafas sehingga seara klinis terlihat
takipnea dan dispnea dengan tandatanda inspiratory effort . Akibat penurunan
&entilasi maka rasio optimal antara &entilasi perfusi tidak terapai (*GN M 0G:)
yang disebut ventilation perfusion mismatch, tubuh berusaha meningkatkannya
sehingga terjadi usaha nafas ekstra dan pasien terlihat sesak. +elain itu dengan
berkurangnya &olume paru seara fungsional karena proses inflamasi maka akan
mengganggu proses difusi dan menyebabkan gangguan pertukaran gas yang
berakibat terjadinya hipoksia. Pada keadaan yang berat bisa terjadi gagal nafas.
(9)
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 28/35
,ANIFESTASI KLINIS
#ejala dan tanda klinis pneumonia ber&ariasi tergantung kuman penyebab,
usia pasien, status imunologis pasien dan beratnya penyakit. 'anifestasi klinis
bisa berat yaitu sesak, sianosis, dapat juga gejalanya tidak terlihat jelas seperti
pada neonatus. #ejala dan tanda pneumonia dapat dibedakan menjadi gejala
umum infeksi (non spesifik), gejala pulmonal, pleural dan ekstrapulmonal. #ejala
non spesifik meliputi demam, menggigil, sefalgia dan gelisah. Beberapa pasien
mungkin mengalami gangguan gastrointestinal seperti muntah, kembung, diare
atau sakit perut. (9)
#ejala pada paru biasanya timbul setelah beberapa saat proses infeksi
berlangsung. +etelah gejala awal seperti demam dan batuk pilek, gejala nafas
uping hidung, takipnea, dispnea dan apnea baru timbul. 8tot bantu nafas
interkostal dan abdominal mungkin digunakan. Batuk umumnya dijumpai pada
anak besar, tapi pada neonatus bisa tanpa batuk. ,hee(ing mungkin akan ditemui
pada anakanak dengan pneumonia &iral atau mikoplasma, seperti yang ditemukan
pada anakanak dengan asma atau bronkiolitis. (9)
3eradangan pada pleura biasa ditemukan pada pneumonia yang
disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus, yang
ditandai dengan nyeri dada pada daerah yang terkena. 6yeri dapat berat sehingga
akan membatasi gerakan dinding dada selama inspirasi dan kadangkadang
menyebar ke leher dan perut. (9)
#ejala ekstra pulmonal mungkin ditemukan pada beberapa kasus. Abses
pada kulit atau jaringan lunak seringkali didapatkan pada kasus pneumonia karena
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 29/35
Staphylococcus aureus. 8titis media, konjunti&itis, sinusitis dapat ditemukan pada
kasus infeksi karena Streptococcus pneumoniae atau 'aemophillus influen(a.
+edangkan epiglotitis dan meningitis khususnya dikaitkan dengan pneumonia
karena 'aemophillus influen(a. (9)
9rekuensi nafas merupakan indeks paling sensitif untuk mengetahui
beratnya penyakit. 7al ini digunakan untuk mendukung diagnosis dan memantau
tatalaksana pneumonia. Pengukuran frekuensi nafas dilakukan dalam keadaan
anak tenang atau tidur. C78 bahkan telah merekomendasikan untuk menghitung
frekuensi nafas pada setiap anak dengan batuk. $engan adanya batuk, frekuensi
nafas yang lebih epat dari normal serta adanya tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam (chest indra-ing ), C78 menetapkannya sebagai kasus
pneumonia berat di lapangan dan harus memerlukan perawatan di Eumah +akit
untuk pemberian antibioti. (9)
Perkusi toraks tidak bernilai diagnostik, karena umumnya kelainan
patologinya menyebar. +uara redup pada perkusi biasanya karena adanya efusi
pleura. Pada auskultasi suara nafas yang melemah seringkali ditemukan bila ada
proses peradangan subpleura dan mengeras (suara bronkial) bila ada proses
konsolidasi. Eonki basah halus yang khas untuk pasien yang lebih besar, mungkin
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 30/35
tidak akan terdengar untuk bayi. Pada bayi dan balita keil karena keilnya
&olume toraks biasanya suara nafas saling berbaur dan sulit diidentifikasi. (9)
+eara klinis pada anak sulit membedakan antara pneumonia bakterial dan
pneumonia &iral. 6amun sebagai pedoman dapat disebutkan bahwa pneumonia
baterial awitannya epat, batuk produktif, pasien tampak toksik, lekositosis dan
perubahan nyata pada pemeriksaan radiologis. 6amun keadaan seperti ini kadang
kadang sulit dijumpai pada seluruh kasus. ","0 Penggunaan BP+ ( &acterial
Pneumonia Score) pada "4 anak usia " bulan - : tahun dengan pneumonia di
Argentina yang menge&aluasi suhu aksilar, usia, jumlah netrofil absolut, jumlah
bands dan foto polos dada ternyata mampu seara akurat mengidentifikasi anak
dengan resiko pneumonia bakterial sehingga akan dapat membantu klinisi dalam
penentuan pemberian antibiotika. (9)
Perinatal pneumonia terjadi segera setelah kolonisasi kuman dari jalan
lahir atau ascending dari infeksi intrauterin. 3uman penyebab terutama adalah
#B+ (#roup B Streptococcus) selain kumankuman gram negatif. #ejalanya
berupa respiratory distress yaitu merintih, nafas uping hidung, retraksi dan
sianosis. +epsis akan terjadi dalam hitungan jam, hampir semua bayi akan
mengarah ke sepsis dalam 01 jam pertama kehidupan. Pada bayi prematur,
gambaran infeksi oleh karena #B+ menyerupai gambaran E$+ ( .espiratory
Distress Syndrome). (9)
PE,E0IKSAAN PENUNJANG
$iagnosis pneumonia utamanya didasarkan klinis, sedangkan pemeriksaan
foto polos dada perlu dibuat untuk menunjang diagnosis, disamping untuk melihat
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 31/35
luasnya kelainan patologi seara lebih akurat. 9oto posisi anteroposterior (AP)
dan lateral () diperlukan untuk menentukan luasnya lokasi anatomik dalam paru,
luasnya kelainan dan kemungkinan adanya komplikasi seperti pneumotoraks,
pneumomediastinum, pneumatokel, abses paru dan efusi pleura. /nfiltrat tersebar
paling sering dijumpai, terutama pada pasien bayi. Pembesaran kelenjar hilus
sering terjadi pada pneumonia karena 'aemophillus influen(a dan Staphylococcus
aureus, tapi jarang pada pneumonia karena Streptococcus pneumoniae.
3eurigaan ke arah infeksi Staphylococcus aureus apabila pada foto polos dada
dijumpai adanya gambaran pneumatokel, abses paru, empiema dan
piopneumotoraks serta usia pasien di bawah " tahun. 9oto polos dada umumnya
akan normal kembali dalam 0 minggu. Pemeriksaan radiologis tidak perlu
diulang seara rutin keuali jika ada pneumatokel, abses, efusi pleura, empiema,
pneumotoraks atau komplikasi lain. +ebagaimana manifestasi klinis, pemeriksaan
radiologis tidak dapat menunjukkan perbedaan nyata antara infeksi &irus dengan
bakteri. (9)
Pneumonia &irus umumnya menunjukkan gambaran infiltrat intersitial
difus, hiperinflasi atau atelektasis. Pada sindroma aspirasi, infiltrat akan tampak di
lobus superior kanan pada bayi, tetapi pada anak yang lebih besar akan tampak di
bagian posterior atau basal paru.@,","0 'enurut C78 terdapat kesulitan dalam
interpretasi foto polos dada sehingga dikembangkan ara standarisasi kriteria
pneumonia untuk kepentingan aspek epidemiologis. +istem ini membagi
gambaran foto torak dalam normal torak, infiltrat atau akhir proses konsolidasi
(end stage consolidation) yang didefinisikan sebagai O significant amount of
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 32/35
alveolar type consolidation. 6amun hal ini menimbulkan pertanyaan apakah foto
polos dada yang normal dapat menyingkirkan pneumoniaQ. +eringkali panas dan
takipnea sudah timbul sebelum terlihat perubahan pada foto torak. (9)
Pada sebagian besar kasus, pemeriksaan yang ekstensif tidak perlu
dilakukan, tetapi pemeriksaan laboratorium mungkin akan membantu dalam
memperkirakan mikroorganisme penyebab. ekositosis R":.G< seringkali
dijumpai. $ominasi netrofil pada hitung jenis atau adanya pergeseran ke kiri
menunjukkan bakteri sebagai penyebab. ekosit R.G< dengan dominasi
netrofil mengarah ke pneumonia streptokokus dan stafilokokus. (9)
aju endap darah dan rea$tif protein (EP) merupakan indikator
inflamasi yang tidak khas sehingga hanya sedikit membantu. Adanya EP yang
positif dapat mengarah kepada infeksi bakteri. 3adar EP yang lebih tinggi
ditemukan pada pasien dengan pneumonia al&eolar dibandingkan pasien dengan
pneumonia intersitialis. Begitu pula pada kasus pneumonia yang disebabkan oleh
Streptococcus pneumoniae akan menunjukkan kadar EP yang lebih tinggi seara
signifikan dibanding non pneumococcal pneumonia. (9)
Biakan darah merupakan ara yang spesifik untuk diagnostik tapi hanya
positifpada "":; kasus terutama pada anak keil. 3ultur darah sangat
membantu pada penanganan kasus pneumonia dengan dugaan penyebab
stafilokokus dan pneumokokus yang tidak menunjukkan respon baik terhadap
penanganan awal. 3ultur darah juga direkomendasikan pada kasus pneumonia
yang berat dan pada bayi usia kurang dari bulan. (9)
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 33/35
Pemeriksaan Polymerase Chain .eaction (PE) bermanfaat untuk
diagnosis Streptococcus pneumoniae dan infeksi karena mikoplasma. Pemeriksaan
PE mahal, tidak tersedia seara luas serta tidak banyak berpengaruh terhadap
penanganan awal pneumonia sehingga pemeriksaan ini tidak direkomendasikan.
(9)
Pemeriksaan aspirat nasofaringeal untuk pemeriksaan imunofluoresen
&irus dan deteksin antigen &irus akan membantu untuk mengidentifikasi &irus
tetapi hanya mempunyai sedikit pengaruh untuk penanganan awal pasien.
Pemeriksaan ini mempunyai sensitifitas yang tinggi dan sangat membantu
diagnosis anak dengan infeksi E+*. Bila fasilitas memungkinkan, pemeriksaan
analisis gas darah menunjukkan keadaan hipoksemia (karena ventilation perfusion
mismatch). 3adar Pa82 dapat rendah, normal atau meningkat tergantung
kelainannya. $apat terjadi asidosis respiratorik, asidosis metabolik, dan gagal
nafas. (9)
DIAGN(SIS
$iagnosis pneumonia yang terbaik adalah berdasarkan etiologi, yaitu
dengan pemeriksaan mikrobiologik. <paya untuk mendapatkan spesimen atau
bahan pemeriksan guna menari etiologi kuman penyebab dapat meliputi
pemeriksaan sputum, seret nasofaring bagian posterior, aspirasi trakea,
torakosintesis pada efusi pleura, percutaneus lung aspiration dan biopsi paru bila
diperlukan."1 !etapi pemeriksaan ini banyak kendalanya, baik dari segi teknis
maupun biaya. +eara umum kuman penyebab spesifik hanya dapat diidentifikasi
kurang dari :; kasus. $engan demikian pneumonia didiagnosis terutama
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 34/35
berdasarkan manifestasi klinis dibantu pemeriksaan penunjang yang lain seperti
foto polos dada. !etapi tanpa pemeriksaan mikrobiologik, kesulitan yang lebih
besar adalah membedakan kuman penyebab% bakteri, &irus atau kuman
lain.Pneumonia bakterial lebih sering mengenai bayi dan balita dibandingkan anak
yang lebih besar. Pneumonia bakterial biasanya timbul mendadak, pasien tampak
toksik, demam tinggi disertai menggigil dan sesak memburuk dengan epat.
Pneumonia &iral biasanya timbul perlahan, pasien tidak tampak sakit berat,
demam tidak tinggi, gejala batuk dan sesak bertambah seara bertahap. /nfeksi
&irus biasanya melibatkan banyak organ bermukosa (mata, mulut, tenggorok,
usus). +emakin banyak organ terlibat, makin besar kemungkinan &irus sebagai
penyebab. (9)
Pneumonia oleh karena mikoplasma pneumonia mungkin menunjukkan
gejala -hee(ing dan batuk, sehingga infeksi oleh karena mikoplasma pneumonia
dapat dipertimbangkan pada anak dengan keurigaan asma yang tidak respon
dengan pengobatan. /nfeksi mikoplasma seringkali disertai juga dengan nyeri
perut atau nyeri dada. 6yeri perut juga bisa disebabkan oleh pneumonia bakterial
yang mengiritasi diafragma. (9)
K(,PLIKASI
". 5fusi pleura
2. 5mpiema
. Pneumotoraks
0. Piopneumotoraks
:. Pneumatosel
7/23/2019 TP PJB
http://slidepdf.com/reader/full/tp-pjb 35/35
4. Abses paru
@. +epsis
1. #agal nafas
D. /leus paralitik fungsional (9)