Tmj

12
2.3 Mekanisme Pertumbuhan dan Perkembangan Temporomandibular Joint (TMJ) TMJ berkembang antara condylus mandibular dan tulang temporal dari tengkorak. Perkembangan ini diawali dengan pemisahan oleh ruang mesenchyme-filled. Kartilago sekunder condylus muncul antara minggu ke-10 sampai ke-12 dan tumbuh kearah tulang temporal. Mesenkim berdiferensiasi untuk membentuk fibrous connective tissue di sejajar garis horizontal clefts tampak berdekatan pada tulang, dengan cara demikian memberikan kenaikan pada articular disc pusat antara lower dan upper joint cavities. Beberapa peniliti berpendapat bahwa pemindahan sendi ini perlu untuk optimalnya perkembangan dari joint cavities dan bahwa perkembangan yang terjadi bersama sama dari otot lateral pterygoid tambahan pada disc adalah penting. Ini ditetapkan bahwa ketika perkembangan sendi dihentikan, joint cavities tidak terbentuk dan ankylosis dari elemen sendi terjadi. Kondensasi dari mesenkim dan pembentukan berikutnya dari jaringan fibrosa di sekitar sendi bertanggung jawab untuk pembentukan kapsul.

description

tmj

Transcript of Tmj

Page 1: Tmj

2.3 Mekanisme Pertumbuhan dan Perkembangan Temporomandibular Joint (TMJ)

TMJ berkembang antara condylus mandibular dan tulang temporal dari tengkorak.

Perkembangan ini diawali dengan pemisahan oleh ruang mesenchyme-filled. Kartilago sekunder

condylus muncul antara minggu ke-10 sampai ke-12 dan tumbuh kearah tulang temporal.

Mesenkim berdiferensiasi untuk membentuk fibrous connective tissue di sejajar garis horizontal

clefts tampak berdekatan pada tulang, dengan cara demikian memberikan kenaikan pada articular

disc pusat antara lower dan upper joint cavities. Beberapa peniliti berpendapat bahwa

pemindahan sendi ini perlu untuk optimalnya perkembangan dari joint cavities dan bahwa

perkembangan yang terjadi bersama sama dari otot lateral pterygoid tambahan pada disc adalah

penting. Ini ditetapkan bahwa ketika perkembangan sendi dihentikan, joint cavities tidak

terbentuk dan ankylosis dari elemen sendi terjadi. Kondensasi dari mesenkim dan pembentukan

berikutnya dari jaringan fibrosa di sekitar sendi bertanggung jawab untuk pembentukan kapsul.

Dengan segera setelah kelahiran, TMJ mempunyai struktur lax ketika fossa mandibular

dan artikular eminence berbentuk permukaan datar. Sendi mencapai pembentukannya pada usia

12 tahun.

TMJ adalah perkembangan sekunder, baik dari ontogenic (embryological) dan

phylogenetic (evolutionary). Sendi primer antara malleus dan incus, yang digambarkan

sebelumnya, yaitu sendi primer secara phylogenetic dan homolog dari sendi rahang dari tipe

reptile. Dari perkembangan evolusioner dari kuping tengah, sendi ini hilang hubungannya pada

rahang dan digantikan oleh TMJ yang mnggambarkan perkembangan mamalia.

Muscle

Page 2: Tmj

Otot-otot rangka berkembang dari kondensasi mesenkim yang berdiferensiasi untuk

membentuk sel-sel otot primitive yang diperpanjang, atau myoblast. Myoblast mmbelah secara

mitosis hingga mendekati usia pertengahan hidup fetal. Secara umum dipercaya bahwa serat-

serat multinukleus dihasilkan dari fusi myoblast yang berbeda.

Myofilamen, yang awalnya disintesis dalam sel-sel otot, beragregasi untuk membentuk

myofibril. Sel-sel otot, bersama dengan myofibril dan myofilamen yang dikandungnya, berdifusi

untuk membentuk sebuah serat otot multinukleus. Myofilamen terdapat 2 tipe, tergantung ukuran

dan komposisinya. Filament tebal (10nm diameter) terdiri dari myosin, filament tipis (5nm

diameter) terdiri dari actin. Myosin dan actin adalah protein kontraktil. Pertumbuhan ukuran

serat otot pada usia akhir fetal dan kehidupan postnatal adalah melalui pertambahan ukuran

(hipertrophy) pada fiber individual.

Otot-otot wajah, otot pengunyahan, otot-otot laryngopharyngeal muncul dari archus

pharyngeal mesoderm. Masa otot postpharyngeal menjadi asal dari otot trapezeus dan

sternocleidomastoid, ketika occipital somites myotomes bermigrasi secara ventral (hypoglssal

cord) untuk membentuk otot-otot lidah (kecuali palatogloss), yang terbentuk dari archus ke

empat mesenkim. Sebagaimana diperkirakan,mesoderm dari archus pertama adalah asal dari

otot-otot pengunyahan. Archus yang ke dua mesoderm bertanggung jawab untuk otot-otot

ekspresi wajah, sedangkan archus ke tiga, ke empat, dan yang lebih bawah dari mesoderm

membentuk otot-otot palatum, faring, dan laring. Otot-otot wajah, mulut, dan oropharyng adalah

otot-otot tubuh pertama yang berkembang.

2.3.1 Permukaan artikulasi pada os. Temporalis

Page 3: Tmj

Permukaan artikular pada os. Temporalis terdiri dari bagian posterior yang cekung

(glenoid atau fossa mandibular), dan bagian anterior yang cembung (tonjolan artikular). Bagian

posterior yang cekung terikat pada bagian posterior oleh squamotympanic fissure terpisah

dengan bagian squamosa pada os.temporalis dari bagian tympanic. Bagian tepi yang tipis

anterior pada pada segmen timpani diperkirakan di bagian medial pada squamotympanic fissure.

Selain fissure, lapisan tympanic pada os.temporal membentuk dinding anterior dan floor of the

auditory canal dan the external auditory meatus

Tonjolan artikular (asal mula bagian anterior pada pembentukan zygomatic) memanjang

sepanjang daerah tulang. Tuberculum pada artikular terletak pada akhiran lateral pada tonjolan

dan menyediakan perlekatan dengan temporomandibular ligament pada tepi permukaan.

Processus zygomaticus memanjang secara posterior untuk membentuk batas lateral dari fossa

glenoid pada bagian lateral, dimana bagian posteriornya membentuk suprameatal bony ridge

diatas meatus auditory external. Tuberkel postglenoid, kadang disebut the intermediate origin

dari processus zygomaticus , yang membentuk batas posterior dari fossa glenoid dan terletak di

depan squamotympanic fissure. Batas tengah pada permukaan artikular dibentuk oleh sutura

antara os. Temporalis dan sayap besar dari os. Sphenoidalis. Bagian punggung dari

os.sphenoidalis terletak pada bagian tengah fossa glenoid. Fossa glenoid memasang permukaan

artikular pada saat lahir dimana ketipisan area (plate) potongan diameternya sekitar 10 mm,

tanpa adanya penonjolan artikuasi. Tonjolan artikulasi hanya dapat berkembang dengan baik

pada umur sekitar 12 tahun.

Pada kebanyakan tengkorak orang dewasa bagian sentra dari fossa glenoid terdiri dari

tulang kortikal yang sangat tipis yang memisahkan fossa dari fossa cranial median yang

didalamnya terdapat lobus temporal pada cerebral hemisphere.

Page 4: Tmj

Permukaan artikulasi pada os.temporal lengkap secra normal ditutupi oleh lapisan dari

jaringan fibroscolagen. Bagian yang paling tebal dari jaringan fibrosa ini ada pada lereng

posterior dan puncak dari tonjolan artikulasi.

2.3.2 Condylus Mandibula

Panjang permukaan artikulasi kondilus pada arah medio-lateral adalah sekitar 2-2,5 kali

lebih panjang daripada arah antero-posterior. Condylus berbentuk konveks (cembung), jika

dilihat dari bagian sisi tetapi akan terlihat slightly convex (cembung tipis) jika dilihat dari depan.

Panjang axis dari masing-masing condylus cenderung ramping (tipis) ke bawah dan ke tengah,

sehingga elongasi bayangan dari axis ini bertemu dengan batas anterior dari foramen magnum

pada sudut kurang dari 180o (140o-160o) menghadap ke depan. Ukuran dari sudut ini bervariasi

setiap orangnya.

Batas anterior dari permukaan sendi pada condylus telah ditandai dengan jelas. Dari

batas ini, yang mana menentukan bentuk dari ledge tulang, depression triangular menandai

penempatan dari lower fibers pada otot ptrygoid lateral. Bagian lateral dan medial poles pada

condylus biasanya membedakan tuberkel tulang untuk attachment pada artikular capsul dan disc.

Condylus dihubungkan dengan processus coronoideus dengan ketajaman, sagitally flattened, tepi

tulang yang berbentuk bulan sabit yang mana akan membentuk mandibular notch.

Jarak antara dua condylus hampir dicapai pada umur sekitar 7 tahun, tetapi condylus

masih tetap tinggal pada jarak yang kecil diatas level gigi. Pertumbuhan dan remodeling terakhir

pada ramus meningkatkan dimensi vertikal pada proporsi dewasa, tapi tinggi maximal bervariasi

pada setiap orang.

Page 5: Tmj

Permukaan artikulasi pada condylus ditutup dengan lapisan thin dari kartilago hyalin

dengan perikondrium fibrosa sampai dengan umur sekitar 20 tahun. Setelah melewati batas umur

ini, tulang-tulang kartilago dan the cancellous bone dari condylus setelah itu ditutup oleh tulang

kompak (pipa) dengan lapisan dari periosteum dan jaringan kolagen-fibrosa.

Selama periode pertumbuhan endokondral pada kartiago condylar, condylus memiliki

lapisan yang mikroskopis dari permukaan artikulasi, seperti berikut :

1. Lapisan superficialis dari jaringan fibrosa (perikondrium fibrosa)

2. Suatu lapisan yang aktif dalam bermitosis sel (chondrogenesis)

3. Kartilago hyaline

4. Zona yang mengalami degenerasi kartilago (setelah mineralisasi pada matriks

kartilago) pada proses replacement tulang, dan

5. Cancellous bone yang akan digantikan oleh kartilago.

2.3.3 Kapsul dari Tulang Sendi

Kapsul dempet dengan kuat ke daerah articular dari os.temporal pada bagian posterior

dan lateral, tapi sedikit lemah di bagian anterior. Pada bagian lateral, kapsul tersambung ke tepi

articular dari post-glenoid tubercle bagian posterior hingga articular tubercle bagian anterior.

Bagian posterior dempet dengan tepi anterior pada fissure squamotympanic. Struktur yang dapat

melewati fissure ini, dinamakan nervus corda tympani dan cabang tympanic (selaput anak

telinga) pada bagian pertama dari pembuluh maxilla, merupakan tulang sendi bagian luar. Pada

sisi medial, kapsul dempet dengan os.temporal, dekat dengan sutura antara os.temporal dengan

os,sphenoid, dan di bagian depan dempet dengan tepi anterior dari articular eminence.

Page 6: Tmj

Di bagian bawah, kapsul dempet dengan tepi dari permukaan articular condylus, daerah

yang kuat pada sisi kutub, dan pada bagian belakang dari daerah triangular attachment.

Kapsul diperkuat dengan ligamen kolateral medial dan lateral. Ligamen

temporomandibular merupakan salah satu yang kuat, ligamen fan-shaped ditemukan pada

bagian lateral, meluas dari articular tubercle hingga ke kutub lateral dan leher condylus. Ketika

condylus berada pada posisi istirahat di dalam fossa glenoid, serabut-serabut/serat-serat ligamen

ini berjalan ke bawah dan ke belakang, dengan demikian mencegah pemindahan ke belakang

lebih lanjut dari condylus. Ligamen menjadi tegang ketika condylus bergerak ke depan pada

articular eminence, sebagai contoh, ketika mulut dibuka lebar. Serabut-serabut/serat-serat yang

lebih dalam dari ligamen ini dililit dengan serabut-serabut/serat-serat dari kapsul.

Ligamen kolateral medial lebih lemah daripada ligamen temporomandibular. Ligamen

kolateral medial ini dempet pada bagian superior hingga bagian akhir medial dari articular

eminence, dan pada bagian bawah dari kutub medial condylus, lebih rendah dari kapsul.

Masih ada keraguan apakah ligamen sphenomandibular (dari spine pada os.sphenoid

hingga mandibula daerah lingual) dan ligamen stylomandibular (dari prosessus styloideus

hingga tepi posterior dari ramus dekat dengan angle of the jaw), kadang-kadang juga dikenal

sebagai accessory joint ligaments, mempunyai peranan yang signifikan pada pergerakan rahang,

kecuali pada kasus dimana terjadi ossifikasi dari ligamen tersebut.

Saat neonatal, permukaan temporal articular hampir datar, tonjolan dan fossanya sulit

dibedakan, karateristik bentuk S nya belum terbentuk seperti pada sendi orang dewasa. Selama

perkembangan dari gigi geligi pertama, kedalaman fossa meningkat diikuti dengan pertumbuhan

tonjolan yang semakin terlihat. Setelah itu, articular disc yang sejak lahir telah memiliki

Page 7: Tmj

vascularisasi yang lengkap, menjadi tidak dilengkapi vascularisasi pada bagian tengahnya.

Vascularisasi pada permukaan superior dari condylus menghilang seiring berjalannya waktu.

Mungkin, definisi kontur sendi adalah hasil stimulasi permulaan dari fungsi mastikasi baik

bentuk dan posisi dari fossa adalah berbeda dengan tidak menurunnya ramus atau unilateral

kondilektomi.

Selama masa kanak-kanak, fossa mandibular menjadi semakin dalam dan lekukan dari

eminensia semakin dalam dikarenakan diferensiasi dan resorpsi, kebanyakan deposisi terjadi

pada tonjolan. Data dari penelitian mengindikasikan bahwa daerah pertumbuhan dan remodelling

akan berlanjut, tetapi pertumbuhan dan remodelling dari tulang terjadi di seluruh bagian tubuh.

Mekanisme dan Tempatnya

Walaupun wilayah pertumbuhan dari intramembranous ossifikasi itu jelas, beberapa

peneliti menggambarkan fungsi dari endochondral seperti mekanisme pada pertumbuhan

eminensia pada manusia dianalogikan untuk mekanisme pertumbuhan di condylus. Penelitian

baru-baru ini, katilago berada pada daerah dimana adanya tekanan tetapi pertumbuhan tulang

masih dalam proses.

Penelitian tentang diubahnya fungsi mandibular pada pertumbuhan hewan jelas

mengindikasikan bahwa sendi dari bagian temporal adalah responsive dengan condylus. KR