Tipis Jadi Rp 4,98 Triliun -...

1

Transcript of Tipis Jadi Rp 4,98 Triliun -...

Page 1: Tipis Jadi Rp 4,98 Triliun - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/2619/7ac571b9_Des17-TakariKokohSejahtera.pdf · Anak perusahaan grup segmen jasa keuangan mencatat utang

11Sua ra Pem ba ru an Rabu, 25 April 2018 Ekonomi & Keuangan

[JAKARTA] PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih sebesar Rp 4,98 triliun pada kuartal I-2018 atau turun tipis 2% dibanding capaian periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 5,08 triliun.

Penurunan laba bersih berimbas pada laba bersih yang didistribusikan ke pe-milik saham yaitu dari Rp 125 per lembar saham menjadi Rp 123 per lembar saham.

Namun, pendapatan bersih konsolidasi perusa-haan melejit 14% menjadi Rp 55,8 triliun, seiring de-ngan kenaikan pendapatan dari lini bisnis alat berat, pertambangan dan otomo-tif. Adapun nilai aset bersih per saham per akhir Maret 2018 sebesar Rp 3.186 dari Rp 3.058.

Nilai aset bersih per sa-ham tercatat sebesar Rp 3.186, naik 4% dibanding-kan dengan posisi pada akhir 2017.

Nilai utang bersih, di luar grup jasa keuangan, mencapai Rp 2,4 triliun, di-bandingkan dengan nilai kas bersih Rp 2,7 triliun terutama disebabkan oleh investasi grup di jalan tol, GO-JEK senilai US$ 150 juta, dan belanja modal pada bisnis kontraktor pe-nambangan.

Anak perusahaan grup segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp 44,8 triliun, d iband ingkan dengan Rp 46,1 triliun pada akhir 2017.

Direktur Utama Astra Prijono Sugiarto mengung-kapkan kinerja perusahaan

menurun pada sebagian segmen bisnisnya, teruta-ma pada segmen otomotif dan agribisnis. Di mana, penurunan di dua segmen tersebut lebih tinggi dari-pada peningkatan kinerja pada segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi.

“Grup Astra diperkira-kan terus mendapat ke- untungan dari harga batu bara yang s tab i l , se - mentara persaingan di pa-sar mobil diperkirakan se-makin meningkat,” ujar-nya dalam siaran pers, Selasa (24/4).

Tercatat, laba bersih yang diatribusikan kepada induk usaha dari sektor otomotif hanya Rp 2,1 trili-un atau turun 8% secara ta-hunan. Hal ini disebabkan karena ketatnya kompetisi di pasar mobil.

Penjualan mobil nasio-nal meningkat 3% menjadi 292.000 h ingga akhir Mare t 2018 . Namun , penjualan mobil Astra a n j l o k 1 2 % m e n j a d i 142.000 unit akibat kompe-tisi yang semakin ketat.

Akibatnya, pangsa pasar perusahaan menurun dari 57% menjadi 49%.

MeningkatSementara, penjualan

sepeda motor nasional me-ningkat sebesar 4% menja-di 1,5 juta unit di mana 1,1 juta unit berasal dari penju-alan sepeda motor PT Astra Honda Motor (AHM).

Penjualan motor peru-sahaan relatif stabil dise-babkan oleh pengelolaan investori dalam rangka pe-luncuran beberapa model baru. Kendati demikian, pangsa pasar motor Astra menurun dari 77% menjadi 73%.

Di sektor agribisnis, la-ba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) juga an-jlok 55% menjadi Rp 283 miliar. Penurunan laba ber-sih disebabkan oleh melan-

dainya harga minyak kela-pa sawit (CPO). Harga ra-ta-rata minyak kelapa sawit menurun sebesar 12% menjadi Rp 7.855 per kilo-gram (kg), sementara pen-jualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya meningkat 17% menjadi 480.000 ton.

Di sektor jasa ke- uangan, laba bersih juga tercatat turun 6% menjadi Rp 1,06 triliun. Hal ini di-sebabkan oleh penurunan konstribusi dari PT Bank Permata Tbk.

Tercatat, laba bersih Bank Permata merosot dari Rp 453 miliar pada Maret 2017 menjadi Rp 164 mili-ar. Namun, rasio kredit bermasalah kotor (gross NPL) dan bersih masih re-latif stabil, masing-masing sebesar 4,6% dan 1,7%. [O-2]

Kuartal I, Laba Astra Turun Tipis Jadi Rp 4,98 Triliun

ANTARA

CEO Tcash Danu Wicaksana (kanan) dan Chief of Partnership Distribution PT Sun Life Financial Indonesia Danning Wikanti, menunjukkan tiga jenis asuransi saat penandatanganan naskah kerja sama layanan Asuransi Mikro melalui ponsel, di Jakarta, Selasa (24/4). Ketiga jenis asuransi tersebut adalah Proteksi Mikro Aktif, Proteksi Mikro Siaga, dan Proteksi Mikro DBD, yang bisa didapatkan oleh lebih dari 20 juta pelanggan Tcash di pelosok Indonesia berusia 18-60 tahun, menggunakan kode UMB khusus.

Layanan Asuransi lewat Ponsel

[JAKARTA] Emiten produ-sen furnitur PT Chitose Internasional Tbk (CINT) menargetkan, penjualannya bisa bertumbuh 3,5% pada tahun ini. Sementara, laba bersih ditargetkan naik 44%.

Hal itu seiring dengan fundamental makroekono-mi Indonesia yang positif dengan target pertumbuh-an ekonomi sekitar 5,4% dan dana pendidikan men-capai Rp 444,13 triliun atau 20% dari total ang-garan belanja pemerintah di RABPN 2018 yang menjadi peluang positif bagi produk school furni-ture perseroan.

“Pencapaian bisnis yang positif tahun lalu, perseroan menargetkan penjualan ta-hun ini menjadi Rp 387 mi-liar atau naik 3,5% dari ta-hun lalu, dengan target laba sebelum pajak mencapai Rp 42,6 miliar,” ujar Direktur K e u a n g a n C h i t o s e In ternas ional Fadjar Swatyas usai RUPST di Jakarta, Senin (23/4).

Adapun, joint venture agreement perseroan de-ngan C-Eng Co Ltd, perusa-

haan dari Jepang yang ber-gerak di bidang trading de-ngan menjual produk mat-ress diharapkan, mulai Mei esok sudah bisa memberi-kan kontribusi penjualan. Dalam perusahaan patung-an ini komposisi saham PT Chitose Internasional Tbk adalah 70% dan C-Eng Co Ltd 30% dari modal dasar Rp 10 miliar.

Pada 2017, penjualan Chitose tercatat Rp 373,96 miliar atau naik 14,2% dari tahun sebelumnya Rp 327,43 miliar dan penjualan tersebut di atas target yang dipatok sebesar Rp 343,84 miliar. Dari total penjualan, untuk pasar lokal menyum-bang 95% atau Rp 356,50 miliar, sedangkan untuk pa-sar ekspor porsinya sekitar 5% atau Rp 17,45 miliar.

Di sisi lain, perseroan akan membagi dividen tu-nai sebesar Rp 8 per saham equivalent Rp 8 miliar atau 26,98% dari laba bersih yang dicapai pada tahun la-lu. Selain dividen, perseroan juga akan menetapkan Rp 1 miliar dari laba sebagai ca-dangan wajib. [O-2]

Chitose Targetkan Laba Tumbuh 44%

ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI

Petani mengeringkan biji kopi arabika di Desa Sindanglaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/4). Data dari International Coffee Organization (ICO), pertumbuhan rata-rata ekspor kopi di Indonesia per tahun sebesar 5% hingga 6% atau setara 15.000 hingga 16.000 ton.

Ekspor Kopi

pusdok
Typewritten Text
25 April 2018, Suara Pembaruan | Hal. 11