Kromatografi lapis tipis (klt)

34
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan terutama dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat teknik kromatografi atau gabungan teknik tersebut. Keempat teknik kromatografi itu terdiri atas : kromatografi kertas (KKt), kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi gas cair (KGC), dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). 1 Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmen warna yang digunakan untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta bersama pena dan pensil digunakan untuk menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan air). Selain itu, ada surfaktan yang merupakan unsur 1 Harborne, J.B, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia (Bandung: ITB, 1987), h. 9.

Transcript of Kromatografi lapis tipis (klt)

Page 1: Kromatografi lapis tipis (klt)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan terutama

dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat teknik

kromatografi atau gabungan teknik tersebut. Keempat teknik

kromatografi itu terdiri atas : kromatografi kertas (KKt),

kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi gas cair (KGC), dan

kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).1

Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung

pigmen warna yang digunakan untuk mewarnai suatu

permukaan. Tinta bersama pena dan pensil digunakan untuk

menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang

sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan

pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-

ion polimer polar dengan resin tahan air). Selain itu, ada

surfaktan yang merupakan unsur basah yang menurunkan

tekanan permukaan dari sebuah cairan yang memungkinkan

penyebaran dengan mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan

antar permukaan antara dua cairan). Dalam tinta juga terdapat

1Harborne, J.B, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia (Bandung: ITB, 1987), h. 9.

1

Page 2: Kromatografi lapis tipis (klt)

2

materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material lainnya.

Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak fungsi

seperti unsur pembawa tinta, pewarna, dan bahan-bahan

tambahan lainnya yang digunakan untuk mengatur aliran,

ketebalan, dan bentuk tinta ketika kering..2

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukanlan

percobaan tentang kromatografi kertas untuk mengetahui cara

pemisahan dengan metode pemisahan kromatografi lapis tipis

dan mengetahui pigmen warna dalam tinta.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah cara pemisahan dengan menggunakan

metode kromatografi lapis tipis(KLT) ?

2. Bagaimana cara pemisahan pigmen warna dari tinta

dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis

(KLT) ?

C.Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara pemisahan dengan menggunakan

metode kromatografi lapis tipis (KLT).

2“Tinta”, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).

1

Page 3: Kromatografi lapis tipis (klt)

3

2. Untuk mengetahui cara pemisahan pigmen warna dari tinta

dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis

(KLT).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi cair-padat pada umumnya sangat cocok

untuk cuplikan-cuplikan yang larut dalam pelaut

nonpolar dan kurang larut yang mengandung air seperti yang

digunakan dalam kromatografi partisi fasa terikat. Kromatografi

partisi, senyawa-senyawa dengan perbedaan jenis dan jumlah

gugus fungsi biasanya dipisahkan. Kehebatan kromatografi

partisi, yang tidak dimiliki oleh metode lain, metode lain adalah

kemampuan untuk memisahkan isomer. Perbandingan

seelektivitas kromatografi partisi dengan adsorbsi untuk

beberapa analit. Terlihat bahwa, bahwa resolusi homolog dan

benzolog umumnya lebih baik dengan kromatografi partisi fasa

Page 4: Kromatografi lapis tipis (klt)

4

terbalik. Akan tetapi, pemisahan isomer-isomer biasanya lebih

baik dengan menggunakan kromatografi adsorbsi3

Kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas

distribusi diferensial komponen sampel di antara dua fasa, yaitu fasa diam

(stationary phase) dan fasa gerak (mobil phase). Fasa diam dapat berupa padatan

atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas atau suatu adsorben),

sedangkan fasa gerak dapat berupa cairan disebut eluen atau pelarut.4

Pemisahan dan pemurnian suatu bahan terutama dilakukan dengan

menggunakan salah satu dari beberapa teknik kromatografi ataupun menggunakan

gabungan teknik-teknik tersebut. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar

tergantung pada sifat kelarutan dan keatsirian senyawa yang akan terpisah.5

Kromatografi adsorpsi diperkenalkan oleh Kuch dan ledere pada

tahun 1931. Metode ini dibangun untuk analisis biokimia dan organik,

teknik pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan kolom.

Sebagai fasa diam dalam kolom dapat digunakan silika ataupun

alumina6

Kromaografi lapis tipis mirip dengan kromatografi kertas.

Bedanya kertas diganti dengan kaca atau plastik yang dilapisi

dengan lapisan tipis absorben seperti alumina, silika gel, selulosa

3Hendayana. Sumar, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforensis Modern (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 103.

4Alimin MS, Muh. Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik (Makassar: Alauddin Press, 2007), h. 74

5Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, h. 141.6Alimin. M.S, dkk, Buku Daras Kimia Analitik, h.77.

3

Page 5: Kromatografi lapis tipis (klt)

5

ataupu material lainnya. kromatografi lapis tipis boleh ulang

(reproduksibel) dari pada kromatografi kertas7

Campuran sampel diteteskan pada kertas dan batas migrasi pelarut

ditandai. Setelah kertas dikeringkan, posisi senyawa-senyawa yang ada dalam

campuran sampel dapat dilihat dengan reaksi pewarnaan yang sesuai. Rasio jarak

yang ditempuh oleh senyawa dan jarak yang ditempuh oleh pelarut disebut nilai

Rf (retention factor) dan nilainya kurang lebih konstan untuk senyawa tertentu,

sistem pelarut dan kertas dibawah kondisi konsentrasi zat terlarut, suhu dan pH

yang terkontrol dengan baik. Nilai Rf berhubungan dengan koefisien partisi α:8

α = ¿AlAs ( 1

Rf−1)

Al : Daerah pembatas fasa cair dan

As : Daerah pembatas fasa diam padat

Kromatografi lapis tipis memiliki kelebihan dalam

keserbagunaan, kecepatan, dan kepekaannya dibandingkan

dengan kromatografi kertas. Keserbagunaan kromatografi lapis

tipis disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping selulosa,

sejumlah penjerap berbeda-beda dapat disamputkan pada plat

kaca atau penyangga lain dan digunakan untuk kromatografi.

Walaupun silika gel paling banyak digunakan untuk kromatografi

jenis ini, lapisan lain juga dapat digunakan seperti alumunium

7Alimin. M.S, dkk, Buku Daras Kimia Analitik, h.77.8 Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, h. 151.

Page 6: Kromatografi lapis tipis (klt)

6

oksida, kalsium hidroksida, damar penukar ion, magnesium

fosfat, selulosa dan campuran dua bahan atau lebih9

Kekurangan dari kromatografi lapis tipis ialah kerja

penyaputan pelat kaca dengan penjerap. Kerja ini kemudian

agak diringankan dengan adanya penyaput otomatis. Meski

begitu, dengan menggunakan alat itu tetap diperlukan tindakan

pencegahan tertentu. Pelat kaca harus dibersihkan dengan hati-

hati menggunakan aseton untuk menghilangkan lemak. Kemudin

bubur silika gel (penjerap) dalam air harus dikoncok dengan kuat

terlebih dahulu sebelum penyabutan. Tergantung pada ukuran

penjerap, mungkin harus ditambahkan kalsium sulfat semihidrat

(15%) untuk membantu melekatkan penjerap pada pelat kaca.

Selanjutnya plat kaca harus dikeringkan dalam suhu kamar dan

kemudian diaktifkan dengan pemanasan dalam tanur pada 100-

110oC selama 30 menit. Pada beberapa pemisahan biasanya

akan menguntungkan bila sifat penjerap diubah dengan

menambahkan garam organik (misalnya perak nitrat untu

kromatografi lapis tipis pemerakan) dan hal ini yang paling baik

dikerjakan ketika plat sedang disaput. Alasan lain masih

digunakan plat yang disaput sendiri di laboratorium ialah karena

9Harborne, J.B, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia, h.13.

Page 7: Kromatografi lapis tipis (klt)

7

kadar air dari silika gel dapat dikendalikan. Hal ini merupakan

faktor-faktoe kritis untuk beberapa pemisahan.10

Pencapaian pemisahan dengan teknik kromatografi tertentu dalam

perdagangan tersedia beberapa jenis kertas saring yang sudah dimodifikasi,

misalnya sifat polar selulosa dapat dikurangi dengan memadukan asam silikat atau

alumina ke dalam kertas sehingga lebih cocok untuk pemisahan lipid. Kertas juga

dapat dimodifikasi di laboratorium. Misalnya merendam dalam paraffin atau

minyak silikon agar dapat digunakan kromatografi fase balik juga untuk lipid.11

Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung

pigmen warna yang digunakan untuk mewarnai suatu

permukaan. Tinta bersama pena dan pensil digunakan untuk

menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang

sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan

pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-

ion polimer polar dengan resin tahan air). Selain itu, ada

surfaktan yang merupakan unsur basah yang menurunkan

tekanan permukaan dari sebuah cairan yang memungkinkan

penyebaran dengan mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan

antar permukaan antara dua cairan). Dalam tinta juga terdapat

materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material lainnya.

Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak fungsi

10Harborne, J.B, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia, h.13.11 J. B Harborne. Phytochemical Methods, terj. Kosasih Padmawinata. Metode Fitokimia (Bandung: ITB, 1987), h. 11.

Page 8: Kromatografi lapis tipis (klt)

8

seperti unsur pembawa tinta, pewarna, dan bahan-bahan

tambahan lainnya yang digunakan untuk mengatur aliran,

ketebalan, dan bentuk tinta ketika kering..12

Tinta berpigmen berisi unsur-unsur lain yang memperkuat

peresapan dari pigmen pada permukaan dan menghindarkan

tinta dari terhapus oleh gesekan mekanis. Material-material ini

biasanya berkaitan sebagai resin (dalam tinta berbahan celupan)

atau unsur pengikat (dalam tinta berbahan dasar air)

Dikarenakan tinta berpigmen berada di permukaan kertas, tidak

ada tinta yang diperlukan untuk membuat intensitas warna

sebagaimana tinta berbasis pelarut. Tinta berpigmen juga

ditengarai lebih tahan ketika tercuci, karenanya tinta-tinta jenis

ini sangat disarankan untuk penggunaan permanen. Tinta-tinta

jenis jel selalu tahan hapus dan seringkali sangat disarankan

sekali bahkan oleh mereka yang biasa membuat pemalsuan

dokumen.13

Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan

pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam

senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan

air), surfaktan (yaitu unsur basah yang menurunkan tekanan

permukaan dari sebuah cairan, memungkinkan penyebaran yang

mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar permukaan antara

12“Tinta”, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).13“Tinta”, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).

Page 9: Kromatografi lapis tipis (klt)

9

dua cairan), materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material

lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak

fungsi: pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-bahan addiktif lainnya

digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan dan rupa tinta ketika

kering.14

14“Tinta”, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).

Page 10: Kromatografi lapis tipis (klt)

10

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Senin / 19 Mei 2014

Pukul : 08.00 – 10.00 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu,

oven, chamber, pipet volum gelas 5 mL, pipet volum 10 mL,

kimia 250 ml, cawan porselin,gunting, pinset, mistar, dan

pensil.

2. Bahan

Bahan–bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

aquades (H2O), aluminium foil, n-heksan (C6H14), plat silika

gel, tinta biru, hitam, merah dan ungu, serta tissu.

8

Page 11: Kromatografi lapis tipis (klt)

11

C. Prosedur Percobaan 

Prosedur kerja dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut:

1. Menyiapkan empat lembar plat silika gel dengan ukuran panjang 7 cm

dan lebar 2 cm.

2. Mengoven kertas saring ke dalam oven.

3.  Memberi tanda batas pada bagian atas dan bawah 0,5 cm.

4. Memipet 1 ml n-heksan (C6H14) ke dalam gelas kimia.

5. Memipet 1 ml air (H2O) ke dalam gelas kimia yang berisi n-heksan

(C6H14). Kemudian menghomogenkan campuran.

6. Memasukkan campuran ke dalam chamber.

7. Menotol masing-masing plat silika gel dengan tinta hitam, merah, biru

dan ungu.

8. Memasukkan plat silika yang telah ditotol ke dalam chamber yang berisi

pelarut dari campuran n-heksan (C6H14) dan air (H2O).

9. Mengoven kertas saing ke dalam oven.

10. Mengamati jarak tempuh pelarut dan noda hingga peratunya berada pada

tanda batas atas plat silika gel.

11. Mengeluarkan plat silika dari chamber.

12. Mengukur jarak pelarut.

13. Mengeringkan plat silika gel dengan menggunakan oven.

14. Mengukur jarak noda dan tinta.

15. Menghitung harga Rf noda dan tinta.

Page 12: Kromatografi lapis tipis (klt)

12

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

a. Air (H2O) + n-heksan (C6H14) (1:1)

No.Warna

Tinta

Jarak

Pelarut

Warna

Noda

Jarak

TintaRf Gambar

1.Hitam 6 cm Hitam 5 cm 0.83

2.Pink 6 cm Pink 6 cm 1

3.Biru 6 cm

Biru

muda6 cm 1

4.Ungu

6 cm

6 cm

Ungu

Biru

4,6 cm

4 cm

0.76

0.67

10

Page 13: Kromatografi lapis tipis (klt)

13

b. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)

Sampel

Jarak

Eluen

(cm)

Jarak

Noda

(cm)

Rf Gambar

Hitam 5,5 5 0,9090

Pink 5,5 5 0,9090

Biru 5,5 5 0,9090

Ungu 5,5 5,3 0,9636

Page 14: Kromatografi lapis tipis (klt)

14

c. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)

No. Warna

Jarak

eluen

(cm)

NodaJarak

Noda (cm)Rf Gambar

1. Hitam 4,4 Hitam 4,4 1

2. Pink 4,5 Pink 0,9 0,2

3. Biru 4,5Biru muda

Biru tua

2,5

0,3

0,55

0,06

4. Ungu 4,5

Biru

Pink

Ungu

4,5

0,1

0,3

1

0,02

0,06

Page 15: Kromatografi lapis tipis (klt)

15

d. Air (H2O) dan kloroform (CHCl3) (1:1)

No

.

Warna Jarak

Eluen (cm)

Noda Jarak

Noda

(cm)

Rf Gambar

1 Hitam 6 Hitam

Kuning

Merah

4,8

2

3,5

0,8

0,33

0,58

2 Pink 6 Merah muda

Biru

2

3,9

0,33

0,65

3 Biru 6 Biru

Merah muda

5,5

1,3

0,92

0,22

4 Ungu 6 Ungu

Biru

Hitam

5,5

5,5

0,6

0,9

0,9

0,1

Page 16: Kromatografi lapis tipis (klt)

16

2. Analisi Data

a. Air (H2O) + n-heksan (C6H14) (1:1)

1. Warna Hitam

Hitam: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yang ditempuh

Rf =5 cm6 cm = 0.83

2. Warna Pink

Pink: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Rf =6 cm6 cm= 1

3. Warna Biru

Biru Muda: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Rf =6 cm6 cm = 1

4. Warna Ungu

Ungu: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Rf =4,6 cm6 cm = 0.76

Biru: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Page 17: Kromatografi lapis tipis (klt)

17

Rf =4 cm6 cm = 0.67

Page 18: Kromatografi lapis tipis (klt)

18

b. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)

1. Warna Hitam

Hitam: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yang ditempuh

Rf = 5 cm5,5 cm = 0,9090

2. Warna Pink

Pink: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Rf = 5 cm5,5 cm = 0,9090

3.Warna Biru

Biru Muda: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Rf = 5 cm5,5 cm = 0,9090

4.Warna Ungu

Ungu: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Rf =5,3 cm5 cm = 0,9636

Page 19: Kromatografi lapis tipis (klt)

19

Page 20: Kromatografi lapis tipis (klt)

20

c. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)

1.Warna Hitam

Hitam: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yang ditempuh

Rf =4,44,4

=1

2. Warna Pink

Pink: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Rf =0,94,5

=0,2

5. Warna Biru

Biru muda: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Rf =2,54,5

=0,55

Biru tua: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Rf =0,34,5

=0,06

6. Warna Ungu

Biru: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Rf =4,54,5

=1

Pink: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Page 21: Kromatografi lapis tipis (klt)

21

Rf =0,14,5

=0,02

Ungu: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh

Rf =0,34,5

=0,06

d. Air (H2O) dan kloroform (CHCl3) (1:1)

1. Hitam

Hitam Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut

Rf =4,8 cm6 cm

=0,8

Kuning Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut

Rf =2 cm6 cm

=0,33

Merah Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut

Rf =3,5 cm6 cm

=0,58

2. Tinta merah muda

Merah muda Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut

Page 22: Kromatografi lapis tipis (klt)

22

Rf =2 cm6 cm

=0,33

BiruRf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut

Rf =3,9 cm6 cm

=0,65

3. Tinta biru

Biru Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut

Rf =5,5 cm6 cm

=0,92

Merah muda Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut

Rf =1,3 cm6 cm

=0,22

4. Tita ungu

Ungu Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut

Rf =5,5 cm6 cm

=0,92

Biru Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut

Page 23: Kromatografi lapis tipis (klt)

23

Rf =5,5 cm6 cm

=0,92

Ungu Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut

Rf =0,6 cm6 cm

=0,1

B.Pembahasan

Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui cara pemisahan

dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan menentukan pigmen warna

dalam tinta dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Adapun tinta yang

digunakan dalam percobaan ini adalah tinta berwarna hitam, merah, biru muda

dan biru tua. Fase diam yang digunakan adalah alumina yang merupakan

penyusun dari plat lapis tipis (KLT). Pengukuran plat lapis tipis (KLT) sepanjang

7x2 cm kemudian memberi batas garis atas 0,5 cm dan batas bawah 0,5 cm atau

spot. Spot berfungsi sebagai tempat meletakkan sampel yang akan dipisahkan.

Pembuatan batas dilakukan dengan menggunakan pensil dikarenakan bahan pensil

tidak dapat bereaksi dengan pelarut (eluen) yang digunakan. Eluen yang

merupakan campuran dari n-heksan (C6H14) dan akuades (H2O) dengan

perbandingan 1:1 dalam 5 mL. Kedua pelarut ini digunakan sebagai eluen dalam

Page 24: Kromatografi lapis tipis (klt)

24

percobaan ini karena akuades (H2O) merupakan pelarut polar, sedangkan n-heksan

(C6H14) merupakan pelarut non polar sehingga komponen dalam tinta yang

bersifat polar dan nonpolar dapat dipisahkan akibat perbedaan kelarutan dari

setiap komponen. Eluen berfungsi sebagai fase gerak yang akan mengelusi sampel

sehingga terjadi pemisahan.

Pada percobaan ini menggunakan 4 sampel yaitu tinta merah, tinta biru

muda, tinta hitam dan tinta biru tua dengan menggunakan pelarut berupa

campuran akuades (H2O) dan n-heksan (C6H14). Setelah mengikuti prosedur

percobaan yang ada, diperoleh perbedaan jarak antara noda yang ada dalam

pelarut masing-masing sebesar 6 cm sedangkan jarak noda untuk tinta hitam

sebesar 5 cm, tinta merah 6 cm, tinta biru 6 cm dan tinta biru tua 4,6 dan 4 cm.

Harga Rf untuk tinta hitam sebesar 0.83 cm, tinta merah 1 cm, biru muda 1 cm

dan biru tua diperoleh jarak 0.76 cm dan 0.67 cm.

Perbedaan jarak yang ditempuh zat terlarut disebabkan karena

dipengaruhi oleh kepolaran masing-masing tinta tersebut sehingga harga Rf yang

dihasilkan juga bebeda. Larutan yang bersifat non-polar akan memperlambat

proses kromatografi komponennya, karena komponennya bersifat polar, sehingga

akan mempengaruhi harga Rf, karena perbedaan kelarutan serta sifat dari

campuran tersebut.

Page 25: Kromatografi lapis tipis (klt)

25

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut:

1. Pemisahan dengan metode kromatografi lapis tipis dilakukan dengan cara

menotolkan sampel pada lempengan lapis tipis kemudian memasukkannya

ke dalam chamber yang berisi eluen dengan perbandingan pelarut tertentu.

2. Pigmen warna pada tinta hitam yaitu hitam, untuk tinta merah diperoleh

warna pigmen merah muda, tinta biru diperoleh warna pigmen yaitu biru

muda serta untuk tinta biru tua diperoleh warna pigmen biru dan ungu.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini yaitu sebaiknya pada

percobaan berikutnya digunakan perbandingan (5:1) untuk membedakan dengan

perbandingan (1:1).

21

Page 26: Kromatografi lapis tipis (klt)

26

DAFTAR PUSTAKA

Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010.

Day, R. A dan A. L Underwood. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta Erlangga, 2002

Harborne, J.B. Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia. Bandung: ITB, 1987.

Hendayana. Sumar. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforensis Modern. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

M. S., Alimin, Muh. Yunus dan Irfan Idris. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007.

“Tinta”, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta,

2014.