TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar,...

20
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung (Zea mays L.) dalam sistematika tumbuh-tumbuhan menurut Warisno (2007) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Class : Monocotyledonae Ordo : Poales Family : Poaceae Genus : Zea Species : Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). Perakaran tanaman jagung terdiri dari 4 macam akar, yaitu akar utama, akar cabang, akar lateral, dan akar rambut. Sistem perakaran tersebut berfungsi sebagai alat untuk mengisap air serta garam-garam mineral yang terdapat dalam 6 Universitas Sumatera Utara

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar,...

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

18

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Tanaman jagung (Zea mays L.) dalam sistematika tumbuh-tumbuhan

menurut Warisno (2007) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Monocotyledonae

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays L.

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap

pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.

Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan

buah (Wirawan dan Wahab, 2007).

Perakaran tanaman jagung terdiri dari 4 macam akar, yaitu akar utama,

akar cabang, akar lateral, dan akar rambut. Sistem perakaran tersebut berfungsi

sebagai alat untuk mengisap air serta garam-garam mineral yang terdapat dalam

6 Universitas Sumatera Utara

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

19

tanah, mengeluarkan zat organik serta senyawa yang tidak diperlukan dan alat

pernapasan. Akar jagung termasuk dalam akar serabut yang dapat mencapai

kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman

yang cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah

yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Suprapto, 1999).

Batang jagung tegak dan mudah terlihat sebagaimana sorgum dan tebu,

namun tidak seperti padi atau gadum. Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan

jumlah ruas bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak

bercabang. Panjang batang jagung umumnya berkisar antara 60-300 cm,

tergantung tipe jagung. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak

mengandung lignin (Rukmana, 1997).

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, antara

pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang

daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada pula yang berambut. Setiap stoma

dikelilingi oleh sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting

dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun

(Wirawan dan Wahab, 2007).

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)

dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas

bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Bunga jantan tumbuh di bagian

puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna

kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol yang tumbuh

diantara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

20

menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga

(Suprapto, 1999).

Buah jagung terdiri dari tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung

mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung

pada jenisnya. Umumnya buah jagung tersusun dalam barisan yang melekat

secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji

(AAK, 2006).

Syarat Tumbuh

Iklim

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung adaah antara 21oC-30oC. Akan

tetapi, untuk pertumbuhan yang baik bagi tanaman jagung khusunya jagung

hibrida, suhu optimum adalah 23oC-27oC. Suhu yang terlalu tinggi dan

kelembaban yang rendah dapat mengganggu peroses persarian. Jagung hibrida

memerlukan air yang cukup untuk pertumbuhan, terutama saat berbunga dan

pengisian biji. Curah hujan normal untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah

sekitar 250 mm/tahun sampai 2000 mm/tahun (Warisno, 2007).

Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah

daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis/tropis yang

basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0o-50o LU hingga 0o-

40o LS. Jagung bisa ditanam di daerah dataran rendah sampai di daerah

pegunungan yang memiliki ketinggian tempat antara 1000-1800 meter dari

permukaan laut. Jagung yang ditanam di dataran rendah di bawah 800 meter dari

permukaan laut dapat berproduksi dengan baik (AAK, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

21

Waktu fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu

mendapatkan cukup air. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar

matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan

memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah

(AAK, 1993).

Tanah

Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman jagung harus mempunyai

kandungan hara yang cukup. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang

khusus, hampir berbagai macam tanah dapat diusahakan untuk pertanaman

jagung. Tanah yang gembur, subur, dan kaya akan humus dapat memberi hasil

yang baik. Drainase dan aerasi yang baik serta pengelolaan yang bagus akan

membantu keberhasilan usaha pertanaman jagung. Jenis tanah yang dapat

ditanami jagung adalah tanah andosol, tanah latosol, tanah grumosol, dan tanah

berpasir (AAK, 2006).

Derajat keasaman tanah (pH) yang paling baik untuk tanaman jagung

hibrida adalah 5,5-7,0. Pada pH netral, unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman jagung banyak tersedia di dalamnya. Tanah-tanah yang pH nya kurang

dari 5,5 dianjurkan diberi pengapuran untuk menaikkan pH (Warisno, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

22

Penyakit-penyakit Penting pada Daun Tanaman Jagung

1. Penyakit Hawar Daun (Leaf Blight) (Helminthosporium maydis Nisik)

Sistematika jamur penyebab penyakit hawar daun

Helminthosporium maydis Nisik diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Myceteae

Divisio : Eumycota

Class : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Family : Dematiaceae

Genus : Helminthosporium

Species : Helminthosporium maydis Nisik

(Dwidjoseputro, 1978).

Konidiofor terbentuk dalam kelompok, sering dari stomata yang datar,

berwarna coklat tua atau hitam. Konidiofor lurus atau lentur. Kadang-kadang

mempunyai bengkokan seperti lutut. Konidium jelas bengkok berbentuk seperti

perahu, mempunyai 5-11 sekat palsu dan kebanyakan mempunyai panjang

70-160 μm (Dwidjisepotro, 1978).

Konidia berbentuk curva yang meruncing ke ujung seperti perahu, stadia

sempurnanya disebut Cochliobolus heterostrophus. Ukuran konidia 120-170 x

15-20 μm berwarna coklat pucat sampai coklat emas. Konidianya terbentuk dalam

kelompok sering dari stomata yang datar. Konidia bisa terbawa angn atau

percikan air pada tanaman (Shurtleff, 1980).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

23

Gambar 1. Jamur H. maydis Nisik, a : konidia, b : konidiofor

Sumber : Shurtleff (1980)

Gejala serangan untuk H. maydis menyebabkan terjadinya bercak-bercak

coklat kelabu atau berwarna seperti jerami yang dapat meluas ke seluruh

permukaan daun. Ukuran bercak dapat mencapai 4 cm dengan lebar 0,6 cm. Sisi-

sisinya lebih kurang sejajar dengan tulang daun utama. Jika terjadi infeksi yang

berat beberapa bercak dapat bersatu dan membentuk jaringan mati yang lebar.

Bercak terutama terdapat pada daun bawah (Semangun, 1993).

Gejala pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning

dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun

hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna

menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua.

Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat

(Pangasara dan Rahmawati, 2007).

a

b

Universitas Sumatera Utara

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

24

Epidemiologi penyakit H. Maydis ini akan menjadi sangat berbahaya pada

kondisi yang cukup hangat dengan suhu antara 20-320C. Musim panas yang

panjang dan cuaca antara hujan dan panas tidak sesuai untuk perkembangan

penyakit H. maydis ini. Pada kelembaban 97-98 % jamur dapat membentuk

banyak konidium (Shurtleff, 1980).

Gambar 2. Gejala serangan H. Maydis

Sumber : Silitonga, dkk, (2007)

Pengendalian terhadap penyakit H. Maydis dapat dilakukan dengan

pergiliran tanaman dilakukan guna menekan meluasnya jamur, pengendalian

secara mekanis dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak

lembab, secara kimiawi dengan pestisida seperti Daconil 75 WP, Difolatan 4 F,

penanaman jagung dilakukan bila curah hujan rata-rata selama 10 hari kurang dari

55 mm. Menanam varietas tahan yaitu Arjuna, Antasena, Lamuru

(Semangun, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

25

2. Penyakit Hawar Daun (Leaf Blight) (Helminthosporium turcicum Pass.)

Sistematika jamur penyebab penyakit hawar daun

Helminthosporium turcicum Pass. diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Myceteae

Divisio : Eumycota

Class : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Family : Dematiaceae

Genus : Helminthosporium

Species : Helminthosporium turcicum Pass.

(Dwidjoseputro, 1978).

Helminthosporium turcicum atau biasa disebut Exserohilum turcicum.

Konidium berbentuk lurus atau agak melengkung, jorong, halus, berukuran 300 x

7-9 μm dengan jumlah sekat 4-9 buah yang berwarna coklat jerami. Stadium

sempurnanya disebut Trichometasphaeria turcica. Konidiumnya mempunyai

hilum yang menonjol yang merupakan cirri khas dari genus Exserohilum

(Shurtleff, 1980).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

26

Gambar 3. H. turcicum Pass., a : konidia, b : konidiofor

Sumber : Shurtleff (1980)

Konidium dipencarkan oleh angin. Di udara konidium yang terbanyak

terdapat menjelang tengah hari. Konidium berkecambah dan pembuluh kecambah

mengadakan infeksi melalui mulut kulit atau dengan mengadakan penetrasi secara

langsung, yang didahului dengan pembentukan apresorium (Wakman, 2004).

Penyakit hawar daun H. turcicum dapat berkembang dengan baik pada

suhu/temperature 18-270C dan banyak embun di tanaman untuk perkembangan

penyakit. Suhu yang kering atau panas akan menghambat perkembangan penyakit

(Shurtleff, 1980).

Gejala serangan H. turcicum, mula-mula menyebabkan terjadinya bercak-

bercak kecil, jorong, hijau tua atau hijau kelabu kebasah-basahan yang kelak akan

berwarna coklat pada daun. Bercak mempunyai bentuk yang khas yaitu berbentuk

kumparan atau perahu dengan lebar 1-2 cm dan panjang 5-10 cm. Beberapa

a

b

Universitas Sumatera Utara

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

27

bercak dapat bersatu yang dapat membunuh seluruh daun dan menimbulkan gejala

seperti terbakar (Semangun, 1993).

Gambar 4. Gejala serangan H. turcicum

Sumber : Silitonga, dkk, (2007)

Cara pengendalian yang biasa dilakukan untuk mengendaliakn

penyakit H. turcicum dapat dilakukan dengan cara melakukan pergiliran

tanaman, mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab sehingga

dapat menekan meluasnya serangan penyakit ini, dan pengendalian secara kimia

dapat dilakukan dengan penyemprotan Daconil 75 WP, Difolan 4 f

(Warisno, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

28

3. Penyakit Bulai (Downy mildew) (P. maydis (Rac.) Shaw)

Menurut Dwijoseputro (1978) jamur penyebab penyakit

(P. maydis (Rac.) Shaw) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Myceteae

Divisio : Eumycota

Class : Oomycetes

Ordo : Peronosprorales

Family : Peronosporaceae

Genus : Peronosclerospora

Species : Peronosclerospora maydis (Rac.) Shaw

Suku peronosporaceae mempunyai sporangiosfor yang berbeda jelas dari

hifa yang biasa. Sporangiosfor mempunyai sumbu yang jelas, umumnya

mempunyai percabangan. Sporangiosfor waktu permukaan berembun, miselium

membentuk konidiofor yang keluar melalui mulut kulit (Semangun, 2000).

Dari satu mulut kulit dapat keluar satu konidiofor atau lebih. Konidium

yang masih muda berbentuk bulat, sedang yang sudah masak dapat menjadi

jorong, konidium berukuran 12-19 x 10-23 μm dengan rata-rata 19,2 x 17,0 μm.

Konidium tumbuh dengan membentuk pembuluh kecambah. Sporangiosfor pada

sclerospora panjang dan bercabang-cabang dekat dengan ujung. Sporangium

tumbuh pada ujung cabang-cabang. Peronosporaceae tidak menghasilkan

sporangium terus menerus tetapi sekali saja. Sporangium boleh dikatakan

seragam, semuanya serupa jeruk nipis (Dwidjoseputro, 1978).

Universitas Sumatera Utara

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

29

Gambar 5. P. maydis Rac. Shaw, a : sporangia, b : sporangiosfor

Sumber : Shurtleff (1980)

P. maydis tidak dapat hidup secara saprofitik. Pertanaman di bekas

pertanaman yang terserang berat dapat sehat sama sekali. Jamur ini harus bertahan

dari musim ke musim pada tanaman hidup. Jamur dapat terbawa ke dalam biji

tanaman sakit, namun ini hanya terjadi pada biji yang masih muda dan basah pada

jenis jagung yang rentan (Karen dan Ruhl, 2007).

Jamur menyebar dengan konidia melalui infeksi pada stomata dan lentisel.

Perkembangan jamur sangat baik pada keadaan lembab, curah hujan tinggi, dan

pemupukan N yang berat. Spora disebarkan oleh angin pada cuaca kering.

Konidium berkecambah paling baik pada suhu 30oC (Pracaya, 1999).

Daun yang telah terinfeksi menjadi bergaris-garis putih sampai

kekuningan. Pada tingkat akhir warna daun menjadi kecoklatan dan kering.

Pertumbuhan menjadi terhambat, bila yang terserang tanaman jagung yang baru

saja tumbuh pada umur 2-3 minggu setelah tanam biasanya daun menjadi

berwarna putih. Kalau umur tanaman sudah 3-5 minggu daun akan menguning

dan yang baru muncul akan menjadi kaku dan kering. Tanaman bisa menjadi

a

b

Universitas Sumatera Utara

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

30

kerdil dan mati serta tidak bisa berbuah. Bagian bawah daun kelihatan ada tepung

putih yang berasal dari sisa konidia dan konidiofor. Bila umur tanaman sudah

kira-kira satu bulan, walaupun sudah diserang oleh jamur, namun masih bisa

tumbuh dan berbuah, hanya tongkolnya tidak bisa besar, kelobot tidak

membungkus secara penuh pada tongkol. Ujung tongkol masih kelihatan, kadang-

kadang bijinya tak penuh atau ompong (Pracaya, 1999).

Penyakit bulai pada jagung terutama terdapat di dataran rendah dan jarang

terdapat di daerah-daerah yang lebih tinggi dari 900-1200 m dari permukaan laut.

Penyakit ini lebih banyak terdapat pada daerah yang ditanam pada musim hujan

dengan curah hujan lebih dari 100 mm/tahun. Infeksi hanya terjadi kalau ada air,

baik air embun, air hujan atau air gutasi. Infeksi juga ditentukan oleh umur

tanaman dan umur daun yang terinfeksi. Tanaman yang berumur lebih dari 3

minggu cukup tahan terhadap infeksi dan makin muda tanaman makin rentan

(Pangarasa dan Rahmawati, 2007).

Gambar 6. Gejala serangan P. maydis

Sumber : Warisno (2007)

Universitas Sumatera Utara

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

31

Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap penyakit bulai pada jagung

adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan varietas tahan terhadap penyakit ini seperti Kalingga, Wijasa,

Bromo, Parikesit, dan jagung hibrida.

2. Bila musim hujan datang, udara lembab, dan serangan bulai banyak maka

tanaman yang terserang segera dicabut

3. Melakukan rotasi tanaman, dimaksudkan untuk memutus siklus hidup

penyakit

4. Pengobatan benih dengan menggunakan Ridomil 35 SD atau Saromyl 35 SD,

untuk pertanaman digunakan Ridomil Gold 350 EC

5. Pemupukan bersamaan saat tanam juga dapat membantu mencegah serangan

penyakit. Tanaman akan tumbuh sehat dan kokoh sehingga mempunyai

kekuatan untuk menangkal penyakit

(Semangun, 1993).

4. Penyakit Karat Daun (Puccinia sorghi Schw.) Sistematika jamur Puccinia sorghi Schw. menurut Dwidjoseputro (1978)

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Myceteae

Divisio : Eumycota

Class : Basidiomycetes

Ordo : Uredinales

Family : Pucciniaceae

Genus : Puccinia

Species : Puccinia sorghi Schw.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

32

Urediospora berbentuk bulat atau jorong, 24-29 μm x 22-29 µm,

berdinding coklat kemerahan, berduri-duri halus. Teliospora jorong, berbentuk

tabung atau gada. Aesiospora bulat atau jorong, bergaris tengah 12-24 µm,

berdinding hialin (Semangun, 1993).

Gambar 7. P. sorghi Schw., a : urediospora, b : teliospora

Sumber : Shurtleff (1980)

P. sorghi membentuk urediosorus bulat atau jorong. Di lapangan kadang-

kadang epidermis tetap menutupi ureidiosorus sampai matang. Tetapi ada kalanya

epidermis pecah dan massa spora dalam jumlah besar menjadi tampak. Setelah

terbuka ureidiosorus berwarna jingga atau jingga tua. Jamur membentuk banyak

ureidiospora pada daun dan kadang-kadang juga pada upih daun. Karena adanya

sorus ini permukaan atas daun menjadi kasar. Pada tingkatan yang jauh penyakit

karat menyebabkan mengeringnya bagian-bagian daun

(Pangasara dan Rahmawati, 2007).

Jamur karat tidak dapat hidup sebagai saprofit, sehingga tidak

mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman jagung. P. sorghi mempertahankan

diri pada tanaman jagung yang hidup dan dipencarkan oleh urediospora yang

a

b

Universitas Sumatera Utara

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

33

dibantu oleh tiupan angin dan tetap dapat hidup karena sporanya kering dan

mempunyai dinding yang cukup tebal (Semangun, 1993).

Penyakit dapat berkembang pada suhu 16oC-23oC. Urediospora terdapat di

udara paling banyak pada waktu siang, tengah hari, dan setelah tengah hari.

Infeksi terjadi melalui mulut kulit, yang umumnya dengan pembentukan

apresorium (Semangun, 1993).

P. sorghi membentuk urediosorus bulat atau jorong. Di lapangan kadang-

kadang epidermis tetap menutupi ureidiosorus sampai matang. Tetapi ada kalanya

epidermis pecah dan massa spora dalam jumlah besar menjadi tampak. Setelah

terbuka ureidiosorus berwarna jingga atau jingga tua. Jamur membentuk banyak

ureidiospora pada daun dan kadang-kadang juga pada upih daun. Karena adanya

sorus ini permukaan atas daun menjadi kasar. Pada tingkatan yang jauh penyakit

karat menyebabkan mengeringnya bagian-bagian daun

(Pangasara dan Rahmawati, 2007).

Tanaman jagung yang terserang jamur ini memperlihatkan gejala bercak

kuning kemerahan (seperti karat) pada daun, bunga, dan kelobot buah. Jika

serangan berat maka tanaman dapat mengalami kematian (Tjahjadi, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

34

Gambar 8. Gejala serangan Puccinia sorghi

Sumber :Warisno (2007)

Pengendalian penyakit karat daun dapat dilakukan dengan mengatur

kelembaban pada areal tanam, menanam varietas unggul atau varietas tahan

terhadap penyakit, melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung, secara

kimiawi dengan menggunakan pestisida seperti Daconil 75 WP, Difolatan 4

(Pangasara dan Rahmawati, 2007).

Pengaruh Pemberian Pupuk N Terhadap Tanaman Jagung

Tanaman jagung agar bisa mendapatkan hasil panen yang maksimal, maka

perlu diberi pupuk secukupnya. Manfaat pupuk unsur Nitrogen (N) untuk tanaman

jagung ini adalah :

a. Unsur hara N merupakan faktor yang menentukan dalam usaha peningkatan

produksi

b. Tanaman jagung yang masih muda lebih banyak menyerap N dalam bentuk

amonium dan setelah tua menyerap nitrat

c. Unsur hara N diperlukan dari mulai tanaman muda sampai tanaman tua

d. Untuk jagung hibrida pupuk N yang dianjurkan adalah pupuk urea

(Warisno, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

35

Nitrogen merupakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman, yang pada

umumnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan atau pembentukan bagian-bagian

vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar. Tetapi kalau terlalu banyak

dapat menghambat pembungaan dan pembuahan bahkan mengundang hama dan

penyakit (Sutejo, 1995).

Kesehatan tanaman secara langsung berhubungan dengan serangan hama

dan penyakit. Tanaman yang kekurangan unsur hara akan mudah terserang hama

dan penyakit, sebaliknya pemupukan yang berlebihan juga akan memudahkan

tanaman terserang hama dan penyakit. Pemberian pupuk yang berlebihan

memberikan daya tarik bagi hama dan mendorong populasi hama berkembang

lebih besar, pertumbuhan tanaman akan berlebihan tetapi rapuh terhadap serangan

hama (Sutanto, 2002).

Pupuk itu harus disesuaikan dengan keadaan tanah yang bersangkutan.

Pemupukan dengan pupuk N dilakukan 3 kali, yaitu yang pertama pada saat

penanaman benih sebagai persediaan makanan di dalam tanah setelah

berkecambah, yang kedua setelah tanaman kira-kira berumur 1 bulan dengan

tujuan memacu pertumbuhan tanaman, dan yang ketiga dilakukan setelah tanaman

berumur kira-kira 2 bulan, terutama ditujukan untuk pengisian biji (AAK, 2006).

Tanaman jagung mengambil N sepanjang hidupnya. Karena nitrogen

dalam tanah sudah tercuci, maka pemberian dengan cara bertahap sangat

dianjurkan. Nitrogen diserap tanaman selama masa pertumbuhan sampai

pematangan biji, sehingga tanaman ini menghendaki tersedianya N secara terus

menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji (Patola, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

36

Nitrogen diserap oleh tanaman sebagai NO3- dan NH4+ kemudian

dimasukkan ke dalam semua gas amino dan Protein (Indrana, 1994). Ada juga

bentuk pokok nitrogen dalam tanah mineral, yaitu nitrogen organik, bergabung

dengan humus tanah ; nitrogen amonium dapat diikat oleh mineral lempung

tertentu, dan amonium anorganik dapat larut dan senyawa nitrat. Nitrogen yang

tersedia tidak dapat langsung digunakan, tetapi harus mengalami berbagai

proses terlebih dahulu. Pada tanah yang immobilitasnya rendah nitrogen yang

ditambahkan akan bereaksi dengan pH tanah yang mempengaruhi proses

nitrogen. Begitu pula dengan proses denitrifikasi yang pada proses ini

ketersediaan nitrogen tergantung dari mikroba tanah yang pada umumnya lebih

menyukai senyawa dalam bentuk ion amonium daripada ion nitrat

(Anonimus, 2009).

Kekahatan atau defisiensi nitrogen menyebabkan proses

pembelahan sel terhambat dan akibatnya menyusutkan pertumbuhan. Selain itu,

kekahatan senyawa protein menyebabkan kenaikan nisbah C/N, dan

kelebihan karbohidrat ini akan meningkatkan kandungan selulosa dan lignin.

Ini menyebabkan tanaman jagung yang kahat nitrogen tampak kecil, kering, tidak

sukulen, dan sudut terhadap batang sangat runcing. Urea termasuk pupuk nitrogen

yang higroskopis. Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik

uap air). Pada kelembaban 73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dan

udara. Oleh karena itu urea mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman. Urea

mudah larut dalam air dan jika diberikan ke tanah maka mudah berubah

menjadi amoniak dan karbondioksida. Pemberian urea pada tanah bias

Universitas Sumatera Utara

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea …Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007). ... suhu/temperature 18-270C

37

dilakukan 2-3 kali lebih efisien dengan dosis yang tidak terlalu tinggi karena

jika demikian akan mengakibatkan daun akan terbakar (Anonimus, 2009).

Universitas Sumatera Utara