EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

28
1 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L) DI DESA YEH KUNING, KEC JEMBRANA. Oleh I Wayan Sedana PROGRAM STUDY AGROEKOTEKNOLOGI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017

Transcript of EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

Page 1: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

1

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

( Zea mays L) DI DESA YEH KUNING, KEC JEMBRANA.

Oleh

I Wayan Sedana

PROGRAM STUDY AGROEKOTEKNOLOGI, FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2017

Page 2: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

2

EVALUASI KESESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN Jagung ( Zea mays L)

DI DESA YEH KUNING, KECAMATAN JEMBRANA, KABUPATEN JEMBRANA

ASTRAK

Evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman, Jagung ( Zea mays L)

dengan menggunakan metode Survey, Penentuan lokasi sampel didasarkan

atas kompilasi peta lokasi sampel.

Hasil yang diperoleh adalah lahan sawah desa yeh Kuning, Kecamatan

Jembrana berpotensi cukup untuk tanaman Jagung ( Zea mays L).

Faktor pembatas diseluruh wilayah penelitian adalah unsur hara N, P

dan tekstur.

LAND SUITABLE EVALUATION fOR CORN AT DISTRICK JEMBRANA

ABSTRACT

Land suitable evaluation Corn and district Jembrana was conducted

using grid combination and slope transect approach methode. Sample location

based on compilation maps and were ploted location.

The finding of this research, at Distrik Jembrana moderately suitable for

moize. Limited factor at soil fertility is low, Nitrogen, phosphor, and texture.

Page 3: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

3

RINGKASAN

Penelitian tentang evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman, Jagung (Zea

mays L) di lahan sawah Desa Yeh Kuning, kecamatan Jembrana, Kabupaten

Jembrana, telah dilaksanakan bulan juli 2016. Penelitian ini bertujuan untuk

mencari pemecah masalah terhadap faktor Pembatas dalam meningkatkan

produksi. Tanaman, Jagung (Zea mays L)dan produktifitas lahan.

Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan satuan unit lahan,

Sampel tanah diambil dilokasi disertai dengan pengukuran dan pengamatan

parameter topografi dan jenis tanaman yang diusahakan.

Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian lapang, analisa tanah di

laboratorium, seluruh wilayah kecamatan Jembrana berpotensi cukup sesuai

untuk tanaman, jagung, Faktor pembatas diseluruh wilayah. Penelitian adalah

rendahnya unsur hara N dan P, juga tekstur. Lahan yang berbukit berpotensi

untuk tanaman Jagung (Zea mays L)sedang lahan yang datar berpotensi bagus

untuk tanaman .

Untuk meningkatkan produksi tanaman dan produktifitas tanah perlu

ditambah pupuk organik dan an organik, mengadakan pengolahan tanah.

Page 4: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tahan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat-

Nya Panelitian dengan judul "Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman

Jagung ( Zea mays L) di kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana'' dapat di

selesaikan.

Penelitian ini terlaksana dan dapat diselesaikan karena bantuan serta

dorongan berbagai pihak, untuk itu melalui tulisan ini penulis menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Rektor Universitas Udayana

2. Bapak Kepala Pusat Penelitian Universitas udayana

3. Bapak Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana

4. Bapak Ketua Program study Agroekoteknolgi Fakultas Pertanian

UnIversitas Udayana

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak

kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran untuk, perbaikan sangat

diharapkan. semoga tulisan ini ada manfaatnya.

Denpasar, Juli 2017

Penulis

Page 5: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

5

DAFTAR ISI

ABSTRAK...........................................................................................I

RINGKASAN………………………………………………………………..II

KATA PENGANTAR ……………………………………….…………... ..III

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….……………..1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3

BAB III BAHAN METHODE ………………………………………..……………..11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………. 18

4.1 Klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman Jagung………………………..18

4.2 Klas Kesesuaian Lahan………………………………………………………21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………. 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 6: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

6

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik lahan yang digunakan sebagai parameter

Tabel 2.2 Karakteristik dan kualitas lahan menurut (CSR/FOA Staff, 1983)

Tabel 4.1 Karakteristik lahan sawah Yeh Kuning

Tabel 4.2 Kesesuaian lahan aktual dan potensial ubi jalar

Page 7: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

7

I. PENDAHULUAN

Jagung (Zea Mays.L) di Indonesia merupakan tanaman pangan pokok

kedua setelah padi Program pembangunan pertanian tanaman pangan pada

dasarnya adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat khususnya petani. Hal tersebut diatas dapat dicapai melalui

peningkatan produksi pangan baik kualitas maupun kuantitasnya dengan tetap

menjaga kelestarian sumber daya alam tanah dan air.

Didalam rangka penunjang program pembangunan dibidang pertanian

terutama peningkatan produksinya maka diperlukan perencanaan penggunaan

lahan yang baik dan tepat peruntukannya sesuai dengan kemampuan

lahannya.

Sasaran pembangunan pertanian tanaman pangan masih diarahkan untuk

menjaga peningkatan produksi beras, disamping itu untuk meningkatkan

kualitas swasembada pangan melalui penyediaan karbohidrat, protein, vitamin

dan mineral nabati guna mencukupi gizi yang baik dan seimbang, produksi

seperti jagung, kacang hijau, perlu ditingkatkan (Anon, 1990) .

Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik

untuk keperluan produksi pertanian maupun keperluan lainnya, memerlukan

pemikiran yang seksama dalam pengambilan keputusan dan pemanfaatan

yang paling menguntungkan dari sumber alam yang terbatas ini. Oleh karena

itu perlu adanya suatu perencanaan atau penataan kembali penggunaan lahan

agar lahan dapat dimanfaatkan secara efisien (Santun Sitorus, 1935)

selanjutnya perencanaan secara menyeluruh dan terarah dapat terlaksana

berkat adanya informasi fisik lingkungan yang meliputi sifat fisik dan potensi

lahan. Penyediaan data dan informasi yang penting untuk penggunaan lahan ini

dapat diperoleh melalui evaluasi lahan.

Pengetahuan mengenai kesesuaian lahan disuatu lokasi tertentu akan

memudahkan pengolahan lahan sesuai dengan kondisi fisiknya, karena dari

hasil evaluasi lahan akan diperoieh beberapa faktor pembatas dari produktifitas.

Lahan-Lahan di kecamatan Jembrana adalah sebagian besar adalah

sawahnya sering di berokan akibat kurangnya air di musim kemarau, oleh

karena itu agar supaya produktifitas lahan dapat ditingkatkan sesuai dengan

potensi lahannya, maka perlu diadakan Penelitian evaluasi kesesuaian lahan

Page 8: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

8

untuk tanaman, Jagung (Zea mays L) di kecamatan Jembrana Kabupaten

Jembrana.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan kesesuaian lahan

berdasarkan kesesuaian lahannya. Mencari alternatif pemecahan masalah

terhadap faktor pembatas untuk meningkatkan produksi tanaman.

Page 9: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lahan

Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang

mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah,

hidrologi, dan bahkan keadaan vegetsi alami (natural vegetation) yang

semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan

(FAO, 1976). Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah

dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia baik di masa lalu

maupun saat sekarang, seperti lahan rawa dan pasang surut yang telah

direklamasi atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan tertentu.

Penggunaan yang optimal memerlukan keterkaitan dengan karakteristik

dan kualitas lahannya.Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan dalam

penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik dan kualitas lahannya, bila

dihubungkan dengan pemanfaatan lahan secara lestari dan berkesinambungan.

Pada peta tanah atau peta sumber daya lahan, hal tersebut dinyatakan

dalam satuan peta yang dibedakan berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya terdiri

atas: iklim, landform (termasuk litologi, topografi/relief), tanah dan/atau

hidrologi. Pemisahan satuan lahan/tanah sangat penting untuk keperluan

analisis dan interpretasi potensi atau kesesuaian lahan bagi suatu tipe

penggunaan lahan (Land Utilization Types = LUTs).

Evaluasi lahan memerlukan sifat-sifat fisik lingkungan suatu wilayah

yang dirinci ke dalam kualitas lahan (land qualities), dan setiap kualitas lahan

biasanya terdiri atas satu atau lebih karakteristik lahan (land characteristics).

Beberapa karakteristik lahan umumnya mempunyai hubungan satu sama

lainnya di dalam pengertian kualitas lahan dan akan berpengaruh terhadap

jenis penggunaan dan/atau pertumbuhan tanaman dan komoditas lainnya yang

berbasis lahan (peternakan, perikanan, kehutanan).

2.2 Karakteristik lahan Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi.

Dari beberapa pustaka menunjukkan bahwa penggunaan karakteristik lahan

untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi. Sebagai gambaran Tabel 1

Page 10: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

10

menunjukkan variasi dari karakteristik lahan yang digunakan sebagai parameter

dalam evaluasi kesesuaian lahan oleh beberapa sumber (staf PPT, 1983;

Bunting, 1981; Sys et al., 1993; CSR/FAO, 1983; dan Driessen, 1971).

Tabel 2.1.Karakteristik lahan yang digunakan sebagai parameter dalam

evaluasi lahan.

Staf PPT

(1983)

Bunting

(1981)

Sys et al.

(1993)

CSR/FAO

(1983)

Driessen

(1971)

Tipe hujan

(Oldeman et

al.)

Periode

pertumbuhan

tanaman

Temperatur

rerata (°C) atau

elevasi

Temperatur

rerata (°C)

atau elevasi

Lereng

Kelas drainase Temperatur

rerata pada

periode

pertumbuhan

Curah hujan

(mm)

Curah hujan

(mm)

Mikrorelief

Sebaran besar

butir (lapisan

atas)

Curah hujan

tahunan

Lamanya masa

kering (bulan)

Lamanya

masa kering

(bulan)

Keadaan

batu

Kedalaman

efektif

Kelas

drainase

Kelembaban

udara

Kelembaban

udara

Kelas

drainase

Ketebalan

gambut

Tekstur tanah Kelas Drainase Kelas

drainase

Regim

kelembaban

Dekomposisi

gambut/jenis

gambut

Kedalaman

perakaran

Tekstur/Struktur Tekstur Salinitas/

alkalinitas

KTK Reaksi tanah

(pH)

Bahan kasar Bahan kasar Kejenuhan

basa

Kejenuhan

basa

Salinitas/

DHL

Kedalaman

tanah

Kedalaman

tanah

Reaksi

tanah (pH)

Reaksi tanah

(pH)

Pengambilan

hara (N, P, K)

oleh tanaman

KTK liat Ketebalan

gambut

Kadar pirit

Page 11: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

11

C-organik

Pengurasan

hara (N, P, K)

dari tanah

Kejenuhan basa Kematangan

gambut

Kadar

bahan

organik

P-tersedia Reaksi tanah

(pH)

KTK liat Tebal bahan

organik

Salinitas/DHL C-organik Kejenuhan

basa

Tekstur

Kedalaman

pirit

Aluminium Reaksi tanah

(pH)

Struktur,

porositas,

dan

tingkatan

Lereng

(%)/mikrorelief

Salinitas/DHL C-organik Macam liat

Erosi Alkalinitas Aluminium Bahan

induk/

cadangan

mineral

Kerusakan

karena banjir

Lereng Salinitas/DHL Kedalaman

efektif

Batu dan

kerikil,

penghambat

pengolahan

tanah

Genangan Alkalinitas

Pori air

tersedia

Batuan di

permukaan

Kadar pirit

Penghambat

pertumbuhan

karena

kekurangan air

CaCO3 Lereng

Kesuburan

tanah

Gypsum Bahaya erosi

Page 12: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

12

Permeabilitas

lapisan atas

Jumlah basa

total

Genangan

Batuan di

permukaan

Singkapan

batuan

Evaluasi lahan tingkat tinjauan dibutuhkan 15 ciri/karakteristik lahan yang

dikelompokkan ke dalam 7 kualitas dalam (CSR/FAO Staf, 1983)

Tabel 2.2 Karakteristik dan kualitas lahan menurut (CSR/FAO Staf, 1983)

Kualitas Lahan Ciri lahan / karakteristik

1. Regim Temp (t) 1. Temperatur rata-rata tahunan (°C)

2. Ketersediaan air (w) 1. Bl Kering (< 75 mm)

2. CH tahunan rata-rata (mm)

3. Kondisi Perakaran (r)

1. Kelas drainase tanah

2. Tekstur tanah bagian permukaan

3. Kedalaman perakaran (cm)

4 Daya menahan unsur hara (n) 1 KTK me /100 gr tanah (subsoil)

2. PH (lapisan permukaan)

5. Ketersediaan unsur hara (n)

1. N Total

2. P2O5 tersedia

3. K2O tersedia

6. Keracunan (x) 1. salinitas mmhos (lap bawah)

7. Medan (s)

1. Kemiringan lereng (%)

2. Batuan di permukaan

3. Batuan yang muncul dipermukaan

(rock out crop)

Lahan adalah salah satu sumberdaya yang langka yang dimanfaatkan

untuk berbagai macam penggunaan seperti perkebunan, pertanian tanaman

pangan, hortikultura dan lain sebagainya (Dijkerman j.c et, al). Selanjutnya

Page 13: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

13

dikatakan bahwa lahan terdiri dan semua lingkungan fisik yang penting untuk

penggunaan lahan potensial, jadi tidak hanya untuk tanah, akan tetapi termasuk

iklim relief hidrologi, vegetasi dan geologi .

Lahan sangat bervariasi dalam berbagai faktor seperti keadaan topografi,

iklim, geologi, tanah dan vegetasi yang menutupinya. Berbagai keterangan

tentang kemungkinan pemanfaatan dan pembatas-pembatas dari faktor-faktor

lingkungan yang relatif permanen, penting dalam pola penggunaan lahan (

Santun, 1985)

Evaluasi lahan adalah merupakan salah satu usaha untuk melakukan

klasifikasi kemampuan lahan untuk penggunaan tertentu (Sarwono, 1987).

Selanjutnya Santun (1985) mengatakan evaluasi lahan pada hakekatnya

merupakan proses untuk menduga potensi sumber daya tahan bagi berbagai

penggunaan. Kerangka dasar evaluasi lahan adalah membandingkan

persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan tertentu dengan sifat

sumber daya lahan yang ada pada lahan tersebut yang menyangkut tiga hal

utama yaitu lahan, Penggunaan lahan dan aspek ekonomis.

Nurhayati, dan kawan-kawan (1986) menyatakan bahwa Klasifikasi lahan

adalah metode pengelompokan lahan atau bagian-bagian ke dalam kals-klas,

sedang Evaluasi lahan merupakan bagian dari klasifikasi lahan dimana dasar

pengelompokannya adalah sesuai lahannya. Selanjutnya menurut Beek (1987)

menyatakan bahwa kesesuaian lahan adalah salah satu penafsiran dari hasil

survey dan pemetaan tanah. Peta yang dihasilkan memperlihatkan lokasi dan

penyebaran satuan-satuan tanah. Kesesuaian lahan secara fisik didasarkan

atas segala sifat fisik lahan yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman

secara optimum. Dalam hal ini kemampuan manusia memodifikasikan suatu

lahan sehingga lebih sesuai memegang peranan penting (Young, 1976 dalam

Ginting 1988).

Dijkerman,J.C. (1985) mengatakan bahwa untuk evaluasi lahan suatu

daerah harus dibagi ke dalam satuan peta lahan yaitu suatu daerah dari lahan

yang dipetakan dengan karakteristik tertentu. Kualitas lahan adalah sifat lahan

yang biasanya majemuk dan komplek serta mempunyai pengaruh langsung

dalam penggunaan lahan. Untuk dapat menentukan kualitas lahan yang tepat

maka harus diketahui karakteristik dari lahan serta lahan tersebut digunakan

untuk apa.

Page 14: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

14

Menurut Beek (1978) kualitas lahan dapat dibedakan menjadi empat

antara lain :

1. Kualitas lahan ekologi yaitu kualitas lahan yang sangat mempengaruhi

pertumbuhan tanaman dan hewan seperti ketersediaan air, ketersediaan

unsur hara, bahaya banjir, temperatur dan lain-lain.

2. Kualitas lahan pengolahan yaitu kualitas lahan yang mempengaruhi

pengelolaan usaha pertanian seperti kemungkinan untuk mekanisasi, sifat

dapat dimasuki pada berbagai musim, ukuran dari blok pengelolaan yang

potensial dan lokasi dal am hubungannya dengan pasar.

3. Kualitas lahan konservasi yaitu sangat berpengaruh pada degradasi lahan

seperti bahaya erosi, bahaya salinitas dan alkalinitas dan lain-lain.

4. Kualitas lahan perbaikan yaitu kualitas lahan yang mungkin untuk dirubah

kondisinya seperti sifat dapat diari, respon terhadap pemupukan.

Dari basil penelitian kesesuaian lahan di Desa Melaya (Ismet, 1389)

diketemukan bahwa faktor pembatas utama adalah ketersediaan air pada

musim kemarau, kurangnya unsur hara N dan K dari hasil penelitian Lanya dkk

di dapat bahwa faktor pembatas utama di kecamatan Mendoyo adalah unsur

hara N dan P terdapat di daerah berombak sampai bergelombang.

Sistem klasifikasi kemampuan lahan yang berlaku di Indonesia ada

bebrapa sistim seperti sistem USDA, (dalam Young, 1376 dan Arsyad, 1383).

Sedang sistem klasifikasi kesesuaian lahan CSR / FAO staf (1973) lebih baik

dari sistem PPT (1983) dan sistem deptrans (1984). Sistem yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sistem klasifikasi kesesuaian lahan modifikasi dari

CSR / FAO staf (1983).

Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut metode FAO (1976) terdiri

dari empat kategori yang merupakan tingkat generalisasi yang bersifat menurun

yaitu :

Ordo Kesesuaian lahan : menunjukkan jenis atau macam kesesuaian atau

keadaan kesesuaian secara umum.

Kelas Kesesuaian Lahan : menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.

Sub-kelas Kesesuaian Lahan : menunjukkan .jenis pembatas atau macam

perbaikan yang diperlukan di dalam kelas.

Satuan Kesesuaian Lahan; menunjukkan perbedaan kecIl yang diperlukan

dalam pengelolaan di dalam sub kelas.

Page 15: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

15

Kesesuaian Lahan Pada Tingkat Ordo

Kesesuaian lahan pada tingkat ordo menunjukkan apakah lahan sesuai

atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu. Oleh sebab itu ordo kesesuaian

lahan dibagi dua yaitu :

Ordo S : Sesuai (suitable)

Lahan yang termasuk ordo ini adalah lahan yang dapat digunakan untuk

penggunaan tertentu secara lestari tanpa atau dengan sedikit resiko kerusakan

terhadap sumber daya lahannya.

Keuntungan yang diharapkan dari hasil pemanfaatan lahan ini akan

melebihi masukan yang diberikan.

Ordo N : Tidak sesuai (not suitable)

Lahan yang termasuk ordo ini mempunyai pembatas sedemikian rupa

sehingga dapat mencegah penggunaan secara lestari.

Kesesuaian Lahan pada Tingkat Kelas

Kelas kesesuaian lahan adalah pembagian lebih lanjut dari ordo dan

menggambarkan tingkat-tingkat kesesuaian dari ordo. Kelas ini dalam

simbolnya diberi nomor urut yang ditulis di belakang simbol ordo. Nomor urut ini

menunjukkan tingkat kelas yang menurun dalam suatu ordo

Jumlah kelas dalam tiap ordo sebetulnya tidak terbatas, akan tetapi

dianjurkan untuk memakai tiga kelas dalam ordo sesuai dua kelas dalam ordo

tidak sesuai.

Kesesuaian Lahan Pada Tingkat Unit

Kesesuaian lahan pada tingkat unit merupakan pembagian lebih lanjut

dari sub-kelas. Semua satuan yang berbeda dalam satu sub-kelas mempunyai

tingkat kesesuaian yang sama dalam kelas dan mempunyai jenis pembatas

yang sama dalam sub-kelas. Unit-unit lahan berbeda satu sama lainnya dalam

sifat-sifat atau aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan dan

merupakan perbedaan yang detail dari pembatas-pembatasnya.

Page 16: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

16

Diketahui pembatas yang detail memudahkan penafsiran mengelola

rencana suatu usaha tani. Simbol kesesuaian lahan pada tingkat unit dibedakan

oleh angka-angka arab yang ditempatkan setelah simbol sub-kelas, misalnya

S3r-2. Tidak ada pembatas mengenai jumlah satuan dalam sub-kelas.

Page 17: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

17

III. BAHAN DAN METHODE 3.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Daerah penelitian terletak di Kecamatan Jembrana, Kab. Jembrana

Secara geografis terletak antara 80 18’ 24” sampai 80 15’ 52” LS dan 1140 37’

45” sampai 1140 39’ 30” BI. Batas-batas daerah penelitian sebelah utara, Kab.

Buleleng, sebelah Barat Kec. Negara, sebelah selatan Samudra Hindia dan

sebelah timur Kec. Mendoyo.

Menurut Purbo Hadiwijoyo (1971) daerah penelitian merupakan wilayah

formasi Palasari, yang tersusun atas konglomerat, batu pasir, dan batu

gamping terumbul.

Dai dan Rosman (1970) menyatakan jenis tanah penelitian tergolong

dalam tanah aluvial dengan fisiografi dataran aluvial, lateral coklat dan litosol

dengan fisiografi krucut dan lungur volkan. Penggunaan lahan di daerah

penelitian tegalan dan sawah. Berdasarkan data curah hujan rata-rata tahunan

1.167.9 mm dengan suhu rata-rata 28,90c, tergolong kedalam tipe iklim D3

(Oldeman, dkk 1980). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.

Penelitian lapang dilakukan dari bulan Juli-Agustus 2016. Pada lahan

lahan sawah di Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana, Kabupaten.

Jembrana. Analisis Sifat fisik dan kimia dilakukan bulan September-Oktober

2016 di Lab. jurusan tanah Fakultas Pertanian Unud.

3.3 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan untuk analisis sifat

tanah di laboratorIum, sesuai dengan sifat-sifat tanah yang dianalisis serta

sejumlah peta-peta untuk analisis satuan peta lahan yaitu peta topografi Bali

skala 1 : 50.000 (US Army service For Fast, 1964) peta geologi Bali skala 1 :

250.000 (Dai dan Rosman, 1370) dan peta penggunaan lahan Kabupaten

Jembrana skala 1 : 50.000 (Agraria Propinsi Bali, 1989).

Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat peralatan lapang untuk

survey tanah yaitu bor tanah, meteran, ring, sample, PH, stick, abney level,

altimeter dan peralatan yang dipergunakan untuk analisis sifat tanah sesuai

dengan sifat tanah yang di analisa.

Page 18: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

18

3.4 Metode Penelitian Sebelum penelitian lapangan, dilakukan analisis satuan lahan dari

interpretasi peta topografi yang dibantu dengan peta geologi, peta tanah tinjau

dan peta penggunaan lahan.

Lokasi pengambilan contoh-contoh tanah diplot diatas peta tersebut,

berdasarkan keseragaman dan perubahan satuan lahannya. Peta hasil analisis

satuan lahan digunakan sebagai dasar untuk pengamatan di lapangan.

Pengecekan dan pengamatan di lapang disesuaikan dengan satuan

lahan. Pengamatan di lapang ditujukan untuk pengecekan kebenaran hasil

pembatasan satuan lahan melalui pengamatan sifat tanah secara pengeboran

(boring) dari satuan-satuan lahan tersebut.

Pengambilan contoh tanah dilakukan secara proporsional dengan luas

satuan lahan. Contoh tanah diambil pada kedalaman 0 - 30 cm (lap. atas). pada

daerah yang datar digunakan sistem grid bebas.

Analisis tanah dilakukan di laboratorium meliputi sifat dan kimia seperti Ph

tanah (PH meter) KTK tanah (NH4OAc), N total (Kjeldal) P tersedia (olsen), ter-

sedia, salinitas, textur (Hidrometer) dan permeabilitas (double ring sample).

Pengelompokan klas kesesuaian lahan menurut kreteria sistem klasifikasi lahan

CSR/FAO staf (1983).

Page 19: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diberikan penilaian kesesuaian lahan menurut tingkat pemetaannya,

yaitu untuk evaluasi lahan pada tingkat semi detil.

Berikut ini adalah data tanah dan lingkungan fisik hasil dari identifikasi dan karakterisasi.

Kualitas Lahan Karakteristik

Lahan Tem. Udara rata-rata tahunan 28°C

Bulan Kering (<100mm / bulan ) 6-7 bulan

Curah Hujan Tahunan 1550 mm / thn

Drainase Tanah Baik

Tekstur Tanah SL

Kedalaman Efektif Baik (60 cm)

Gambut - Kematangan

- Ketebalan

Bukan gambut

-

KTK Tanah 17,90 me / 100

gram

PH 7,39

N Total 0,08 %

P2O5 Tersedia 22,0 ppm

K2O Tersedia 0,77 ppm

Periode Banjir Tidak pernah

Frekuensi -

Salinitas 2,30

Kejenuhan AL

Kedalaman Pirit -

Struktur Tanpa

Konsistensi Tidak lekat

Kemiringan Lahan 3 – 8%

Batu di Permukaan 0%

Singkapan Batuan (Rock out Crops) 0%

Total Bahaya Erosi Ringan

Tabel 4.1 Karakteristik Lahan Desa Yeh Kuning

Page 20: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

20

Persyaratan penggunaan Kelas kesesuaian lahan

Kualitas lahan

Karakteri

stik

Lahan/

Nilai data

Kelas kes.

lahan

aktual

Usaha

perbaikan

Kelas kes. lahan

potensial

Rejim Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

28

S 1

S1

S 1

S 1

Ketersediaan air (wa) S 2 S 2

Curah hujan tahunan

(mm) 1.550 S2

S 2

Kelembaban (%) 80 S1 S 1

Kondisi perakaran (r)

Drainase sedang S 2 S 2

Media perakaran (re) > 60 S 1

Tekstur Tanah Lempung

berpasir S 2

S 3

Bahan kasar (%) < 5 S 1 S 1

Kedalaman tanah (cm) 55 S 2 S 2

Gambut: - -

Ketebalan (cm) - - -

Ketebalan (cm), jika ada

sisipan

bahan mineral/

pengkayaan

Kematangan

Retensi hara (nr) S 2nr S 1

KTK liat (cmol M/kg ) 12 S 2nr S 1

Kejenuhan basa (%) 45 S 2nr S 1

PH H2O 7,39 S 1 S 1

Tabel 4.2 Kesesuaian Kesesuaian Lahan Aktual dan PotensialJagung

Page 21: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

21

C-organik (%) 0,8 S 1 S 1

Ketersediaan unsur hara

(n)

N Total 0.08 S2 n S1

P2O5 22.0 S2 n S1

K2O5 0.77 S2 n S1

Toksisitas (xc) - - - -

Salinitas (dS/m) - - - -

Sodisitas (xn) - - - -

Alkalinitas/ESP (%) - - - -

Medan (s) - - - -

Bahaya erosi (eh) S1 - - -

Lereng (%) 3-8 S 1 S 2

Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh) ringan S 1 S 1

Genangan Tidak

pernah S 1 S 1

Penyiapan lahan (Ip) S 1 S 1

Batuan di permukaan (%) 0 S 1 S 1

Singkapan batuan (%) 0 S 1 S 1

Kelas kesesuaian lahan Aktual S 2nr Potensial

(P) S 2r

Keterangan: *Usaha perbaikan dapat dilakukan, kelas kesesuaian lahan naik

satu tingkat

Page 22: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

22

4.3 Klasifikasi Kesesuaian lahan untuk tanaman Jagung Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan analisis contoh tanah

di laboratorium, diperoleh data ciri lahan dari lokasi contoh disajikan dalam

Tabel 4.1. Hasil klasifikasi kesesuaian lahan menurut sistem CSR/FAO staf

(1983) untuk tanaman (Jagung)diperoleh data dan informasi seperti Tabel 4.1

Penggunaan lahan pada masing-masing lokasi yang diamati pada waktu

penelitian antara lain adalah, jagung. Berdasarkan Tabel 2 dengan

mempertimbangkan penggunaan lahan maka diperoleh informasi tingkat

kesesuaian lahan untuk tanaman, Jagung (Zea mays L) dengan urutan prioritas

penggunaan serta alokasi penggunaannya di Kecamatan Jembrana.

Kesesuaian lahan aktual lokasi penelitian sebagian besar tergolong cukup.

Wilayah sekitar yang tergolong sesuai marginal S3nr antara lain, Air kuning,

dengan faktor pembatas adalah unsur hara N dan P. faktor pembatas adalah

Drainase, kedalaman efektif, dan unsur hara N dan P. Pembatas drainase dan

tekstur dapat diperbaiki dengan memberikan bahan organik dan pengolahan

tanah, sedang pembatas kekurangan unsur hara N dan P dapat diatasi dengan

mengadakan pemupukan urea dan TSP dengan dosis 1.20 kg urea/ha dan 90

kg TSP/ha.

Kesesuaian lahan daerah penelitian dari cukup sesuai (S2) dapat

ditingkatkan menjadi sesuai (S1). Lahan daerah penelitian berpotensi cukup

sesuai untuk tanaman jagung, adapun faktor pembatasnya adalah P, Tekstur,

kesuburan terdapat di lokasi Desa Yeh Kuning, sedangkan kesuburan tanah

pada semua lokasi adalah rendah. yang tinggi dapat diturunkan dengan

pemberian sulfur, Tanaman sudah diusahakan penduduk diseluruh daerah

penelitian, untuk lahan sawah utama setelah panen padi menjelang musim

kemarau dengan cara tanam ditajuk tanpa dilakukan pengolahan tanah

Kesesuaian lahan seluruh daerah penelitian tergolong cukup sesuai (S3n).

Beberapa faktor pembatas yang mudah diatasi terutama rendahnya

unsur hara dapat diberikan pupuk, PHtanah yang rendah dapat ditingkatkan

dengan pengapur

Page 23: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

23

Hasil evaluasi lahan dinyatakan dalam kondisi aktual (kesesuaian lahan

aktual) dan kondisi potensial (kesesuaian lahan potensial), seperti disajikan

pada Tabel 4.2.

Pada Tabel 4.2, terlihat bahwa usaha perbaikan untuk menaikan kelas

kesesuaian lahan tidak dapat dilakukan karena faktor pembatas paling

minimum adalah tekstur (lempung berpasir). Hasil evaluasi lahan akhir adalah

sebagai berikut:

- Kesesuaian lahan aktual termasuk kelas S2rn

- Usaha perbaikan yang dapat dilakukan adalah retensi hara/ kesuburan

tanah dari S2 menjadi S2r, tetapi tekstur tanah tidak dapat diperbaiki tetap S2,

sehingga kesesuaian lahan potensial tetap menjadi kelas S1.

4.3. Interpretasi Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan

Dengan melakukan evaluasi lahan mengikuti prosedur tersebut di atas,

maka akan diperoleh hasil penilaian yang berupa kelas kesesuaian lahan aktua!

dan kelas kesesuaian lahan psotensial. Dalam penilaian potensi suatu lahan

yang perlu diperhatikan adalah asumsi-asumsi yang akan digunakan mencakup

tingkat pengelolaan dan teknologi yang akan diterapkan.

Kelas kesesuaian lahan pada kondisi aktual menyatakan kesesuaian

lahan berdasarkan data dari hasil survei tanah atau sumber daya lahan belum

mempertimbangkan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi

kendala atau faktor pembatas yang berupa sifat fisik lingkungan termasuk sifat

Page 24: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

24

V Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian lapang, analisa tanah di laboratorium yang

disajikan dalam bentuk data dan klasifikasi kesesuaian lahannya disajikan

dalam bentuk informasi berupa Tabel, Uraian diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

Lahan sawah penelian di desa Yeh Kuning Kecamatan Jembran,

Kabupaten Jembrana cukup sesuai untuk tanaman palawija khususnya

tanaman jagung klas kesesuaian lahannya tergolong cukup sesuai (S2) dengan

faktor pembatas adalah tekstur tanah, unsur hara NP dan bahan organik.

Untuk meningkatkan potensi lahan dapat dilakukan terhadap faktor

pembatas yaitu dengan memberikan pupuk N (urea) 120 kg/hektar, pupuk TSP

90 kg/hektar, sedangkan untuk pembatas tekstur tanah dapat dilakukan

penambahan bahan organik dengan demikian klas kesesuaian lahan dapat

ditingkatkan menjadi S2r dengan faktor pembatas tekstur tanah (S2).

Page 25: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

25

DAFTAR PUSTAKA

C33/FAO Staff (1983). Reconnaissance Land Resource Surveys. l : 250.000 scale Atlas Forma Prosedures. Bogor Indonesia.

Dai, Junus-dnn Rosmen (1970). Reconnaissance Soil Map of Bali, skala l : 200.000. Soil Research Institute.

David Dent and Anthony Young (l98l). Soil Survey and Land Evaluation. School of Environmental Science, University of East Angilia, Norwich. London.

Dijkermen J.C. den Julia Widianingsih (1985). Evaluasi Lahan. Komunikasi Ilmu Tanah; Jurusan llmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya - Malang.

Hakim, Nurhajati, dkk. (1986). Dasar-Dasnr Ilmu Tenah. Penerbit Universitas Lampung.

Nalingreau J.P. dan Karmono Mangunsukardjo (1978). Evaluasi Lahan dan Pendekatan Terpadu untuk Pembangunan Pedesaan. Disiapken Dalam Rangka Kuliah Pada Pusat Pendidikan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh den Survei Terpadu. UGM - BAKORSTANAL.

Oldemen, Irsal and Nuladi (I980). The Agroklimat Naps of Kalimantan, Maluku, Irian Jaya and Bali. West and East Nusa Tenggera. Central Research Institute for Agricultural Bogor, Indonesia.

Sitorus. (1985). Evaluasi Sumher Daya Lahan. Penerbit Tarsito Bandung,

U.S. Army Service for Enst1(l964). Peta Topografi Pulau Bali.

Page 26: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

26

LAMPIRAN

Page 27: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

27

Page 28: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG

28