Analisa Kesesuaian Lahan d

28
ANALISA KESESUAIAN LAHAN D.I. PEDANDA KABUPATEN MAMUJU UTARA Yanuar Hendra P Syaiful Amrie Fauzia Sonia

description

Pertanian

Transcript of Analisa Kesesuaian Lahan d

Page 1: Analisa Kesesuaian Lahan d

ANALISA KESESUAIAN LAHAN D.I. PEDANDA KABUPATEN MAMUJU UTARA

• Yanuar Hendra P• Syaiful Amrie• Fauzia Sonia

Page 2: Analisa Kesesuaian Lahan d

PENDAHULUAN

Page 3: Analisa Kesesuaian Lahan d

PendahuluanLatar Belakang• Tingginya curah hujan menjadi di lokasi studi. Berdasarkan data

BMKG curah hujan dapat mencapai 3500 mm/tahun.• Belum diketahui mengenai kondisi unsur hara pada calon lahan

irigasi.• Perlu dilakukan kajian mengenai neraca air pada lokasi studi.

Tujuan• Mengetahui neraca air di lokasi studi.• Mengetahui kondisi kualitas air dan unsur hara tanah.• Mendapatkan tingkat kesesuaian lahan lokasi studi.

Page 4: Analisa Kesesuaian Lahan d

KAJIAN PUSTAKA

Page 5: Analisa Kesesuaian Lahan d

Debit AndalanDebit andalan/potensi air merupakan debit yang tersedia guna keperluan tertentu dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Besarnya andalan untuk penyelesaian optimum penggunaan air adalah sebagai berikut :

• Penyediaan air minum : 99 %• Penyediaan air industri : 95 - 98 %• PLTA : 85 - 90 %• Penyediaan air irigasi : 80%

Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum sungai untuk kemungkinan terpenuhi yang sudah ditentukan yang dapat dipakai untuk kebutuhan air irigasi, khususnya untuk DI. Pedongga Kemungkinan terpenuhi ditetapkan 80% (kemungkinan bahwa debit sungai lebih rendah dari debit andalan adalah sebesar 20%). Debit andalan ditentukan untuk periode 10 harian. Debit minimum sungai dianalisis berdasarkan data curah hujan dari stasiun yang terdekat dan dikontrol dengan perhitungan debit langsung dilapangan.

Page 6: Analisa Kesesuaian Lahan d

Kebutuhan AirAnalisa kebutuhan air irigasi dimaksudkan untuk menentukan besarnya debit air yang dibutuhkan untuk daerah irigasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan tanaman agar dapat tumbuh maksimal, perhitungan kebutuhan air irigasi digunakan sebagai dasar perencanaan jaringan irigasi (saluran dan bangunan).

Kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan pola tata tanam rencana dan parameter-parameter sebagai berikut:

• Kebutuhan air untuk penyiapan tanah• Kebutuhan air untuk tanaman • Kebutuhan air akibat kehilangan air dan distribusi air bawah tanah (perkolasi)• Kebutuhan air untuk penggantian genangan• Curah hujan efektif• Luas lahan yang akan diberi air

Kebutuhan air tanaman untuk padi dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

NFR = ETc + P – Re + WLR

dimana :• NFR :Kebutuhan air disawah (l/dt/ha)• Etc : Evapotranspirasi (mm/hari)• P :Perkolasi (mm/hari)• Re :Curah hujan efektif (mm/hari)• WLR :Penggantian lapisan air (mm/hari)

Page 7: Analisa Kesesuaian Lahan d

Neraca AirDalam perhitungan neraca air, kebutuhan air yang dihitung untuk pola tanam terpilihakan dibandingkan dengan debit andalan untuk tiap dasaharian dan luas daerah yang bisa diairi.

Apabila debit sungai melimpah, maka luasdaerah proyek irigasi adalah tetap karena luas maksimum daerah layanan dan proyek akan direncanakan sesuai dengan pola tanam yang dipakai.

Bila debit sungai tidak berlimpah dan kadang-kadang terjadi kekurangan debit maka ada 3 pilihan yang bisa dipertimbangkan:

– luas daerah irigasi dikurangi– melakukan modifikasi pola tanam– rotasi teknis golongan

Page 8: Analisa Kesesuaian Lahan d

Kualitas AirPada setiap kegiatan irigasi diperlukan kegiatan pemantauan kualitas air. Pelaksanaan kualitas air mengacu pada Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Page 9: Analisa Kesesuaian Lahan d

Sifat Fisik Tanah• Pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada persediaan unsur hara yang cukup

dan seimbang tetapi juga harus ditunjang oleh keadaan fisik tanah yang baik.

• Sifat fisik tanah berpengaruh langsung terhadap perakaran, air dan udara tanah, yang kemudian mempengaruhi aspek-aspek biologi dan kimia tanah.

• Sifat fisik tanah yang terpenting adalah solum, tekstur, struktur, kadar air tanah, drainase dan porisitas tanah. Sifat-sifat fisik tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman.

• Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman.

• Tekstur tanah penting untuk kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi padat, cair, dan gas) akan menentukan sifat-sifat fisika, dan kimia tanah.

Page 10: Analisa Kesesuaian Lahan d

Sifat Kimia Tanah• Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi

sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran sebagai penopang tumbuh tegaknya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan hara ke akar tanaman.

• Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (baik berupa senyawa organik maupun anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial, seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl).

• Secara biologis berfungsi sebagai habitat dari organisme tanah yang turut berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif bagi tanaman;

• Ketiganya (fisik, kimiawi, dan biologi) secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman sayur-sayuran, tanaman hortikultura, tanaman obat-obatan, tanaman perkebunan, dan tanaman kehutanan.

Page 11: Analisa Kesesuaian Lahan d

Kesesuaian LahanBerdasarkan pembahasan di atas selanjutnya dilakukan penentuan kelas kesesuaian lahan.Penentuan kelas kesesuaian lahan mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No 79/Permentan/OT.140/2013 mengenai Pedoman Kesesuaian Lahan Pada Komoditas Tanaman Pangan. Pada peraturan tersebut menggunakan Struktur Klasifikasi Kesesuaian Lahan menurut FAO (1976) sebagai berikut:

• Kelas S1Sangat sesuai: Lahan tidak memiliki faktor pembatas yang berarti atau nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan,

atau faktor pembatas yang bersifat tidak dominas dan tidak akan mereduksi produktifitas lahan secara nyata.

• Kelas S2Cukup sesuai: lahan mempunyai faktor pembatas dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktifitasnya,

memerlukan tambahan masukan (input). Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh petani sendiri.

• Kelas S3Sesuai marginal: lahan mempunyai faktor pembatas yang dominan, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap

produktifitasnya, memerlukan tambahan masukkan yang lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas pada S3 memerlukan modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan kepada petani untuk mengatasinya.

• Kelas NTidak sesuai: lahan yang tidak sesuai (N) karena mempunyai faktor pembatas yang sangat dominan dan/atau sulit diatasi.

Page 12: Analisa Kesesuaian Lahan d

METODOLOGI

Page 13: Analisa Kesesuaian Lahan d

Lokasi Studi

Lokasi studi berada di Desa Pedanda Kecamatan Pedongga Kabupaten Mamuju Utara.Secara koordinat terletak pada 1o14’29.36” LS dan 119o21’24.28” BT.Lokasi tersebut kurang lebih 1 jam dari Kota Pasangkayu yang merupakan Ibukota Mamuju Utara.

Page 14: Analisa Kesesuaian Lahan d

Data Pendukung Kajian1. Data curah hujan

Data curah hujan yang digunakan berasal dari Stasiun Lalundu yang terletak pada 1017’07.2” LS & 119032’14.9” BT. Data hujan yang tersedia mulai 2012 s/d 2014. Data tersebut digunakan untuk perhitungan curah hujan efektif.

2. Data debitData debit yang digunakan berasal dari Stasiun Pasangkayu-Pantolobete yang terletak pada 1014’29” LS & 122031’00” BT. Data debit yang tersedia mulai 2005 s/d 2014. Data tersebut digunakan untuk perhitungan debit andalan.

3. Data kualitas airKualitas air didapatkan dari hasil pengujian laboratorium air. Pengambilan sampel dilakukan di lokasi rencana bangunan pengambilan.

4. Data kondisi fisik tanahKondisi fisik tanah merupakan hasil dari pengujian laboratorium tanah.

5. Kondisi kimia tanahKondisi fisik tanah merupakan hasil dari pengujian laboratorium tanah.

Page 15: Analisa Kesesuaian Lahan d

Tahapan Kajian1. Melakukan perhitungan kebutuhan air irigasi. Kebutuhan air irigasi ditentukan berdasarkan pola

tata tanam yang telah dipilih.

2. Melakukan analisa debit andalan berdasarkan data AWLR. Metode yang digunakan adalah metode weilbull

3. Menghitung neraca air. Neraca air dilakukan dengan membandingkan kebutuhan dan ketersediaan

4. Melakukan pengambilan sampel air dan tanah pertanian

5. Melakukan uji laboratorium

6. Melakukan kajian kesesuaian lahan irigasi.

Page 16: Analisa Kesesuaian Lahan d

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 17: Analisa Kesesuaian Lahan d

Iklim

• Curah hujan pada lokasi studi cukup tinggi. Berdasarkan data dari Stasiun Lalundu tampak bahwa hujan tahunan di wilayah Pedongga lebih besar dari 2500 mm.

• Untuk hari hujan juga cukup tinggi, yaitu lebih dari 100 hari.

• Curah hujan yang cukup pada lokasi studi sangat baik untuk pengembangan pertanian terutama padi sawah.

Bulan/Tahun 2014 2013 2012

Jan 195.7 152.5 168

Feb 50.7 679.2 212

Mar 212.3 322.1 160

Apr 301.2 585.6 243

Mei 225.6 549.6 219

Jun 191.6 164.4 276

Jul 181.5 298 468

Aug 727.6 369.5 571

Sep 255.4 673.5 191

Oct 11.2 273 453

Nop 160.7 495.9 518

Dec 119.5 372.6 687

Total 2633 4935.9 4166

Curah Hujan Bulanan Stasiun Lalundu (mm)(Sumber :BWSS III)

Page 18: Analisa Kesesuaian Lahan d

Iklim

• Suhu rerata di lokasi studi berkisar antara 25 s/d 280. Sedangkan kelembaban sekitar 75% s/d 92%.

• Suhu dan temperatur di lokasi studi cukup baik untuk perkembangan padi sawah. Alternatif lainnya adalah jagung dan kedelai. Dua komoditas tersebut dapat dipilih pada bulan-bulan kering.

Bulan/Tahun 2014 2013 2012Jan 27.23 27.92 26.50Feb 27.33 26.72 27.60Mar 28.25 27.66 24.90Apr 28.16 28.84 26.10Mei 28.25 27.39 24.30Jun 27.34 26.90 25.20Jul 28.11 26.70 26.10Aug 26.82 27.79 25.11Sep 27.35 26.95 27.33Oct 28.27 27.67 27.47Nop 27.46 27.92 27.32Dec 27.18 27.85 27.72

Suhu Rerata Sta. Lalundu (⁰C)(Sumber :BWSS III)

Page 19: Analisa Kesesuaian Lahan d

Kemiringan lereng

• Berdasarkan hasil pengukuran topografi lokasi calon lahan cukup datar. Kemiringan lahan berkisar antara 0 sampai dengan 3%.

Page 20: Analisa Kesesuaian Lahan d

Neraca Air

• Berdasarkan hasil kajian terpilih pola tata tanam yaitu Padi-Padi-Palawija. Awal musim tanam berada di Bulan Desember. Kebutuhan maksimum sebesar 1.75 m3/dt/ha.

• Debit andalan yang digunakan adalah Q80. Debit terkecil adalah 1 m3/dt. Berdasarkan analisa neraca air tampak bahwa debit air mencukupi, hanya terjadi defisit pada 1 dasarian yaitu Juni periode II.

Page 21: Analisa Kesesuaian Lahan d

Kualitas Air

Pelaksanaan uji kualitas air mengacu pada Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Kebutuhan Air Deviasi Kebutuhan Air DeviasiI 3.0 0.69 2.31 1.30 1.70II 1.3 0.92 0.36 0.90 0.38III 1.2 1.03 0.16 0.99 0.20I 10.6 1.20 9.40 0.37 10.23II 1.2 1.04 0.15 1.27 -0.08III 11.8 1.26 10.52 1.47 10.31I 6.2 1.66 4.54 1.07 5.13II 6.2 1.12 5.08 1.32 4.88III 8.3 1.12 7.17 1.09 7.20I 8.3 0.97 7.37 0.58 7.76II 10.6 0.71 9.87 0.77 9.81III 5.8 1.00 4.84 1.12 4.72I 8.3 0.36 7.93 1.08 7.21II 1.4 1.03 0.39 0.50 0.92III 1.0 0.99 0.04 1.07 -0.04I 1.0 0.55 0.47 0.32 0.70II 1.0 1.17 -0.15 0.83 0.19III 7.2 1.38 5.78 0.33 6.83I 7.1 1.10 6.01 1.10 6.01II 6.7 1.01 5.70 0.51 6.20III 3.9 0.98 2.95 1.06 2.87I 1.8 0.53 1.31 0.60 1.24II 3.9 0.00 3.86 0.39 3.47III 1.7 0.02 1.69 0.00 1.71I 1.9 0.00 1.94 0.00 1.94II 1.1 0.00 1.05 0.00 1.05III 1.7 0.00 1.65 0.00 1.65I 1.3 0.00 1.32 0.00 1.32II 1.1 0.00 1.05 0.06 0.99III 2.9 1.01 1.93 0.33 2.61I 1.4 0.72 0.65 0.91 0.46II 5.0 0.54 4.43 0.57 4.40III 10.5 0.46 10.05 0.80 9.71I 10.5 0.55 9.94 0.41 10.08II 9.8 0.41 9.43 0.00 9.84III 10.0 0.93 9.07 0.98 9.02

Nopember

Desember

Debit Tersedia

Mei

Juni

J uli

Agustus

September

Oktober

Bulan Periode

Januari

Februari

Maret

Alt 1

April

Neraca Air (m3/dt)(Sumber : hasil analisa)

Page 22: Analisa Kesesuaian Lahan d

Kualitas Air

• Nilai TSS cukup tinggi. Namun dapat diatasi dengan membangun kantong lumpur, sehingga mengurangi suspensi air yang akan masuk ke lahan irigasi.

• Nilai pH masih dalam kadar yang diijinkan.

• Nilai logam dalam air masih di bawah standart, sehingga masih layak digunakan sebagai air irigasi.

• Nilai nitrat dan nitrit cukup tinggi, sehingga membahayakan organisme perairan. Namun untuk air irigasi nilai tersebut tidak bermasalah.

• Nilai Total Phospat yang cukup tinggi dapat berasal dari pupuk pertanian. Apabila air tersebut digunakan untuk air irigasi, air akan mengandung zat hara yang bermanfaat untuk tumbuhan.Hasil Pengujian Kualitas Air

(Sumber: hasil uji lab)

1 Suhu

C 23.45 Deviasi 3

2 TDS mg/L 87 1000

3 TSS mg/L 85 50

4 pH - 7.75 6 - 9

5 Nitrat mg/L 13.3 10

6 Nitrit mg/L 0.13 0.06

7 Kromium (VI) mg/L 0.01 0.05

8 Tembaga mg/L 0 0.02

9 Total Phospat mg/L 7.69 0.2

10 Seng mg/L 0 0.05

11 Timbal mg/L 0 0.03

No Parameter Satuan Standart Air Kelas II

Hasil Analisa

Page 23: Analisa Kesesuaian Lahan d

Kondisi Fisik Tanah

• tanah pada lapisan atas memiliki berat isi lebih kecil dibandingkan tanah di bawah. Berat isi adalah berat tanah utuh (undisturbed) dalam keadaan kering dibagi dengan volume tanah, dinyatakan dalam g/cm3.

• Hasil perhitungan porositas tanah pada lapisan tanah yang diamati yaitu lebih besar dari 52%. Dengan persentase porositas tersebut maka tanah pada lapisan tersebut berada pada kriteria porositas tinggi. Karena tanah ini tergolong dalam mineral kecil sehingga memiliki kandungan bahan organik tinggi akibatnya tanah ini memiliki porositas yang tinggi. Hal ini sesuai dengan karena porositas di pengaruhi oleh tinggi rendahnya kandungan bahan organik.

• Berat jenis pada Tabel menunjukkan bahwa tanah tersebut termasuk tanah lempung organik. Nilai berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa tanah di lokasi studi bersifat lepas (lunak) atau tidak terlalu keras. Tanah yang lepas tidak sulit untuk diolah, sehingga pada proses penyiapan lahan Nilai tersebut juga termasuk rendah sehingga dapat dikatakan memiliki banyak bahan organik. Bobot isi yang rendah juga memudahkan akar tanah untuk mencari zat hara.

Kondisi Fisik Tanah(Sumber: hasil uji lab)

Berat Jenis

(g/cm3)1 Lap Atas 0.97 2.19 55.9

2 Lap Bawah 1.08 2.28 52.49

No Kode Berat Isi (g/cm3)

Porositas (%)

Page 24: Analisa Kesesuaian Lahan d

Kondisi Kimia Tanah

• Nilai pH H2O diantara 4,5 s/d 6,8. Pada nilai pH tersebut tanah bersifat asam. Tanah yang bersifat asam (4,5 s/d 5,5) dan agak asam (5,6 s/d 6,5). Tanah dengn kondisi pH tersebut memiliki kemampuan mengikat unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

• Nilai C organik antara 0,69 s/d 3,36%. Nilai tersebut pada kategori cukup baik.Berdasarkan tabel tersebut tanah pada kedalaman perakaran (0 s/d 20 cm) menunjukkan nilai yang lebih tinggi.Sehingga dapat dikatakan bahwa top soil masih cukup subur.

• Nilai N total berkisar 0,12 s/d 0,38. Nilai tersebut berada pada daerah sedang. Nilai KTK(kapasitas tukar kation) lebih besar dari 5,19 dan nilai Kejenuhan Basa (KB) lebih dari 41%.

Kondisi Kimia Tanah(Sumber: hasil uji lab)

C. Organik N. Total

H2O KCl 1N % %

1 6,4 6,2 1,73 0,23 13,45 97

2 5,9 5,6 1,11 0,17 9,23 81

3 4,6 4,3 3,36 0,38 13,41 41

4 4,5 4,3 0,69 0,12 5,19 45

KTK KBNo. Lab

pH 1:1

Page 25: Analisa Kesesuaian Lahan d

Kesesuaian LahanPersyaratan penggunaan/ karakteristik lahan

Kelas Kesesuaian Lahan Nilai Pada

LokasiS1 S2 S3 N

Temperatur (tc) 24-29 22-2429-32

18-2232-35

<18>35

S1

Ketersediaan air (wa) Irigasi Irigasi Irigasi - irigasi

Kelembaban (%) 33 – 90 30 - 33 <30>90

- S1

Kriteria drainase Agak terhambat,

sedang

Terhambat, baik

Sangat terhambat, agak cepat

Cepat S1

Kelas tekstur Halus, agak halus

Sedang Agak kasar kasar S1

Bahan kasar (%) <3 3-15 15-35 >35 S1

Kedalaman tanah (cm) >50 40-50 25-40 <25 S2

KTK (cmol/kg) >16 5 – 16 < 5 - S2

Kejenuhan basa (%) >50 35-50 <35 - S1

pH H2O 5,5 – 7,0 4,5 – 5,57,0 – 8,0

<4,5>8,0

- S1

C-organik (%) >1,2 0,8 – 1,2 <0,8 - S1

N total (%) Sedang Rendah Sangat rendah

- S1

Lereng (%) <3 3 – 8 8 – 30 >30 S1

Bahaya longsor Sangat ringan

Ringan Sedang Berat Sangat Ringan

Tinggi banjir (cm) 25 25-50 50-75 >75 >75

Lama (hari) Tanpa <7 7 – 14 >14 <7

Berdasarkan Tabel 7. Diketahui bahwa lokasi studi termasuk S1 atau sangat sesuai

Page 26: Analisa Kesesuaian Lahan d

KESIMPULAN

Page 27: Analisa Kesesuaian Lahan d

Kesimpulan• Kondisi iklim sangat mendukung lokasi studi untuk

dijadikan lokasi irigasi.• Analisa kondisi air menunjukkan bahwa kualitasnya

memenuhi untuk dijadikan sumber irigasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

• Kondisi fisik dan kimia tanah menunjukkan hasil yang mendukung untuk lokasi calon irigasi.

• Berdasarkan analisa kesesuaian lahan lokasi studi termasuk kelas S1 atau Sangat Sesuai.

Page 28: Analisa Kesesuaian Lahan d

Daftar Pustaka• Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Mamuju Utara Dalam Angka 2014. Mamuju

Utara : BPS.

• Djaenudin, D., Marwan, H., Subagjo, H., dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian.Bogor : Balai Besar LitbangSumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian

• Harto,Sri. 2009. Hidrologi: Teori, Masalah,Penyelesaian. Yogyakarta: Nafiri• Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Sekretariat Negara. Jakarta

• Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Pertanian No 79/Permentan/OT.140/2013 mengenai Pedoman Kesesuaian Lahan Pada Komoditas Tanaman Pangan. Sekretariat Negara. Jakarta

• Triatmodjo, Bambang. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset