TINGKAH LAKU IKAN II. PERILAKU INDIVIDUAL

92
1 TINGKAH LAKU IKAN II. PERILAKU INDIVIDUAL Oleh : Ir. M. Tajuddin Noor, MP Prodi PSDP FP Unitomo

Transcript of TINGKAH LAKU IKAN II. PERILAKU INDIVIDUAL

Slide 1Prodi PSDP – FP
6
Layang
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
KEMOTAKSIS POSITIF ; Crustacea akuatik mempunyai respon positif terhadap stimulus kemis yang berasal dari makanan Ex: Udang Lobster ( Panulirus spp) Kepiting Bakau ( Scylla serrata ) Mereka sangat tertarik pada bau umpan berupa : Kepala Ikan, Daging Belut, dll
17
18
24
25
statosis
26
STATOSIS
27
MEKANISME GEOTAKSIS : Jika posisi tubuh ikan miring, maka tahapan reaksi yang terjadi pada ikan :
Gaya gravitasi pada statosis akan berubah, Stimulus / rangsangan itu akan diterima
oleh Reseptor, Tanggapan dikoordinasikan melalui System
Syaraf, Perintah diterima oleh Efektor untuk
melakukan Aksi, Perilaku menyesuaikan kembali posisi
tubuh sebagaimana mestinya.
Respon otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus
Respon yang dibawa sejak lahir, yang sifatnya ditentukan oleh pola reseptor, syaraf, dan efektor yang diwariskan
Otak tidak perlu berperan untuk merespon stimulus yang diterima oleh reseptor.
30
Lanjutan …………………….
Merupakan respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang mempunyai sistem syaraf.
Gerakannya dapat dibedakan atas 2 golongan :
1. Refleks Sederhana 2. Refleks Kompleks
31
REFLEKS SEDERHANA : Merupakan aksi monosinaptik dan aksi-aksi lainnya yang tidak diikuti oleh aksi-aksi ikutan lainnya.
Ex. Gerak melompat atau meletik pada benur udang windu (Penaeus monodon) dalam upaya menyelamatkan diri dari suatu stimulan yang mengejutkan, dimana ia akan mengepakan ekornya dengan kuat yang didukung otot perut sehingga tubuhnya akan melesat kebelakan secara cepat.
32
Perilaku ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menguji kesehatan benur, dengan indikasi bahwa benur sehat akan berlompatan atau meletik-letik secara serempak dan spontan ketika dinding baskom/bak/wadah penampung benur kita ketuk.
33
34
SEGEROMBOLAN IKAN BELANAK (Mugil spp) AKAN MELESAT MENGHINDARI BAHAYA KETIKA DEGAN TIBA-
TIBA IA MENDAPAT SERGAPAN DARI SEEKOR IKAN PREDATOR
35
REFLEKS KOMPLEKS : Merupakan yang komplikasi, tergantung pada umpan baliknya, atau berupa rangkaian repleks sederhana.
Ex. Proses makan pada kepiting, walaupun otaknya telah dirusak / ditiadakan; suatu objek yang disentuhkan pada capitnya akan ditangkap dan didekatkan kemulutnya mula-mula diterima oleh maksiliped, kemudian bagian-bagian mulut lainnya, dan akhirnya ditelan apabila rasa makanan (objeknya) memang disukai.
36
Lanjutan …………….. Rangkaian 5 (lima) buah refleks sederhana membentuk suatu aksi dengan adanya peran kemoreceptor tanpa keterlibatan otak, Bahkan ia akan terus makan sampai-sampai perutnya pecah.
37
38
2.3 PENCARIAN MAKAN : a.Macam-macam Cara Makan Pencarian makanan pada berbagai jenis ikan menunjukan berbagai macam perilaku : a.l : Ikan-ikan Penyaring (Filter feeder) seperti ; Lemuru (Sardinella sirm), Layang (Decapterus spp), dll mencari makan dengan berenang- renang ditempat gerombolan plankton sambil membuka mulutnya.
39
40
Ikan Krapu (Epinephelus spp) Merupakan ikan buas soliter, suka berburu mangsa didekat dasar perairan dengan bersembunyi dicelah- celah karang sambil mengintai mangsanya dengan sabar, dan akan segera menyergap dan mencaplok mangsa yang lewat.
41
Keluarga Ikan Tuna, Seperti Tongkol , Cakalang, Tuna, dll merupakan ikan-ikan buas sosial (suka berkelompok), yang dalam mencari makannya beramai- ramai menyerbu gerombolan mangsanya secara bersama-sama
42
43
Perilaku ini dimanfaatkan oleh para nelayan untuk menangkap mereka dengan alat tangkap pancing “Pole and Line “ (Huhate) baik dengan menyebarkan umpan
yang masih hidup maupun yang sudah mati.
44
Dalam hubungannya dengan pencarian makan, beberapa jenis ikan juga sering melakukan Ruaya (Feeding Migration) Ex : Ikan Pelagic Kecil (Layang, Kembung, Lemuru, dll) Ikan Pelagic Besar (Tuna Mata Besar (Thunnus obesus), Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacore) Albacore (Thunnus alalunya), dll Suka melakukan ruaya lintas samudera.
45
b. Teknik Pemangsaan
Berdasarkan bagaimana mangsa itu ditangkap dan ditelan kita dapat membedakan 3 macam metode yaitu :
1) Penangkapan mangsa yang berukuran besar : Dilakukan dengan cara menyerangnya dari arah
kepala atau dengan cara mencengkramnya dari arah sisi, kemudian ditangkap ulang dari arah kepala.
46
Lanjutan ……………… Metode berburu ini merupakan cara yang khas bagi ikan buas yang suka menyergap mangsa dengan tiba- tiba seperti : ikan Krapu, Kakap Merah, Kakap Batu, dll
47
Cara ini sering dilakukan oleh ikan-ikan buas
pelagial seperti : Ikan Tongkol, Cakalang, Layur, Tengiri, dll.
48 Tengiri (Comberomorus commersoni)
50
3) Penangkapan mangsa yang berupa ikan atau biota air lainnya yang berukuran kecil, dilakukan dengan cara mencaplok begitu saja tanpa memperhatikan posisi tubuhnya.
Hal ini biasa dilakukan oleh ikan-ikan buas dalam memangsa anak-anak ikan, udang-udangan, dan anak-anak serangga.
51
52
Berdasarkan daerah perburuannya, mekanisme pemangsaan dapat dibedakan 3 tife : 1)Berburu dengan cara mencari mangsa kemana-mana : Dilakukan oleh ikan-ikan buas pelagik kecil maupun pelagis besar. Ex : Ikan Layang, Kembung, Tongkol, Cakalang, Tengiri, Setuhuk, Madidihang, dan beberapa jenis Cucut.
55
2) Berburu dengan cara mengharapkan ada mangsa yang lewat ditempat persembunyiannya :
Dilakukan oleh ikan-ikan buas yang suka
bersembunyi di dalam liang atau yang suka membenamkan diri di dalam lumpur atau pasir di dasar perairan
Ex : Ikan Belut, Ikan Kerondong. dll
59
3.) Berburu dengan cara mencari mangsa ditempat terbatas : Dilakukan oleh ikan-ikan karang Ex : Ikan Krapu, Napoleon, Kakap Merah, dll
62
d. Rangsangan Untuk Makan
Meskipun mekanisme perilaku makan itu sangat rumit, namun secara garis besar rangsangan (stimulan) tersebut dapat dibedakan atas 2 golongan yaitu :
65
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi motifasi internal yang mendorong aksi untuk makan, antara lain :
Musim Saat / waktu dalam satu hari Intensitas cahaya Suhu Waktu makan terakhir, dan Ritme-ritme internal lainnya
66
2) Rangsangan dari makanan yang diterima oleh alat-alat indera seperti : alat pembau, peraba, penglihatan, dan sistem gurat sisi yang mengendalikan aksi untuk makan
Interaksi antara kedua faktor tersebut di atas adalah akan menentukan kapan dan bagaimana ikan makan serta makanan apa yang disukainya.
67
Musim :
Sedangkan di daerah tropis
berpengaruh terhadap kedalaman air (adanya musim hujan dan musim kemarau)
68
Kedua hal tersebut pengaruh dalam aktifitas ikan mencari makan. Beberapa jenis ikan secara bersamaan berhenti makan selama musim pemijahan, termasuk ikan Salmon, dll
69
Saat Dalam Satu Hari : Merupakan salah satu faktor penting, untuk
beberapa jenis ikan seperti sebangsa lele- lelean yang disebut “ bullheat “ coklat
(Ictalurus nebulosus ) dan ikan lele (Clarias batrachus) yang mencari makan dengan alat pembau dan peraba, terutama merupakan ikan pencari makan pada waktu malam hari (Nocturnal).
70 Bullheat coklat ( Ictalurus nebulosus )
71
Sedangkan ikan-ikan lainnya seperti Gabus (Ophiocephalus striatus) dan ikan-ikan buas lainya yang mencari mangsa dengan penglihatannya , aktifitasnya hampir selalu dilakukan pada siang hari
72
Intensitas Cahaya : Kebanyakan ikan memiliki ritme sirkadian
(irama harian) dalam aktifitas makan dan geraknya, dengan puncaknya terjadi pada waktu menjelang matahari terbenam, dan menjelang matahari terbit.
73
• suhu, • salinitas, • Derajat Keasaman, • arus, dan • pasang surut
yang mempengaruhi aktifitas makan dan
aktifitas-aktifitas lainnya pada ikan, baik bekerja sendiri-sendiri maupun merupakan kombinasi antara dua faktor atau lebih.
74
• Gerak, • Warna dan • Bentuknya
75
Dalam suatu gerombolan ikan (baik monospesies maupun campuran) apabila salah satu ikan mendapatkan makanan maka ikan lainnya yang meliihat hal itu akan tergerak juga untuk mendapatkan makanan tadi,sehingga akan terjadi perebutan dan kejar-kejaran.
76
dalam aktifitas pencarian makan bagi beberapa jenis ikan yang mengandalkan indera pembau dan pengecapnya.
Ex : Ikan Hiu, dimana pendorong aksi makannya
terutama karena daya tarik kimiawi (misalnya bau darah).
Demikian pula pada jenis ikan krondong
77
78
2.4 PERNAPASAN IKAN : Hampir semua ika, insang adalah merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang : Terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras Dengan berupa filamen insang yang ada di dalamnya Tiap-tiap filamen terdiri banyak lamella sebagai tempat pertukaran gas
79
Pinggiran lamella yang tidak menempel pada lengkung insang sangat tipis, ditutupi oleh epitelium dan mengandung jaringan pembuluh darah kapiler.
Jumlah dan ukuran lamella juga sangat bervariasi, tergantung tingkah laku ikan.
Diagram ilustrasi pada aliran daarah dan air yang
melewati insang (Smith, 1982)
Proses Pernapasan dapat dibagi menjadi 4 tahap :
1. Pemasukan dan pengeluarann udara antara air dan insang atau paru-paru
2. Difusi oksigen, CO2 antara insang dan darah
3. Transfort Oksigen dan CO2 di dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel
4. Pengaturan pernapasan
Secara umum, ikan dan biota akuatik lainnya suka tinggal ditempat-tempat yang airnya banyak mengandung oksigen. Jika dilapisan bawah perairan kandungan oksigennya tipis/kritis, maka mereka akan berenang kelapisan didekat permukaan yang biasanya masih mempunyai kadar oksigen terlarut yang tinggi.
82
83
Jika dilapisan permukaan itupun kandungan oksigennya kritis juga, maka mereka akan mencakup-cakup udara dipermukaan air. Udara yang dicakup dicampur dengan air dan lendir sehingga masih dapat menolong pernbapasan. Walaupun sifatnya masih darurat, perlu ada tindakan/langkah darurat untuk mengatasinya.
84
Ex : Udang Windu, Udang Putih, atau udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) adalah hewan bentik, dan apabila kadar oksigen dilapisan bawah kritis maka ia akan naik kedekat permukaan dan berenang mengitari pematang, dan apabila keadaannya juga masih kritis maka mereka akan berlompatan dipermukaan perairan dalam upayanya melarikan diri dari lingkungan yang gawat.
85
86
Ada juga beberapa jenis ikan yang tenang- tenang, meski kondisi oksigen di dalam air menjadi kritis, Ikan-ikan yang mempunyai alat pernapasan tambahan, yang mampu mengambil oksigen langsung dari udara, Ex : Ikan Sepat (Trichogaster trichogaster) Ikan Gurami (Osphironemus goramy)
87
89
Lanjutan ……………… Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) Ikan Lele (Clarias batrachus), dll Ikan-ikan ini bahkan masih dapat bertahan hidup di luar air sampai beberapa jam ( 6 - 8 jam).
90
Ikan Belut sawah (Monopterus albus) bahkan dapat bertahan hidup didalam liang di dasar sungai yang kering selama musim kemarau. Di dalam liang yang lembab karena dibasahi dengan lendir, ikan belut masih dapat bernapas dengan menggunakan alat pernapasan tambahannya
91
92
SEKIAN