Tgs Ilmu Gizi IMT Antropometri END

download Tgs Ilmu Gizi IMT Antropometri END

of 19

Transcript of Tgs Ilmu Gizi IMT Antropometri END

MAKALAH

ANTROPOMETRI DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT)Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi

Disusun oleh:ENDANG SUNARNINIM. P07120112023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTAJURUSAN KEPERAWATAN2013

A. PENGERTIAN ANTROPOMETRIAntropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Antropometri artinya ukuran dari tubuh.Antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran - ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran).Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Jellife, 1966).Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.Syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah:1. Alat mudah didapat dan digunakan.2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.3. Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga khusus profesional, dapat oleh tenaga lain setelah mendapat pelatihan.4. Biaya relatif murah.5. Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cutt of point dan buku rujukan yang sudah pasti.6. Secara ilmiah diakui kebenarannya. Keunggulan AntropometriKeunggulan antropometri adalah sebagai berikut:1. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar.2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat.4. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.6. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena sudah ada ambang batas yang jelas.7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Kelemahan AntropometriBeberapa kelemahan dari pengukuran antropometri adalahsebagai berikut:1. Tidak sensitif.2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi).3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.

4. Kesalahan terjadi karena:a. Pengukuran.b. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan.c. Analisis dan asumsi yang keliru.5. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:a. Latihan petugas yang tidak cukup.b. Kesalahan alat atau alat tidak ditera.c. Kesulitan pengukuran.

B. CARA PENGUKURAN ANTROPOMETRIUkuran antropometri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :1. Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibanding dengan umur. Misalnya, BB terhadap usia atau TB terhadap usia. Dengan demikian, dapat diketahui apakah ukuran yang dimaksud tersebut tergolong normal untuk anak seusianya.2. Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan pengukuran lainnya tanpa memperhatikan berapa umur anak yang diukur. Misalnya berat badan terhadap umur.Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan untuk menentukkan keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah :1. Berat BadanBerat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang mencukupi misalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh.Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700 1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 350 gram/bulan.Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulan berikutnya hanya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap adolesensia (remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat (growth spurt).Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :a. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg.b. Berat badan usia 3 12 bulan, menggunakan rumus :Umur (bulan) + 9 / 22 = n + 9c. Berat badan usia 1 6 tahun, menggunakan rumus :( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8Keterangan : n adalah usia anak.d. Berat badan usia 6 12 tahun , menggunakan rumus :Umur (tahun) X 7 5 / 2 Cara pengukuran berat badan anak adalah :a. Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup pakaian dalam saja.b. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan. Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri di atas timbangan injak tanpa dipegangi.c. Ketika menimbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas di atas tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.d. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang.e. Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut :BB anak = (berat badan ibu dan anak) BB ibuf. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.g. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu apakah status gizi anak normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berat badan anak berada pada kurva berwarna hijau, kuning atau merah.2. Tinggi Badan ( Panjang badan)Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan (1,5 x panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18 20 tahun.Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu :a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm.b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 x panjang badan lahir.c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir.d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun.e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir.f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun.Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):a. Lahir : 50 cm.b. Umur 1 tahun : 75 cm.c. 2 12 tahun : umur (tahun) x 6 + 77.Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :a. Usia kurang dari 2 tahun1) Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur (meteran).2) Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada meja (posisi ekstensi).3) Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.4) Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur. b. Usia 2 tahun atau lebih 1) Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan menempel pada alat pengukur.2) Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.3. Lingkar kepalaSecara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm.Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah:a. Siapkan pita pengukur (meteran).b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior.c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala.4. Lingkar Lengan Atas (Lila)Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil.b. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar (dapat digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur.d. Catat hasil pada KMS.5. Lingkar DadaSebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa (mid respirasi) pada tulang xifoidius (insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring. Cara pengukuran lingkar dada adalah :a. Siapkan pita pengukur.b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada.c. Catat hasil pengukuran pada KMS.

C. PENGERTIAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT)Indeks Massa Tubuh (IMT) atau sering juga disebut indeks Quatelet pertama kali ditemukan oleh seorang ahli matematika Lambert Adolphe Jacques Quatelet adalah alat pengukuran komposisi tubuh yang paling umum dan sering digunakan. Beberapa studi telah mengungkapkan bahwa IMT adalah alat pengukuran yang berguna untuk mengukur obesitas, dan telah direkomendasikan untuk evaluasi klinik pada obesitas anak (Daniels et al, 1997).IMT merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan indeks quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2)). Interprestasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin anak karena anak lelaki dan perempuan memiliki kadar lemak tubuh yang berbeda. IMT adalah cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain itu juga penting untuk mengidentifikasi pasien obesitas yang mempunyai risiko komplikasi medis (Pudjiadi et al, 2010).Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al.,2002).Permasalahan berat badan bukanlah hal yang sederhana. Seseorang yang berat badannya masuk dalam kategori kurus, penampilannya cenderung kurang baik, mudah letih dan memiliki risiko terkena penyakit seperti infeksi, depresi, anemia dan diare. Sebaliknya seseorang yang memiliki berat badan di atas normal atau berlebihan, penampilannya juga cenderung kurang menarik. Geraknya lamban, dan berisiko terkena penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi dan sebagainya. Maka memiliki tubuh ideallah yang selalu diharapkan semua orang.Ciri-ciri Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)1. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori kurusIndeks massa tubuh di kategorikan kurus jika pembagian berat per kuadrat tingginya kurang dari 18 kg/m2. Penyebabnya rata-rata dikarenakan konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Kerugiannya jika seseorang masuk dalam kategori ini antara lain :a. Penampilan cenderung kurang menarik.b. Mudah letih.c. Risiko sakit tinggi, beberapa risiko sakit yang dihadapi antara lain: penyakit infeksi, depresi, anemia dan diare.d. Wanita kurus kalau hamil mempunyai risiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. e. Kurang mampu bekerja keras.2. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori normalIndeks massa tubuh masuk ketegori normal jika pembagian berat per kuadrat tingginya antara 18 sampai 25 kg/m2. Kategori ini bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh. Sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak, maupun penggunaan lemak sebagai sumber energi. Keuntungan dari IMT yang normal ini antara lain:a. Penampilan menarik, proporsional, dan lincah.b. Risiko penyakit bisa diminimalisir menjadi lebih rendah.Adapun cara untuk mempertahankan IMT dalam grade yang normal ini adalah:a. Mempertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi seimbang.b. Perlu kebiasaan olah raga yang teratur.c. Tetap melakukan kebiasaan fisik sehari-hari.3. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori berlebihan (kegemukan)Menurut Direktorat Gizi Masyarakat RI tahun 2002, kegemukan atau obesitas digolongkan menjadi dua kategori, yaitu:a. Kelebihan berat badan tingkat ringan.b. Kelebihan berat badan tingkat berat.Obesitas berpotensi menjadi faktor primer kasus degeneratif dan metabolik sindrom. Beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas adalah risiko yang paling tinggi untuk penyakit jantung, DM, dan beberapa jenis kanker. Adapun kerugian atau risiko dari kategori ini adalah:a. Penampilan kurang menarik.b. Gerakan tidak gesit dan lambat.c. Merupakan faktor resiko penyakit: Jantung dan pembuluh darah, kencing manis (diabetes mellitus), tekanan darah tinggi, gangguan sendi dan tulang (degeneratif), gangguan fungsi ginjal, kanker, pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur), faktor penyulit pada saat persalinan (Charlotte, 2000).Kekurangan dan Kelebihan Indeks Massa TubuhIndeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator yang dapat dipercayai untuk mengukur lemak tubuh. Walau bagaimanapun, terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan dalam menggunakan IMT sebagai indikator pengukuran lemak tubuh.

Kekurangan indeks massa tubuh adalah:1. Pada olahragawanTidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina) yang cenderung berada pada kategori obesitas dalam IMT disebabkan mereka mempunyai massa otot yang berlebihan walaupun presentase lemah tubuh mereka dalam kadar yang rendah. Sedangkan dalam pengukuran berdasarkan berat badan dan tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh lemak tubuh.2. Pada anak-anakTidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah seiringan dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang. Jumlah lemak tubuh pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama pertumbuhan. Oleh karena itu, pada anak-anak dianjurkan untuk mengukur berat badan berdasarkan nilai persentil yang dibedakan atas jenis kelamin dan usia.3. Pada kelompok bangsaTidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena harus dimodifikasi mengikut kelompok bangsa tertentu. Sebagai contoh IMT yang melebihi 23,0 adalah berada dalam kategori kelebihan berat badan dan IMT yang melebihi 27,5 berada dalam kategori obesitas pada kelompok bangsa seperti Cina, India, dan Melayu. (CORE, 2007).Kelebihan indeks massa tubuh adalah:a. Biaya yang diperlukan tidak mahal.b. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan tinggi badan seseorang.c. Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah dinyatakan pada tabel IMT.

D. CARA PENGUKURAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT)Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:IMT = Berat Badan (kg) / [Tinggi Badan (m)]2

Kategori Indeks Massa TubuhUntuk orang dewasa yang berusia 20 tahun ke atas, IMT diinterpretasi menggunakan kategori status berat badan standar yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk anak-anak dan remaja, intrepretasi IMT adalah spesifik mengikut usia dan jenis kelamin (CDC, 2009).Secara umum, IMT 25 ke atas membawa arti pada obesitas. Standar baru untuk IMT telah dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI di bawah 18,5 sebagai sangat kurus atau underweight, IMT melebihi 23 sebagai berat badan lebih atau overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi orang dewasa adalah diantara 18,5 sehingga 22,9. Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat: tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), dan tingkat III (>40) (CDC, 2002).Tabel 1: Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (WHO, 2004).ClassificasionBMI (kg/m2)Principal cut-off points

Underweight< 18,50

Severe thinness< 16,00

Moderate thinness16,00 16,99

Mild thinness17,00 18,49

Normal Range18,50 25,99

Pre Obese25,00 29,99

Obese>30,00

Obese class I30,00 34,99

Obese class II35,00 39,99

Obese class III>40,00

Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut.

Tabel 2.3 Batas Ambang IMT Indonesia (Depkes, 2003).GenderKategori IMT (kg/m2)

KurusNormalKegemukan

Tingkat ringanTingkat berat

Pria25 27 kg/m2>27 kg/m2

Wanita23 27 kg/m2

E. DATA PERHITUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT)IMT = Berat Badan (kg) / [Tinggi Badan (m)]2 = 58 kg / (1,69 m)2 = 58 kg / 2,8561 m2 = 20,3074122 kg/m2 dibulatkan menjadi 20,31 kg/m2KesimpulanBerdasarkan hasil Indeks Massa Tubuh (IMT) dari penulis yaitu sebesar 20,1 kg/m2 dan didasarkan pada Tabel 1 (WHO, 2004) dan Tabel 2 (Depkes, 2003) dapat disimpulkan bahwa IMT atau BMI penulis termasuk dalam kategori normal.

DAFTAR PUSTAKA

Tedjho. 2012. Indeks MassaTubuh. Diunduh tanggal 20 Maret 2013. Dari alamat web. http://tedjho.wordpress.com/2012/09/21/215/Siti Haryani. 2009. Cara Pengukuran Antropometri. Diunduh tanggal 20 Maret 2013. Dari alamat web. http://keperawatanpediatrik.blogspot.com/2009/06/cara-pengukuran-pengukuran-antropometri.htmlDhita Prianthara. 2011. Pengukuran Antropometri. Diunduh tanggal 20 Maret 2013. Dari alamat web. http://dhitaprianthara.blogspot.com/2011/12/pengukuran-antropometri.htmlWahid Biyobe. 2012. Pengertian Status Gizi dan Kategori IMT (Indeks Massa Tubuh). Dunduh tanggal 20 Maret 2013. Dari almat web. http://wahid-biyobe.blogspot.com/2012/12/pengertian-status-gizi-dan-kategori-imt.htmlDwi Rusetiawati dkk. 2009. Pengukuran Antropometri Berat Badan. Dunduh tanggal 20 Maret 2013. Dari alamat web. http://teazindrahayu.wordpress.com/2009/12/12/pengukuran-antropometri-berat-badan/