MODUL Antropometri

62
MODUL 1 ANTROPOMETR I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan kerja, berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya suatu pekerjaan. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan bukan hanya karena bersifat wajar dan manusiawi tetapi karena apabila tidak diperhatikan dapat menimbulkan berbagai kerugian, sebaliknya apabila diperhatikan dan diatur dengan baik, maka dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi suatu pekerjaan adalah komponen penyusun dari sistem kerja tersebut. Untuk itu dalam perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia harus diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari manusia itu sendiri baik dari segi fisik maupun psikologisnya. Kelebihan dan kekurangan manusia dari segi fisik harus dapat disesuaikan dengan komponen dari sistem kerja yang berupa fasilitas kerja dan tempat kerjanya. Penyesuaian komponen tersebut akan sangat membantu kerja manusia tersebut, sehingga sistem akan berjalan optimal. Untuk itulah diperlukan suatu pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap dimensi-dimensi tubuh manusia. Hasil dari pengukuran ini kemudian dapat diaplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan interaksi dengan komponen sistem kerja tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam melakukan perancangan suatu fasilitas dan tempat kerja dalam suatu sistem diperlukan pengetahuan tentang ergonomi dan antropometri untuk dapat menghasilkan suatu rancangan yang tepat dan optimal dengan memanfaatkan data-data pengukuran dimensi tubuh manusia yang akan berinteraksi dengan fasilitas dan tempat kerja tersebut. Diharapkan nantinya dengan adanya pengetahuan tentang antropometri fasilitas LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1

Transcript of MODUL Antropometri

Page 1: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lingkungan kerja, berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya suatu

pekerjaan. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan bukan hanya karena bersifat wajar

dan manusiawi tetapi karena apabila tidak diperhatikan dapat menimbulkan

berbagai kerugian, sebaliknya apabila diperhatikan dan diatur dengan baik, maka

dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi suatu pekerjaan adalah komponen penyusun dari sistem kerja

tersebut. Untuk itu dalam perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia

harus diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari manusia itu sendiri baik dari

segi fisik maupun psikologisnya. Kelebihan dan kekurangan manusia dari segi

fisik harus dapat disesuaikan dengan komponen dari sistem kerja yang berupa

fasilitas kerja dan tempat kerjanya. Penyesuaian komponen tersebut akan sangat

membantu kerja manusia tersebut, sehingga sistem akan berjalan optimal. Untuk

itulah diperlukan suatu pengukuran antropometri.

Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap

dimensi-dimensi tubuh manusia. Hasil dari pengukuran ini kemudian dapat

diaplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan

interaksi dengan komponen sistem kerja tersebut baik secara langsung maupun

tidak langsung. Dalam melakukan perancangan suatu fasilitas dan tempat kerja

dalam suatu sistem diperlukan pengetahuan tentang ergonomi dan antropometri

untuk dapat menghasilkan suatu rancangan yang tepat dan optimal dengan

memanfaatkan data-data pengukuran dimensi tubuh manusia yang akan

berinteraksi dengan fasilitas dan tempat kerja tersebut. Diharapkan nantinya

dengan adanya pengetahuan tentang antropometri fasilitas dan tempat kerja

dapat membuat keadaan kerja lebih produktif dan nyaman.

1.2 Tujuan Praktikum

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan praktikum ini secara umum adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam merancang fasilitas dan tempat

kerja yang optimum untuk kelancaran sistem kerja.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1

Page 2: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

2. Memahami keterbatasan dan kelebihan manusia dari sisi antropometri serta

mampu menggunakannya untuk mengoptimalkan sistem kerja.

3. Mampu menganalisis, menilai, dan memperbaiki serta merancang suatu

fasilitas dan tempat nyasar.

4. Memahami alat-alat yang digunakan dalam pengukuran antropometri.

5. Mengaplikasikan ilmu ergonomi pada dunia kerja nantinya.

6. Mengetahui pentingnya perancangan fasilitas dan tempat kerja yang

ergonomis untuk meghindari kecelakaan dan rasa sakit pada saat bekerja.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan praktikum ini secara khusus adalah sebagai berikut :

1. Mampu mengukur dimensi-dimensi tubuh manusia sesuai antropometri.

2. Menganalisis dan merancang suatu komponen sistem kerja (fasilitas dan

tempat kerja) yang sesuai dengan dimensi ukuran tubuh manusia dari hasil

simulasi kerja.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2

Page 3: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Ergonomi

Pengertian Ergonomi dalam buku Sritomo Wignjosoebroto adalah Ergonomi

(ergonomics) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja

dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan

sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan

pekerjaan. Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari

kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk

buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-

batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat

berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa perangkat

keras/hard-ware ( mesin, peralatan kerja dll ) dan perangkat lunak/soft-ware

(metode kerja, sistem dan prosedur, dll ). Dengan demikian terlihat jelas bahwa

ergonomi adalah suatu keilmuan yang multi disiplin, karena disini akan

mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kehayatan ( kedokteran,

biologi ), ilmu kejiwaan (psychology ) dan kemasyarakatan ( sosiologi ).

Dalam perkembangan selanjutnya, ergonomi dikelompokkan atas empat

bidang penyelidikan, menurut Iftikar Sutalaksana dalam bukunya yaitu :

1. Penyelidikan tentang tampilan ( display ).

Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang

menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan, dan

mengkomunikasikannya pada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka,

lambang dan sebagainya.

2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia

Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja,

dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut

3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja.

Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja

yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh manusia, agar diperoleh tempat

kerja yang baik, yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia.

4. Penyelidikan tentang lingkungan kerja.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3

Page 4: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan

fasilitas kerja seperti pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur,

getaran dll. Yang dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku manusia.

Berkenaan dengan bidang-bidang penyelidikan yang tersebut diatas, maka

terlihat sejumlah disiplin dalam ergonomi, yaitu :

1. Anatomi dan fisiologi, yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh manusia.

2. Antropometri, yaitu ilmu mengenai ukuran/dimensi tubuh manusia.

3. Fisiologi psikologi, yang mempelajari sistem saraf dan otak manusia.

4. Psikologi eksperimen, yang mempelajari tingkah laku manusia.

Maksud dan tujuan dari disiplin ilmu ergonomi adalah untuk mendapatkan

rancangan sistem manusia dan teknologi yang optimal. Permasalahan sistem ini

tentu saja diselesaikan dengan proses pendekatan sistem pula. Disiplin akan

mencoba membawa ke arah proses perancangan mesin yang tidak saja memiliki

kemampuan yang canggih, melainkan juga memperhatikan aspek kemampuan

dan keterbatasan manusia. Dengan demikian sistem tersebut bisa berjalan

dengan efektif dan efisien.

Disiplin ergonomi ini sangat banyak sekali diaplikasikan dalam perancangan

produk. Sebagai contoh, pernahkah Anda menyadari makna di balik susunan

huruf yang ada pada keyboard komputer? Mengapa huruf “a, s, d, f” terletak di

sebelah kiri secara berurutan, sedangkan tombol spasi terletak di bagian bawah?

Mengapa tombol anak panah ada di sebelah kanan bawah, tidak ditaruh di

tengah saja? Itu semua adalah hasil aplikasi dari ilmu ergonomi. Susunan huruf

dibuat sedemikian rupa sehingga tombol huruf yang sering digunakan untuk

menulis akan berada dalam jangkauan yang lebih dekat dari tangan kita. Tombol

spasi diletakkan di bagian bawah dan ukurannya lebih luas dibanding yang lain,

karena tombol ini hampir selalu kita tekan setiap, tatkala selesai menulis sebuah

kata. Begitu juga dengan letak tombol panah yang mudah dijangkau tangan

kanan, karena tangan kanan kita lebih sensitif sehingga memudahkan untuk

mengarahkan pointer.

2.2Sejarah Ergonomi

Pengkajian hubungan manusia dengan lingkungan kerja sebenarnya sudah

lama dilakukan oleh manusia, antara lain terlihat pada perubahan rancangan

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

4

Page 5: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

peralatan-peralatan yang digunakan, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk

menjadi batu yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa bagian dari

batu tersebut. Perubahan pada alat sederhana ini menunjukkan bahwa manusia

sejak awal kebudayaan berusaha memperbaiki alat-alat yang dipakainya untuk

memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat batu runcing yang

bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar genggaman sehingga lebih

memudahkan dan menggerakkan pemakaiannya.

Pengembangan yang lebih mendalam dilakukan setelah perang dunia kedua,

tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris oleh sekelompok ilmuwan yang terdiri

dari: ahli anatomi, ahli psikologi, dan insinyur. Hal itu dianggap sebagai hari

lahirnya ergonomi.

Pada hari itu diadakan pertemuan di British Admiralty yang membentuk

suatu Human Resources Group untuk orang-orang yang berminat terhadap

masalah manusia dalam berkerja. Baru pada tanggal 16 Februari 1950

terminologi ergonomi diadopsi dan ergonomi menjadi suatu disiplin ilmu.

Pada abad ke-20 orang mulai mensistemasikan cara-cara perbaikan tersebut

dan secara khusus mengembangkannya. Usaha-usaha ini terus berkembang

terus menerus. Istilah untuk ilmu baru ini berbeda di beberapa Negara, seperti:

“Arbeltswissenschaft” di Jerman, “Bioteknologi” dinegara-negara Skandinavia,

“Human Engineering” atau “Human Factor Engineering” di negara-negara

Amerika bagian Utara. Perbedaan nama-nama diatas hendaknya tidak dijadikan

masalah, karena secara praktis istilah-istilah tadi mempunyai maksud yang

sama.

2.3 Interaksi Man-Mesin

Sistem manusia mesin merupakan kombinasi antara satu atau beberapa

manusia dengan satu atau beberapa “mesin” dimana salah satu dengan yang

lainnya akan saling berinteraksi untuk mengahasilkan keluaran keluaran

berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh (Sritomo,2008:35). Yang

dimaksud dengan “mesin” dalam hal ini mencakup semua objek fisik seperti

peralatan, perlengkapan, fasilitas, dan benda-benda yang biasa digunakan

manusia dalam melaksanakan pekerjaannya.

Terdapat tiga macam hubungan dalam kaitannya dengan sistem manusia

mesin yang meliputi: manual man machine system, semi automatic machine

system, automatic man machine system.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

5

Page 6: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

1. Manual Man-Machine System

Dalam site mini input akan langsung ditransformasikan oleh mausia

menjadi output. Di sini manusia masih memegang kendali secara penuh

didalam melaksanakan aktivitasnya. Peralatan kerja yang ada hanyalah

sekedar menambah kemampuan kapabilitas dalam menyelesaikan pekerjaan

yang semakin kapabilitas dalam menyelesaiakan pekerjaaan yang

dibebankan kepadanya. Sistem dimana manusia secara penuh berfungsi

sumber tenaga dan pengendalian langsung dikenal sebagai manual system.

Gambar 2.1 Bagan Input-output dari Sistem Manusia Mesin Hubungan Manual Sumber: Wignjosoebroto, 2008

2. Semi – Automatic Man-Machine System

Tidak seperti halnya pada manual system maka dalam semi automatic

man-machine system akan ada mekanisme khusus yang akan mengolah

input atau informasi dari luar sebelum masuk ke dalam sistem kerja manusia

dan demikian pula reaksi yang berasal dari sistem manusia ini akan diolah

atau dikontrol terlebih dahulu melewati suatu mekanisme tertentu sebelum

suatu output berhasil diproses.

Gambar 2.2 Bagan Input-output dari Sistem Manusia Mesin Hubungan Semi Otomatis/Mekanis

Sumber: Wignjosoebroto, 2008

3. Automatic Man-Machine System

Di dalam sistem ini manusia akan melaksanakan fungsi dua sekaligus

yaitu menerima rangsangan dari luar dan pengendali aktifitas seperti

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

6

Page 7: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

umumnya yang dijumpai pada prosedur kerja yang normal. Fungsi operator

di sini hanyalah memonitor dan menjaga agar supaya mesin tetap bekerja

deangan baik serta memasukkan data atau mengganti dengan program-

program baru apabila diperlukan.

Gambar 2.3 Bagan Input-output dari Sistem Manusia Mesin Hubungan Otomatis Sumber: Wignjosoebroto, 2008

Dibandingkan dengan mesin, manusia sebagai komponen yang ada di dalam

proses produksi akan memiliki beberapa keterbatasan antara lain sebagai

berikut:

1. Tidak bisa menghasilkan tenaga fisik ataupun tekanan dalam jumlah besar,

sebagai contoh tenaga yang besar guna memotong logam.

2. Tidak bisa menggunakan kekuatan ototnya dengan intensitas yang tetap

dan/atau tingkat akurasi yang tinggi.

3. Tidak bisa menampilkan kecepatankerja yang tinggi dan gerakan-gerakan

yang berulang tanpa kenal lelah, bosan maupun menimbulkan kesalahan.

4. Tidak bisa melakukan analisis dan kalkulasi perhitungan masalah-masalah

yang terlalu kompleks secara cepat dan tepat.

5. Tidak bisa mengenrjakan berbagai macam pekerjaan yang berbeda-beda

secara serentak dalam waktu yang relatif bersamaan.

6. Tidak bisa menyimpan dan memanggil/mengingat kembali sejumlah data

dalam jumlah besar secara secara tepat dan akurat.

7. Tidak bisa memberikan tanggapan secara cepat terhadap sinyal kendali yang

berubah-ubah dalam frekuensi yang seringkali.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

7

Page 8: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

8. Tidak bisa memberikan performance dan fungsi kerja secara memeuaskan

bilamana kondisi lingkungan fisik kerja seperti panas, dingin, bising,

kelembaban, dan sebagainya berada di atas ambang batas kesanggupannya.

Selanjutnya dibandingkan dengan manusia, mesin – istilah ini juga dipakai

untuk menyebut fasilitas kerja lainnya yang “non-human” – secara umum juga

akan memliki keterbatasan-keterbatasan antara lain seperti berikut.

1. Tidak bisa memberi tanggapan terhadap “perintah-perintah” yang di luar

batas kemampuan yang telah dirancang sebelumnya.

2. Tidak bisa memberi tanggapan terhadap kejadian-kejadian yang tidak

diramalkan sebelumnya.

3. Tidak bisa “berpikir” induktif, yaitu menarik kesimpulan umum dari hal-hal

yang bersifat khusus.

4. Tidak bisa bertindak fleksibel, seperti menggunakan alternate-alternatif baru

yang tidak dirancang/diprogramkan sebelumnya.

5. Tidak bisa berfungsi secara layak di luar batas beban atas kapasitas

normalnya.

Dari perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa manusia dan mesin (non-

human) memiliki keterbatasan-keterbatasan dan kelebihan yang bila keduanya

digabungkan akan dapat menghasilkan sebuah stasiun kerja baru yang lebih

baik. Oleh karena itu, perancangan mengenai stasiun kerja dengan

penggabungan sub-sistem manusia dan sub-sistem mesin haruslah sesuai untuk

keduanya. Seperti peletakkan panel-panel kontrol yang sesuai dengan tinggi

siku, display instrumen sesuai dengan tinggi pandangan mata, dan sebagainya.

Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.4 Interaksi Kerja dalam Sistem Manusia-MesinSumber: Wignjosoebroto, 2008

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

8

Page 9: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Dengan memperhatikan kelebihan ataupun keterbatasan manusia

dibandingkan mesin , tabel dibawah ini akan memberikan semacam kesimpulan

umum tentang perbandingan manusia-mesin untuk beberapa masalah tertentu.

Tabel 2.1 Perbandingan Antara Manusia-Mesin Ditinjau dari Beberapa AspekMasalah Manusia Mesin

Kecepatan Lambat Cepat

Tenaga (Power)Kecil , terbatas dan berubah-ubah

Dapat diatur dengan baik , bisa besar dan tetap

KeseragamanTidak dapat diandalkan , perlu dimonitor dengan mesin

Seragam/standart cocok untuk pekerjaan rutin dan massal

Ingatan (Memory)

Bisa mengingat segala macam,dengan pendekatan dari berbagai sudut , baik untuk menentukan dasar-dasar pikiran maupun strategi

Baik untuk menyimpan dan memproduksi sesuatu yang sudah ditentukan baik untuk jangka oendek maupun panjang (komputer)

Berpikir Induktif Baik Deduktif baik

KalkulasiLambat dan sangat mungkin melakukan kesalahan tetapi memiliki kemampuan koreksi

Cepat dan tepat , tetapi tidak memiliki kemampuan koreksi

Reaksi terhadap yang berlebihan

Degradasi , kemampuan akan turun secara bertahap

Kerusakan terjadi tiba-tiba

KepintaranDapat menyesuaikan sesuatu yang terduga/dapat diduga dapat meramal , menganalisa

Tidak ada , hanya bisa memutuskan ya/tidak sesuai dengan program.

Sumber: Wignjosoebroto , Sritomo . (2003 : 41)

Dari perbedaan antara manusia dan mesin tersebut di atas, maka diharapkan

akan dapat dirancang suatu sistem manusia-mesin dimana interaksi hubungan

antara manusia dan mesin tersebut akan saling melengkapi satu dengan lainnya.

Disini kita melihat bahwa kelebihan utama manusia dibandingkan dengan

mesin adalah sifatnya yang mudah untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Manusia bisa merubah peranannya dengan cepat dan teratur,

sehingga memungkinkannya untuk bisa bekerja dalam kondisi apapun. Tetapi

sifat yang mudah berubah-ubah dari manusia ini juga membuktikan sifat

ketidakstabilan manusia, yaitu cara atau apa yang dihasilkan sekarang belum

tentu sama denan yang dihasilkan yang akan datang. Hal lain berbeda dengan

sifat mesin yang relatif lebih stabil dibandingkan dengan  manusia. Dengan kata

lain, sistem manusia-mesin pada hakekatnya akan lebih banyak dipengaruhi oleh

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

9

Page 10: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

kemampuan dan keterbatasan manusia. Dengan mempelajari komponen

manusia sebagai salah satu komponen dalam sistem manusia – mesin,

diharapkan dapat memperoleh hasil yg optimal.

2.4Pengertian Antropometri

Istilah antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthro yang berarti

manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif, antropometri dapat

dinyatakan sebagai studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh

manusia. Menurut Nurmianto (2004), antropometri merupakan kumpulan data

numerik yang berhubungan dengan karateristik tubuh manusia, ukuran, bentuk,

dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah

desain. Data antropometri ini dapat diterapkan jika tersedia nilai mean (rata-rata)

dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal.

Menurut Sanders & Mc Cormick ; Pheasant (1988) ; dan Pulat (1992),

antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karateristik fisik tubuh

lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang.

Secara luas, antropometri akan digunakan sebagai pertimbangan-

pertimbangan ergonomis dalam merancang interaksi manusia dalam sebuah

sistem. Data antropometri ini akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi

yang tepat berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan

mengoperasikannya atau menggunakan produk tersebut (Wignjosoebroto,2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan dimensi tubuh manusia

(Sritomo, 2000) adalah sebagai berikut :

1. Jenis Kelamin

Terdapat perbedaan antara dimensi tubuh pria dan tubuh wanita. Pada

umumnya, tubuh pria lebih besar dibanding tubuh wanita. Oleh karena

perbedaan tersebut, maka data antropometri untuk kedua jenis kelamin

tersebut dibedakan.

2. Suku Bangsa

Suku bangsa yang berbeda akan memiliki karateristik tubuh yang

berbeda juga antara satu dengan lainnya.

Berikut ini gambar yang menunjukkan perbedaan dimensi tinggi dari

berbagai suku bangsa (5th dan95th) :

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

10

Page 11: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Gambar 2.5 Perbedaan Tinggi Tubuh Manusia dalam Posisi Berdiri Tegak untuk Berbagai Suku Bangsa

Sumber: Wignjosoebroto, 2008

Keterangan :

1. Amerika 6. Italia (militer)

2. Inggris 7. Perancis (militer)

3. Swedia 8. Jepang (militer)

4. Jepang 9. Turki (militer)

5. Amerika (pilot)

3. Usia

Usia digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu balita, anak-anak,

remaja, dewasa, dan lanjut usia. Hal tersebut mempengaruhi desain ketika

diaplikasikan untuk kelompok usia tertentu. Hal ini dikarenakan manusia

memiliki fase bertumbuh dari waktu ke waktu. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan di Amerika Serikat, disimpulkan bahwa pria akan tumbuh dan

berkembang sampai dengan usia 21 tahun, sedangkan wanita 17 tahun.

Bahkan ada sekitar 10% yang masih terus bertambah tinggi hingga usia 23

tahun untuk pria, dan 21 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak akan ada lagi

pertumbuhan, bahkan justru akan cenderung terjadi penyusutan atau

penurunan yang dimulai sekitar umur 40 tahun-an.

4. Jenis Pekerjaan

Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam

seleksi karyawannya. Misalnya pekerjaan buruh mengharuskan orang-orang

yang berpostur lebih besar dibanding pekerja kantoran. Sedangkan menurut

Wignjosoebroto (2003) dimensi tubuh manusia juga dipengaruhi oleh tingkat

sosio ekonomi. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi

tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan

dengan negara-negara berkembang. LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA11

Page 12: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

5. Pakaian

Pakaian merupakan sumber variabilitas yang dipengaruhi oleh keadaan

daerah. Misalnya saat musim dingin, manusia akan memakai baju yang lebih

tebal.

6. Faktor Kehamilan pada Wanita

Wanita hamil jelas memiliki perbedaan dimensi tubuh dengan wanita

yang tidak hamil. Terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan

produk dan analisis perancangan kerja.

7. Cacat Tubuh

Dengan perkembangan zaman, maka ada satu rancangan fasilitas untuk

para penderita cacat tubuh secara fisik, misalnya kursi roda dan tangan

palsu.

8. Posisi Tubuh

Sikap atau postur tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh. Oleh

sebab itu, posisi tubuh standar harus diterapkan dalam survei pengukuran.

Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dikenal dua cara pengukuran, yaitu:

a. Antropometri Statis (Structural Body Dimensions)

Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan

tubuh. Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya

representative. Disebut juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana

tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap

tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara

lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun

duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau

duduk, panjang lengan, dan sebagainya. Antropometri struktural ini

diantaranya: tinggi selangkang, tinggi siku, tinggi mata, rentang bahu,

tinggi pertengahan pundak pada posisi duduk, jarak pantat-ibu jari kaki,

dan tinggi mata pada posisi duduk.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

12

Page 13: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Gambar 2.6 Pengukuran Struktur Dimensi Tubuh dalam Posisi Berdiri dan Duduk Tegap

Sumber : Wignjosoebroto , Sritomo (2003 :63)

b. Antropometri Dinamis (Functional Body Dimensions)

Antropometri fungsional adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik

manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan

yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.

Hasil yang diperoleh merupakan ukuran tubuh yang nantinya akan

berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Antropometri dalam

posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak

diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja.

Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai

posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih

sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:

1) Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti

keadaan mekanis dari suatu aktivitas.

Contoh: dalam mempelajari performa atlet.

2) Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja.

Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja

yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.

3) Pengukuran variabilitas kerja.

Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari

seorang juru ketik atau operator komputer.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

13

Page 14: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Gambar 2.7 Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh dalam Posisi Berbagai Posisi Gerakan Kerja

Sumber : Wignjosoebroto , Sritomo (2003 :64)

2.5Data Antropometri dan Pengukuran

Data antropometri adalah data mengenai ukuran dimensi tubuh manusia.

Untuk memperjelas mengenai data antropometri yang tepat diaplikasikan dalam

berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan pengambilan

ukuran dimensi anggota tubuh. Penjelasan mengenai pengukuran dimensi

antropometri tubuh yang diperlukan dalam perancangan dijelaskan pada gambar

berikut :

Gambar 2.8 Antropometri Tubuh Manusia yang Diukur DimensinyaSumber : Nurmianto, 2008

Keterangan gambar :

1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak

2. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak

3. Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak

4. Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak

5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam

gambar tidak ditunjukkan)

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

14

Page 15: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk

7. Tinggi mata dalam posisi duduk

8. Tinggi bahu dalam posisi duduk

9. Tinggi siku dalam posisi duduk

10. Tebal atau lebar paha

11. Panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut

12. Panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari ujung lutut

13. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk

14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha

15. Lebar dari bahu

16. Lebar pinggul/pantat

17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung

18. Lebar perut

19. Panjang siku yang diukur dari siku sampai ujung jari dalam posisi siku tegak

lurus

20. Lebar kepala

21. Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari dalam

posisi tegak

22. Lebar telapak tangan

23. Lebar tangan dalam posisi terbentang

24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak

25. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak

26. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan

Tabel 2.2 Antropometri masyarakat Indonesia yang didapat dari interpolasi masyarakat British dan Hongkong terhadap masyarakat Indonesia

Dimensi Pria Wanita5% X 95% SD 5% X 95% SD

1 Tinggi tubuh posisi berdiri tegak 1532

1632

1732

61 1464

1563

1662

60

2 Tinggi Mata 1425

1520

1615

58 1350

1446

1542

58

3 Tinggi Bahu 1347

1338

1429

55 1184

1272

1361

54

4 Tinggu Siku 932 1003

1074

43 886 957 1028

43

5 Tinggi Genggaman Tangan (kuckle) pada posisi duduk

665 718 782 39 646 708 771 38

6 Tinggi Badan pada posisi Duduk 809 864 919 33 775 834 893 367 Tinggi Mata pada posisi Duduk 694 749 804 33 666 721 776 33

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

15

Page 16: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

8 Tinggi Bahu pada posisi Duduk 523 572 621 30 501 550 599 309 Tinggi Siku pada posisi Duduk 181 231 282 31 175 229 283 3310

Tebal Paha 117 140 163 14 115 140 165 15

11

Jarak dari pantat ke lutut 500 545 590 27 488 537 586 30

12

Jarak dari Lipat Lutut (Popliteal) ke Pantat

405 450 495 27 488 537 586 30

13

Tinggi Lutut 418 496 544 29 428 472 516 27

14

Tinggi Lipat Lutut (Popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28

15

Lebar Bahu (Bideltoid) 382 424 466 26 342 385 428 26

16

Lebar Panggul 291 331 371 24 298 345 392 29

17

Tebal Dada 174 212 250 23 178 228 278 30

18

Tebal Perut (Abdominal) 174 228 282 33 175 231 287 34

19

Jarak dari Siku ke Ujung Jari 405 439 473 21 374 409 287 34

20

Lebar Kepala 140 150 160 6 135 145 157 4

21

Panjang Tangan 101 176 191 9 153 168 183 9

22

Lebar Tangan 71 79 87 5 64 71 78 4

23

Jarak Bentang dari Ujung Jari Kanan ke Kiri

1520

1662

1805

87 1400

1532

1646

75

24

Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak

1795

1923

2051

78 1713

1841

1969

79

25

Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak

1065

1169

1273

63 945 1030

1115

52

26

Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan

640 708 767 37 610 661 712 51

Sumber: Nurmianto, 2005

2.6Aplikasi Distribusi Normal dalam Antropometri

Data Antropometri jelas digunakan supaya rancangan suatu produk bisa

sesuai dengan orang yang akan mengoperasikanya. Ukuran tubuh yang

diperlukan pada hakikatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuransecara

individual. Situasi ini berubah manakala lebih banyak produksi standar yang

harus di buat dan di operasikan oleh banyak orang. Adapun pendekatan dalam

penggunaan data antropometri adalah sebagai berikut (Nurmianto,1991) :

1. Pilihlah simpangan baku yang sesuai sebagai dasar perancangan yang

dimaksud.

2. Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud untuk

populasi yang sesuai.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

16

Page 17: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

3. Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan.

4. Pilihlah jenis kelamin yang sesuai.

Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai rata-

rata (mean) dan simpangan baku (standart deviation) dari suatu distribusi normal

(Nurmianto, 1991). Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai rata-

rata dan simpangan baku yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus 1

dan 2 sebagai berikut :

X=∑xn

(2-1)

Sumber: Wignjosoebroto , Sritomo . 2003

Dimana:

X = rata-rata

∑x = Jumlah data yang akan dihitung

n = Jumlah sampel

σ x=√ ∑i=1 ( x−x )2

n−1(2-2)

Sumber: Wignjosoebroto , Sritomo . 2003

Dimana :

X = rata-rata

σ x = Simpangan baku (Standart deviation)

n = Jumlah sampel

x =Nilai data

Data antropometri jelas diperlukan agar supaya rancangan suatu produk bisa

sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Ukuran tubuh yang

diperlukan pada hakikatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara

individual, seperti halnya yang dijumpai untuk produk yang dibuat berdasarkan

pesanan (job order) . Situasi menjadi berubah manakala lebih banyak lagi produk

standart yang harus dibuat untuk dioperasikan oleh banyak orang. Permasalahan

yang timbul disini adalah ukuran siapakah yang nantinya dipilih sebagai acuan

untuk mewakili populasi yang ada? Mengingat ukuran individu akan bervariasi

satu dengan populasi yang menjadi target sasaran produk tersebut .

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya permasalahan adanya variasi

ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana kita mampu merancang

produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat “mampu sesuai” (adjustable) dengan

suatu rentang ukuran tertentu .

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

17

Page 18: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Gambar 2.9 Distribusi Normal Dengan Data Antropometri 95-th PersentilSumber : Wignjosobroto , Sritomo . (2003 : 66)

Ada dua cara untuk melihat kenormalan data yaitu secara visual dan dengan

uji statistik. Secara visual dengan menggunakan histogram, dahan daun, box

plot, tetapi cara ini bersifat subyektif. Biasanya dengan uji statistik, akan lebih

obyektif untuk mengatakan data berdistribusi normal. Ada beberapa statistik uji

kenormalan data antara lain :

1. Statistik ShapiroWilk W

Statistik ini dikembangkan oleh Shapiro dan Wilk tahun 1965. Statistik ini

merupakan rasio antara dua penduga ragam. Statistik ujinya dinamakan

statistik W. Statistik W ini mengukur straightness dari plot quantil-quantilnya.

Bila nilai dari W 1, maka data dikatakan normal.

2. Statistik AndersonDarling

Statistik ini dikembangkan oleh Anderson dan Darling tahun 1954.

Statistik AndersonDarling berdasarkan pada fungsi distribusi empirik. Statistik

ujinya dinamakan statistik yang merupakan kuadrat dari selisih antara luas

histogram dengan luas daerah di bawah kurva normal. Bila nilai Pvalue ,

maka data berdistribusi normal. Biasanya digunakan untuk data berukuran

besar.

3. Statistik KolmogorovSmirnov

Statistik ini menggunakan fungsi distribusi kumulatif dan berdasarkan

pada maksimum perbedaan antara dua distribusi, yaitu distribusi normal

dengan distribusi data yang diamati. Biasanya digunakan untuk data

berukuran 30. Bila nilai Pvalue , maka data berdistribusi normal.

Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga

rata-rata dan simpangan standartnya (standart deviation) dari data yang ada .

Dari nilai yang ada tersebut maka “percentile” dapat ditetapkan sesuai dengan

tabel probabilitas distribusi normal . Dengan percentile maka yang dimaksudkan

disini adalah suatu nilai yang menunjukkan prosentase tertentu dari orang yang

memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut. Sebagai contoh 95-th

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

18

Page 19: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

percentile akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau di bawah

ukuran tersebut ; sedangkan 5-th percentile akan menunjukan 5% populasi akan

berada pada atau dibawah ukuran itu .

Pemakaian nilai-nilai percentile yang umum diaplikasikan dalam perhitungan

data antropometri dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.3 Macam Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi Normal

Persentil PerhitunganKe-1 x−2,325σ xKe-2,5 x−1,960σ xKe-5 x−1,645σ xKe-10 x−1,280σ xKe-50 xKe-90 x−1,280σ xKe-95 x−1,645σ xKe-97,5 x−1,960σ xKe-99 x−2,325σ x

Sumber: Nurmianto, 2008

2.7Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk/ Fasilitas

Kerja

Data antropometri untuk berbagai ukuran anggota tubuh baik yang diukur

dalam posisi tetap (structural body dimension) ataupun posisi bergerak dinamis

sesuai dengan fungsi yang bisa dikerjakan oleh anggota tubuh tersebut

(functional body dimension) dan dikelompokan berdasarkan nilai persentil dari

populasi tertentu akan sangat bermanfaat untuk menentukan ukuran-ukuran

yang harus diakomodasikan pada saat perancangan sebuah produk, fasilitas

kerja maupun stasiun kerja. Persoalan yang paling mendasar dalam

mengaplikasikan data antropometri dalam proses perancangan adalah

bagaimana bisa menemukan dimensi ukuran yang paling tepat untuk rancangan

yang ingin dibuat agar bisa mengakomodasikan mayoritas dan potensial populasi

yang akan menggunakan/mengoperasikan hasil rancangan tersebut. Dalam hal

ini ada dua dimensi rancangan yang akan dijadikan dasar menentukan minimum

atau maksimum ukuran yang umum ingin ditetapkan, yaitu :

1. Dimensi jarak ruangan (clearance dimensions), yaitu dimensi yang diperlukan

untuk menentukan minimum ruang (space) yang diperlukan orang untuk

dengan leluasa melaksanakan aktivitas dalam sebuah stasiun kerja baik pada

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

19

Page 20: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

saat mengoperasikan maupun harus melakukan perawatan dari fasilitas kerja

(mesin dan peralatan) yang ada. Jarak ruangan (clearance) dalam hal ini

dirancang dengan menetapkan dimensi ukuran tubuh yang terbesar (upper

percentile) dari populasi pemakai yang diharapkan. Sebagai contoh pada saat

kita merancang ukuran lebar jalan keluar-masuk (personal aisle) ke sebuah

areal kerja, maka disini dimensi ukuran lebar jalan akan ditentukan

berdasarkan data antropometri (lebar badan) dengan persentil terbesar (95th

atau 97.5th percentil) dari populasi.

2. Dimensi jarak jangkauan (reach dimension), yaitu dimensi yang diperlukan

untuk menentukan maksimum ukuran yang harus ditetapkan agar mayoritas

populasi akan mampu menjangkau dan mengoperasikan peralatan kerja

(tombol kendali, keyboard, dan sebagainya) secara mudah dan tidak

memerlukan usaha (effort) yang terlalu memaksa. Disini jarak jangkauan

akan ditetapkan berdasarkan ukuran tubuh terkecil (lower percentile) dari

populasi pemakai yang diharapkan dan biasanya memakai ukuran 2.5th atau

5th percentil.

Berdasarkan dua dimensi rancangan tersebut diatas dan untuk

mengaplikasikan data antropometri agar bisa menghasilkan rancangan produk,

fasilitas maupun stasiun kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh dari populasi

pemakai terbesarnya (fitting the task to the man), maka ada tiga filosofi dasar

perancangan yang bisa dipilih sesuai dengan tuntutan kebutuhannya (Tayyari

dan Smith, 1997), yaitu :

1. Rancangan untuk ukuran rata-rata (design for average), yang banyak

dijumpai dalam perancangan produk/fasilitas yang dipakai untuk umum

(public facilities) seperti kursi kereta api, bus dan fasilitas umum lainnya yang

akan dipakai oleh orang banyak (problem utama jarang sekali dijumpai orang

yang memiliki dimensi ukuran rata-rata, sehingga rancangan yang dibuat

tidak akan bisa sesuai dengan ukuran mayoritas populasi yang ada).

2. Rancangan untuk ukuran ekstrim (design for extreem), yang ditujukan untuk

mengakomodasikan mereka yang memiliki ukuran yang terkecil atau yang

terbesar (dipilih salah satu) dengan oritentasi mayoritas populasi akan bisa

terakomodasi oleh rancangan yang dibuat.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

20

Page 21: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

3. Rancangan untuk ukuran yang bergerak dari satu ekstrim ke ekstrim ukuran

yang lain (design for range), yang diaplikasikan untuk memberikan

fleksibilitas ukuran (karena ukuran mampu diubah-ubah) sehingga mampu

digunakan oleh mereka yang memiliki ukuran tubuh terkecil maupun yang

terbesar (biasanya akan memakai ukuran dari range percentile 5th dan

95th ).

Selanjutnya untuk mengaplikasikan data antropometri dalam proses

perancangan ada beberapa langkah dan sistematika prosedur yang harus

ditempuh yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tentukan terlebih dahulu mayoritas (potensi) dari populasi yang diharapkan

akan memakai/mengoperasikan produk/fasilitas rancangan yang akan dibuat

(seperti yang dilakukan dalam langkah penetapan target dan segmentasi

pasar).

2. Tentukan proporsi dari populasi (percentile) yang harus diikuti, seperti 90th,

95th , 97.5th ataukah 99th percentil.

3. Tentukan bagian-bagian tubuh dan dimensinya yang akan terkait dengan

rancangan yang dibuat.

4. Tentukan prinsip ukuran yang harus diikuti apakah rancangan tersebut untuk

ukuran ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel (range), ataukah

menggunakan ukuran rata-rata.

5. Aplikasikan data antropometri yang sesuai dan tersedia, bilamana diperlukan

tambahkan dengan “allowance” untuk mengantisipasi ketebalan pakaian

yang harus dikenakan, pemakaian sarung tangan (gloves), dan sebagainya.

2.8Aspek-aspek Ergonomi dalam Perancangan Fasilitas

Kegiatan manufacturing dapat didefinisikan sebagai satu atau kelompok kerja

yang berkaitan dengan berbagai macam proses kerja untuk merubah bahan baku

menjadi produk akhir yang dikehendaki. Kegiatan ini akan berlangsung pada

suatu stasiun kerja, dalam industry manufacturing stasiun kerja merupakan

lokasi dimana suatu operasi produksi akan mengambil tempat yang menurut

James A. Apple dalam bukunya, “Plant Layout and Material Handling” (New York :

John Wilen & Sons, 1997) didefinisikan sebagai :

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

21

Page 22: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

…the space accipied by a machine or work bench, necessary auxiliary

equipment, and the operator ; or it may contain a group of smaller or a

group of similar machines, and may require more than one operator. or it

maybe merely a piece of floor space where an operator works alongside a

conveyor, as in assembly operations.”

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa problem pada sebuah stasiun

kerja adalah pengaturan komponen-komponen yang terlibat dalam kegiatan

produksi yaitu yang menyangkut material (bahan baku, produk jadi dan scrap),

mesin atau peralatan kerja, perkakas-perkakas pembantu, fasilitas-fasilitas

penunjang (utilitas), lingkungan fisik dan manusia pelaksana kerja.

Ukuran kesuksesan sebuah sistem produksi biasanya dinyatakan dalam

bentuk besarnya produktifitas atau besarnya rasio output per input yang

dihasilkan, sedangkan faktor utama yang berpengaruh pada peningkatan

produktivitas kerja adalah performansi kerja manusia.

Dari penelitian-penelitian ergonomis yang acap kali dilaksanakan, kesimpulan

umum yang bisa ditarik adalah bahwa sistem produksi cenderung dirancang

untuk akomodatif terhadap mesin.

Oleh karena itu, dengan adanya pendekatan-pendekatan ergonomis

diharapkan sebuah sistem produksi dapat dirancang untuk melaksanakan

kegiatan tertentu dengan didukung oleh keserasian hubungan antara manusia

dengan sistem kerja yang dikendalikannya sehingga tercipta sistem kerja yang

memilik aspek seperti berikut ini :

1. Efektif

Yang dimaksud dengan efektif adalah dapat digunakan sesuai dengan tujuan

produk tersebut diproduksi. Misal gunting untuk memotong, maka sudah

seharusnya salah satu bagian dari gunting tersebut memiliki ketajaman yang

cukup untuk dapat melakukan fungsinya.

2. Nyaman

Stasiun kerja yang dirancang harus mengutamakan kenyamanan kerja

operator, hal ini bertujuan agar operator berada pada tingkat produktivitas

yang tinggi sehingga target kerja yang dibebankan dapat tercapai.

3. Aman

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

22

Page 23: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Dalam stasiun kerja yang ergonomis, hendaknya peralatan kerja, areal kerja

serta perancangan tata letak fasilitas harus diperhatikan dan didesain

sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan keselamatan kerja operator.

4. Sehat

Aspek ergonomis yang perlu dipertimbangkan pula dalam perancangan suatu

stasiun kerja adalah kesehatan. Kesehatan pekerja secara tidak langsung

akan berdampak pada produktifitas pekerja. maka hal-hal seperti

kelembaban,posisi kerja yang baik dan tidak mengakibatkan CTD (cumulative

trauma disorder), dan sirkulasi udara yang sehat juga harus diperhatikan

agar tidak membahayakan pekerja.

5. Efisien

Efisien adalah mengerjakan sesuatu secara tepat waktu, biaya dan energy.

Diharapkan dalam memproses atau mengerjakan suatu produk dapat

dipastikan waktu pengerjaannya dengan biaya dan energy seminimal

mungkin sehingga didapatkan hasil yang optimal baik dari segi waktu biaya

dan energy.

Berkaitan dengan perancangan areal atau stasiun kerja dalam suatu

rancangan industri, menurut (Wignjosoebroto, 2003), ada beberapa aspek

ergonomis yang harus dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Sikap dan posisi kerja

Pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap atau posisi kerja

sangat penting, tidak peduli apakah pekerjaan tersebut dilakukan dengan

posisi kerja berdiri, duduk, atau posisi kerja yang lainnya. Beberapa

pertimbangan-pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal-hal

sebagai berikut:

a. Antropometri dan mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan

sikap membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dalam

jangka waktu lama. Untuk mengatasi hal ini maka stasiun kerja harus

dirancang dengan mempertimbangkan fasilitas kerja seperti meja, kursi,

dan lain-lain yang sesuai dengan data antropometri. Hal ini agar operator

dapat menjaga sikap dan posisi kerjanya tetap normal.

b. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang

bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak

jangkauan normal.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

23

Page 24: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

c. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk

waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada pada posisi

miring, sedapat mungkin menghindari cara kerja yang memaksa operator

harus bekerja dengan posisi terlentang dan tengkurap.

d. Operator tidak seharusnya dipaksa dalam frekuensi atau periode waktu

yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level

siku normal.

2. Dimensi Ruang Kerja

Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi

dari tubuh manusia termasuk disini adalah ukuran linier, berat, volume,

ruang gerak, dan lain-lain. Persyaratan ergonomis mensyaratkan supaya

peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya,

khususnya menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam memperhatikan

dimensi ruang kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkau yang bisa

dilakukan oleh perator, batasan-batasan ruang yang enak cukup memberikan

keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum yang harus

dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.

3. Kondisi Lingkungan Kerja

Operator diharapkan mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi

lingkungan fisik kerja yang bervariasi dalam hal temperature, kelembaban,

getaran, kebisingan dan lain-lain. Adanya lingkungan fisik kerja yang bising,

panas bergetar atau atmosfir yang tercemar akan memberikan dampak

negatif terhadap ferforma maupun moral dan motifasi operator.

4. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja

Perancangan sistem kerja haruslah mempertimbangkan prosedur-

prosedur untuk mengkombinasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat

memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. Pertimbangan

mengenai prinsip ekonomi gerakan diberikan selama tahap perancangan

sistem kerja dari suatu industi, karena hal ini akan memudahkan modifikasi

yang diperlukan terhadap hard ware, prosedur kerja dan lainnya.

Beberapa ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan prinsip-

prinsip ekonomi gerakan yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan

stasiun kerja adalah:

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

24

Page 25: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

a. Organisasi fasilitas kerja sehingga operator mudah akan mengetahui lokasi

penempatan material (bahan baku, produk akhir, atau scrap), suku

cadang, peralatan kerja, mekanisme kontrol, display, dan lain-lain.

b. Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja kerja, kursi dan lain-lain)

dengan dimensi yang sesuai dengan antropometri pekerja dalam range 5

persentil sampai 95 persentil. Biasanya untuk merancang lokasi jarak

jangkauan yang akan dipergunakan oleh operator dengan menggunakan

jarak jangkauan persentil terpendek (5 persentil), sedangkan untuk lokasi

kerja yang membutuhkanclearance akan dipergunkan data terbesar (95

persentil)

c. Atur pengiriman material ataupun peralatan secara teratur ke stasiun-

stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator tidak seharusnya

membuang waktu dan energi untuk mengambil material atau peralatan

kerja yang dibutuhkan

d. Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi

keseimbangan kerja antara tangan kiri dan tangan kanan. Diharapkan

operator dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya secara

serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur pada

saat yang bersamaan.

e. Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksi.

Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau fasilitas kerja sesuai

dengan aliran proses yang ada. Hal ini berguna untuk meminimalkan jarak

perpindahan material selama proses produksi berlangsung.

5. Energi kerja yang dikonsumsikan

Energi kerja yang dikonsumsikan pada saat seseorang melakukan

kegiatan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Dengan

adanya perancangan kerja seharusnya dapat menghemat energi yang harus

dikonsumsikan. Aplikasi prinsip-prinsip ekonomi gerakan dalam tahap

perancangan dan pengembangan sistem kerja secara umum akan dapat

meminimalakan energi yang harus di konsumsikan dan dapat meningkatkan

efisiensi sehingga bisa meningkatkan output yang dihasilkan.

Kegiatan manufacturing bisa didefinisikan sebagai suatu unit atau kelompok

kerja yang berkaitan dengan berbagai macam proses kerja untuk merubah bahan

baku menjadi produk akhir yang dikehendaki. Didalam suatu stasiun kerja harus

dilakukan pengaturan kerja komponen-komponen yang terlibat didalam sistem

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

25

Page 26: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

produksi yaitu menyangkut material (bahan baku, produk jadi, dan scrap),

mesin/peralatan kerja, perkakas pembantu, dan fasilitas penunjang (utilitas),

lingkungan fisik kerja dan manusia pelaksana kerja (operator), dengan

pendekatan ergonomi diharapkan sistem produksi bisa dirancang untuk

melaksanakan kegiatan kerja tertentu dengan didukung keserasian hubungan

antara manusia dengan sistem kerja yang dikendalikannya.

Menurut (Wignjosoebroto, 2003), ada beberapa aspek yang harus

diperhatikan dalam perancangan stasiun kerja, yaitu:

1. Aspek yang menyangkut perbaikan-perbaikan metode atau cara kerja dengan

menekankan prinsip-prinsip ekonomi gerakan.

2. Data-data mengenai dimensi tubuh manusia yang berguna untuk mencari

hubungan keserasian antara produk dan manusia yang memakainya.

3. Pengaturan tata letak fasilitas kerja yang perlu dalam melakukan suatu

kegiatan. Hal ini bertujuan untuk mencari gerakan-gerakan kerja yang efisien.

4. Pengukuran energi yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas

tertentu.

5. Keselamatan dan kesehatan kerja pada stasiun tersebut.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

26

Page 27: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

3.1Diagram Alir Praktikum

Berikut merupakan diagram alir praktikum modul antropometri:

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum AntropometriSumber: Data yang diolah

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

27

Page 28: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

3.2Peralatan dan Bahan Praktikum

Alat – alat dan bahan yang digunakan pada pratikum ini antara lain:

1. Kursi Antropometri

Digunakan dalam pengukuran dimensi – dimensi tubauh manusia.

2. Alat Ukur Bantu (meteran, mistar dll)

Digunakan sebagai alat bantu dalam pengukuran dimensi – dimensi tubuh

manusia.

3. Lembar Pengamatan

Digunakan untuk mencata data hasil pengukuran dimensi – dimensi tubuh

manusia.

3.3Prosedur Praktikum

1. Membagi tugas dalam masing-masing kelompok

a. Satu orang sebagai pengamat

b. Satu orang sebagai pencatat

c. Satu orang sebagai pengukur

2. Empat anggota kelompok menjadi objek yang diukur

3. Mengukur dimensi tubuh pada bagian: tubuh, kepala, tangan, dan kaki

berdasarkan gambar antropometri.

4. Mencatat hasil pengukuran tersebut pada lembar pengamatan.

5. Melakukan pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang tersedia.

6. Setelah seluruh anggota diukur, membuat rekapitulasi data antropometri dan

kemudian digabungkan dengan rekapitulasi data Antropometri kelompok lain.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

28

Page 29: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur dimensi tubuh praktikan

saat praktikum. Pengukuran dilakukan pada praktikan pria dan wanita. Data yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Pengukuran Dimensi Pria

Dimensi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Peter

Zandi

NKGian

Sofyan

VikiReyna

rdTio Ali

Hafid

Alan

Dimas P.

Arendi

D1182,

5170 159 169 178,5 167 176

163,5

160,5

185 177 167160,

5

D2 172 161 147158,

5165

157,5

176 152 150 173 163 154 151

D3 155 144 132140,

5147

138,5

149 137 134 153 148 136 133

D4118,

5105 97

102,5

92100,

5103 98 100 114 109 99 99

D5 79 72 67 69,5 71 65,5 71 66 65 79 71 65 66

D6 92 88 84 93 92 88 89 81 83,5 93 92 87 79

D7 82 77 72 81 79,5 77 75 73 37 81 77 76 69

D8 63,5 61,5 53 62 65 56,5 59 59,5 54 64 61 60 55

D9 24,5 27 24 27,5 30 21 18 24 23 16 25,5 28 22

D10 11 16 13 13 12,5 12 16 11,5 14 11 13,5 11 13

D11 61,5 61 50 59 55 50 65 56,5 58 64 61 60 60

D12 53 50 41 45 42 48 53 45,5 46 53 50 51 50

D13 57 56 50,5 54 54 51 56 51 53,5 60 58 49 51,5

D14 49 42,5 42 47 47 46 46 41 43 48 46,5 43 44

D15 42 44 42 43,5 42 42 49 46 52 44 46 46 41

D16 36 44 37 37 33,5 37 42,5 40 46 37 41 38 34

D17 32 27 31 31,5 30 22 32 31 35 32,5 37,5 27 26

D18 26 32 29 29,5 27 27 33,5 28 39 29 32 28 30

D19 49,5 47,5 44 48 46,5 45 46 46 48,5 50 47 47 43

D20 14 11,5 14,5 16,5 17,5 17 16 16 15 13,5 20 16 14

D21 19 16 18 19 19 19 18 18 20 22 20 19 17

D22 16 10,5 10 10 11 8,5 9 8 9,5 9 9 9 8

D23 183 176 168180,

5185,5 172 182 171 177 191 187 178 173

D24 234214,

5198,

5215,

5224

218,5

226 208 210 237 218 214 201

D25 144 130120,

5136 140 132 136 132

122,5

144 135 136 121

D26 73 82 72 74 78 82,5 85 78 75 90 81 78 76

Sumber: Pengolahan Data

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

29

Page 30: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Tabel 4.2 Data Pengukuran Dimensi Pria

Dimensi

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Ipul

Ifnu

ErciDerr

yDavi

dErda

Ricardo

Agus

Agung

Fero

Barkah

Deldana

Revan

D1168

166

173,5

164 176179,

5170 160 180 164 168,5 169 176

D2157

154

163,5

153 166167,

5161 147 166 151 154 157 165

D3138

137

145,5

137 148148,

5141 132 146 137 143 142 151

D4102

99106,

598 108 109 105 99 110 99 103 104 109

D5 66 65 72,5 65 74 72,5 70 63 71 63 71 69 77

D6 86 85 89 86 93 87 81 80 89 81 84 87 91

D7 72 79 80 74 76 75 76 69 82 72 71 73 79,5

D8 58 60 67 60 61 67 6155,5

60 57 56 60 64

D9 26 23 21 22 21 22 26 22 26 23 20 25 27

D1010,5

13 15 15 10 13 10 12 11 14 13 13 16

D11 59 58 64 61 55 62 59 50 58 57 64 60 56

D1248,5

46 54 51 47 50 43 39 43 41 51 45 44

Sumber: Pengolahan Data

Lanjutan Tabel 4.2 Data Pengukuran Dimensi Pria

Dimensi

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Ipul

Ifnu

ErciDerr

yDavi

dErda

Ricardo

Agus

Agung

Fero

Barkah

Deldana

Revan

D1358,5

51 55 50 54 58 49 48 50 49 54 54 56

D14 44 43 45 57 45 63 52 41 44 42 44 44 43

D15 44 48 44 46 46 52 43 41 47 47 43 43 56

D16 40 41 44 43 40 42 40 39 43 40 42 42 53

D1728,5

30 29 33 33 37 27 25 33 32 26 30 34

D18 31 34 31 32 20 34 29 31 35 34 29 29 43

D19 47 47 49 44 48 50 47 41 49 45 45 44 48

D20 16 15 24 21 19 20 18 15 20 20 21 18 20

D2118,5

19 19 19 20 21 19 18 19 19 20 18 19

D22 9 9,5 9,5 10 10 10 9 7 10 10 8 8,5 11

D23178

175

186 176 180 190 171 161 182 172 170 167 187

D24217

214

223,5

205 222231,

5218 199 230 212 212 218 226

D25135

132

137 128 140 144 127 121 140 128 123 135,5 139

D26 75 82 90 72 79 78 76 71 87 75 78 80 80

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.3 Data Pengukuran Dimensi Pria

Dimensi

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Nuge

Dimas R.

Tegar

AfifFuad

Veni AdhiHabi

bDimas

Adit Feri Nico

D1 167 177 171161,

5172,

5154,5 164 165 164 175 163 179

D2 153 165 156 153, 159, 146,5 154 161 153, 163 151 168

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

30

Page 31: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

5 5 5

D3135,

5147 142

137,5

144,5

129,5134,

5149 136

144,5

136 146

D4 97,5 108 104 98107,

596

101,6

99 100 106 100 107

D5 68 73 71 65 71,5 67 68,5 64 64 70 69 74

D6 88 90 88,5 81 87 77 86 84 87 92 85 93

D7 75 79 73 73 74 68 73 72 72,5 78 72,5 81

D8 60 65 62 57 58 52 58 56 59 62,5 58,5 64

D9 23 21 25 19 18 21 24 21 20 24 22 23

D10 13,5 12 9,5 13 14 11 13 13 9 13,5 15 13

D11 59 57 60 55 64 53 59 47 59 62,5 51 62

D12 46 45 49 44 50,5 42 53 45 49 50 44 45

D13 52 56 52 51 58,5 50 50 52 52 55 53 54

D14 44,5 47 43 46 47 41 43 41 43 47,5 47 58

D15 45 49 41 44 43 41 32 40 48 46 43 46

D16 43 40 34,5 40 38 34 38 39 44 45 30 34

D17 32 33 29 29,5 34,5 27 33 33 40 37 28 31

D18 31,5 30 24,3 28,5 20,5 26 29 30 36 31 27 28

D19 43,5 49 46 47 47,5 45 49 47 47 48 48 50

D20 19 20,5 21 18 17,5 14 16 17 20,5 16 20 18

D21 18 20,5 21 18,5 19,5 14 18 19,5 19 20 17 20

D22 8,5 11 8,5 8,5 8,5 8,5 8 8,5 9 9 8 9

D23 171 192 178172,

5175 160 164

168,5

174 180 168 180

D24 210 232 219 211223,

5205 208 204

204,5

216 205 212

D25 131 144 137 126 136 121 158 162 162 171 162 174

D26 71 82 79 76 80 73 71 66 78 76,5 71 77

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.4 Data Pengukuran Dimensi Pria

Dimensi

39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

Akbar

Yudis

Aditya

Afnan

Erdi

DodiYock

yAji Badu

Wildan

Rizky

Prayogo

D1 165 164 180 182 162 162,5 169 169 168 165 160 168

D2 152 153 169 169 151 147 162 159,5 158 156,5 149 158

D3 136 138 153 152 136 132 142 140 139,5 137 132 139,5

D4 100 97 111 11299,5

96 103,5 102,5 101,5 101,5 97 101,5

D5 67 69 78 73 69 64 74 65,5 66,5 67 65 66,5

Sumber: Pengolahan Data

Lanjutan Tabel 4.4 Data Pengukuran Dimensi Pria

Dimensi

39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

Akbar

Yudis

Aditya

Afnan

Erdi

DodiYock

yAji Badu

Wildan

Rizky

Prayogo

D6 83 86 92 94 85 82 93,5 87 86,5 85 89 86,5

D7 68 75 81,5 84 74 77 85 72 74,5 74 79 74,5

D8 57 57 64 68 58 55 68 56,5 60 59 59 60

D9 24,5 25 26 25 24 24 33 16,5 23,5 23 24 23,5

D10 11 13,5 16 16,5 14 16 23 13,5 13 12 17 13

D11 58,5 59 68 64,5 59 57 63 59 59 55 56 59

D12 46 49 57,5 49 47 49 51 53 51 47 41 51

D13 52 50 58 59 52 50 53 54 56 50 48 56

D14 43 43 59 56 41 37 35 45 45 42 36 45

D15 41 43 49 50,5 47 46 55 45 43,5 41 47 43,5

D16 38 39 44 46 35, 40 53 41 37 33,5 42 37

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

31

Page 32: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

5

D17 31 34 36 37 35 38 43 31,5 33 30 34 33

D18 27 28 36 36 28 34 45 30 26,5 25 36 26,5

D19 46 44 52,5 5146,5

46,5 53 47 49 48 45 49

D20 19 19,5 16 19,5 17 16 17 17 18 16 18 18

D21 18 18 21 20,5 18 19 21 18 19 21 19 19

D22 8 9 9,5 9,5 8,5 8 9 9,5 8,5 10 9 8,5

D23 168 168 189 185,5 174 168 177 174 177 176 162 177

D24 205 200 234 226 215 199,5 208,5 217 214,5 212,5 201 214,5

D25 169 168 178 185 129 129,5 137 176 177,5 170,5 130 177,5

D26 76 69,5 79 81 85 81 85 71 71 74 78 71

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.5 Data Pengukuran Dimensi Wanita

Dimensi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Atika

Rosa

Yane

Elok Eni YesiIwa

Dinda

Itsna

Della

Rina

ChikiDevina

D1151,

5145 158 160 160

144,5

153

164 159153,

5145 144,7 158

D2 140 134151,

5148,

5148,5

133,5

140

152 147 141 133 131,5 145

D3 124118,

5136,

5132,

5130,5 120

123

135130,

5124,

5118 117,9 269

D4 90,5 87,5 98 98,7 94 88 93 101 97 95,5 84 86,5 84

D5 62 58 69 69 64 57 62 67 66,5 60 57 58,8 60

D6 79 75 76 86 83,5 7578,5

84 82,5 79 74 77 82

D7 68 65 74 73,2 70,5 65 67 74,5 68,5 66,5 63 65,7 69,5

D8 51,5 51 60,5 58,3 55,5 5150,5

60 55 50,5 49 52,4 56

D9 22 18 23,5 24,2 21,5 1720,5

21 21 20 17 19,6 21

D10 12 13 13 14,5 11,5 1211,5

12 11,5 12,7 12 12,3 13

D11 52 54 55 55,5 50,5 56 50 60 56,5 49,7 57 57,6 50

D12 42 46 43 44 45,5 40 43 50 46,4 39 48 50 45

D13 47 44 52 48,5 47 4545,5

50 50 47 46 44,4 42

D14 41 40 43 41 42 40 39 42 42,5 40 37 36,8 41

D15 38 39 40,8 39 37 40 40 41 39 38 38 38,7 40

D16 37 38 39 40,5 36 37 36 40 40,3 37,5 36 38,3 39

D17 26 24,5 29,5 24 25,5 29 27 17 33 29,5 23 28,2 28

D18 29 30,5 26 27 28 30 27 30 30 37,1 27 29,6 28,5

D19 41 40 47 41,5 43 39,5 41 44,5 41 40 37,5 36,5 43

D20 15 12,5 13 13,5 15 1513,5

17 17,5 17,5 13 14 14

D21 16,5 15,5 18 15,3 17 16 16 18,5 17,5 17,5 15,5 16 17

D22 7 8 7,5 7 7,5 8 7 7 7,2 7 6,5 7,3 8

D23156,

5148

170,5

157,2

160,8 149149

168 162 153 145 144,5 161

D24 194 182208,

5200 200 182

191

207200,

1186

181,5

181,8 187

D25 118 107 130 122 125 110114

124,5

121,5

110113,

5113,1 120

D26 67 66 74 68,5 72 64 66 72,5 71 70 62 62,5 73

Sumber: Pengolahan Data

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

32

Page 33: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Tabel 4.6 Data Pengukuran Dimensi Wanita

Dimensi

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Emy

Bella

Ruth

IveAurana

Maria

VicaAnnisa

Atikah

Etta

Triana

Dian

Novian

D1 158 154 159 158 171161,

5151,

5160 162

160

158,5 153 169

D2 147 142 148138,

5155 153

139,5

147 149149

148,5 141 158

D3 130 127 131122,

5141 129

122,5

132 132133

131,5 124 138

D495,5

97 98 86 105 98 91,5 99 95101

95,5 95 101

D5 63 65 67 60 71 68 62,5 63 66 68 64,5 64 68

D680,5

81 82 80 89 84 80 80 90 83 82,5 79 85

D7 68 70 72 70 70 74,5 68 69 70 72 73 65 72

D8 53 56 57 54,5 60 57,5 53 55,5 59 60 54 52 55,5

D9 24 26 25 23 25 28 24 22 21,529,5

23 20 22

D10 13 15 17 12 12 18 13 12 10 10 15 12,5 12

D1158,5

59 60 57 58 63,5 51,5 50 55 20 61 49 55

D12 49 50 53 49 44 51,5 39 39 48 41 50 43,5 48

D13 50 48 48 51 49 51 45 48 50 50 51 47 53

D14 43 40 39 41 44 41 39 41 38,5 41 41 41 44

D15 39 45 42 40,5 40 43 38 41 4442,5

42,5 38,5 43

D16 36 43 48 38 38 49 37 39 40 40 38 37 44

D1726,5

28,5 29 27 26 39,5 28 25 26,531,7

30 25 28

D18 28 31 32 25,5 25 35 25 31 30 28 27,5 28 29

D19 43 40 47 41,5 45 45 39 41 42,5 42 42,5 41 24

D2014,5

17 15 15,5 19 20 16 15 20 19 18,5 14 14

D21 17 17 19 17 18 17 17 18 1816,5

18 18 20

D22 8 7 8 9,5 9 7,5 7,5 7 8 7,5 7 7,5 8

D23 152 152 158 158 165 153 151 161 161162

159 154 166

D24 198 192 196 197 203 201190,

5199 202

201

201188,

5208

D25 120 120 121 119 127 123 117 121 125118

116 118 124

D26 66 73 70 69 80 68 67 71 69 75 70 73 76

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.7 Data Pengukuran Dimensi Wanita

Dimensi

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38Firdanis

Wieke

Mega

Inggrid 

Santi

Sartika

Echa

Shela

irfi Finsha

Dyah

Adel

D1 161 157,5167,

4160,5 154 158,5 159 159 149 158 167

145,5

D2 149 143 155 150,5 141 148 148 148 144 148 154135,

5D3 133 127 139 134,5 125 129,5 129 131 125 132 138 121

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

33

Page 34: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

D4 99 93103,

496,5 93 95,5 94 97 95 97 102 89

D5 70 63 80,6 66 64 66 61,5 65,5 59 62 67 59D6 87 78,5 86 84 78 85,5 79,5 79,5 79 85 84 78,5D7 71 65 77,3 74 68 71,5 71 72,5 66 73 73 66D8 58 54 61,5 57,5 53 58,5 56 58 56 57 57 52D9 22 18 27 24 22 20 17,5 23 24 22 19 23

D10 10 9 12,8 12,5 10 9,5 12 13 14 13 14 10,5D11 53 51 55 61 59 57 56 58 53 47 57 49D12 43 41 46 51 49 48 46,5 47 41 38 46,5 42D13 50 47 49,5 52,5 48 49 51 49 47 46,5 53 46D14 41 43 41,3 43 40 41 41 40 38 37 44 38,5D15 40 37,5 38,8 41 38 37 42 40 38 40 38 38D16 40 38 38,4 42 37 37 34,5 37 34 41 37 37D17 26 27 30 26,5 23 29 34,5 30 26 28 29 30D18 28 25 26,5 29,5 26 24 28 26 25 30 25 28D19 40 38 42,5 43 42 40 45,5 42 40 47 45 39D20 20 15 14,8 13 16,5 14 16 16 17 17 17 14D21 17 16 17,6 19 16,5 16,5 19 18 16,5 19 18,5 16D22 7 7 7,1 7 8 7 8 7 7 8 7 7

D23 158 154164,

4167 154 157 173 160 147 166 169 144

D24 199 198207,

8199,5 193 195 204

197,5

189 203 210 182

Sumber: Pengolahan Data

Lanjutan Tabel 4.7 Data Pengukuran Dimensi Wanita

Dimensi

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38Firdanis

Wieke

Mega

Inggrid 

Santi

Sartika

Echa

Shela

irfi Finsha

Dyah

Adel

D25 120 113128,

5123 117 121 130 130 119 127 130

146,5

D26 70 69 74,3 70 71 66 84 76 66 76 74 64Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.8 Data Pengukuran Dimensi Wanita

Dimensi

39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

Debrina

Rara

Risma

DesyMand

aIlla Nuri Laily

Elin

rethaAnis

aApril

D1 163 152 166 149 170,5 164 158 156 158 164,5 157 158

D2 151 140 156 140 158,5152,

5147,

7145 147 154 145 147,7

D3 136 126 135 126 141,5136,

5128 127 132 139 131 128

D4 101 89 103 95 102 101 93 95 98 102 97 93

D5 69 62 73 59 70,5 66 62 64 64 68 66 62

D6 83 78 88 85 83 86 80 78 88 80 80 83

D7 71 69 76 70 78 72,5 68 70 76 70 70,5 68

D8 55 57 60 52 59 55 52 52 63 54 54 62

D9 21,5 18 23 21 21 27 21 21 23 20 24 23

D10 11 11 12 15 12 12,5 10 13 13 11 12 10

D11 58 53 63 59 47 59 60 58 60 61 55 60

D12 49 47 53 51 50 52 52 49 51 56 45 52

D13 59 45 53 50 52 51,5 51 48 51 50 49 51

D14 47,5 39 42 38 41 44,5 42 40 42 43 43 40

D15 36 37, 37 39 42 39 39,5 38,5 40 41 37 39,5

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

34

Page 35: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

5

D16 3734,5

33 32 41 38 38 30 40 36 34 38

D17 30,5 28 26 29 28 29 30 26 30 29 29 30

D18 24 24 23 19 26 30,5 27 20 29 23 28 27

D19 44 40 45 41 46 45,5 44 43 46 47 44 44

D20 15 16 13 12 14 18 18 17 19 17 17 18

D21 19,516,5

19 17 18,5 18,5 18 1617,5

18 18 18

D22 9,5 7,5 7 8 8,5 8,5 7 7 7 8 7,5 7,5

D23 165 151 172 157 174171,

5162 160 159 170 160 162

D24 208 188 208 185 208201,

5198 188 199 206

192,5

198

D25 168,5 122 166 149 166 167 156 149 123 161 155 156

D26 70 67 73 65 74 75 77 69 69 75 70 77

Sumber: Pengolahan Data

4.2Pengolahan dan Analisis Data

4.2.1 Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data dilakukan pada dimensi 1 hingga dimensi 26, berikut

merupakan tabel dari uji keseragaman data pada dimensi 1 :

Tabel 4.9 Hasil Uji Keseragaman PriaDimen

siRata-rata

Standar deviasi

Data maxData min

BKA BKB Keterangan

D1 168,5532 5,856281 180 159180,265

8156,840

6 seragam

D2 157,6702 6,079435 169 147169,829

1145,511

3 seragam

D3 141,3776 6,035943 153 132153,449

4129,305

7 seragam

D4 102,3467 3,845753 110 96110,038

294,6551

6 seragam

D5 68,58889 3,289599 71 6375,1680

962,0096

9 seragam

D6 87,42857 3,612767 94 81 94,654180,2030

4 seragamSumber: Pengolahan Data

Lanjutan Tabel 4.9 Hasil Uji Keseragaman PriaDimen

siRata-rata

Standar deviasi

Data maxData min

BKA BKB Keterangan

D7 75,75556 3,166986 82 7182,0895

369,4215

8 seragam

D8 59,60465 2,503707 64 5564,6120

754,5972

4 seragam

D9 23,72619 1,948115 27,5 2027,6224

219,8299

6 seragam

D10 12,85745 1,956788 16,5 916,7710

28,94387

1 seragam

D11 59,76136 2,73965 65 5565,2406

654,2820

6 seragamD12 47,79592 3,561832 54 41 54,9195 40,6722 seragam

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

35

Page 36: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

8 5

D13 52,82292 2,872262 58,5 4858,5674

447,0783

9 seragam

D14 44,03947 2,034771 48 40,548,1090

139,9699

3 seragam

D15 44,59302 2,5571 49 4049,7072

239,4788

2 seragam

D16 39,8 3,303579 46 33,546,4071

633,1928

4 seragamD17 31,80435 3,201524 38 26 38,2074 25,4013 seragam

D18 30,16222 3,343262 36 24,336,8487

5 23,4757 seragam

D19 46,93182 1,760652 50 43,550,4531

243,4105

1 seragam

D20 17,84375 1,946509 21 1421,7367

713,9507

3 seragam

D21 19,2 0,925645 21 1821,0512

917,3487

1 seragam

D22 9 0,691215 10 810,3824

37,61757

1 seragam

D23 4,911597 183 164183,408

6163,762

24,91159

7 seragam

D24 212,6047 7,324582 226 198,5227,253

8197,955

5 seragam

D25 142,2449 17,92813 178 120,5178,101

2106,388

6 seragam

D26 77,02128 4,183245 85 69,585,3877

768,6547

9 seragamSumber: Pengolahan Data

Berdasarkan tabel, didapatkan data berupa nilai rata-rata dari keseluruhan

data dimensi 1 pada pria, nilai standart deviasi, nilai batas bawah (BKB) dan nilai

batas atas (BKA).

Sebagai contoh, pada data D1, nilai max adalah 180 dan nilai min adalah

159 sementara nilai BKA adalah 180,2658 dan nilai BKB adalah 156,8406

dengan standart deviasi sebesar 5,856281. Karena nilai data max dan data min

masih berada dalam jangkauan nilai BKA dan BKB, maka data D1 dapat

dikatakan seragam.

Cara menghitung nilai BKA untuk D1 adalah sebagai berikut:

BKA=x+k .σ

BKA = 168,5532+ (2 x 5,856281)

BKA = 180,2658

Cara menghitung nilai BKB untuk D1 adalah sebagai berikut:

BKB=x−k .σ

BKB = 168,5532– (2 x 6,6772)

BKB = 156,8406

Pada perhitungan BKA dan BKB di atas, nilai k = 2, karena pada perhitungan

ini digunakan tingkat keyakinan 95%. Untuk tingkat keyakinan 95%, nilai k = 2.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

36

Page 37: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Dengan demikian, setelah melakukan uji seragam sebanyak 7 kali dengan

mengurangi beberapa data yang tidak seragam, didapatkan keseragaman pada

keseluruhan dimensi tubuh pria. Berikut merupakan tabel hasil uji keseragaman

pada dimensi 1. Agar lebih mudah untuk melihat apakah data tersebut seragam

atau tidak, bisa tampilkan dalam bentuk peta kontrol. Berikut ini adalah gambar

peta kontrol untuk Dimensi 1 Pria :

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46145

150

155

160

165

170

175

180

185

pria

Series1Series2Series3

Gambar 4.1 Peta Kontrol Dimensi 1 PriaSumber: Pengolahan Data

Tabel 4.10 Hasil Uji Keseragaman WanitaDimen

siRata-rata

Standar deviasi

Data max

Data min

BKA BKBKeteranga

n

D1 158,3846 3,860157 166 151,1166,104

9150,664

3 seragam

D2 146,7595 4,742905 156 138,5156,245

3137,273

7 seragam

D3 129,8061 6,088596 141,5 118141,983

3117,628

9 seragam

D4 96,87073 3,239232 103 90,5103,349

290,3922

7 seragam

D5 64 3,806519 71 5771,6130

456,3869

6 seragam

D6 75,05 8,975164 90 5993,0003

357,0996

7 seragam

D7 69,79333 2,745111 74,5 6575,2835

664,3031

1 seragam

D8 55,32553 2,950348 60,5 50,561,2262

349,4248

4 seragam

D9 22,25526 1,485188 25 2025,2256

419,2848

9 seragam

D10 11,93488 1,12924 14 1014,1933

69,67640

4 seragam

D11 56,07872 3,928432 63,5 4963,9355

948,2218

6 seragam

D12 46,35714 4,232808 53 3854,8227

637,8915

3 seragam

D13 48,79167 2,502835 53 4453,7973

4 43,786 seragamD14 40,77551 1,912299 44,5 37 44,6001 36,9509 seragam

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

37

Page 38: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

1 1

D15 39,72391 1,655856 43 3743,0356

3 36,4122 seragam

D16 38,22973 1,479464 41 3641,1886

6 35,2708 seragam

D17 28,05 1,632208 31 2531,3144

224,7855

8 seragam

D18 27,57609 2,347498 32 2332,2710

822,8810

9 seragam

D19 42,55208 2,533267 47 37,547,6186

237,4855

5 seragamD20 16 2,135702 20 12 20,2714 11,7286 seragam

D21 17,38367 1,074583 19,5 15,319,5328

415,2345

1 seragam

D22 7,375 0,446238 8 6,58,26747

56,48252

5 seragam

D23 158,764 7,754466 174 144174,272

9143,255

1 seragam

D24 196,5918 8,328961 210 181,5213,249

8179,933

9 seragam

D25 120,2568 5,196983 130 110130,650

7109,862

8 seragam

D26 70,58889 3,92586 78 62,578,4406

162,7371

7 seragamSumber: Pengolahan Data

Berdasarkan tabel, didapatkan data berupa nilai rata-rata dari keseluruhan

data dimensi 1 pada wanita, nilai standart deviasi, nilai batas bawah (BKB) dan

nilai batas atas (BKA).

Sebagai contoh, pada data D1, nilai max adalah 166 dan nilai min adalah

151,1 sementara nilai BKA adalah 166,1049 dan nilai BKB adalah 150,6643

dengan standart deviasi sebesar 3,860157. Karena nilai data max dan data min

masih berada dalam jangkauan nilai BKA dan BKB, maka data D1 dapat

dikatakan seragam.

Cara menghitung nilai BKA untuk D1 adalah sebagai berikut:

BKA=x+k .σ

BKA = 158,3846+ (2 x 3,860157)

BKA = 166,1049

Cara menghitung nilai BKB untuk D1 adalah sebagai berikut:

BKB=x−k .σ

BKB = 158,3846– (2 x 3,860157)

BKB = 150,6643

Pada perhitungan BKA dan BKB di atas, nilai k = 2, karena pada perhitungan

ini digunakan tingkat keyakinan 95%. Untuk tingkat keyakinan 95%, nilai k = 2.

Dengan demikian, setelah melakukan uji seragam sebanyak 7 kali dengan

mengurangi beberapa data yang tidak seragam, didapatkan keseragaman pada

keseluruhan dimensi tubuh wanita. Berikut merupakan tabel hasil uji

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

38

Page 39: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

keseragaman pada dimensi 1. Agar lebih mudah untuk melihat apakah data

tersebut seragam atau tidak, bisa tampilkan dalam bentuk peta kontrol. Berikut

ini adalah gambar peta kontrol untuk Dimensi 1 Wanita :

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37140

145

150

155

160

165

170

wanita

Series1Series2Series3

Gambar 4.2 Peta Kontrol Dimensi 1 WanitaSumber: Pengolahan Data

4.2.2 Uji Kenormalan Data

Data antropometri yang akan digunakan dalam sebuah perancangan adalah

data yang berdistribusi normal. Hal ini dilakukan agar data yang dilakukan untuk

perancangan merupakan data yang dapat mewakili populasi pengguna produk

tersebut. Berikut merupakan pengolahan data (uji kenormalan data) hasil

praktikum Perancangan Kerja dan Ergonomi :

1. Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh Pria

Berikut merupakan langkah-langkah uji kenormalan dengan menggunakan

SPSS 17.0 :

a. Buka aplikasi SPSS 17.0

b. Masukkan data yang telah diperoleh ke dalam SPSS

c. Klik Analyze >> Descriptive >> Explore

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

39

Page 40: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Gambar 4.3 Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh PriaSumber: Print Screen Pengolahan Data dengan SPSS 17.0

d. Masukkan data D1 hingga D26 ke dalam test variabel list

e. Klik Plot lalu pilih Normality with Plot Test, klik Continue, lalu klik

OK.

Gambar 4.4 Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh PriaSumber: Print Screen Pengolahan Data dengan SPSS 17.0

f. Selanjutnya akan muncul output seperti berikut ini :

Tabel 4.11 Hasil Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh PriaTests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

D1 .142 38 .052 .949 38 .084

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

40

Page 41: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

D2 .192 38 .001 .943 38 .054

D3 .135 38 .077 .950 38 .090

D4 .147 38 .037 .926 38 .015

D5 .137 38 .070 .942 38 .049

D6 .089 38 .200* .953 38 .109

D7 .159 38 .016 .915 38 .007

D8 .099 38 .200* .960 38 .192

D9 .128 38 .122 .963 38 .236

D10 .198 38 .001 .951 38 .098

D11 .138 38 .064 .956 38 .136

D12 .141 38 .055 .956 38 .138

D13 .146 38 .040 .942 38 .049

D14 .169 38 .008 .952 38 .104

D15 .142 38 .052 .954 38 .122

D16 .095 38 .200* .970 38 .390

D17 .090 38 .200* .966 38 .300

D18 .130 38 .104 .955 38 .133

D19 .137 38 .068 .956 38 .145

D20 .146 38 .039 .935 38 .028

D21 .202 38 .000 .903 38 .003

D22 .173 38 .006 .883 38 .001

D23 .101 38 .200* .959 38 .171

D24 .063 38 .200* .972 38 .454

D25 .177 38 .004 .871 38 .000

D26 .113 38 .200* .976 38 .565

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Output SPSS 17.0

Dari tabel di atas kita dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Nilai α yang digunakan pada pengujian kali ini adalah 0,05. Dan kriteria

pengujian kenormalan ini adalah :

H0 diterima apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≥ α

H0 ditolak apabila Asymp. Sig (2-tailed) < α

Dari output SPSS di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed)

untuk D1 hingga D26 adalah lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

data D1 hingga D26 (Data Dimensi Tubuh Pria) berdistribusi normal.

2. Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh Wanita

Berikut merupakan langkah-langkah uji kenormalan dengan menggunakan

SPSS 17.0 :

a. Buka aplikasi SPSS 17.0

b. Masukkan data yang telah diperoleh ke dalam SPSS

c. Klik Analyze >> Descriptive >> Explore

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

41

Page 42: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Gambar 4.5 Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh WanitaSumber: Print Screen Pengolahan Data dengan SPSS 17.0

d. Masukkan data D1 hingga D26 ke dalam test variabel list

e. Klik Plot lalu pilih Normality with Plot Test, klik Continue, lalu klik

OK.

Gambar 4.6 Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh WanitaSumber: Print Screen Pengolahan Data dengan SPSS 17.0

f. Selanjutnya akan muncul output seperti berikut ini :

Tabel 4.12 Hasil Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh Wanita Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

42

Page 43: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

D1 .157 37 .022 .954 37 .133

D2 .152 37 .031 .944 37 .060

D3 .111 37 .200* .968 37 .357

D4 .119 37 .200* .964 37 .269

D5 .113 37 .200* .964 37 .263

D6 .197 37 .001 .885 37 .001

D7 .122 37 .180 .935 37 .033

D8 .113 37 .200* .955 37 .135

D9 .146 37 .044 .934 37 .031

D10 .201 37 .001 .936 37 .035

D11 .105 37 .200* .958 37 .169

D12 .097 37 .200* .965 37 .289

D13 .120 37 .194 .964 37 .276

D14 .162 37 .015 .951 37 .100

D15 .147 37 .042 .937 37 .036

D16 .183 37 .003 .921 37 .012

D17 .122 37 .178 .950 37 .100

D18 .125 37 .157 .949 37 .087

D19 .112 37 .200* .962 37 .237

D20 .112 37 .200* .957 37 .165

D21 .151 37 .032 .947 37 .074

D22 .304 37 .000 .796 37 .000

D23 .097 37 .200* .981 37 .780

D24 .114 37 .200* .951 37 .101

D25 .076 37 .200* .976 37 .600

D26 .096 37 .200* .979 37 .694

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Output SPSS 17.0

Dari tabel di atas kita dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Nilai α yang digunakan pada pengujian kali ini adalah 0,05. Dan kriteria

pengujian kenormalan ini adalah :

H0 diterima apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≥ α

H0 ditolak apabila Asymp. Sig (2-tailed) < α

Dari output SPSS di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed)

untuk D1 hingga D26 adalah lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

data D1 hingga D26 (Data Dimensi Tubuh Wanita) berdistribusi normal.

4.2.3 Persentil

Setelah memperoleh data, melakukan perhitungan persentil untuk tiap-tiap

dimensi dan dilakukan pada data pria maupun wanita. Persentil yang digunakan

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

43

Page 44: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

dalam pengolahan data ini ialah persentil 5-th, 10-th, 50-th, 90-th, dan 95-th.

Hasil pengolahan data terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Persentil Pria

Dimensi Rata-rata Standart deviasiPersentil

5-th 10-th 50-th 90-th 95-th

D1 168,5532 5,856281158,919

6161,057

2168,553

2176,049

2178,186

8

D2 157,6702 6,079435147,669

5149,888

5157,670

2165,451

9167,670

9

D3 141,3776 6,035943131,448

5133,651

6141,377

6149,103

6151,306

7

D4 102,3467 3,84575396,0204

497,4241

4102,346

7107,269

3 108,673

D5 68,58889 3,289599 63,1775 64,378268,5888

972,7995

874,0002

8

D6 87,42857 3,61276781,4855

782,8042

387,4285

792,0529

193,3715

7

D7 75,75556 3,16698670,5458

771,7018

275,7555

6 79,809380,9652

5

D8 59,60465 2,50370755,4860

556,3999

159,6046

562,8093

963,7232

5

D9 23,72619 1,94811520,5215

4 21,232623,7261

926,2197

826,9308

4

D10 12,85745 1,9567889,63853

410,3527

612,8574

515,3621

416,0763

7

D11 59,76136 2,7396555,2546

456,2546

159,7613

663,2681

164,2680

8

D12 47,79592 3,56183241,9367

143,2367

847,7959

252,3550

653,6551

3

D13 52,82292 2,87226248,0980

549,1464

252,8229

256,4994

257,5477

9

D14 44,03947 2,03477140,6922

741,4349

644,0394

746,6439

847,3866

7

D15 44,59302 2,557140,3865

941,3199

344,5930

247,8661

148,7994

5

D16 39,8 3,30357934,3656

135,5714

2 39,844,0285

845,2343

9

D17 31,80435 3,20152426,5378

4 27,706431,8043

5 35,902337,0708

6

D18 30,16222 3,34326224,6625

525,8828

430,1622

2 34,441635,6618

9

D19 46,93182 1,76065244,0355

544,6781

946,9318

249,1854

549,8280

9

D20 17,84375 1,94650914,6417

415,3522

217,8437

520,3352

821,0457

6

D21 19,2 0,92564517,6773

118,0151

7 19,220,3848

320,7226

9

D22 9 0,6912157,86295

18,11524

5 99,88475

510,1370

5

D23 4,911597 183-

296,123-

229,3284,91159

7239,151

6305,946

6

D24 212,6047 7,324582200,555

8203,229

2212,604

7221,980

2224,653

6

D25 142,2449 17,92813112,753

1119,296

9142,244

9165,192

9171,736

7

D26 77,02128 4,18324570,1398

471,6667

377,0212

882,3758

383,9027

2

Sumber: Pengolahan Data

Dari tabel 4.13 dapat diketahui nilai persentil dimensi 1 pada pria, dengan

rumus berikut ini :

Rumus untuk perhitungan persentil 5-th pada D1 adalah sebagai berikut:

Persentil 5-th = x – (1,645.σ)

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

44

Page 45: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Persentil 5-th =168,5532– (1,645 x 5,856281)

Persentil 5-th = 158,919617755

Rumus untuk perhitungan persentil 10-th pada D1 adalah sebagai berikut:

Persentil 10-th = x – (1,28.σ)

Persentil 10-th = 168,5532– (1,28 x 5,856281)

Persentil 10-th = 161,05716032

Rumus untuk perhitungan persentil 50-th pada D1 adalah sebagai berikut:

Persentil 50-th = x

Persentil 50-th = 168,5532

Rumus untuk perhitungan persentil 90-th pada D1 adalah sebagai berikut:

Persentil 90-th = x + (1,28.σ)

Persentil 90-th = 168,5532 + (1,28 x 5,856281)

Persentil 90-th = 176,04923968

Rumus untuk perhitungan persentil 95-th pada D1 adalah sebagai berikut:

Persentil 95-th = x + (1,645.σ)

Persentil 95-th = 168,5532 + (1,645 x 5,856281)

Persentil 95-th = 178,186782245

Tabel 4.14 Persentil WanitaDimens

i Rata-rata Standart deviasiPersentil

5-th 10-th 50-th 90-th 95-th

D1158,384

6 3,860157152,03

46153,44

36158,38

5163,32

56164,73

46

D2146,759

5 4,742905138,95

74140,68

86 146,76152,83

04154,56

16

D3129,806

1 6,088596119,79

04122,01

27129,80

6137,59

95139,82

18

D496,8707

3 3,23923291,542

1992,724

5196,870

7101,01

69102,19

93

D5 64 3,80651957,738

2859,127

66 6468,872

3470,261

72

D6 75,05 8,97516460,285

8663,561

79 75,0586,538

2189,814

14

D769,7933

3 2,74511165,277

6266,279

5969,793

373,307

0774,309

04

D855,3255

3 2,95034850,472

2151,549

0855,325

559,101

9860,178

85

D922,2552

6 1,48518819,812

1320,354

2222,255

324,156

324,698

39

D1011,9348

8 1,1292410,077

2810,489

4511,934

913,380

3113,792

48

D1156,0787

2 3,92843249,616

4551,050

3356,078

761,107

1162,540

99

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

45

Page 46: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

D1246,3571

4 4,23280839,394

1740,939

1546,357

151,775

1353,320

11

D1348,7916

7 2,50283544,674

5145,588

0448,791

751,995

352,908

83

Sumber: Pengolahan Data

Lanjutan Tabel 4.14 Persentil WanitaDimens

i Rata-rata Standart deviasiPersentil

5-th 10-th 50-th 90-th 95-th

D1440,7755

1 1,91229937,629

7838,327

7740,775

543,223

2543,921

24

D1539,7239

1 1,65585637,000

0337,604

4139,723

941,843

4142,447

79

D1638,2297

3 1,47946435,796

0136,336

0238,229

740,123

4440,663

45

D17 28,05 1,63220825,365

0225,960

77 28,0530,139

2330,734

98

D1827,5760

9 2,34749823,714

4624,571

2927,576

130,580

8931,437

72

D1942,5520

8 2,53326738,384

8639,309

542,552

145,794

6646,719

3

D20 16 2,13570212,486

7713,266

3 1618,733

719,513

23

D2117,3836

7 1,07458315,615

9816,008

217,383

718,759

1419,151

36

D22 7,375 0,4462386,6409

386,8038

15 7,3757,9461

858,1090

62

D23 158,764 7,754466146,00

79148,83

83158,76

4168,68

97171,52

01

D24196,591

8 8,328961182,89

07185,93

07196,59

2207,25

29210,29

29

D25120,256

8 5,196983111,70

78113,60

47120,25

7126,90

89128,80

58

D2670,5888

9 3,9258664,130

8565,563

7970,588

975,613

9977,046

93

Sumber: Pengolahan Data

Dari tabel 4.14 dapat diketahui nilai persentil dimensi 1 pada pria, dengan

rumus berikut ini :

Rumus untuk perhitungan persentil 5-th pada D1 adalah sebagai berikut:

Persentil 5-th = x – (1,645.σ)

Persentil 5-th = 158,3846 – (1,645 x 3,860157)

Persentil 5-th = 152,034641735

Rumus untuk perhitungan persentil 10-th pada D1 adalah sebagai berikut:

Persentil 10-th = x – (1,28.σ)

Persentil 10-th = 158,3846 – (1,28 x 3,860157)

Persentil 10-th = 153,44359904

Rumus untuk perhitungan persentil 50-th pada D1 adalah sebagai berikut:

Persentil 50-th = x

Persentil 50-th = 158,3846

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

46

Page 47: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Rumus untuk perhitungan persentil 90-th pada D1 adalah sebagai berikut:

Persentil 90-th = x + (1,28.σ)

Persentil 90-th = 158,3846 + (1,28 x 3,860157)

Persentil 90-th = 163,32560096

Rumus untuk perhitungan persentil 95-th pada D1 adalah sebagai berikut:

Persentil 95-th = x + (1,645.σ)

Persentil 95-th = 158,3846 + (1,645 x 3,860157)

Persentil 95-th = 164,734558265

4.2.4 Gambar Desain Produk Lemari

Berdasarkan hasil perhitungan persentil, maka ukuran yang sesuai untuk

pembuatan lemari berdasaran ukuran tubuh praktikan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.15 Ukuran dan Desain yang digunakan dalam Desain LemariNO

Keterangan Persentil Allowance

Ukuran

1 Tinggi Lemari (Dimensi 24)

5th dari data wanita

1 cm 183 cm

2 Tinggi Kaca Dari Alas (Dimensi 1)

95 th dari data pria 2cm 173 cm

3 Tinggi Rak Paling Atas (Dimensi 2)

5 th dari data wanita

3cm 139 cm

4 Tinggi Pegangan Pintu dari Alas (Dimensi 4)

50 th dari data wanita

1cm 96 cm

5 Panjang Pegangan Pintu (Dimensi 22)

95 th dari data pria 1cm 10 cm

6 Lebar (Diameter) Pegangan Pintu (Dimensi 21)

5 th dari data wanita (15 cm)

1cm 5 cm

7 Lebar Lemari (Dimensi 15)

95 th dari data pria 1cm 49 cm

8 Tinggi Cantolan Baju (Dimensi 8)

95 th dari data pria 5cm 64 cm

9 Lebar 1 Pintu (Dimensi 16)

95 th dari data pria 3cm 46 cm

10 Lebar 2 Pintu (Dimensi 23)

5 th dari data wanita

3cm 146 cm

Sumber: Data yang diolah

Berdasarkan data dimensi yang didapat, dihasilkan sebuah desain produk

seperti yang tampak pada Gambar 4.7 sebagai berikut:

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

47

Page 48: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

48

Page 49: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

Gambar 4.7 Desain LemariSumber: Print Screen Desain Lemari dengan Autocad 2008

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

49

Page 50: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

50

Page 51: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

BAB VPENUTUP

5.1Kesimpulan

Ergonomi merupakan studi mengenai sistem kerja manusia yang bertujuan

untuk mendesain sistem kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien.

Ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan

manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya.

Salah satu cabang ilmu dari ergonomi ialah Anthropometri. Anthropometri

merupakan studi mengenai dimensi tubuh manusia yang nantinya digunakan

untuk menyesuaikan interaksi antara manusia dengan sistem kerja yang ada.

Data sampel yang diperoleh dari praktikum mengenai dimensi-dimensi tubuh

manusia ini selanjutnya diuji keseragaman data, kenormalan data dan persentil,

selanjutnya dari data persentil tadi digunakan untuk mendesain ukuran produk

yang sesuai dan nyaman untuk konsumen khususnya bagi praktikan yang

diambil datanya. Produk yang dirancang ialah lemari, dari penguji tersebut

diperoleh :

1. Dari pengujian keseragaman data menggunakan BKA dan BKB serta peta

kontrol diperoleh bahwa data D1 hingga D26 seragam untuk data pria dan

wanita.

2. Dari pengujian kenormalan, data D1 hingga D26 berdistribusi normal untuk

data pria dan wanita.

3. Persentil yang diuji yaitu persentil 5th,10th 50th, 90th, 95th .

Dimensi yang digunakan pada produk lemari ini ada sepuluh dimensi meliputi

D24, D1, D2, D4, D21, D22, D15, D8, D16, D23 dengan persentil yang digunakan

meliputi P5, P50, dan P95 dari persentil perempuan atau laki-laki.

5.2Saran

Adapun saran dari kelompok kami dalam praktikum ini adalah :

1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan lebih memahami materi

praktikum yang akan dilaksanakan, agar memudahkan saat pelaksanaan

praktikum.

2. Pada saat pengukuran sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengambil data

dan lebih cermat dalam membaca keterangan data yang ditunjukkan pada

hasil pengambilan data

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

51

Page 52: MODUL Antropometri

MODUL 1A

NTROPOMETRI

3. Pada saat pelaksanaan praktikum, praktikan sebaiknya memanfaatkan waktu

dengan sebaik-baiknya guna menghindari keterlambatan jadwal.

4. Sebaiknya data yang diambil oleh praktikan adalah data yang seragam dan

berdistribusi normal sehingga produk yang didesain sesuai dengan ukuran

dari konsumen (praktikan yang diukur).

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

52