Termoregulasi

7
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TERMOREGULASI A. PENGERTIAN Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Hipotalamus yang terletak antara hemisfer serebral, mengontror suhu tubuh sebagaimana kerja termostat dalam rumah. Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengontror pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior mengontror produksi panas. B. FISIOLOGI TERMOREGULASI Termoreseptor perifer berfungsi memantau suhu kulit di seluruh tubuh dan menyalurkan informasi ke hipotalamus selaku termoreseptor sentral. Termoreseptor sentral dibagi menjadi dua: 1. Hipotalamus Posterior ( Aktif saat Dingin) à produksi panas meningkat dan konservasi panas 2. Hipotalamus Anterior ( Aktif saat Panas ) à memicu reaksi pengurangan panas Suhu tubuh normal manusia adalah 36,5 – 37,5 0 C C. ETIOLOGI Banyak factor yang menyebabkan perubahan suhu antara lain: 1. Usia Hilangnya panas pada bayi merupakan keadaan yang merugikan, karenaitu suhu tubuh normal pada bayi harus dipelihara. Menurut buku Maternaland Neonatal Nursing, 1994, hilangnya panas pada bayi baru lahir melaluiempat cara yaitu : a. Radiasi

description

LP KDM Termoregulasi

Transcript of Termoregulasi

Page 1: Termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

TERMOREGULASI

A. PENGERTIAN

Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan

produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara

konstan.

Hipotalamus yang terletak antara hemisfer serebral, mengontror suhu tubuh sebagaimana

kerja termostat dalam rumah. Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh.

Hipotalamus anterior mengontror pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior mengontror

produksi panas.

B. FISIOLOGI TERMOREGULASI

Termoreseptor perifer berfungsi memantau suhu kulit di seluruh tubuh dan menyalurkan

informasi ke hipotalamus selaku termoreseptor sentral.

Termoreseptor sentral dibagi menjadi dua:

1. Hipotalamus Posterior ( Aktif saat Dingin) à produksi panas meningkat dan konservasi

panas

2. Hipotalamus Anterior ( Aktif saat Panas ) à memicu reaksi pengurangan panas

Suhu tubuh normal manusia adalah 36,5 – 37,50C

C. ETIOLOGI

Banyak factor yang menyebabkan perubahan suhu antara lain:

1. Usia

Hilangnya panas pada bayi merupakan keadaan yang merugikan, karenaitu suhu tubuh

normal pada bayi harus dipelihara. Menurut buku Maternaland Neonatal Nursing, 1994,

hilangnya panas pada bayi baru lahir melaluiempat cara yaitu : 

a. Radiasi

transfer panas dari bayi kepermukaan yang lebih dingin,dan obyek yang tidak berhubungan

langsung dengan bayi..Contoh : udara dingin pada dinding luar dan jendeladan penyekat

tempattidur bayi yang dingin

b. Evaporasi

hilangnya panas ketika air dari kulit bayi menguap. Contoh : Bayi lahir tidak

langsung dikeringkan dari cairan ketuban,Selimut atau popok basah bersentuhan

dengan kulit bayi.

c. Konduksi

transfer panas yang terjadi ketika bayi kontak langsungdengan permukaan obyek yang

dingin. Contoh : Tangan perawat yang dingin, tempat tidur, selimut, stetoskopyang

dingin

d. Konveksi

Page 2: Termoregulasi

Hilangnya panas pada bayi yang terjadi karena aliranudara yang dingin menyentuh

kulit bayi. Hal tersebut terjadi karenaaliran udara sekliling bayi yang dingin

2. Olahraga

Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan karbohidrat dan

lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas.

3. Kadar hormone

Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan

pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.

Perubahan suhu juga terjadi pada wanita menopause. (Bobak, 1993)

4. Irama sirkadian

Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 ºC sampai 1 ºC selama periode 24 jam. Secara

umum, irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai usia. Penelitian menunjukkan, puncak

suhu tubuh adalah dini hari pada lansia (lenz,1984)

5. Stres

Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik dokter, suhu tubuhnya

dapat lebih tinggi dari normal

6. Lingkungan

D. MANIFESTASI KLINIK

1. Hipertermi

suatu peningkatan suhu dalam tubuh disebabkan oleh suatu gangguan dalam mekanisme

pengatur panas.

a. Febris                    : 37,5 – 38°C

b. Hipertermia          : >38o C

c. Frekuensi pernafasan bayi agak cepat > 60 x 1 menit.

d. Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badati menurun turgar kulit kurang banyaknya air

kemih berkurang.

e. Antisipasi terjadi kejang. .

2. Hipotermia

pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi

kemampuan tubuh untuk memproduksi panas (Potter. Patricia A. 2005. Fundamental

Keperawatan. Jakarta: EGC)

a. turunmya suhu dibawah normal (<36oC)

b. suhu rektal bayi dibawah 350C.

c. Trauma dingin cold stress (hipotermia) pada bayi baru lahir, dalam huhungannya

dengan asidosis metabolik dapat bersifat mematikan bahkan pada bayi cukup bulan

yang sehat

Tanda Hipotermi pada Bayi:

a. Hipotermia Sedang (Stress Dingin) (32 – 36 0C)

1) Aktivitas berkurang, letargi

Page 3: Termoregulasi

2) Tangisan lemah

3) Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)

4) Kemampuan menghisap lemah.

5) Kaki teraba dingin.

b. Hipotermia Berat (Cedera Dingin) (< 320C)

1) Sama dengan hipotermia sedang.

2) Bibir dan kuku kebiruan.

3) Pernafasan lambat.

4) Pernafasan tidak teratur.

5) Bunyi jantung lambat.

6) Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik.

E. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Riwayat Keperawatan

1) Adanya riwayat kejang demam pada pasien dan keluarga

2) Adanya riwayat infeksi

3) Adanya riwayat trauma kepala 

b. Pemeriksaan Fisik

1) Adanya peningkatan: suhu tubuh, nadi, pernapasan,

2) Kulit teraba hangat

3) Anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan

4) Adanya kelemahan dan keletihan

5) Adanya kejang

c. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lab menunjukkan peningkatan kalium, jumlah cairan cerebrospinal

meningkat dan berwarna kuning

2. Diagnosa

a. Hipertermia b.d proses penyakit

Tujuan: Termoregulasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan suhu terkontrol dengan criteria hasil:

1) Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5 – 37,50C)

2) Nadi dan RR dalam rentang normal (N: 60-100x/mnt, RR: 16-20x/mnt)

3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, klien merasa nyaman

Intervensi:

Pengobatan Demam

- Monitor suhu sesering mungkin

- Monitor IWL (Incessible water loss)

- Monitor warna dan suhu kulit

- Monitor tekanan darah, nadi dan RR

Page 4: Termoregulasi

- Monitor penurunan tingkat kesadaran

- Monitor WBC, Hb, dan Hct

- Monitor intake dan output

- Kolaborasi pemberian anti piretik

- Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam

- Selimuti pasien

- Lakukan tapid sponge

- Kolaboraikan dengan dokter mengenai pemberian cairan intravena sesuai program

- Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

- Tingkatkan sirkulasi udara

- Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil

b. Hipotermi b.d Paparan lingkungan dingin

Tujuan: Termoregulasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan suhu terkontrol dengan criteria hasil:

1) Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5 – 37,50C)

2) Nadi dan RR dalam rentang normal (N: 60-100x/mnt, RR: 16-20x/mnt)

3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, klien merasa nyaman

Intervensi:

Temperature regulation

- Monitor suhu minimal tiap 2 jam

- Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu

- Monitor TD, nadi, dan RR

- Monitor warna dan suhu kulit

- Monitor tanda-tanda hipotermi

- Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh

- Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari

kedinginan

- Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang

diperlukan

- Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan

c. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang,

paparan lingkungan dingin/panas

Tujuan: Hydration

Intervensi:

Temperature Regulation (pengaturan suhu)

- Monitor suhu minimal tiap 2 jam

- Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu

Page 5: Termoregulasi

- Monitor TD, nadi, dan RR

- Monitor warna dan suhu kulit

- Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

- Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh

DAFTAR PUSTAKA

NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam

praktek. Jakarta: EGC.

Potter. Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3.

Salemba:Medika. 

Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kozier.

Fundamental of Nursing