Laporan Termoregulasi Pada Manusia

download Laporan Termoregulasi Pada Manusia

of 18

Transcript of Laporan Termoregulasi Pada Manusia

LAPORAN PRAKTIKUM PENGATURAN SUHU ENDOTERM

OLEH Yohana Maria Penga NIM : 080917045

Program Studi Teknobiomedik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga 2011/2012

PERCOBAAN 4 PENGATURAN SUHU TUBUH ENDOTERM

I. TUJUAN Mempelajari kemampuan organisme endoterm (homoiterm) dalam mempertahankan panas tubuh manusia II. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. Termometer Kapas Alkohol

III. DASAR TEORI Proses transfer energi di dalam tubuh menyebabkan terjainya transfer panas. Pengaturan suhu tubuhb (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekresi adalah elemenelemen homeostasis, utamanya pada manusia. Dalam termoregulasi, dikenal istilah eksoterm, dan endoterm yang mendasarkan pada sumber panas yang diperoleh oleh tubuh. Manusia mendapatkan sumber panas yang berasal dari dalam tubuh sehingga disebut sebagai endoterm. Suhu tubuh manusia memiliki kemampuan mempertahankan konstan 37o 0,5o yang diatur oleh hipotalamus dan mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Bila suhu lingkungan dingin,, maka tubuh melakukan mekanisme peningkatan laju metabolisme melalui perubahan-perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya sehingga dihasilkan produksi panas optimal. Sedangkan bila suhu lingkungan panas, maka tubuh melakukan mekanisme pengrangan produksi panas melalui proses pengeluaran cairan tubuh agar terjaga keseimbangan suhu endoterm.

Kontrol keseimbangan suhu tubuh manusia dilakukan dengan menyeimbangkan antara Heat Production (panas terproduksi) dan Heat Loss (panas yang hilang). Umumnya, ketika laju panas terproduksi di dalam tubuh besar dibandingkan panas yang hilang, panas terakumulasi di dalam tubuh dan meningkatkan suhu tubuh. Sebaliknya, apabila laju hilangnya panas lebih besar, maka akan terjadi penurunan panas serta suhu tubuh. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi laju produksi panas atau yang juga sering dikenal sebagai laju metabolik tubuh, yakni:

laju basal metabolisme sel-sel di dalam tubuh Penambahan laju metabolisme oleh aktivitas otot; termasuk diantaranya adalah gerakan tubuh saat menggigil Penambahan metabolisme akibat pengaruh hormon Thyroxin serta hormon-hormon lain terhadap sel Penambahan metabolisme akibat epinephrine, nor-epinephrine, atau stimulasi simpatetik lain pada sel Penambahan metabolisme akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel Penambahan metabolisme yang diperlukan untuk pencernaan dan absorbsi.

Sebagian besar panas tubuh diproduksi oleh organ-organ dalam, khususnya pada hati, otak, dan jantung; serta otot-otot skeletal saat melakukan aktivitas. Kemudian panas tersebut ditransfer ke bagian permukaan tubuh, hingga akhirnya terlepas ke udara. Sehingga ada dua hal yang mempengaruhi laju hilangnya panas, yakni: Seberapa cepat panas dapat terkonduksi dari inti ke permukaan tubuh Seberapa cepat panas dapat terlepas dari permukaaan tubuh ke lingkungan.

Perlu diketahui bahwa ada perbedaan mendasar antara suhu inti tubuh (core temperature) dengan suhu kulit (skin temperature). Suhu inti umumnya cenderung tetap; orang normal berkisar antara 36-37,5o C. Sedangkan suhu kulit berubah-ubah, bergantung pada kondisi lingkungan. Adapun yang diukur dalam percobaan adalah suhu inti tubuh, yang dapat diperoleh melalui pengukuran oral maupun aksila. Memahami konsep pengaturan suhu tubuh penting karena sangat berguna dalam hal penellitian atau persoalan di klinik seperti :

1. Persoalan demam pada penyakit-penyakit 2. Persoalan pemberian hypothermic pada kasus pembedahan (bedah jantung) 3. Terapi pada kasus yang disebabkan panas berlebihan (Heat stroke) atau pada kasus kedinginan ekstrem 4. Masalah-masalah militer (latihan dilapangan panas terbuka), ruang angkasa, atau ditempattempat yang memungkinkan mempunyai panas yang ekstrem. Suhu inti (core temperature) manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan seharihari. Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya pada sore hari (jam 2 - 3 sore). Prinsip pengaturan suhu tubuh Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu yaitu : Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 37 derajat Celcius, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina, esophagus.(Tr) . Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai + 2 cm kedalam.(Ts) Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh ratarata (tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus ; TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr Organ Pengatur Suhu Tubuh Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak.Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panas. Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas

Mekanisme kerja hipotalamus dalam mengatur suhu tubuh Pengaturan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus region anterior dan posterior yang masing-masing berespon pada suhu tubuh meningkat dan berkurang. Suhu tubuh diatur hampir seluruhnya oleh mekanisme umpan balik, dan hampir semua mekanisme in terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang teletak pada hipotalamus. Agar mekanisme umpan balik ini dapat berlangsung, harus juga tersedia pendetektor suhu untuk menentukan kapan suhu tubuh menjadi sangat panas atau sangat dingin.(4) Area preoptik hipotalamus anterior mengandung sejumlah besar neuron yang sensitif terhadap panas yang jumlahnya kira-kira sepertiga neuron yang sensitif terhadap dingin. Neuron-neuron ini diyakini berfungsi sebagai sensor suhu untuk mengatur suhu tubuh. Neuron-neuron yang sensitif terhadap panas ini meningkatkan kecepatan kerjanya sesuai dengan peningkatan suhu, kecepatannya kadang meningkat 2 sampai 10 kali lipat pada kenaikan suhu tubuh sebesar 100C . Neuron yang sensitif terhadap dingin, sebaliknya, meningkatkan kecepatan kerjanya saat suhu tubuh turun. Apabila area preoptik dipanaskan, kulit di seluruh tubuh dengan segera mengeluarkan banyak keringat, sementara pada waktu yang sama pembuluh darah kulit di seluruh tubuh menjadi sangat berdilatasi. Jadi, hal ini merupakan reaksi yang cepat untuk menyebabkan tubuh kehilangan panas, dengan demikian membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal. Disamping itu, pembentukan panas tubuh yang berlebihan dihambat. Oleh karena itu, jelas bahwa area preoptik dari hipotalamus memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai termostatik pusat kontrol suhu tubuh. Sinyal yang ditimbulkan oleh reseptor suhu dari hipotalamus sangat kuat dalam mengatur suhu tubuh, reseptor suhu pada bagian lain dari tubuh juga mempunyai peranan penting dalam pengaturan suhu. Hal ini terjadi pada reseptor suhu di kulit dan beberapa jaringan khusus dalam tubuh. Reseptor dingin terdapat jauh lebih banyak daripada reseptor panas, tepatnya, terdapat 10 kali lebih banyak di seluruh kulit. Oleh karena itu, deteksi suhu bagian perifer terutama menyangkut deteksi suhu sejuk dan dingin daripada suhu hangat. Apabila seluruh kulit tubuh menggigil, terjadi pengaruh refleks yang segera dibangkitkan untuk meningkatkan suhu tubuh melalui beberapa cara : (1) dengan memberikan rangsangan kuat sehingga menyebabkan mengigil, dengan akibat meningkatnya kecepatan pembentukan panas tubuh; (2) dengan menghambat proses

berkeringat bila hal ini harus terjadi, dan (3) dengan meningkatkan vasokonstriksi kulit untuk menghilangkan pemindahan panas tubuh ke kulit. (4) Walaupun banyak sinyal sensoris temperatur berasal dari reseptor perifer, sinyal ini membantu pengaturan suhu tubuh terutama melalui hipotalamus. Area pada hipotalamus yang dirangsang oleh sinyal sensoris ini adalah suatu area yang terletak bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira setinggi korpus mamilaris. Sinyal sensoris temperatur dari hipotalamus anterior-area preoptik juga dipindahkan ke dalam area hipotalamus posterior ini. Di sini sinyal dari area preoptik dan sinyal dari perifer tubuh digabung untuk mengatur reaksi pembentukan panas atau reaksi penyimpanan suhu tubuh. (4) Sistem pengatur temperatur menggunakan tiga mekanisme penting untuk menurunkan panas tubuh ketika temperatur menjadi sangat tinggi :(4) 1. Vasodilatasi. Pada hampir semua area tubuh, pembuluh darah kulit berdilatasi dengan kuat. Hal ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokonstriksi. Vasodilatasi penuh akan meningkatkan kecepatan pemindahan panas ke kulit sebanyak delapan kali lipat. 2. Berkeringat. Peningkatan temperatur tubuh 10C menyebabkan keringat cukup banyak untuk membuang 10 kali lebih besar kecepatan metabolisme basal dari pembentukan panas tubuh. 3. Penurunan pembentukan panas. Mekanisme yang menyebabkan pembetukan panas berlebihan, seperti menggigil dan termogenesis kimia, dihambat dengan kuat. Ketika tubuh terlalu dingin, sistem pengaturan temperatur mengadakan prosedur yang sangat berlawanan, yaitu:(4) 1. Vasokonstriksi kulit di seluruh tubuh. Hal ini disebabkan oleh rangsangan pusat simpatis hipotalamus posterior. 2. Piloereksi. Piloereksi berarti berdiri pada akarmya. Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat ke folikel rambut berkontraksi, yang menyebabkan rambut berdiri tegak. Mekanisme pengaturan suhu secara singkat

Kulit > Reseptor ferifer > hipotalamus (posterior dan anterior) > Preoptika hypotalamus > Nervus eferent > kehilangan/pembentukan panas

Sumber panas Produksi panas Pada respirasi sel, proses melepaskan energi dari makanan untuk membentuk ATP, juga menghasilkan panas ketika satu energi dihasilkan.(3) Walaupun respirasi sel, berlangsung konstan, banyak faktor yang mempengaruhi proses ini, yaitu : 1. Hormon tiroksin (dan T3), dihasilkan oleh kelenjar tiroid, meningkatkan laju respirasi sel dan produksi panas. Sekresi tiroksin diregulasi oleh laju produksi energi tubuh, laju metabolisme itu sendiri. Ketika laju metabolisme berkurang, kelenjar tiroid distimulasi untuk menghasilkan lebih banyak tiroksin. Ketika tiroksin meningkatkan laju respirasi sel, mekanisme umpan balik negative menghambat sekresi lebih lanjut sampai laju metabolisme turun kembali. Tiroksin disekresi ketika kebutuhan respirasi sel meningkat dan mungkin merupakan pengatur utama produksi energi harian. 2. Pada keadaan stress, epinerin dan norepinefrin disekresikan oleh medulla adrenal, dan sistem saraf simpatis menjadi lebih aktif. Epinefrin meningkatkan laju respirasi sel, khususnya di organ seperti jantung, otot rangka, dan hati. Stimulasi simpatis juga meningkatkan aktivitas organ-organ ini. Peningkatan produksi ATP untuk memenuhi kebutuhan ATP pada keadaan stress yang juga berarti lebih banyak panas yang dihasilkan. 3. Organ-organ yang aktif menghasilkan ATP merupakan sumber panas ketika tubuh istirahat. Otot rangka, contohnya, biasanya pada kedaan kontraksi ringan disebut tonus otot. Karena meskipun kontraksi ringan membutuhkan ATP, otot jua menghasilkan panas. Menghasilkan sekitar 25% dari total panas tubuh pada saat istirahat dan lebih banyak pada saat olahraga, ketika lebih banyak ATP yang dihasilkan. Hati merupakan organ yang secara kontinu aktif, menghasilkan ATP untuk menghasilkan energi untuk fungsinya yang banyak. Hasilnya, hati menghasilkan sebanyak 20% total panas tubuh pada saat isitrahat. Panas yang dihasilkan oleh organ-organ ini disebarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Ketika darah yang mengalir lebih rendah melalui organ seperti otot

dan hati, panas yang mereka hasilkan ditransfer ke darah, menghangatkan darah. Darah yang hangat tersebut bersirkulasi ke area tubuh yang lain, mendistribusikan panas. 4. Asupan makanan juga meningkatkan produksi panas, karena aktivitas metabolisme saluran cerna meningkat. Panas yang dibentuk ketika saluran cerna menghasilkan ATP untuk peristalsis dan untuk sintesa enzim pencernaan. 5. Perubahan suhu tubuh juga menimbulkan efek terhadap laju metabolisme dan produksi panas. Hal ini secara klinis penting ketika seseorang demam, peningkatan suhu tubuh yang abnormal. Suhu yang tinggi meningkatkatkan laju metabolisme, yang meningkatkan produksi panas dan meningkatkan suhu tubuh lebih lanjut. Demam yang tinggi memicu siklus yang tak berujung meningkatkan produksi panas. (3) Untuk mempertahankan suhu tetap hangat, tubuh harus membentuk gerakan volunter tambahan (gerakan anggota gerak) dan kontraksi otot involunter (menggigil). Bayi baru lahir juga mempunyai jaringan yang dikenal lemak coklat (brown fat), yang mampu menghasilkan panas tambahan tanpa menggigil. Dingin menstimulasi jalur reflex yang menghasilkan pelepasan norepinefrin (reseptor 3-adrenergik) dalam jaringan lemak, yang menstimulasi terjadinya (1) lipolisis dan (2) ekspresi lipoprotein lipase (LPL) dan thermogenin. LPL meningkatkan suplai asam lemak bebas. Thermogenin berada di dalam membran mitokondria yang merupakan protein bebas yang berfungsi sebagai H+-uniporter. Sirkuit pendek gradient H+ antar membran dalam mitokondria, melepaskan (produksi panas) produksi ATP melalui rantai respirasi.(5) Pelepasan panas 1. Penguapan (evaporasi) Penguapan dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas. Walau tidak berkeringat, melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga penguapan dari permukaan tubuh kita selalu terjadi disebut inspiration perspiration (berkeringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL (insensible water loss). Inspiration perspiration melepaskan panas + 10

kcal/jam dari permukaan panas dari metabolisme dikeluarkan kulit. Dari jalan pernafasan + 7 kcal/jam dengan cara evaporasi 20 - 25%. 2. Radiasi Pada permukaan tubuh, bila suhu disekitar lebih panas dari badan akan menerima panas, bila disekitar dingin akan melepaskan panas. Proses ini terjadi dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan kecepatan seperti cahaya radiasi. 3. Konduksi Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan pemindahan berturut turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan ini dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali menyiram dengan air) 4. Konveksi Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat menjadipada tubuh akan dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran panas. Pengaturan Suhu Tubuh pada keadaan dingin dapat dilakukan melalui dua mekanisme tubuh yaitu : Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion) > erector villi Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme. Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara : 1. Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi) Pada reaksi dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap pakaian lagi.

2. Limit blood flow slufts (Perubahan aliran darah) Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan) bila seluruh anggota badan didinginkan Pengaturan secara kimia Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada group-group kecil motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu 5 derajat Celcius selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari basal, dengan batas maximal 5 kali. Pengaturan suhu tubuh pada keadaan panas dapat dilakukan dengan cara: 1. Fisik Penambahan aliran darah permukaan tubuh Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/dibawah 34 derajat Celcius. penambahan penambahan konduktivitas panas (thermalaliran darah konduktivity) 2. Keringat Pada temperature diatas 340 C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. mekanisme panas yang dipakai dalam keadaan ini dengan cara penguapan (evaporasi).

Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara keringatperiodic memompa tetesan cairan keringat dari lumen permukaan kulit merupakan mekanisme pendingin yang paling efektif. Termoregulasi pada Manusia Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organorgan tubuh yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan sekeliling (penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini, isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf motorik yang mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-paru dan seluruh tubuh. Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh sensor panas dan sensor dingin melalui peredaran darah . Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Mausia menggunakan baju merupakan salah satu perilaku unik dalam termoregulasi

IV. DATA HASIL PENGAMATAN Praktikan : DENA ARIANTI Waktu Pengukuran 07.43 15.15 15.40 malam/ air 19.30 23.11 tengah 01.57 Suhu tubuh ( C) 34,9 36,1 35,8 36 36 35,6o

Suhu Lingkungan (oC) 27 28 27 29 28 27 Menggunakan AC Menggunakan AC Outdoor Menggunakan AC Menggunakan AC Menggunakan AC Keterangan

No 1 2 3 4 5 6

Aktivitas Mandi pagi Kuliah siang Olahraga Mandi hangat Berangkat tidur Bangun malam/pagi

Praktikan

: SHINTA FITRIYANINGTYAS Waktu Pengukuran 06.30 15.50 05.30 malam/ air 20.30 22.30 Suhu tubuh ( C) 36,2 36,4 36,3 35,8 36,3o

Suhu Lingkungan (oC) 26,1 28 27 27 26,5 Menggunakan AC Menggunakan AC Menggunakan AC Menggunakan AC Keterangan

No 1 2 3 4 5

Aktivitas Mandi pagi Kuliah siang Olahraga Mandi hangat Berangkat tidur

6

Bangun malam/pagi

tengah

05,00

35,9

26

Menggunakan AC

Praktikan

: RIZKA RAMADHANIA Waktu Pengukuran 04.55 Suhu tubuh (oC) 34,8 Suhu Lingkungan (oC) 27 Menggunakan Kipas Angin Menggunakan 15.50 36,1 36,0 35,7 36 35,5 28 AC 27 28 27 27 Menggunakan Kipas Angin Menggunakan Kipas Angin Menggunakan Kipas Angin Keterangan

No 1 2

Aktivitas Mandi pagi Kuliah siang

3 4 5 6

Olahraga Mandi malam/ air hangat Berangkat tidur Bangun malam/pagi tengah

15.40 18.00 23.45 02.01

Praktikan

: YOHANA MARIA Waktu Pengukuran 07.13 Suhu tubuh (oC) 35,8 Suhu Lingkungan (oC) 27 Menggunakan Kipas Angin Keterangan

No 1

Aktivitas Mandi pagi

2

Kuliah siang

15.10 35,4 28 27 28

Menggunakan AC Menggunakan Kipas Angin Menggunakan 37 27 Kipas Angin Menggunakan Kipas Angin

3 4 5

Olahraga Mandi malam/ air hangat Berangkat tidur

15.30 20.06 22.50

36,3 35,7

6

Bangun malam/pagi

tengah

04.45

34,8

28

Praktikan

: NARESWARI K.M.T.D Waktu Pengukuran Suhu tubuh ( C)o

Suhu Lingkungan (oC) Tidak 28,5 28 27 28 Menggunakan penyejuk ruangan. Menggunakan AC Tidak Menggunakan penyejuk ruangan. Tidak Keterangan

No 1

Aktivitas Mandi pagi

07.10 2 3 4 Kuliah siang Olahraga Mandi hangat 5 Berangkat tidur 22.15 6 Bangun malam/pagi tengah 02.40 malam/ air 18.00 15.38 15.50

35,8 36,2 36,5 35,7

36,0

30,2

Menggunakan penyejuk ruangan. Tidak

35,5

28

Menggunakan penyejuk ruangan.

Praktikan

: ROYAN DAWUD Waktu Pengukuran Suhu tubuh (oC) Suhu Lingkungan (oC) Tidak 05.28 31,2 35,3 33,8 32,7 29 28 27 27 Menggunakan penyejuk ruangan. Menggunakan AC Tidak 23.05 Menggunakan penyejuk ruangan. Tidak 00.15 33,9 28 Menggunakan penyejuk ruangan. Tidak 05.09 35,3 28 Menggunakan penyejuk ruangan. Keterangan

No 1

Aktivitas Mandi pagi

2 3 4

Kuliah siang Olahraga Mandi hangat malam/ air

15.40 15.50

5

Berangkat tidur

6

Bangun malam/pagi

tengah

V. PEMBAHASAN Pada praktikum yang telah dilakukan ini, dibicarakan tentang pengaturan suhu endoterm. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam tubuh terjadi proses transfer energi yang menyebabkan terjainya transfer panas. Transfer panas yang terjadi ini perlu diatur, oleh karena itu pada tubuh terdapat mekanisme pengaturan suhu tubuh (termoregulasi). Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus. Hipothalamus dikenal juga sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Hipotalamus mengatur agar suhu tubuh manusia mampu dipertahankan secara konstan 37o 0,5o dan mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Bila suhu lingkungan dingin,, maka tubuh melakukan mekanisme peningkatan laju metabolisme melalui perubahan-perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya sehingga dihasilkan

produksi panas optimal. Sedangkan bila suhu lingkungan panas, maka tubuh melakukan mekanisme pengrangsangan produksi panas melalui proses pengeluaran cairan tubuh agar terjaga keseimbangan suhu endoterm. Hal terpenting yang diatur oeh hipotalamus adalah umpan balik tubuh, berupa vasodilatasi dan vasokonstriksi pembuluh darah. Dalam percobaan yang dilakukan, suhu tubuh diukur pada aksila (ketiak) dengan perlakuan yang berbeda yaitu saat kita bangun pagi, berangkat tidur, mandi pagi, mandi malam dengan air hangat, kuliah siang, dan olahraga. Dari pengukuran yang telah dilakukan ini, didapatkan hasil pengukuran seperti yang tertera pada data hasil praktikum. Pada data diatas, terlihat bahwa pengukuran pada saat kita bangun pagi didapatkan suhu tubuh yang rendah dibandingkan hasil pengukuran lainnya. Pada pengukuran suhu tubuh saat bangun tidur dan saat berangkat tidur dapat terlihat perbedaan hasil pengukuran keduanya. Secara teoritis suhu saat bangun tidur lebih rendah dibandingkan saat berangkat tidur dan lainnya, hal ini dikarenakan suhu tubuh dalam keadaan basal atau istirahat. Suhu basal lebih rendah dibanding suhu saat beraktivitas. Saat beraktivitas, suhu meningkat karena aktivitas merangsang peningkatan laju metabolisme, selain itu mengakibatkan gerakan antar komponen otot atau organ yang menghasikan energi termal. Latihan fisik (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40 . Akan tetapi pada hasil yang kami dapatkan, ada

beberapa praktikan yang mempunyai suhu bangun tidur yang tidak rendh dibandingkan dengan aktivitas lainnya, hal ini bisa disebabkan oleh lingkungan pengukuran ataupun ketepatan dalam melakukan pengukuran. Sementara itu, pada penggukuran suhu tubuh saat kuliah siang mempunyai hasil yang berbeda dengan saat berolahraga. Perbedaan hasil tersebut dikarenakan aktivitas tubuh meningkat setelah melakukan olahraga diikuti dengan perubahan kecepatan metabolisme. Pengaturan suhu tubuh dalam keadaan panas atau keadaan setelah berolahraga menyebabkan penambahan aliran darah permukaan tubuh serta terjadi aliran darah maksimum pada anggota badan. Selain itu aktivitas setelah berolahraga menyebabkan kita berkeringat sehingga biasanya pada temperatur diatas 34oC, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. Mekanisme panas yang dipakai dalam keadaan ini dengan cara penguapan (evaporasi). Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara periodik memompa tetesan cairan keringat dari lumen permukaan kulit merupakan mekanisme pendinginan yang paling efektif. Pada pengukuran suhu tubuh saat mandi pagi mempunyai hasil yang berbeda dengan suhu tubuh saat mandi malam. Perbedaan ini dipengaruhi oleh suhu lingkungan dimana terdapat perbedaan antara suhu

lingkungan pada pagi hari dan malam hari serta suhu air antara mandi dengan air hangat dan dengan air dingin. Dari hasil keseluruhan yang diperoleh terlihat bahwa suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh aktivitas tubuh itu sendiri dan suhu lingkungan .

KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang didapatkan serta studi kepustakaan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:1. Manusia sebagi organisme endoterm mampu melakukan pengaturan suhu tubuh

(thermoregulasi) dengan cara mempertahankan suhu konstannya, yaitu 37o 0,5o C yang dilakukan oleh hipotalamus 2. Pengaturan suhu tubuh pada manusia bergantung juga pada suhu lingkungan sekitar dan aktivitas yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. 2006. Textbook of Medical Physiology, 11th ed. Elsevier, Inc: Pennsylvania John R Cameron & James G. Skofronick. 1978. Medical Physics 2nd Edition. John Wily & Son Inc., New York.