LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

23
LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI Nama : Marselino G. S. Nernere NIM : 41110006 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

LAPORAN PRAKTIKUM

TERMOREGULASI

Nama : Marselino G. S. Nernere

NIM : 41110006

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

2011

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

BAB 1

A. PENDAHULUAN

Setiap makhluk hidup mempunyai ciri-ciri antara lain bergerak bernafas, makan, dan

berkembang biak. Ciri-ciri tersebut nampak karena ada sistem yang bekerja yang terjadi di

dalam tubuh makhluk hidup. Banyak sekali faktor dari luar tubuh yang bisa mempengaruhi

kondisi normal tubuh makhlukk hidup.

Oleh karena itu setiap tubuh makhluk hidup akan selalu menjaga kondisi homeostasis

tubuhnya dengan berbagai macam cara, tergantung pada jenis hewan dan lingkungan

habitatnya. Sistem tubuh hewan akan bekerja untuk menjaga kondisi homeostasisnya agar

tetap dapat bertahan hidup. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi

homeostasis pada tubuh satunya yaitu kerja dari tubuh, misal jalan, lari, dan loncat-loncat

yang bisamempengaruhi sistem respirasi, thermoregulasi dan sistem sirkulasi hewan.

Kondisi homeostasis tubuh hewan dapat dicapai dengan cara beradaptasi terhadap

lingkungan.

Homeostasis pada umumnya merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan

lingkungan kesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang konstan. Homeostasis

merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam biologi sel. Sedangkan istilah

termoregulasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh hewan untuk mempertahankan panas

tubuhnya. Menurut sumber panas tubuhnya, hewan dikelompokkan menjadi dua jenis,

diantaranya:

1. Hewan Poikiloterm

Yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu

lingkungan.

2. Hewan Homeoterm

Yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan/tidak berubah sekalipun suhu

lingkungannya sangat berubah.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

BAB II

B. TUJUAN

1. Memahami pengaruh suhu lingkungan pada suhu tubuh homoiterm.

2. Mengetahui pengaruh suhu lingkungan pada suhu tubuh poikiloterm.

3. Memahani pengaruh paparan dingin terhadap tekanan darah.

C. DASAR TEORI

Thermoregulasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk mempertahankan panas

tubuhnya sebagai bagian dari proses homeostatis. Berdasarkan kemampuannya untuk

mempertahankan suhu tubuh, hewan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

a. Hewan homoiterm

Suhu tubuh hewan selalu konstan, tidak berubah walaupun suhu lingkungannya berubah.

b. Hewan poikiloterm

Suhu tubuh hewan yang selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan

sekitarnya. ( Tim Fisiologi Veteriner Unv. Brawijaya, 2010) & (Duke, 1985)

Mekanisme perubahan panas tubuh terjadi dengan 4 proses :

1.Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan suatu benda.

2.Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui

permukaan tubuh.

3.Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas antar

obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar matahari.

4. Evaporasi proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam

bentuk gas ( Guyton, Body Temperature, 2007)& (Martini 1998)

Suhu memiliki berbagai pengaruh dalam sistem tubuh. Salah satunya pada system

kardiovaskular. Vasokonstriksi dapat timbul apabila tubuh menerima reseptor dingin, dan

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

akan mengakibatkan adanya peningkatan tekanan darah. Apabila peningkatan tekanan

darah nilainya tinggi berarti saraf simpatis mengadakan jawaban yang berlebihan, dan

menandai adanya permulaan hipertensi.

Jika tekanan darah diasistole naik> 20 mmHg dapat dikatakan sebagai Hipereaktor,

sedangkan jika dibawah 10 mmHg, dikatakan sebagai hiporeaktor (Hines, 1940,Best &

Taylor, cold pressure test,1961 )

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

BAB III

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat :

a. Termometer( badan dan ruangan, skala 0- 100°C)

b. Kompres air es, kompres air hangat

c. Gelas kimia ukuran besar

d. Air panas, air es

e. Pengukur waktu/ stopwatch

f. Batang kayu

g. Tali kenur

h. Sphygmomanometer

i. Stetoskop

j. Meja

k. Kursi

2. Hewan coba : katak

Naracoba manusia : probandus praktikan

E. CARA KERJA

Naracoba Manusia:

1. Pastikan termometer badan sudah berada pada skala terendah, caranya dengan

mengibas- ngibaskankan termometer tersebut. Lakukan dengan hati- hati agar

termometer tidak pecah akibat terkena benda keras.

2. Taruh termometer tersebut pada ketiak naracoba selama kurang lebih 3 menit,

kemudian catat suhunya. Letakkan kembali termometer pada ketiak naracoba tanpa

diturunkan skalanya selama 5 menit, dan catat suhunya setiap menit. Catat pula

suhu ruangan saat itu.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

3. Buatlah termometer badan menunjukkan skala terendah. Ukur suhu kompres air es.

Tempelkan kompres air es pada leher (sekitar vena jugularis) naracoba selama 3

menit sambil diukur suhu badannya, amati skalanya. Sambil kompres air es

diletakkan pada leher, letakkan kembali termometer pada ketiak naracoba tanpa

diturunkan skalanya selama 5 menit dan catat suhunya setiap menit.

4. Ulangi percobaan dengan kompres air hangat.

5. Ulangi percobaan pada 3 naracoba

6. Catat hasilnya dalam tabel dan buatlah grafik

Hewan coba katak

1. Ambil katak dan fiksasi pada batang kayu dengan menggunakan benang kenur,

kemudian masukkan termometer (skala 0- 100°C) ke dalam mulut katak, biarkan

selama 3 menit, catat suhunya. Letakkan kembali termometer ke dalam mulut katak

tanpa diturunkan skalanya selama 5 menit dan catat suhunya setiap menit. Catat

pula suhu ruangan saat itu.

2. Sebelum memulai perlakuan, diamkan katak selama 10 menit.

3. Masukkan katak ke dalam air es selama 5 menit, ukur suhunya setiap menit, catat

pula suhu air es.

4. Masukkan katak ke dalam air hangat selama 5 menit, ukur suhunya setiap 5 menit,

catat pula suhu air hangat.

5. Ulangi percobaan selama 3 kali.

6. Catat hasilnya dalam tabel, dan buatlah grafik

Bandingkan hasil percobaan pada manusia dan katak

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

Cold Pressure Test

1. Naracoba duduk dengan nyaman di kursi dengan tinggi sesuai meja. Pasang manset

pada lengan kanan atas.

2. Ukur tekanan darah sistolik dan diasistolik 3 kali, ambil tekanan diasistolik terendah

untuk perbandingan.

3. Masukkan tangan kiri ke dalam air es (± 10°C) sampai pergelangan tangan terendam

seluruhnya.

4. Setelah lewat 10- 15 detik, ukurlah tekanan darah tiap 20 detik selama 2 menit dan

catatlah. Waktu mengukur, tangan tetap berada di dalam air es.

BAB IV

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

F. HASIL

1. Tabel Hasil Percobaan Manusia

Probandus praktikan kompres air panas : Probandus 1

Probandus praktikan suhu ruangan : Probandus 2

Probandus praktikan kompres air hangat : Probandus 3

I II III I II III I II IIIAwal 36.5 36.5 36.5 37 37 37.1 37 37 37menit 1 36.5 36.5 36.5 37 37 37.1 37 37 37menit 2 36.5 36.5 36.5 37.1 37 37.1 37 37 37menit 3 36.5 36.5 36.5 37.1 37 37.1 37 37 37menit 4 36.5 36.5 36.5 37.2 37 37.1 37 37 37menit 5 36.5 36.5 36.5 37.2 37 37.1 37 37 37

kompres air es suhu ruangan kompres air hangatWaktu

Grafik Perubahan Suhu Percobaan Manusia

Waktu

Rata- Rata Suhu

kompres

air es

suhu ruangan kompres

air hangat

Awal 36.5 37.0 37

menit 1 36.5 37.0 37

menit 2 36.5 37.1 37

menit 3 36.5 37.1 37

menit 4 36.5 37.1 37

menit 5 36.5 37.1 37

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

Awal menit 1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 536.236.336.436.536.636.736.836.937.037.137.2

kompres air essuhu ruangankompres air hangat

Suhu ruangan: 28°C

Suhu kompres air es: 10°C

Suhu kompres hangat: 40°C

2. Tabel Hasil Percobaan Katak

Waktu

kompres air es suhu

ruangan

kompres air hangat

I II III I I II III

Awal 27 25 26 28 27 29 31

menit 1 26.5 23.5 25 27.5 27 30.5 32

menit 2 26 21 25 27 27.5 31.5 34

menit 3 26 21 24.5 27 29 31.5 34.5

menit 4 26 20.5 24 27 30 33 34.5

menit 5 25.5 19 23 27 30.5 33.5 35

Waktukompres air

es

suhu

ruangan

kompres

hangat

Awal 26.0 28.0 29.0

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

menit 1 25.0 27.5 29.8

menit 2 24.0 27 31.0

menit 3 23.8 27 31.7

menit 4 23.5 27 32.5

menit 5 22.5 27 33.0

Grafik Perubahan Suhu Percobaan Katak

Awal menit 1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 50.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

kompres air essuhu ruangankompres hangat

Suhu ruangan: 28°C

Suhu kompres air es: 10°C

Suhu kompres hangat: 40°C

3. Tabel Hasil Cold Pressure Test

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

Usia : 18 tahun

Jenis kelamin : Laki- laki

Tinggi badan : 159 cm

Berat badan : 60 kg

Waktu Sistole (mmHg) Diasistole (mmHg)Istirahat 120 8020 detik I 125 8020 detik II 13 8020 detik III 130 8520 detik IV 130 9020 detik V 130 9520 detik VI 130 95

BAB V

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

G. PEMBAHASAN

Praktikum 1

Dari data hasil praktikum 1, dapat dilihat bahwa rata- rata suhu probandus praktikan 1 tidak

mengalami perubahan yang signifikan selama 5 kali pengukuran suhu. Suhu tubuhnya

cenderung tetap pada titik 36.5°C. Begitu pula pada suhu probandus praktikan 2, dengan

suhu rata- rata 37°C, dan probandus praktikan 3 dengan suhu rata- rata 37°C (dengan

masing- masing 5 kali pengukuran suhu dalam 5 menit). Apabila terjadi perubahan, itupun

sangat kecil perubahannya. Perubahan suhu yang terjadi kemungkinan dikarenakan oleh

pemasangan termometer yang tidak tepat, ataupun tindakan probandus praktikan yang

tidak sengaja melakukan aktivitas kecil seperti berjalan dalam ruangan yang menyebabkan

panas tubuhnya sedikit meningkat.

Praktikum 2

Dari data hasil praktikum, dapat dilihat bahwa suhu katak yang diberi perlakuan

perendaman pada air es mengalami penurunan dari suhu awalnya. Pada pengukuran awal,

suhu katak rata- rata ialah 26° C. Pada menit 1 setelah diberi perlakuan suhu menurun

menjadi 25°C. begitu seterusnya hingga suhu katak menurun menjadi 22, 5°C pada menit

yang ke 5.

Pada perlakuan dengan suhu ruang, terlihat suhu katak masih mengalami penurunan, hal ini

mungkin disebabkan oleh pengaruh air es pada percobaan awal, yang menyebabkan katak

melakukan adaptasi suhu, karena masih terpengaruh keadaan kulitnya yang dingin.

Selanjutnya, pada perlakuan dengan perendaman katak pada air hangat, dapat dilihat

bahwa suhu katak mulai meningkat sedikit demi sedikit. Mulai dari keadaan awal 29°C,

kemudian berubah menjadi 29, 8°C hingga mencapai 33° C dalam waktu 5 menit dan 5 kali

pengukuran suhu.

Dari percobaan uji katak ini secara keselurhan suhu katak bisa berubah- ubah mendekati

suhu air hangat, maupun suhu air dingin.

Praktikum 3

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

Dari percobaan praktikum 3, dapat dilihat tekanan darah probandus praktikan masih

normal, yakni 120/ 80 mmHg. Perlakuan yang diberikan ialah dengan memasukkan salah

satu tangan ke dalam air es. Pada 20 detik pertama pengecekan tekanan darah, tekanan

systole darah meningkat menjadi 125/ 80 mmHg. Pada pengukuran berikutnya, menjadi

130/ 80 mmHg. Saat pengukuran selanjutnya tekanan systole terus tetap pada kisaran 130

mmHg, sedangkan yang terus meningkat ialah tekanan diasistolenya. Hal ini disebabkan

karena kemungkinan terjadi penyempitan pembuluh darah sebagai akibat dari paparan suhu

dingin/ terjadi proses vasokonstriksi pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kemungkinan

terjadinya perubahan pada tekanan darah probandus praktikan.

Pada paktikum 3 dapat dilihat bahwa probandus termasuk tipe hiporeaktor.

Jawaban pertanyaan:

1. Bagaimana pengaruh suhu lingkungan pada hewan berdarah dingin dan hewan bedarah

panas?mengapa demikian?

Pada hewan berdarah panas/ homoiterm, suhu tubunhnya cenderung tidak

dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Hal ini disebabkan katena hewan homoiterm

memiliki reseptor dalam otaknya sehingga bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri.

Akan tetapi pada hewan berdarah dingin suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu

lingkungan. Penyebabnya adalah tidak mampunya hewan ini untuk

mempertahankan suhu tubuhnya.

2. Apakah kerugian kompres air dingin pada orang demam?

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

Kerugiannya adalah panas tubuh penderita demam akan semakin meningkat, Hal ini

disebabkan oleh karena reseptor pada permukaan tubuh akan mengirim informasi

ke otak bahwa suhu badan masih dingin. Akibatnya tubuh akan bereaksi untuk

menaikkan suhu tubuh. Selain itu, air dingin akan menyebabkan pembuluh darah

tepi di kulit mengecil. Akibatnya, panas yang seharusnya dialirkan oleh darah ke kulit

agar keluar tubuh, menjadi terhalang dan tubuh pun akan bertambah panas.

3. Kapankah tekanan darah kembali normal setelah dimasukkan ke dalam air es? Mengapa

demikian?

Tekanan darah kembali normal setelah menit 2 menit, alasannya karena, adanya

kegiatan Vaskuler/ pembuluh darah akan mempercepat pemulihan kondisi tekanan

darah menjadi normal setelah timbul rasa nyeri. Selain itu tekanan darah bisa

kembali normal saat suhu air es mulai menurun.

4. Apakah artinya jika kenaikan pada 20 detik I lebih dari 20mmHg?

Kenaikan >20 mmHg berarti adanya kemungkinan hipereaktor/ permulaan

hipertensi.

H. KESIMPULAN

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum termoregulasi ini adalah suhu

lingkungan sangat berpengaruh pada kelompok hewan poikiloterm. Hal ini disebabkan

karena hewan poikiloterm tidak mampu mempertahankan suhu tubuh sehingga poikilotem

mengatur suhu tubuhnya lewat suhu lingkungannya. Akibatnya suhu pada hewan ini

cenderung berfluktuasi tergantung pada lingkungan. Berbeda dengan Homoiterm yang

mampu mengatur suhu tubuhnya. Hal ini dikarenakan adanya pusat pengendalian suhu inti

yang berada pada otaknya.

Pada cold pressure test, merupakan test peningkatan tekanan darah dengan pendinginan

yang dilakukan dengan cara memberikan rangsang pendinginan pada tangan yaitu

diletakkan di dalam suatu wadah berisi air es bersuhu 4 derajat celcius selama kurang lebih

satu menit. Selama proses tersebut, dilakukan tes pengukuran tekanan darah pada lengan

yang berlawanan. Perbedaan tekanan darah setelah intervensi dan saat tekanan basal

menunjukkan aktivitas vascular dimana dikatakan hiperekator jika tekanan sistolik naik ≥ 20

mmHg dan tekanan diastolik ≥15 mmHg, dan dikatakan hiporekator jika kenaikan tekanan

darah masih dibawah angka angka tersebut,

Efek yang dihasilkan dari test ini adalah nyeri dan peningkatan tekanan darah (diawali

dengan vasokonstriksi). Lewis, dalam penelitiannya mengatakan bahwa jika jari diletakkan

dalam suhu air 1-18 derajat celcius, akan menimbulkan rasa nyeri hebat. Akan tetapi,

apabila suhu melebih 18 derajat celcius, rasa nyeri tidak akan terjadi. Rasa nyeri pada

temperatur rendah, secara progressive akan terus meningkat hingga mencapai waktu

maksimal 1 menit. Karakteristik dari nyeri yang ditimbulkaan seperti rasa tergilas, “pins and

needle sensation”. Pergerakan dari jari tangan tidak akan mempengaruhi karakteristik dan

intensitas dari nyeri.

I. DAFTAR PUSTAKA

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

Tim Fisiologi Veteriner. 2010. Buku Penuntun Praktikum Fiosiologi Veteriner. Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya

Guyton, A. C. dan Hall, J. E. 2007, buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed 11, EGC,Jakarta

Guyton AC, 2007 : Textbook of Medical Physiology. Philadelphia, Saunders

Hines, 1940,Best & Taylor, Cold Pressure Test

Martini. 1998. Fundamental of Anatomy and Physiology 4th ed.. Prentice HallInternational Inc., New Jersey

Duke, NH. 1995. The Physiology of Domestic Animal. Comstock Publishing: New

York

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

Guyton, A. C. Dan Hall, J. E. , Buku Ajar Fisiologi Kedokteran; Editor bahasa indonesia : Irawati Setiawan – Ed. 9 – Jakarta : EGC, 1997.

Mourot, L. & Bouhaddi, M. & Regnard, J. ,Effects of the Cold Pressor Test on Cardiac Autonomic Control,

Sherwood, L. , Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Jakarta : EGC, 2001

Fox, Edward L , Bowers, Richard W. 1988.The physiological basis of physical education and

athletics. Philadelphia : Saunders College Pub

3. ) Percobaan dengan pengompresan air hangat

Kibas-kibaskan termometer agar menunjukkan skala terendah (dibawah skala terendah)

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

Diukur suhu kompres air hangat

Tempelkan kompres air hangat pada leher (sekitar arteri jugularis) selama 3 menit,

dicatat suhu badan (suhu axilla / ketiak)

Tanpa menurunkan suhu, taruh termometer pada axilla lagi selama 5 menit

Suhu yang ditunjukkan termometer untuk mengukur kompres dan axilla dicatat pada tiap menit

3. Cold Pressure Test

Naracoba duduk dengan nyaman di kursi dengan tinggi sesuai meja.

Memasang manset pada lengan kanan atas.

Mengukur tekanan darah sistolik dan diastolik 3 kali, mengambil tekanan diastolik terendah untuk

perbandingan.

Masukkan tangan kiri ke dalan air es (±10⁰C) sampai pergelangan tangan terendam seluruhnya.

Setelah lewat 10-15 detik, ukur tekanan darah setiap 20 detik selama 2 menit.

Waktu mengukur tekanan darah, tangan tetap dalam air es.

Mencatat hasilnya.