75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

25
LAPORAN PRAKTIKUM PENGATURAN SUHU ENDOTERM OLEH Yohana Maria Penga NIM : 080917045 Program Studi Teknobiomedik Fakultas Sains dan Teknologi

description

oplod again

Transcript of 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

Page 1: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGATURAN SUHU ENDOTERM

OLEH

Yohana Maria Penga

NIM : 080917045

Program Studi Teknobiomedik

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga

2011/2012

Page 2: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

PERCOBAAN 4

PENGATURAN SUHU TUBUH ENDOTERM

I. TUJUAN

Mempelajari kemampuan organisme endoterm (homoiterm) dalam mempertahankan

panas tubuh manusia

II. ALAT DAN BAHAN

1. Termometer

2. Kapas

3. Alkohol

III. DASAR TEORI

Proses transfer energi di dalam tubuh menyebabkan terjainya transfer panas.

Pengaturan suhu tubuhb (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekresi adalah elemen-

elemen homeostasis, utamanya pada manusia. Dalam termoregulasi, dikenal istilah eksoterm,

dan endoterm yang mendasarkan pada sumber panas yang diperoleh oleh tubuh. Manusia

mendapatkan sumber panas yang berasal dari dalam tubuh sehingga disebut sebagai

endoterm.

Suhu tubuh manusia memiliki kemampuan mempertahankan konstan 37o ± 0,5o yang

diatur oleh hipotalamus dan mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Bila

suhu lingkungan dingin,, maka tubuh melakukan mekanisme peningkatan laju metabolisme

melalui perubahan-perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya sehingga dihasilkan

produksi panas optimal. Sedangkan bila suhu lingkungan panas, maka tubuh melakukan

mekanisme pengrangan produksi panas melalui proses pengeluaran cairan tubuh agar terjaga

keseimbangan suhu endoterm.

Page 3: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

Kontrol keseimbangan suhu tubuh manusia dilakukan dengan menyeimbangkan

antara Heat Production (panas terproduksi) dan Heat Loss (panas yang hilang). Umumnya,

ketika laju panas terproduksi di dalam tubuh besar dibandingkan panas yang hilang, panas

terakumulasi di dalam tubuh dan meningkatkan suhu tubuh. Sebaliknya, apabila laju

hilangnya panas lebih besar, maka akan terjadi penurunan panas serta suhu tubuh. Adapun

beberapa faktor yang mempengaruhi laju produksi panas atau yang juga sering dikenal

sebagai laju metabolik tubuh, yakni:

laju basal metabolisme sel-sel di dalam tubuh

Penambahan laju metabolisme oleh aktivitas otot; termasuk diantaranya adalah

gerakan tubuh saat menggigil

Penambahan metabolisme akibat pengaruh hormon Thyroxin serta hormon-hormon

lain terhadap sel

Penambahan metabolisme akibat epinephrine, nor-epinephrine, atau stimulasi

simpatetik lain pada sel

Penambahan metabolisme akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel

Penambahan metabolisme yang diperlukan untuk pencernaan dan absorbsi.

Sebagian besar panas tubuh diproduksi oleh organ-organ dalam, khususnya pada hati,

otak, dan jantung; serta otot-otot skeletal saat melakukan aktivitas. Kemudian panas tersebut

ditransfer ke bagian permukaan tubuh, hingga akhirnya terlepas ke udara. Sehingga ada dua

hal yang mempengaruhi laju hilangnya panas, yakni:

Seberapa cepat panas dapat terkonduksi dari inti ke permukaan tubuh

Seberapa cepat panas dapat terlepas dari permukaaan tubuh ke lingkungan.

Perlu diketahui bahwa ada perbedaan mendasar antara suhu inti tubuh (core temperature)

dengan suhu kulit (skin temperature). Suhu inti umumnya cenderung tetap; orang normal

berkisar antara 36-37,5o C. Sedangkan suhu kulit berubah-ubah, bergantung pada kondisi

lingkungan. Adapun yang diukur dalam percobaan adalah suhu inti tubuh, yang dapat

diperoleh melalui pengukuran oral maupun aksila.

Memahami konsep pengaturan suhu tubuh penting karena sangat berguna dalam hal

penellitian atau persoalan di klinik seperti :

Page 4: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

1. Persoalan demam pada penyakit-penyakit

2. Persoalan pemberian hypothermic pada kasus pembedahan (bedah jantung)

3. Terapi pada kasus yang disebabkan panas berlebihan (Heat stroke) atau pada

kasus kedinginan ekstrem

4. Masalah-masalah militer (latihan dilapangan panas terbuka), ruang angkasa, atau ditempat-

tempat yang memungkinkan mempunyai panas yang ekstrem.

Suhu inti (core temperature) manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan sehari-

hari. Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai

puncaknya pada sore hari (jam 2 - 3 sore).

Prinsip pengaturan suhu tubuh

Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal

pengaturan suhu yaitu :

Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 37 derajat

Celcius, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina,

esophagus.(Tr) .

Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai

+ 2 cm kedalam.(Ts)

Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-

rata (tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus ;

TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr

Organ Pengatur Suhu Tubuh

Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini

dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak.Hipothalamus anterior berfungsi

mengatur pembuangan panas. Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya

penyimpanan panas

Page 5: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

Mekanisme kerja hipotalamus dalam mengatur suhu tubuh

Pengaturan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus region anterior dan posterior yang

masing-masing berespon pada suhu tubuh meningkat dan berkurang. Suhu tubuh diatur

hampir seluruhnya oleh mekanisme umpan balik, dan hampir semua mekanisme in terjadi

melalui pusat pengaturan suhu yang teletak pada hipotalamus. Agar mekanisme umpan

balik ini dapat berlangsung, harus juga tersedia pendetektor suhu untuk menentukan

kapan suhu tubuh menjadi sangat panas atau sangat dingin.(4)

Area preoptik hipotalamus anterior mengandung sejumlah besar neuron yang

sensitif terhadap panas yang jumlahnya kira-kira sepertiga neuron yang sensitif terhadap

dingin. Neuron-neuron ini diyakini berfungsi sebagai sensor suhu untuk mengatur suhu

tubuh. Neuron-neuron yang sensitif terhadap panas ini meningkatkan kecepatan kerjanya

sesuai dengan peningkatan suhu, kecepatannya kadang meningkat 2 sampai 10 kali lipat

pada kenaikan suhu tubuh sebesar 100C . Neuron yang sensitif terhadap dingin,

sebaliknya, meningkatkan kecepatan kerjanya saat suhu tubuh turun. Apabila area

preoptik dipanaskan, kulit di seluruh tubuh dengan segera mengeluarkan banyak keringat,

sementara pada waktu yang sama pembuluh darah kulit di seluruh tubuh menjadi sangat

berdilatasi. Jadi, hal ini merupakan reaksi yang cepat untuk menyebabkan tubuh

kehilangan panas, dengan demikian membantu mengembalikan suhu tubuh kembali

normal. Disamping itu, pembentukan panas tubuh yang berlebihan dihambat. Oleh karena

itu, jelas bahwa area preoptik dari hipotalamus memiliki kemampuan untuk berfungsi

sebagai termostatik pusat kontrol suhu tubuh.

Sinyal yang ditimbulkan oleh reseptor suhu dari hipotalamus sangat kuat dalam

mengatur suhu tubuh, reseptor suhu pada bagian lain dari tubuh juga mempunyai peranan

penting dalam pengaturan suhu. Hal ini terjadi pada reseptor suhu di kulit dan beberapa

jaringan khusus dalam tubuh. Reseptor dingin terdapat jauh lebih banyak daripada

reseptor panas, tepatnya, terdapat 10 kali lebih banyak di seluruh kulit. Oleh karena itu,

deteksi suhu bagian perifer terutama menyangkut deteksi suhu sejuk dan dingin daripada

suhu hangat.

Apabila seluruh kulit tubuh menggigil, terjadi pengaruh refleks yang segera

dibangkitkan untuk meningkatkan suhu tubuh melalui beberapa cara : (1) dengan

memberikan rangsangan kuat sehingga menyebabkan mengigil, dengan akibat

meningkatnya kecepatan pembentukan panas tubuh; (2) dengan menghambat proses

Page 6: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

berkeringat bila hal ini harus terjadi, dan (3) dengan meningkatkan vasokonstriksi kulit

untuk menghilangkan pemindahan panas tubuh ke kulit. (4)

Walaupun banyak sinyal sensoris temperatur berasal dari reseptor perifer, sinyal

ini membantu pengaturan suhu tubuh terutama melalui hipotalamus. Area pada

hipotalamus yang dirangsang oleh sinyal sensoris ini adalah suatu area yang terletak

bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira setinggi korpus mamilaris. Sinyal sensoris

temperatur dari hipotalamus anterior-area preoptik juga dipindahkan ke dalam area

hipotalamus posterior ini. Di sini sinyal dari area preoptik dan sinyal dari perifer tubuh

digabung untuk mengatur reaksi pembentukan panas atau reaksi penyimpanan suhu

tubuh. (4)

Sistem pengatur temperatur menggunakan tiga mekanisme penting untuk

menurunkan panas tubuh ketika temperatur menjadi sangat tinggi :(4)

1. Vasodilatasi. Pada hampir semua area tubuh, pembuluh darah kulit berdilatasi dengan

kuat. Hal ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior

yang menyebabkan vasokonstriksi. Vasodilatasi penuh akan meningkatkan kecepatan

pemindahan panas ke kulit sebanyak delapan kali lipat.

2. Berkeringat. Peningkatan temperatur tubuh 10C menyebabkan keringat cukup banyak

untuk membuang 10 kali lebih besar kecepatan metabolisme basal dari pembentukan

panas tubuh.

3. Penurunan pembentukan panas. Mekanisme yang menyebabkan pembetukan panas

berlebihan, seperti menggigil dan termogenesis kimia, dihambat dengan kuat.

Ketika tubuh terlalu dingin, sistem pengaturan temperatur mengadakan prosedur

yang sangat berlawanan, yaitu:(4)

1. Vasokonstriksi kulit di seluruh tubuh. Hal ini disebabkan oleh rangsangan pusat

simpatis hipotalamus posterior.

2. Piloereksi. Piloereksi berarti berdiri pada akarmya. Rangsangan simpatis

menyebabkan otot erektor pili yang melekat ke folikel rambut berkontraksi, yang

menyebabkan rambut berdiri tegak.

Mekanisme pengaturan suhu secara singkat

Kulit –> Reseptor ferifer –> hipotalamus (posterior dan anterior) –>

Preoptika hypotalamus –> Nervus eferent –> kehilangan/pembentukan panas

Page 7: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

Sumber panas

Produksi panas

Pada respirasi sel, proses melepaskan energi dari makanan untuk membentuk

ATP, juga menghasilkan panas ketika satu energi dihasilkan.(3) Walaupun respirasi

sel, berlangsung konstan, banyak faktor yang mempengaruhi proses ini, yaitu :

1. Hormon tiroksin (dan T3), dihasilkan oleh kelenjar tiroid, meningkatkan laju

respirasi sel dan produksi panas. Sekresi tiroksin diregulasi oleh laju produksi energi

tubuh, laju metabolisme itu sendiri. Ketika laju metabolisme berkurang, kelenjar

tiroid distimulasi untuk menghasilkan lebih banyak tiroksin. Ketika tiroksin

meningkatkan laju respirasi sel, mekanisme umpan balik negative menghambat

sekresi lebih lanjut sampai laju metabolisme turun kembali. Tiroksin disekresi ketika

kebutuhan respirasi sel meningkat dan mungkin merupakan pengatur utama produksi

energi harian.

2. Pada keadaan stress, epinerin dan norepinefrin disekresikan oleh medulla adrenal,

dan sistem saraf simpatis menjadi lebih aktif. Epinefrin meningkatkan laju respirasi

sel, khususnya di organ seperti jantung, otot rangka, dan hati. Stimulasi simpatis juga

meningkatkan aktivitas organ-organ ini. Peningkatan produksi ATP untuk memenuhi

kebutuhan ATP pada keadaan stress yang juga berarti lebih banyak panas yang

dihasilkan.

3. Organ-organ yang aktif menghasilkan ATP merupakan sumber panas ketika tubuh

istirahat. Otot rangka, contohnya, biasanya pada kedaan kontraksi ringan disebut

tonus otot. Karena meskipun kontraksi ringan membutuhkan ATP, otot jua

menghasilkan panas. Menghasilkan sekitar 25% dari total panas tubuh pada saat

istirahat dan lebih banyak pada saat olahraga, ketika lebih banyak ATP yang

dihasilkan. Hati merupakan organ yang secara kontinu aktif, menghasilkan ATP untuk

menghasilkan energi untuk fungsinya yang banyak. Hasilnya, hati menghasilkan

sebanyak 20% total panas tubuh

pada saat isitrahat. Panas yang dihasilkan oleh organ-organ ini disebarkan ke seluruh

tubuh oleh darah. Ketika darah yang mengalir lebih rendah melalui organ seperti otot

Page 8: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

dan hati, panas yang mereka hasilkan ditransfer ke darah, menghangatkan darah.

Darah yang hangat tersebut bersirkulasi ke area tubuh yang lain, mendistribusikan

panas.

4. Asupan makanan juga meningkatkan produksi panas, karena aktivitas metabolisme

saluran cerna meningkat. Panas yang dibentuk ketika saluran cerna menghasilkan

ATP untuk peristalsis dan untuk sintesa enzim pencernaan.

5. Perubahan suhu tubuh juga menimbulkan efek terhadap laju metabolisme dan

produksi panas. Hal ini secara klinis penting ketika seseorang demam, peningkatan

suhu tubuh yang abnormal. Suhu yang tinggi meningkatkatkan laju metabolisme,

yang meningkatkan produksi panas dan meningkatkan suhu tubuh lebih lanjut.

Demam yang tinggi memicu siklus yang tak berujung meningkatkan produksi panas.

(3)

Untuk mempertahankan suhu tetap hangat, tubuh harus membentuk gerakan

volunter tambahan (gerakan anggota gerak) dan kontraksi otot involunter (menggigil).

Bayi baru lahir juga mempunyai jaringan yang dikenal lemak coklat (brown fat), yang

mampu menghasilkan panas tambahan tanpa menggigil. Dingin menstimulasi jalur

reflex yang menghasilkan pelepasan norepinefrin (reseptor ß3-adrenergik) dalam

jaringan lemak, yang menstimulasi terjadinya (1) lipolisis dan (2) ekspresi lipoprotein

lipase (LPL) dan thermogenin. LPL meningkatkan suplai asam lemak bebas.

Thermogenin berada di dalam membran mitokondria yang merupakan protein bebas

yang berfungsi sebagai H+-uniporter. Sirkuit pendek gradient H+ antar membran

dalam mitokondria, melepaskan (produksi panas) produksi ATP melalui rantai

respirasi.(5)

Pelepasan panas

1. Penguapan (evaporasi)

Penguapan dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas. Walau tidak

berkeringat, melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga penguapan dari permukaan

tubuh kita selalu terjadi disebut inspiration perspiration (berkeringat tidak terasa) atau

biasa disebut IWL (insensible water loss). Inspiration perspiration melepaskan panas + 10

Page 9: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

kcal/jam dari permukaan panas dari metabolisme dikeluarkankulit. Dari jalan

pernafasan + 7 kcal/jam dengan cara evaporasi 20 - 25%.

2. Radiasi

Pada permukaan tubuh, bila suhu disekitar lebih panas dari badan akan menerima

panas, bila disekitar dingin akan melepaskan panas. Proses ini terjadi dalam bentuk

gelombang elektromagnetik dengan kecepatan seperti cahaya radiasi.

3. Konduksi

Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan

pemindahan berturut turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan ini dari tubuh

terjadi sedikit sekali (kecuali menyiram dengan air)

4. Konveksi

Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan.

Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat menjadipada tubuh akan

dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara

yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran panas.

Pengaturan Suhu Tubuh pada keadaan dingin dapat dilakukan melalui dua

mekanisme tubuh yaitu :

Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri dari

perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion) –> erector villi

Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme. Pengaturan secara

fisik Dilakukan dengan dua cara :

1. Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi)

Pada reaksi dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam

keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar

dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap pakaian

lagi.

Page 10: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

2. Limit blood flow slufts (Perubahan aliran darah)

Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat

(dipertahankan) bila seluruh anggota badan didinginkan

Pengaturan secara kimia

Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi

baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara

menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian,

secara synkron terjadi kontraksi pada group-group kecil motor unit alau seluruh otot.

Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara simultan sehingga seluruh badan kaku

dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil

pada suhu 5 derajat Celcius selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari

basal, dengan batas maximal 5 kali.

Pengaturan suhu tubuh pada keadaan panas dapat dilakukan dengan cara:

1. Fisik

• Penambahan aliran darah permukaan tubuh

• Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan

• Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan

Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/dibawah 34

derajat Celcius. penambahan penambahan konduktivitas panas (thermalaliran darah

konduktivity)

2. Keringat

• Pada temperature diatas 340 C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan

radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. mekanisme panas

yang dipakai dalam keadaan ini dengan cara penguapan (evaporasi).

Page 11: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

• Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara keringatperiodic

memompa tetesan cairan keringat dari lumen permukaan kulit merupakan mekanisme

pendingin yang paling efektif.

Termoregulasi pada Manusia

Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga

komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor,

hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada

suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan

sekitarnya

Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-

organ tubuh yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat

dua jenis sensor pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda

tempat pada jaringan sekeliling (penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam)

dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini, isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke

sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf motorik yang mengatur pengeluaran

panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-paru dan seluruh tubuh.

Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh sensor panas dan

sensor dingin melalui peredaran darah .

Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan

badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan

modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan

countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas

tubuh. Mausia menggunakan baju merupakan salah satu perilaku unik dalam

termoregulasi

Page 12: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

IV. DATA HASIL PENGAMATAN

Praktikan : DENA ARIANTI

No AktivitasWaktu

Pengukuran

Suhu tubuh

(oC)

Suhu

Lingkungan

(oC)

Keterangan

1 Mandi pagi07.43 34,9 27

Menggunakan

AC

2 Kuliah siang15.15 36,1 28

Menggunakan

AC

3 Olahraga 15.40 35,8 27 Outdoor

4 Mandi malam/ air

hangat19.30 36 29

Menggunakan

AC

5 Berangkat tidur23.11 36 28

Menggunakan

AC

6 Bangun tengah

malam/pagi01.57 35,6 27

Menggunakan

AC

Praktikan : SHINTA FITRIYANINGTYAS

No AktivitasWaktu

Pengukuran

Suhu tubuh

(oC)

Suhu

Lingkungan

(oC)

Keterangan

1 Mandi pagi06.30 36,2 26,1

Menggunakan

AC

2 Kuliah siang15.50 36,4 28

Menggunakan

AC

3 Olahraga 05.30 36,3 27 -

4 Mandi malam/ air

hangat20.30 35,8 27

Menggunakan

AC

5 Berangkat tidur 22.30 36,3 26,5 Menggunakan

AC

Page 13: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

6 Bangun tengah

malam/pagi05,00 35,9 26

Menggunakan

AC

Praktikan : RIZKA RAMADHANIA

No AktivitasWaktu

Pengukuran

Suhu tubuh

(oC)

Suhu

Lingkungan

(oC)

Keterangan

1 Mandi pagi04.55 34,8 27

Menggunakan

Kipas Angin

2 Kuliah siang15.50 36,1 28

Menggunakan

AC

3 Olahraga 15.40 36,0 27 -

4 Mandi malam/ air hangat18.00 35,7 28

Menggunakan

Kipas Angin

5 Berangkat tidur23.45 36 27

Menggunakan

Kipas Angin

6 Bangun tengah

malam/pagi02.01 35,5 27

Menggunakan

Kipas Angin

Praktikan : YOHANA MARIA

No AktivitasWaktu

Pengukuran

Suhu tubuh

(oC)

Suhu

Lingkungan

(oC)

Keterangan

Page 14: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

1 Mandi pagi 07.1335,8 27

Menggunakan

Kipas Angin

2 Kuliah siang 15.1035,4 28

Menggunakan

AC

3 Olahraga 15.30 36,3 27 -

4 Mandi malam/ air hangat20.06 35,7 28

Menggunakan

Kipas Angin

5 Berangkat tidur 22.5037 27

Menggunakan

Kipas Angin

6 Bangun tengah

malam/pagi04.45 34,8 28

Menggunakan

Kipas Angin

Praktikan : NARESWARI K.M.T.D

No AktivitasWaktu

Pengukuran

Suhu tubuh

(oC)

Suhu

Lingkungan

(oC)

Keterangan

1 Mandi pagi

07.10 35,8 28,5

Tidak

Menggunakan

penyejuk ruangan.

2 Kuliah siang 15.38 36,2 28 Menggunakan AC

3 Olahraga 15.50 36,5 27 -

4 Mandi malam/ air

hangat 18.00 35,7 28

Tidak

Menggunakan

penyejuk ruangan.

5 Berangkat tidur22.15 36,0 30,2

Tidak

Menggunakan

Page 15: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

penyejuk ruangan.

6 Bangun tengah

malam/pagi 02.40 35,5 28

Tidak

Menggunakan

penyejuk ruangan.

Praktikan : ROYAN DAWUD

No AktivitasWaktu

Pengukuran

Suhu tubuh

(oC)

Suhu

Lingkungan

(oC)

Keterangan

1 Mandi pagi

05.28 31,2 29

Tidak

Menggunakan

penyejuk ruangan.

2 Kuliah siang 15.40 35,3 28 Menggunakan AC

3 Olahraga 15.50 33,8 27 -

4 Mandi malam/ air

hangat 23.05 32,7 27

Tidak

Menggunakan

penyejuk ruangan.

5 Berangkat tidur

00.15 33,9 28

Tidak

Menggunakan

penyejuk ruangan.

6 Bangun tengah

malam/pagi 05.09 35,3 28

Tidak

Menggunakan

penyejuk ruangan.

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum yang telah dilakukan ini, dibicarakan tentang pengaturan suhu

endoterm. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam tubuh terjadi proses transfer energi yang

menyebabkan terjainya transfer panas. Transfer panas yang terjadi ini perlu diatur, oleh

karena itu pada tubuh terdapat mekanisme pengaturan suhu tubuh (termoregulasi). Pusat

Page 16: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus. Hipothalamus dikenal juga sebagai

thermostat yang berada dibawah otak.

Hipotalamus mengatur agar suhu tubuh manusia mampu dipertahankan secara

konstan 37o ± 0,5o dan mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Bila suhu

lingkungan dingin,, maka tubuh melakukan mekanisme peningkatan laju metabolisme

melalui perubahan-perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya sehingga dihasilkan

produksi panas optimal. Sedangkan bila suhu lingkungan panas, maka tubuh melakukan

mekanisme pengrangsangan produksi panas melalui proses pengeluaran cairan tubuh agar

terjaga keseimbangan suhu endoterm. Hal terpenting yang diatur oeh hipotalamus adalah

umpan balik tubuh, berupa vasodilatasi dan vasokonstriksi pembuluh darah.

Dalam percobaan yang dilakukan, suhu tubuh diukur pada aksila (ketiak) dengan

perlakuan yang berbeda yaitu saat kita bangun pagi, berangkat tidur, mandi pagi, mandi

malam dengan air hangat, kuliah siang, dan olahraga. Dari pengukuran yang telah dilakukan

ini, didapatkan hasil pengukuran seperti yang tertera pada data hasil praktikum. Pada data

diatas, terlihat bahwa pengukuran pada saat kita bangun pagi didapatkan suhu tubuh yang

rendah dibandingkan hasil pengukuran lainnya. Pada pengukuran suhu tubuh saat bangun

tidur dan saat berangkat tidur dapat terlihat perbedaan hasil pengukuran keduanya. Secara

teoritis suhu saat bangun tidur lebih rendah dibandingkan saat berangkat tidur dan lainnya,

hal ini dikarenakan suhu tubuh dalam keadaan basal atau istirahat. Suhu basal lebih rendah

dibanding suhu saat beraktivitas. Saat beraktivitas, suhu meningkat karena aktivitas

merangsang peningkatan laju metabolisme, selain itu mengakibatkan gerakan antar

komponen otot atau organ yang menghasikan energi termal. Latihan fisik (aktivitas) dapat

meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40 . Akan tetapi pada hasil yang kami dapatkan, ada

beberapa praktikan yang mempunyai suhu bangun tidur yang tidak rendh dibandingkan

dengan aktivitas lainnya, hal ini bisa disebabkan oleh lingkungan pengukuran ataupun

ketepatan dalam melakukan pengukuran.

Sementara itu, pada penggukuran suhu tubuh saat kuliah siang mempunyai hasil yang

berbeda dengan saat berolahraga. Perbedaan hasil tersebut dikarenakan aktivitas tubuh

meningkat setelah melakukan olahraga diikuti dengan perubahan kecepatan metabolisme.

Pengaturan suhu tubuh dalam keadaan panas atau keadaan setelah berolahraga menyebabkan

penambahan aliran darah permukaan tubuh serta terjadi aliran darah maksimum pada anggota

badan. Selain itu aktivitas setelah berolahraga menyebabkan kita berkeringat sehingga

Page 17: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

biasanya pada temperatur diatas 34oC, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi,

dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. Mekanisme panas yang dipakai

dalam keadaan ini dengan cara penguapan (evaporasi). Gerakan kontraksi pada kelenjar

keringat, berfungsi secara periodik memompa tetesan cairan keringat dari lumen permukaan

kulit merupakan mekanisme pendinginan yang paling efektif. Pada pengukuran suhu tubuh

saat mandi pagi mempunyai hasil yang berbeda dengan suhu tubuh saat mandi malam.

Perbedaan ini dipengaruhi oleh suhu lingkungan dimana terdapat perbedaan antara suhu

lingkungan pada pagi hari dan malam hari serta suhu air antara mandi dengan air hangat dan

dengan air dingin.

Dari hasil keseluruhan yang diperoleh terlihat bahwa suhu tubuh dapat dipengaruhi

oleh aktivitas tubuh itu sendiri dan suhu lingkungan .

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang didapatkan serta studi kepustakaan, dapat ditarik beberapa

kesimpulan, yaitu:

Page 18: 75868775 Laporan Termoregulasi Pada Manusia

1. Manusia sebagi organisme endoterm mampu melakukan pengaturan suhu tubuh

(thermoregulasi) dengan cara mempertahankan suhu konstannya, yaitu 37o ± 0,5o C

yang dilakukan oleh hipotalamus

2. Pengaturan suhu tubuh pada manusia bergantung juga pada suhu lingkungan sekitar

dan aktivitas yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. 2006. Textbook of Medical Physiology, 11th ed. Elsevier, Inc: Pennsylvania

John R Cameron & James G. Skofronick. 1978. Medical Physics 2nd Edition. John Wily &

Son Inc., New York.