TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

22
TERAPI KELUARGA DAN TERAPI MARITAL PENDAHULUAN Terapi keluarga dan marital merupakan terapi yang tergolong di dalam psikoterapi. Ada banyak jenis psikoterapi yang dapat diberikan untuk berbagai masalah pasien. Dengan pengecualian yang memungkinkan untuk sejumlah kecil metoda perilaku dan kognitif-perilaku tertentu, yang diterapkan untuk beberapa problem khas tertentu pula, bukti akurat mengenai efektivitas psikoterapi belum ditentukan. Meskipun demikian, terdapat banyak pengalaman yang sangat menarik perhatian, tetapi tidak akurat untuk menyatakan bahwa beberapa psikoterapi dapat membantu pasien; hampir semua terapis melakukan, mengajak pasien untuk menyatakan hal yang menjadi perhatian mereka, mendorong mereka untuk mencoba perilaku yang baru, dsb. Jenis psikoterapi sangat bervariasi; terapi kelompok, keluarga, dan terapi marital. 3 Terapi keluarga merupakan salah satu bentuk terapi kelompok. Terdapat sejumlah tipe terapi keluarga, tetapi tidak ada “satu yang paling benar”. Walaupun sebuah keluarga sering mengikuti terapi karena salah satu anggotanya mempunyai problem, terdapat asumsi implisit atau eksplisit dari para terapis bahwa sistem dalam keluarga tersebut memang sakit, bukan pasiennya. Yang diharapkan adalah perbaikan interaksi dan

Transcript of TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

Page 1: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

TERAPI KELUARGA DAN TERAPI MARITAL

PENDAHULUAN

Terapi keluarga dan marital merupakan terapi yang tergolong di dalam psikoterapi. Ada

banyak jenis psikoterapi yang dapat diberikan untuk berbagai masalah pasien. Dengan

pengecualian yang memungkinkan untuk sejumlah kecil metoda perilaku dan kognitif-

perilaku tertentu, yang diterapkan untuk beberapa problem khas tertentu pula, bukti akurat

mengenai efektivitas psikoterapi belum ditentukan. Meskipun demikian, terdapat banyak

pengalaman yang sangat menarik perhatian, tetapi tidak akurat untuk menyatakan bahwa

beberapa psikoterapi dapat membantu pasien; hampir semua terapis melakukan, mengajak

pasien untuk menyatakan hal yang menjadi perhatian mereka, mendorong mereka untuk

mencoba perilaku yang baru, dsb. Jenis psikoterapi sangat bervariasi; terapi kelompok,

keluarga, dan terapi marital.3

Terapi keluarga merupakan salah satu bentuk terapi kelompok. Terdapat sejumlah tipe

terapi keluarga, tetapi tidak ada “satu yang paling benar”. Walaupun sebuah keluarga sering

mengikuti terapi karena salah satu anggotanya mempunyai problem, terdapat asumsi implisit

atau eksplisit dari para terapis bahwa sistem dalam keluarga tersebut memang sakit, bukan

pasiennya. Yang diharapkan adalah perbaikan interaksi dan komunikasi interpersonal tidak

sehat yang terlihat dari perbaikan pada pasien yang teridentifikasi. Hampir semua terapis

keluarga menyadari bahwa beberapa pasien membawa problem ke dalam terapi keluarga yang

bukan akibat malfungsi di dalam keluarganya tetapi sebagian besar terapis menyangkal bahwa

problem-problem tersebut seringkali diperburuk oleh malfungsi di dalam keluarga yang tidak

diberi terapi.3

Terapi terhadap pasangan yang terikat di dalam perkawinan sering dilakukan jika

hubungan mereka berada pada resiko. Terutama lazim terjadi apabila proble psikososial

muncul. Orientasi-orientasi teoritas dan teknik-teknik terapinya bermacam-macam ; tidak ada

satu pun yang secara jelas tampak lebih unggul daripada yang lain. Terapi marital akan

melihat beberapa parameter antaranya adalah sosial, emosional, seksual dan ekonomi.2,3

Page 2: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

A. TERAPI MARITAL

1. Indikasi

Terapi marital diindikasikan apabila terapi individual gagal untuk

menyelesaikan permasalahan suatu pasangan, dan pasangan tersebut memilih atau

bersedia untuk menjalani terapi tersebut. Indikasi primer di dalam terapi marital

adalah adanya permasalahan komunikasi antara individu. Selain itu, aspek kehidupan

seksual juga memainkan peran penting sebagai indikasi terapi marital. Terapis harus

bijak dalam menilai aspek ekonomi, emosi dan sosial pasangan tersebut karena aspek

ini merupakan faktor lain yang menjadi punca permasalahan tiap pasangan.3

2. Metode

Terapi Individu

Di dalam terapi individu, pasangan akan mengikuti terapi pada terapis yang

berbeda dan bukan pada terapis yang sama. Tujuannya adalah untuk menguatkan

dan meningkatkan ikatan dan kapasitas tiap individu. Individu yang mengikuti

terapi akan memberi data tentang pasangannya dan terapis akan mengevaluasi data

tersebut untuk mengenalpasti permasalahan pasangan tersebut. Data tersebut juga

bisa dinilai untuk mengenali jika ada unsur irasional dari individu tersebut

terhadap pasangannya.3

Terapi “Conjoint”

Di dalam terapi “conjoint”, perkara yang menonjol adalah satu atau dua terapis

akan bergabung di dalam satu sesi terapi. Dengan metode ini, individu akan

merasa nyaman dan lebih tenang untuk menyampaikan permasalahan mereka.3

Terapi “four-way”

Di dalam terapi “four-way”, setiap pasangan akan bertemu terapis yang berbeda

dan berdiskusi bersama-sama dengan tiap individu ditemani oleh satu terapis. Ini

berarti, setiap individu akan membawa satu terapis dan jumlahnya menjadi empat

orang (2 pasien dan 2 terapis). Metode ini diperkenalkan oleh William Master dan

Virginia Johnsons.3

Terapi kelompok

Page 3: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

Terapi kelompok melibatkan beberapa pasangan, dan biasanya 3 atau 4 pasangan

terlibat. Setiap pasangan akan diberi peluang untuk mengenal pasangan lain dan

berbagi permasalahan mereka. Ini dapat memberi semangat dan empati kepada

mereka dan membuktikan bahwa mereka tidak sendiri dalam menyelesaikan

permasalahan ini. Tiap pasangan akan diberi peluang untuk memperoleh informasi

baru dari pasangan lain dan memperoleh umpan balik tentang diri mereka. Dengan

ini, pasangan tersebut akan bisa mengetahui akar permasalahan mereka dan bisa

memperbaikinya.3

3. Konsep

Terapi marital biasanya dilakukan di kantor terapis, dan ditawarkan sekali per

minggu dengan setiap sesi yang berlangsung antara 60 dan 90 menit. Satu atau dua

terapis mungkin hadir dalam sesi. Jika terdapat dua terapis yang hadir, proses ini

disebut terapi 'conjoint'. Jumlah sesi terapi akan bervariasi sesuai dengan tingkat

keparahan masalah yang disajikan, pelatihan terapis dan teknik. Meskipun beberapa

terapis akan menyatakan bahwa perubahan yang signifikan dapat terjadi dalam sesi

pertama atau ke dua, tetapi biasanya diperlukan 8 hingga 12 sesi sebelum perubahan

signifikan dan menetap secara realistis terjadi. Dalam konteks yang lain, terapi yang

sudah berlangsung selama satu tahun atau lebih tanpa ada hasil, mungkin terapi ini

tidak berhasil. Dalam kasus tersebut, pasangan yang bermasalah mungkin bisa

mempertimbangkan bekerja dengan terapis yang berbeda, dengan pendekatan yang

berbeda, atau untuk memikirkan kembali kelangsungan pernikahan mereka.

Selama sesi terapi marital, terapis membantu pasangan untuk bekerja melalui

kesulitan mereka yang dapat mencakup keterasingan dan kehilangan perasaan-

perasaan cinta, masalah komunikasi, urusan, harapan yang tidak sesuai, dan kompetitif

perjuangan untuk menentukan visi dan tujuan yang akan mendominasi. Pasangan yang

memiliki kesempatan terbaik untuk pemulihan adalah mereka yang sama-sama

termotivasi untuk mempertahankan pernikahan mereka. Pasangan yang diterapi akan

ditanya apakah akan tetap berkomitmen untuk menikah atau tidak. Pasangan yang

tidak mau atau tidak bisa berkompromi, cenderung tidak berhasil. Terapi marital

mungkin adalah hal terbaik dalam pernikahan bermasalah dan dapat dilakukan untuk

membantu memulihkan pernikahan mereka. Seorang terapis perkawinan akan

Page 4: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

menawarkan dukungan dan intervensi yang dapat membantu pasangan dengan

mengatasi kesulitan mereka dan memulai proses pemecahan masalah dan

penyembuhan yang dimulai dengan safety,normalisasi,pelatihan skill,interpretasi.6

4. Perspektif

Seperti intervensi teraputic medis, terapi marital tidak sempurna dan tidak

selalu berhasil dalam membantu pasangan untuk mempertahankan pernikahan mereka.

Bentuk-bentuk terapi perkawinan yang telah dipelajari memiliki tingkat keberhasilan

sekitar 65%. Terapi marital sangat dianjurkan, karena merupakan hal terbaik yang

dapat dilakukan oleh pasangan bermasalah untuk membantu diri mereka sendiri.,

hasilnya kadang-kadang bisa sederhana, dengan ketidaksetujuan dan konflik yang

belum terselesaikan. Pasangan yang pernah memperoleh manfaat dari terapi marital,

dan yang kemudian muncul kembali masalahnya, mungkin ada gunanya kembali

mendapatkan terapi untuk sesi 'booster'.

The 'chemistry' antara pasangan dan terapis mereka juga penting. Terapi yang

efektif membutuhkan kepercayaan dari semua pihak. Jika satu atau lebih pasangan

gagal untuk melihat terapis mereka sebagai terapis yang adil dan tidak memihak, terapi

ini mungkin dikompromikan. Untuk alasan ini, sebaiknya tidak merekrut terapis yang

sebelumnya pernah bekerja dengan salah satu anggota pasangan tersebut. Terapis dan

pasangan juga harus memperhatikan dan berbicara tentang bagaimana hubungan

mereka terasa dari waktu ke waktu sehingga persepsi setiap pasangan dapat

diminimalkan.6

5. Proses

Terapi marital sering dimulai dengan meminta klien untuk berpartisipasi dalam

tahap pengumpulan informasi penilaian di mana mereka berusaha untuk memahami

sifat dari masalah mereka. Proses penilaian bisa formal maupun informal, tergantung

pada terapis.

Penilaian informal terdiri dari satu atau lebih sesi dicurahkan untuk proses

wawancara dimana terapis meminta pasangan untuk menjelaskan masalah mereka.

Kadang-kadang pengumpulan informasi awal sesi melibatkan kedua pasangan hadir;

tetapi pada waktu lain bisa diwawancarai secara individual. Ketika sebuah proses

Page 5: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

penilaian yang lebih formal dilakukan, wawancara dilengkapi dengan satu atau lebih,

latihan kuesioner atau wawancara yang dirancang untuk mengumpulkan informasi

yang lebih objektif. Terapis sering meminta masing-masing pasangan untuk

menyelesaikan sebuah 'genogram' yang merupakan semacam pohon keluarga

psikologis informasi. Terapis harus peka terhadap hubungan antara generasi yang

dinamis dan kerentanan bahwa setiap pasangan dalam suatu hubungan telah dibentuk

oleh (misalnya, apakah salah satu pasangan dibesarkan dalam lingkungan alkohol dan

harus mengambil tanggung jawab sebagai orang tua sebelum mereka siap, atau

seorang anak dari korban bencana, dll). Mereka menggunakan genogram untuk lebih

memahami bagaimana kondisi keluarga mempengaruhi latar belakang perilaku

perkawinan. Terapis dapat meminta masing-masing pasangan untuk mengisi 'Skala

Penyesuaian Diad'. Masing-masing diminta untuk menjelaskan bagaimana mereka

memahami hubungan mereka. Terapis kemudian akan membandingkan jawaban

masing-masing pasangan pada kuesioner ini untuk mempelajari pandangan hubungan

pasangan tersebut.6

B. TERAPI KELUARGA

Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga

sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof,

1986). Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada

terapi individual mempunyai konsekwensi dan konteks sosial. Contohnya, klien yang

menunjukkan kemajuan selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah

kembali pada keluarganya. Menurut teori awal dari psikopatologi, lingkungan keluarga

dan interksi orang tua- anak adalah penyebab dari perilaku maladaptive (Bateson et

al,1956; Lidz&Lidz, 1949 ;Sullivan, 1953).1

Terapi keluarga didasarkan pada teori sistem (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari

3 prinsip. Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling

bergantung, bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan. Jadi, tidak ada

anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain; perilaku tiap anggota tergantung

pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang lainnya. Prinsip kedua, ekologi,

Page 6: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

mengatakan bahwa sistem hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai

kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu

anggota akan mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya

tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga

mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga. 1

Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang

Antropologis bernama Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada

keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto, California. Penelitian ini menghasilkan 2 konsep

mengenai terapi dan patologi keluarga, yaitu :

1. the double bind (ikatan ganda)

Dalam terapi keluarga, munculnya gangguan terjadi saat salah satu anggota membaik

tetapi anggota keluarga lain menghalang-halangi agar keadaan tetap stabil.

2. family homeostasis (kestabilan keluarga)

Bagaimana keluarga menjaga kestabilannya ketika terancam.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan fungsi anggota, keluarga maka sistem dalam

keluarga harus dipengaruhi dengan melibatkan seluruh anggota keluarga bukan

individual/perorangan.

Adanya gangguan dalam pola komunikasi keluarga adalah inti dari double bind. Ini

terjadi bila ‘korban’ menerima pesan yang berlawanan/bertentangan yang membuat sulit

bertindak konsisten dan memuaskan. Anak diberitahukan bahwa ia harus asertif dan

membela haknya, namun diwaktu yang sama dia diharuskan menghormati orangtuanya,

tidak menentang kehendaknya, dan tidak pernah menanyakan/menuntut kebutuhan

mereka. Apa yang dikatakan berbeda dengan yang dilakukan. Keadaan ini selalu ditutupi

dan disembunyikan, sehingga si ‘korban’ tidak pernah menemukan sumber dari

kebingungannya. Jika komunikasi ini (double bind communication) terjadi berulang kali,

akan mendorong perilaku skizofrenik.

Page 7: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

Terapi keluarga biasanya diberikan saat pasien sudah dewasa sebagai hasil dari

keluarga yang patologis. Terapi individual mungkin tidak berguna karena kondisi keluarga

yang tidak mendukung.

Kondisi keluarga itu bisa mengganggu kepribadian dan tingkah laku pasien. Namun

jika memungkinkan, terapi bagi penderit skizofrenia atau borderline yang masih awal

dengan memanfaatkan seluruh anggota yang ada mungkin bisa berguna. Terapi dimulai

dengan fokus pada masalah yang dialami pasien dalam keluarga dan kemudian anggota

keluarga menyampaikan/memberikan kontribusi masing-masing. Terapis bertugas untuk

mendorong seluruh anggota keluarga untuk mau terasa terlibat dalam masalah yang ada

bersama-sama.

Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :

1. Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga

2. ketidak harmonisan seksual atau perkawinan

3. konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan

Terapi keluarga tidak bisa digunakan bila sudah tidak mungkin untuk

mempertahankan atau memperbaiki hubungan kerja antara anggota kunci keluarga. Tanpa

adanya kesadaran akan pentingnya menyelesaikan masalah pada setiap anggota inti

keluarga, maka terapi keluarga sulit dilaksanakan. Bahkan meskipun seluruh anggota

keluarga datang atau mau terlibat, namun beberapa sistem dalam keluarga akan sangat

rentan untuk terlibat dalam terapi keluarga.4

1. Tujuan terapi Keluarga

Tujuan pertama adalah menemukan bahwa masalah yang ada berhubungan dengan

keluarganya, kemudian dengan jalan apa dan bagaimana anggota keluarga tersebut

ikut berpartisipasi. Ini dibutuhkan untuk menemukan siapa yang sebenarnya terlibat,

karenanya perlu bergabung dalam sesi keluarga dalam terapi ini, juga memungkinkan

apabila diikutsertakan tetangga, nenek serta kakek, atau keluarga dekat yang

berpengaruh. Ada cara tercepat dalam terapi dimana terapis keluarga membuat usaha

untuk mempengaruhi seluruh anggota keluarga dengan menunjukan cara dimana

mereka berinteraksi dalam sesi keluarga itu. Kemudian, setiap anggota keluarga

Page 8: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

diminta menyampaikan harapan untuk perkembangan diri mereka sebaik mungkin,

umumnya untuk menyampaikan komitmen pada terapis.2,4

Tujuan jangka panjang bergantung pada bagian terapis keluarga, apakah sebagian

besar yang dilakukan untuk mengembangkan status mengenali pasien, klarifikasi pola

komunikasi dlm keluarga, dll. Dalam survey, responden diminta menyebut tujuan

primer dan sekunder mereka, untuk seluruh keluarga, kedalam 8 kemungkinan tujuan.

Tujuan yang disebut sebagai tujuan primer ‘mengembangkan komunikasi’ untuk

seluruh keluarga, ternyata lebih dipilih ‘mengembangkan otonomi dan individuasi’.

Sebagian memilih ‘pengembangan simptom individu’ dan ‘mengembangkan kinerja

individu’. Memfasilitasi fungsi individu adalah tujuan utama dari terapi individual,

tetapi para terapis keluarga melihat sebagai bukan yang utama dalam proses perubahan

keluarga yang luas, khususnya sistem komunikasi dan sikap anggota keluarga yang

menghormati anggota lainnya.2,4

2. Model terapi keluarga

Terdapat pelbagai model umum intervensi keluarga yang wujud pada hari ini dan

telah banyak dituliskan mengenai macam-macam intervensi keluarga, seringkali

ditunjukkan oleh pemimpin-pemimpin karismatik seperti Minuchin,Haley,Bowen, dan

Ackerman. Terdapat bermacam-macam klasfikasi model, masing-masing dengan

asumsi mereka sendiri-sendiri mengenai asal dan pemeliharaan patalogi, tujuan,

strategi dan teknik intervensi dan indikasi penggunaan. Adalah penting untuk memulai

murid dari intervensi keluarga memiliki beberapa pengertian konsep umum dari model

ini, riwayatnya dan keperibadian yang terlibat.1,2,4,5

a. Model Sadar Diri

Orientasi sadar diri dikenal juga sebagai “riwayat”, atau “psikoanalitik”. Dalam

pengertian sebenarnya, ini adalah model tertua dari terapi keluarga, karena itu

berkembang natural dari tradisi psikoanalitik. Salah satu dari terapi keluarga yang

paling awal adalah analisis anak. Dengan mengubah distorsi transferensi,

memperbaiki identifikasi proyeksi dan memasukkan tilikkan dan pemahaman baru

Page 9: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

ke dalam daerah konflik, model terapi keluarga ini mencoba untuk mengubah

fungsi dan hubungan antara anggota keluarga atau system pernikahan.

Asumsi dasar adalah konflik intrapsikis, fokus-fokus masalah interpersonal dan

defensif serta mekanisme coping dibentuk dan diajarkan dalam sistem keluarga.

Bagian dari data dasar yang merupakan hal yang paling menarik bagi praktisi

model ini adalah mimpi dan fantasi, fantasi-fantasi dan proyeksi mengenai anggota

keluarga dan distorsi transferensi mengenai anggota keluarga lain dan terapis

untuk memahmi riwayat dan perubahan dinamik ini dari waktu ke waktu sangat

dipertimbangkan untuk memahami disfungsi saat ini.

Model terapi ini adalah yang paling sering dalam pemikiran psikoanalitik,

utamanya konsep topografik akan concious, preconcious, dan unconcius :

konstruksi dari ego dan superego dan konsep yang memfokuskan interaksi antara

individual. Teknik terapeutik yang mayor dalam model ini termasuk klarifikasi,

interpretasi, eksplorasi dari intrapsikis sama baiknya dengan dinamika

interpersonal dan perkembangan dari presepsi dan empati.penggunaan teknik

analisa pada individual bersamaan dengan pasangannya atau keluarga lainnya

menunjukkan perkembangan yang unik.

b. Model Sistem Struktural

Orientasi unik terhadap pergerakan keluarga yang telah member dorongan

adalah sistem pemahaman fungsi dan disfungsi keluarga. Sistem ini menggunakan

teknik komunikasi antar theorist seperti Gregory Bateson dan teknik computer

pada masa sekarang seperti perputaran arus balik, pertukaran komunikasi, dan

sebagainya. Konsep penjelasan ini membolehkan praktikan untuk memfokus pada

data dasar yang mempunyai perubahan yang mengulang antara individu yang

sudah menikah atau keluarganya yang terjadi sekarang dan ada disini, inti dalam

model psikoanalitik adalah individu individu dalam kelompok keluarga dapat

merasa dan mengubah kelompok yang lebih besar dari indivdu yang dapat

menanganinya dan individu itu dikuasai dan diatur dengan menggunakan kesatuan

yang lebih besar (keluarga atau hubungan pernikahan). Model ini berfungsi

Page 10: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

berdasarkan asumsi bahwa tidak ada sesuatu tanpa perilaku –diam juga berarti

suatu komunikasi. Sasaran yang utama pada model ini bukan persepsinya tetapi

untuk mengubah struktur dan fungsi.

c. Model Perilaku

Model perilaku muncul dari orientasi perilaku yang secara historis berkembang

paralel, dan sebagai reaksi, dari tradisi psikoanalitik. Data dasar dari orientasi ini

dapat diukur, perilaku dapat ditemukan, baik internal (pikiran) maupun eksternal

(perbuatan). Penjelasan konsepnya adalah yang merupakan tradisi teori-teori

belajar : sebagai contoh, stimulus, respon, dan konsep. Dengan ditingkatkannya

penerapan model perilaku sistem interaksi seperti keluarga, konsep-konsep lain

diperkenalkan untuk memperluas model ke dalam lingkungan interpersonal.

Tujuan dari model ini adalah untuk memberikan efek perubahan tersendiri

dapat dioservasi, perilaku diukur yang dapat dijadikan bahan pertimbangan masalh

oleh individu-individu yang mencari bantuan. Kebalikan dari model psikoanalitik,

yang seringkali tampaknya memiliki tujuan ambisius mengenai perubahan karakter

dan tilikan, model ini cenderung berfokus pada area masalah tersendiri yang

ditandai dengan pola perilaku jernih. Juga, penanganan dalam model ini cenderung

lebih singkat dan terbatas. Perhatian diberikan bukan pada patologinya tetapi pada

deficit perilaku dan berlebihan yang perlu diubah. Jika perilaku tidak dinginkan

telah dihilangkan (misalnya,suami memukul isteri), tidak lalu diasumsikan bahwa

lebih banyak perilaku sosial akan timbul secara spontan, tetapi lebih pada terapis

mungkin dibutuhkan untuk mengajarkan perilaku yang baru dan lebih adaptif

kepada pasangan suami istri atau anggota keluarga.

Teknik meliputi membantu anggota keluarga mempelajari arti pengaruh

tingkah laku pada anggota lain. Beberapa strategi utama menggunakan kontrak

tingkah laku berdasarkan pada keyakinan yang baik atau “quid pro quo

agreements” (jika kau melakukannya, saya akan melakukannya), latihan dalam

keterampilan kumunikasi, latihan dalam mengatasi masalah dan kombinasi

Page 11: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

penguatan kembali yang positif dengan sebuah penurunan pertukaran yang

merusak.

Pendirian terapis adalah secara aktif diam sejak ia melihat pekerjaannya

sebagai sebuah arti dalam memperkenalkan perubahan perilaku ke dalam daftar

anggota. Meskipun ahli perilaku telah menulis sedikit tentang bagaimana mereka

menangani individu dan keluarga yang resisten terhadap saran mereka, buat

mereka beberapa saat tampak beberapa hal tidak dibuat-buat terhadap pengalaman

klinikus, mereka lebih perhatian ke resisten dan suatu saat menganjurkan

penggunaan yang berlawanan dari sistem yang tipikal.

Model terapi keluarga ini menghindari teknik tradisional terapi individu. Hal

ini tidak memusatkan untuk mendapatkan riwayat, tidak mengutamakan pada

membantu meningkatkan kewaspadaan atau ekspresi perasaan yang terpendam,

dan tidak menggunakan interpretasi psikodinamik.

d. Model Pengalaman-Eksistensial

Hal utama bagi terapis untuk mengetahui dan mengambil dalam perhitungan

bukan hanya pengalaman pada setiap anggota keluarga, tetapi juga pengalaman

terapis sebagai orang luar yang masuk ke dalam mengalami apa yang dirasakan

khusus anggota keluarga memberikan cukup waktu dalam konteks keluarga. Data

awal bukan hanya apa yang dilihat terapis, tetapi yang ia dan atau keluarga

rasakan.

Data awal ini berasal dari situasi yang terapis rancang, mengizinkannya untuk

berperan dengan keluarga dalam pengalaman emosional. Jika suatu subyek tidak

dapat didiskusikan, terapis mengemukakan kemampuan empatinya tidak hanya

mengerti apa yang mungkin dirsakan keluarga tetapi kadang membolehkannya

melayani sebagai model peran untuk identifikasi.ia mungkin seorang model peran

untuk sebuah keluarga atau seorang pengacara dan membantu keluarga mencapai

sesuatu. Jika keluarga kelaparan, seorang terapis keluarga membantu bergantian

dengan keluarga pergi dengan mereka mendapatkan kupon makanan.

Page 12: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

Dengan demikian pada format ini, terapis menawarkan dirinya sebagai sosok

yang sesungguhnya untuk meminimalkan jarak antara dirinya dan keluarga

tersebut. Ia selalu berada di samping keluarga, tetapi perilakunya berbeda dari

anggota keluarga lainnya dan hal tersebut memang didesain untuk

mempromosikan perilaku yang lebih fungsional.

Tujuannya adalah untuk mengubah cara berpikir setiap anggota keluarga

mengalami dan bereaksi antara satu dengan yang lainnya. Tujuan sekunder terapi

adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.

3. TEKNIK

a. Konsultasi Awal

Saat ini banyak masyarakat sudah mengenal terapi keluarga. Apabila ada

keluhan atau masalah awal terhadapa anggota keluarga, pencegahan awal amat

diperlukan. Yang menjadi penghalang terbesar adalah orang tua yang merasa takut

dan bimbang,karena mereka merasa akan dipersalahkan terhadap permasalahan

anak mereka. Selain itu mereka juga merasa takut jika keluarga mereka dikatakan

“sakit” dan akan memperburuk keadaan atau hubungan kekeluargaan mereka.

Disini peran seorang terapis amat penting bagi memberi keyakinan terhadap

keluarga tersebut untuk tetap tenang dan sabar dalam menghadapi permasalahan

ini dengan menggunakan teknik interview yang mantap.

Kualitas khusus dalam teknik wawancara (interview) tergantung pada dua

faktor utama. Yang pertama, mengetahui sejarah tentang keluarga tersebut akan

menjadi satu aspek yang penting bagi seorang terapis. Dengan mengetahui sejarah

dan silsilah tentang keluarga tersebut, terapis akan bisa mengetahui puncak

permasalahan di dalam keluarga tersebut. Faktor kedua yang amat penting adalah

kemampuan terapis menyalurkan kemarahan anggota keluarga. Di dalam sebuah

terapi, akan muncul permasalahan dimana anggota keluarga menyampaikan

ketidakpuasannya dan suasana akan menjadi buruk jika terapis tidak bisa

menyalurkan kemarahan itu dengan benar. Anggota keluarga akan meninggalkan

terapi dan ini adalah hal yang tidak diingankan bagi seorang terapis. Terapis

Page 13: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

biasanya akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan kepada suami, dan kemudian

pada istrinya, dan terakhir pada anak-anak. Hal-hal yang akan ditanyakan biasanya

terkait pandangan dan persepsi mereka terhadap anggota keluarga.2,4

b. frekuensi dan durasi terapi

Terapi keluarga biasanya dilakukan satu kali dalam seminggu. Untuk setiap

sesi, waktu yang diperuntukkan tidak terbatas, tetapi biasanya setiap sesi memakan

waktu kira-kira dua jam. Jadwal yang fleksibel amat penting terutama bagi

keluarga yang mempunyai masalah untuk berkumpul bersama. Durasi terapi juga

tergantung pada metode yang dipake oleh terapis. Terapis yang menggunakan

model “problem-solving” mungkin memerlukan beberapa sesi terapi dan terapis

yang menggunakan model “growth-oriented” memerlukan sesi yang lebih lama

yang bisa mencapai durasi selama 1 tahun.2,4

4. PROGNOSIS

Satu kajian telah dilakukan untuk menilai tentang keberhasilan terapi keluarga.

Satu kajian telah dilakukan pada pasien “adolescent anorexia nervosa” oleh russel dan

timnya (Russel et al, 1987). Beliau membandingkan terapi keluarga dan terapi

individual. Pasien yang diberi perawatan selama 10 minggu di rumah sakit memberi

respon yang baik pada terapi keluarga tetapi pada pasien yang dirawat selama lebih

dari 3 tahun di rumah sakit memberi hasil yang inkonklusif.5

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: TERAPI KELUARGA DAN MARITAL-edit

1. Lois s. slovik, James l. Griffith. Family Therapy in Massachusetts General

Hospital Psychiatry Update and Board Preparation, 2nd Edition. New York :

McGraw ; 2004,441

2. Benjamin J S, Virginia A S. Family Therapy And Couples Therapy in Synopsis of

Psychiatry, 9th Edition. Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins ; 2000. 941-6

3. David A T. Psikoterapi dalam buku saku Psikiatri, Edisi 6. Jakarta :EGC ;

1999,255

4. Robert S. Family Therapy in Comprehensive Textbook of Psychiatry, 4th Edition.

Baltimore: Lippincott Williams % Wilkins; 1984

5. Eia Asen. Outcome Research in Family Therapy (serial on-line), Advance in

Psychiatry Treatment : Available on http//www.apt.rcppsych.org, 8; 2002,230-8

6. Mark Dombeck, Ph.D. Marital Therapy Concepts, Perspective, and Process : Available on

http://www.mentalhelp.net/poc/view_doc.php?type=doc&id=4400&cn=289,2006