Terapi Insulin Dan Cara Pemberian Terapi

24
Tugas TERAPI INSULIN DAN CARA PEMBERIANNYA Disusun Oleh : Kelompok 10 Alfian Ismail Moh. Syahrul Ramadhan Pian Usman Van Wayon Tahidji POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

description

insulin

Transcript of Terapi Insulin Dan Cara Pemberian Terapi

TugasTERAPI INSULIN DAN CARA PEMBERIANNYA

Disusun Oleh :Kelompok 10Alfian Ismail Moh. Syahrul RamadhanPian UsmanVan Wayon Tahidji

POLTEKKES KEMENKES GORONTALOTAHUN 2014/2015Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Terapi dan cara Pemberiannya ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Wiwik Hiola selaku Dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan Terapi Insulin. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.Gorontalo, 2015

Penyusun,

TERAPI INSULIN DAN CARA PEMBERIAN TERAPIA. PENGERTIAN INSULINInsulinadalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans kelenjar pankreas.Insulinmenstimulasi pemasukan asam amino kedalam sel dan kemudian meningkatkan sintesa protein.Insulinmeningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan lemak sebagai bahan energi.Insulinmenstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen di dalam sel otot dan hati.Insulinendogen adalahinsulinyang dihasilkan oleh pankreas, sedanginsulineksogen adalahinsulinyang disuntikan dan merupakan suatu produk farmasi.Pada diabetes tipe I, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin. Dengan demikian, insulin eksogenus harus diberikan dala jumlah tak terbatas. Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya. Disamping itu, sebagian klien diabetea tipe II yang biasanya mengendalikan kadar glukosa darah dengan diet atau dengan obat oral kadang membutuhkan insulin secara temporer selama mengalami sakit, infeksi, kehamilan, pembedahan atau beberapa kejadian stress lainnya. Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari (atau bahkan kadang lebih serig lagi) untuk mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari. Karena dosis insulin yang diperlukan masing-masing klien ditentukan oleh kadar glukosa dalam darah, maka pemantuan kadar glukosa darah yang akurat sangat penting. Pemantuan mandiri kadar glukosa darah telah menjadi dasar dalam memberikan terapi insulin.Preparat insulin. Kini tersedia sejumlah preparat insulin. Preparat ini digolongkan menurut empat karateristik: perjalanan waktu, konsentrasi, spesies(sumber) dan pabrik pembuatnya.Perjalanan waktu. Preparat insulin dapat dikelompokan dalam tiga kategori utama bedasarkan awitan, puncak dan durasi kerja (perlu diperhatikan bahwa preparat human insulin memiliki durasi kerja yang lebih singkat daripada preparat insulin dari sumber-sumber hewani).Short-acting Insulin Insulin regular (yang ditandai R pada botolnya)Awitan kerja human insulin regular adalah hingga 1 jam; puncaknya, 2 hingga 3 jam; durasi kerjanya, 4 hingga 6 jam. Nama lain untuk insulin regular adalah crystalline zinc insulin (CZI).Insulin regular terlihat jernih dan biasanya diberikan 20 hingga 30 menit sebelum makan. Insulin regular dapat diberikan secara tunggal atau dikombinasikan dengan insulin yang kerjanya lebih lama. Tabel kategori InsulinLama KerjaAgensAwitanPuncakDurasiIndikasi

Short-acting

Intermediate-acting

Long-actingRegular (R)

NPH (Neutral Protamine Hangedom) Lente (L)

Ultralente (UL)-1 jam

3-4 jam

6-8 jam2-3 jam

4-12 jam

12-16 jam4-6 jam

16-20 jam

20-30 jamBiasanya diberikan 20-30 menit sebelum makan; dapat diberikan sendiri atau bersama dengan insulin long-acting.

Biasanya diberikan sesudah makan.

Digunakan terutama untuk mengendalikan kadar glukosa darah puasa.

Intermediate-acting Insulin NPH Insulin (neutral protamine Hagedorn) Lante Insulin (L)Awitan kerja human insulin intermediate-acting adalah 3 hingga 4 jam; puncaknya, 4 hingga 12 jam; durasi kerjanya 16 hingga 20 jam.Kedua insulin intermediate-acting tersebut memiliki kesamaan dalam perjalan waktu kerjanya dan tampak berwarna putih serta menyerupai susu. Jika NPH atau insulin Lente digunakan secara tunggal, maka pemberian preparat ini setengah jam sebelum makan bukannlah factor yang menentukan. Meskipun demikian, klien yang menggunakan NPH atau insulin Lente harus makan disekitar waktu awitan dan puncak kerja preparat insulin ini. Long-acting Insulin Ultralente insulin (UL)Insulin long-acting kadang-kadang disebut sebagai insulin tanpa puncak kerja karena preparat ini cenderung memiliki kerja yang panjang, perlahan atau bertahan. Awita kerja long-acting human insulin adalah 6 hingga 8 jam; puncak, 12 hingga 16 jam; durasi, 20 hingga 30 jam.Konsentrasi. Konsentrasi inlin yang paling sering digunakan di Amerika Serikat adalah U-100. Ini berarti terdapat 100 unit insulin per 1 sentimeter kubik. Jadi, spuit mampu menampung 100b unit insulin U-100 adalah spuit 1 ml (cc). Jika sebuah spuit menyimpan 50 unit insulin U-100, maka spuit ini merupakan spuit ml U-100.Beberapa than yang lalu juga banyak tersedia insulin U-40 dan U-80 di Amerika Serikat, tetapi kini insulin U-80 sudah tidak tersedia lagi dan insulin U-40 jarang digunakan. Insulin U-500 tersedia di Eropa dan dapat diperoleh di Amerika Serikat bagi klien-klien dengan resistensi insulin yang berat.Spesies (Sumber). Di masa lalu, semua preparat insulin diperoleh dari pancreas sapid an babi. Human insulin kini sudah tersedia secara luas. Preparat insulin ini diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan.Pabrik pembuat. Dua buah pabrik farmasi yang membuat preparat insulin di Amerika Serikat adalh perusahan Lilly dan Novo Nordisk. Insulin yang dibuat oleh perusahaan yang berbeda biasanya bias saling dipertukarkan selam konsentrasi (misalnya, U-100), spesies (misalnya, manusia/human) dan tipe (misalnya, NPH) dari insulinnya sama. Human insulin yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda diberi merek dagang merek yang berlainan pula : Lilly Human Insulin = Humulin Novo Nordisk human insulin = NovolinKarena itu, seorang klien yang mendapatkan 20 unit human NPH insulin dapat menggunakan humulin N atau novolin N. daftar lengkap preparat insulin yang tersedia dapat ditemukan dalam tabel 39-5.

B. INDIKASI TERAPI DENGANINSULIN Semua penyandang DM tipe I memerlukaninsulineksogen karena produksiinsulinoleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada. Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkaninsulinbila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke. DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkaninsulinbila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Ketoasidosis diabetik. Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik. Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap akan memerlukaninsulineksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensiinsulinatau ketika terjadi peningkatan kebutuhaninsulin. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat. Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.

C. KLASIFIKASI1.Insulinkerja singkatYang termasuk di sini adalahinsulinregular (Crystal ZincInsulin/ CZI ). Saat ini dikenal 2 macaminsulinCZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang ada antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente.Insulinjenis ini diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai puncak setelah 1 3 macam dan efeknya dapat bertahan samapai 8 jam.2.Insulinkerja menengahYang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn ( NPH ),Monotard, Insulatard. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 2.5 jam. Puncaknya tercapai dalam 4 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.3.Insulinkerja panjangMerupakan campuran dariinsulindan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar 24 36 jam. Preparat: Protamine ZincInsulin( PZI ), Ultratard4.Insulininfasik (campuran)Merupakan kombinasiinsulinjenis singkat dan menengah. Preparatnya: Mixtard 30 / 40

D. PEMBERIAN INSULINPemberian insulin bervariasi antara suntikan yang satu dengan yang lainnya per hari. Biasanya insulin diberikan dalam kombinasi preparat insulin short-acting dan long-acting. Pankreas yang normal akan mensekresikan secara berkesinambungan sejumlah kecil insulin pada siang dan malam hari. Disamping itu, ketika kadar glukosa darah meningkat setelah makan, sekresi insulin yang cepat akan terjadi sesuai dengan efek makanan yang menyebabkan peningkatan tersebut. Tujuan pemberian preparat insulin yang paling sederhana dengan satu kali suntikan terutama untuk dapat meniru sedapat mungkin pola sekresi insulin yang normal. Umumnya semakin kompleks pemberian insulin, semakin besar peluang menormalkan kadar glukosa darah. Khususnya pada klien dengan pola makan dan aktivitas yang bervariasi. Klien dapat diajarkan untuk menggunakan hasil-hasil pemeriksaan mandiri glukosa darah dalam menentukan dosis insulin yang bervariasi. Hal ini akan memberikan fleksibilitas yang lebih besar ke pasien dalam mengatur jadual dan jumlah makan serta latihan. Meski demikian, pemberian insulin yang kompleks memerluka tingkat kepatuhan yang kuat, pendidikan yang intensif dan tindak lanjut yang ketat oleh tim asuhan kesehata. Disamping itu, klien yang ingin mencapai kadar glukosa darah normal akan menghadapi resiko yang lebih besar untuk mengalami reaksi hipoglikemia.Tipe pemberian insulin yang digunakan oleh seorang klien bervariasi menurut berbagai faktor. Sebagai contoh, pengetahuan klien, kemauan, tujuan yang hendak dicapai, status kesehatan dan kemampuan keuangan, semuanya ini dapat mempengaruhi keputusa yang menyangkut penggunaan insulin. Selain itu, filosofi dokter tentang pengendalian kadar glukosa darah dan ketersediaan alat serta staf pendukung dapat mempengaruhi pula keputusan yang berkaitan dengan terapi.Ada dua cara pendekatan yang umum digunakan dalam pelaksanaan terapi insulin. Pemberian secara konvensional. Salah satu diantaranya adalah menyederhanakan pemberian insulin dengan tujuan untuk menghindari komplikasi akut diabetes ( yaitu, hipoglikemia dan hiperglikemia sistematik). Pada tipe pemberian yang disederhanakan ini (misalnya satu hingga dua suntikan perhari), kadar glukosa klien mungkin, masih diatas normal. Pendekatan ini cocok bagi klien lansia yang rapuh dan menderita sakit terminal dengan kemampuan yang terbatas untuk merawat diri sendiri, atau bagi setiap klien yang enggan atau tidak mampu untuk terlibat dalam aktivitas penanganan sendiri.Pemberian secara intensif. Pendekatan kedua adalah menggunakan cara pemberian insulin yang lebih kompleks ( dua hingga empat suntikan perhari) untuk mencapai kadar glukosa yang sebesar mungkin. Tetapi aman dan praktis. Hasil DCCT (1993) memperlihatkan bahwa tindakan untuk mempertahankan kadar glukosa darah sedekat mungkin dengan nilai normal akan mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi diabetes jangka panjang. Alasan lain pemakaian teknik pemberian insulin yang lebih kompleks adalah untuk memberikan fleksibilitas pada klien dalam mengubah dosis insulinnya tiap harisesuai perubahan pola makan serta aktivitasnya dan menurut variasi kebutuhan terhadap kadar glukosa darah.

Tabel Pemberian InsulinJumlah Suntikan / HariPenjelasan Keuntungan Kerugian

1 suntikan / hariSebelum sarapan : NPH atau NPH dengan regularPemberian sederhana Sulit mengendalikan glukosa darah jika efek NPH tidak berlangsung Hiperglikemia sore hari dapat terjadi upaya untuk mengendalikan kadar glukosa puasa dengan meningkatkan dosis NPH

2 Suntikan / hari Sebelum sarapan dan makan malam : NPH atau NPH dengan regular atau Premixed (N dan R) insulinPemberian paling sederhana yang berupaya untuk meniru pankreas normal Memerlukan jadwal makan dan latihan yang tetap. Tidak dapat secara bebas mengatur NPH atau regular jika digunakan premixed insulin.

3 atau 4 suntikan / hariInsulin reguler setiap sebelum makan dengan : NPH pada saat makan malam NPH pada saat akan tidur malam atau Ultralente satu atau dua kali per hari Lebih menyerupai pankreas normal daripada pemberian dua suntikan Memutuskan dosis setiap pemberian insulin reguler tanpa bergantung (independen) Lebih fleksibel dalam pengaturan makan dan latihan Memerlukan lebih banyak suntikan daripada tindakan lainnya. Memerlukan pemeriksaan glukosa darah harian lebih dari satu kali. Memerlukan pendidikan dan tindak lanjut yang intensif

Dosispemberianinsulintergantung pada kadar gula darah, yaitu : Gula darah < 60 mg % = 0 unit Gula darah < 200 mg % = 5 8 unit Gula darah 200 250 mg% = 10 12 unit Gula darah 250 - 300 mg% = 15 16 unit Gula darah 300 350 mg% = 20 unit Gula darah > 350 mg% = 20 24 unit

Efek metabolik terapiinsulin: Menurunkan kadar gula darah puasa dan post puasa. Supresi produksi glukosa oleh hati. Stimulasi utilisasi glukosa perifer. Oksidasi glukosa / penyimpanan di otot. Perbaiki komposisi lipoprotein abnormal. Mengurangi glucose toxicity. Perbaiki kemampuan sekresi endogen. Mengurangi Glicosilated end product. E. PEMBERIAN SUNTIKANPemilihan dan rotasi tempat penyuntikan. Ada empat daerah utama penyuntikan insulin,yaitu : abdomen, lengan (permukaan posterior), paha (permukaan anterior), dan bokong. Insulin akan diabsorpsi lebih cepat jika disuntikkan pada daerah tertentu. Insulin diabsorpsi paling cepat di abdomen dan menurun secara progresif pada lengan, paha serta bokong. Rotasi tempat penyuntikan secara sistematis dalam suatu daerah anatomis dianjurkan untuk mencegah perubahan setempat pada jaringan lemak (litodistrofi). Disamping itu, untuk meningkatkan konsistensi absorpsi insulin, pasien harus didorong untuk menggunakan semua tempat penyuntikan yang ada dalam satu daerah ketimbang melakukan suatu rotasi berpindah-pindah secara acak dari daerah satu kedaerah yang lain. Sebagai contoh, sebagian pasien hampir selalu menggunakan daerah abdomen dengan melakukan penyuntikan hingga 1 inci dari penyuntikan sebelumnya. Cara rotasi yang lain adalah dengan menggunakan tempat yang sama pada waktu yang sama dalam setiap hari. Sebagai contoh, pasien dapat menyuntik daerah abdomen pada penyuntikan pagi harinya dan daerah lengan atau tungkai pada pnyuntikan malam harinya, dan hal ini berlaku untuk hari-hari berikutnya. Beberapa prinsip umum berlaku pada semua pola rotasi. Pertama pasien tidak boleh mencoba tempat yang sama lebih dari satu kali dalam waktu dua hingga tiga minggu. Disamping itu, jika pasien memiliki rencana untuk melakukan latihan, preparat insulin tidak boleh disuntikkan didaerah tungkai yang akan digunakan untuk latihan tersebut karena insulin ini akan diserap lebih cepat dan mungkin akan mengakibatkan hipoglikemia. Dimasa lalu pasien diajarkan untuk melakukan rotasi penyuntikan dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya (misalnya, menyuntikkan satu kali lengan kanan, kemudian satu kali pada abdomen kanan, kemudian pada tungkai kanan). Pasien yang masih mengguanakan prosedur ini haru dijelaskan agar menghindari penyuntikan ulang pada tempat yang sama dalam suatu daerah. Meskipun demikian, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, pasien mungkin menyukai penggunaan daerah anatomis yang sama pada waktu yang sama hari-hari berikutnya secara konsisten. Cara ini akan mengurangi terjadinya variasi kadar glukosa darah antara hari yang satu dan lainnya sebagai akibat dari kecepatan absorpsi yang berbeda-beda.Penusukan Jarum. Ada berbagai variasi penusukan jarum suntik untuk menyuntikkan insulin. Variasi ini mencakup cara memegang kulit dengan meregangkan atau menjepitnya 45 atau 90 derajat. Teknik yang digunakan untuk memegang kulit dan menusukkan jarum bertujuan untuk memastikan preparat insulin yang disuntikkan benar-benar memasuki rongga subkutan.Insulinumumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan). Pada keadaan khusus diberikan intramuskular atau intravena secara bolus atau drip.Insulindapat diberikan tunggal (satu macaminsulinkerja cepat, kerja menengah atau kerja panjang) tetapi juga dapat diberikan kombinasiinsulinkerja cepat dan kerja menengah, sesuai dengan respons individu terhadapinsulin, yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah harian.

Lokasi penyuntikan juga harus diperhatikan benar, demikian pula mengenai rotasi tempat suntik. Apabila diperlukan, sejauh sterilitas penyimpanan terjamin, sempritinsulindan jarumnya dapat dipakai lebih dari satu kali oleh pasien yang sama. Harus diperhatikan kesesuaian kosentrasiinsulin(U40, U100) dengan semprit yang dipakai. Dianjurkan dipakai konsentrasi yang tetap.Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen yang kemudian diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas bokong. Bila disuntikan secara intramuskular dalam maka penyerapan akan terjadi lebih cepat dan masa kerja akan lebih singkat. Kegiatan jasmaniyang dilakukan segera setelah penyuntikan akan mempercepat onset kerja dan juga mempersingkat masa kerja.

Indikasi pemberiaaninsulinpada pasien DM lanjut usia seperti pada non lanjut usia, uyaitu adanya kegagalan terapi ADO, ketoasidosis, koma hiperosmolar, adanya infeksi ( stress ) dll. Dianjurkan memakaiinsulinkerja menengah yang dicampur dengan kerjainsulinkerja cepat, dapat diberikan satu atau dua kali sehari.

Kesulitan pemberiaaninsulinpada pasien lanjut usia ialah karena pasien tidak mau menyuntik sendiri karena persoalnnya pada matanya, tremor, atau keadaan fisik yang terganggu serta adanya demensia. Dalam keadaan seperti ini tentulah sangat diperlukan bantuan dari keluarganya.Cara Penyuntikan Insulin 1. Dengan satu tangan, lakukan fiksasi kulit dengan cara meregangkannya atau memijat kulit membentuk suatu daerah yang cukup luas.2. Ambil spuit dengan tangan yang lain dan pegang seperti sedang memegang pensil. Tusukkan jarum suntik tegak lurus ke dalam kulit.3. Suntikkan insulin, dengan menekan tangkai pendorong sampai habis (sampai tidak dapat ditekan lagi)4. Tarik jarum suntik keluar dari kulit. Tekankan segumpal kapas di daerah penyuntikan selama beberapa detik.5. Gunakan spuit sekali pakai dan buang pada kontainer plastik dengan penutup seperti wadah bekas larutan deterjen atan pemutih.F. EFEK SAMPING PENGGUNAANINSULIN Hipoglikemia Lipoatrofi Lipohipertrofi Alergi sistemik atau lokal Resistensiinsulin Edemainsulin SepsisReaksi alergi setempat. Reaksi alergi setempat terjadi dalam bentuk kemerahan,pembengkakan,nyeri tekan dan indurasi atau bilur selebar 2-4 cm yang dapat timbul pada tempat penyuntikan 1 sampai 2 jam sesudah penyuntikan.Reaksi ini biasanya terjadi pada tahap permulaan terapi dan menghilang setelah pemberian insulin terus dillakukan.Reaksi alergi ini kini semakin jarang terjadi karena kemurniaan preparat insulin semakin meningkat.Dokter dapat meresepkan antihistamin untuk diberikan 1 jam sebeluum penyuntikan jika reaksi local semacam itu terjadi.Meskipun penggunaan larutan alcohol untuk membersihkan kuliit tidak lagi dianjurkan ,pasien yang pernah mempelajari tehnik ini sering terus melakukannya.Meskipun demikian,pasien perlu diingatkan agar mereka menunggu sampai alcohol pada kulit menjadi kering.Jika hal ini tidak dilakukan,maka larutan alcohol akan terbawa masuk kedalam jaringan sehingga terjadi suatu daerah kemerahan yang terbatas.Reaksi alergi sistemik. Reaksi alergi sistemik akibat insulin jarang terjadi .Pertama tama akan terdapat reaksi kulit setempat yang segera dan secara bertahap akan menyebar dan menjadi urtikaria yang menyeluruh.Terapi untuk masalah ini adalah desensititasi dengan pemberian insulin dosis kecil yang jumlahnya dinaikkan secara bertahap.Reaksi yang jarang terjadi ini kadang kadang disertai dengan edema yang menyeluruh atau anafilaksis.Lipodistrofi Insulin.Lidpodistrofi mengacu kepada gangguan metabolism lemak setempat dalam bentuk lipoartrofi atau lipohipotrofi yang terjadi pada tempat penyuntikan insulin.Lipoartrofi adalah keadaan berkurangnnya lemak subkutan yang tampak sebagai dekik ringan atau cekukan lemak subkutan yang cukup serius.Penggunaan human insulin telah mampu menyembuhkan hampir seluruh komplikasi yang merusak kosmetika kulit pada pasien ini.Lipohipertrofi merupakan terjadinya fibrosis massa jaringan lemak (fibrofatty) pada penyuntikan yang disebabkan oleh penggunaan satu tempat penyuntikan secara berulang ulang.Jika Insulin disuntikan pada berbagai daerah secara menyebar,penyerapannya dapat berlangsung lebih lambat.Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa rotasi tempat penyuntikan sangat penting.Pasien harus menghindari penyuntikan didaerah ini sampai keadaan hipertrofi menghilang .Resistensi insulin.Sebagian besar pasien pada satu saat dapat mengalami resistensi insulin dengan derajat tertentu.Kedaan ini dapat terjadi karena berbagai hal dan penyebab yang paling sering dijumpai adalah obesitas yang dapat diatasi dengan penurunan berat badan.Resistensi insulin secara klinis didefinisikan sebagai kebyutuhan insulin perhari yang mencapai 200 unit atau lebih.Pada kebanyakan pasien yang menggunakan insulin,antibody imun akan terbentuk dan mengikat insulin sehingga ketersediaan insulin untuk digunakan menurun.Semua preparat insulin dari binatang sampai human insulin namun dalam taraf yang lebih ringan akan menyebabkan produksi antibodi pada manusia.Pembentukan kadar antibodi yan g tinggi sangat jarang dijumpai diantara pasien-pasie ini.Banyak dari pasien ini memiliki riwayat penghentian terapi insulin selama beberapa bulan atau lebih.Terapi terdiri atas pemberian preparat insulin murni dan kadang-kadang diperlukan prednison untuk menghambat produksi antibodi.Tindakan ini dapat diikut oleh penurunan kebutuhan insulin secara bertahap.Dengan demikian,pasien harus memantau sendiri kemungkinan terjadinya hipoglikemia.Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling berbahaya dan dapat terjadi bila terdapat ketidaksesuaian antara diet, kegiatan jasmani dan jumlahinsulin. Pada 25-75% pasien yang diberikaninsulinkonvensional dapat terjadi Lipoatrofi yaitu terjadi lekukan di bawah kulit tempat suntikan akibat atrofi jaringan lemak. Hal ini diduga disebabkan oleh reaksi imun dan lebih sering terjadi pada wanita muda terutama terjadi di negara yang memakaiinsulintidak begitu murni. Lipohipertrofi yaitu pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat suntikan akibat lipogenikinsulin. Lebih banyak ditemukan di negara yang memakaiinsulinmurni. Regresi terjadi bilainsulintidak lagi disuntikkan di tempat tersebut.

Reaksi alergi lokal terjadi 10x lebih sering daripada reaksi sistemik terutama pada penggunaan sediaan yang kurang murni. Reaksi lokal berupa eritem dan indurasi di tempat suntikan yang terjadi dalam beberpa menit atau jam dan berlagsung.

Selama beberapa hari. Reaksi ini biasanya terjadi beberapa minggu sesudah pengobataninsulindimulai. Inflamasi lokal atau infeksi mudah terjadi bila pembersihan kulit kurang baik, penggunaan antiseptiK yang menimbulkan sensitisasi atau terjadinya suntikan intrakutan, reaksi ini akan hilang secara spontan. Reaksi umum dapat berupa urtikaria, erupsi kulit, angioudem, gangguan gastrointestinal, gangguan pernapasan dan yang sangat jarang ialah hipotensi dan shock yang diakhiri kematian.G. INTERAKSI INSULIN DENGAN OBAT LAINBeberapa hormon melawan efek hipoglikemiainsulinmisalnya hormon pertumbuhan, kortikosteroid, glukokortikoid, tiroid, estrogen, progestin, dan glukagon. Adrenalin menghambat sekresiinsulindan merangsang glikogenolisis. Peningkatan hormon-hormon ini perlu diperhitungkan dalam pengobataninsulin.

Guanetidin menurunkan gula darah dan dosisinsulinperlu disesuaikan bila obat ini ditambahkan / dihilangkan dalam pengobatan. Beberapa antibiotik (misalnya kloramfenikol, tetrasiklin), salisilat dan fenilbutason meningkatkan kadarinsulindalam plasma dan mungkin memperlihatkan efek hipoglikemik.

Hipoglikemia cenderung terjadi pada penderita yang mendapat penghambat adrenoseptor , obat ini juga mengaburkan takikardi akibat hipoglikemia. Potensiasi efek hipoglikemikinsulinterjadi dengan penghambat MAO, steroid anabolik dan fenfluramin.

Daftar Pustaka Smeltzer dan Bare, 2002. Keperawatan Medikal Bedah Ed.8 Vol.2. EGC : Jakarta www.academia.edu/4826558/makalah_diabetes_mellitus