Terapi Bipolar

download Terapi Bipolar

of 4

description

terapi bipolar episode dpresif

Transcript of Terapi Bipolar

1. Terapia) Terapi Farmakologi8Pengobatan yang tepat tergantung pada stadium gangguan bipolar yang dialami penderita. Pilihan obat tergantung pada gejala yang tampak, seperti gejala psikotik, agitasi, agresi, dan gangguan tidur. Antipsikosis atipikal semakin sering digunakan untuk episode manik akut dan sebagai mood stabilizer.Antidepresan dan ECT juga dapat digunakan untuk episode depresi akut (contoh, depresi berat). Selanjutnya, terapi pemeliharaan/maintenance dan pencegahan juga harus diberikan.Pengalaman klinis menunjukkan bahwa jika diterapi dengan obat mood stabilizer, penderita gangguan bipolar akan mengalami lebih sedikit periode manik dan depresi. Obat ini bekerja dengan caramenstabilkan mood penderita (sesuai namanya), juga dapat menstabilakn manik dan depresi yang ekstrim. Antipsikosis atipikalseperti ziprasidone, quetiapine, risperidone, aripiprazole dan olanzapine, kini juga sering digunakan untuk menstabilkan manik akut, bahkan untuk menstabilkan mood pada depresi bipolar.

AntidepresanAntidepresan efektif untuk mengobati GB, episode depresi.Penggunaannya harus dalam jangka pendek.Penggunaan jangka panjang berpotensi meginduksi hipomania atau mania.Untuk menghindari terjadinya hipomania dan mania, antidepresan hendaklah dikombinasi dengan stabilisator mood atau dengan antipsikotika atipik6.Obat anti depresi digolongkan dalam :1. Obat anti depresi trisiklik = Amitriptylin, Imipramine, Clomipramine, Tianeptin.2. Obat anti depresi tetrasiklik = Maprotilin, Mianserin, Amoxapine.3. Obat anti depresi MAOI-reversible = Moclobemide4. Obat anti depresi SSRI ( Selective Serotonin Reuptake Inhibitors ) = Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Duloxetine, Citalopram.5. Obat anti depresiAtypical = Trazodone, Mirtazapine, Venlafaxine

Mekanisme dari obat anti depresi pada dasarnya adalah untuk menghambat reuptake aminergic neurotransmitter dan menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oxidase.Sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin7.

Pemilihan obat anti depresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek samping dan penyesuaian efek samping terhadap kondisi pasien. Urutan pemilihan obat anti depresi :

Step 1 = Golongan SSRIStep 2 = Golongan TrisiklikStep 3 = Golongan tetrasiklik,Atypical, MAOI reversible.Pertimbangkan juga bahwa pergantian SSRI ke MAOI atau sebaliknya membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk wash out period guna mencegah timbulnya serotonin malignant syndrome. Yaitu suatu gejala yang timbul akibat dari interaksi obat SSRI+MAOI dengan gejala : gastrointestinal distress ( mual,muntah,diare), agitasi (mudah marah, ganas), gelisah, gerakan kedutan otot,dll.Pengaturan dosis perlu pertimbangan : Onset efek primer: Sekitar 2-4 minggu Onset efek sekunder: Sekitar 12-24 jam Waktu paruh: 12-48 jam (pemberian 1-2x perhari)Proses dalam pengaturan dosis :1. Test dosis, untuk mencapai dosis anjuran selama 1 minggu2. Optimal dosis, mulai dari dosis anjuran sampai dosis efektif3. Dosis yang stabil, dosis optimal yang dipertahankan 2-3 bulan.4. Dosis maintenance, selama 3-6 bulan. Dosis pemeliharaan biasanya dosis optimal.5. Penurunan dosis,selama 1 bulan. Kebalikan dari test dosis.Dengan demikian obat anti depresi dapat diberhentikan total. Apabila sindrom depresi kambuh lagi, maka proses dimulai dari awal dan seterusnya.Untuk Depresi obat yang sebaiknya digunakan dari golongan SSRI:7Setraline tab 50 mg dosis anjuran 50-100 mg/hari

b) Terapi Non FarmakologiKonsultasiSuatu konsultasi dengan seorang psikiater atau psikofarmakologis selalu sesuai bila penderita tidak menunjukkan respon terhadap terapi konvensional dan medikasi7.AktivitasPenderita dengan fase depresi harus didukung untuk melakukan olahraga/aktivitas fisik. Jadwal aktivitas fisik yang reguler harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwal yang reguler meupakan kunci untuk bertahan dari penyakit ini. Namun, bila aktivitas fisik ini berlebihan dengan peningkatan respirasi dapat meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkan toksisitas litium7.EdukasiTerapi pada penderita gangguan bipolar melibatkan edukasi awal dan lanjutan. Tujuan edukasi harus diarahkan tidak hanya langsung pada penderita, namun juga melalui keluarga dan sistem disekitarnya. Fakta menunjukkan edukasitidak hanya meningkatkan ketahanan dan pengetahuan mereka tentang penyakit, namun juga kualitas hidupnya. Penjelasan biologis tentang penyakit harus jelas dan benar. Hal ini mengurangi perasaan bersalah dan mempromosikan pengobatan yang adekuat. Memberi informasi tentang bagaimana cara memonitor penyakit terutama tanda awal, pemunculan kembali, dan gejala. Pengenalan terhadap adanya perubahan memudahkan langkah-langkah pencegahan yang baik. Membantu penderita mengidentifikasi dan mengatasi stressor di dalam kehidupannya. Informasi tentang kemungkinan kekambuhan penyakitnya.